18
2 Perencanaan kegiatan pembelajaran dan tugas-tugasnya harus dilakukan berdasarkan kemampuan dan karakteristik awal siswa dan
mahasiswa. 3 Guru dan dosen, dalam rangka penerapan belajar mandiri, perlu
memperkaya dirinya terus-menerus dengan pengetahuan dan keterampilan yang belum dimiliki dan dikuasainya dan juga
pengetahuan dan keterampilan yang baru dalam bidang ilmunya.
4 Selain keterampilan guru dan dosen dalam hal penguasaan ilmu dan perencanaan pembelajaran, belajar mandiri juga menuntut adanya
sarana dan sumber belajar yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, studio dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong dari dalam diri
sendiri untuk mengembangkan diri guna mencapai tujuan belajar. Dosenlah yang menciptakan belajar aktif dalam proses belajar mengajar
di perkuliahan dengan tujuan menimbulkan kemandirian belajar dalam diri mahasiswa.
Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo 2005: 50 mendefinisikan “Kemandirian Belajar adalah aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri pilihan sendiri, dan tanggung
jawab sendiri dari pembelajar”. Berdasarkan pengertain di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu sikap yang
berasal dari dalam diri individu untuk belajar mandiri karena adanya dorongan untuk menguasai suatu kompetensi yang diharapkan.
b. Konsep Kemandirian Belajar
Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo 2005: 50 konsep kemandirian belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar
hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai ketrampilan,
19
pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil
belajar tersebut. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ada beberapa alasan yang memperkuat konsep kemandirian dalam belajar
menurut Conny Semiawan dalam Umar Tirtarahardja dan La Sulo 2005: 50, yaitu:
1 Perkembangan IPTEK berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik khususnya guru mengajarkan semua
konsep dan fakta kepada peserta didik. 2 Penemuan IPTEK tidak mutlak benar 100, sifatnya relatif. Suatu
teori mungkin bertolak dan gugur setelah ditemukan data baru yang sanggup membuktikan kekeliruan teori tersebut.
3 Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep dan abstrak jika disertai contoh-contoh
konkrit dan wajar sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekan sendiri.
4 Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai-nilai
ke dalam peserta didik. Kemandirian belajar membuka kemungkinan terhadap lainnya calon-calon insan pemikir yang manusiawi serta
menyatu dalam pribadi yang serasi dan berimbang.
5 Jadi konsep dasar kemandirian dalam belajar sebagaimana dikemukakan
di atas
membawa implikasi
kepada konsep
pembelajaran peranan pendidikan khususnya guru dan peranan peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa alasan yang menyatakan bahwa konsep kemandirian dalam
belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai
kepada perolehan
hasil belajar,
mulai ketrampilan,
pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil
belajar tersebut. Konsep dasar kemandirian dalam belajar sebagaimana
20
dikemukakan di atas membawa implikasi kepada konsep pembelajaran peranan pendidikan khususnya guru dan peranan peserta didik.
c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar