26 3.
Penelitian oleh Fifi Yuniarti tahun 2013 mengenai upaya meningkatkan keaktifan  dan  prestasi  belajar  siswa  kelas  VII  pada  konsep  himpunan
menggunakan  pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME  di SMP  Negeri  4  Kalasan  Sleman  Yogyakarta.  Hasil  penelitian
menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran
matematika menggunakan  pendekatan  RME  dapat  meningkatkan  keaktifan  siswa
dilihat  dari  persentase  hasil  observasi  keaktifan  siswa  meingkat  dari skilus  I  59,88  ke  siklus  II  78,32.  Sedangkan  berdasarkan  angket
keaktifan siswa meningkat dari siklus I 70,20 ke siklus II 74,24.
J. Kerangka Berpikir
Kemampuan  pemecahan  masalah  menjadi  hal  penting  di  abad  21. Oleh karena itu, pembelajaran matematika sebaiknya bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan pemecahan masalah. Salah satu  pembelajaran  yang dapat  mendukung  siswa  agar  dapat  memiliki  kemampuan  pemecahan
masalah  adalah  pembelajaran  bermakna.  Melalui  pembelajaran  bermakna siswa  dapat  mengetahui  penerapan  dari  konsep-konsep  matematika  yang
telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran  dengan  pendekatan  ekspositori  adalah  salah  satu
pembelajaran  yang  membantu  menciptakan  pembelajaran  bermakna  bagi siswa. Guru menyampaikan bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan atau
ceramah.  Cara  yang  demikian  menuntut  siswa  untuk  berpikir  pada  tahap operasional. Padahal, siswa kelas VII masih memerlukan suatu yang dapat
27 menjembatani siswa untuk berpikir dari tahap operasi konkret menuju tahap
operasi formal. Pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME  adalah  suatu
pendekatan pembelajaran yang menjembatani siswa untuk belajar dari tahap operasi  konkret  menuju  tahap  operasi  formal.  Terdapat  lima  karakteristik
dalam  menyusun  bahan  ajar  berbasis  RME  yaitu,  penggunaan  konteks sebagai  titik  awal  pembelajaran,  pengembangan  model  matematika  oleh
siswa,  interaktivitas,  dan  keterkaitan.  Penggunaan  konteks  pada  awal pembelajaran  dapat  membuat  pembelajaran  lebih  bermakna  bagi  siswa.
Selain  itu,  Hadi  Sugiman  dan  Yahya  S.K,  2010:  43  menyatakan  bahwa pengembangan  model  matematika  dalam  pendekatan  RME  terkait  erat
dengan prosedur penyelesaian soal yang berbentuk pemecahan masalah. Selain  itu,  modal  utama  pemecahan  masalah  adalah  ketika  siswa
berada dalam kelompok Erman Suherman, 2001: 87. Ketika berada dalam kelompok, ketertarikan siswa akan meningkat untuk menghadapi tantangan
dan  tumbuh  kemauan  untuk  menyelesaikan  masalah.  Pembelajaran kooperatif  tipe  Teams  Games  Tournament  TGT  adalah  salah  satu
pembelajaran yang menuntut siswa untuk berdiskusi dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa.
Sementara  itu  pembelajaran  dikatakan  efektif  apabila  tujuan pembelajaran  yang  direncanakan  sebelumnya  dapat  tercapai,  sedangkan
partisipasi  adalah  salah  satu  faktor  penting  dalam  mencapai  tujuan pembelajaran. Dengan demikian melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT
28 siswa dapat aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Selain itu, siswa
juga dapat memberi tanggapan terhadap pendapat temannya lalu bertanya kepada teman ataupun guru jika ada materi yang belum dipahami. Dengan
adanya  turnamen  pada  langkah  pembelajaran  TGT,  masing-masing  siswa bertanggung  jawab  dengan  kemenangan  kelompoknya.  Hal  ini  akan
memotivasi  siswa untuk  belajar lebih  baik  karena harus mempertahankan timnya, sehingga masing-masing memiliki partisipasi untuk kelompoknya.
Selain  itu,  interaktivitas  pada  pendekatan  RME  juga  menjadi  faktor  yang dapat  menigkatkan  partisipasi  siswa  dalam  pembelajaran,  karena  pada
interaktivitas terjadi interaksi baik antara guru dengan siswa  maupun siswa dengan siswa.
Pembelajaran  kooperatif  tipe  Teams  Games  Tournament  TGT dipadukan  dengan  pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME
diperkirakan lebih efektif jika ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan  partisipasi  dibandingkan  dengan  pendekatan  ekspositori.  Melalui
diskusi  kelompok  siswa  yang  berkemampuan  tinggi  dapat  membantu
temannya yang kurang mampu dalam memahami suatu konsep.
29
Gambar 2 Perbandingan Pembelajaran RME dalam Setting TGT dengan Pembelajaran Ekspositori terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Partisipasi Siswa K.
Hipotesis
1. Pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME  dalam  setting
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT efektif ditinjau  dari  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  SMP  N  2
Yogyakarta kelas VII. 2.
Pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME  dalam  setting pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT efektif
ditinjau dari partisipasi siswa SMP N 2 Yogyakarta kelas VII.
Pendekatan Espositori
Guru memberikan informasi secara
langsung Siswa diberi
kesempatan bertanya
Siswa membuat catatan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan
Pendekatan RME
 Penggunaan konteks
 Penggunaan model oleh
siswa 
Siswa mengkonstruksi 
Interaktivitas 
Keterkaitan
TGT 
Belajar secara kooperatif
 Masing-masing siswa
memiliki tanggung jawab dalam games dan
tournament
 Siswa berdiskusi dalam
kelompok 
 2
Kemampuan Pemecahan
Masalah
Partisipasi Siswa
30 3.
Pembelajaran  matematika  dengan  pembelajaran  ekspositori  efektif ditinjau  dari  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  SMP  N  2
Yogyakarta kelas VII. 4.
Pembelajaran  matematika  dengan  pembelajaran  ekspositori  efektif ditinjau dari partisipasi siswa SMP N 2 Yogyakarta kelas VII.
5. Pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME  dalam  setting
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT lebih efektif  dibandingkan  dengan  pembelajaran  ekspositori  ditinjau  dari
kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  SMP  N  2  Yogyakarta  kelas VII.
6. Pendekatan  Realistic  Mathematics  Education  RME  dalam  setting
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT lebih efektif  dibandingkan  dengan  pembelajaran  ekspositori  ditinjau  dari
partisipasi siswa SMP N 2 Yogyakarta kelas VII.
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian