C-Reaktif Protein dan Prokalsitonin Sebagai Penanda Sepsis dan Disfungsi

32 Secara tradisional, infeksi berat dapat dikenali dari beberapa tanda klinis seperti hipertermia atau hipotermia, takikardi, takipnu, hipotensi, ditambah beberapa data laboratorium rutin seperti hitung leukosit, kadar C- Reaktif Protein. Namun demikian, tidak jarang ditemukan hasil laboratorium rutin dalam rentang normal. Parameter lain yang digunakan antara lain sitokin pro inflamasi seperti TNF α, IL-1 dan IL-6. Sayangnya kadar sitokin pro inflamasi biasanya hanya meningkat untuk waktu yang relatif singkat. Oleh karena pengukuran klinis dan laboratorium yang kurang sensitif dan spesifik, diperlukan tes yang dapat membedakan antara inflamasi yang disebabkan karena infeksi dan non infeksi. Akhir-akhir ini telah dikembangkan tes baru yang digunakan untuk mendeteksi inflamasi karena infeksi yaitu prokalsitonin PCT Whicher J, 2001.

2. C-Reaktif Protein dan Prokalsitonin Sebagai Penanda Sepsis dan Disfungsi

Multi Organ C-Reaktif Protein CRP merupakan protein pentamer siklik 115 kDa yang terdiri dari 5 protomer.Masing- masing protomer terdiri dari 206 asam amino.Dinamakan CRP karena mempunyai kemampuan untuk mengikat somatik C polisakarida dari Streptococcus pneumonia . Beberapa penelitian mengatakan bahwa pemeriksaan CRP 30 mg l didapati sensitifitas 81, spesifisitas 89, PPV 91 dan NPV 76, commit to user 33 namun peneliti lain mengatakan kadar CRP tidak berbeda bermakna antara sepsis dan SIRS Thompson D, 1999; Yeh ET, 2005. Tabel 2. CRP pada Beberapa Keadaan Tertentu Dikutip dari RuntunuwuAL, Manopo JI, Rampengan NH, Kosim S, 2008.Sari Pediatri 95;319-22 CRP merupakan reaktan fase akut yang akan meningkat jika terjadi proses peradangan atau infeksi bakteri. Infeksi bakteri akan memicu makrofag untuk memproduksi sitokin-sitokin pro inflamasi. Peningkatan kadar sitokin di dalam plasma akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar CRP dalam plasma. Sekresi CRP dimulai dalam 4-6 jam dari adanya rangsangan, dua kali lipat dalam 8 jam dan memuncak pada 36-50 jam Pasceri V, 2000. Prokalsitonin PCT adalah polipeptida yang terdiri dari 116 asam amino dan merupakan prohormon kalsitonin. Kalsitonin terdiri dari 32 asam amino, sedangkan PCT dibentuk oleh pre PCT yang terdiri dari 141 asam amino dengan bobot molekul 16 KDa. Pemecahan terjadi di sel C kelenjar tiroid. Pemeriksaan semi kuantitatif PCT sangat praktis. Peningkatan PCT yang cukup besar terjadi bila terdapat reaksi perpustakaan.uns.ac.id commit to user 34 peradangan sistemik yang disebabkan oleh endotoksin bakteri, eksotoksin dan beberapa jenis sitokin. Beberapa penyakit di luar infeksi yang dapat meningkatkan PCT antara lain malaria, penyakit jamur sistemik, penyakit autoimun bedah jantung, pankreatitis, luka bakar, penyakit kawasaki dan syok kardiogenik. Terjadi peningkatan sedikit kadar PCT pada keadaan infeksi virus, neoplastik dan penyakit autoimun, sedangkan pada penyakit infeksi bakteri kronik tanpa inflamasi, reaksi alergi dan infeksi bakteri yang terlokalisasi tidak didapatkan peningkatan PCT. Konsentrasi normal PCT dalam serum plasma di bawah 0,5 ngml. Pada keadaan inflamasi kronik dan penyakit autoimun, infeksi virus dan infeksi lokal kadar PCT 0,5 ng ml, sedangkan pada keadaan SIRS, multipel trauma dan luka bakar kadar PCT 0,5-2 ng ml dan kadar PCT 2 ng ml merupakan prediktor infeksi berat, sepsis dan kegagalan beberapa organ paling sering 10-100 ng ml Meisner M, 1996. PCT menghambat prostaglandin dan sintesis tromboksan pada limfosit in vitro dan mengurangi hubungan stimulasi LPS terhadap produksi TNF pada kultur whole blood . Menurut Whicher et al, pemberian rekombinan human PCT terhadap sepsis pada tupai menghasilkan peningkatan mortalitas yang berbanding terbalik dengan pemberian netralisasi antibodi. Kemungkinan peran PCT dalam fisiologi sepsis yang didukung oleh untaian sequencing homolog antara PCT dan sitokin seperti TNF, IL- 6 dan granulocyte colony stimulating factor Guntur A, 2006. PCT merupakan penanda diagnostik infeksi bakteri populasi anak. Didasari data yang telah dipublikasikan, terbukti bahwa baik infeksi virus maupun bakteri perpustakaan.uns.ac.id commit to user 35 disertai dengan SIRS berkaitan dengan kadar PCT yang tinggi dibandingkandengan infeksi bakteri dan virus yang bersifat lokal. Nilai 5 ngml pada anak-anak telah dilaporkan untuk mengenali sepsis bakteri yang bernilai peramalan positif dan negatif adalah 100 dan 82 Guntur A, 2006. Kadar PCT dalam darah ≥ 10 ngml selalu berhubungan dengan sepsis berat sepsis yang disertai paling tidak 1 disfungsi organ Trevino S, 2007. Kadar PCT ≥ β0 ngml hampir selalu berhubungan dengan terjadinya syok septik Watson RS, 2003. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 36 Kondisi Penderita Kadar PCT ngml Normal 0,5 Inflamasi kronik dan penyakit 0,5 autoimun Infeksi virus 0,5 Infeksi lokal s.d berat 0,5 SIRS, multiple trauma, luka bakar 0,5-2 Infeksi berat, sepsis, kegagalan 2 beberapa organ multiple organ paling sering 10-100 failure Tabel 3. Daftar Rujukan Kadar PCT pada Beberapa Keadaan Tertentu Dikutip dari Oberhoffer M, Vogelsang H, Russwurm S, Hartung T, Reinhart K, 1999. Outcame Prediction by Traditional and New Markers of Inflamation in Patients with Sepsis. Clin Chem Med 37;363-8

3. Perbandingan Antara C-Reaktif Protein dan Prokalsitinin sebagai