Emulsifier Gliserolisis Metil Laurat Menggunakan Katalis Kalsium Oksida (CaO) Pada Variasi Suhu Dan Pelarut

Tabel 2.4. Ciri-ciri Kalsium Oksida CaO Ciri-ciri Nama Kimia Kalsium Oksida Rumus Kimia CaO Nama Umum Lime, catx, burnt lime, unstaked lime, fluxing lime, caustic lime Densitas gcm 3 3,40 Titik lebur C 2572 Titik didih C 2850 Formasi dari pemanasan kcalmol 151.9 Hidrasi dari pemanasan kcalmol 15,1 Kelarutan dari CaOH 2 g 100g H 2 O 0,219 Temperatur dekomposisi C 547 Aplikasi Pembuatan kaca, Agen pengering, Pupuk, Pemurnian air, Industri kertas dan pulp, Gula dan industri selulosa Boey et al., 2011

2.5. Emulsifier

Emulsi adalah dispersi koloid dimana zat terdispersi dan medium pendispersi merupakan cairan yang tidak saling bercampur. Agar terjadi suatu campuran koloid, maka harus ditambahkan suatu bahan yang disebut zat pengemulsi atau emulgator. Contoh umum dari emulsi adalah susu dan mayonaise. Kedua emulsi ini terdiri dari minyak yang terdispersi dalam fasa air. Pada emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama, yaitu : 1. Bagian zat yang terdispersi, biasanya terdiri dari butir-butir minyak. 2. Medium pendispersi yang dikenal juga sebagai continuos phase, biasanya terdiri dari air. 3. Emulgator yang berfungsi sebagai penstabil koloid, untuk menjaga agar butir-butir minyak tetap terdispersi dalam air. Universitas Sumatera Utara Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk zat pengemulsi diantaranya emulgator, emulsifier, stabilizer atau emulsifying agent. Bahan ini dapat berupa sabun, detergen, protein atau elektrolit Yazid, 2005. Contoh emulsifier yaitu lesitin, propilena glikol, mono- dan digliserida, polisorbat seperti polioksietilena, sorbitan monooleat atau tristearat. Lesitin adalah nama yang sangat umum untuk suatu emulsifier alami dan bahan aktif permukaan surface active agent. Yang mana terjadi secara alami pada semua materi kehidupan, hewan dan tumbuhan, dengan kandungan tertinggi pada kuning telur 8 – 10. Mentega mengandung 0,5-1,2 dan minyak kacang kedelai, yang saat ini merupakan lesitin nabati yang utama dan termurah, menghasilkan 2,5 persen. Sekarang ini lesitin nabati dikenal sebagai zat aditif pada makanan. Pada makanan, digunakan pada coklat, margarin, lemak nabati, serbuk instan untuk minuman dan dipanggang, diindustri juga digunakan pada cat, karet, plastik, dan kosmetik. Struktur lesitin memiliki gugus lipopilik dan hidropilik sehingga dapat digunakan sebagai agen pengemulsi emulsifier dan pembasahan wetting agent Minifie, 1989. Berikut ini adalah contoh emulsifier yang umum digunakan dalam bahan pangan : - Monogliserida dan digliserida , merupakan zat pengemulsi yang umum digunakan. Contohnya, gliserol monolaurat, polietilen monogliserol, gliseril laktil palmitat. - Stearoil lactylat, yang sering dugunakan dalam produk-produk bakery. - Sorbitan ester, pada umumnya digunakan dalam pembuatan kue, pelindung buah dan sayuran segar. - Poligliserol ester, yang digunakan dalam pangan yang diaerasi mengandung lemak. - Ester-ester sukrosa, penggunaanya dalam pangan umumnya pada pembuatan roti dan produk olahan susu. - Lesitin, paling banya diperoleh dari kacang kedeli dan kuning telur. Yang biasanya digunakan untuk emulsifier pada margarin, roti, kue O’Brein, 1998 Universitas Sumatera Utara Budi suarti 2008, mengatakan asam lemak sangat cocok untuk produk emulsifier karena struktur molekulnya spesifik. Asam lemak yang ada di pasaran kebanyakan merupakan hidrokarbon berantai lurus dengan jumlah atom karbon antara 12 sampai 18 C 12 hingga C 18 dan diakhiri oleh gugus karboksil yang reaktif. Bagian ekor hidrokarbon akan memiliki afinitas terhadap lemak, alifatik hidrokarbon dan senyawa rantai panjang lainnya, sedangkan bagian lainnya yaitu gugus hidroksi akan memiliki daya tarik terhadap air. Kegunaan dari mengemulsikan suatu zat cair adalah sebagai berikut : - Untuk mengencerkan, suatu zat tidak larut dalam air dapat diemulsikan dalam air dengan penambahan air atau pengenceran sehingga viskositasnya berkurang. Beberapa jenis obat dapat diencerkan dengan membentuk emulsi. - Memperbesar luas permukaan, dengan mengemulsikan suatu zat, maka luas permukaan suatu partikel koloid menjadi bertambah. Contoh emulsi cat dan insektisida akan memudahkan pelapisan dan penyemprotan. Pada emulsi bahan kecantikan, memudahkan penetrasi kulit. - Mengubah sifat, suatu zat yang diemulsikan dapat berubah sifatnya. Emulsi minyak ikan menjadi kurang rasa amisnya. Bahan makanan menjadi lebih mudah di cerna dan rasanya berubah, seperti mayonaise dan susu Yazid, 2005.

2.6. Kromatografi