45
b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan
teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku-buku referensi baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-
buku umum, jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
dalam penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
A. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
B. Studi Dokumentasi Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh
dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita
wirausaha.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa
nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Skala
46
pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan
konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Realibitas
menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya Situmorang dan Lutfi, 2011:76. Uji validitas dan Realibilitas akan dilakukan pada 30 responden yang
terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang ada di kawasan Kecamatan Medan Johor dan Medan Tuntungan Kota Medan yang
karakteristiknya sama dengan responden, namun merupakan diluar responden.
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti 2011:76, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji
validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut dengan r
hitung
pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai r
tabel
. Sunyoto 2009: 72 menyatakan sebagai berikut: 1. Jika r
hitung
positif dan r
hitung
≥ r
tabel ,
maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan
jika r
hitung
negatif atau r
hitung
≤ r
tabel
, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.
1. r
hitung
dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.
47
2. Nilai r
tabel
dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10 adalah 0,361.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti 2011:79, Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila
suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil
yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat
konsisten dari waktu ke waktu. Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali
saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto 2009: 68 suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha 0,60.
3.10 Teknik Analisis Data. 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat
48
memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
3.10.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan
asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :
3.10.2.1Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikutimendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak
berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression
Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10 maka nilai Asymp. Sig 2-tailed di atas
nilai signifikan 10 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang dan Lufti, 2011:107. Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig
signifikansi 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig signifikansi 0,01.
3.10.2.2Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui
ada tidaknyagejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence
49
dan VIF Varians Inflation Factors melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah :
Melihat nilai Tolerance - Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1.
- Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.
Melihat nilai VIF Variance Inflation Factor - Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.
- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.
3.10.2.3 Uji Heteroskedostisitas
Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi
heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dimana
dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan
Situmoran dan Lufti, 2011:119 : - Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi 0,05.
- Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih 0,05
50
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas entrepreneurial networking
dan lingkungan bisnis eksternal terhadap variabel terikat kinerja usaha UMKM. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS
17.0for windows. Menurut Sugiyono 2003:204 model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :
Y =
a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Keterangan: Y
= Kinerja Usaha UMKM
a =
Konstanta X
1
= Entrepreneurial Networking
X
2
= Lingkungan Bisnis Eksternal
b
1
= Koefisien Entrepreneurial Networking
b
2
= Koefisien Lingkungan Bisnis Eksternal
e =
Standard error
3.10.3.1 Koefisien Determinasi R
2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien determinasi R
2
adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. Koefisien determinan R
2
berkisar antara 0 nol sampai dengan 1 satu, 0R
2
1. Hal ini berati R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan penfaruh variabel bebas entrepreneurial networking X1dan lingkungan bisnis
eksternal X2 adalah besar terhadap kinerja usaha UMKM Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang
51
diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R
2
semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas X1, X2 adalah besar
terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.
3.10.3.2Uji Signifikan Simultan Uji-F
Untuk menguji pengaruh variabel independen Entrepreneurial Networking X1, Lingkungan Bisnis Eksternal X2 secara simultan bersama-sama terhadap
variabel dependen Kinerja Usaha UMKM Y digunakan uji statistik F Uji-F dimana sebagai indikator adalah nilai F
hitung
dibandingkan dengan nilai F
tabel
. Hipotesis awal didefinisikan sbb:
Ho = Tidak terdapat pengaruh antara Entreprenuerial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal secara simultan atau serempak
dalam Kinerja Usaha UMKM ; Ha = Terdapat pengaruh antara Entrepreneurial Networking dan
Lingkungan Bisnis secara simultan atau serempak dalam Kinerja Usaha UMKM.
Setelah dilakukan Uji F jika : Nilai F
hitung
nilai F
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika Nilai F
hitung
nilai F
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
52
dimana F
tabel
yang digunakan pada uji F ini adalah F
tabel
pada tingkat interval kepercayaan confidence interval 90 atau alpha = 0,01, yakni sebesar
= 2,96. Sujarweni, 2014: 245
3.10.3.3 Uji Signifikan Parsial Uji t
Untuk menguji pengaruh variabel Entrepreneurial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal secara parsial dalam Kinerja Usaha UMKM, digunakan uji
statistik t t test dimana nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Jika t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai t
tabel
yang digunakan adalah nilai dengan tingkat kepercayaan 90 atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai t
tabel
= 1,697.
1. Tidak terdapat pengaruh antara Entreprenuerial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal secara simultan atau serempak dalam
Kinerja Usaha UMKM ; 2. Terdapat pengaruh antara Entrepreneurial Networking dan
Lingkungan Bisnis secara simultan atau serempak dalam Kinerja Usaha UMKM.
Ha = Variabel bebas yang terdiri dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal secara serentak terdapat pengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinera usaha UMKM.
53
Ho = Variabel bebas yang terdiri dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal secara serentak tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel terikat kedua yaitu minat beli.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum Kecamatan Medan Area dan Medan Baru
Kota Medanadalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga
di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya
[4][5][6]
Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat. Perkembangan Kota Medan tidak
terlpesa dari dimensi historis , ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar. Realitasnya Kota
Medan kini berfungsi : 1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilankonsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan
berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara. 2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat
Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan
swasta, khususnya pusat perdagangan.
54
3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional dan internasional.
4. Sebagai pintu gerbang regional dan internasional serta kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian barat.
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°
30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5
meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu dari 21 kecamatan di kotaMedan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Area
berbatasan dengan Medan Kota di sebelah barat, Medan Denai di timur, Medan Kota di selatan, dan Medan Perjuangan dan Medan Tembung di utara. Pada tahun
2006, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 107.558 jiwa. Luasnya adalah 9,05 km² dan kepadatan penduduknya adalah 20.005,80 jiwakm².
Kecamatan Medan Baru berbatasan dengan Medan Sunggal dan Medan Selayang di sebelah barat, Medan Polonia di timur, Medan Johor di selatan, dan Medan
Petisah di utara. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 43.415 jiwa. Luasnya adalah 5,84 km² dan kepadatan penduduknya adalah
7.434,08 jiwakm²http:id.wikipedia.org.
55
Di Kecamatan Medan Area dan Medan Baru banyak terdapat berbagai jenis usaha, salah satunya merupakan usaha yang berskala UMKM di bidang kuliner
yang terdapat di pinggi jalan maupung di dalam gang- gang yang terdapat di sepanjang jalan Kecamatan Medan Area dan Medan Baru. Apalagi di dua
kecamatan tersebut terdapat beberapa universitas ternama di Kota Medan.
Di Kecamatan Medan Baru terdapat dua universitas yang ternama yaitu Universitas Dharma Agung dan Universitas Sumatera Utara, ini belum termasuk
kampus-kampus kecil yang ada di Kecamatan Medan Baru. Sedangkan di Kecamatan Medan Area terdapat beberapa universitas di sekitarnya, yaitu STMIK
Harapan, ITM, kampus dua UMSU, dan ini belum termasuk sekolah-sekolah yang banyak terdapat di kecamatan tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan
banyaknya usaha yang berskala UMKM di bidan kuliner terdapat di dua kecamatan tersebut. Hampir di sepanjang jalan di dua kecamatan tersebut terdapat
usaha-usaha UMKM di bidang kuliner baik yang PKL maupun yang sudah memiliki bangunan sendiri.
4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas