34
Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Seri 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0µgml
LarutanStandar Magnesium
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r kalsium sebesar 0,9997, kalium
sebesar 0,9999, dan magnesium sebesar 0,9998. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan
adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasi dan Y Absorbansi Ermer dan McB. Miller, 2005. Data hasil pengukuran
absorbansi larutan standar kalsium, kalium, dan magnesium dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 8-10, halaman 52-57.
4.3.2 Analisis Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium dalam Sampel
Penentuan kadar kalsium, kalium, dan magnesium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom dimana sampel terlebih dulu didestruksi kering
dengan HNO
3
kemudian dilarutkan dan diukur pada spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi mineral kalsium, kalium, dan magnesiumdalam sampel
ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang dimasukkan ke dalam persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan standar masing-masingmineral. Data dan
contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11-13, halaman 58-62.
Universitas Sumatera Utara
35 Hasil analisis kuantitatif kadar kalsium, kalium, dan magnesium dalam
sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kuantitatif Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium
dalam Sampel No
Sampel Kadar Kalsium
mg100 g Kadar Kalium
mg100 g Kadar Magnesium
mg100 g 1.
Daun Kelor Segar
873,4579 ± 2,2950 606,1327 ± 13,9095
117,7626 ± 0,9899 2.
Daun Kelor Rebus
731,3755 ± 3,2586 81,1258 ± 0,5593
35,1865 ± 0,1608 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa kadar kalsium,
kalium, dan magnesium pada daun kelor yang direbus lebih rendah dibandingkan pada daun kelor segar di mana terjadi penurunan sebesar 16,27 untuk kalsium,
86,62 untuk kalium, dan 70,12 untuk magnesium. Hal ini dapat disebabkan kalsium, kalium, dan magnesium membentuk garam-garam dengan oksalat yang
terdapat dalam tumbuhan yang bersifat larut maupun tidak larut. Garam yang larut dapat terbentuk ketika kalium, natrium, dan magnesium berikatan dengan oksalat
di mana kelarutan magnesium oksalat lebih rendah dibandingkan garam kalium dan natrium. Sedangkan garam yang tidak larut dihasilkan ketika kalsium dan besi
berikatan dengan oksalat. Dengan adanya pemasakan seperti perebusan dapat mengurangi kandungan garam oksalat yang sifatnya larut Poeydomenge dan
Savage, 2007. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 14-16,halaman 63-75. Data yang didapat kemudian digunakan untuk menghitung uji beda nilai
rata-rata kadar kalsium, kalium, dan magnesium antar sampel daun kelor segar dan daun kelor rebus. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 17 -19, halaman
Universitas Sumatera Utara
36 76-81. Hasil uji beda nilai rata-rata kadar kalsium, kalium, dan magnesium antar
sampel dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Nilai Rata-rata Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium
No Kadar
Sampel t hitung
t tabel Hasil
1. Kalsium
Daun Kelor Segar 143,7354
3,1693 Beda
Daun Kelor Rebus 2.
Kalium Daun Kelor Segar
152,0657 3,1693
Beda Daun Kelor Rebus
3. Magnesium
Daun Kelor Segar 302,0340
3,2498 Beda
Daun Kelor Rebus Berdasarkan pada Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa kadar kalsium,
kalium, dan magnesium yang terdapat dalam daun kelor segar dan direbus mempunyai perbedaan yang signifikan.
4.3.3 Uji Perolehan Kembali Recovery