Faktor Evaluasi Total Total Rangking

19,2, Brastagi Mall dengan nilai bobot 0,168 atau 16,8, Metro Medan Plaza dengan nilai bobot 0,159 atau 15,9 dan pilihan Macan Yaohan dengan nilai bobot 0,065 atau 6,5.

4.8 Perhitungan Total RangkingPrioritas Global

4.8.1 Faktor Evaluasi Total

Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap ke 6 keriteria yakni harga Ha, lokasi Lok, pelayanan Pel, kelengkapan produk Kel , kenyamanan Ken dan promosi Pro, maka diperoleh tabel hubungan anatara keriteria dengan 5 alternatif pasar modern Ramayana Pringgan RP, Metro Medan Plaza MMP, Macan Yaohan MY, Brastagi Mall BM dan Carrefour Plaza Medan Fair CPM seperti pada tabel 4.8.1 Tabel 4.8.1 Matriks Hubungan antara Keriteria dengan Alternatif Keriteria Alternatif Ha Lok Pel Kel Ken Pro RP 0,200 0,133 0,250 0,086 0,144 0,415 MMP 0,183 0,295 0,097 0,140 0,089 0,159 MY 0,062 0,049 0,092 0,054 0,060 0,065 BM 0,086 0,079 0,180 0,203 0,221 0,168 CPM 0,469 0,444 0,381 0,517 0,486 0,192 Tabel 4.8.1 merupakan matriks hubungan anatara keriteria dengan alternatif. Elemen- elemen pada matriks merupakan vector eigen atau bobot pada setiap alternatif berdasakan masing-masing keriteria. Universitas Sumatera Utara

4.8.2 Total Rangking

Perhitungan untuk Semua keriteria memperlihatkan bahwa keriteria atau variabel yang mendominasi adalah keriteria harga dengan nilai bobot 0,356 atau 35,6. Hasil rangking dan nilai bobotnya seperti pada tabel 4.8.2 Tabel 4.8.2 Rangking untuk Semua Keriteria Keriteria Nilai Bobot Harga 0,356 atau 35,6 Kelengkapan Produk 0,265 atau 26,5 Lokasi 0,165 atau 16,5 Promosi 0,088 atau 8,8 Kenyamanan 0,087 atau 8,7 Pelayanan 0,038 atau 3,8 Tabel 4.8.2 memperlihatkan bahwa Mahasiswa MIPA USU belanja kepasar modern lebih mempertimbangkan keriteria harga daripada keriteria kelengkapan produk, keriteria lokasi, keriteria promosi, keriteria kenyamanan dan keriteria pelayanan. Keriteria harga dan promosi hampir sama dalam mempengaruhi jumlah biaya ketika berbelanja tetapi dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Mahasiswa MIPA USU menilai kedua keriteria ini cukup berbeda, kemungkinan pertimbangan belanja di pasar modern adalah menilai harga semua produk dan bukan sebagian atau beberapa produk dan selanjutnya mencari total rangking masing-masing pasar modern adalah dengan cara mengalikan faktor bobot masing-masing alternatif untuk semua keriteria dengan faktor bobot keriteria. ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 0,200 0,133 0,250 0,086 0,144 0,415 ,183 0,295 0,097 0,140 0,089 0,159 ,062 0,049 0,092 0,054 0,060 0,065 ,086 0,079 0,180 0,203 0,221 0,168 ,469 0,444 0,381 0,517 0,486 0,192 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ x ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 0,356 0,165 0,038 0,265 0,087 0,088 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 0,175 0,177 0,059 0,138 0,451 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ Universitas Sumatera Utara Perhitungan matriks prioritas global tersebut maka setiap alternatif memperoleh total bobot sebagai berikut : Carrefour Plaza Medan Fair = 0,451 atau 45,1 Metro Medan Plaza = 0,177 atau 17,7 Ramayana Pringgan = 0,175 atau 17,5 Brastagi Mall = 0,138 atau 13,8 Macan Yaohan = 0,059 atau 5,9 Hasil perhitungan dengan metode AHP untuk penentuan variabel dominan yang mempengaruhi minat belanja di pasar modern diperoleh nilai bobot untuk setiap pasar modern sebagai alternatif. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan pasar modern Carrefour Plaza Medan Fair CPM sebagai pilihan utama dari alternatif lain dengan nilai bobot dari total rangking yaitu 0,451 atau 45,1, nilai bobot 45,1 ini memang meyakinkan yang dikarenakan Carrefour Plaza Medan Fair CPM mendominasi 5 dari 6 keriteria yaitu keriteria harga Ha dengan nilai bobot 0,469 atau 46,9, keriteria lokasi Lok dengan nilai bobot 0,444 atau 44,4, keriteria pelayanan Pel dengan niali bobot 0,381 atau 38,1, keriteria kelengkapan produk Kel dengan nilai bobot 0,517 atau 51,7 dan keriteria kenyamanan Ken dengan nilai bobot 0.486 atau 48,6 sedangkan untuk keriteria promosi Pro pasar modern Carrefour Plaza Medan Fair CPM tidak mendominasi tetapi memiliki nilai bobot 0,192 atau 19,2 yaitu peringkat kedua setelah Ramayana Pringgan RP dengan nilai bobot 0,415 atau 41,5 sedangkan untuk pasar modern yang terkecil nilai bobotnya adalah pasar modern Macan Yaohan MY yaitu 0,059 atau 5,9 yang dikarenakan untuk disemua keriteria, pasar modern Macan Yaohan MY memperoleh nilai bobot paling kecil diantara pasar modern lainnya untuk keriteria harga Ha hanya dengan nilai bobot 0,062 atau 6,2, keriteria lokasi Lok hanya dengan nilai bobot 0,49 atau 4,9, keriteria pelayanan Pel dengan niali bobot 0,92 atau 9,2, keriteria kelengkapan produk Kel hanya dengan nilai bobot 0,054 atau 5,4, keriteria kenyamanan Ken hanya dengan nilai bobot 0.060 atau 6 dan keriteria promosi Pro hanya memperoleh nilai bobot 0,065 atau 6,5. Hasil perhitungan untuk semua keriteria Nilai bobot hasil perhitungan dalam penelitian Universitas Sumatera Utara yang menggunakan metode AHP ini dipengaruhi oleh data awal yaitu penilaian responden terhadap perbandingan berpasangan baik antar keriteria maupun antar alternatif. Keunggulan metode AHP dalam penetuan variabel dominan yang mempengaruhi minat belanja dipasar modern ini adalah bahwa hasil akhir dari perhitungan dapat dipilih sebagai strategi yang baik untuk pasar tradisional atau pasar modern merebut hati konsumen atau pelanggan dalam pemenuhan berbagai kebutuhan. Dalam hal ini, metode AHP sebagai metode pengambilan keputusan yang dapat memberikan nilai perbandingan untuk keriteria dan alternatif dengan baik. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pembatasan keriteria yang mempengaruhi minat belanja di pasar modern kota Medan . Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria berpengaruh secara umum terhadap semua alternatif. Perhitungan metode AHP dalam penelitian adalah perhitungan manual dengan bantuan Microsoft excel sehingga berpengaruh terhadap akurasi hasil perhitungan. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan