Analisis kesalahan siswa kelas VII E Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk materi aritmetika sosial tahun ajran 2016 2017

(1)

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII E

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA UNTUK MATERI ARITMETIKA SOSIAL

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh Emiliana NIM: 131414026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto:

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."

(Ulangan 31:6)

Skripsi ini saya persembahan untuk Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Kedua orang tua dan adik saya satu-satunya, keluarga dan sahabat, teman-teman, dan almamater tercinta yaitu Universitas Sanata Dharma.


(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

Emiliana. 131414026. 2017. “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII E Sekolah

Menengah Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk Materi Aritmetika Sosial Tahun Ajaran 2016/2017.”

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk: 1) mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial; 2) mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan untuk materi aritmetika sosial; 3) mendeskripsikan rancangan program remidi yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kesalahan yang dibuat siswa untuk materi aritmetika sosial.

Subjek penelitian ini adalah 44 siswa kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan), tes, dan wawancara. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar tes tertulis, dan pedoman wawancara. Analisis data dalam penelitian ini secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori analisis kesalahan menurut teori Newman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu: (a) kesalahan membaca sebesar 7,14%, (b) kesalahan memahami soal sebesar 17,14%, (c) kesalahan mentransformasi sebesar 32,14%, (d) kesalahan keterampilan proses sebesar 38,57%, (e) kesalahan menuliskan jawaban sebesar 5%, (f) kesalahan kecerobohan sebesar 41,02%.

Faktor penyebab kesalahan antara lain: (a) siswa lupa definisi bruto, netto, dan tara, (b) siswa kurang memahami isi soal terkait dengan biaya operasional dan kurang memahami soal terdapat diskon sekaligus pajak, (c) siswa terbiasa setelah menggunakan operasi perkalian lalu operasi pengurangan, (d) siswa kurang memahami konsep pembulatan dalam matematika, bruto, netto, tara, dan pajak, (e) siswa tidak tahu dan lupa rumus (f) siswa lupa satuan netto, (g) siswa terburu-buru mengerjakan soal, (h) siswa tidak tahu mana yang terlebih dahulu harus dikerjakan, (i) siswa tidak teliti dan tidak fokus membaca soal dan mengerjakan soal, (j) siswa tidak teliti dalam perhitungan, dan (k) siswa tidak mengoreksi kembali jawaban, dan terburu-buru ingin cepat selesai.

Rancangan program remedial terdiri dari: (a) kesalahan memahami soal yaitu: membaca dan memahami soal dengan saksama, menuliskan diketahui dan ditanyakan dan menjelaskan kembali isi soal yang dipahami, (b) kesalahan mentransformasi yaitu: menterjemahkan bahasa sehari-hari yang diketahui ke simbol matematika, menterjemahkan bahasa sehari-hari yang ditanyakan ke simbol matematika dan menghubungkan yang diketahui dan ditanyakan, (c) kesalahan keterampilan proses yaitu: memberikan soal secara bertahap dengan tingkat kesulitan soal, yaitu dari soal yang mudah dengan melibatkan satu atau dua konsep ke soal yang sedikit rumit dengan melibatkan beberapa konsep, agar proses berpikir siswa dapat terkonstruksi dengan baik.


(8)

viii ABSTRACT

Emiliana. 131414026. 2017. “The Error Analysis of Students in Class VII E Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School for Social Arithmetic Topic at the Academic Years of 2016/2017. “

The aims of this research were: 1) to identify the students error in social arithmetic; 2) to describe the factors causing the students error in social arithmetic; 3) to describe the appropriate design of the remedial program in order to decrease the students error in social arithmetic.

The subjects of this research were 44 students of class VII E Pangudi Luhur 1 Yogyakarta junior high school at the academic years of 2016/2017. The type of this research was descriptive qualitative. The methods which were used to collect the data were observation, test, and interview. The instruments of this research were observation sheet, test sheet, and interview guideline. The data were analyzed in qualitative and quantitative ways. The Newman theory of error analysis was applied in this research.

The research showed that (1) the types of the students error were (a) the percentage of reading error was 7,14%, (b) the percentage of comprehension error was 17,14%, (c) the percentage of transformation error was 32,14%, (d) the percentage of process skill error was 38,57%, (e) the percentage of encoding error was 5%, and (f) the percentage of careless error was 41,02%.

The factors which caused the errors were (a) students forgot the definition of gross, net, and tare, (b) students did not have the meaning operating costs and about discount, and taxes, (c) the students habit of doing multiplication first then subtraction, (d) students did not have understanding about rounding, gross, net, tare, and taxes concept (e) students forgot the formula and didi not know the formula, (f) students forgot the net unit, (g) students rush answer the questions, (h) students did not understand that about they must to do, (i) students careless and did not focus in reading and answering the questions, (j) students careless in calculating, and (k) students did not recheck the answers, and rushed in completing the answer.

The design of remedial program consisting of: (a) comprehension error: reading and understanding the question carefully, writing what were indicated and asked and re explaining the meaning of the questions, (b) transformation error: translating the daily language which were indicated and asked in the questions into mathematics symbol, and connecting which were indicated and asked in the questions, (c) process skill error: giving the questions based on the degree of difficulty, from the easiest by involving one or two concepts into more complicated questions by involving several concepts to direct the students' way of thinking.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII E SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA UNTUK MATERI ARITMETIKA SOSIAL TAHUN AJARAN 2016/2017” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan sumbangan pemikirannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Beni Utomo, M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

5. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC, S.S., selaku Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. F. Anggar Cahyanti, S.Pd., selaku guru matematika kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah bersedia membantu selama penulis melakukan penelitian.


(10)

x

7. Siswa-siswi kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan berbagai hal yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

8. Segenap dosen Progam Studi Pendidikan Matematika dan seluruh staf Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam.

9. Kedua orangtuaku Mama Mawaniyati dan Bapak Yustinus Ngongo, adikku Margareta Selvia, bibiku Fransiska Erni dan Magdalena Irawati, serta keluarga besarku yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas doa, semangat dan materil yang diberikan selama ini.

10. Gerardus Wibisono yang banyak membantu dan memotivasi dan kak Eva yang selalu menjadi tempat konsultasi selama penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan yang tiada hentinya memberikan bantuan dan motivasi: Triastuti Sanda, Theodora Dian, Yosep Cahyo Ardi, Agustina Dhevin Merinda, Rosa Dina, dan Franciska Vitriyanti serta teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang telah memberikan dukungannya. 12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar kekurangan pada skripsi ini dapat diperbaiki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Proses Belajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 11

C. Analisis Kesalahan ... 12

D. Remedial ... 16

E. Aritmetika Sosial ... 18

F. Penelitian yang Relevan ... 16


(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 26

C. Objek Penelitian ... 27

D. Bentuk Data ... 27

E. Metode Pengumpulan Data ... 29

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 35

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 39

I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Jenis Kesalahan ... 43

1. Deskripsi Hasil Pengamatan ... 43

2. Deskripsi Hasil Tes ... 51

3. Deskripsi Hasil Wawancara ... 127

B. Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab ... 178

C. Rancangan Program Remedial ... 180

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 184

A. Kesimpulan ... 184

B. Saran ... 186

DAFTAR PUSTAKA ... 188 LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Proses Pembelajaran ... 32

Tabel 3.2 Indikator Pencapaian Hasil Belajar ... 33

Tabel 3.3 Indikator Klasifikasi Kesalahan Menurut Teori Newman ... 36

Tabel 4.1 Klasifikasi Kesalahan Berdasarkan Deskripsi Hasil Tes ... 125


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Siswa tidak menuliskan diketahui, ditanya dan rumus ... 44

Gambar 4.2 Guru tidak menuliskan rumus ... 45

Gambar 4.3 Siswa tidak tepat dalam perhitungan ... 47

Gambar 4.4 Siswa ketahuan menyalin pekerjaan teman ... 47

Gambar 4.5 Guru mengerjakan contoh soal dipapan tulis ... 48

Gambar 4.6 Guru tidak menjelaskan variabel x pada penyelesiaan no 18 ... 49

Gambar 4.7 Guru tidak menjelaskan variabel x pada penyelesiaan no 19 ... 50

Gambar 4.8 Guru tidak menjelaskan variabel x pada penyelesiaan no 20 ... 50

Gambar 4.9 Siswa tidak tepat menuliskan nominal saat menjawab soal ... 51


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian dari Program Studi ... 191

Lampiran A.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ... 192

Lampiran A.3 Soal Tes Pendahuluan ... 193

Lampiran A.4 Kunci Jawaban Soal Tes Pendahuluan ... 194

Lampiran A.5 Hasil Tes Pendahuluan ... 196

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Lembar Observasi ... 206

Lampiran B.2 Hasil Observasi Pertemuan Pertama ... 207

Lampiran B.3 Hasil Observasi Pertemuan Kedua ... 208

Lampiran B.4 Hasil Observasi Pertemuan Ketiga ... 209

Lampiran B.5 Hasil Observasi Pertemuan Keempat ... 210

Lampiran B.6 Hasil Observasi Pertemuan Kelima ... 211

Lampiran B.7 Soal Tes Kode A ... 212

Lampiran B.8 Soal Tes Kode B ... 213

Lampiran B.9 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Kode A ... 214

Lampiran B.10 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Kode B ... 218

Lampiran B.11 Pedoman Wawancara ... 222

LAMPIRAN C Lampiran C.1 Hasil Pekerjaan Siswa yang Mengikuti Wawancara ... 223


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama sains dan teknologi (Hudojo, 1988:74). Matematika merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika bukan hanya sekedar mata pelajaran yang harus ditempuh pada jenjang pedidikan, tetapi ada tujuan secara umum mengapa matematika diajarkan di berbagai jenjang pendidikan. Menurut Soedjadi (1999/2000:43) tujuan diberikannya pendidikan matematika salah satunya adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Matematika berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dapat membantu dalam memecahkan masalah seperti masalah yang sederhana misalnya masalah berhitung dan bernalar. Banyak siswa yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari, sehingga pelajaran matematika ditakuti oleh siswa karena tidak mudah untuk dipahami. Hal ini disebabkan karena matematika memiliki objek kajian yang abstrak bagi siswa. Banyak siswa yang merasa ada hambatan-hambatan tertentu dalam mempelajari matematika maupun mengerjakan soal-soal matematika. Adanya hambatan yang dialami siswa saat belajar dapat diketahui dengan


(17)

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa tersebut. Kesalahan muncul akibat dari siswa mengalami kesulitan belajar.

Saat peneliti melakukan kegiatan diagnosis, remediasi dan pengayaan pada salah satu siswa SMP kelas VII dengan materi aritmetika sosial, peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal aritmetika sosial. Dari tugas diagnosis, remediasi dan pengayaan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah masalah yang terjadi pada siswa tersebut juga terjadi pada siswa yang lain dan pada sekolah yang berbeda pula.

Materi aritmetika sosial ada di semseter genap hanya pada kurikulum 2013. Di Yogyakarta terdapat beberapa sekolah yang ,menggunakan kurikulum 2013, salah satunya yaitu SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakrta. Peneliti lalu melakukan observasi dan bertemu dengan guru mata pelajaran matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Untuk mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal aritmetika sosial, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan peneliti mengadakan tes pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang sudah pernah mempelajari materi aritmetika sosial. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru bidang studi matematika kelas VII dan hasil tes pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk materi aritmetika sosial, sehingga peneliti memilih SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian.


(18)

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan bersama guru bidang studi matematika kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta peneliti mendapatkan informasi bahwa banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal aritmetika sosial. Hal ini disebabkan karena soal-soal aritmetika sosial berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa sulit untuk menterjemahkan terlebih dahulu dari soal ceritanya ke bentuk aljabar dibandingkan dengan langsung mengerjakan soal yang sudah dalam bentuk aljabar.

Berdasarkan hasil tes pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII peneliti menemukan 7 dari 9 siswa tidak menuliskan informasi yang ada pada soal seperti tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal, namun pada soal peneliti juga tidak mencantumkan bahwa siswa harus menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Siswa hanya melakukan perhitungan tanpa menuliskan jawaban dari pertanyaan pada soal di akhir jawaban, dari 9 siswa hanya 1 siswa yang menuliskan kesimpulan pada akhir jawaban.

Ada 4 soal yang dibuat untuk dikerjakan 9 siswa. Soal 1 terkait dengan menentukan harga pembelian, harga penjualan, untung dan besar keuntungan. Dari hasil tes menunjukkan 9 siswa dapat menentukan harga pembelian, 8 siswa dapat menentukan harga penjualan, 8 siswa dapat menentukan untung atau rugi, dan 8 siswa dapat menghitung besar keuntungan. Soal 2 terkait dengan menentukan rugi, besar kerugian, dan persentase kerugian. Dari hasil tes menunjukkan 7 siswa dapat menentukan


(19)

keuntungan atau kerugian, 6 siswa dapat menghitung besar kerugian, dan 4 siswa dapat menentukan persentase kerugian tetapi 2 dari 4 siswa tidak menuliskan dalam bentuk persen. Soal 3 terkait dengan menentukan harga beli setelah mendapat diskon. Dari hasil tes menunjukkan 5 siswa dapat menentukan besar diskon tetapi 2 dari 5 siswa tersebut kurang teliti dalam perhitungan dan 3 siswa dapat menentukan harga pembelian tetapi 1 dari 3 siswa tersebut kurang teliti dalam perhitungan. Soal 4 terkait dengan konsep netto dan tara. Dari hasil tes menunjukkan 2 siswa dapat menentukan besar netto dan 3 siswa dapat menentukan besar tara tetapi 2 dari 3 siswa tersebut kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

Berdasarkan hasil tes pendahuluan yang telah diberikan kepada 9 siswa kelas VIII dapat disimpulkan bahwa 9 siswa tersebut masih kurang dalam menentukan persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, tara, dan netto. Sehingga dari hasil tes pendahuluan tersebut peneliti hanya akan melakukan penelitian pada materi aritmetika yang meliputi persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, tara, dan netto.

Salah satu cara untuk mengetahui kesalahan yang dialami siswa yaitu dengan menganalisis kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Dengan menganalisis kesalahan yang dialami siswa dan dibantu dengan wawancara diharapkan guru dapat mengetahui penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dan dapat memberikan petunjuk kepada siswa untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dialami siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk


(20)

melakukan penelitian mengenai “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII E Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk Materi Aritmetika Sosial”.

Kesalahan yang dilakukan siswa dapat dikurangi dengan mengadakan pengajaran remedial. Remedial adalah kegiatan penanganan dan memperbaiki atau membetulkan kesulitan belajar yang dialami siswa agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran reguler dengan baik. Pengajaran remedial merupakan bagian dari proses pengajaran secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pengajaran remedial penting untuk diperhatikan dan dipahami karena memiliki fungsi khusus, yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (Irham dan Wiyani, 2014:291). Guru perlu menentukan pendekatan dan metode yang tepat untuk membantu menangani kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa agar kesalahan-kesalahan tersebut dapat dikurangi dan tidak terulang kembali pada pokok bahasan matematika yang lain.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan untuk materi aritmetika sosial?


(21)

3. Bagaimana rancangan program remedi yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa dalam mengurangi kesalahan yang dibuat siswa untuk materi aritmetika sosial?

C. Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah diatas, antara lain :

1. Mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan untuk materi aritmetika sosial.

3. Mendeskripsikan rancangan program remidi yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kesalahan yang dibuat siswa untuk materi aritmetika sosial.

D. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi subjek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, tahun ajaran 2016/2017 dan materi pada penelitian ini yaitu materi aritmetika sosial meliputi menentukan persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, tara, netto dan pajak.


(22)

E. Penjelasan Istilah

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk Materi Aritmetika Sosial” ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda. Istilah-istilah tersebut yaitu: 1. Analisis

Analisis adalah usaha untuk meyelidiki kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial meliputi persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, tara, netto dan pajak.

2. Kesalahan

Kesalahan merupakan kekeliruan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial yang langsung terlihat dari hasil pekerjaan tertulis siswa.

3. Program Pengajaran Remedial

Program pengajaran remedial merupakan kegiatan pengajaran untuk memperbaiki atau membetulkan kesalahan yang dilakukan siswa. 4. Aritmetika Sosial

Aritmetika sosial merupakan materi matematika yang menyangkut kehidupan sosial, terutama penggunaan mata uang dan berat suatu barang.


(23)

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

a. Membantu siswa mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan untuk materi aritmetika sosial.

b. Membantu siswa mengetahui faktor penyebab siswa melakukan kesalahan untuk materi aritmetika sosial.

c. Diharapkan menjadi pembelajaran bagi siswa agar tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk pokok bahasan matematika yang lain, setelah mengetahui kesalahan yang dilakukan untuk materi aritmetika sosial.

2. Bagi Guru

Penelitian ini di harapkan dapat membantu guru untuk mengetahui jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat digunakan oleh guru sebagai bahan pertimbangan menyusun bahan pembelajaran dalam usaha meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan hasil belajar matematika. Karena guru dapat memberikan petunjuk kepada siswa sehingga siswa tidak melakukan kesalahan yang sama.

Program pengajaran remedial pada penelitian ini diharapakan dapat memberikan petunjuk pada guru untuk menangani siswa yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal-soal matematika. Guru juga dapat


(24)

mengurangi kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dengan mengadakan program pengajaran remedial yang sesuai dengan jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kesalahan-kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial, agar dapat menjadi salah satu bekal peneliti kelak menjadi seorang guru. Program pengajaran remedial yang dibuat pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal untuk membantu peneliti menangani dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kelak menjadi seorang guru.


(25)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Proses Belajar

Proses belajar adalah proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah. Proses belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih sebagai pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru (Suyono dan Hariyanto, 2011:127).

Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya (Syah, 1999:109).

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya (Baharuddin dan Wahyuni, 2015:20).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pengertian proses belajar adalah proses konstruksi pada pusat saraf yang terjadi dalam diri siswa


(26)

membawa perubahan pemikiran dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.

B. Hasil Belajar

Menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013:5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989:22). Selaras dengan hal tersebut, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku (Aunurrahman, 2009:37).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pengertian hasil belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa yang berkaitan dengan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dan biasanya dinyatakan dalam bentuk skoring untuk cakupan bidang kognitif.


(27)

C. Analisis Kesalahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:47) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:566) kesalahan adalah kekhilafan, kekeliruan. Menurut Sukirman (dalam Sahriah, 2012:2) kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten, maupun insedental pada daerah tertentu. Menurut Rahmat Basuki (dalam Sahriah, 2012:2) kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal adalah kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan ceroboh, dengan kesalahan dominan adalah kesalahan konsep. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pengertian kesalahan adalah kekeliruan terhadap sesuatu yang dianggap benar pada hal-hal tertentu, misalnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Analisis kesalahan matematika menurut Reisman dapat dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa atau meminta penjelasan cara siswa memecahkan masalah. Pemeriksaan perlu mengamati metode dan menentukan proses yang digunakan dalam metode tersebut (Sriati, 1994:5). Clements (1980) melakukan analisis dengan wawancara terstruktur menggunakan hirarki Newman atau Casey (Sriati, 1994:6).

Analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah yang meliputi (Tarigan, 1988:67) :

1) Pengumpulan sampel kesalahan 2) Pengidentifikasian kesalahan


(28)

3) Penjelasan kesalahan 4) Pengklasifikasian kesalahan 5) Pengevaluasian kesalahan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori analisis kesalahan menurut teori Newman. Menurut Newman (dalam Clements, 1980:3) dalam menyelesaikan masalah sesorang harus melalui tahap membaca masalah, memahami apa yang telah dibaca, kemudian melakukan transformasi untuk model matematika yang sesuai, kemudian menerapkan keterampilan proses yang diperlukan, kemudian menuliskan jawabannya.

Newman mengkategorikan kesalahan menjadi (1) Reading Error atau kesalahan membaca, (2) Comprehension Error atau kesalahan memahami, (3) Transformation Error atau kesalahan mentransformasi, (4) Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses, (5) Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban, (6) Careless Error atau kesalahan kecerobohan. Menurut peneliti teori analisis kesalahan Newman sesuai dengan judul tugas akhir yang dibuat peneliti.

Berdasarkan pedoman wawancara analisis kesalahan menurut Newman, pewawancara akan meminta kepada murid yang awalnya memberikan jawaban yang salah untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut sekali lagi. Pewawancara akan menunggu tanpa memberikan bantuan kepada siswa tersebut, pewawancara akan meminta murid untuk menangapi pernyataan berikut (Clements, 1980:9) :


(29)

2) Katakan dari soal apa yang diminta untuk Anda lakukan. 3) Katakan bagaimana menemukan jawaban dari soal itu.

4) Tunjukkan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan jawabannya. Katakan apa yang Anda lakukan saat mengerjakan soal itu.

5) Sekarang tuliskanlah jawaban atas soal itu.

Dalam White (2005:17) dan dalam Amin Suyitno dan Hardi Suyitno (2015:531), pengklasifikasian kesalahan menurut Newman adalah sebagai berikut:

1) Reading Error atau kesalahan membaca

Siswa tidak bisa membaca kata kunci atau simbol yang disampaikan dalam soal dan siswa tidak bisa mengartikan makna dari simbol yang menghalanginya untuk memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.

2) Comprehension Error atau kesalahan memahami

Siswa bisa membaca semua kata dalam soal, tetapi tidak bisa memahami semua arti kata dalam soal, tidak menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan apa ditanyakan pada soal. selain itu tidak bisa memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.

3) Transformation Error atau kesalahan mentransformasi

Siswa mengerti apa yang ditanyakan oleh soal tapi tidak bisa mengidentifikasi operasi atau deretan operasi yang tepat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, tidak bisa menentukan rumus yang


(30)

digunakan untuk memecahkan masalah, dan tidak bisa menentukan operasi matematika yang digunakan untuk memecahkan masalah.

4) Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses

Siswa mampu mengidentifikasi operasi yang tepat, atau deretan operasi yang tepat, tetapi tidak dapat melakukan perhitungan dengan tepat. Tidak dapat menentukan proses atau algoritma yang tepat, meskipun sudah mampu menentukan rumus yang tepat untuk pemecahan masalah.

5) Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban

Siswa mengerjakan secara tepat dan mendapatkan solusi dari masalah namun tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata yang bisa diterima, sehingga menyebabkan perubahan makna dari jawaban tersebut. Tidak bisa menuliskan kesimpulan dengan tepat.

6) Careless atau kecerobohan

Siswa menjawab salah pada kesempatan pertama dalam hal ini saat tes tertulis tetapi menjawab secara tepat pada kesempatan kedua dalam hal ini wawancara.

Kesalahan berkaitan erat dengan kesulitan belajar siswa. Kesalahan disebabkan oleh adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar matematika ditandai oleh ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Kesulitan yang dialami oleh anak yang berkesulitan matematika seperti kelemahan dalam menghitung, kesulitan dalam mentransfer pengetahuan, pemahaman bahasa matematika yang kurang, dan kesulitan dalam persepsi visual (Jamaris, 2013:188).


(31)

Suwarsono (dalam Maria, 2016:13) mengklasifikasikan faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika dari faktor kognitif dan faktor nonkognitif. Faktor kognitif meliputi hala-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan cara siswa memproses dan mencerna materi matematika dalam pikirannya. Faktor nonkognitif meliputi sikap, kepribadian, emosional, cara belajar, suasana rumah dan lain-lain. Pada penelitian ini peneliti akan melihat faktor penyebab kesalahan siswa dari aspek kognitif.

Menurut Malau (dalam Sahriah, 2012:2) penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam memecahkan masalah matematika antara lain disebabkan kurangnya semangat untuk belajar, kurangnya pemahaman tentang materi, lupa konsep, dan kurang teliti.

D. Remedial

Remedi berasal dari bahasa latin, yang berarti yang menyembuhkan kembali, dari kata re- “kembali” dan mederi “menyembuhkan” (Tarigan,


(32)

1989:49). Pengertian remedi mencakup diagnosis/penentuan, penanggulangan/penanganan, perawatan/penyembuhan, perbaikan/koreksi (Tarigan, 1989:48). Remediasi dalam pendidikan adalah tindakan atau proses penyembuhan/peremedian atau penanggulangan ketidakmampuan atau masalah-masalah pembelajaran (Tarigan, 1989:49-50).

Program remedial dilaksanakan dan diberikan apabila ada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Program remedi pada dasarnya berusaha membantu siswa memecahkan permasalahan belajarnya agar ia mampu mencapai kesuksesan dalam belajar sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas reguler tanpa mengalami kesulitan. Program pengajaran remedial adalah program pengajaran khusus yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengatasi semua faktor yang menyebabkan adanya kesulitan belajar pada siswa (Irham dan Wiyani, 2014:288).

Remedial teaching berasal dari kata remedy (inggris) yang artinya menyembuhkan. Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang sifatnya menyembuhkan atau membetulkan atau dengan singkat: pengajaran yang membuat menjadi baik (Ahmadi dan Supriyono, 1991:144).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan pengertian remedial adalah kegiatan yang memperbaiki dan mengatasi serta penanganan terhadapa kesalahan yang dilakukan siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih baik.


(33)

E. Aritmetika Sosial

1. Persentase Keuntungan dan Kerugian

Untung adalah harga penjualan dikurang harga pembelian, dengan syarat harga penjualan lebih dari harga pembelian. Persentase keuntungan digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.

Persentase keuntungan = 100% .

Rugi adalah harga pembelian dikurang harga penjualan, dengan syarat harga penjualan kurang dari harga pembelian. Persentase kerugian digunakan untuk mengetahui persentase kerugian dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.

Persentase kerugian =

100% .

2. Rabat atau Diskon

Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Diskon adalah potongan harga suatu barang, yang biasanya dalam bentuk persen (%).

Misalkan : a % adalah diskon suatu barang, maka

Nilai diskon (dalam satuan barang) = � harga barang sebelum diskon

Harga Bersih = Harga Kotor – Rabat (Diskon) Harga bersih adalah harga setelah di potong diskon.


(34)

3. Bruto, Tara, dan Netto

Bruto atau sering disebut berat kotor adalah berat suatu barang dengan kemasannya. Netto atau sering disebut berat bersih adalah berat suatu barang tanpa kemasannya. Tara adalah berat kemasan suatu barang.

4. Pajak

Pajak adalah besaran nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan oleh masyarakat kepada pemerintah.dalam transaksi jual beli terdapat jenis pajak yang harus dibayar oleh pembeli, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada penjual atas konsumsi/pembelian barang atau jasa. Biasanya besarnya PPN adalah 10% dari harga jual.

F. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arti Sriati (1994)

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis kesalahan terutama kesalahan umum, sumber dan penyebab kesalahan dalam pemecahan masalah metematika, serta menentukan aspek kognitif mana tingkat

Bruto = Netto + Tara Netto = Bruto – Tara Tara = Bruto – Netto

Persentase Netto dapat dirumuskan %Netto = Ne o

Br o %

Persentase Tara dapat dirumuskan %Tara = Tara


(35)

kesalahan paling tinggi. Obyek penelitian meliputi jenis-jenis kesalahan siswa dalam mata pelajaran matematika pada pokok bahasan aljabar dan trigonometri. Populasi sasaran adalah siswa SMA kelas 1 di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, populasi penelitian ialah siswa SMA kelas 1 di Kotamadya Yogyakarta, sedangkan sampel terdiri atas 314 siswa dari delapan sekolah dari empat rumpun.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling rumpun dua tahap. Rumpun ditentukan atas dasar Nilai Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Murni (NEM) SMP terendah siswa masuk. Rumpun pertama, kedua dan ketiga berturut-turut terdiri atas sekolah dengan NEM siswa masuk tidak kurang dari 48, 42, dan 36. Rumpun keempaat terdiri atas sekolah dengan NEM minimal siswa masuk kurang dari 36.

Data di dapat dengan dua tes obyektif pilihan ganda. Jenis, sumber, dan penyebab kesalahan ditentukan dengan analisis kesalahan melalui pedoman analisis dan wawancara. Wawancara terhadap siswa dilakukan untuk menentukan sumber dan penyebab yang belum diperoleh dalam analisis. Wawancara juga dilakukan terhadap guru untuk mempertegas dan menambah informasi dari siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesalahan aspek analisis lebih tinggi daripada tingkat kesalahan aspek komputasi dan pemahaman pada aljabar maupun trigonometri. Analisis kesalahan menunjukkan adanya kesalahan terjemahan, kesalahan strategi, kesalahan sistematik, dan kesalahan konsep. Kesalahan umum pada aljabar maupun


(36)

trogonometri antara lain: (a) kesalahan strategi, (b) kesalahan terjemahan, (c) kesalahan tanda, (d) kesalahan tanpa pola, dan (e) kesalahan tebakan.

Kurangnya latihan pemecahan masalah terlihat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa kesalahan terjemahan dan kesalahan strategi merupakan kesalahan umum pada pokok bahasan aljabar, dan kesalahan strategi merupakan kesalahan umum dalam trigonometri. Kesalahan terjemahan bersumber pada bahasa, sedangkan kesalahan strategi bersumber pada kurangnya variansi latihan. Kesalahan tanpa pola dan kesalahan tebakan merupakan kesalahan umum pada aljabar maupun trigonometri. Penyebab kesalahan antara lain: kelemahan pemahaman konsep, kelupaan, keterbatasan latihan, dan penguasaan terhadap prasyarat. Kebanyakan kesalahan umum yang ditemukan menyiratkan adanya kesulitan belajar siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Astutik dan Lambang Kurniawan (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan dan mengidentifikasi kesalahan siswa, persentase kesalahan siswa, serta faktor-faktor yang melatarbelakangi siswa melakukan kesalahan terkait dengan materi aritmetika sosial. Penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan proporsi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi aritmetika sosial.


(37)

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-A MTS Almuawanah Minggir Candi Sidoarjo yang dipilih satu kelas untuk pelaksanaan tes, kemudian dari satu kelas tersebut dipilih 4 siswa dengan kesalahan terbanyak atau dengan kata lain dengan nilai terendah sebagai responden dalam wawancara. Aspek-aspek rancangan penelitian yaitu : a) Observasi lapangan, b) penyusunan soal, c) validasi soal tes, d) pelaksanaan tes, e) pemeriksaan hasil, f) penentuan subyek, g) wawancara, h) analisis data, i) hasil analisis data. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis, wawancara, dan triangulasi.

Jenis kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kesalahan konsep, prinsip dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan jenis-jenis kesalahan siswa adalah kesalahan konsep (37,73%), prinsip (50%), dan teknik (50%). Faktor-faktor penyebab kesalahan siswa yaitu a) siswa tergesa-gesa dalam menjawab soal, b) siswa belum siap menjalani tes atau dengan kata lain siswa tidak belajar, c) siswa tidak memahami maksud dari soal, d) siswa kurang menguasai konsep yang berkaitan dengan tes soal.

G. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama guru kelas VII bidang studi matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, semua sekolah pasti ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, tidak ada sekolah yang muridnya pintar semua. Disemua materi terdapat anak yang mengalami kesulitan, mau materi segampang apapun


(38)

disetiap kelas pasti ada anak yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa mengakibatkan siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal matematika. Peneliti mendapatkan informasi bahwa banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal aritmetika sosial. Hal ini disebabkan karena soal-soal aritmetika sosial berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa sulit untuk menerjemahkan terlebih dahulu dari soal cerita kebentuk aljabar dibandingkan dengan langsung mengerjakan soal yang sudah dalam bentuk aljabar.

Peneliti juga memberikan soal pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Pemberian soal pendahuluanuntuk siswa kelas VIII bertujuan untuk mengetahui apakah siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal aritmetika sosial. Ternyata terdapat siswa yang melakukan kesalahan karena lupa dengan konsep dan kurang teliti dalam perhitungan. Oleh karena itu peneliti melakukan analisis kesalahan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal aritmetika sosial dan penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.

Proses analisis kesalahan diawali dengan melakukan observasi dikelas selama guru mengajar materi aritmetika sosial, untuk mengetahui kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan guru dan kesalahan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar materi aritmetika sosial. Observasi kesalahan guru dilakukan untuk mengetahui apakah kesalahan yang dilakukan siswa karena terbiasa mengikuti langkah pengerjaan yang guru lakukan. Setelah guru


(39)

menyelesaikan penjelasan pokok bahasan aritmetika sosial, siswa akan diberikan soal tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi aritmetika sosial dan mengetahui apakah siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal aritmetika sosial. Dari hasil tes peneliti akan memberikan dugaan awal kesalahan yang dilakukan siswa sesuai dengan klasifikasi kesalahan menurut Newman.

Kemudian peneliti melakukan wawancara sesuai dengan pedoman wawancara menurut Newman untuk siswa yang diduga melakukan kesalahan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kategori kesalahan yang dilakukan siswa menurut teori analisis kesalahan Newman. Selain menggunakan pedoman wawancara menurut Newman yang sedikit dimodifikasi, peneliti juga akan menambahkan beberapa pertanyaan saat melakukan wawancara untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal aritmetika sosial.

Setelah menemukan kesalahan yang dialami siswa dan penyebab siswa melakukan kesalahan diharapkan hal tersebut sebagai petunjuk bagi guru untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial. Salah satu hal yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kesalahan tersebut adalah dengan membuat rancangan program remedial yang sesuai untuk jenis kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial.


(40)

Berdasarkan uraian diatas, kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan pada diagram berikut ini.

Observasi kesalahan yang di lakukan Guru Proses Pembelajaran

Aritmetika Sosial

Tes untuk mengetahui

kesalahan siswa Klasifikasi Kesalahan : 1. Kesalahan membaca 2. Kesalahan memahami

soal

3. Kesalahan transformasi 4. Kesalahan keterampilan

proses

5. Kesalahan menuliskan jawaban

Hasil tes di analisis

Wawancara

Program Remedial

Jenis kesalahan

Penyebab kesalahan

Observasi kesalahan yang di lakukan Siswa


(41)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial pada siswa kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2008:60).

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena penelitian ini berupa mendeskripsikan peristiwa yang dianalisis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi dilapangan. Peneliti akan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif mengenai jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada materi aritmetika sosial yang terjadi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada siswa kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan menghitung berapa besar persentase kesalahan untuk setiap jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

B. Subjek Penelitian

Banyak kelas pada kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 adalah 7 kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa


(42)

kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini berjumlah 44 siswa. Kelas VII E dipilih atas rekomendasi dari guru bidang studi matematika yang mengampu dikelas tersebut.

C. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa untuk materi aritmetika sosial meliputi persentase, diakon, bruto, tara, netto, dan pajak dan penyebab siswa melakukan kesalahan-kesalahan tersebut.

D. Bentuk Data

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta atau juga dapat didefinisikan data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan (Siregar, 2013:16). Data dalam penelitian ini berupa bentuk data kualitatif dan bentuk data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka (Siregar, 2013:17). Bentuk data kuantitatif berupa besar persentase yang melakukan kesalahan membaca, kesalahan memahami soal, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, kesalahan menuliskan jawaban, dan kesalahan kecerobohan.


(43)

Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat (pernyataan) atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata-kata atau kalimat (Siregar, 2013:16-17). Bentuk data kualitatif berupa paparan terhadap hasil pengamatan (observasi), hasil tes, dan hasil wawancara. Bentuk data kualitatif sebagai berikut.

1. Hasil Pengamatan (Observasi)

Data hasil observasi berupa data mengenai kesalahan yang dilakukan guru saat menjelaskan mengenai materi aritmetika sosial dan kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal-soal latihan mengenai materi aritmetika sosial.

2. Hasil Tes

Data hasil tes berupa deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tes yang diberikan peneliti dan klasifikasi kesalahan yang dilakukan siswa dengan menggunakan klasifikasi menurut teori Newman.

3. Hasil Wawancara

Data hasil wawancara berupa deskripsi hasil wawancara dengan siswa terkait dengan hasil tes yang siswa kerjakan, jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa, dan mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.


(44)

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan atau observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb (Sukmadinata, 2008:220).

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar yang berlangsung selama proses pembelajaran materi aritmetika sosial. Peneliti mengamati kesalahan yang dilakukan siswa dan kesalahan yang dilakukan guru. Kesalahan yang dilakukan guru saat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi aritmetika sosial. Mengamati kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal di papan tulis, mengerjakan soal di buku pekerjaan, dan menjawab pertanyaan dari guru. Mengamati kesalahan yang dilakukan guru untuk mengetahui apakah kesalahan yang dilakukan siswa karena terbiasa mengikuti langkah pengerjaan yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar materi aritmetika sosial.


(45)

2. Tes Tertulis

Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar (achievement tests) dan tes spikologi (psychological tests). Tes hasil belajar kadang-kadang disbeut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2008:223).

Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar siswa yaitu tes tertulis yang diberikan pada siswa untuk materi aritmetika sosial meliputi presentase, diskon, bruto, netto, tara dan pajak. Tes tertulis berupa tes subjektif yang berbentuk esai (uraian).

Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90 s.d 120 menit (Arikunto, 2012:177).

Pemberian tes tertulis ini untuk mengelompokkan siswa yang melakukan kesalahan pada materi aritmetika sosial yang meliputi presentase, diskon, bruto, netto, tara dan pajak. Tes tertulis ini dibedakan menjadi soal kode A dan kode B, atas permintaan dari guru bidang studi matematika yang mengampu di kelas VII E. Konsep yang termuat pada soal kode A dan kode B semuanya sama, hanya yang membedakan soal


(46)

kode A dan kode B adalah bilangan yang termuat pada setiap soal. Pengerjaan tes tertulis diberikan waktu selama 60 menit yang terdiri atas 6 soal. Soal nomor 1 memuat pertanyaan yang terkait dengan konsep persentase keuntunga. Soal nomor 2 memuat pertanyaan yang terkait dengan konsep persentase kerugian. Soal nomor 3 memuat pertanyaan yang terkait dengan konsep diskon. Soal nomor 4 memuat pertanyaan yang terkait dengan konsep diskon dan pajak. Soal nomor 5 dan 6 memuat pertanyaan yang terkait dengan konsep bruto, netto, dan tara. 3. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1988:148).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu wawancara bersama guru bidang studi matematika dan wawancara bersama siswa yang menajdi subjek penelitian yang diduga melakukan kesalahan. Wawancara bersama guru dilakukan di awal penelitian untuk mengetahui kesulitan belajar dan kesalahan yang dialami siswa dalam mempelajari materi aritmetika sosial. Wawancara pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui kesalahan apa yang dilakukan siswa, mengklasifikasikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan


(47)

penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut untuk materi aritmetika sosial.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan (observasi), tes tertulis, dan pedoman wawancara.

1. Lembar Pengamatan (Observasi)

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran materi aritmetika sosial, yaitu sebanyak 5 kali pertemuan. Tujuan observasi untuk melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan guru dan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran materi aritmetika sosial. Lembar observasi telah divalidasi oleh pakar yaitu dosen pembimbing skripsi. Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar pengamatan proses pembelajaran.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Proses Pembelajaran

No Aspek yang diamati

1. Mengamati kesalahan yang dilakukan guru dalam proses menjelaskan materi kepada siswa.

2. Mengamati kesalahan yang dilakukan siswa dalam proses mengerjakan soal latihan di papan tulis maupun di buku catatan serta proses siswa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru.

2. Lembar Tes Tertulis

Tes tertulis dilakukan agar peneliti dapat mengklasifikasikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Soal tes dibuat sesuai dengan


(48)

kurikulum yang berlaku di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yaitu kurikulum 2013. Soal tes tertulis telah divalidasi oleh pakar yaitu guru mata pelajaran matematika dan dosen pembimbing skripsi. Soal tes tertulis terdiri dari 6 soal yang berkaitan dengan persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, netto, tara, dan pajak. Soal tes tertulis terbagi menjadi dua kode yaitu kode A dan kode B. Hal ini merupakan permintaan dari guru mata pelajaran matematika agar tidak ada kesempatan siswa yang duduk sebangku untuk bekerjasama dalam mengerjakan soal yang diberikan. Berikut ini merupakan indikator pencapaian hasil belajar.

Tabel 3.2 Indikator Pencapaian Hasil Belajar Kompetensi Dasar Materi Kelas/

Semester

Indikator Soal Bentuk Soal

Jumlah soal 3.11 Menganalisis

aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, netto, tara) 4.11 Menyelesaik an masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan, Aritme tika Sosial

VII/2 Menentukan harga jual jika diketahui persentase keuntungan

Uraian 1

Menghitung persentase kerugian

1

Menentukan harga yang dibeli jika diketahui diskon atau rabat dari suatu barang.

1

Menentukan harga yang dibeli jika diketahui diskon atau rabat dan


(49)

Kompetensi Dasar Materi Kelas/ Semester

Indikator Soal Bentuk Soal Jumlah soal pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, netto, tara)

pajak dari suatu barang. Menentukan besar netto dari suatu produk atau barang jika diketahui besar bruto dan tara.

1

Menentukan harga

penjualan jika diketahui netto suatu barang.

1

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dibuat berdasarkan indikator pada klasifikasi kesalahan menurut teori Newman dan pertanyaan tambahan untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan. Pedoman wawancara ini divalidasi oleh pakar yaitu dosen pembimbing skripsi. Pedoman wawancara memuat 18 pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan untuk tipe Reading Error atau kesalahan membaca, 3 pertanyaan untuk tipe Comprehension Error atau kesalahan memahami soal, 3 pertanyaan untuk tipe Transformation Error atau kesalahan mentransformasi, 3 pertanyaan untuk tipe Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses, 2 pertanyaan untuk tipe Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban, dan 3 pertanyaan untuk pertanyaan tambahan.


(50)

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya (Moleong, 2008:247). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.

Data penelitian kuantitatif diperoleh dari hasil wawancara. Hasil wawancara jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa akan diakumulasikan dari 44 siswa berapa siswa melakukan Reading Error atau kesalahan membaca, Comprehension Error atau kesalahan memahami soal, kesalahan transformasi Transformation Error atau kesalahan mentransformasi, Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses, Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban, dan Careless Error atau kesalahan kecerobohan. Kemudian, kesalahan tersebut akan disajikan dalam bentuk persentase, berapa besar persentase kesalahan untuk Reading Error atau kesalahan membaca, Comprehension Error atau kesalahan memahami soal, kesalahan transformasi Transformation Error atau kesalahan mentransformasi, Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses, Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban, dan Careless Error atau kesalahan kecerobohan.

Data penelitian kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Hasil observasi dideskripsikan secara kualitatif sesuai dengan


(51)

aspek yang diamati. Hasil wawancara dideskripsikan secara kualitatif sesuai dengan klasifikasi kesalahan dan pedoman wawancara yang telah dibuat. Mendeskripsikan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi matematika dan siswa. Menurut Miles dan Huberman (Emzir, 2012:129) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentrasformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data/pentransformasian proses terus-menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan akhir lengkap. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memiih, memofokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasi (Emzir, 2012: 129-130).

Tabel 3.3 Indikator Klasifikasi Kesalahan Menurut Teori Newman No Klasifikasi Kesalahan Indikator Kesalahan

1. Kesalahan membaca atau Reading Error

 Siswa tidak dapat menemukan kata kunci  Siswa tidak dapat mengartikan simbol

yang ada pada soal

 Siswa salah dalam menuliskan kembali soal pada saat mengerjakan soal

2. Kesalahan memahami

soal atau

Comprehension Error

 Siswa tidak dapat memahami keseluruhan isi dari soal

 Siswa kurang tepat menuliskan apa yang diketahui pada soal

 Siswa kurang tepat menuliskan apa yang ditanyakan pada soal

3. Kesalahan

transformasi atau Transformation Error

 Siswa tidak dapat mengidentifikasi langkah untuk menyelesaikan soal


(52)

No Klasifikasi Kesalahan Indikator Kesalahan

kalimat soal ke dalam kalimat simbol matematika

 Siswa tidak dapat menentukan rumus yang diperlukan pada soal

 Siswa tidak dapat menentukan operasi matematika yang diperlukan pada soal 4. Kesalahan

keterampilan proses atau Process Skill Error

 Siswa tidak dapat menentukan proses atau algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal

 Siswa tidak dapat melakukan perhitungan yang tepat

5. Kesalahan menuliskan jawaban atau Encoding Error

 Siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan yang tepat.

6. Kesalahan

kecerobohan atau Careless

 Siswa menjawab salah pada saat tes tertulis tetapi menjawab secara tepat pada saat wawancara.

Tahap reduksi data dalam penelitian ini :

a. Data dari hasil observasi selama proses pembelajaran disusun dalam bahasa yang baik yang dapat dipahami semua orang, kemudian ditransformasikan dalam catatan sebagai data untuk penarikan kesimpulan.

b. Melihat hasil tes dari pekerjaan siswa, kemudian memberikan dugaan awal atas kesalahan yang dilakukan siswa untuk diwawancarai. Dugaan awal ini merupakan kesalahan apa yang dilakukan siswa dan pengklasifikasian jenis kesalahan yang dilakukan siswa yang terlihat pada hasil pekerjaan siswa berdasarkan indikator kesalahan yang telah di buat.

c. Dari hasil pekerjaan siswa akan dikelompokkan siswa yang diduga melakukan kesalahan, kemudian siswa tersebut akan diwawancarai


(53)

oleh peneliti. Hasil pekerjaan siswa yang akan menjadi topik dalam wawancara.

d. Data mentah hasil wawancara peneliti bersama siswa yang diduga melakukan kesalahan akan dirangkum hal-hal yang penting dan disusun dengan bahasa yang baik agar dapat dipahami, kemudian ditransformasikan kedalam catatan sebagai data untuk penarikan kesimpulan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2013:249).

Penyajian data dalam penelitian ini merupakan hasil observasi, hasil tes untuk bahan wawancara, dan hasil wawancara yang disajikan secara deskripsi lengkap sesuai reduksi data. Hasil observasi akan disajikan dalam bentuk gambar dan dideskripsikan. Hasil pekerjaan siswa juga akan disajikan dalam bentuk gambar untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut memang melakukan kesalahan sesuai dengan klasifikasi kesalahan menurut teori Newman. Kemudian untuk hasil wawancara antar peneliti dan siswa yang telah direkam akan ditranskipkan.


(54)

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan (Emzir, 2012:133). Pada tahap ini data yang telah direduksi dan disajikan akan dianalisis atau dicermati dengan baik untuk penarikan kesimpulan. Agar setiap kesimpulan yang diperoleh dapat menjawab setiap pertanyaan dalam penelitian ini. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini adalah jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Dari hasil wawancara pula dapat ditarik kesimpulan penyebab siswa melakukan jenis kesalahan tersebut. Setelah ditarik kesimpulan jenis kesalahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan, peneliti membuat rancangan program remedi yang dapat membantu siswa dalam mengurangi kesalahan tersebut.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan 1. Tahap Persiapan

Berikut ini kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan : a. Datang ke sekolah menemui guru bidang studi matematika, untuk

meminta izin melakukan penelitian bersama guru bidang studi matematika tersebut. Kemudian, peneliti diminta menyerahkan surat izin penelitian ke ruang tata usaha.

b. Meminta surat izin penelitian di sekretariat JPMIPA.

c. Menyerahkan surat izin penelitian ke ruang tata usaha SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.


(55)

d. Menemui wakil kepala sekolah bagian kurikulum, meminta izin melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

e. Menemui guru bidang studi matematika untuk memberitahu bahwa peneliti di izinkan melakukan penelitian di sekolah dan peneliti akan melakukan penelitian bersama kelas yang di ampuh guru bidang studi matematika tersebut.

f. Datang ke sekolah menemui guru bidang studi untuk menjadwalkan kegiatan wawancara.

g. Melakukan wawancara bersama guru bidang studi matematika di sekolah.

h. Melakukan tes pendahuluan bersama 9 siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

i. Membuat instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, soal tes tertulis dan pedoman wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap pelaksanaan yaitu :

a. Peneliti melakukan pengamatan (observasi) di kelas VII E. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas serta mengamati kesalahan-kesalahan yang dibuat guru dan kesalahan-kesalahan-kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa selama proses pembelajaran materi aritmetika sosial.


(56)

b. Melaksanakan tes dengan pokok bahasan aritmetika sosial, namun yang dianalisis hanya soal yang memuat persentase, diskon atau rabat, bruto, tara, netto dan pajak.

c. Memberikan dugaan awal kesalahan yang dilakukan siswa dilihat dari hasil tes berdasarkan klasifikasi kesalahan menurut teori Newman.

d. Siswa yang diduga melakukan kesalahan akan diwawancara oleh peneliti. Wawancara ini bertujuan juga untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal aritmetika sosial yang meliputi persentase, diskon atau rabat, bruto, tara, netto dan pajak.

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap analisis data yaitu mendeskripsikan hasil observasi dan hasil wawancara yang dilakukan bersama guru dan siswa.

4. Tahap Penarikan Kesimpulan

Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap penarikan kesimpulan yaitu : a. Menentukan jenis kesalahan yang dilakukan siswa.

b. Menentukan penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.

c. Dari jenis kesalahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan peneliti membuat program remedi untuk membantu siswa mengurangi kesalahan tersebut.


(57)

I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan. Penelitian dimulai dari tahap persiapan pada bulan November hingga bulan Januari. Pada akhir bulan Januari penelitian dimulai dengan melakukan observasi, pemberian soal tes, dan wawancara disekolah hingga bulan Maret. Analisis data dan penarikan kesimpulan diperkirakan pada bulan April hingga bulan Mei.


(58)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Jenis Kesalahan 1. Deskripsi Hasil Pengamatan

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama terjadi pada hari Jumat, tanggal 27 Januari 2017, pukul 09.30-11.30. Pembelajaran dimulai dengan guru bertanya kepada siswa siapa yang sudah membaca atau pun mengetahui apa saja yang akan dipelajari pada bab aritmetika sosial, siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Materi yang dipelajari pada pertemuan kali ini adalah berkaitan dengan untung atau rugi dan persentase. Berikut kesalahan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Kesalahan Guru

Guru tidak menjelaskan ulang pengertian dari untung, rugi, dan persentase, siswa dianggap sudah bisa karena sudah dipelajari di SD. Guru langsung memberikan contoh soal, pada saat menjelaskan contoh soal guru juga tidak memaparkan apa itu untung, apa itu rugi, dan apa itu persentase. Sehingga ada siswa yang masih bingung dengan contoh soal yang sudah dibahas dipapan tulis dan ketika guru bertanya kepada siswa tersebut masih bingung bagian yang mana ternyata siswa masih bingung


(59)

menentukan untung atau rugi. Langkah pengerjaan dalam menyelesaikan soal tidak ditulis seperti ditanya, diketahui, rumus-rumus yang digunakan dan kesimpulan dari soal. Pada operasi pembagian guru langsung menggunakan teknik langsung dicoret-coret, tapi siswa tidak dijelaskan bahwa pembilang dan penyebut dibagi dengan bilangan yang sama, sehingga membuat siswa yang kurang paham sedikit kebingungan dan untungnya siswa tersebut aktif bertanya.

2) Kesalahan Siswa

Siswa tidak menuliskan keterangan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam menyelesaikan soal. Siswa tidak menuliskan rumus, tetapi siswa langsung menuliskan hasilnya.


(60)

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua terjadi pada hari Selasa, tanggal 31 Januari 2017, pukul 10.10-11.30. Pada pertemuan kali ini membahas mengenai materi diskon, pajak, dan bunga tunggal. Berikut kesalahan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Kesalahan Guru

Pada saat memberikan materi diskon, pajak dan bunga tunggal. Guru tidak memaparkan materi, tapi langsung memberikan contoh soal. Sehingga tidak kelihatan bagaimana proses guru menyampaikan materi tersebut. Guru memberikan contoh soal. Setelah pembahasan contoh soal selesai, guru tidak memberikan penguatan atau konfirmasi mengenai materi yang telah dibahas. Guru tidak menuliskan rumus yang digunakan dalam pemecahan masalah. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba mengerjakan contoh soal dibuku tulis maupun dipapan tulis.


(61)

2) Kesalahan Siswa

Setiap kali guru memberikan contoh soal, sebagain besar siswa tidak menuliskan jawaban dari contoh soal dibuku tulis. Saat guru bertanya mengenai jawaban dari contoh soal siswa menjawab dengan menebak-nebak saja tanpa mencoba menghitung terlebih dahulu. Saat diberikan tugas mengerjakan latihan soal dari buku cetak halam 83, siswa tidak menuliskan keterangan yang ada pada soal saat menjawab soal tersebut.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga terjadi pada hari Jumat, tanggal 03 Februari 2017, pukul 09.30-11.30. Pada pertemuan kali ini membahas mengenai materi diskon, pajak, dan bunga tunggal. Berikut kesalahan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Kesalahan Guru

Saat membahas Pekerjaan Rumah (PR) yang siswa kerjakan di papan tulis, langkah pengerjaan soal oleh siswa tidak dibenarkan oleh guru, guru hanya membenarkan jawaban siswa. Saat membahas contoh soal tentang bunga tungal, tidak memberikan tanda kurung untuk operasi pengerjaan yang terlebih dahulu dikerjakan.


(62)

2) Kesalahan Siswa

Pada saat siswa diminta mengerjakan PR dipapan tulis, siswa tidak mengerjakan tugas yang guru berikan. Siswa baru mengerjakan PR di sekolah dan melihat hasil pekerjaan temannya (mencontek). Saat mengerjakan PR, siswa tidak menuliskan rumus dalam langkah pengerjaan soal. Saat mengerjakan PR dipapan tulis, siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan dan siswa juga tidak menuliskan rumus yang digunakan.

Gambar 4.3 Siswa tidak tepat dalam perhitungan


(63)

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat terjadi pada hari Selasa, tanggal 07 Februari 2017, pukul 10.10-11.30. Pada pertemuan kali ini membahas mengenai materi bruto, netto, dan tara. Berikut kesalahan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 1) Kesalahan Guru

Saat menjelaskan materi tentang bruto, netto dan tara, guru tidak menuliskan inti dari materi dipapan tulis, tetapi guru hanya meminta siswa untuk mencatat setiap penjelasan guru. kemudian guru memberikan contoh soal mencari persentasi tara. Saat memberikan contoh soal guru tidak meminta siswa mencoba mengerjakan contoh soal dipapan tulis, tetapi guru yang mengerjakan dipapan tulis.


(64)

2) Kesalahan Siswa

Siswa tidak mencatat apa yang guru jelaskan. Saat guru memberikan contoh soal siswa menjawab dengan tebakan tanpa mencoba menghitung terlebih dahulu.

e. Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima terjadi pada hari Jumat, tanggal 10 Februari 2017, pukul 09.30-11.30. Pada pertemuan kali ini membahas pekerjaan rumah dari buku cetak halaman 91 nomor 5, 6, 7, dan 11. Kemudian dilanjutkan dengan membahas pekerjaan rumah dari buku cetak halaman 94 nomor 1-20. Berikut kesalahan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Kesalahan Guru

Saat membahas PR dari buku cetak halaman 94 nomor 18, 19, dan 20, guru tidak menuliskan keterangan variabel x yang digunakan pada jawaban.


(65)

2) Kesalahan Siswa

Mengerjakan PR dari buku cetak halaman 91 nomor 5 dipapan tulis, siswa kurang teliti menuliskan nominal pada soal saat menjawab soal. Saat membahas PR dari buku cetak halaman 91 dan halaman 94, siswa tidak menuliskan pembetulan jawaban yang salah dibuku tulis.

Gambar 4.7 Guru tidak menjelaskan variabel x pada penyelesiaan no 19


(66)

2. Deskripsi Hasil Tes

Berdasarkan hasil tes dari 44 siswa yang mengikuti tes terdapat 5 siswa tanpa melakukan kesalahan, 1 siswa tidak dapat diidentifikasi karena tidak menyelesaikan sama sekali soal yang diberikan, dan 38 siswa yang melakukan kesalahan. Hasil tes dari 38 siswa yang melakukan kesalahan dideskripsikan sesuai dengan indikator kesalahan menurut teori Newman. Namun dari 6 tipe kesalahan menurut teori Newman hanya 5 tipe kesalahan yang dapat dilihat dari hasil tes yaitu (1) Reading Error atau kesalahan membaca, (2) Comprehension Error atau kesalahan memahami, (3) Transformation Error atau kesalahan Gambar 4.9 Siswa tidak tepat menuliskan nominal saat menjawab soal


(67)

mentransformasi, (4) Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses, dan (5) Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban, sedangkan untuk tipe kesalahan (6) Careless Error atau kesalahan kecerobohan hanya dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan siswa. A dan B yang dimaksud pada identitas siswa merupakan kode soal tes. Berikut deskripsi kesalahan hasil tes dari 38 siswa berdasarkan 5 klasifikasi kesalahan menurut teori Newman yang dapat dilihat dari hasil tes.

a. Reading Error atau kesalahan membaca soal

1) Soal Nomor 1

a) Deskripsi Siswa 27B

Pada soal nomor 1 siswa tidak dapat memaknai simbol % (persen) yang terdapat pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal.


(68)

2) Soal Nomor 2

a) Deskripsi Siswa 25B

Pada soal nomor 2 siswa kurang tepat dalam penulisan nominal saat mengerjakan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa kurang teliti dalam perhitungan, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan keterampilan proses.

3) Soal Nomor 3

a) Deskripsi Siswa 35B

Pada soal nomor 3 siswa tidak dapat memaknai simblo % (persen) dan rupiah (Rp) yang ada pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal.


(69)

4) Soal Nomor 4

a) Deskripsi Siswa 35B

Pada soal nomor 4 siswa tidak dapat memaknai simbol % (persen) dan rupiah (Rp) yang ada pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal.

5) Soal Nomor 5

a) Deskripsi Siswa 20B

Pada soal nomor 5 siswa salah menuliskan kembali satuan pada saat menjawab soal dan siswa tidak dapat memaknai


(70)

simbol % (persen) yang ada pada soal dan siswa salah menuliskan satuan dari bruto pada saat mengerjakan soal, sehingga siswa dikategorikan mengalami kesalahan membaca. Siswa juga tidak dapat menentukan proses atau algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal karena tidak dapat menghitung tara jika diketahui persentase tara, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan keterampilan proses. Siswa salah menuliskan satuan pada kesimpulan, sehingga siswa dikategorikan mengalami kesalahan menuliskan jawaban.

b) Deskripsi Siswa 24B

Pada soal nomor 5 siswa tidak dapat memaknai simbol % (persen) yang ada pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus untuk mencari tara jika diketahui persentase tara, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal.


(71)

c) Deskripsi Siswa 25B

Pada soal nomor 5 siswa tidak dapat memaknai simbol % (persen) yang ada pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang diperlukan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal.

d) Deskripsi Siswa 35B

Pada soal nomor 5 siswa tidak dapat memaknai simbol % (persen) yang ada pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal. Siswa juga tidak dapat menentukan proses atau algoritma yang tepat untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan keterampilan proses.


(72)

e) Deskripsi Siswa 38B

Pada soal nomor 5 siswa salah menuliskan kembali angka pada saat menjawab soal sehingga membuat jawaban akhir kurang tepat, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca.

6) Soal Nomor 6

a) Deskripsi Siswa 19B

Pada soal nomor 6 siswa tidak dapat memaknai simbol persen (%), sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan membaca. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang diperlukan untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal. Siswa


(73)

tidak dapat menentukan proses penyelesaian yang tepat, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan keterampilan proses. Siswa salah saat menuliskan satuan pada kesimpulan, sehingga siswa dikategorikan mengalami kesalahan menuliskan jawaban.

b. Comprehension Error atau kesalahan memahami soal

1) Soal Nomor 1

Pada soal nomor 1 dari 44 siswa yang mengikuti tes, hanya 31 siswa yang menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada soal nomor 1 terdapat 13 siswa yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, sehingga 13 siswa tidak dapat diidentifikasi apakah melakukan kesalahan memahami soal.

a) Deskripsi Siswa 1A

Pada soal nomor 1 siswa tidak dapat memahami isi soal karena biaya operasional tidak dimasukkan dalam modal yang dikeluarkan oleh pedagang, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.


(74)

b) Deskripsi Siswa 3A

Pada soal nomor 1 siswa kurang tepat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal. Siswa salah dalam operasi matematika yang digunakan, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan transformasi soal. Siswa memahami isi soal dan siswa juga dapat menentukan rumus yang digunakan pada soal tetapi siswa tidak dapat menentukan proses selanjutnya yang tepat untuk menyelesaikan soal dan siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan keterampilan proses.

c) Deskripsi Siswa 5A

Pada soal nomor 1 menurut siswa biaya operasional untuk setiap kaos, padahal pada soal biaya operasional untuk semua kaos, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan


(75)

memahami soal. d) Deskripsi Siswa 12A

Pada soal nomor 1 siswa tidak dapat memahami isi soal, karena biaya operasional tidak dimasukkan dalam modal yang dikeluarkan oleh pedagang, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

e) Deskripsi Siswa 16A

Pada soal nomor 1 siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal, sehingga siswa dikategorikan mengalami kesalahan memahami soal.


(76)

Pada soal nomor 1 siswa tidak dapat memahami isi soal karena biaya operasional tidak dimasukkan dalam modal yang dikeluarkan oleh pedagang, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

g) Deskripsi Siswa 19B

Pada soal nomor 1 siswa tidak dapat memahami isi soal karena biaya operasional tidak dimasukkan dalam modal yang dikeluarkan oleh pedagang, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

h) Deskripsi Siswa 20B

Pada soal nomor 1 menurut siswa biaya operasional untuk setiap kaos, padahal pada soal biaya operasional untuk semua


(77)

kaos, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal. Siswa tidak dapat menentukan rumus yang diperlukan dalam soal, sehingga siswa dikategorikan mengalami kesalahan transformasi soal.

i) Deskripsi Siswa 23B

Pada soal nomor 1 siswa tidak dapat memahami isi soal karena biaya operasional tidak dimasukkan dalam modal yang dikeluarkan oleh pedagang, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

j) Deskripsi Siswa 24B

Pada soal nomor 1 menurut siswa biaya operasional untuk setiap kaos, padahal pada soal biaya operasional untuk semua kaos, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan


(78)

memahami soal. k) Deskripsi Siswa 30B

Pada soal nomor 1 menurut siswa biaya operasional untuk setiap kaos, padahal pada soal biaya operasional untuk semua kaos, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

2) Soal Nomor 2

Pada soal nomor 2 dari 44 siswa yang mengikuti tes, hanya 31 siswa yang menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada soal nomor 2 terdapat 13 siswa yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, sehingga 13 siswa tidak dapat diidentifikasi apakah melakukan kesalahan memahami soal.

a) Deskripsi Siswa 26B


(79)

ada pada soal yaitu dibulatkan 2 angka di belakang koma, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

b) Deskripsi Siswa 36B

Pada soal nomor 2 siswa tidak memahami pernyatan yang ada pada soal yaitu dibulatkan 2 angka di belakang koma, sehingga siswa dikategorikan melakukan kesalahan memahami soal.

3) Soal Nomor 3

Pada soal nomor 3 dari 44 siswa yang mengikuti tes, hanya 27 siswa yang menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada soal nomor 3 terdapat 17 siswa yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, sehingga 17 siswa tidak dapat diidentifikasi apakah melakukan kesalahan memahami soal.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)