EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

(1)

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian EksperimenKuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

TESIS

diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Santy Purnama Sari NIM 1302349

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN SANTY PURNAMA SARI

NIM 1302349

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimenkuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 196603201991031004


(3)

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Efektivitas Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimenkuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)” ini sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan, atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 10 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,


(4)

v Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN (Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Bandung Tahun

Ajaran 2014-2015) SANTY PURNAMA SARI

NIM 1302349

ABSTRAK

Saat ini, sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa menjadi sebuah tuntutan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang memusatkan perhatian pada guru secara tidak langsung memberikan dampak yang kurang baik pada rasa percaya diri siswa. Kebiasaan siswa dijejali materi pembelajaran tanpa proses mencari dapat membentuk karakter siswa yang tidak mandiri. Peristiwa tersebut bisa ditemukan dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa Indonesia. Pada kompetensi dasar tertentu tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik, dan hasil pembelajaran masih belum menunjukan perubahan yang signifikan terhadap peningkatan hasil pembelajaran. Peristiwa tersebut terjadi pada kompetensi menulis cerpen siswa kelas IX. Pada dasarnya siswa belum bisa menuangkan ide, perasaan, dan pemikiran dalam sebuah tulisan utuh yang mampu menghibur pembaca selain itu, siswa belum bisa menciptakan kalimat yang tepat untuk menghidupkan cerita. Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dirancang untuk mengatasi permasalahan tersebut. Strategi ini menitikberatkan pada rasa ingin tahu siswa terhadap hal yang dipelajarinya yang diimbangi dengan kemampuan kecerdasan linguistik untuk membantu membuat kalimat yang saling berkaitan dan membentuk kesatuan yang utuh dalam bentuk cerpen. Tujuan dari penggunaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik adalah untuk mengatahui keefektifan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX. Eksperimenkuasi dijadikan sebagai ruh dalam penelitian ini, dan menggunakan desain the matching-only preetest-posttest control group design. Desain ini menggunakan dua kelompok belajar, satu kelompok terdiri dari 30 orang siswa. Perolehan data dilakukan dengan cara tes menulis cerpen sebelum dan sesudah treatment pada masing-masing kelompok belajar, observasi, wawancara, dan angket. Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara statistik. Dari uji hipotesis didapatkan nilai signifikansi 0,000, 0,000 < α (0,05) dengan taraf signifikansi 95%. Berdasarkan pernyataan tersebut maka Ha diterima bahwa Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektif terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung. Hal tersebut mendeskripsikan pula bahwa keefektifan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dapat dijadikan sebagai salah satu referensi strategi pembelajaran untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis cerpen pada khususnya dan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya.


(5)

vi Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFECTIVENESS IN LEARNING STRATEGY BASED LEARNING TO WRITE CURIOSITY LINGUISTIC INTELLIGENCE Short Story

(Quasi Experimental Research In Grade Class IX SMP Negeri 26 Bandung School Year 2014-2015)

SANTY PURNAMA SARI NIM 1302349

ABSTRACT

The learning process that focuses on teacher indirect adverse impact on the confidence of students. Habits of students crammed learning materials without seeking process can form the character of students who are not independent. These events can be found in Indonesian. In the implementation of certain basic learning competencies learning objectives are not achieved properly, and learning outcomes are still not showing the results of significant changes to increase the incident occurred on the competence of writing short stories tenth graders learning Basically students can not ideas, feelings, and thoughts in an article intact which is capable of entertaining the reader in addition, students have not been able to create the appropriate sentence to turn the story. Kunositas Strategy Based Linguistic intelligence is one of the strategy focuses on the curiosity of students towards learning that is designed to overcome these problems. This strategy thing he learned is balanced with linguistic intelligence to the ability to help create sentences that are interrelated and form a unified whole in the form of short stories The purpose of usage-based strategy curiosity Linguistic intelligence is to know the strategy keefekifan curiosity Intelligence Based Experiment grade students to write short stories to the quasi Linguistics ability to be used as a spirit in this study and use the matching-only design preetest posttest control group design. This design uses two study groups one group consisted of 30 students. Data acquisition is done by means of a test group learning, writing short stories before and after meatment on each interview. and questionnaires After all the data is collected, the data is processed observation. statistically. From the hypothesis test obtained significant value 0 0,000 sa (0.05 Based curiosity then Ha diteima statement that the significance level of 95%. Based on Linguistic intelligence effectively to the teaching learning strategies class IX students write short stories in SMP Negeri 26 Bandung. It also describes the that the effectiveness of the curiosity-Based Intelligence Strategy It is also that the effectiveness of the strategy described Linguistic Intelligence Based curiosity can be used as a reference learning strategies for writing short stories in particular and in learning Indonesian address learning problems in general


(6)

1 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Departemen Pendidikan Nasional dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (2008, hlm.106) menjelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan manusia Indonesia. Berdasarkan penjelasan tersebut sudah sangat jelas bahwa ranah pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mencakup komponen keterampilan berbahasa namun, didalamnya terdapat komponen keterampilan bersastra.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia seperti yang tertera dalam PERMENDIKNAS tentu diperlukan implementasi pembelajaran bahasa Indonesia yang melibatkan keterampilan berbahasa dan bersastra yang tepat, dan menjadikan sastra sebagai bagian dari materi ajar di sekolah. Akan tetapi, hal tersebut belum terealisasi seutuhnya karena, praktik pembelajaran sastra di sekolah belum memberikan hasil yang memuaskan.

Ketidakpuasan terhadap proses dan hasil pengajaran sastra di sekolah memang merupakan masalah usang yang sampai saat ini belum tuntas terselesaikan. Pernyataan tersebut tersirat dari pandangan sastrawan besar Indonesia dan para ahli yang diungkap di media massa. Sastrawan dan ahli tersebut diantaranya adalah Jakop Sumardjo (Kompas, 2 Agustus 2000), Taufik Ismail (Kompas, 24 Juli 1997), Asrul Sani (Kompas, 25 April 2000) banyak hal yang mereka keluhkan dalam tulisan mereka mulai dari kualitas lulusan, proses pengajaran, metode, sarana, sampai pada kebijakan penyelenggaraan pengajaran. Keluhan tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kesalahan dalam pembelajaran sastra sehingga perlu upaya untuk memperbaikinya.

Seiring jalannya waktu, ternyata keluhan yang diungkapkan sastrawan dan ahli tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alwasilah


(7)

2 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Aisyah, 2009, hlm.314) dalam penelitiannya Alwasilah membuktikan bahwa di sekolah-sekolah, sastra hanya diajarkan sebanyak 23,6% saja. Kapasitas pembelajaran sastra yang hanya 23,6% tersebut, ternyata pembelajaran sastra lebih ditekankan pada aspek pengetahuan (kognitif), bukan aspek afektif. Proses pembelajaran yang demikian menyebabkan ketertarikan siswa terhadap materi sastra hanya sebatas menunjang pengetahuan siswa terhadap sastra untuk menyelesaikan soal sastra. Dengan adanya penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa pembelajaran sastra di sekolah mengindikasikan adanya problematika yang harus segera di tangani.

Pembelajaran sastra menjadi sangat penting karena selain tercantum dalam PERMENDIKNAS , sastra memiliki fungsi yang baik bagi siswa. Pernyataan tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan Teeuw(1984, hlm.51) yang menyebutkan bahwa fungsi sastra diantaranya adalah menawarkan nilai-nilai, diantaranya adalah nilai toleransi. Sehingga sasatra mengajarkan pada siswa secara tidak langsung untuk memiliki rasa toleransi yang besar, yang bisa diambil dari karya-karya yang disajikan.

Berkaitan dengan problematika yang terjadi mengenai penyelenggaraan pembelajaran Bahasa Indonesia yang memuat keterampilan berbahasa dan bersasatra, menulis cerpen merupakan salah satu pembelajaran sastra yang menemui banyak kendala. Sejalan dengan pemikiran Mustafa (2008, hlm.199) mengemukakan bahwa penghayatan terhadap karya sastra, salah satunya cerpen juga bisa melembutkan perasaan pembacanya sehingga menghasilkan masyarakat yang memiliki jiwa atau sifat saling menghargai, penuh empati kepada orang lain, dan tenggang rasa. Sehingga pendapat yang dikemukakan oleh Teeuw di perkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mustafa bahwa cerpen memiliki nilai fungsi yang besar bagi perkembangan siswa. Namun, fungsi dari cerpen yang begitu besar belum terlalu bisa dirasakan siswa karena tersendat dengan masalah yang dialami siswa dalam menulis cerpen.

Masih berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Alwasilah, ternyata banyak guru yang mengajarkan teori mengenai cerpen, bukan cara menulis cerpen yang baik. Selain faktor pengajaran yang dilakukan oleh guru, hasil yang


(8)

3 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan siswa belum memuaskan sehingga mengidentifikasikan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal. Proses pembelajaran sastra bukan hanya sekedar mengetahui teori dan mahir menulis. Akan tetapi, dalam pembelajaran sastra melibatkan pemahaman berbagai aspek terutama aspek estetika dan keindahan. Untuk memeroleh keindahan pada cerpen yang diciptakan tentu seorang siswa harus memiliki ide yang mendasari tulisannya. Akan tetapi, kesulitan utama yang dihadapi siswa ketika menulis cerpen adalah memunculkan ide. Hal tersebut bisa saja terjadi akaibat cara belajar yang kurang tepat, sehingga siswa tidak dilatih untuk menulis cerpen melainkan hanya diperkenalkan karya sastra berupa cerpen, hal tersebut menyebabkan siswa sangat sulit menemukan ide ketika menulis cerpen karena ketidakterbiasaan siswa mengolah ide.

Sebuah ide menjadi dasar sebuah penulisan, pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Rusyana (Syihabuddin,2008, hlm.205) menyatakan bahwa kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan seperti: kemampuan menguasai gagasan yang akan dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca. Pendapat Rusyana sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Rainey (2003, hlm.2) bahwa pada hakikatnya pembelajaran menulis adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan.

Salah satu hal penting untuk menjadi penulis yang baik adalah menguasai gagasan. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Kesulitan menemukan ide saat menulis salah satunya bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca. Tentang hal ini Semi mengatakan bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Pendapat Semi tersebut sejalan dengan pernyataan Kusmayadi (2007, hlm.46) yang menjelaskan bahwa membaca merupakan modal untuk menghasilkan modal untuk menghasilkan tulisan. Membaca dalam arti yang luas adalah mengamati segala hal, dengan mengamati segalanya siswa akan melatih segala pikiran dan


(9)

4 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perasaan yang dimilikinya untuk dituangkan dalam sebuah tulisan berbentuk cerpen.

Berdasarkan pernyataan tersebut, untuk bisa menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan untuk dituangkan menjadi sebuah tulisan tentu siswa harus memiliki media yang bisa digunakan untuk menyampaikan hal yang dirasakannya, media yang bisa digunakan untuk menyampaikan hal yang dipikirkan dan dirasakan oleh siswa sebagai penulis salah satunya adalah bahasa. Bahasa merupakan media yang tepat untuk menyampaikan hal-hal yang dipikirkan dan dirasakan penulis kepada pembaca.pernyataan tersebut sesuai dengan definisi bahasa yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1992, hlm.21) bahasa adalah system lambang dan bunyi yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Kata interaksi pada pengertian tersebut berpadanan dengan berkomunikasi. Komunikasi merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan apa yang kita pikirkan dan kita rasakan kepada orang lain. Bahasa menjadi salah satu hal yang bisa memengaruhi kualitas sebuah tulisan. Pada kesempatan ini kecerdasan berbahasa atau kecerdasan linguistik siswa dalam menulis cerpen akan menjadi pengaruh penting pada tulisan. Menurut Nurdin dan Yaumi (2013, hlm.45) kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa baik lisan maupun tulisan secara tepat dan akurat. Ketepatan dan keakuran pada pengertian tersebut bisa dipahami dengan maksud siswa mampu menentukan diksi yang tepat ketika menulis cerpen sehingga tulisan yang dibuatnya mampu memberi suatu kesan menyenangkan terhadap pembaca. Siswa yang memiliki kecerdasan linguistik akan menghidmati kata-kata bukan hanya untuk makna tersurat dan tersiratnya semata namun juga bentuk dan bunyinya, serta untuk citra yang tercipta ketika kata-kata dirancang-reka dalam cara yang lain dan berbeda dari yang biasa.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecerdasan linguistik, yang membedakan kemampuan yang dimiliki seseorang dengan orang orang lain adalah sejauh mana orang tersebut mengasah kecerdasan linguistiknya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan Kirschenbaum (Jasmine, 2007, hlm.17) ...sudah barang tentu jelas bahwa sebagian orang lebih


(10)

5 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbakat secara linguistik dari pada sebagian lainnya. Secara logika pernyataan tersebut merupakan suatu kebenaran, karena bahasa sangat lekat pada kehidupan manusia. Sejak lahir, manusia sudah menggunakan bahasa untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Berkembangnya zaman tentu akan berpengaruh pada kecerdasan linguistik yang dimiliki oleh seseorang. Selain perkembangan teknologi kecerdasan linguistik seseorang dipengaruhi pula oleh pendidikan yang didapatkannya.

Seiring perkembangan informasi tentu kebijakan dan ketentuan pemerintah mengenai proses pembelajaran ikut berubah. Proses pembelajaran yang mulanya berorientasi pada guru Teacher Center kini menjadi Student Center, hal tersebut menandakan bahwa siswa harus aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran tanpa selalu dijejali materi oleh gurunya. Berdasarkan hal tersebut, siswa harus mampu menemukan sendiri mengenai hal yang akan dipelajarinya dan arahan yang diberikan oleh guru. Ketika seorang siswa menemukan hal yang ia cari maka secara natural ia akan merasa bangga dan tidak akan cepat melupakan apa yang sudah ia temukan, dan ia pahami sendiri dan dibantu dengan penguatan dari gurunya.

Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi seorang pendidik. Siswa harus mampu memahami pelajaran yang ia ajarkan tanpa harus menjelaskan teori dan hal lainnya. Begitu pula pada pembelajaran menulis ini, siswa mampu menulis cerpen yang baik tanpa harus dijelaskan panjang lebar oleh gurunya, akan tetapi siswa harus mampu menemukan hal-hal yang terdapat pada contoh yang diberikan oleh guru, mereka akan mendapatkan pengetahuan dari yang disajikan dalam proses keberlangsungan pembelajaran. Selain menjadi tantangan bagi pendidik tentu hal ini menjadi sebuah lahan yang baik untuk diteliti, siswa mampu menulis cerpen dengan baik, mengumpulkan informasi dari contoh yang diberikan oleh guru. Tidak sedikit peneliti-peneliti yang mengkaji dan menyoroti hal yang berkenaan dengan permasalahan tersebut. Penelitian-penelitian terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut.

Suryanti yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Penilaian Berbasis Kelas untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen pada


(11)

6 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa Kelas IX A MTs Negeri Nguntoronadi Tahun Ajaran 2012/2013”, (Universitas Sebelas Maret,2012). Kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX A di MTs Negeri Nguntoronandi belum begitu memuaskan. Namun, setelah diterapkan model pembelajaran terpadu dan penilaian berbasis kelas maka kemampuan menulis cerpen siswa mengalami perubahan yang signifikan. Dengan cara yang tepat dalam membangun konteks melalui model pembelajaran terpadu dan penilaian berbasis kelas akan membantu siswa menemukan ide untuk menulis cerpen. Jika penelitian Suryanti menggunakan pembangun konteks dengan model pembelajaran terpadu dan penilaian berbasis kelas, maka penelitian Nicky yang berjudul “Pengembangan Metode Saintifik Berbasis Pendidikan Multikultural Melalui Teknik SULAP (Simak-Ujarkan-Lengkapi-Ayo Tulis- Presentasikan) untuk Meningkatkan Keterampilan Menuolis Teks Cerpen dan Berpikir Kreatif (Penelitian dan Pengembangan di Kelas VII SMP Negeri Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”, (UPI:2014). Pembangun konteks untuk membantu siswa menemukan ide adalah dengan menggunakan metode saintifik yang berbasis pendidikan multikultural dengan menggunakan teknik SULAP. Pada penelitian ini terdapat penggabungan antara metode dan teknik untuk membantu siswa menyelesaikan masalahnya berupa penemuan ide saat menulis. Pada penelitian tersebutmenggunaka metode saintifik, yaitu metode yang digunakan untuk memancing rasa keingintahuan siswa terhadap suatu hal.

Menilik dan menimbang dua penelitian tersebut, sesuai dengan uraian masalah yang telah dipaparkan bahwa pada dasarnya siswa bisa menjadi apa saja yang dia inginkan hanya dengan bermodal rasa keingintahuannya. Pernyataan tersebut di buktikan dengan penelitian yang dilakukan Nicky. Selalin penelitian yang dilakukan Nicky terdapat penelitian yang dilakukan oleh Widaningsih “Penerapan Stategi Curiosity Based Learning Dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung”, (UPI:2014) Pada penelitian ini strategi Curiosity Based Learning mampu mengatasi masalah menulis teks ilmiah populer peserta didik dan mendapatkan perubahan nilai yang signifikan. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kemampuan menulis peserta didik yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak mencapai


(12)

7 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi yang diinginkan sehingga Widaningsih memberikan alternatif pemecahan masalah berupa strategi CBL untuk mengatasi masalah menulis teks ilmiah populer. Starategi ini memberikan suatu rangsangan kepada peserta didik untuk menggugah rasa keingintahuan peserta didik terhadap hal yang dipelajarinya sehingga dari kemelitan tersebut peserta didik dapat memunculkan ide dari dalam diri yang dijadikan sebagai dasar atau modal utama dalam menulis, dengan demikian peserta didik diharap mampu menulis teks ilmiah populer. Penelitian ini memberikan masukan yang baik terhadap penelitian yang akan penulis lakukan bahwa pemunculan ide merupakan modal utama untuk menulis dan memancing rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu hal dapat dijadikan sebagai suatu cara untuk memunculkan ide peserta didik.

Setelah mendapatkan gambaran dari penelitian terdahulu, peneliti semakin tertarik pada cara mengembangkan rasa keintahuan siswa untuk terhadap materi ajar yang disajikan sehingga memancing kreativitas siswa dalam menulis cerpen. Keingin tahuan membuat siswa menjadi dinamis, kreatif, dengan ide-ide yang inovatif, dan rasa penasaran yang membuatnya masuk pada hal luar biasa yang tidak terduga. Berbicara mengenai rasa ingin tahu siswa yang besar ketika menemukan hal-hal yang terdapat dalam cerpen, kecerdasan linguistik siswa yang berperan menuangkan perasaan dan pikiran siswa berdasarkan pengalaman yang ia temukan dari hasil mencari dan menelusuri rasa keingintahuannya. Kecerdasan linguistik sangat berperan penting karena dengan kecerdasan linguistik siswa dapat menyalurkan apa yang dirasakan dan dipikirkan untuk dituangkan menjadi sebuah cerpen. Dengan adanya rasa keingintahuan dan kecerdasan linguistik yang diarahkan, hal tersebut menjadi modal bagi siswa untuk membangun dan mengembangkan tulisannya menjadi sebuah tulisan yang layak untuk dibaca. Sejalan dengan rasa ingintahu dan kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa, sangat tepat bila keterampilan menulis yang diambil adalah menulis cerpen, karena cerpen sebagai salah satu karya sastra merupakan karya yang memfokuskan dan mencurahkan segala pemikiran dan perasaan melalui bahasa. kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa akan membentuk karakter dalam cerita dan jalan cerita bisa dirasakan oleh pembaca. Selain itu, teks cerpen mampu


(13)

8 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur kemampuan siswa melakukan eksplorasi pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk mencoba staregi kuriositas yang dikombinasikan dengan kecerdasan linguistik untuk menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dari kesulitan siswa menulis cerpen. Sehingga jelas, terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang peneliti lakukan saat ini strategi yang digunakan merupakan strategi kuriositas yang berbasis pada kecerdasan linguistik dan berpengaruh pada kemampuan siswa menulis cerpen. Dengan demikian, berdasarkan fokus-fokus penelitian yang telah diuraikan di atas maka judul dari penelitian ini adalah “Efektivitas Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana profil kemampuan awal menulis cerpen pada siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung?

2) Bagaimanakah profil proses pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung?

3) Bagaimanakah proses penerapan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung?

4) Bagaimana profil kemampuan akhir menulis cerpen pada siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung?

5) Apakah Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektif untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung?


(14)

9 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan besar yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, diantaranya sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dirancang dengan tujuan umum yaitu: menawarkan alternatif strategi pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam penyelenggaraan pembelajaran menulis teks cerpen khususnya, dan materi bahasa Indonesia pada umumumnya.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yang sudah diuraikan sebelumnya, yaitu untuk mengetahui gambaran tentang hal-hal sebagai berikut:

a. rancangan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik pada pembelajaran menulis cerpen kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung; b. profil pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26

Bandung sebelum menggunakan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik;

c. kemampuan awal menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung sebelum menggunakan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik;

d. profil pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung menggunakan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik;

e. kemampuan akhir menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung setelah menggunakan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik;

f. Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektif untuk mengatasi masalah dalam pembelajran menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung.


(15)

10 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini tentu memberikan manfaat pada peneliti, namun disamping memberikan manfaat pada peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memerkuat signifikansi teori-teori yang sudah berkembang terlebih dahulu, dan berkaitan dengan pembelajaran cerpen dan strategi yang digunakan pada penelitian ini. Maka manfaat secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Segi Teori

Manfaat penelitian dilihat dari segi teori, penelitian ini menunjang pembuktian teori yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa yang dikhususkan pada keterampilan menulis cerpen. Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (2008, hlm.9) yaitu:

“menulis merupakan suatu proses perkembangan. Menulis merupakan pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. menuntut gagasan-gagasan disusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan di tata dengan menarik. Menulis juga menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang saksama, perbedaan yang tepat dalam pemilihan judul, bentuk, dan gaya”.

Berdasarkan pemahaman yang dikemukakan oleh Tarigan bahawa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang diperoleh dari proses latihan yang berkesinambungan dengan cara memeroleh pengalaman menulis secara langsung. Hal-hal yang berkaitan dengan tulisan tidak terlepas dari sebuah gagasan yang dikembangkan, penyusunan kalimat yang baik, dan penataan tulisan yang menarik sehingga pembaca menikamati tulisan yang diciptakan oleh seseorang. Pemahaman yang dikemukakan oleh Tarigan menjadi pijakan dasar peneliti dalam memahami pengertian menulis cerpen, karena pengertian tersebut merangkum seluruh maksud dari proses menulis cerpen.

Membimbing siswa untuk mampu menulis bukanlah perkara yang mudah, sehingga pendidik harus menemukan suatu solusi untuk memermudah siswa mengatasi permasalahan yang ditemui saat menulis cerpen. Permasalahan yang ditemukan siswa saat menulis cerpen adalah kesulitan mengembangkan gagasan dengan merangkai kata yang tepat.


(16)

11 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Danin (2011, hlm.16) memberikan penjelasan bahwa seorang peserta didik yang memiliki kebiasaan ini (kuriositas), tidak akan pernah merasa puas akan apa yang telah diketahuinya sekarang, selalu mengembangkan rasa ingin tahu. Sebagian rasa ingin tahunya itu dipenuhinya denagn caranya sendiri, sebagiannya lagi ingin diperolehnya dengan cara bertanya kepada pendidik atau orang dewasa.

Berdasarkan pemahaman yang dikemukakan oleh Danin diatas berkaitan dengan rasa ingin tahu yang dimiliki siswa. Rasa ingin tahu siswa yang diasah dapat membantu siswa untuk menemukan semua jawaban dari hal-hal yang ia tanyakan, dengan mencari sendiri dan menemukannya sendiri akan muncul keterpahaman siswa terhadap hal yang ia cari. Keterbiasaan mencari dan mengorek segala sesuatu sesuai dengan rasa keingintahuan yang sangat tinggi akan membentuk siswa menjadi siswa yang lebih mandiri, rasa keingintahuannya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan menulis cerpen akan dipengaruhi dengan salah satu kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Kecerdasan yang dirasa tepat untuk memberikan pengaruh pada kemapuan menulis cerpen dengan mengandalkan rasa keintahuan siswa adalah kecerdasan linguistik.

Gardner (Prasetyo dan Andriyani, 2009, hlm.2) bahwa kecerdasan linguistik adalah kapasitas menggunakan bahasa untuk menyampaikan pikiran, dan memahami perkataan orang lain, baik secara lisan maupun tulis. berdasarkan pengertian yang sudah diungkapkan, maka bisa disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan bahasa dari apa yang dirasakan dan dipikirkan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Pemahaman yang dikemukakan Gardner menjelaskan bahwa kemampuan merangkai kalimat dalam membuat cerpen termasuk salah salah satu kecerdasan linguistik. Sehingga Srategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik akan di terapkan pada pembelajaran cerpen untuk membuktikan teori-teori yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini. Hal-hal yang dikemukakan tersebut merupakan suatu signifikansi antara teori dengan penelitian yang dilaksanakan.

2. Segi Kebijakan

Manfaat dari segi kebijakan dalam penelitian ini yaitu untuk memaparkan data yang menunjukan bahwa pentingnya permasalahan yang dikaji dalam


(17)

12 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini. Permasalahan yang ditemukan di lapangan mengenai kesulitan siswa menulis cerpen dan diatasi dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik, kemungkinan akan memunculkan pemikiran dan paradigma baru yang berkenaan dengan menulis cerpen, strategi kuriositas, atau kecerdasan linguistik itu sendiri. paradigma atau kebijakan yang dihasilkan dari penelitian ini bisa saja berupa penerapan strategi yang digunakan pada instansi-instansi pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran menulis cerpen.

3. Segi Praktik

Manfaat dari segi praktisi manfaat ini bertujuan khusus untuk Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra FPBS UPI. Penelitian ini membantu pembelajaran menulis cerpen, dimana keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai oleh calon guru. Pernyataan tersebut bukanberarti harus menjadi penulis, akan tetapi calon guru harus mampu menguasai keterampilan menulis guna memberikan informasi pada siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran menulis. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran keterampilan berbahasa (menulis). Menjadi salah satu alternatif penyecahan masalah kesulitan siswa dalam menulis cerpen. Membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman berupa rangkaian pembelajaran cerpen dengn menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik.

4. Segi Sosial

Secara umum penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang keterampilan berbahasa pada umumnya dan pembelajaran menulis cerpen pada khususnya. Pemanfaatan penggunaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik membuktikan bahwa rasa kemelitan atau keingintahuan siswa dapat mengubah siswa menjadi lebih aktif mencari hal-hal yang harus dilakukan untuk membuat cerpen yang baik dan mencari unsur-unsur cerpen yang baik, dan penggunaan strategi ini sangat membantu dalam proses pembelajaran. Dapat dijadikan sebagai satu rujukan dan model pembelajaran menulis cerpen dalam cakupan ruang lingkup yang beragam.


(18)

13 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Definisi Oprasional

Persamaan pandangan pada sebuah penelitian sangat penting agar tidak terjadi salah tafsir atau bias dalam memahami variabel yang terdapat pada penelitian ini. Penelitian yang dilakukan ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dari penelitian ini adalah strategi kuriositas berbasis kecerdasan linguistik, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis cerpen. Berikut definisi istilah dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Teori kuriositas berbasis kecerdasan linguistik adalah strategi pembelajaran

dari berbagai aspek pembentukan sistem instruksional yang mengarah pada rasa ingin tahu peserta didik untuk mencari dan menemukan fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan melalui tahap observasi, investigasi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kemudian hasil penemuan, pencarian, dan penyelidikan, dimana setiap langkah yang dilakukan menggunakan motivasi dan dorongan dari diri sendiri untuk mencari apa yang dibutuhkan dan menggunakan segala apa yang dirasakan dan dipikirkannya untuk dituangkan dalam bentuk bahasa yang fungsional dan artistik.

Pemahaman tersebut didapatkan dari dua pemahaman ahli yang peneliti gabungkan menjadi suatu pemahan yang baru dalam penelitian ini. Pemahaman tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

Edelman (1997) mengemukakan bahawa kuriositas adalah kebutuhan, rasa haus atau keinginan akan pengetahuan. Rasa ingin tahu (kuriositas) merupakan akusisi pengetahuan. Hal tersebut di dukung oleh Sumrongthong (Culalongkorn University, 2013) ia menyebutkan bahwa strategi kuriositas adalah dorongan pikiran yang selalu ingin belajar lebih banyak tentang sesuatu atau dorongan untuk menyelidiki (inkuiri), meneliti (investigasi), atau mencari pengetahuan.

2) McKenzie (Yaumi,2012,hlm.14) memaparkan mengenai kecerdasan linguistik, kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing. Lane (Yaumi,2012, hlm.15)


(19)

14 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memaparkan bahwa anak yang memiliki kecerdasan linguistik diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Mampu menceritakan cerita dan adegan lelucon.

2) Menulis lebih baik dari rata-rata anak yang lain yang memiliki usia yang sama.

3) Mempunyai memori tentang nama, tempat, tanggal, dan informasi lain lebih baik dari anak lain pada umumnya.

4) Senang terhadap permainan kata.

5) Mengomunikasikan pikiran, perasaan, ide-ide dengan baik.

Berdasarkan pengertian tersebut tentu dalam proses belajarnya terdapat tahapan atau langkah-langkah pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan strategi kuriositi berbasis kecerdasan linguistik diantaranya adalah sebagai berikut.

Sesi 1 mengamati objek (observasi)

Aktivitas: siswa diminta untuk membaca sebuah cerpen yang telah disiapkan oleh guru yang berjudul “Mangga Arumanis” karya Muh. Rustandi Kartakusumah. Siswa mengobservasi isi cerpen, dimulai dari unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen dan bahasa cerpen. Siswa membuat catatan kecil mengenai hal-hal yang ditemukannya.

Tujuan : kegiatan ini bertujuan untuk memunculkan kesadaran tingkat dasar bahwa setiap siswa memiliki rasa keintahuan terhadap materi yang diajarkan. Siswa mengetahui kriteria cerpen yang baik dari cerpen yang dijadikan contoh oleh gurunya. Siswa mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen, dan bahasa yang digunakan dalam cerpen yang fungsional dan artistik.

Sesi 2 investigasi

Aktivitas: siswa mengeksplorasi data yang diperoleh oleh siswa yang lain mengenai isi cerpen yang baru saja dibaca, selain itu siswa berdiskusi mengenai hal-hal yang mereka temukan dari hasil membaca.


(20)

15 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuannya: mengembangkan berpikir, siswa menjadi lebih paham dan mendapat tambahan informasi dari penjelasan temannya mengenai hal-hal yang mereka temukan dari hasil membaca cerpen.

Sesi 3 Memperoleh-mencari informasi tambahan

Aktivitas: siswa mencari informasi tambahan dari sumber lain, seperti buku, atau internet. Setelah siswa mendapatkan informasi tambahan siswa membuat rencana awal dari cerpen yang akan dikembangkan dengan membuat kerangka cerpen. Pada tahap ini bimbingan guru sangat diperlukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.

Tujuan: siswa meluaskan jangkauan pemerolehan informasi dengan memeroleh pengetahuan lebih banyak dari sumber yang berbeda dan jauh lebih lengkap.

Sesi 4 kategorisasi dan visualisasi

Aktivitas: siswa mengkatagorikan hal-hal yang terdapat di dalam cerpen. Setelah itu menuliskan hal-hal tersebut dalam sebuah tulisan (pengembangan kerangka karangan). Pada aktivitas ini siswa mengerahkan segala pikiran dan perasaan yang dimilikinya dengan mengaitkan pada pengalaman pribadi yang tidak bisa dilupakannya.

Tujuan : siswa mengembangkan pemikiran dan perasaan mereka menjadi sebuah cerpen dengan memerhatikan bahasa yang fungsional dan artistik. Siswa mengerahkan segala pikiran, perasaan, dan nafsunya dari apa yang ia alami dan mengelola semua itu menjadi sebuah bahasa yang disampaikan melalui tulisan berbentuk cerita pendek.

Sesi 5 presentasi

Aktivitas: pada tahap ini siswa diminta untuk menunjukan hasil kerja mereka dan membacakan cerpen yang mereka buat di depan kelas. Siswa yang lain memberi penilaian dan masukan untuk karya siswa yang tampil di depan kelas.


(21)

16 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan: siswa mendapatkan masukan positif yang bersal dari temannya, dengan demikian siswa lain mendapat gambaran dari hasil karyanya dan tidak merasa cepat puas dari apa yang diperolehnya.

Sesi 6 Review

Aktivitas : guru menjelaskan kepada siswa mengenai apa yang baru saja di pelajari dan memberi arahan yang mampu mempermudah siswa untuk menulis cerpen dengan baik. Selain itu guru menjelaskan cara yang di tempuh pada saat pembelajaran adalah dengan memancing rasa keingintahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.

Tujuannya: penjelasan mengenai pentingnya rasa inngin tahu dapat membuka pandangan siswa terhadap cara belajar yang hanya terfokus pada pemberian guru. Pada tahap ini siswa membuka pemahamannya bahwa dengan mencari dan menemukan sendiri mendapatkan suatu kenyamanan dalam belajar bahwa belajar tidak perlu dipaksakan dan siswa dapat menuangkan emosi, perasaan, serta apa yang ia pikirkan melalui bahasa yang fungsional dan artistik. Sehingga siswa mampu menyalurkan emosinya dalam hal yang positif.

3) Keterampilan Menulis Cerpen

Syamsudin (2011, hlm.2) bahwa menulis adalah merangkai, menyusun, secara cermat buah pikiran ke dalam bentuk tulisan yang beruntun dan teratur tentang suatu masalah. Merangkai dan menyusun secara cermat buah pikiran berhubungan dengan teknik penulisan dan organisasi karangan. Tulisan yang beruntun dan teratur tentang suatu masalah berhubungan dengan isi karangan dan penggunaan bahasa.

Kamus Istilah Sastra (2006, hlm.62) dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk naratif atau cerita prosa, yang mengisahkan kehidupan manusia yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan dari pada satu tokoh dalam satu sis tertentu.

Berdasarkan dua penjelasan tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen pada penelitian ini adalah kemampuan


(22)

17 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa untuk menuangkan ide, atau gagasannya secara cermat dalam bentuk tulisan yang beruntun dan teratur mengenai suatu masalah yang berbentuk naratifdengan tema sederhana, jumlah tokoh yang terbatas, jalan cerita, dan latarnya melingkupi ruang lingkup yang terbatas.

Kemampuan yang harus diperhatikan dalam membuat tulisan yang baik diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Penguasaan bahasa tertulis yang berfungsi sebagai media tulisan, yang meliputi kosakata, struktur, ejaan, gaya bahasa, dan deskripsi suatu objek. Penggunaan bahasa tulis dalam menulis cerpen pada dasarnya sama dengan bentuk tulisan lainnya, ketepatan ejaan,struktur atau organisasi kelengkapan cerpen, menjadi sebuah syarat bagi sebuah tulisan yang layak untuk dinikmati pembaca.

b. Penguasaan isi tulisan sesuai dengan topik yang akan ditulis.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pemahaman yang dikemukakan oleh Rusyana (Syihabuddin, 2008, hlm.250) menjelaskan bahwa kemampuan yang diperlukan saat menulis, yaitu kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca.

F. Struktur Organisasi Tesis

BAB I Pendahuluan

Meliputi masalah tentang: Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi Oprasional,Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka

Ruang lingkup dari kajian pustaka membahas tentang: Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik, dan kemampuan menulis cerpen, dan cerpen. BAB III Metode Penelitian


(23)

18 Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengemukakan tentang: Metode Penelitian, prosedur penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik pengolah data.

BAB IV Temuan dan Pembahasan Penelitian

Meliputi hasil temuan dan Pembahasan: (1) deskripsi profil kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP Negeri 26 Bandung, (2) deskripsi profil proses pembelajaran menulis cerpen di SMP Negeri 26 Bandung, (3) deskripsi pelaksanaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik pada pembelajaran menulis cerpen, (4) deskripsi hasil menulis cerpen preetest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, (5) uji stratistik termasuk uji hipotesis penelitian.

BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Membahas simpulan, implikasi dan rekomendasi dari Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik

Daftar Pustaka Riwayat Hidup


(24)

48

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hal-hal yang terkait dengan metodelogi penelitian yang digunakan. Hal-hal tersebut meliputi: metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, partisipan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik pengolahan data yang akan dipaparkan sebagai berikut.

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu). Sugiyono (2011,hlm.77) memaparkan bahwa desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol semua variabel luar yang memengaruhi jalannya eksperimen. Desain yang dipilih peneliti adalah the matching-only pretest-posttest control group design. Pada desain ini sampel kelas baik eksperimen maupun kontrol tidak ditentukan secara random. Pada dasarnya desain yang dipilih peneliti memiliki kesamaan dengan desain pretest-posttestcontrol group design, yang membedakan antara keduanya adalah pada desain yang dipilih oleh peneliti sampel kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak di random (Sugiyono, 2011,hlm.79).

Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian kuantitatif yang menguji seberapa efektif penerapan variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi suatu sebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis cerpen siswa. Agar lebih terpahami maka hubungan antara dua variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.


(25)

49

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hubungan

sebab akibat

STRATEGI KURIOSITAS

BERBASIS KECERDASAN

KETERAMPILAN MENULIS TEKS

CERPEN

Bagan 3.1

Hubungan Antar Variabel Penelitian

2. Desain Penelitian

Desain yang dilakukan pada penelitian ini experimen kuasi ini adalah desain the matching-only pretest-posttest control group. Desain tersebut dipilih karena sampel penelitian tidak di random, hal ini terjadi karena pihak sekolah dalam proses penelitian sudah memberikan jatah kelas sebagai sampel untuk proses penelitian. Agar penjelasan ini bisa lebih dipahami maka disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Treatment group M O X O Control group M O C O

Bagan 3.2

Desain the Matching-only pretest-posttest control group

Fraenkel dan Wallen (2011, hlm.275) Keterangan :

M = kelompok sampel pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tidak di random.

O = tes awal dan tes akhir

X = perlakuan di kelas eksperimen dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik.

C = perlakuan di kelas kontrol denhgan menggunakan teknik belajar langsung (konvensional).


(26)

50

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fraenkel menjelaskan, the M in this design means that the subjects in each group have been matched (on certain variabels) but not randomly assigned to the groups (Fraenkel, 2011,hlm.275). Penjelasan yang dikemukakan oleh Frenkel tersebut adalah arti simbol M pada bagan diatas adalah subjek penelitian tidak dirandom terlebih dahulu.

Subjek penelitian yang tidak dirandom dalam penelitian ini dikarenakan setiap sekolah memiliki kebijakan tersendiri untuk membantu proses penelitian yang dilakukan. Pada desain tersebut terdapat dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas teatment, pada kesempatan ini kelas treatment selanjutnya peneliti sebut dengan kelas eksperimen. Penelitian yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memberikan preetest dan posttest.

Preetest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis cerpen. Selah dilakukan preetest pada kedua kelas maka kedua kelas tersebut akan diberi perlakuan. Pada kelas eksperimen akan diberi perlakuan dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik. Kelas kontrol mendapat perlakuan namun hanya menggunakan pengajaran yang bersifat konvensional. Setelah kedua kelas di beri perlakuan, maka peneliti hendak mengetahui kemampuan akhir keduanya dengan menggunakan tes ke dua atau disebut dengan posttest.

Dengan demikian, bersarkan disain yang terdapat pada gambar jelas bahwa pada bagan ini terdapat dua kali analisis. Analisis pertama menguji kemampuan awal menulis cerpen siswa yang terdapat dikelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis yang dilakukan untuk menguji kemampuan awal siswa menulis cerpen pada kedua kelas adalah dengan menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga tidak terjadi kejomlangan dan menekan bias yang akan terjadi.

Analisis kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, hipotesis dari penelitian ini adalah “Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektif dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung”. Teknik statistik yang


(27)

51

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan uji t-test. Namun jika data tidak berdistribusi tidak normal-normal/ normal-tidak normal maka dilakukan uji non parametrik. Jika terdapat perbedaan kemampuan akhir anatara dua kelompok tersebut dimana kemampuan kelas eksperimen lebih besar daripada kemampuan kelas kontrol maka Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektif, jika sebaliknya maka Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik tidak efektif.

Tujuan dari peneliti menggunakan desain penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitasan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dalam pembelajaran menulis cerpen. Jika hasil penerapan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen maka peneliti akan merekomendasikan strategi ini untuk menjadi salah satu solusi kesulitan belajar siswa pada materi menulis cerpen.

B. Prosedur Penelitian

Agar penelitian berjalan dengan sistematis maka dirancang langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

1. Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah menemukan masalah, baik masalah yang dihadapi pendidik dan masalah yang dihadapi siswa. Hal yang paling diutamakan dalam menemukan masalah adalah kesulitan yang dihadapi siswa ketika belajar. Permasalahan-permasalah yang ditemukan tersebut peneliti lihat dan yang paling peneliti minati dan memiliki kepentingan tersendiri dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sehingga fokus utama dari penelitian ini menitik beratkan pada tahap perencanaan, proses yang dilakukan dan evaluasi pembelajaran.

2. Langkah kedua yang peneliti lakukan adalah studi pendahuluan, hal ini peneliti lakukan agar mendapatkan berbagai informasi untuk bisa mengolah data yang peneliti temukan. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan adalah dengan mencari data dari kajian teori dan pustaka hal ini dilakukan agar masalah yang peneliti pilih bisa diperkuat dengan temuan-temuan para ahli


(28)

52

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdahulu sehingga bisa diperkuat. Selain itu peneliti datang ke sekolah untuk bisa mengkaji profil kemampuan siswa, atau hal pendukung lainnya.

3. Dari hasil kunjungan ke sekolah peneliti memiliki pengetahuan mengenai profil kemampuan siswa, dan profil pembelajaran yang dilakukan disekolah. Penulis memformulasikan temuaan masalah, dengan strategi yang akan digunakan guna menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik guna meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa.

4. Langkah ketiga yang peneliti lakukan adalah peneliti menyusun instrumen tes dan non tes yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Instrumen yang telah peneliti rancang disahkan oleh para ahli di bidangnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel baik secara konten maupun konstruk. Uji instrumen dilakukan dengan timbangan ahli dan uji statistik validitas dan reliabilitas.

5. Langkah keempat adalah peneliti melakukan pelaksanaan penelitian dalam prosen pembbelajaran. Penelitian yang dilakukan yaitu, sebagai berikut.

a) Peneliti melakukan preetest pada kedua kelompok penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Alat tes yang digunakan adalah soal berbentuk perintah menulis cerpen.

b) Peneliti menyelenggarakan treatment dengan cara melakukan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik di kelas eksperimen. Pada kelas kontrol peneliti melakukan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pengajaran konvensional.


(29)

53

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selama kegiatan penyelenggaraan berlangsung di kelas eksperimen peneliti melakukan pengamatan (observasi) dengan menggunakan pedoman observasi pembelajaran yang telah di buat pada tahapan ke dua, memberikan angket kepada peserta didik untuk mengetahui respon peserta didik mengenai pembelajaran yang baru dilaksanakan dengan pembelajaran sebelumnya. c) Peneliti melakukan kegiatan pascatest terhadap kedua kelompok penelitian

baiok di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil kemampuan menulis cerpen pascatindakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

6. Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah menganalisis data yang diperoleh dari hasil tindakan penggunaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Menganalisis hasil belajar menulis cerpen dari segi kelengkapan format cerpen, kelengkapan unsur-unsur cerita, kepaduan antar unsur cerita, penggunaan bahasa, dan EyD.

b) Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan angket untuk memeroleh gambaran tentang kualitas pembelajaran yang diterapkan dan untuk memeroleh data kuantitatif. Setelah selesai semua data dipresentasekan. c) Menguji data secara statistik data kuantitatif hasil penelitian.

d) Menyimpulkan hasil penelitian dan membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan tersebut.

Agar prosedur penelitian yang peneliti lakukan bisa lebih dipahami maka peneliti menguraikannya dalam bentuk bagan sebagai berikut.


(30)

54

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.3

Prosedur Penelitian Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik

STUDI PENDAHULUAN

PERUMUSAN MASALAH KAJIAN TEORI STRATEGI KURIOSITAS BERBASIS

KECERDASAN LINGUISTIK

KAJIAN

KURIKULUM

KTSP

PENYUSUNAN RANCANGAN

PENERAPAN STRATEGI KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES

UJI VALIDITAS UJI RELIABILITAS

PELAKSANAAN TINDAKAN

PREETEST KELAS KONTROL

PREETEST KELAS EKSPERIMEN

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Kuriositas

Berbasis Kecerdasan Linguistik Pelaksanaan pembelajaran

menggunakan strategi langsung atau pembelajaran konvensional.

PASCATEST KELAS

KONTROL PASCATEST KELAS EKSPERIMEN

ANALISIS DATA

HASIL


(31)

55

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Partisipan

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan partisipan yang terlibat dalam penelitian. Pemaparan tersebut berkaitan dengan jumlah partisipan yang terlibat, karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar pertimbangan pemilihannya. Peneliti mengambil SMP Negeri 26 sebagai lokasi penelitian. Peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai tempat penelitian dengan alasan ingin membantu mengatasi permasalahan yang dialami siswa kelas IX ketika menulis cerpen. Selain itu sebagai wujud tugas moral sebagai pendidik di bidang mata pelajaran bahasa Indonesia maka penitili disamping membantu ingin membuktikan keefektifan strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik untuk mengatasi permasalahan tersebut yang dirancang dalam sebuah penelitian.

Penelitian ini tidak akan berlangsung dengan baik tanpa kehadiran partisipan. Partisipan merupakan orang yang terlibat dalam penelitian ini. Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Peneliti

Peneliti merupakan orang yang memiliki ide, dan pemikiran dasar dari terlaksananya penelitian ini. Peneliti merupakan kunci utama terlaksananya penelitian. Pada proses penelitian peneliti bertindak sebagai sutradara, yang merancang proses penelitian dari awal hingga akhir, yang mengarahkan guru model, bertindak sebagai observer, pewawancara, dan penganalisis data.

2. Siswa kelas IX

Penelitian ini melibatkan sejumlah siswa yang terdapat pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Baik kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol keduanya menggunakan siswa kelas IX. Penelitian ini menggunakan siswa kelas IX dikarenakan pada kurikulum KTSP terdapat kompetensi dasar menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi yang ditujukan pada kelas IX.

3. Ahli dalam bidang cerpen

Alhi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen yang memiliki peran dalam bidang yang peneliti kaji. Ahli pada penelitian ini berperan sebagai


(32)

56

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang yang memberikan penilaian mengenai kelayakan dari instrumen yang penelitia rancang, guna menjaring data yang peneliti butuhkan dalam menemukan jawaban dalam penelitian ini. Selain itu ahli berperan memberikan masukan yang membagun guna keberhasilan penelitian ini agar terhindar dari bias yang dapat mengurangi keobjektivitasan dari penelitian yang peneliti lakukan.

4. Guru Model

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan guru model adalah guru yang sebelumnya diberi pemahaman mengenai strategi penelitian yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan siswa dalam menulis cerpen. Guru model yang dipilih dalam penelitian ini adalah Dra. Aam Ramdaniati, M.Si. pilihan guru medel jatuh pada Ibu Aam dikarenakan beliau sudah berpuluh-puluh tahun memegang jabatan sebagai guru bahasa Indonesia kelas IX, setidaknya dengan pengalaman yang sudah mempuni beliau engetahui persis letak kesulitan siswa dalam menulis cerpen. Selain hal yang sudah disebutkan sebelumnya, beliau merupakan Ketua MGMP bahasa Indonesia tahun ajaran 2014-2015 di SMP Negeri 26, sehingga hal tersebut semakin menguatkan peneliti untuk memilih beliau sebagai guru model.

5. Observer

Pada penelitian ini sudah disebutkan pada bagian terdahulu bahwa peneliti bertindak sebagai observer. Namun, untuk menekan bias dari penelitian ini peneliti mengundang satu orang observer untuk melakukan pengamatan terhadap jalannya treatment yang dilakukan guru model dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik pada pembelajaran menulis cerpen. Observer yang peneliti undang untuk membantu proses terselenggaranya penelitian ini adalah Dra. Atin Sumiatin. Beliau merupakan guru bahasa Indonesia kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung.

6. Penilai

Pada penelitian ini data yang diperoleh (cerpen karya siswa baik preetest maupun posttest) dinilai oleh tiga penilai. Hal ini dilakukan agar menekan bias pada penelitian yang dilakukan dan menghindari rasa subjektivitas. Penilai yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari tiga penilai dimana peneliti termasuk di


(33)

57

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalamnya. Penilai dalam penelitian ini diantaranya adalah peneliti, Santy Purnama Sari, S.Pd selaku penilai pertama, Dra. Aam Ramdaniati, M.Si selaku penilai kedua, Dra. Atin Sumiatin selaku penilai ketiga.

D. Populasi Penelitian

Suharsimi (2010,hlm.172) sumber data adalah subyek darimana data itu diperoleh. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berkesimpulan bahwa suatu penelitian tidak akan mungkin berjalan apabila tidak ada subyek penelitian. Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini meliputi populasi dan sampel yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Populasi

Sugiono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek, obyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian dilakukan pada kelas IX SMP Negeri 26 Bandung. Pertimbangan peneliti memilih kelas IX sebagai fokus penelitian adalah karena Kompetensi dasar yang memuat materi menulis cerpen terdapat pada kelas IX.

Selain hal yang dikemukakan sebelumnya kelas IX merupakan kelas transisi antara Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sehingga banyak kesulitan yang siswa temui ketika mengikuti pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas maka populasi dari penelitian yang dilakukan ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 26 Bandung.

2. Sampel

Sugiono (2011,hlm.81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Siswa kelas IX SMP Negeri 26 Bandung terdiri dari sepuluh kelas. Populasi kelas IX terlalu besar untuk diteliti dikarenakan keterbatasan waktu yang disediakan dalam penelitian.

Oleh karena, itu peneliti bersama pihak sekolah menentukan dua kelas yang peneliti jadikan sebagai objek penelitian. Satu kelas berperan sebagai kelas


(34)

58

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol yang diberi perlakuan berupa penyelenggaraan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran seperti biasanya, dan satu kelas yang lain akan diberi perlakuan yaitu penggunaan penerapan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dalam pembelajaran menulis cerpen. Sampel pada penelitian ini peneliti yakini sebagai kelas yang random, karena setiap kelas sudah diatur persebarannya antara yang memiliki kemampuan ungul, sedang, dan bawah. Berdasarkan status sosial pun bermacam-macam. Berdasarkan judgement tersebut terdapat kesesuaian dengan desain penelitian yang digunakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua cara yaitu tes tertulis membuat teks cerpen dan non tes (wawancara, angket, dan observasi). Dengan menggunakan alat tes tersebut akan diperoleh data yang lengkap mengenai efektivitas penggunaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dalam pembelajaran menulis teks cerpen.

1) Observasi

Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas eksperimen saat melakukan treatment atau perlakuan yaitu, untuk mengetahui profil pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman yang telah disusun sebelumnya. Selama proses observasi berlangsung peneliti berpegang pada pedoman yang sudah dirancang sebelumnya.

2) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui respon guru berkaitan dengan dengan kendala dan kebutuhan guru dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Wawancara dilakukan kepada guru secara terstruktur

3) Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa menulis teks cerpen yaitu. a. Tes awal,tes ini diberikan sebelum proses pembelajaran menulis teks

cerpen dilaksanakan, dilakukan pada dua sampel yaitu pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.


(35)

59

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tes akhir, tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menulis teks cerpen dilakukukan. Pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Pada kelompok kelas kontrol dilakukan pembelajaran secara konvensional. Setelah itu keduanya diberi tes akhir untuk mengetahui kemampuan akhir setelah diberi perlakuan. 4) Angket

Angket merupakan serangkaian daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan pada peserta didik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon peserta didik mengenai masalah-masalah tertentu untuk mendapat tanggapan dari peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diinginkan, agar hasil penelitian dapat dideskripsikan secara objektif, akurat, dan jelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan pada penelitian ini adalah ancangan model pembelajaran dengan penerapan dan penjelasan Strategi pembelajaran Kuriositas Berbasis Kercerdasan Linguistik penjelasan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Ancangan model merupakan langkah awal dari landasan penyusunan instrumen penelitian. Ancangan model berisi uraian mengenai rasional, tujuan, prinsip dasar, sintaks, dampak instruksional, dan evaluasi dari strategi pembelajaran yang digunakan terhadap kelas eksperimen yaitu, strategi kuriositas berbasis kecerdasan linguistik, yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen.


(36)

60

Santy Purnama Sari, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KURIOSITAS BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1 Ancangan Model Pembelajaran dengan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik

a. Rasional

Pada dasarnya banyak sekali cara yang bisa digunakan oleh guru untuk mempermudah siswa menghadapi permasalahan belajar. Perubahan pola mengajar dalam dunia pendidikan yang mengubah pola Teacher Center menjadi Student Center tentu memberi dampak perubahan gaya mengajar guru dalam melaksanakan pembelajaran. Peralihan pola pembelajaran Student Center memberikan dampak bahwa guru hanya menjadi fasilitator dan penyelenggara pembelajaran yang baik. Siswa harus aktif dalam pembelajaran dan guru mengarahkan pembelajran agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, secara tidak langsung siswa harus mengasah rasa keingintahuannya dan siswa harus bisa mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi yang sedang di pelajarinya. Edelman (1997) mengemukakan bahawa kuriositas adalah kebutuhan, rasa haus atau keinginan akan pengetahuan. Rasa ingin tahu (kuriositas) merupakan akusisi pengetahuan. Hal tersebut di dukung oleh Sumrongthong (Culalongkorn University, 2013) ia menyebutkan bahwa strategi kuriositas adalah dorongan pikiran yang selalu ingin belajar lebih banyak tentang sesuatu atau dorongan untuk menyelidiki (inkuiri), meneliti (investigasi), atau mencari pengetahuan.

Selain mendorong rasa keingintahuannya terhadap materi cerpen yang diajarkan, siswa harus memiliki kecerdasan linguistik yang terasah dengan baik agar siswa mampu menghasilkan rangkaian kalimat yang tepat, dan mampu memberikan kesan yang baik terhadap cerpen yang diciptakannya.

Oleh karena itu, strategi kuriositas yang menitikberatkan pada rasa keingintahuan siswa terhadap hal yang dipelajari nya, menjadi lebih fungsional bila digabungkan dengan kecerdasan linguistik siswa karena, kecerdasan linguistik mampu mengasah kemampuan siswa untuk menciptakan rangkaian kata


(1)

diterima bahwa Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung.

D. Perbaikan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan

Linguistik

Berdasarkan penjelasan yang sudah dikemukakan sebelumnya, dan pembuktian bahwa Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektiv untuk mengatasi permasalahan menulis cerpen, maka peneliti secara bijak harus mengakui bahwa di kelas ekperimen masih ada siswa yang menempati kategori cukup, akan tetapi yang menempati kategori tersebut tidak lebih dari lima orang siswa, jika dibandingkan pada kelas kontrol. Berikut penjelasan menenai nilai tertinggi dan nilai terendah, serta perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang dipilih sebagai berikut.

1. Nilai Tertinggi Menulis Cerpen di Kelas Eksperimen

Siswa dengan inisial EK 27 memeroleh nilai 95,00

Pada cerpen ini siswa mengangkat tema misteri dan memberi judul Chavi pada cerpen yang ia kembangkan, siswa berhasil membuat orang penasaran dengan judul ini. Cahavi ternyata salah satu tokoh yang terdapat dalam cerpen yang ia buat. Selain judul terdapat juga dialog antar tokoh dan narasi namun pada cerpen ini dialog anatar tokoh yang mendominasi dan membentuk karakter pada tokoh. Pada cerpen ini terdapat latar, alur, amanat yang tertera secara implisit, sudut pandang pengarang yang menempatkan siswa sebagai orang ketiga serba tahu. Pada cerpen ini siswa membuat pengaluran yang sangat baik dibandingkan dengan cerpen sebelumnya pada cerpen ini jalan cerita lebih terarah dan maksud tokoh pun bisa dipahami oleh pembaca, siswa berhasil menyajikan pendahuluan cerita, perkenalan konflik, konflik memuncak, penyelesaian dan penutup yang begitu manis dan berkesan. Bahasa yang digunakan oleh siswa memiliki diksi yang sengaja digunakan siswa untuk menambah kemenarikan dari cerpen.


(2)

Kesalahan EyD yang ditemukan pada cerpen ini adalah penggunaan tanda koma yang sering tertinggal.

Berdasarkan penjelasan tersebut siswa mendapatkan nilai 95,00 merupakan nilai tertinggi di kelas eksperimen. Sebelum tes akhir diberi perlakuan berupa penyelenggaraan pembelajaran menulis cerpen menggunakan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik. Siswa mendapatkan perolehan nilai yang meningkat secara signifikan karena siswa dapat mengolah kata (memilih diksi) yang tepat dan dirangkai menjadi sebuah kalimat yang tertata dengan menarik. Hal ini dipengaruhi karena dalam proses pembelajaran siswa diberi contoh dan digali rasa keingintahuan siswa mengenai cerpen yang baik. unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen yang baik, bahasa yang terdapat dalam cerpen yang baik, setidaknya dari proses tersebut siswa memiliki gambaran mengenai contoh cerpen yang baik sehingga siswa berusaha menciptakan karya tulisan dalam bentuk cerpen yang baik dilihat dari kelengkapan cerpen, kelengkapan unsur-unsur cerpen, keterpaduan unsur-unsur cerpen, bahasa cerpen dan EyD yang digunakan dalam cerpen tersebut.

Pada proses pembelejaran strategi yang dipilih mendapatkan warna baru untuk menguji dan melatih kecerdasan linguistik siswa dengan cara membuat kalimat beruntun secara bergiliran. Siswa diminta untuk membuat kalimat yang runtut sehingga membentuk sebuah cerpen yang utuh, sehingga dari kegiatan tersebut siswa belajar berpikir untuk membuat kalimat yang sesuai, ketika proses tersebut siswa akan berusaha untuk menyimak dengan baik kalimat yang diciptakan oleh temannya, dan secara tidak langsung akan menambah perbendaharaan kata siswa, dan siswa belajar membuat deskripsi suatu objek, menggunakan gaya bahasa dalam sebuah cerpen.

2. Nilai Terendah Menulis Cerpen di Kelas Eksperimen


(3)

Pada cerpen ini siswa mengangkat tema perjuangan yang akan dijadikan sebagai dasar untuk mengembnagkan cerpen menjadi satu kesatuan yang utuh. Siswa memberi judul Kemenangan Indah. Dilihat dari diksi yang digunakan siswa menggunakan kata yang sudah umum digunakan. Selain judul terdapat nama pengarang, narasi, namun tidak terdapat dialoh antar tokoh. Karakter tokoh dan jalan cerita dilakukan dengan cara melihat dari dari narasi yang dipaparkan oleh siswa. Dilihat dari pengaluran siswa menceritakan kronologi peristiwa dari perkenalan cerita hingga penutup. Dalam penggunaan bahasa siswa menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian, cukup banyak kata yang penggunaannya tidak efektif seperti pada kalimat berikut: ...lalu kita semua mandi secara bareng-bareng. Seharusnya ...lalu kita semua mandi bersama-sama. ...kemudahan untuk mengikuti perlombaan ini yang diadakan minggu hari. Seharusnya ...kemudahan mengikuti perlombaan yang akan diadakan hari Minggu. Cukup banyak kata yang tidak tepat digunakan oleh siswa. Kesalahan EyD terdapat pada penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca.

Tidak dapat dipungkiri, masih ada siswa yang mendapatkan nilai dengan kriteria cukup. Hal ini mungkin saja disebabkan keterbiasaan siswa yang masih belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi yang dipilih untuk menyelenggarakan pembelajaran menulis cerpen. Seperti yang sudah dikemukakan oleh Tarigan bahwasanya menulis bukanlah perkara mudah melainkan suatu pengembangan dimana siswa harus mampu menuangkan gagasan secara jelas, mengungkapkannya secara ekspresif dan menyajikannya dalam bentuk penataan yang menarik. Strategi ini menitik beratkan pada kemauan dan dorongan pikiran siswa agar ia terus belajar, terus mencari tahu tentang apa yang ia pelajari sehingga ia mampu menemukan fakta, konsep, dan prinsip yang ia kehendaki. Namun tidak semua siswa mampu melakukakan hal tersebut, karena biasanya dalam keseharian mereka guru lebih dominan menyampaikan materi sehingga tugas siswa hanya menerima materi tersebut. Perbaikan dari Startegi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik terhadap permasalahan ini adalah guru harus mampu memboyong seluruh siswa untuk mengikuti setiap sintak yang


(4)

terdapat dalam kegiatan ini, selain itu guru harus sigap memerhatikan siswa yang masih belum paham dan dibimbing untuk bisa lebih paham tanpa harus memberi materi melainkan mendorong terus rasa keingintahuan siswa.

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Pada bab ini dibahas mengenai simpulan, implikasi serta rekomendasi yang diajukan sebagai temuan penelitian ini.

A. SIMPULAN

Pelakasanaan penelitian ini secara umum telah mencapai tujuan. Penggunaan Starategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik pada pembelajaran menulis cerpen yang peneliti desain telah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . Sehingga penggunaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dapat dikatakan berhasil dilaksanakan dengan baik. Simpulan penelitian peneliti paparkan sebagai berikut ini.

1) Profil kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP Negeri 26 Bandung masih kurang memuaskan karena belum mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, selain itu indikator pembelajaran belum tercapai secara maksimal. 2) Profil pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX SMP Negeri 26

Bandung masih berpusat pada guru, siswa hanya memeroleh materi dari apa yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan rasa percaya diri siswa menjadi berkurang.

3) Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik mendapatkan respon yang memuaskan baik dari guru maupun siswa.

4) Profil kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis


(5)

Kecerdasan Linguistik terdapat peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kemampuan menulis siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik.

5) Berdasarkan hasil uji statistik, maka hipotesis yang dikemukakan bada bagian terdahulu membuktikan bahwa Strategi Pembelajaran Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik efektif dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IX di SMP Negeri 26 Bandung.

B. IMPLIKASI

Hasil dari penelitian penerapan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik pada pembelajaran menulis cerpen yang telah dilaksanakan memberikan pemahaman baru tentang metode atau cara yang bisa diaplikasikan dalam penyelenggaraan pembelajaran menulis cerpen kepada para tenaga pendidik, masyarakat umum serta implikasinya pada pemangku kebijakan. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Baik berkenaan dengan substansi penggunaan strategi pembelajaran secara umum.

Setelah pelaksanan penelitian ini, tentunya secara kebijakan dapat menghasilkan satu pemikiran atau paradigma baru. Sehingga keberhasilan penggunaan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik dapat dijadikan sebagai strategi pembelajaran yang memperoleh kebijakan khusus dalam ruang lingkup pendidikan secara formal khususunya dalam bidang pembelajaran bahasa Indonesia. Kebijakan tersebut bisa berupa pengaplikasian media yang dieksperimentasikan dalam penelitian ini terhadap instansi-instansi yang menyelenggarakan pendidikan bahasa Indonesia umum dan pembelajaran menulis cerpen secara khusus.

C. REKOMENDASI

Setelah melakukan penelitian dan menemukan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan, maka peneliti akan memberikan rekomendasi kepada pembaca atau peneliti selanjutnya dalam melaksanakan rancangan penelitian dengan substansi yang berkaitan dengan penerapan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik pada pembelajaran yang tertuang sebagai berikut.

1. Starategi Kuriositas merupakan salah satu strategi yang belum terlalu populer, pada penelitian sebelumnya strategi ini digunakan untuk meningkatkan


(6)

kemampuan menulis karya ilmiah populer , sedangkan pada kesempatan ini strategi kuriositas digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis cerpen dan hasil penelitian keduanya adalah memberikan pernyataan bahwa strategi ini mampu meningkatkan kemampuan siswa. Saran yang peneliti berikan adalah apakah strategi kuriositas akan memberikan hasil yang serupa jika diterapkan pada keterampilan berbicara yang lainnya.

2. Strategi Kuriositas yang digunakan pada penelitian ini berbasis pada kecerdasan linguistik karena bertolakpada pemikiran bahwa kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang hanya saja hasilnya bergantung pada aplikasi yang intensitas penggunaannya. Strategi Kuriositas Berbasis Kercerdasan Linguistik dapat membantu menyelesaikan permaslahan menulis cerpen pada siswa, jika menggunakan basis yang lain akankah memberikan hasil yang optimal ataukah tidak.

3. Proses pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan Strategi Kuriositas Berbasis Kecerdasan Linguistik tentu memerlukan media dalam menyempaikannya median yang digunakan adalah media gambar dan cerpen. Jika menggunakan media elektronik, adakah media yang mampu digunakan dan di terapkan dalam strategi ini yang mudah dioaplikasikan dan dipahami siswa dan guru.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PARTISIPATIF DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: penelitian eksperimen kuasi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 56

KEEFEKTIFAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

0 2 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS POSTER : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Pangalengan Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 40

PEMANFAATAN MEDIA ILUSTRASI LAGU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

1 2 56

KEEFEKTIFAN MODEL BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) BERBASIS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN : Eksperimen Kuasi Siswa SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung Kelas VII Tahun Ajaran 2014/2015.

0 4 52

Penerapan Teknik Clustering Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 50

MEDIA PUZZLE PADA PEMBELAJARAN MENULIS SISINDIRAN : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 5 Bandung Taun Ajaran 2013/2014.

0 22 35

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK :Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

2 5 46

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK: Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 35

EFEKTIVITAS MODEL ARIAS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: penelitian eksperimen kuasi terhadap siswa kelas VIII semester genap SMP negeri 15 bandung tahun ajaran 2014-2015 - repository UPI S IND 1102904 Title

0 0 4