RESOR AGROWISATA BUAH DI KOTA BATU.

(1)

TUGAS AKHIR

RESOR AGROWISATA BUAH

DI KOTA BATU

Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ( Strata – 1 )

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

DENNY PRAMONO

0651010055

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

2011


(2)

TUGAS AKHIR

RESOR AGROWISATA BUAH DI KOTA BATU

Dipersiapkan dan disusun oleh :

DENNY PRAMONO

0651010055

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal : 09 Juni 2011

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana ( S1 )

Tanggal : 15 Juni 2011

Dekan Falkutas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni Jar, M. Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1

Pembimbing Utama

Ir. Niniek Anggriani, MTP NIP. 19580124 198703 2 00 1

Pembimbing Pendamping

Ir. Eva Elviana, MT NPT. 3 6604 94 0032 1

Penguji II

Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT. NPT. 3 6706 94 0034 1

Penguji I

Ir. Erwin Djuni Winarto, MT. NPT. 3 6506 99 0166 1

Penguji III

Heru Subiyantoro, ST, MT. NPT. 3 7102 96 0061 1


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT untuk segala berkat, rakhmat dan karunia yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Untuk menyelesaikan studi di UPN “Veteran” Jawa Timur, setiap mahasiswa diwajibkan memenuhi persyaratan kurikulum, dimana salah satunya adalah Tugas Akhir. Mahasiswa yang akan mengambil Tugas Akhir diwajibkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan penyusun usulan judul sebelum menyusun proposal, konsep perancangan dan rancanganya sendiri.

Tugas akhir ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai lingkup proyek yang akan dikerjakan, baik keluasan maupun kedalamannya. Adapun judul laporannya, yaitu :

“RESOR AGROWISATA BUAH DI KOTA BATU” yang didasari oleh pentingnya mengembangkan dan memiliki wadah untuk refresing, dengan suasana alami dan pegunungan, serta untuk mendukung program pemerintah yaitu “Visit Indonesian Year 2011” sehingga dapat menambah devisa negara yang sedang terancam kritis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan penulisan proposal Tugas Akhir ini. Namun penulis berharap semoga proposal Tugas Akhir ini dapat ikut menunjang perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang Arsitektur.

Surabaya, 16 Juni 2011


(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul

“RESOR AGROWISATA BUAH DI KOTA BATU” ini dapat terselasaikan dengan baik, untuk memperoleh persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan telah memberikan dorongan serta pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami tujukan kepada:

1. Terima Kasih Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT yang mengijinkan saya

untuk lulus dan bisa menyelsaikan Tugas Akhir ini dengan tegar, tabah, dan sabar sampai memberikan yang terbaik.

2. Kedua Orang Tua saya, Bapak (Alm. Moh. Ikhsan) dan Ibu (Siti Maemunah) yang selalu mendukung saya dengan penuh kesabaran, selalu memberi support, bekerja keras untuk membiayai dan memfasilitasi kuliah saya dengan penuh keikhlasan, do’a, dan kasih sayang. Terima Kasih banyak Bu kasihmu takkan pernah kulupakan.

3. Keluarga besar saya, terutama Mbak Nike, Mas Edi, Adik Marini, Nenek,

Lek Ma, Adik Latifah, Kak Sim. Terimakasih semuanya atas dukungannya, support dan Do’anya.

4. Ibu Ir. Naniek Ratni Jar, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak Ir. Syaifuddin Zuhri, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

7. Ibu Ir. Niniek Anggriani, MTP. Selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih banyak atas bimbingannya.

8. Ibu Ir. Eva Elviana, MT. Selaku Dosen Pembimbing II dan Moderator.

Terima kasih banyak atas bimbingannya.

9. Bapak Ir. Erwin Djuni Winarto, MT. Selaku Dosen Penguji I. Terima kasih atas semua kritik dan saranya.

10. Ibu Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT. Selaku Dosen Penguji II. Terima kasih atas semua kritik dan saranya.

11. Bapak Heru Subiyantoro, ST, MT. Selaku Dosen Penguji III. Terima kasih atas semua kritik dan saranya.

12. Segenap Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UPN “Veteran” Surabaya atas

segala bimbingan ilmu dan bantuannya selama proses Tugas Akhir hingga selesainya Proposal ini.

13. Dik Arin, Terima Kasih banyak sudah mendukung aku, memberikan support serta fasilitas-fasilitas untuk mendukung studi-ku, menemani hari-hari ku dalam suka maupun duka, dan dengan sabar mau menungguku.

14. Keluarga Dik Arin, Terima Kasih banyak atas dukungan, support dan do’anya. 15. Mas Purnama dan budhe, Terimakasih banyak atas dukungan, support, dan

do’anya.

16. Teman saya (Raden Mas Slamet Djoyo Ningrat), Terima Kasih banyak atas dukungannya dan sudah meminjamkan laptopnya dari semester V sampai saya lulus kuliah.

17. Teman saya satu kos (Nahrul Huda), Terima kasih banyak sudah membantu membuat maket dan menjadi Notulen.

18. Anak kos semolowaru, (Kolis, Kholid, Udin). terima kasih banyak sudah

membantu membuat maket.

19. Jujuk, Ojik, Romey, Terima Kasih Sudah membantu ngerjaen TA dan

membuat maket.

20. Romey sekeluarga, Terima Kasih banyak sudah memberikan tempat untuk


(6)

21. Arek kontrakan (Harsa, Sinyo, Mumun, Pus, Wanabud), Terima Kasih, banyak kenangan menyenangkan bersama kalian.

22. Teman-teman studio Teknik Arsitektur. 23. Teman-teman angkatan 2005, 2006.

Sejauh ini penyusunan masih merasakan adanya kekurangan-kekurangan di luar batas kemampuan penyusun. Agar penyusun dapat melengkapinya, maka penyusun membutuhkan saran dan kritik untuk dapat menyusun laporan yang lebih sempurna.

Surabaya, 16 Juni 2011


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Abstraksi ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan Perancangan ... 3

1.3.Batasan dan Asumsi ... 4

1.4.Tahapan Perancangan ... 4

1.5.Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN 2.1. Tinjauan Umum ... 8

2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir ... 8

2.1.2. Studi Literatur ... 9

2.1.3. Studi Kasus ... 13

2.1.4. Analisa Hasil Studi ... 24

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 24

2.2.1. Lingkup Pelayanan ... 24

2.2.2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ... 25

2.2.3. Perhitungan Luasan Ruang ... 28

2.2.4. Program Ruang ... 34

BAB III. TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN 3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 37


(8)

3.3. Kondisi Fisik Lokasi ... 41

3.3.1.Existing Site ... 41

3.3.2.Aksesbilitas ... 43

3.3.3.Potensi Lingkungan ... 44

3.3.4. Infrastruktur Kota ... 44

3.3.5.Peraturan Bangunan Setempat ... 45

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Ruang ... 46

4.1.1. Organisasi Ruang ... 46

4.1.2. Hubungan Antar Ruang ... 47

4.2 Analisa Site ... 49

4.2.1. Analisa Aksesibilitas ... 49

4.2.2. Analisa Kontur ... 50

4.2.3. Analisa Iklim ... 50

4.2.4. Analisa Lingkungan Sekitar ... 51

4.2.5. Analisa Kebisingan ... 52

4.2.6. Anlisa Zoning ... 52

4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan ... 53

4.3.1. Analisa Bentuk ... 53

4.3.2. Analisa Tampilan ... 53

4.4. Tema Rancangan ... 53

4.4.1. Pengertian Tema ... 54

BAB V. KONSEP RANCANGAN 5.1. Konsep Tapak ... 55

5.1.1. Konsep Penzoningan ... 55

5.1.2. Konsep Tatanan Massa ... 56

5.1.3. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 56

5.1.4. Konsep Entrance ... 57

5.2. Konsep Tampilan Bangunan ... 57

5.2.1. Konsep Bentuk ... 57


(9)

5.3. Konsep Ruang Dalam ... 58

5.3.1. Konsep Pencahayaan ... 59

5.3.2. Konsep Penghawaan ... 59

5.4. Konsep Ruang Luar ... 59

BAB VI. APLIKASI PERANCANGAN 6.1. Aplikasi Tapak ... 61

6.1.1. Aplikasi Penzoningan ... 61

6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa Bangunan ... 62

6.1.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan ... 62

6.1.4. Aplikasi Entrance ... 63

6.2. Aplikasi Tampilan Bangunan ... 64

6.2.1. Aplikasi Bentuk Bangunan ... 64

6.2.2. Aplikasi Fasade Bangunan ... 65

6.3. Aplikasi Konsep Ruang Dalam ... 67

6.4. Aplikasi Konsep Ruang Luar ... 70 PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Sistematik ... 6

Gambar 2.1. Suasana Tomohon ... 14

Gambar 2.2. Standart Room ... 14

Gambar 2.3. Deluxe Room ... 15

Gambar 2.4. Highland Suit ... 15

Gambar 2.5. Fasilitas Hunian Tipe Junior Suite ... 17

Gambar 2.6. Fasilitas Hunian Tipe Bungalow Arileu ... 17

Gambar 2.7. Penghubung Antara Unit Bangunan ... 17

Gambar 2.8. Play Groud Area ... 17

Gambar 2.9. Kamar Tidur Standart ... 18

Gambar 2.10. Denah Kamar Tidur Standart ... 18

Gambar 2.11. Executive cottage ... 19

Gambar 2.12. Area Wisata Agro ... 20

Gambar 2.13. Suasana spa di Kusuma Agrowisata ... 20

Gambar 2.14. Restaurant Hortesia ... 21

Gambar 2.15. Executive cottage ... 21

Gambar 2.16. Penggunaan kayu pada realing ... 21

Gambar 2.17. Lobi Kusuma Agrowisata ... 22

Gambar 2.18. Pola tatanan massa dan sirkulasi antar bangunan ... 22

Gambar 3.1. Peta Lokasi 1 ... 38

Gambar 3.2. Peta Lokasi 2 ... 39

Gambar 3.3. Lokasi tapak ... 41

Gambar 3.4. Tingkat kemiringan wilayah Kota Batu ... 41

Gambar 3.5. Jalan utama pada lokasi site ... 43

Gambar 3.6. Lingkungan Site ... 44

Gambar 4.1. Skema organisasi ruang (makro) ... 46

Gambar 4.2. Skema organisasi ruang Agrowisata (Mikro) ... 47

Gambar 4.3. Skema organisasi Ruang Bungalow (Mikro) ... 47


(11)

Gambar 4.5. Hubungan antar ruang pada Agrowisata Buah ... 48

Gambar 4.6. Hubungan antar ruang pada Bungalow ... 48

Gambar 4.7. Lokasi Site ... 49

Gambar 4.8. Analisa kontur ... 50

Gambar 4.9. Adaptasi sebuah bangunan terhadap iklim ... 51

Gambar 4.10. Kondisi tapak ... 51

Gambar 4.11. Tingkat Kebisingan pada site ... 52

Gambar 4.12. Penzoningan ... 52

Gambar 4.13. Transformasi bentuk ... 53

Gambar 5.1. Konsep Penzoningan ... 55

Gambar 5.2. Bentuk linier ... 56

Gambar 5.3. Bentuk cluster ... 56

Gambar 5.4. Konsep Orientasi Massa ... 56

Gambar 5.5. Konsep Entrance ... 57

Gambar 5.6. Konsep rumah Panggung ... 57

Gambar 5.7. Konsep Adaptasi Bangunan terhadap Iklim ... 58

Gambar 5.8. Sketsa Ruang Hunian ... 58

Gambar 6.1. Aplikasi Zonning Tapak ... 61

Gambar 6.2. Aplikasi Tatanan Massa ... 62

Gambar 6.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan ... 63

Gambar 6.4. Aplikasi Letak Entrance ... 63

Gambar 6.5. bentuk hunian Standart ... 64

Gambar 6.6. Bentuk Hunian VIP ... 64

Gambar 6.7. Bentuk Hunian V-VIP ... 65

Gambar 6.8. Bentuk Hunian bungallow ... 65

Gambar 6.9. Fasade Hunian Standart ... 66

Gambar 6.10. Fasade Hunian VIP ... 66

Gambar 6.11. Fasade Hunian V-VIP ... 66

Gambar 6.12. Fasade Hunian Bungallow ... 67

Gambar 6.13. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian Bungallow ... 67


(12)

Gambar 6.15. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian VIP ... 68

Gambar 6.16. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian Standart ... 68

Gambar 6.17. Interior Hunian Bungallow ... 69

Gambar 6.18. Interior kamar Tidur Hunian Resor ... 69

Gambar 6.19. Aplikasi Ruang Luar ... 70

Gambar 6.20. Bird eye view ... 70


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Tamu Hotel di Batu ... 2

Tabel 2.1. Rangkuman Studi Literatur dan Studi Kasus ... 23

Tabel 2.2. Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang ... 25

Tabel 2.3.Perhitungan Kebutuhan Luas Ruang ... 28

Tabel 2.4. Program Ruang ... 35


(14)

RESOR AGROWISATA BUAH DI KOTA BATU

ABSTRAKSI

Resor Agrowisata Buah merupakan hasil dari sebuah upaya pengembangan potensi alam yang ada di kota Batu dengan memanfaatkan kebun buah sebagai sarana wisata. Adanya resor Agrowisata Buah ini akan menjadi icon baru bagi industri pariwisata yang ada di kota Batu, serta dapat meningkatkan kembali jumlah wisatawan yang ada, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daeran kota Batu yang terletak di provinsi jawa timur serta menambah devisa Negara.

Menghadirkan sebuah Resor Agrowisata Buah ini merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan orang untuk mencari suatu ketenangan dengan mencari suasana baru untuk berekreasi dengan sensasi memetik buah yang didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan.

Lokasi tapak yang berada di kota Batu, desa punten, Kecamatan bumiaji, sangat mudah dijangkau dan memudahkan wisatawan untuk berkunjung/menginap di Resor Agrowisata Buah ini.

Kondisi lahan yang berada di daerah pegunungan dan berkontur serta berada pada area perkebunan sangat berpengaruh terhadap perancangan Resor Agrowisata Buah, sehingga tema yang diambil adalah “Bersahabat dengan Alam”, dengan tujuan untuk memberikan kombinasi atau hubungan timbal balik antara lingkungan pegunungan dan perkebunan dengan lingkungan yang akan terbangun, yaitu berupa resor. Serta meminimalisasi kerusakan alam.

Untuk meminimalisasi kerusakan alam serta mengoptimalkan potensi alam yang ada, maka Resor Agrowisata Buah ini menggunakan konsep Rumah Panggung, sehingga bisa mewujudkan bangunan yang bersahabat dengan alam.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sector non-migas yang sangat potensial dalam peningkatan devisa negara. Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang terletak pada posisi silang antara dua benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudera Hindia dan samudera Pasifik) serta terletak pada garis khatulistiwa. Memiliki kekayaan alam yang begitu indah sehingga dapat mengundang para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmatinya. Jawa Timur sebagai salah satu propinsi di pulau Jawa, dikenal dengan berbagai obyek wisatanya yang sangat potensial dengan daya tariknya masing- masing. Seperti halnya yang terdapat di kota Batu dimana menjadi salah satu tujuan bagi wisatawan.

Kota Batu menjadi salah satu bagian dari provinsi Jawa Timur yang letaknya berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan di sebelah Utara serta kabupaten Malang di sebelah Timur, Selatan dan Barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680 – 1200 meter permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 0C dan curah hujan yang cukup tinggi. Udara segar nan sejuk dan dikelilingi bukit-bukit indah menjadi daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan kota-kota lain. Kota batu yang pernah dijuluki “De Kleine

Switzerland” atau Swiss kecil di pulau Jawa yang mempunyai banyak potensi

alam yang menawan, misalnya perkebunan Apel yang membentang luas di kaki pegunungan Panderman, Arjuno dan gunung Banyak menjadikan surga yang tak ternilai bagi buminya. Sehingga Kota Batu dikenal sebagai pemasok buah Apel berkualitas di Jawa Timur & propinsi lainnya di Indonesia.

Suasana rileks dan tenang serta pemandangan yang berupa perbukitan dengan latar belakang deretan pegunungan sangat menunjang untuk dijadikan sebuah tempat wisata agro dengan fasilitas resort sebagai sarana penunjang bagi wisatawan yang ingin beristirahat. Tempat tersebut dapat menawarkan lokasi


(16)

wisata yang dapat dikunjungi, selain menikmati sensasi memetik buah secara langsung, wisatawan juga dapat menikmati fasilitas resort yang memiliki keindahan alam. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung atau beristirahat. Berdasarkan potensi alam dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan tempat ini merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki nilai jual yang tinggi.

Wisatawan yang berkunjung meliputi wisatawan domestik dan wisatawan Asing, fasilitas penginapan yang sudah ada di Batu antara lain : Hotel, Resort, dan Villa. Yang mempunyai tingkatan kelas yaitu kelas berbintang sebagai tempat menginap oleh Wisatawan kelas menengah ke atas, dan kelas melati sebagai hunian wisatawan kelas menengah ke bawah.

Tabel 1.1 berikut ini merupakan data jumlah tamu menurut asal tamu dan jenis kelas penginapan serta jumlah pengunjung obyek wisata di Batu yang diambil dari BPS kota Batu dari tahun 2002 sampai 2006.

Tabel 1.1 Jumlah Tamu Hotel di Batu

Berbintang Melati Tahun

Asing Domestik Asing Domestik Jumlah

2002 2003 2004 2005 2006 4.704 3.911 4.089 5.282 4.636 150.251 145.195 157.591 162.751 150.847 403 204 107 124 172 215.723 269.007 297.476 305.745 279.478 371.081 419.187 459.263 473.906 435.088 Sumber : BPS Kota Batu

Berdasarkan data statistik di atas dapat diketahui jumlah tamu yang datang di kota batu pada tahun 2002 – 2005 mengalami peningkatan sebesar 20%, sedangkan pada tahun 2005 – 2006 mengalami penurunan sebesar 2%. Sebagai upaya untuk meningkatkan kembali jumlah tamu yang datang ke kota Batu, salah satunya yaitu dengan menyediakan Agrowisata Buah. Dari jumlah rata-rata tamu yang datang ke kota Batu, dapat disimpulkan bahwa tiap tahun berjumlah ±


(17)

400.000 orang. Dengan klasifikasi jumlah tamu asing lebih memilih tempat untuk menginap di kelas berbintang, sedangkan tamu domestik lebih memilih tempat untuk menginap di kelas melati.

Banyaknya jumlah tamu yang datang ke kota Batu dikarenakan banyaknya tempat wisata menarik yang disediakan. Salah satunya adalah Agrowisata. Dimana tempat wisata tersebut mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan yaitu memetik buah secara langsung dari pohonnya. Tetapi tempat wisata tersebut belum dilengkapi dengan fasilitas Resort sebagai tempat peristirahatan atau penginapan bagi wisatawan. Dengan adanya permasalahan tersebut maka ”Resort Agrowisata Buah” cukup memiliki peran dalam mengembangkan nilai wisata sekaligus menjadi salah satu pendukung informasi untuk perkebunan buah. Selain untuk menginap dan merasakan indahnya kota Batu, wisatawan asing maupun domestik dapat sekaligus menikmati hasil perkebunan buah.

1.2. Tujuan Perancangan

Tujuan yang dikembangkan dari obyek perancangan Resor Agrowisata Buah di Kota Batu ini adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan potensi alam setempat bagi pengembangan industri

Pariwisata yang ada pada saat ini yang belum dikembangkan secara optimal.

 Membantu pemerataan pembangunan tempat pariwisata yang berada di

kota Batu.

 Meningkatkan pendapatan daerah kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan

Devisa Negara.

 Mengembangkan potensi alam yang ada dan menjadikanya sebagai

sebuah icon baru di kota Batu.

 Menarik wisatawan sebanyak – banyaknya untuk berkunjung / menginap di dalamnya.


(18)

1.3. Batasan dan Asumsi

Perencanaan kebutuhan fasilitas Resort Agrowisata Buah di Batu perlu diberikan batasan dan asumsi dengan tujuan pembahasan perancangan yang lebih terarah. Adapun batasan perencanaan adalah :

 Resor Agrowisata Buah direncanakan berdasarkan standar bintang 4,

sehingga kebutuhan yang di rencanakan disesuaikan dengan standar resort bintang 4.

 Kepemilikan proyek adalah pihak swasta perorangan.

 Dalam Agrowisata direncanakan untuk perkebunan buah Apel, Jeruk dan Strowberry.

Asumsi perencanaan :

 Lahan yang diasumsikan dalam kondisi siap bangun.

 Pengguna bangunan adalah wisatawan domestik dan manca negara.

 Perencanaan bangunan ini dapat menampung kebutuhan sampai 10 tahun mendatang.

Kepemilikan proyek

Sistem pengelolaan Resort Agrowisata Buah ini dikelola oleh pihak swasta. Dalam hal ini pihak pengelola dengan pembagian tugas dan spesialisasi tersendiri. Dianggap bahwa dana yang dipersiapkan untuk membangun proyek Resor Agrowisata Buah yang direncanakan adalah milik swasta baik perorangan maupun kelompok yang bekerja sama dengan pihak swasta lain yang berkepentingan.

1.4. Tahapan Perancangan

Penyusunan laporan perencanaan dan perancangan pusat Agrowisata di kota Batu ini dilakukan dengan beberapa tahapan rancangan, seperti terlihat pada gambar 1.1, yaitu :

 Interpretasi Judul

Suatu tempat peristirahatan atau kawasan wisata yang berada pada sebuah kawasan pegunungan yang menghadirkan suasana perkebunan buah dengan tujuan untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga yang sengaja direncanakan dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam maupun luar ruangan serta


(19)

hasrat ingin mengetahui sesuatu serta keperluan usaha lainya yang didalamnya terdapat berbagai informasi tentang buah dari Kota Batu yang langsung dapat dinikmati dan dibeli.

 Identivikasi masalah.

Identivikasi masalah dimaksudkan untuk mengetahui apa masalah yang terjadi pada saat ini agar pemecahannya tidak meleset dari apa yang dimaksudkan dan yang diinginkan.

 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui : - Studi Literatur

Dilakukan guna mendapatkan data-data yang berhubungan dengan Resor Agrowisata Buah yang ada di Indonesia, yang menyangkut persyaratan dan peraturan dalam segi perencanaan dan perancangan fasilitas serupa dan semua kegiatan penunjang yang ada.

- Studi Kasus

Adalah sebuah studi terhadap obyek kasus riil atau obyek yang telah ada sesuai dengan obyek rancang guna memperkuat data – data yang dibutuhkan dalam proses perancangan.

- Obyek Kasus Pustaka

Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengenal lebih dalam pada bangunan sejenis untuk mendapatkan gambaran – gambaran tentang arsitektural dimana hal tersebut dijadikan pertimbangan menuju arah perencanaan yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan.

 Analisa Data

Mengidentifikasi masalah dengan penelahan kondisi fisik resor, dengan memperhatikan segi kenyamanan bagi pemakainya. Serta mengidentifikasi kondisi alam sekitarnya.

 Perumusan Konsep Perancangan

Dengan mempelajari literatur dan studi tipologi bangunan sejenis yang telah ada. Sehingga muncul konsep rancangan, yang berisi ide olah tapak dan bentuk bangunan. Yang tentunya disesuaikan dengan kondisi alam sekitarnya.


(20)

 Aplikasi Rancangan Gambar

Setelah melalui tapan-tahapan mulai dari interpretasi judul, pengumpulan data-data, analisa, dan konsep merancang, maka dari semua itu akan diaplikasikan dalam sebuah rancangan gambar.

1.5. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan ini menggunakan sistimatika pembahasan yang dibagi menjadi beberapa bab atau sub pokok, antara lain :

BAB I : Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang

Pemilihan judul proyek tugas akhir, maksud dan tujuan, batasan dan asumsi, tahapan perancangan, serta sistematika pembahasan.

Gambar 1.1. Bagan Sistematik (Sumber : Analisa Penulis, 2009)


(21)

BAB II : Tinjauan umum, yang menjabarkan tentang pengertian judul, studi literature, studi kasus pada High Land Tomohon Resort, Kampung Sumber Alam dan Kusuma Agrowisata Resor, berkaitan dengan proyek dimana menyangkut aspek kualitas dan kuantitas serta peryaratan proyek. tinjauan khusus obyek rancangan dimana membahas lingkup pelayanan, aktifitas & kebutuhan ruang serta perhitungan kebutuhan ruang.

BAB III: Tinjauan lokasi perancangan, yang menjabarkan tentang latar belakang penetapan lokasi Resor Agrowisata Buah di kota Batu berdasar fisik lokasi, aksesibilitas, potensi bangunan dan infrastruktur kota.

BAB IV : Pendekatan perancangan, yang menjabarkan pendekatan rancangan Resor Agrowisata Buah yang di dalamnya terdapat tema mengenai bentuk tropis dan arsitektur lokal.

BAB V : Konsep perancangan berisi pendekatan dan konsep rancangan BAB VI : Aplikasi konsep rancangan berisi laporan hasil rancangan.


(22)

BAB II

TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1. Tinjauan Umum

Tinjauan umum terhadap obyek rancangan ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek rancangan secara umum. Dimana tinjauan umum obyek rancangan nantinya merupakan gambaran secara umum dari obyek yang akan dirancang.

2.1.1.Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir

Dari judul yang diajukan dalam proyek Tugas Akhir ini yaitu yang berjudul “ Resor Agrowisata Buah” di kota Batu dapat diuraikan dengan definisi sebagai berikut:

Pengertian dari Resor

 Suatu tempat peristirahatan yang dikunjungi orang untuk mencari suatu

ketenangan dengan mencari hiburan / berekreasi, sehingga terciptakan suatu ketenangan hati. (Purwodarminto, 1982 ).

 Tempat dengan konsep hunian yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan yang “ mewajibkan “ memiliki suasana yang tenang. (Majalah Idea, 2007).

 Suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya (Dirjen Pariwisata, 1988).

Pengertian Agrowisata

 Agrowisata atau agroturisme adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. (www.departemen pertanian republik indonesia.com, 2009). Pengertian Buah


(23)

 Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). (www.wikipedia.com, 2009).

 Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. (www.wikipedia.com, 2009).

Pengertian obyek rancangan “Resor Agrowisata Buah di Batu”, adalah :

Suatu tempat peristirahatan atau kawasan wisata yang berada pada sebuah kawasan pegunungan yang menghadirkan suasana perkebunan buah dengan tujuan untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga yang sengaja direncanakan dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam maupun luar ruangan serta hasrat ingin mengetahui sesuatu serta keperluan usaha lainya yang didalamnya terdapat berbagai informasi tentang buah dari Kota Batu yang langsung dapat dinikmati dan dibeli.

2.1.2.Studi Literatur

Studi literatur / pustaka digunakan sebagai studi pengenalan masalah untuk memperjelas pemahaman, yang lebih mendalam dalam pelaksanaan yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan. Kemudian tidak hanya sebagai itu literatur juga digunakan untuk melengkapi data atau masukan dalam proses perencanaan yang berhubungan dengan resor. Adapun Studi literatur / pustaka yang dapat memberikan penjelasan mengenai obyek rancangan dalam hal ini adalah mengenai resor antara lain :

 Klasifikasi Hotel

Berdasakan lokasinya, suatu hotel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. City Hotel, adalah hotel yang terletak di pusat kota yang biasanya menampung tamu yang bertujuan bisnis atau dinas. Letak hotel ini tidak terlalu dipusat kota, tetapi juga dapat menyebar di seluruh bagian kota.


(24)

2. Down Town Hotel, adalah hotel yang berlokasi di dekat pusat perdagangan dan perbelanjaan. Hotel ini sering menjadi sasaran tamu yang ingin berwisata belanja ataupun menjalani relasi dagang.

3. Suburban hotel/motel, merupakan hotel yang berlokasi di pinggir kota. Hotel ini sering menjadi transit hotel bagi tamu yang menginap dengan waktu pendek dan merupakan fasilitas transit masyarakat yang sedang dalam perjalanan.

4. Resort Hotel, merupakan hotel yang dibangun di tempat-tempat wisata.

Tujuan pembangunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktifitas wisata.

Maka resor Agrowisata Buah ini termasuk ke dalam resor hotel dan memiliki karakteristik yang membedakannya dengan jenis hotel yang lain, yaitu : a. Segmen pasar

Resort hotel merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang, melupakan rutinitas kerja sehari-hari yang membosankan. Untuk tujuan tersebut, mereka membutuhkan hotel yang dilengkapi fasilitas yang bersifat rekreasi dan memberikan pula pelayanan yang memuaskan.

b. Lokasi

Umumnya resor hotel berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi wisata yang baik, misalnya tempat-tempat dengan pemandangn alam yang indah seperti pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun tempat-tempat khusus yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lau lintas yang padat dan bising, serta polusi udara, meskipun ada juga resor jenis tertentu yang memanfaatkan keramaian kota sebagai daya tariknya. lokasi memegang peranan penting dalam kesuksesan sebuah resort hotel kaena kedekatan dengan atraksi utama dan hubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan berpengaruh pada harganya. Oleh karena itu letak tersebut dengan memanfaatkan potensi-potensi alam dan kondisi lingkungan yang khas dapat lebih dioptimalkan pada rancangan.


(25)

c. Fasilitas

Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort hotel terdiri dari 2 kategori utama, yaitu :

o Fasilitas Umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi,

pelayanan, hiburan. Semua tipe resor menyediakan fasilitas ini.

o Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan

kekayan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat menggambarkan kealamian resor.

d. Arsitektur dan suasana

Wisatawan yang berkunjung ke resor hotel cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel lain. Arsitektur dan suasana alami merupakan pilihan mereka. Wisatawan pengunjung resort hotel lebih cenderung memilih penampilan bangunan dengan tema alami atau tradisional dengan motif dekorasi interior yang bersifat etnik atau ruang luar dengan sentuhan etnik. Rancangan bangunan lebih disukai yang mengutamakan pembentukan suasana khusus dari pada efisiensi.

 Klasifikasi Resor Berdasarkan Luas kamar, fasilitas dan peralatan yang

tersedia dan mutu pelayananya, maka ada 5 jenis klasifikasi resor sebagai berikut :

A. Resor berbintang 1 Luas ruang single 14 m2 Fasilitas penunjang :

- Olah raga 1 buah - Air bersih 150 liter - Komunikasi 1 saluran - Lobby

- Rental Space 1 buah B. Resor berbintang 2

Luasan ruang - Single 16 m2 - Doeble 22 m2


(26)

- Olah raga 2 buah

- Air bersih 300 liter

- Komunikasi 2 saluran - Lobby

- Rental space 1 buah C. Resor berbintang 3

Luasan ruang - Single 18m2 - Double 24 m2 Fasilitas penunjang :

- Olah raga 3 buah - Air bersih 500 liter - Komunikasi 3 saluran - Lobby minimal 30 m2 - Rental space 3 buah D. Resor berbintang 4

Luasan ruang - Single 18 m2 - Double 24 m2

Fasilitas penunjang :

- Olah raga 3 buah - Air bersih 750 liter - Komunikasi 4 saluran - Lobby minimal 100 m2

- Rental space 4 buah E. Resor berbintang 5

Luasan ruang - Single 26m2 - Double 52 m2 Fasilitas penunjang :

- Olah raga 4 buah - Air bersih 750 liter - Komunikasi 6 saluran

- Lobby minimal 100 m2 - Rental space 5 buah


(27)

2.1.3. Studi Kasus

Beberapa studi kasus berdasarkan dari judul yang akan diambil mengenai Resor Agrowisata Buah jadi pengambilan studi kasus berdasar pada obyek Highland Tomohon Resor, Kampung Sumber Alam dan Kusuma Agrowisata Resor.

a) Studi kasus 1 (Highland Tomohon Resort)

Highland Tomohon Resor terletak di Sulawesi Utara. Di sana terdapat Taman Laut Nasional Bunaken, Bangka, Selat Lembeh dan Kepulauan Sangihe – Talaud yang benar-benar dikenal dunia sebagai surga bawah air. Tetapi sebenarnya, Sulawesi Utara lebih dari itu yaitu sebuah kawasan pegunungan Minahasa dengan berbagai wana wisata.

Berlokasi di Kinilow, desa kecil yang terletak antara Manado dan Tomohon dengan jarak 300 meter dari jalan utama namun jauh dari kebisingan lalu lintas. Bungalow-bungalownya dibangun di lereng bukit dan dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit-bukit dengan jarak 20 km ke arah Manado dan 5 km ke arah Tomohon.

 Aspek Kualitas - Tampilan

Tampilan bentukan pada bangunan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar yang dikombinasikan dengan gaya arsitektur Modern. Yang menjadi identitas khas dari Resor adalah pada bentuk atapnya yang mengambil ciri khas rumah tradisional Minahasa agar dapat memberikan kesan tradisional pada seluruh tampilan pada bagian resor dan juga pada tampilan warna yang digunakan yaitu natural.

- Bentukan Massa

Bentukan massa Highlan Tomohon Resor, tapaknya tatanan berbentuk cluster sekeliling dengan fasilitas utama yaitu penginapan dan fasilitas penunjang yaitu restoran, café dan kios-kios serta fasilitas pengelola.

- Sistem Struktur

Penyelesaian sistem struktur untuk atap dan dinding menggunakan rangka kayu dari pohon kelapa yang dieksploitasi sebagai warna natural tradisional


(28)

Minahasa di Tomohon yang ditutupi dengan atap ijuk agar dapat memberikan kesan tradisional keseluruhan bangunan.

 Aspek Kuantitas

Dari segi kuantitas, resor memiliki fungsi yang mendekati dengan proyek yang akan dirancang yaitu Resort Agrowisata Buah. Perbedaannya terdapat pada wisata yang ditawarkan. Pada studi banding berupa wana wisata, sedangkan pada proyek berupa Agrowisata.

- Fasilitas Utama Resor & Rates

Setiap Bungalow dibangun dengan konstruksi gaya tradisional Indonesia. Baik ruangan maupun perabotnya, dibuat dari kayu pohon kelapa yang menonjolkan warna dan corak yang artistik dan unik. Keindahan dan privasi terpancar dari teras-teras depan berbagai tanaman hias dan bunga yang eksotik sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.1).

Ada 4 jenis kamar : 1. Standart Room

Cottege berukuran 24 m², gaya tradisional Minahasa khas dengan kayu pohon kelapa untuk kenyamanan (Gambar 2.2). Disediakan fasilitas modern seperti televisi, 1 tempat tidur empuk ekstra bed dan kamar mandi.

2. Superior

Cottege berukuran 36 m², disediakan fasilitas modern berupa televise, tempat tidur utama empuk ekstra bed, 1 kamar tidur untuk anak, kamar mandi dan pantry.


(29)

3. Deluxe

Cottege berukuran 40 m², disediakan fasilitas modern berupa televise, 1 tempat tidur empuk ekstra bed, 1 kamar tidur anak double bed, kamar mandi dan pantry. (Gambar 2.3)

4. Highland Suite

Cottege berukuran 45 m², disediakan fasilitas modern berupa televise, 1 tempat tidur empuk ekstra bed, 2 kamar tidur anak, kamar mandi, bar mini dan pantry. (Gambar 2.4)

Fasilitas Penunjang dan Layanan Lain : - Pusat Informasi

- Restoran

- Ruang Baca

- Paket Wisata yang juga merupakan Fasilitas Wana Wisata, meliputi :

- Gunung Lokon - Sumber Air Ranosapo

- Gunung Mahawu - Palutan

- Air Terjun Kali - Watu Pinabetangen

- Gua Jepang - Waruga

- Danau Linaow - Pabrik Rumah Tradisional

- Danau Tondano - Rafting

- Taman Nasional Bunaken - Cagar Alam Tangkono Batuangus

b) Studi kasus 2 (Kampung Sumber Alam)

Kampung Sumber Alam merupakan sebuah resor dengan lingkungan yang asri dan pemandangan yang memukau menghadap gunung guntur, serta memiliki sumber air panas yang berasal dari gunung guntur dengan kadar belerang yang baik. Kampung sumber alam ini berdiri pada tahun 1981 oleh Ranu Wijaya Dari

Gambar 2.3. Deluxe Room Gambar 2.4. Highland Suit


(30)

KBA Architects, dan berlokasi di Jawa Barat dengan luas lahan 2,7 hektar dan tergolong dalam klasifikasi hotel bintang 3.

Spesifikasi :

- Kamar standard dengan luasan ± 24 – 30 m2/kamar ( 13 kamar ) - Kamar VIP ( bungalow ) dengan luasan ± 50 m2/kamar ( 46 kamar ) - Kamar V-VIP ( suite ) dengan luasan ± 54 - 57 m2/kamar ( 9 kamar ) Fasilitas :

Dari hasil survei di lapangan, maka fasilitas bangunan disini yang mendukung adanya sebuah resor adalah :

1. Adanya pendestrian yang memakai batu-batu kali yang berukuran kecil yang digunakan untuk terapi perlancaran peredaran darah dengan cara diinjak. 2. Adanya area out bound sebagai salah satu dari fasilitas health and spa sendiri

dengan luasan 180 m2

3. Adanya sebuah tempat berendam air panas yang ada disetiap ruang bangunan yang standart besar dengan luasan 3 m x 4 m untuk kolamnya sendiri

4. Untuk ukuran kamar mandi yang ada pada bangunan resor ini adalah 20 m2 dikarenakan resor ini menggunakan konsep spa yang lebih diutamakan, sehingga lebar kamar mandipun lebih dari standart pada umumnya.

5. Kamar tidur pada bangunan bungalow dengan luasan 30 m2

6. Untuk kamar yang suite salah satunya memiliki besaran kamar 60 m2 Gambar dari berbagai fasilitas diatas dapat dilihat dibawah ini :

Dari beberapa bangunan yang ada, setiap bangunan memiliki gaya, material, maupun fasad yang berbeda namun tetap dengan 1 tema yaitu Back To Nature. Pada bangunan pondok kelapa (Gambar 2.5) memiliki material atap dari ijuk daun kelapa yang dikeringkan, material untuk dinding lebih pada material dari anyaman bambu. Begitu juga material yang digunakan pada pedestrian yang

 Restoran

 Bar

 Perpustakaan

 Toko Suvenir

 Gallery

 Fitnes Center

 Kolam Renang air panas dan dingin

 Lapangan Tenis


(31)

menuju kearah pondok kelapa tersebut, material yang digunakan adalah kayu dengan bambu sebagai pembatas samping dengan adanya pohon kelapa pada depan bangunan, sehingga itulah salah satu alasan kenapa dinamakan sebagai pondok kelapa dengan tinggi satu lantai. Material – material tersebut memberikan kekompakan antara bangunan dengan alam disekitarnya yang mewujudkan tema

Back To Nature.

Bungalow Arileu (Gambar 2.6) berbeda dengan bangunan pondok kelapa, tetap sama-sama memaki konsep Back To Nature , namun pada bangunan ini lebih memberi suasana yang sedikit modern. Material yang digunakan pada atap menggunakan atap jerami yang sudah kering, material dinding memakai anyaman bambu dengan dibuat tinggi bangunan yaitu 2 lantai. Material yang digunakan untuk pedestrian sudah berbeda lagi sebab yang dimunculkan adalah sedikit lebih modern, sehingga menggunakan lantai plesteran dengan kerikil kecil yang berada pada bagian tengah pedestrian (Gambar 2.7). Tanaman pada samping bangunan juga berbeda dengan bangunan yang satunya, dibangunan ini lebih banyak menggunakan tanaman teratai dan ilalang rawa yang di tata secara menarik. Suasana yang diperoleh dari penataan sampai dengan material yang digunakan benar-benar mengusung tema Back To Nature.

Gambar 2.5

Fasilitas Hunian Tipe Junior Suite

Gambar 2.6

Fasilitas Hunian Tipe Bungalow Arileu

Gambar 2.7

Penghubung Antara Unit Bangunan

Gambar 2.8 Play Groud Area


(32)

Pada play ground Arena (Gambar 2.8) disini berisikan berbagai jenis permainan yang tidak hanya dinikmati orang dewasa saja melainkan juga bisa dinikmati oleh anak-anak kecil.

(Gambar 2.9) menunjukkan kamar standart dengan ukuran 30 m2 yang

memiliki fasilitas antara lain kamar mandi, double bad. Material pada interior menggunakan dinding dari anyaman bambu dengan kolom dan balok yang terbuat dari kayu. Jendela dibuat dengan ukuran yang cukup terbuka sehingga terkesan

suasana menjadi leluasa. Berbagai konsep bangunan Back To Nature yang

ditimbulkan pada bangunan ini. Pada setiap kamar dilengkapi dengan kolam berendam yang ditempatkan disamping kamar tidur (Gambar 2.10).

 Studi kasus 3 (Kusuma Agrowisata Hotel)

Kusuma Agrowisata hotel merupakan sebuah tempat wisata perkebunan yang di dalamnya juga menyediakan tempat penginapan / peristirahatan. Kusuma Agrowisata Hotel ini terletak di pusat kota wisata Batu, tepatnya di jalan Abdul Gani kelurahan Ngaglik, kecamatan Batu. Serta berdekatan dengan tempat-tempat wisata kota Batu, antara lain Taman rekreasi Sengkaling, pemandian Songgoriti, Taman rekreasi Selekta, dan Jatim Park.

1. Fasilitas

Sang arsitek membagi kompleks resor menjadi beberapa area, yaitu depan (lobby dan hotel), tengah (cottage, dan beberapa fasilitas), belakang (villa), bawah sebagai area perkebunan. Terdapat tujuh tipe cottage: superior cottage, deluxe cottage 1, deluxe cottage 2, duplex , yunior suite, executive cottage, dan tipe famili. Setiap unit memilki tata ruang dan konsep bangunan yang hampir sama, bedanya adalah view tiap unitnya.

Gambar 2.9 Kamar Tidur Standart

Gambar 2.10


(33)

Superior executive cottage (Gambar 2.11) merupakan salah satu tempat peristirahatan yang memiliki konsep layaknya rumah pribadi. Executive cottage menyuguhkan pemandangan perkebunan apel. Selain itu letaknya yang berada di

daerah pegunungan menambah suasana alami disekitar resor.

Keterangan :

Lantai 1 : Teras depan, ruang tamu, kamar tidur anak, ruang makan, kamar mandi. Lantai 2 : ruang tidur utama, ruang duduk, kamar mandi, teras belakang.

Pada studi kasus Kusuma Agrowisata ini terdapat beberapa fasilitas lain yang mendukung kegiatan pengunjung pada resor, sebagai berikut :

 Adanya kolam renang

 Spa

 Lapangan tennis, voli, fitness, jogging track, lapangan sepak bola, dan billiard.

 Karaoke

 Kebun Apel, jeruk dan strawbery

 Rumah boneka

 Tempat bermain anak-anak

 Adanya fasilitas bar dan restaurant

Gambar 2.11 Executive cottage (sumber : idea, 2007)


(34)

 Ruang konvensional, ruang rapat dengan kapasitas 20-800 orang.

Area yang berada pada bagian bawah resort adalah area wisata Agro, yaitu wisata petik buah langsung dari pohonya, berupa perkebunan Apel, Jeruk, dan Strowberry. (Gambar 2.12)

Fasilitas spa pada resor ini (Gambar 2.13) memiliki sauasana yang tenang. Sehingga seseorang yang melakukan treatment spa di Kusuma mendapatkan relaksasi dan ketika kembali beraktifitas tubuhnya menjadi segar kembali.

Treatment yang dilakukan di spa yang ada di Kusuma Agrowisata memiliki berbagai macam treatment. Dan ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami. Karena spa ini didisain dengan konsep tradisional.

Gambar 2.13. Suasana SPA di Kusuma Agrowisata (Sumber : Studi Lokasi, 2009)

2. Tampilan Bangunan

Atap genteng menjadi konsep utama pada seluruh bagian resor. Inspirasi penggunaan atap ini diambil dari bangunan tradisional Jawa. Model atap sangat baik untuk menyerap dan meredam panas matahari tropis.

Gambar 2.12 Area Wisata Agro (sumber : studi lokasi, 2009)


(35)

Pada (Gambar 2.14) menunjukkan bahwa restaurant Hortesia ini memiliki gate berkonsep jawa yang biasa selalu digunakan orang Jawa yaitu pendopo dengan memiliki kolom yang terekspose. Yang didalamnya terdapat fasilitas wifi. Sehingga jika didalam restaurant ini pengunjung dapat menggunakan fasilitas-fasilitas tambahan.

Pada (Gambar 2.15) dapat dilihat pada bagian depan terdapat teras berupa dek dari kayu. Dari sini dapat terlihat pemandangan indah executive cottage seluas 300m², dengan latar belakang pegunungan, dengan pemandangan perkebunan dan pegunungan diseberangnya.

3. Sistem struktur

Pada cottage ini mengadopsi desain arsitektur tropis. Penggunaan element bahan material pada bangunan yaitu menggunakan kayu sonokeling, kayu kamper, kayu bangkirai, dan kayu jati.

Pada (Gambar 2.16) menunjukkan penggunaan Element-element kayu mulai dari lantai, kolom, dinding, relling tangga dan plafon. Dari bagian terdepan resor sampai pada bagian belakang resor.

Gambar 2.16. Penggunaan kayu pada realing (Sumber : Studi Lokasi, 2009)

Gambar 2.15 Executive cottage (Sumber : Studi lokasi, 2009) Gambar 2.14. Restaurant Hortesia


(36)

4. Interior Bangunan

Kusuma Agrowisata menggunakan produk lokal 100%, hal ini disebabkan kaena memilki konsep arsitektur tropis. Material yang digunakan lebih banyak dari kayu, batu kali, dan mamer. Sehingga kesan arsitektur tropis ini sangat terlihat dan dapat terlihat etnik dan modern (Gambar 2.17).

Gambar 2.17. Lobi Kusuma Agrowisata (Sumber : Studi lokasi, 2009)

Suasana siang hari pada lobi. Material sangat terlihat perpaduan antara kayu pada plafon dan bagian list receptionist dengan marmer yang ada pada dinding, meja reseptionist dan bagian lantai yang membuat lobi terlihat megah.

5. Pola Tatanan Antar Masa dan Sirkulasi Resor

Pola tatanan antar masa bangunan dan sirkulasi pada Kusuma Agrowisata lebih banyak menggunakan pola sirkulasi linier. Dimana sirkulasi ini digunakan untuk area hunian dan fasilitas yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan kontur tanahnya. (Gambar 2.18)

Gambar 2.18 Pola tatanan masa dan sirkulasi antar bangunan (Sumber : Studi lokasi, 2009)


(37)

Tabel 2.1 Rangkuman Studi Literatur dan Studi Kasus

No Keterangan Highland Tomohon Resort Kampung Sumber

Alam

Kusuma Agrowisata 1 Lingkungan Berlokasi di Kinilow, desa

kecil yang terletak antara Manado dan Tomohon dengan jarak 300 meter dari jalan utama namun jauh dari kebisingan lalu lintas. Bungalow-bungalownya dibangun di lereng bukit dan dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit-bukit dengan jarak 20 km ke arah Manado dan 5 km ke arah Tomohon.

Berlokasi di Kampung Sumber Alam Jawa Barat Dan dikelilingi oleh pegunungan

Berlokasi di pusat kota wisata Batu dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan lautdan dikelilingi oleh keindahan perkebunan buah serta pemandangan pegunungan. 2 Fasilitas Ruang

- Pusat Informasi

- Restoran menu Barat dan Asia - Ruang Baca

- Benda Pos

Restaurant, Bar, Toko Suvenir, Perpustakaan, Gallery, Fitness center, Kolam renang air panas dan dingin, Lapangan tenis, Healt and spa

Guest room, Pusat informasi, restoran, Convention Hall, Kolam renang, Perkebunan, Lapangan Tennis, bulu tangkis, sepak bola, volly, area spd gunung, jogging, billiard. 3 Sistem

struktur Bangunan

- Struktur untuk atap dan dinding menggunakan rangka kayu dari pohon kelapa - warna natural tradisional

Minahasa

- menggunakan atap ijuk agar dapat memberikan kesan tradisional keseluruhan bangunan.

Pondasi beton yang digunakan sebagai kaki-kaki bangunan, karena bangunan menggunakan system panggung yang berada diatas danau.

Struktur untuk atap dan dinding menggunakan rangka kayu, di dominasi oleh warna coklat, atap

menggunakan genteng,

4 Tampilan - Tampilan bentukan pada bangunan menyesuaikan dengan budaya dan arsitektur setempat.

- Dan dikombinasi Modern. - Atapnya yang mengambil ciri

khas rumah tradisional Minahasa dapat memberikan kesan tradisional pada seluruh tampilan pada banginan resor dan juga pada tampilan warna yang digunakan yaitu natural.

Back to nature dengan perabot dan material

menggunakan unsur alam pada tipe hunian suite.

Tampilan bentukan pada bangunan menyesuaikan dengan budaya dan arsitektur setempat, yaitu budaya jawa.


(38)

2.1.4. Analisa Hasil Studi

Dari studi kasus 3 Resor diatas, kebanyakan desain arsitekturalnya mengadaptasi dari budaya dan arsitektur setempat yang memiliki bangunan tertinggi hanya 3 – 4 lantai, itupun terbatas hanya pada bangunan utama saja, setiap kamar tamu diutamakan untuk mendapatkan view alam yang sebanyak-banyaknya.

2.2. Tinjauan Khusus

Tinjauan khusus terhadap obyek rancangan ini adalah membahas secara detail obyek rancangan. Dimana pembahasanya mencakup kegiatan yang terjadi dalam obyek rancangan nantinya beserta fasilitas – fasilitas yang akan disediakan.

2.2.1.Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan dari obyek Resor Agrowisata Buah di Batu ini antara lain :

 Lingkup pelayanan dari Resor Agrowisata Buah ini diperuntukkan bagi wisatawan domestik dan manca negara yang ingin menikmati perkebunan buah dan keindahan alam serta fasilitas resor..

 Skala pelayanan ini mencakup skala regional dan internasional,

sehingga dibutuhkan sebuah resor yang representative dan memenuhi kebutuhan istirahat dan rekreasi bagi pengunjung.

 Tipe hunian yang dibagi menjadi 4 tipe berdasarkan klasifikasi hotel bintang 4.

 Pemakai pada resor ini yaitu : a.Tamu / Pengunjung / Penginap

- Tamu yang datang tanpa menginap, yaitu pengunjung yang datang

tanpa menginap, yaitu melakukan aktifitas di tempat Agrowisata.

- Tamu yang menginap, yaitu pengunjung resor yang melakukan

aktifitas dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam resor dengan tinggal dalam kurun waktu yang dikehendaki oleh pengunjung.


(39)

b.Pengelola.

Pengelola dalam resor yang terdiri dari staf-staf yang aktifitasnya mengatur terselenggaranya mekanisme kerja di dalam resor itu sendiri.

c.Karyawan service. Bagian service merupakan bagian yang

karyawanya melakukan aktivitas memenuhi kebutuhan dimana ruang lingkup tempat yang menjadi tanggung jaawabnya.

2.2.2.Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Berdasarkan aktivitas yang terjadi, ruang-ruang dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu :

Tabel 2.2. Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang

No Pemakai Kegiatan / Aktivitas

Fasilitas Yang Dibutuhkan

Kelompok Fasilitas

1. Tamu

- Memarkir kendaraan Tempat parkir Servis

- Registrasi, informasi - Front desk Publik

- Menunggu, duduk dan membaca

- Lounge dan Main

lobby Publik

- Menelepon dan komunikasi - Telepon umum Publik

- Menukarkan uang Money changer Publik

- Informasi perjalanan Travel agency Publik

- menikmati makan dan minum - Cafe & Restauran Publik

- Rekreasi dan olah raga

- Play Ground Arena - Swimming Pool - jogging track - Fitness Center

Publik

- Berwisata Agro

- Kebun Buah

- Restoran Buah Publik

1.1 Tamu sebagai pengunjung

- Istirahat - Rest Area (Taman)


(40)

No Pemakai Kegiatan / Aktivitas

Fasilitas Yang Dibutuhkan

Kelompok Fasilitas

- Buang air besar dan kecil - Toilet Service

- Berobat - Poliklinik Semi Privat

1.2 Tamu sebagai penginap

- Istirahat / Tidur

- Hunian :

- Standart 31 unit - VIP 10 unit - V – VIP 10 unit - Bumgallow 4 unit

Privat

2. Pengelola - Memarkir kendaraan - Tempat parkir Servis

- Melayani registrasi dan

informasi - Front desk Publik

- Memimpin dan mengatur seluruh manajemen hotel

- Ruang General

Manager Semi Privat

- Mengatur masalah pemasaran dan fasilitas dalam hotel

- Ruang Executive

Secretary Semi Privat

- Mengatur masalah keuangan dalam resor

- Ruang Accounting Administration Dep. Office

Semi Privat

- Mengatur seluruh kegiatan sehari-hari

- Ruang Personalia

dan Dep. Office Semi Privat

- Mengatur perkembangan resor

- Ruang Marketing

dan Sales Manager Semi Privat

- Merapatkan/mengevaluasi

kegiatan sehari-hari - Ruang Meeting Semi Privat

3. Karyawan - Memarkir kendaraan - Tempat parkir Servis

- Melayani tamu dengan membersihkan dan mengganti Fasilitas yang berada disekitar kamar tamu dan area public.


(41)

Dari tabel aktifitas dan kebutuhan ruang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan spa resor ini terdapat beberapa jenis fasilitas dan ruang yang dibutuhkan, yaitu :

1. Fasilitas Utama - Area Hunian 2. Fasilitas Rekreasi

- Agrowisata

- Play Ground Arena

- Swimming Pool - Jogging Track

3. Fasilitas Penunjang - Restoran

- Café’

- Drugstore

- Poliklinik

No Pemakai Kegiatan / Aktivitas

Fasilitas Yang Dibutuhkan

Kelompok Fasilitas

- Melanyani tamu untuk makan, makan siang dan makan malam yang telah dipesannya.

- Food & Beverage Servis

- Memasak dan menyimpan

bahan pokok makanan. - Kitchen / dapur Servis

- Mengganti keperluan hotel dan tamu hotel dalam waktu 1 hari.

- Laundry & Dry

Cleaning Servis

- Menyimpan peralatan – peralatan yang masih digunakan maupun tidak bisa digunakan.

- Store Room Servis

4. Penjaga

- Mengamankan seluruh area hotel baik dalam hotel maupun luar hotel dan tempat wisata selama 24 jam

- Security


(42)

2.2.3. Perhitungan Luasan Ruang

Berdasarkan kegiatan yang terjadi, kebutuhan luasan ruang pada Resor Agrowisata Buah ini dapat dilihat pada tabel 2.6. Perhitungan kebutuhan luas ruang berdasarkan Newfert Arsitek Data (NAD) sebagai berikut :

Tabel 2.3.Perhitungan Kebutuhan Luas Ruang

PRIVAT AREA

No Hunian Standart Kapasita s

Pendekatan Dan

Perhitungan Luas (M 2

)

1 - Unit standard dengan 1 kamar tidur

NAD :

- Kamar standard dengan luasan ± 24 – 30 m2/kamar

- Kamar standar d 24unit

NAD Terdiri dari : Kamar standard 32unit : dengan luas ± 30 m2/kamar jadi : 30 x 24= 720 m2

720

- Unit VIP dengan 2 kamar tidur ( single bad and double bad )

- Unit VIP - dengan luasan ±

50 m2/kamar

- Unit VIP 12unit

Suite room 1 unit : dengan luas ± 50 m2/kamar,

jadi : 50 x 12 = 600m2

600

- Unit V-VIP dengan 2 kamar tidur ( single bad and double bad )

- Unit V-VIP dengan luasan ± 54 - 57 m2/kamar

- Unit V-VIP 10 unit

Suite room 2 10 unit dengan luas ± 57 m2/kamar,

Jadi : 57 x 10 = 570 m2

570

- Unit Bungallo w dengan 3 kamar tidur

- Unit Bungallow dengan luas 60 - 70 m2/unit

Unit Bungall ow 4 unit

Unit Bungallow 4 unit : dengan luas 70 m2/unit, jadi : 70 x 4 = 280m2

280


(43)

PUBLICAREA

No Ruang Standart Ruang Kapasitas Perhitungan Luas (M2)

1 Main Lobby

Pendekatan : NAD : 0,3 M2 / orang

Asumsi untuk 120 orang

Perhitungan : : 120 x 0,3 = 36 M2

36

2 Sitting Lobby

Pendekatan : NAD : 0,3 M2 / orang

Asumsi untuk 120 orang

Perhitungan : : 120 x 0,3 = 36 M2

36

3 Front desk

Pendekatan :

NAD : 15 % DARI Main Lobby

Asumsi : 120 orang

Perhitungan : 15 % x 120 = 18 M2

18

4 ATM Pendekatan :

NAD : 0,09 M2 / orang

Asumsi : 120 orang

Perhitungan : 120 x 0,09 M2 = 10,8 M2 10,8 5 Toilet Umum Pendekatan : NAD :

Kebutuhan minimal untuk :

-- Pria : 1 closet untuk 10-15 orang, @ 2 M2 1-3 urinoir 10-15 orang, @ 1 M2 1 Wastafel 1 M2

- Wanita :

1 closet untuk 3-10 orang, @ 2 M2 1 wastafel 1 M2

Asumsi : - Pria : 50 orang

- Wanita : 50 orang

Pendekatan :

- NAD: Kebutuhan minimal untuk : Perhitungan :

- Pria untuk 50 orang : 5 Closet = 5 x 2 M2 = 10 M2

5 Urinoir = 5 x 1 M2 = 5 M2

2 Wastafel = 2 x 1 M2 = 2 M2

- Wanita 50 orang : 5 Closet = 5 x 2 = 10 M2

2 Wastafel = 2 x 1 = 2 M2

29

6 Drugstore dan

poliklinik

Pendekatan NAD :  Kebutuhan ruang :

0,2 M2/orang

Asumsi : 150 orang

Perhitungan : 150 x 0,2 M2 = 30 M2 terdiri dari : Drugstore dan poliklinik : 15 % x 30 = 4.5 M2

34.5

7 Money Changer

Pendekatan NAD :  Kebutuhan ruang :

0,2 M2/orang

Asumsi : 150 orang

Perhitungan :

150 x 0,2 M2 = 30 M2 Money Changer : 10 % x 30 = 3 M2 Total = 33 M2


(44)

8 Restauran Luasan restaurant ditentukan oleh : - Sistem Pelayanan - Jenis perabot NAD : 1,3 – 1,9 M2 NAD :

 Ruang duduk : 1,4 M2/orang  Counter & T. saji

¨12 % x R. duduk  Pantry : 23 % x

R. duduk

 Dapur = 50 % x R. duduk

 Area pengunjung 20 % x dapur  Gudang Kering :

15 % x dapur  Gudang Basah : 15

% x dapur  T. sampah : 7 % x

dapur  Toilet

Diasumsikan 40 % dari pengunjung menggunakan toilet

Pendekatan : NAD : Kebutuhan minimal untuk :

-- Pria : 1 closet untuk 10-15 orang, @ 2 M2 1-3 urinoir 10-15 orang, @ 1 M2 1 Wastafel untuk < 20 orang, 1 M2

- Wanita :

1 closet untuk 3-10 orang, @ 2 M2 1 wastafel 1 M2

Asumsi : 18 meja, 1 meja = 4 org 18 meja = 72 org

Perhitungan : NAD : 1,3 – 1,9 M2 NAD :

 Ruang duduk : Luas Ruangan : 72 x

1,4 M2 = 100.8 M2  Counter

Luas Ruangan : 12 % x 100.8 M2 = 12.096 M2

 Pantry : Luas Ruangan : 23 % x 100.8 M2 = 23.184 M2

 Dapur = 50 % x 100.8 M2 = 50.4 M2  Area pengunjung 20

% x 50.4 = 10.08 M2

 Gudang Kering : 15 % x 50.4 = 7.56 M2  Gudang Basah : 15 % x 50.4 = 7.56 M2  T. sampah : 7 % x

50.4 = 3.528 M2 - Toilet

Diasumsikan 40 % dari pengunjung menggunakan toilet : 40 % x 300 = 120 orang, dan 50 % pria dan wanita

- Pria 60 orang : 4 Closet = 8 M2 4 Urinior = 4 M2 3 Wastafel = 3 M2 Total = 15 M2 - Wanita 60 orang : 4 Closet = 8 M2 3 Wastafel = 3 M2 100.8 12.096 23.184 50.4 10.08 7.56 7.56 3.528 15 11

9 Mushola Asumsi : 50

orang

- T. sholat (imam) 2M2 - T. sholat (makmum) 0.8 M2

0.8 M2 x 50 org = 40 M2

- T.wudhu = 20 org 0.8 M2 x 20org = 16 M2 - KM/WC = 4 unit 1 unit = 2 x 1.5 = 3 M2 x 4 unit = 12 M2 - T.Locker = 50 x 0.36 M2 = 18 M2

2

40

16

12 18


(45)

10 R. serba

guna Pendekatan :

NAD = 1.6 m2/orang - stage

- Toilet - R. ganti n prefunction - r. persiapan

Kapasitas 300org asumsi 8 unit asumsi

300 x 1.6 = 480 M2 100 M2

8 x 1.5 = 12 M2 150 M2 60 M2

480 100 12 150 60

TOTAL 1328.508

FASILITAS REKREASI DAN OLAH RAGA

No Ruang Standart Ruang Kapasitas Pendekatan Dan

Perhitungan Luas (M 2)

1 Agrowis ata

- Perkebunan Diasumsikan 3 ha - Restoran out door

- R.penerimaan

- Toilet

- Stan makan R. pengelola

- Ticketing n Penitipan - R. manager

- R. karyawan - toilet Seluruh pengunjun g Asumsi : 20 meja, 1 meja = 4 org 20 meja = 80 org 2 unit 3 2 unit 2 unit Diasumsikan 3ha

- perhitungan NAD  Ruang duduk : 1,4

M2/orang Luas Ruangan : 80 x 1,4 M2 = 112 M2 Standard 1.8 M2 2 x 1.8 M2 = 3.6 M2 3 x 8 = 24

2 x 9

NAD = 30.2 m2/orang 18

Standard 1.8 M2 2 x 1.8 M2 = 3.6 M2

30000 112 33.6 3.6 24 18 30.2 18 3.6

2 Swimmin

g pool dan Cafetaria

 Kolam Renang Pendekatan NAD :  Kolam dewasa

ukuran 12,5 x 25 m

 Kedalaman 0,8 – 2,00 m dan lebar keliling 2 m  Luas toilet, shower,

locker dan WC masing – masing untuk pria dan wanita 50 x 2 = 100 m2

 Ukuran untuk

anak-Dewasa : 250 orang

Anak-Perhitungan :

 Kolam

Kolam untuk dewasa = 2 x 250 orang = 500 m2

Toilet = 100

Kolam untuk

anak-500


(46)

anak : 2,50 m x 4 m kedalaman : 0,4 – 0,6 m

 Cafeteria Pendekatan NAD :  R. Duduk : 2.25 x

1,8 m2 (4 orang)

 Bar Counter : 15 % dari R. Makan

anak: 50 orang

Asumsi : 20 meja, 1 meja = 4 org 20 meja = 80 org

anak = 0,6 x 50 orang = 30 m2

 Cafeteria - perhitungan NAD  Ruang duduk : 1,4

M2/orang Luas Ruangan : 80 x 1,4 M2 = 112 M2 Bar Counter : 15 % x 112 = 14.8 M2

30

112 14.8

3 Play

Ground

 Diasumsikan 400m2

Seluruh pengunjun g

Diasumsikan 400 M2 400

4 Jogging Area

Asumsi 120 orang 1500 m2 1500

TOTAL 32899.8

STAF AREA

No Ruang Standart Ruang Kapasitas Pendekatan Dan

Perhitungan Luas (M 2)

1 Front

Desk dan Dep. Office

Pendekatan NAD : NAD :

 R. Head F. O = 9.3 m2/orang

 R. Staff = 4.46 m2/orang

4 orang Perhitungan :  1 Manager = 9.3

m2/orang  3 staf = 3 x 4.46

m2 / orang = 13.38 m2

22.68

2 General Manager

Pendekatan NAD:  NAD = 30.2

m2/orang

1 orang Perhitungan : 1 general manager Ditentukan 30.2 m2

30.2

3 Executive Secretary

Pendekatan NAD:  AND = 6.7

m2/orang

1 orang Perhitungan : 1 Executive Secretary Ditentukan 6.7 m2 = 7 m2

6.7

4 Accounti

ng Administr ation Dep. Office

Pendekatan NAD :  R. Manager = 9.3

m2/orang  R. Staff = 4.46

m2/orang

4 orang Perhitungan :  1 Manager = 9.3

m2/orang  3 staf = 3 x 4.46

m2 / orang x 2 = 8.92 m2


(47)

5 Personali a dan Dept. Office

Pendekatan NAD:  R. Manager = 9.3

m2/orang  R. Staff = 4.46

m2/orang

4 orang Perhitungan :  1 Manager = 9.3

m2/orang  3 staf = 3 x 4.46

m2 / orang x 2 = 8.92 m2

22.68

6 Marketin

g dan Sales Manager

Pendekatan NAD :  R. Manager = 9.3

m2/orang  R. Staff = 4.46

m2/orang

1 orang Perhitungan :  1 Manager = 9.3

m2/orang  3 staf = 3 x 4.46

m2 x 3 = 13.38 m2

22.68

7 Food dan Baverage Manager dan Dept. Office

Pendekatan NAD :  R. Manager = 9.3

m2/orang  R. Staff = 4.46

m2/orang

4 orang Perhitungan :  1 Manager = 9.3

m2/orang  3 staf = 3 x 4.46

m2 / orang x 2 = 8.92 m2

18.22

8 House Keeping Manager

Pendekatan NAD :  R. Manager = 9.3

m2/orang  R. Staff = 4.46

m2/orang

1 orang Perhitungan : 1 Manager = 9.3

m2/orang

1 Secretary =6.7 m2

16

9 Meeting

Room Pendekatan :

NAD = 1.6 m2/orang

21 Orang Perhitungan : Kapasitas 21 orang x 1.6 = 33.6 m2/orang

33.6

10 Toilet Staff

Pendekatan : NAD : Kebutuhan minimal untuk :

-- Pria : 1 closet untuk 10-15 orang, @ 2 M2 1-3 urinoir 10-15 orang, @ 1 M2 1 Wastafel 1 M2 - Wanita :

1 closet untuk 3-10 orang, @ 2 M2 1 wastafel 1 M2

Asumsi : - Pria : 10 orang

- Wanita : 10 orang

Pendekatan :

- NAD: Kebutuhan minimal untuk : Perhitungan :

- Pria untuk 10 orang 1 Closet = 1 x 2 M2 = 2 M2

1 Urinoir = 1 x 1 M2 = 1 M2

1 Wastafel = 1 x 1 M2 = 1 M2

Total = 4 M2

Sirkulasi40%= 1.6 M2 Total = 5.6 M2 - Wanita 10 orang : 1 Closet = 1 x 2 = 2 M2

1 Wastafel = 1 x 1 = 1 M2

Total = 3 M2

Sirkulasi40%= 1.2 M2 Total = 4.2

5.6

4.2


(48)

SERVICE AREA

No Ruang Standatr Ruang kapasitas Pendekatan dan

Perhitungan Luas (M 2)

1 Laundry, dan Linen Dept. Office

Pendekatan :  NAD = 1.6

m2/orang

21 orang Perhitungan : Kapasitas 21 orang x 1.6 = 33.6 m2/orang

33.6

2 Main Kitchen

Pendekatan : Studi banding = 60 m2 dan 15 %

Perhitungan :

15 % x 60 = 9 m2

9

3 Loading Dock

Pendekatan : diasumsikan = 10 m2

diasumsikan = 10 m2

10

4 Gudang Pendekatan

diasumsikan = 30 m2

diasumsikan = 30 m2 30

5 Parkir Pengunju ng

Parkir karyawan

Pendekatan : Mobil = 30% pengunjung Spd mtor = 50 % pengunjung

Bus = 20% pengunjung

 NAD =

1 mobil / 4 kamar 1 mobil = 12 m2 1 motor = 2 m2 1 bus = 42 m2

Asumsi 1000 org = 100%

50 org = 100%

 Parkir mobil 30% 1mobil = 4org 30% x 1000org = 300org

= 300 : 4 = 75 mobil Jml mbil x ukuran mbil = L parkir mbil = 75 x 25 m2 = 1875  Parkir mtor 50%

1 spd mtor = 2 org 50% x 1000 = 500org = 500 : 2 = 250 mtor = 250 x 2.1 = 525  Parkir Bus 10%

1bus = 50 org 10% x 1000 = 100org =100 : 50 = 2 bus 2bus x 48 = 96  Parkir mobil 30%

30% x 50 org =15mobil 15 x 25 = 375  Parkir mtor 50%

50% x 50 = 25mtor 25 x 2.1 = 52.5

2923.5

Total 3006.1 Jumlah total 39605.188

2.2.4. Program Ruang

Pengelompokan kebutuhan ruang yang telah didapatkan sesuai klasifikasi ruang dalam bentuk tabulasi.


(49)

Tabel 2.4. Program Ruang

No. Kebutuhan

Ruang Fasilitas Ruang Luas (M

2 )

I Fas. Utama - Hunian Standart 720

- Hunian VIP 600

- Hunian V - VIP 570

- Hunian Bungalow 280

II Fas. Rekreasi - Agrowisata 30243

- Play Ground Arena 400

- Swimming Pool dan cafe’ 756.8

- Jogging Track 1500

III Fas. Penunjang - Restoran 241.208

- Drugstore & Poliklinik 34.5

- R. Serba guna 802

- Mushola 88

- Money Changer 33

- ATM 10.8

IV Fas. Publik - Lobby 36

- Sitting Lobby 36

- Front Desk 18

V Fas. Servis - Toilet Umum 29

- Parkir 2923.5

- Laundry, & Linen Dept. Office 33.6

- Main Kitchen 9

- Gudang 30

- Loading Dock 10

VII Fas. Pengelola - Fron Desk & Dept. Office 22.68

- General Manager 30.2

- Executive Secretary 6.7

- Accounting Administrati on Dept. Office 18.22

- Personalia dan Dept. Office 22.68

- Marketing dan Sales Manager 22.68


(50)

- House Keeping Manager 16

- Meeting Room 33.6

- Toilet Staff 9.8

Total 39605.188

Keterangan :

Luas bangunan yang terbangun : 4781.688 m2 Luas ruang luar bangunan : 34823.5 m2


(51)

BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi.

Setelah melakukan perhitungan setandar ruang, maka tujuan pemilihan lokasi tapak untuk Resor Agrowisata Buah di Batu ini adalah untuk memperoleh tapak yang sesuai dengan tujuan rancangan, termasuk pemasangan utilitas serta fasilitas lingkungan yang saling terkait dalam rencana kegiatan.

Beberapa kriteria yang menjadi acuan pemilihan lokasi site pada Resor Agrowisata Buah antara lain :

 Lokasi perencanaan terlelak di daerah pegunungan dan permukiman

yang tidak padat.

 Di lokasi perancangan sudah terbentuk area perkebunan, sehingga

sangat mendukung untuk didirikan sebuah Resor Agrowisata Buah.

 Tapak mempunyai potensi view yang menarik.

 Pencapaiannya mudah.

 Tingkat kebisingan yang cukup rendah.

 Tersedia sarana infrastruktur yang memadai seperti jaringan listrik, telepon, dan air.

Latar belakang memilih kota Batu selain berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, kota Batu merupakan kota yang mampu mencapai pertumbuhan yang tinggi didukung oleh sektor pariwisata yang kian berkembang serta luasnya wilayah perkebunan Buah yang ada di kota Batu, maka kota Batu memiliki kriteria untuk dibangun bangunan Resor Agrowisata Buah diatasnya.

3.2. Penetapan Lokasi

Sebagai perbandingan untuk mendapatkan sebuah site yang sesuai dengan kriteria diatas, maka dipilih dua lokasi yang dirasa cukup memiliki kriteria untuk perencanaan Resor Agrowisata Buah ini, lokasi yang pertama terletak di daerah


(52)

Batu, tepatnya di desa Punten, Kecamatan Bumiaji dan lokasi yang ke dua terletak di Kecamatan Batu, Kelurahan Sisir.

a.Lokasi 1

Lokasi yang pertama terletak di desa Punten, Kecamatan Bumiaji yang terletak di Jalan Raya Punten. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Batu dan Kecamatan Junrejo, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pujon, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karang Ploso, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pacet dan Prigen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 3.1).

Berikut potensi – potensi yang ada pada lokasi yang berada di desa Punten, Kecamatan Bumiaji yang terletak di Jalan Raya Punten sebagai pertimbangan untuk perencanaan Resor Agrowisata Buah.

Site terlelak di daerah pegunungan dan pemukiman yang tidak padat.

 Di lokasi perancangan sudah terbentuk area perkebunan buah apel dan jeruk, sehingga sangat mendukung untuk didirikan sebuah Resor Agrowisata Buah.

Gambar 3.1. Peta Lokasi 1


(53)

 Tapak mempunyai potensi view yang menarik yaitu berupa pegunungan dan view yang menghadap ke kota Batuyang indah terutama di malam hari, karena lokasi tapak yang terletak di dataran tinggi.

 Pencapaiannya mudah karena lokasi perancangan terletak di sebelah jalan utama, yaitu jalan Raya Punten.

 Tersedia sarana infrastruktur yang memadai seperti jaringan listrik, telepon, dan air, yang dapat di ambil dari sungai Brantas yang berada di sebelah barat site, sehingga memudahkan untuk mengairi area perkebunan.

b.Lokasi 2

Lokasi yang ke dua berada di Kecamatan Batu, Kelurahan Sisir, yang

terletak di jalan Abdulghani. Sebelah utara berbatasan Kecamatan Bumiaji, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wagir, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Junrejo, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pujon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 3.2).

Gambar 3.2. Peta Lokasi 2


(54)

Berikut potensi – potensi yang ada pada lokasi yang berada di Kecamatan Batu, Kelurahan Sisir, yang terletak di jalan Abdulghani sebagai pertimbangan untuk perencanaan Resor Agrowisata Buah.

Site terlelak di daerah pegunungan dan pemukiman yang tidak padat.

 Di lokasi perancangan sudah terbentuk area perkebunan apel.

 Tapak mempunyai potensi view yang menarik yaitu berupa pegunungan.

 Tersedia sarana infrastruktur yang memadai seperti jaringan listrik, telepon, dan air.

 Pencapaiannya mudah akan tetapi perlu pelebaran jalan, dimana lebar jalan eksisting hanya 6 meter dan merupakan jalan dua arah, sedangkan fasilitas ini mewadahi sebuah wisata dan Resor yang kendaraanya cukup banyak sehingga jalan harus dilebarkan ke dalam site.

Table 3.1. merupakan perbandingan kriteria – kriteria dari ke dua lokasi yang ada sebagai pertimbangan untuk mendapatkan lokasi perencanaan yang yang sesuai dengan Perancangan Resor Agrowisata Buah.

Tabel 3.1. Perbandingan kriteria lokasi perancangan

No Kriteria Lokasi 1 Lokasi 2

1 Letak site 3 3

2 Kondisi site 4 3

3 Potensi view 4 3

4 Sarana infra struktur listrik, telepon dan air. 4 3

5 Pencapaian ke Lokasi Perancangan 3 2

Total 18 14

Sumber : Analisa Penulis, 2009

Keterangan : 4 = Sangat Bagus 2 = Bagus

3 = Cukup Bagus 1 = Kurang Bagus

Dari beberapa pertimbangan ke dua lokasi tersebut, maka lokasi yang dirasa cukup memenuhi kriteria perancangan Resor Agrowisata Buah adalah di lokasi 1, yaitu di desa Punten, Kecamatan Bumiaji yang terletak di Jalan Raya Punten.


(55)

3.3. Kondisi Fisik Lokasi

Lokasi perencanaan ini berada di sebuah lahan kosong berupa perkebunan buah dan sayuran serta Sungai brantas yang berada di sebelah barat site, lokasi perencanaan tersebut juga memiliki view berupa pegunungan yang berada di sebelah barat site. Site memiliki luas ± 5 Ha, (Gambar 3.3).

3.3.1. Existing Site

1. Topografi

Daerah perencanaan merupakan sebuah wilayah dengan karakteristik dataran tinggi yang berbatasan dengan kawasan pegunungan kontur tanah pada daerah ini memiliki dua karakteristik Karakteristik pertama yaitu bagian sebelah utara dan barat yang merupakan daerah ketinggian yang bergelombang dan berbukit. Sedangkan karakteristik kedua, yaitu daerah timur dan selatan merupakn daerah yang relatif datar meskipun berada pada ketinggian 800-3000m dari permukaan laut.

Gambar 3.4. Tingkat kemiringan wilayah Kota Batu (Sumber : RTRW Kota Batu, 2003-20013)

Gambar 3.3. Lokasi tapak

(Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2009)


(56)

Pada (Gambar 3.4) menunjukkan bahwa lokasi site memiliki tingkat kemiringan 8-15%, 15 – 25 %, 25-40%,

2. Hidrologi

Dilihat dari wilayah perencanaan RTRW Kota Batu, lokasi berada di daerah perkebunan apel. Dengan kondisi topografi yang agak tinggi dari permukaan laut, sehingga wilayah ini dapat dibilang aman terhadap banjir. Tetapi wilayah yang akan direncanakan tidak termasuk dalam wilayah yang terkena banjir. Pola Penggunaan tanah di Kota Batu secara keseluruhan masih didimensi keberadaan kawasan terbangun (Pemukiman dan sarana serta Prasarana pendukungnya) yaitu + 1.749.9233 Ha atau 8,6% dari luas keseluruh Kota Batu. Sedangkan sisanya merupakan kawasan non terbangun yaitu (tata guna tanah terdiri dari) : - Pemukiman = 1.568.757 Ha - Sawah Irigasi = 2.525.351 Ha - Sawah tadah Hujan = 92.009 Ha - Tegal/Pekarangan = 5.378.324 Ha - Kebun = 6.576.459 Ha - Semak/Belukar = 2.930.547 Ha - Lain-lain = 181.166 Ha.

3. Geologi dan Jenis Tanah

Data geologi menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Bumiaji merupakan tanah yang mengandung endapan alluvium, kondisi tanah tersebut sangat subur dan baik untuk tanaman holtikultura. Kondisi permukaan tanahnya berbentuk perbukitan atau bergunung dan sebagian ada yang datar. 4. Kondisi Tanah

Menurut data kemampuan tanah dan jenis tanah dari peta RTRW Kota Batu tahun 2003-2013 kondisi tanah pada lokasi perencanaan dan sekitarnya adalah :

Lereng : 8-20%

Kedalaman efektif tanah : Lebih dari 90 cm

Tekstur tanah : Agak kasar

Drainase : Tergenang Periodik (Sebagian)

Erosi : Tingkat erosi rendah

5. Klimatologi

Keadaan Klimotologi Kota Batu memiliki suhu minimum 24 - 18 0C dan suhu maksimum 32 – 28 0C dengan kelembaban udara sekitar 75 - 98% dan curah hujan rata-rata 875 - 3000 mm per tahun. Karena keadaan tersebut, Kota Batu


(57)

sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditi tanaman sub tropis pada tanaman holtikultura dan ternak.

3.3.2. Aksesbilitas

Jalur aksesbilitas utama pada lokasi perencanaan merupakan jalan yang memiliki ciri-ciri :

 Klasifikasi sebagai Jalan Arteri Sekunder, Kolektor Primer, Lokal Primer, Kolektor Sekunder, Lokal Sekunder, dan Jalan Lingkungan.

 Jenis perkerasan aspal (hotmix) dalm kondisi sangat baik  Merupakan akses arah Utara-Selatan

 Intensitas kepadatan relatif rendah, mengingat jumlah penduduk yang tidak begitu padat.

 Skala pelayanannya sementara ini masih dalam skala desa, namun sesuai

dengan desainnya akan berskala proporsi.

 Lebar jalan ± 7 meter untuk arus lalu lintas dua arah dengan pembatas jalan berupa marka.

Di sebelah timur site merupakan jalan utama, yaitu jalan Raya Punten, (Gambar 3.5). jalan tersebut masih memerlukan beberapa fasilitas antara lain trotoar jalan, bahu jalan, marka jalan, tempat parkir, rambu-rambu lalu lintas, saluran samping, lampu penerangan, median jalan, halte, dan terminal/sub terminal. Adapun beberapa angkutan umum yang trayeknya melewati lokasi perencanaan yaitu microlet dan Bus.

Gambar 3.5. Jalan utama pada lokasi site


(58)

3.3.3. Potensi Lingkungan

Di sekitar lokasi site terdapat perkebunan apel dan sayur yang membentang luas serta memiliki view berupa alam pegunungan yang berada di sebelah barat site, selain itu juga terdapat permukiman penduduk serta tempat – tempat menginap seperti hotel kelas melati dan villa – villa pribadi. (Gambar 3. 6)

3.3.4. Infrastruktur Kota

Sarana infrastruktur yang tersedia terdiri dari : - Jaringan Listrik PLN

Adalah sistem yang mengatur tenaga listrik juga pendistribusiannya. Tujuan dari sistem tenaga listrik ini adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam aktivitasnya dengan tenaga listik, adapun kriterianya, yaitu :

a. Ekonomis

b. Penggunaan secara kontinyu dan sepanjang hari c. Persyaratan tekhnis bangunan

Sistem tenaga listrik yang digunakan yaitu tenaga listrik PLN dan tenaga listrik generator.

- Jaringan Telepon

Area terbangun pada kawasan perencanaan hampir seluruhnya telah terlayani jaringan telepon. Jaringan tersebut biasanya terpasang dengan jaringan jalan yang ada baik saluran udara maupun bawah tanah.

Pelayanan telepon tidak hanya melalui sambungan langsung kerumah atau tempat usaha, tetapi juga dengan telepon umum dan wartel yang dimaksudkan

Gambar 3.6. Lingkungan Site


(59)

agar dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Disamping pelayanan telepon dari PT. Telkom, juga sudah semakin memasyarakat penggunaaan telepon seluler. - Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih di wilayah perencanaan ini menggunakan pelayanan air bersih PDAM.

3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat

Guna menghindari hal-hal yang bisa menghambat atau menggagalkan jalanya proyek pembangunan maka sebaiknya mengikuti peraturan bangunan yang dibuat oleh pemerintahan daerah setempat.

Berdasarkan pada RTRW Kota Batu Tahun 2003 – 2013 maka ditetapkan

Penataan koefesien dasar bangunan (KDB) : 40 – 60%, koefesien lantai bangunan (KLB) 0.4 – 1.2, dan tinggi lantai bangunan (TLB) : 1 – 2 lantai.

Keterangan :

L. Total Ruang yang dibutuhkan : 39605.188 m2

Area sirkulasi parkir : 30 % dari luas lahan

: 30 /100 x 39605.188 M2 = 11881.5564 M2 Total L. Lahan yang akan dipakai : Kebutuhan L. ruang + area sirkulasi parkir

: 39605.188 + 11881.5564 = 51486.7444 M2

: 51486.7444 M2 = ± 5.1 Ha

Jadi Total L. Lahan yang terpakai : ± 5.1 Ha = 51000 M2

Berdasarkan pada RTRW Kota Batu Tahun 2003 – 2013 maka ditetapkan

Penataan koefesien dasar bangunan (KDB) : 40 – 60%, koefesien lantai bangunan (KLB) 0.4 – 1.2, dan tinggi lantai bangunan (TLB) : 1 – 2 lantai.


(60)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Ruang

Analisa ruang dilakukan untuk memperoleh gambaran program ruang yang terbentuk serta pola sirkulasi antar ruang yang terjadi secara khusus (mikro), dan pola sirkulasi antar bangunan atau fasilitas yang ada secara umum (makro).

4.1.1. Organisasi Ruang

Merupakan pembagian ruang di dalam obyek perancangan yang membentuk sebuah alur antar ruang-ruang dalam kelompok ruang. Dimana nantinya di dalam pengorganisasian ruang ini dapat terlihat hubungan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain.

Berikut merupakan gambar skema organisasi ruang secara makro pada Resor Agrowisata Buah.

Pada gambar 4.1 di atas, dapat diketahui sebuah alur antar ruang – ruang dalam kelompok ruang, dimana ruang-ruang tersebut memiliki keterkaitan antara ruang satu dengan ruang yang lain.

Pada (Gambar 4.2. Skema organisasi ruang Agrowisata) dan (Gambar 4.3. Skema organisasi ruang Bungalow) merupakan gambar skema organisasi ruang

Gambar 4.1. Skema organisasi ruang (makro) (Sumber : Analisa Penulis, 2011)


(61)

yang terjadi secara mikro, yaitu pola sirkulasi antar ruang yang terjadi secara khusus.

4.1.2 Hubungan Antar Ruang

Merupakan sebuah penilaian tentang kedekatan hubungan antar ruang dalam satu kelompok ruang serta dalam beberapa kelompok ruang lainnya di dalam obyek perancangan. Penilaian tentang hubungan antar ruang ini terbagi menjadi tiga hal, yaitu :

 Hubungan dekat, artinya memiliki keterkaitan hubungan ruang secara

langsung.

 Hubungan sedang, artinya memiliki keterkaitan hubungan ruang secara

tidak langsung.

 Hubungan jauh, artinya tidak memiliki hubungan ruang.

Gambar 4.2. Skema organisasi ruang Agrowisata (Mikro) (Sumber : Analisa Penulis, 2011)

Gambar 4.3. Skema organisasi Ruang Bungalow (Mikro) (Sumber : Analisa Penulis, 2011)


(62)

Berikut merupakan hubungan antar ruang yang terjadi secara makro yang ditunjukkan pada gambar 4.4.

 

Sedangkan hubungan antar ruang yang terjadi secara mikro ditunjukkan pada (Gambar 4.5. Hubungan antar ruang pada Agrowisata) dan (Gambar 4.6. Hubungan antar ruang pada Bungalow).

Gambar 4.4. Hubungan antar ruang (makro) pada resor Agrowisata Buah (Sumber : Analisa Penulis, 2011)

Gambar 4.5. Hubungan antar ruang pada Agrowisata Buah (Sumber : Analisa Penulis, 2011)

Gambar 4.6. Hubungan antar ruang pada Bungalow (Sumber : Analisa Penulis, 2011)


(63)

Hubungan antar ruang ditunjukkan dengan bulat warna yang ditempatkan, warna merah menandakan hubungan ruang yang satu dengan ruang yang lainya dekat, dan untuk warna biru menandakan hubungan ruang yang satu dengan yang lainya sedang, sedangkan untuk warna hijau menandakan hubungan ruang yang satu dengan ruang yang lainya jauh.

4.2. Analisa Site

Analisa site mempunyai peranan yang cukup besar di dalam perencanan maupun perancangan, dimana dengan melakukan analisa terhadap site, dapat

digunakan sebagai penentuan zoning, perletakan pintu masuk, arah hadap

bangunan, dan sirkulasi.

4.2.1. Analisa Aksesibilitas

Merupakan analisa terhadap akses-akses yang berada di sekitar lokasi tapak, dimana analisa tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis jalan maupun tingkat kepadatan arus lalu lintas yang ada pada lokasi site sebagai acuan di dalam menentukan letak pintu masuk ke dalam dan keluar site.

Di lokasi tapak, dilewati sebuah akses jalan pada sisi timur site, yaitu jalan Raya Punten yang menghubungkan site menuju tempat wisata selekta, dan menuju ke Alun-alun kota Batu, maka dari pertimbangan di atas, yang memungkinkan sebagai perletakkan pintu masuk dan ke luar site terletak di sebelah timur site, yaitu jalan Raya Punten.

Gambar 4.7. Lokasi Site (Sumber : Analisa Penulis, 2011)


(1)

Gambar 6.9. Fasade Hunian Standart (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.10. Fasade Hunian VIP (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.11. Fasade Hunian V-VIP (Sumber: Analisa Penulis, 2011)


(2)

Gambar 6.12. Fasade Hunian Bungallow (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.13. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian Bungallow (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

6.3. Aplikasi Konsep Ruang Dalam

Pada gambar di bawah, dapat dilihat ruang luar yang privat terbentuk dari ke dua lengan bangunan yang berbentuk “L”. Ruang Luar tersebut dipakai sebagai teras belakang dan zakushi. Sedangkan ke dua lenganya digunakan sebagai kamar tidur dengan bukaan jendela yang lebar sehingga view keluar bisa terlihat dari dalam kamar.


(3)

Gambar 6.14. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian V-VIP (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.15. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian VIP (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.16. Denah dan Sirkulasi Ruang Hunian Standart (Sumber: Analisa Penulis, 2011)


(4)

Gambar 6.17. Interior Hunian Bungallow (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.18. Interior kamar Tidur Hunian Resor (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Interior pada bangunan Agrowisata Buah ini lebih menonjolkan suasana alami sesuai dengan tema pada rancangan ini. Material yang digunakan lebih pada pengolahan bahan-bahan kayu, di bawah ini merupakan interior hunian Resor Agrowisata Buah di Kota Batu.

Pantry & R.Makan

KM/WC Zakushi

R.Keluarga Kamar Tidur

Kamar Tidur Teras belakang

KM/WC

Kamar Tidur


(5)

Gambar 6.19. Aplikasi Ruang Luar (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.20. Bird eye view (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

Gambar 6.21. Sikuen LobbyResor Agrowisata Buah (Sumber: Analisa Penulis, 2011)

6.4. Aplikasi Konsep Ruang Luar

Vegetasi alami berupa perkebunan buah apel dan menjadi area wisata Agro. Vegetasi buatan berfungsi sebagai pengarah pada bangunan dan penunjang tampilan yang masih alami

Area Perkebuna n Buah Vegetasi buatan berfungsi sebagai pengarah dan penunjang tampilan bangunan


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Asla, Grant W. Reid, (2001), “Grafik Lansekap”, Erlangga, Jakarta. Badan Pusat Statistik, Kota Batu, 2003.

Ching, Francis D.K. (1985), ”Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunanya”, Erlangga, Jakarta.

Galliaon, Arthur B, 1992, “Pengantar Perancangan Kota”, Erlangga, Jakarta. Gunadi, Sugeng, “pedoman Perencanaan Tapak dan Lingkungan”.

Huffadine, Margaret, 2000, “Resor Design Planning, Architecture, And Interiors”. Marlina, Endi, 2008, “Panduan Perancangan Bangunan Komersial”, Jakarta. Majalah Idea Edisi Khusus Resor, 2007.

Montague, 2001, “Dasar – Dasar Gambar Perspektif” Erlangga, Jakarta. Newfert, Ernst, (1996), “Data Arsitek Jilid 1” Erlangga, Jakarta.

Newfert, Ernst, (1996), “Data Arsitek Jilid 2” Erlangga, Jakarta.

Poerwadarminto W. J. S., (1976) “Kamus Umum Bahasa Indonesia” P.N. Balai Pustaka, Jakarta.

Bapenas, 2003, Rencana Tata Ruang Wilayah, Kota Batu. Bapenas, 2003, Rencana Detail Tata Ruang kota, Kota Batu. www.wikipedia.Agrowisata.com, 2009.

www.wikipedia.Buah.com,2009. www.wikipedia.Resor.com,2009.