RESOR DAN SPA di BATU – MALANG.

(1)

TUGAS AKHIR

RESOR DAN SPA DI BATU

MALANG

Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

FARINDA RESTIYANTI

0651010019

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

2010


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT untuk segala berkat, rahmat dan

karunia yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal

Tugas Akhir jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Tugas akhir ini dmaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis

besar mengenai lingkup proyek yang akan dikerjakan. Adapun judul laporan

“RESOR DAN SPA DI BATU-MALANG” yang didasari oleh pentingnya

mengembangkan dan memiliki wadah untuk refresing dan relaksasi, dengan

suasana alami dan pegunungan.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dan telah memberikan dorongan serta pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kami tujukan kepada:

1.

Bapak Dr. Ir. Edi Mulyadi, SU, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Ir. Syaifuddin Zuhri, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Ibu Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT, selaku Dosen Pembimbing Utama.

4.

Ibu Ami Arfianti, ST. MT., selaku Dosen Pembimbing II dan Moderator.

5.

Bapak Lily Syahrial, ST., MT. selaku Dosen Penguji I

6.

Ibu Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT., selaku Dosen Penguji II

sekaligus Dosen Wali.

7.

Bapak Heru Subiyantoro, ST. selaku Dosen Penguji III.

8.

Bapak, ibu di TU dan Dikjar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

9.

Dan segenap Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UPN Surabaya atas segala

bimbingan ilmu dan bantuannya selama proses pengerjaan proposal Tugas

Ahir hingga selesainya proposal ini.


(3)

Sejauh ini penyusunan masih merasakan adanya kekurangan-kekurangan

di luar batas kemampuan penyusun. Agar penyusun dapat melengkapinya, maka

penyusun membutuhkan saran dan kritik untuk dapat menyusun laporan yang

lebih sempurna.

Surabaya,

19

Agustus

2010


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

1.

Kepada Allah SWT puji syukur atas kehadirat-Nya, karena atas ridho,

rahmat, ijin-Nya serta kamudahan dari-Nya akhirnya saya dapat

menyelesaikan kuliah dan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sampai

selesai.

2.

Mama, Papa, dan keluarga besar terimakasih atas segala dorongan moril,

terima kasih atas curahan kasih sayang, do’a dan terima kasih atas dana yang

telah dikeluarkan untuk penyelesaian tugas akhir ini. Maaf resty selalu

merepotkan kalian semua. Luv u....

3.

Mas Aris, Mas Nug, Ade’ Dina (Makasih ya sayang udah ditemnin

melek-an), Ade’ Dedi, Oky, Ninis, dan adek2 yang laen yang udah banyak bantuin

aq mewarnai, bantu kasih support dan inspirasi terimakasih buanyak. Tanpa

kalian tugasq ni pasti g’akan selesai...

4.

To my Hany ... terima kasih do’a, support, kesabaran, terima kasih selalu

mendampingi dan bantuan atas segala-galanya. Maaf selalu cerewet. Semoga

qt bisa berlanjut kejenjang yang serius dan bisa sampai kakek

nenek...Amiee....n..

5.

Temen-temen seperjuangan angkatan 2006 Ferry, P’de, Nopi, Jujuk,

Andi(Nikah kug g’ undang2 ceh?), Romey (mey A, I, U, E, O-nya kalau

bicara yang jelas yach...Hahahahaha...becanda mey. ), Boni, Prima, Sufi,

Febrian(Feb yuks makan2 lage..), Aan, Ghanis, Agung ’06, Gundul(Lutfi,

jangan suka usil mulutnya yo...oiya maksih udah di Belajarin...), Arie (bos,

semangat yach), Lusy (My Sister,,trima kasih buanyak pool, udah jadi

notulenQ, dukungan dan atas do’anya...Qt kapan Ultahnya dirayakan bareng,

aq pasti merindukanmu My sister...), Dheniar, Dani, Ardiansyah, Anam, Sony

(jaga Lusy baek-baek) dll...


(5)

7.

Kakak-kakak angkatan 03-05, Mas Dani P.M.(Terima kasih dukungan

morilnya ya mas), Mbak Wike, Mbak Rina (terima kasih bimbingan dan

nasehat-nasehat), Mbak Nelia (lebih dewasa lagi ya, ternyata km orangnya

lucu, hehehe...), Mbak Wilujeng (Jangan menyerah, tetap semangat dan coba

terus dan terus), Mas Yuda, Mas Icun, Mas alan (terimakasih bimbingannya),

Mas hamdi, Mas Cahya, Mbak Ipit, Mbak Resty ’04, Mbak Farah, Mas

Hamdi, Mas Hanton, Mas Faris, Mas Adin, dll teimakasih ya atas

bantuannya.

8.

Riris, Dede’, Ridwan, Ryan, Papi kak, Droiel, terima kasih kalian

mengajarkan aq tentang menghargai hidup, dan menghargai persahabatan

dengan perbedaan pendapat tersebut.

9.

Mami, Papi, Mbak2 kantin terima kasih udah menyediakan makanan dan

minuman agar kita tidak kelaparan, Mas Rosi, Mas Joko, Ibu, terimakasih

do’anya..

10. Mohon maaf jika ada nama yang belum tertuang atau kesalahan dalam

penulisan nama didalam lembar ini .

Penulis menyadari tidak sedikit hambatan yang timbul selama

penyelesaian maupun penulisan tugas ini. Namun hambatan tersebut dapat

terlewati berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

bermaksud menyampaikan kepada semua pihak yang telah membantu.

Dalam kesempatan ini penulis juga memohon maaf apabila terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran

penulis harapkan guna perbaikan.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi civitas

akademik FTSP-Teknik Arsitektur Surabaya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Abstrak... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terimakasih ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Bagan ... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Perancangan ... 1

1.2.

Tujuan Perancangan... 4

1.3.

Batasan dan Asumsi... 4

1.4.

Tahapan Perancangan ... 5

1.5.

Sistematika Laporan ... 6

BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1.

Tinjauan Umum Perancangan... 8

2.1.1.

Pengertian Judul Objek Perancangan ... 8

2.1.2.

Studi Literatur ... 9

2.1.3.

Studi Kasus ... 15

2.1.4.

Analisa Hasil Studi ... 27

2.2.

Tinjauan Khusus Perancangan... 28

2.1.1.

Lingkup Pelayanan ... 28

2.1.2.

Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ... 29

2.1.3.

Perhitungan Kebutuhan Ruang ... 32


(7)

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1.

Latar Belakang Pemilihan Lokasi... 40

3.2.

Penetapan Lokasi ... 42

3.3.

Kondisi Fisik Lokasi ... 44

3.3.1.

Eksisting Site ... 45

3.3.2.

Aksesbilitas ... 47

3.3.3.

Potensi Lingkungan ... 48

3.3.4.

Infrastruktur Kota ... 50

3.3.5.

Peraturan Bangunan Setempat ... 52

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

4.1.

Analisa Ruang... 54

4.1.1.

Organisasi Ruang ... 54

4.1.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 55

4.1.3. Diagram Abstrak ... 58

4.2.

Analisa Site ... 59

4.2.1.

Analisa Aksesbilitas... 59

4.2.2.

Analisa Iklim... 60

4.2.3.

Analisa Lingkungan ... 62

4.2.4.

Analisa Kontur ... 63

4.2.5.

Analisa Zoning... 65

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan... 66

4.3.1. Analisa Bentuk... 66

4.3.2. Analisa Tampilan ... 67

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep

Bangunan ... 70

5.1.1. Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan ... 70

5.1.2. Konsep Sirkulasi ... 72

5.1.3. Konsep Ruang Dalam (Interior) ... 73

5.1.4. Konsep Ruang Luar (Eksterior) ... 74


(8)

5.3. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 75

BAB VI APLIKASI KONSEP RANCANGAN

6.1. Aplikasi Bentukkan ... 77

6.1.1. Bentukkan Site ... 77

6.1.2. Bentukkan Massa ... 77

6.2. Aplikasi Tampilan ... 78

6.3. Aplikasi Tampilan Interior Bangunan ... 79

6.4. Aplikasi Sirkulasi ... 80

6.5. Aplikasi Ruang Luar ... 81

6.6. Aplikasi Sistem Drainase Tapak ... 82

Penutup ... 83

Daftar Pustaka ... 84

Daftar Lampiran :

Lampiran I. Gambar

Lampiran II. RTDRK


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tempat Pariwisata... 2

Tabel 1.2 Jumlah Tamu Menurut Asal Tamu dan Jenis Hotel... 3

Tabel 2.1 Analisa Hasil Studi Literatur dan Studi Kasus... 27

Tabel 2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang... 29

Tabel 2.3 Perhitungan Ruang Pada Resor dan Spa... 32

Tabel 2.4 Program Ruang... 38


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ruang Sauna menurut Data Arsitek Neufert... 12

Gambar 2.2 Bentuk bangku baring... 12

Gambar 2.3 Macam-macam ruang sauna... 13

Gambar 2.4 Potongan melintang pada ruangan sauna... 14

Gambar 2.5 Bak dan ember rendam... 15

Gambar 2.6 Kapasitas peralatan dan kebutuhan ruang... 15

Gambar 2.7 Salah satu resor di Kusuma Agrowisata... 16

Gambar 2.8. Executive cottage... 16

Gambar 2.9 Perkebunan apel... 17

Gambar 2.10 Suasana spa di kusuma Agrowisata... 18

Gambar 2.11 Gubahan masa bangunan... 18

Gambar 2.12 Tampilan restaurant dan hunian... 19

Gambar 2.13 Salah satu Executive cottage... 19

Gambar 2.14 Penggunaan elemen kayu realing... 20

Gambar 2.15 Penggunaan elemen kayu pada resor, kolom, gazebo... 20

Gambar 2.16 Bagian dinding finishing elemen kayu... 21

Gambar 2.17 Suasana di lobi Kusuma Agrowisata... 21

Gambar 2.18 Interior ruang tidur cottage di Kusuma Agrowisata... 21

Gambar 2.19 Pola tatanan antar masa dan sirkulasi antar bangunan... 22

Gambar 2.20 Pilihan aktivitas yang diberikan oleh pihak resor... 23

Gambar 2.21 Penataan bangunan resor... 24

Gambar 2.22 Penggunaan atap pada Barong resor... 24

Gambar 2.23 Perletakkan kolam dan bentuk pintu... 25

Gambar 2.24 Penggunaan tangga pada lobby... 25

Gambar 2.25 Interior pada lobby resor... 26

Gambar 2.26 Interior pada resor... 26


(11)

Gambar 3.1 Lokasi wisata disekitar site... 41

Gambar 3.2 Lokasi Kecamatan Bumiaji... 42

Gambar 3.3 Lokasi site... 44

Gambar 3.4 Foto lokasi Desa Punten... 45

Gambar 3.5 Lokasi yang berkontur... 45

Gambar 3.6 Lokasi tapak... 46

Gambar 3.7 Foto Permukiman sekitar site... 49

Gambar 3.8 Foto Keadaan permukiman dan Jalan didepan site... 49

Gambar 3.9 Site berkontur... 49

Gambar 3.10 Potongan site... 50

Gambar 3.11 Peta Intensitas Bangunan... 52

Gambar 4.1 Diagram abstrak skala makro... 58

Gambar 4.2 Diagram abstrak skala mikro... 58

Gambar 4.3 Analisa Lokasi site... 59

Gambar 4.4 Respon disain analisa aksesbilitas kebangunan... 60

Gambar 4.5 Pergerakkan matahari dan curah hujan... 61

Gambar 4.6 Respon disain bangunan tehadap iklim... 61

Gambar 4.7 Respon disain bangunan terhadap angin... 62

Gambar 4.8 Analisa view dan kebisingan... 63

Gambar 4.9 Analisa kontur... 64

Gambar 4.10 Analisa zoning... 65

Gambar 4.11 Respon disain pembagian zoning... 66

Gambar 4.12 Analisa bentuk... 66

Gambar 4.13 Tampilan pada perancangan resor... 68

Gambar 4.14 Penggunaan bahan material ... 68

Gambar 5.1. Bentuk bangunan ... 71

Gambar 5.2. Tampilan bangunan ... 72

Gambar 5.3. Sirkulasi ruang luar ... 72

Gambar 5.4. Komposisi ide bentuk ... 75


(12)

Gambar 6.3. Tampilan bangunan dilihat tampak site ... 79

Gambar 6.4. Interior lobby ... 80

Gambar 6.5. Interior hunian dan spa ... 80

Gambar 6.6. Interior restoran ... 80


(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Tahapan perancangan ... 5

Bagan 4.1 Organisasi ruang ... 54

Bagan 4.2 Sirkulasi pengunjung ... 56

Bagan 4.3 Sirkulasi staff dan servis... 57


(14)

RESOR DAN SPA di BATU – MALANG

Farinda Restiyanti

0651010019

ABSTRAK

Masyarakat di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami perkembangan.

Dengan semakin berkembangnya di dunia pekerjaan dalam kesehariannya yang

selalu memeras pikiran. Yang mengakibatkan stres, jenuh, dan fitalitas menurun.

Selain itu, semakin berkembangnya dunia pariwisata yang ada dan semakin

banyaknya wisatawan yang datang baik wisatawan Asing maupun Domestik.

Semakin banyaknya minat berwisata, semakin banyak pula sarana dan prasarana

yang dibangun guna menunjang wisata tersebut. Misalnya saja sebuah tempat

singgah/peristirahatan yang dapat menampung aktifitas dan kegiatan para

wisatawan selama berkunjung. Sehingga dari kebutuhan tersebut dibangunlah

sebuah hunian berkonsep dasar resor yang terletak di daerah pegunungan.

Menyadari kurangnya fasilitas yang menunjang pada penginapan maupun hunian

sementara di Batu kurang memadai, sehingga dibutuhkannya suatu penginapan

yang memiliki fasilitas penunjang yang lengkap dengan membuat seseorang

menjadi lebih nyaman, rileksasi sekaligus dengan rekreasi. Yang difasilitasi oleh

perawatan serangkaian Spa.

Dalam perancangan Resor dan Spa ini menggunakan konsep Arsitektur

Tropis. Dikarenakan lokasi site sendiri berada di daerah tropis dengan suhu

kelembaban yang tinggi. Dengan menggunakan tema Relaxation With Nature

yaitu memanfaatkan alam untuk relaksasi.

Dengan konsep dan tema yang telah ditentukan. Maka hasil perancangan

Resor dan Spa ini adalah resor yang dapat membuat seseorang tersebut lebih

rileks pada kondisi alam yang beriklim tropis dengan bangunan yang nyaman, dan

menghadirkan suasana rekreasi.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia lebih cenderung bekerja di dalam ruangan yang sangat membutuhkan pikiran dan tenaga yang ekstra, sehingga warga Indonesia sangat membutuhkan kondisi yang selalu prima dalam beraktivitas sehari-hari. Berwisata sendiri adalah salah satu kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk menghilangkan kepenatan dan tingkat stres yang tinggi, terutama masyarakat kota. Semakin banyaknya minat berwisata, semakin banyak pula sarana dan prasarana yang dibangun guna menunjang wisata tersebut. Misalnya saja sebuah tempat singgah/peristirahatan yang dapat menampung aktifitas dan kegiatan para wisatawan selama berkunjung. Sehingga dari kebutuhan tersebut dibangunlah sebuah hunian berkonsep dasar resor yang terletak di daerah pegunungan.

Dimasa kini kota-kota besar yang ada di Indonesia, salah satu wilayah Jawa Timur khususnya di Surabaya hampir semua penduduknya lebih condong yang kerjanya memeras pikiran. Dengan pola hidup yang seperti itu, dapat menyebabkan semakin banyaknya faktor-faktor yang dapat membuat seseorang menjadi stres, jenuh dan membuat seseorang fitalitasnya menjadi menurun. Sehingga tubuh merupakan salah satu investasi berharga untuk seseorang yang membutuhkan tenaga dan pikiran yang ekstra. Dengan dituntutnya seseorang harus selalu menjaga kondisi badan yang harus selalu memiliki kondisi yang prima dalam menghadapi aktifitas sehari-hari. Saat ini banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk tetap menjaga kefitalitasan tubuhnya. Termasuk kecantikan jasmani maupun jiwanya. Salah satu cara untuk menggapai itu yaitu dengan melakukan aktivitas spa. Maka sangat dibutuhkan suatu tempat untuk mewadahi aktifitas yang dapat membuat kondisi badan menjadi lebih segar


(16)

Salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi sebagai tempat pariwisata adalah Batu-Malang. Dimana lokasi ini memiliki berbagai macam tempat wisata yang dapat dikunjungi. Seperti Jatim Park, Selecta, Air Panas, Agro Wisata, dan Songgoriti. Selain itu, juga banyaknya penginapan-penginapan sebagai tempat beristirahat untuk sementara waktu. Seperti hotel yang berbintang, bertaraf melati dan resor. Penginapan sementara tersebut dengan memanfaatkan alam dan potensi yang ada di Batu-Malang yang dapat membantu melepaskan stres. Beberapa klasifikasi tempat pariwisata yang ada di Kota Batu berdasarkan tempat pariwisata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tempat Pariwisata Jenis Tempat Pariwisata di Kota Batu-Malang Tahun Jatim Park Selekta Air Panas Kusuma

Agro

Songgoriti 2004 428.076 299.579 10.459 146.186 79.120 2005 304.253 278.400 7.983 179.226 66.229 2006 371.105 277.514 839 121.474 57.319 2007 470.123 284.793 19.183 167.423 49.162 2008 602.483 307.271 21.373 183.379 65.536 Sumber : Data BPS Kota Batu

Dari hasil Badan Pusat Stasistik Kota Batu pada tabel 1.1, bahwa jumlah pengunjung wisatawan yang masuk dari tahun 2004 hingga 2008 terus mengalami peningkatan hingga 217.000 pengunjung. Dari lima lokasi wisata yang ada, pengunjung lebih banyak mendatangi Jatim Park yang terletak di Jl. Abdul Gani setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, kemudian Selecta, Kusuma Agro, Songgoriti, dan terakhir ke Air Panas. Sehingga dari jumlah pengunjung tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunjung lebih menyukai tempat wisata bermain, selain dapat membuat pikiran lebih segar kembali, selain itu juga dapat menikmati pemandangan yang ada disekitarnya.

Pada kemajuan bidang pariwisata khususnya resor terus mengalami peningkatan. Sehingga banyak investor yang mengembangkan bisnis dibidang tersebut dengan keuntungan yang cukup besar. Hal ini juga diimbangi oleh minat


(17)

masyarakat terhadap dengan bidang pembagunan resor khususnya masyarakat di daerah Batu. Beberapa klasifikasi hotel yang ada di wilayah Batu berdasarkan jenis atau tipe hotel, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2 Jumlah Tamu Menurut Asal Tamu dan Jenis Hotel Jenis Hotel

Berbintang Melati Tahun

Asing Domestik Asing Domestik 2004 4.089 157.591 107 297.476 2005 5.282 162.751 124 305.749 2006 4.636 150.347 127 279.478 2007 5.556 146.193 88 330.535 2008 4.840 156.342 66 356.967 Sumber : Data BPS Kota Batu

Dari data pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa hotel di kawasan Batu lebih banyak yang menginap di kelas melati dan yang menginap lebih banyak wisatawan domestik dari pada wisatawan asing. Sedangkan yang menginap di hotel yang berbintang lebih banyak wisatawan domestik. Dimana jumlah pengunjungnya mengalami penaikkan dan penurunan tiap tahunnya, sehingga adanya masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi membuka jasa penginapan maupun membangun villa pribadi untuk disewakan.

Dengan didukung oleh potensi wisata dan semakin meningkatnya pengunjung inilah yang menyebabkan munculnya hotel-hotel kelas melati yang masih memiliki fasilitas yang kurang memadai. Maka dari fakta dan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan sebuah tempat peristirahatan yang dapat memberikan fasilitas spa dan pelayanan yang dibutuhkan wisatawan selama berkunjung /bermalam di sekitar lokasi wisata misalnya sauna untuk relaksasi atau taman bermain untuk anak-anak.


(18)

1.2 Tujuan Perancangan

Sebuah resor tidak hanya menyediakan tempat penginapan tanpa memberikan layanan dan fasilitas lainnya dalam memenuhi kebutuhan pengunjung. Masih banyaknya tempat penginapan disekitar Batu-Malang dengan fasilitas dan pelayanan yang kurang, sehingga resor dan spa di Batu-Malang ini memiliki tujuan perancangan. Tujuan yang dikembangkan dai obyek perancangan Resor dan Spa di Batu Malang ini adalah sebagai berikut :

 Sebagai wadah hunian rekreatif (relaksasi) dan merifreshkan yang disewakan bagi para pengunjung.

 Sebagai wadah yang berfungsi secara optimal sebagai hunian yang memberikan dengan satu kesatuan spa.

 Memanfaatkan view yang ada disekitar lokasi sebagai relaksasi tambahan dengan memanfaatkan pemandangan pegunungan.

 Merupakan wadah peristirahatan sementara yang memiliki banyak tatanan masa.

1.3 Batasan dan Asumsi

Perencanaan kebutuhan fasilitas Resor dan Spa di Kota Batu Malang perlu diberikan batasan dan asumsi dengan tujuan pembahasan perancangan yang lebih terarah.

Adapun batasan perencanaan adalah :

 Resor dan spa direncanakan berdasarkan standar hotel bintang 3, sehingga kebutuhan yang direncanakan disesuaikan dengan standar resor dan spa bintang 3.

 Penyelesaian rancangan dititik beratkan pada aspek lingkungan, sehingga keberadaan resor dan spa ini tidak banyak merusak faktor di lingkungan sekitarnya.

 Resor ini memiliki kolaborasi antara fasilitas spa dengan penginapan yang merupakan suatu kolaborasi suasana rekreasi dan relaksasi.


(19)

 Lahan diasumsikan bahwa resor dan spa ini proyek milik dan didanai oleh para investor swasta.

 Dari rencana jangka panjang pihak swasta merencanakan dan merancang suatu wadah aktifitas baru dengan mengangkat bagaimana caranya memiliki badan yang selalu prima yaitu dengan melakukan spa sebagai obyek penyegaran, relaksasi, sekaligus obyek wisata, sehingga masyarakat dan pengunjung mendapatkan wadah aktifitas yang dapat mengembalikan fitalitas tubuh. Namun, juga bersifat rekreatif.

 Lahan yang ada adalah lahan yang kosong dan lahan yang siap bangun.

 Fungsí “Resor dan Spa Di Kota Batu-Malang” ini diharapkan mampu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung dan memadai.

1.4 Tahapan Perancangan

Pada perancangan laporan ini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dan dilaksanakan dalam menyelesaikan perancangaan tugas akhir ini menggunakan pendekatan secara menyeluruh yang meliputi beberapa tahapan, yakni :

Sesuai dengan skema bagan 1.1 yang ada berikut ini :

Penentuan Judul Tema

Pengumpulan Data : Literatur, Survei ( Studi Kasus )

Kompilasi Data dan Analisa: 1 Aktivitas ke Obyek 2 Kapasitas Luar Bangunan Obyek

Pendekatan Rancangan

Aplikasi Rancangan Gambar


(20)

Pada pengumpulan data dengan judul resor dan spa dengan mencari beberapa alasan mengapa dipilihnya judul tersebut. Latar belakang didalamnya berisikan alasan memilih judul tersebut yang disertai oleh data-data yang didapat dari berbagai sumber. Setelah mendapatkan data yang terletak di sub bab latar belakang kemudian data tersebut identifikasi masalah yang ada atau yang didapat dari data-data yang ada.

Setelah mengidentifikasi masalah maka terdapat beberapa batasan-batasan masalah yang harus diambil. Dalam batasan masalah didalamnya terdapat studi lapangan atau studi kasus dan studi literatur dan konteks rancangan. Di dalam studi kasus atau studi lapangan dilakukan suatu wawancara yang mencakup bagaimana dan seperti apa resor dan spa, selain itu juga sebagai perbandingan. Dalam studi literatur terdapat data-data standarisasi suatu resor dan spa yang ada didalam buku-buku literatur yang menunjang. Pada konteks rancangan terdapat bagaimana prinsip bangunan yang akan dirancang dan dibuat dari berbagai macam data-data yang telah didapat yang telah dibahas sebelumnya.

Setelah dari studi literatur, studi kasus dan konteks rancangan maka terdapat tipologi bangunan yang akan dirancang seperti apa. Setelah mendapatkan tipologi maka memasuki analisa dimana didalamnya menganalisa dari semua data-data yang telah didapat kemudian untuk dijadikan sebuah konsep dalam merancang sebuah resor dan spa yang berada di Batu Malang.

1.5. Sistematika Laporan

Dalam laporan kali ini terdapat beberapa pembahasan untuk mendapatkan pengertian serta pemahaman materi, maka penyajian proposal ini menggunakan sistematika, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang perkembangan wisatawan yang ada di Jawa Timur, khususnya wilayah Batu-Malang. Menguraikan potensi wilayah Batu sebagai tujuan wiasata yang berbasis alam dan juga wisata-wisata yang lain. Dipilihnya Batu sebagai lokasi untuk proyek perancangan.


(21)

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN RESOR

Menguraikan secara garis besar hal-hal yang berkaitan dengan resor spa, penjelasan secara umum tentang obyek rancangan yang diambil dari literatur, persyaratan hotel bintang 4 dan studi kasus obyek sejenis. Selain berisi tinjauan umum rancangan, bab ini juga berisi tinjauan khusus obyek rancangan, yaitu antara lain batasan dan asumsi, lingkup pelayanan, aktivitas dan kebutuhan dalam ruang, perhitungan kebutuhan ruang dan pengelompokkan ruang berdasarkan aktivitas dan kebutuhan.

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

Membahas secara lebih terperinci tentang lokasi yang akan digunakan dalam menggunakan proyek tugas akhir, yaitu Batu-Malang. Menjabarkan tentang tinjauan lokasi proyek atau rancangan, latar belakang pemilihan lokasi perancangan, penetapan lokasi perancangan, data fisik lokasi perancangan yang meliputi aksesbilitas, potensi bangunan sekitar, aktifitas dan fasilitas serta persyaratan teknis standarisasi.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berdasarkan uraian BAB II dan BAB III, dapat diungkapkan beberapa hal pokok berupa suatu studi dan analisa dasar untuk dijadikan pedoman pendekatan kearah konsep perencanaan dan perancangan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Menjelaskan analisa site yang didalamnya membahas tentang kondisi eksisting tapak, analisa aksesbility, analisa view, analisa ruang luar, analisa sirkulasi dalam tapak dan konsep rancangan yang membahas tentang konsep bentuk, konsep sirkulasi dan juga tatanan masa.

BAB VI APLIKASI RANCANGAN

Berisikan uraian tentang aplikasi perancangan tapak, aplikasi analisa bangunan. Dalam aplikasi perancangan tapak dijelaskan mengenai tatanan massa. Dimana tatanan massa ini disesuaikan dengan azas-azas perancangan yaitu unity. Sedangkan pada uraian aplikasi analisa bangunan dibahas tentang aplikasi bentuk bangunan, aplikasi tampilan bangunan, serta aplikasi interior ruang.


(22)

BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Rancangan 2.1.1 Pengertian Resor dan Spa

Terdapat beberapa pengertian resor sebagai wadah dalam menampung kegiatan bagi masyarakat umum. Maka pengertian dan deskripsi dari judul ini, yaitu:

 Secara Umum : Resor :

Suatu tempat peristirahatan (Kamus Bahasa Indonesia, Purwodarminto, 1982)

 Secara Khusus : Resor :

1. Tempat dengan konsep hunian yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan yang ”mewajibkan” memiliki suasana yang tenang. (Idea, 2007)

2. Sebuah ruang tempat dapat menemukan sesuatu yang ”berbeda”, selain itu tempat dimana seseorang dapat ”merealisasikan” impiannya akan pelarian yang sempurna. (Indonesia Design, 2008)

Terdapat beberapa pengertian spa sebagai wadah dalam menampung kegiatan masyarakat umum. Maka pengertian dan deskripsi dari judul ini, yaitu :

 Secara Umum : Spa :

Yang berasal dari kata Solus Per Aqua dimana Solus = pengobatan atau perawatan, Per = dengan, Aqua = Air. Dengan kata lain spa adalah perawatan tubuh dengan menggunakan Air.

 Secara Khusus : SPA :


(23)

1. Suatu tempat untuk terapi yang dapat membuat relaksasi dan membuat agar tubuh menjadi lebih tenang. (www.wikipedia.com)

2. Suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan memanjakan diri atau suatu terapi, dengan kombinasi antara rekreasi tubuh dengan relaksasi tubuh (www.appetitejourney.com)

3. Sebuah tata cara atau ritual yang berkaitan dengan kesehatan dengan menggunakan media air demi mengobati penyakit atau menjaga kebugaran tubuh manusia. (www.geocities.com)

Resor dan Spa :

1. Suatu resor yang tidak hanya digunakan sebagai wadah peristirahatan dan penginapan, namun secara tidak langsung juga sebagai tempat untuk ”terapi” agar mencapai suatu keadaan rileksasi dan memanjakan pengguna fasilitas dengan suatu kombinasi suasana rekreasi. (www.wikipedia.com)

2. Resor dan spa adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan relaksasi dan bersantai seperti spa. (www.hotelsoftherichandfamous.com)

Batu adalah :

Salah satu tempat di Jawa Timur yang terletak di salah satu Kabupaten Malang yang memiliki banyak potensi alam dan berbagai macam pariwisata.

Resor dan Spa di Batu :

Adalah sebuah tempat peristirahatan di Batu yang tidak hanya sebagai tempat atau wadah peristirahatan dan penginapan, namun secara tidak langsung juga sebagai tempat untuk “terapi” agar mencapai keadaan rileksasi dan memanjakan pengguna fasilitas dengan suatu kombinasi rileksasi yaitu dengan dimanjakannya para pengunjung oleh sebuah fasilitas spa yang ada didalamnya.

2.1.2 Studi Literatur

Studi literatur/pustaka digunakan sebgai studi pengenalan masalah untuk memperjelas pemahaman, yang lebih mendalam dalam pelaksanaan yang


(24)

itu literatur juga digunakan untuk melengkapi data atau masukkan dalam proses perencanaan yang berhubungan dengan resor dan spa. Adapun studi literatur/pustaka yang dapat memberikan penjelasan mengenai obyek rancangan dalam hal ini adalah mengenai resor dan spa antara lain :

Klasifikasi Hotel

Berdasakan lokasinya, suatu hotel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. City Hotel, adalah hotel yang terletak di pusat kota yang biasanya menampung tamu yang bertujuan bisnis atau dinas. Letak hotel ini tidak terlalu dipusat kota, tetapi juga dapat menyebar di seluruh bagian kota.

2. Down Town Hotel, adalah hotel yang berlokasi di dekat pusat perdagangan dan perbelanjaan. Hotel ini sering menjadi sasaran tamu yang ingin berwisata belanja ataupun menjalani relasi dagang.

3. Suburban hotel/motel, merupakan hotel yang berlokasi di pinggir kota. Hotel ini sering menjadi transit hotel bagi tamu yang menginap dengan waktu pendek dan merupakan fasilitas transit masyarakat yang sedang dalam perjalanan.

4. Resort Hotel, merupakan hotel yang dibangun di tempat-tempat wisata. Tujuan pembangunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktifitas wisata.

Maka resor spa termasuk ke dalam resor hotel dan memiliki karakteristik yang membedakannya dengan jenis hotel yang lain, yaitu :

a. Segmen pasar

Resor hotel merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran pengunjung resor hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang, melupakan rutinitas kerja sehari-hari yang membosankan. Untuk tujuan tersebut, mereka membutuhkan hotel yang dilengkapi fasilitas yang bersifat rekreasi dan memberikan pula pelayanan yang memuaskan.


(25)

Umumnya resor hotel berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi wisata yang baik, misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun tempat-tempat khusus yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, serta polusi udara, meskipun ada juga resor jenis tertentu yang memanfaatkan keramaian kota sebagai daya tariknya. Lokasi memegang peranan penting dalam kesuksesan sebuah resor hotel karena kedekatan dengan atraksi utama dan hubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan berpengaruh pada harganya. Oleh karena itu letak tersebut dengan memanfaatkan potensi-potensi alam dan kondisi lingkungan yang khas dapat lebih dioptimalkan pada rancangan.

c. Fasilitas

Secara umum fasilitas yang disediakan pada resor hotel terdiri dari 2 kategori utama, yaitu :

o Fasilitas Umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi,

pelayanan, hiburan, relaksasi. Semua tipe resor menyediakan fasilitas ini.

o Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan

kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat menggambarkan kealamian resor.

d. Arsitektur dan suasana

Wisatawan yang berkunjung ke resor hotel cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel lain. Arsitektur dan suasana alami merupakan pilihan mereka. Wisatawan pengunjung resor hotel lebih cenderung memilih penampilan bangunan dengan tema alami atau tradisional dengan motif dekorasi interior yang bersifat etnik atau ruang luar dengan sentuhan etnik. Rancangan bangunan lebih disukai yang mengutamakan pembentukan suasana khusus dari pada efisiensi.

Spa merupakan suatu pusat pemulihan kesehatan fisik maupun spiritual (Rejunevation Center) dengan aktivitas relaksasi dan penyegaran seperti health screening, wellnesscenter, dan beauty center yang dikemas dengan


(26)

pendekatan-pendekatan alamiah yang mengkombinasikan pemanfaatan teknologi tinggi dan teknik-teknik tradisional.

Sebagai fasilitas perawatan kesehatan dan kecantikan yang memanfaatkan air, terdapat beberapa terminology spa (air), yaitu :

1. Hydrotherapy, adalah istilah umum untuk terapi air, terdiri dari whirlpool bath, hot roman pool, hot tub, Jacuzzi dan mandi mineral.

2. Balneotherapy, adalah istilah umum untuk perawatan air mineral yang menggunakan sumber air panas, mineral, atau air laut.

3. Crenotherapy (Crounotherapy), adalah semua jenis perawatan dengan menggunakan air mineral, lumpur, dan uap air.

4. Thalassotherapy (Thalasso berarti laut dalam bahasa Yunani), perawatan ini menggunakan manfaat produk laut sebagai vitamin dan mineral.

Tatanan Ruang Sauna

Tatanan ruangan ini diambil berdasarkan buku Data Arsitek dari Ernest Neufert, yaitu :

Keterangan :

1. Ruang ganti pakaian 2. Panggung ruang mandi 3. Ruang pemanas

4. Ruang pijat denagan bak air 5. Bangku pijat

6. Ember pijat

Gambar 2.1. Ruang Sauna menurut arsitek E.Sukonen (sumber Data Arsitek, Neuferts, jilid 2)

Gambar 2.2. Bentuk bangku baring (sumber Data Arsitek, Neuferts, jilid 2)


(27)

Ukuran Ruang Sauna

Kegiatan sauna ini dilakukan dalam beberapa tahap, tiap tahapnya memiliki batasan yaitu :

a. Temperatur ruang

Ruang ganti pakaian 20-22ºC. ruang pembersihan ≥24-26 ºC. ruang pendingin air ≤18-20 ºC. ruang tenang 20-22ºC. ruang pijat 20-22ºC.

b. Luas Standar

Sauna dalam ukuran 191/117, 134/200, 160/200, 176/200, 210/200.

Sauna sudut/pojok Sauna untuk 1-3 orang


(28)

Sauna untuk 30 orang

Gambar 2.3. macam-macam ruang sauna. (sumber Data Arsitek, Neufert, jilid 2)

c. Besar/luas khusus dan bentuk khusus

Langit-langit sauna seperti bentuk bundar, segi enam, atau segi delapan, yang sesuai dengan bangunan di bawah kemiringan atap. Lebih baik pemanas tidak langsung pada sauna dan diletakkan di tempat yang tersembunyi.

Gambar 2.4. Potongan melintang pada ruangan sauna (sumber Data Arsitek, Neufert, jilid 2)


(29)

Gambar 2.5. Bak dan ember rendam (sumber Data Arsitek, Ernest Neufert, jilid 2)

Gambar 2.6. Kapasitas peralatan dan kebutuhan ruang (sumber Data Arsitek, Ernest Neufert, jilid 2)

2.1.3 Studi Kasus

Kasus I : Kusuma Agrowisata

Kusuma Agrowisata ini terletak di Jl. Abdul Gani Atas Batu-Malang. Dimana daerah Batu-Malang dikenal sebagai tempat wisatanya. Kusuma Agro wisata ini dibangun diatas lahan seluas 22 hektare, dengan menggunakan jasa arsitek Edy Antoro.

Resor ini memiliki konsep dekat dengan alam yang menjadikan ciri desain arsitektur resor ini. Kusuma Agrowisata ini dibangun berangkat dari sebuah perkebunan, maka untuk memberi nilai lebih bagi para pelanggannya, Kusuma


(30)

Agrowisata memberi kesempatan kepada penghuni hotel untuk menikmati perkebunan apel dan stroberi sambil memetik buahnya.

Gambar 2.7. Salah satu resort dari Kusuma Agrowisata (Sumber Idea, 2007)

1. Fasilitas

Sang arsitek membagi kompleks resor menjadi beberapa area, yaitu depan (lobby dan hotel), tengah (cottage, dan beberapa fasilitas), belakang (villa), bawah sebagai area perkebunan. Terdapat tujuh tipe cottage: superior cottage, deluxe cottage 1, deluxe cottage 2, duplex , yunior suite, executive cottage, dan tipe famili. Setiap unit memilki tata ruang dan konsep bangunan yang hampir sama, bedanya adalah view tiap unitnya.

Superior executive cottage salah satu resor yang ada di Kusuma Agrowisata memiliki konsep layaknya rumah pribadi. Executive cottage menyuguhkan pemandangan perkebunan apel. Selain itu letaknya yang berada di daerah pegunungan menambah suasana alami disekitar resor.

lantai 1 lantai 2

 Teras depan - Ruang tidur utama  Ruang tamu - Ruang duduk  Kamar tidur anak - Kamar mandi  Ruang makan - Teras belakang  Kamar mandi

Gambar 2.8 Executive cottage (sumber : idea 01052007)


(31)

Pada studi kasus Kusuma Agrowisata ini terdapat beberapa fasilitas lain yang mendukung kegiatan pengunjung pada resor, sebagai berikut :

 Adanya kolam renang

 Spa

 Lapangan tennis, voli, fitness, jogging track, lapangan sepak bola, dan billiard.

 Karaoke

 Kebun Apel, jeruk dan strobery

 Rumah boneka

 Tempat bermain anak-anak

 Adanya fasilitas bar dan restaurant

 Ruang konvensional, ruang rapat dengan kapasitas 20-800 orang.

Fasilitas yang berada pada bagian bawah villa adalah perkebunan apel. Para pengunjung yang menginap di Kusuma hanya dapat memetik dan menikmati 2 buah apel. Jika ingin menikmati lebih dari 2 buah apel maka pengunjung dikenakan tambahan biaya. Sehingga pada lokasi perkebunan terdapat loket untuk penimbangan atau pemeriksaan seperti loket.

Gambar 2.9. Perkebunan apel (Sumber www.Agrowisata_Fani’s.com)

Fasilitas spa pada resor ini memiliki sauasana yang tenang. Sehingga seseorang yang melakukan treatment spa di Kusuma mendapatkan relaksasi dan ketika kembali beraktifitas tubuhnya menjadi segar.


(32)

Treatment yang dilakukan di spa yang ada di Kusuma Agrowisata memiliki berbagai macam treatment. Dan ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami. Karena spa ini didisain dengan konsep tradisional.

Gambar 2.10. Suasana spa di Kusuma Agrowisata (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

2. Gubahan Masa Bangunan

Bangunan pada resor Kusuma Agrowisata menggunakan bentuk-bentuk persegi yang digubah-gubah dan bentuk persegi tanpa perubahan. Dimana bentukan ini diambil dari elemen-elemen tradisional Jawa. Yang didukung oleh bentuk atap joglo dan olah geometri pada denah resor.

Gambar 2.11. Gubahan masa bangunan (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

Bentuk dasar resor berupa persegi sebagai

bentuk utama pada

Dari bentuk dasar persegi tersebut dihasilkan tampak bangunan dengan menggunakan atap joglo


(33)

3. Tampilan Bangunan

Atap genteng menjadi konsep utama pada seluruh bagian resor. Inspirasi penggunaan atap ini diambil dari bangunan tradisional Jawa. Model atap sangat baik untuk menyerap dan meredam panas matahari tropis.

Gambar 2.12 Tampilan restaurant dan hunian (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

Pada restoran Hortesia ini memiliki gate berkonsep jawa yang biasa selalu digunakan orang Jawa yaitu pendopo dengan memiliki kolom yang terekspose. Sehingga jika didalam restaurant ini pengunjung dapat menggunakan fasilitas-fasilitas tambahan.

Pada bagian depan ruang tamu dan bagian samping kamar utama pada executive cottage memiliki teras berupa dek dari kayu. Dari sini dapat terlihat pemandangan indah executive cottage seluas 300m², dengan latar belakang pegunungan, dengan pemandangan perkebunan dan pegunungan diseberangnya.

Gambar 2.13 Salah satu Executive cottage yang ada (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

4. Sistem struktur

Pada cottage ini mengadopsi desain arsitektur tropis. Penggunaan element bahan material pada bangunan yaitu menggunakan kayu sonokeling, kayu kamper, kayu bangkirai, dan kayu jati.


(34)

penggunaan kayu ini diaplikasikan mulai dari lantai, kolom-kolom yang menggunakan kayu, dinding, realing tangga dan plafon. Dari bagian terdepan resor sampai pada bagian belakang resor.

Gambar 2.14 Penggunaan kayu pada realing (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

Gambar 2.15 Kolom dan lantai resor dan gasebo bagian teras yang menggunakan elemen kayu (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

Pada bagian atap, pagar resor dan bagian realing menggunakan unsur batang. Pada gazebo menggunakan unsur bambu sehingga unsur strukturnya sangat kuat dibandingkan dengan unsur kayu biasa. Dengan mengikatkan bambu yang satu dengan yang lainnya dengan ijuk.


(35)

Gambar 2.16. Bagian dinding finishing elemen kayu (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

5. Interior Bangunan

Kusuma Agrowisata menggunakan produk lokal 100%, hal ini disebabkan karena memilki konsep arsitektur tropis. Material yang digunakan lebih banyak dari kayu, batu kali, dan mamer. Sehingga kesan arsitektur tropis ini sangat terlihat dan dapat terlihat etnik dan modern.

Gambar 2.17 Suasana siang hari di bagian lobi Kusuma Agrowisata (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

Suasana siang hari pada lobi. Material sangat terlihat perpaduan antara kayu pada plafon dan bagian list receptionist dengan marmer yang ada pada dinding, meja reseptionist dan bagian lantai yang membuat lobi terlihat megah. Selain itu juga gemerlap lampu yang membuat receptionis tersebut terlihat megah.

Gambar 2.18 interior ruang tidur disalah satu cottage di Kusuma Agrowisata (sumber : Dokumen pribadi, 2009)

Pada interior kamar disalah satu ruangan terlihat sangat menyatu dengan element kayu yang menempel di dinding.


(36)

6. Pola Tatanan Antar Masa dan Sirkulasi Resor

Pola tatanan antar masa bangunan dan sirkulasi pada Kusuma Agrowisata lebih banyak menggunakan pola sirkulasi linier. Dimana sirkulasi ini digunakan untuk area hunian dan fasilitas yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan kontur tanahnya.

Gambar 2.19 Pola tatanan antar masa bangunan dan sirkulasi antar bangunan (sumber : Dokumen Kusuma Agrowisata, 2009)

Kasus 2 : Barong Resort and Spa

Barong resort and spa terletak di Jalan Monkey Forest Ubud, Bali. Lokasi ini banyak didatangi oleh wisatawan baik lokal maupun asing dikarenakan letaknya yang strategis dan dekat dengan tempat-tempat wisata lainnya. Resor ini memiliki bentuk lahan yang memanjang, sehingga untuk meghemat ruang, restaurant diletakkan di bawah lobby yang langsung dapat dilihat dari jalan raya utama, Ubud.

1. Fasilitas

Pada resor ini terdapat 11 kamar dengan 4 tipe hunian, yaitu:

 6 Standart Bungalows  2 Deluxe Bungalows

 2 Delux Villa dengan private pool

 1 Suite Villa (2 lantai dengan private pool)


(37)

a. Pada hunian dilengkapi dengan fasilitas AC, ceiling fan, IDD telepon, personal mini bar, slippers and bathrobe, umbrellas, hair dryer, safety Deposit Box, coffe marker (semua tipe), CD player (semua tipe), TV 21” (semua tipe), “Bale Bengong” (Deluxe Bungalows), perlengkapan lain-lain (sabun, shampo, hair cap, dll)

b. Restaurant yang terletak di lantai 1, merupakan fasilitas resor untuk menikmati makan dan minum sambil melihat kolam ikan di sepanjang tepi bangunan. c. Terdapat fasilitas kolam renang publik yang terletak pada area tengah resor

dan privat yang berada di dalam hunian dengan private pool.

d. Fasilitas spa yang dapat dilakukan di tempatnya maupun dipanggil ke hunian. Pada Barong Resort and Spa ini melayani pengunjung yang menginap maupun hanya melakukan spa saja. Kegiatan spa sendiri dapat dilakukan di tempat yang telah disiapkan yaitu bangunan yang terpisah dari hunian, tetapi bagi pengunjung yang menginap, spa juga dapat dilakukan dipanggil ke hunian. Selain spa, terdapat beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan yaitu trekking dan Petulu tour untuk melihat Herons Birds.

Gambar 2.20. Pilihan aktivitas yang diberikan oleh pihak resor, yaitu Petulu tour untuk melihat

white Herons Birds dan trekking

(sumber : proposal TA)

2. Gubahan Masa Bangunan

Penataan bangunannya mengikuti bentuk lahan yang memanjang dan tak berkontur. Bangunan seluruhnya menggunakan bentuk persegi dengan permainan tangga baik sebagai sirkulasi maupun pembatas ruang. Misalnya saja pada bangunan lobby, sebelum menuju lobby yang terletak di lantai 2, pengunjung dilewatkan restauran yang terletak di lantai satu.


(38)

Gambar 2.21 Penataan bangunan resor (sumber : proposal TA)

3. Tampilan Bangunan

Tampak pada bangunan dibuat dengan gaya khas bali dengan atapnya yang menggunakan bahan alang-alang sehingga bangunan menyatu dengan alam sekitarnya. Karena konsepnya yaitu agar tamu yang menginap di resor bagai di rumah sendiri dengan nuansa tradisional, maka tiap hunian ditata sebaik dan senyaman mungkin. Seluruh entrance hunian dibuat tertutup dengan gate yang tertutup pula, sehingga membuat privasi tamu semakin tinggi.

Gambar 2.22 Penggunaan atap alang-alang dan bentuk gate pada hunian resor (sumber : proposal TA)

Setelah memasuki gate, tampaklah kolam ikan yang terbuat dari kendi besar yang diletakkan di sudut ruang. Karena lahannya yang sempit maka pintu

Lobby

Restauran Restauran

Kolam


(39)

hunian menggunakan sistem geser berbahan kaca dan kayu. Bentuk hunian yang sederhana menambah nuansa alami.

Gambar 2.23 Perletakkan kolam dan bentuk pintu pada hunian resor (sumber : proposal TA)

4. Sistem Struktur

Karena lahannya yang sempit maka antara lobby dan restauran disatukan, yaitu restauran di lantai 1 dan lobby di lantai 2. Bentuk bangunannya yang menggunakan gaya khas Bali yaitu alang-alang yang disanggah oleh kolom dan kuda-kuda kayu dimana pada bagian kaki kolom dilapisi beton cor sebagai finishingnya. Pada resor ini juga banyak menggunakan tangga sebagai akses sirkulasi utamanya.

Gambar 2.24 Penggunaan tangga pada lobby, hunian resor, tangga ini juga merupakan akses sirkulasi utamanya

(sumber : proposal TA)

5. Interior Bangunan

Banyaknya penggunaan kayu pada interior bangunan menambah kesan alami dan kekhasan Bali. Misalnya saja di area lobby dan restauran, kayu dijumpai di kolom-kolomnya dan semua furniture yang digunakan. Untuk lantainya menggunakan bahan tekel berwarna krem sehingga memberikan kesan natural dan cocok dengan elemen kayu pada kolom-kolomnya.


(40)

Gambar 2.25 Interior pada lobby resor (sumber : proposal TA)

Sedangkan pada interior hunian tetap menggunakan gaya Bali dengan tempat tidur yang memiliki 4 tiang dan terdapat kelambu disekelilingnya. Penggunaan warna-warna yang terang pada dinding, alas tempat tidur, lantai dan furnitur membuat nyaman untuk ditempati. Kamar mandi pun juga menggunakan bahan dan warna yang tidak jauh berbeda.

Gambar 2.26 Interior ruang tidur (sumber : proposal TA)

6. Pola Tatanan Antar Ruang dan Sirkulasi Resor

Pola tatanan antar ruang dan sirkulasi yang digunakan pada resor barong adalah linier. Hal ini terlihat dari bentuk site plannya yang menunjang. Pada depan site digunakan sebagai area parkir, galeri, lobby, dan restauran. Sedangkan huniannya ditata sejajar pada kanan-kiri site.


(41)

Gambar 2.27 Pola tatanan ruang dan sirkulasi resor (sumber : proposal TA)

2.1.4 Analisa Hasil Studi

Tabel 2.1 Analisa Hasil Studi Literatur dan Studi Kasus

No. Keterangan Kusuma Agrowisata Barong Resort and spa

1. Lokasi Jl. Abdul Gani atas, kelurahan

Ngaglik, kecamatan Batu, kabupaten Malang

Jl. Monkey Forest Ubud, Bali

2. Arsitek Edi Antoro Popo Dane

3. Klasifikasi Bintang 4 Bintang 3

4. Luasan lahan 22 hektar 1 hektar

5. Jumah kamar Kamar :

- Superior Cottage

- Deluxe Cottage I

- Deluxe Cottage II

- Duplex

- Yunior Suite

- Executive Cottage

- Famili

11 Kamar :

- 6 Standart Bungalows - 2 Deluxe Bungalows

- 2 Delux Villa dengan private pool

- 1 Suite Villa (2 lantai dengan

private pool)

6. Sirkulasi bangunan

Kamar tidur menggunakan sirkulasi organisasi linier.

Pola sirkulasi pada tatanan massa bangunan linier.

7. Fasilitas - Spa

- Kolam renang publik

- Restaurant

- Lapangan sepak bola

- Restauran - Art shop

- Kolam renang publik dan privat - Spa

Tempat parkir dan galeri

Lobby, restauran, office, dan kolam

renang


(42)

- Biliard

- Outbond ground

- Perkebunan apel, jeru, dan

stroberi - Convention hall

8. Suasana Pegunungan Di tengah kota

9. Tampilan Ruang main lobi berupa atap

joglo dan pada bagian dalam merupakan perpaduan selaras.

Back to nature dengan perabot dan material yang menggunakan unsur alam.

2.2 Tinjauan Khusus

“Resor dan Spa Di Kota Batu-Malang” ini nantinya akan dirancang sesuai dengan persyaratan-persayaratan teknis yang ada dimana sebagai tempat relaksasi sekaligus tempat wisata yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung dan memadai dari yang pernah ada dan pelayanan yang baik dalam resor dan spa di Jawa Timur seperti: fasilitas massage, fasilitas meditasi dan panduan pakar kecantikan atau dokter untuk konsultasi.

2.2.1 Lingkup Pelayanan Proyek

Pada lingkup pelayanan proyek resor dan spa ini ditujukan pada:

 Lingkup pelayanan dari resor ini diperuntukkan bagi wisatawan domestik dan wisatawan asing yang ingin menikmati spa dan fasilitas resor dan spa.

 Tipe hunian ini yang dibagi menjadi dua tipe berdasarkan klasifikasi hotel bintang 3, yaitu Standard room dan suite room (VIP, VVIP, dan Bungalow).

 Skala pelayanan ini mencakup skala regional dan internasional, sehingga dibutuhkan sebuah resor yang representatif dan memenuhi kebutuhan istirahat dan rekreasi bagi pengunjung.

 Pemakai Resor ini, yaitu : a. Tamu

1. Tamu yang datang tanpa menginap, yaitu pengunjung resor yang melakukan aktifitas dengan menggunakan fasilitas-fasilitas spa sebagai relaksasi tubuh yang ada di dalam resor tanpa menginap.


(43)

2. Tamu yang menginap, yaitu pengunjung resor yang melakukan aktifitas dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam resor dengan tinggal dalam kurun waktu yang dikehendaki oleh pengunjung.

b. Pengelola

Pengelola dalam resor yang terdiri dari staf-staf yang aktifitasnya mengatur terselenggaranya mekanisme kerja di dalam Resor itu sendiri. c. Karyawan servis

Bagian servis merupakan bagian yang karyawannya melakukan aktifitas memenuhi kebutuhan dimana ruang lingkup tempat yang menjadi tanggung jawabnya.

2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Perencanaan kebutuhan fasilitas resor yang akan disediakan disesuaikan dengan pengunjung yang datang seperti pada table berikut ini :

Tabel 2.2 Aktifitas dan kebutuhan ruang No Pemakai Kegiatan/

Aktifitas Fasilitas yang dibutuhkan Kelomp ok Fasilitas Suasana Ruang yang dibutuhkan

1. Tamu

sebagai pengunjung

Memarkir kendaraan

Registrasi informasi

Menunggu, duduk dan

membaca

Menelepon dan

komunikasi

Buang air besar dan

kecil

Menikmati makan dan

minum

Rekreasi dan olah raga

Tempat parkir

Front desk

Ruang Tunggu

dan Main Lobby

Telepon Umum

Toilet

Cafetaria &

Restaurant

Coffe shop

Kolam Renang

Jogging Track

 Play Ground

Boutique

Money Changer

R. Konsultasi

R. Ganti pakaian

 Service Umum Umum Umum Service Umum Umum Terbuka dan tertutup Terbuka Terbuka Tertutup Tetutup Semi terbuka Semi terbuka Terbuka dan Tertutup


(44)

Istirahat

Sauna

R. Relaksasi

R. Meditasi

Toilet

Koridor

R. Tidur

Hunian

Umum

tertutup

Tertutup

2. Tamu untuk

Spa 

Memarkir kendaraan

Registrasi informasi

Konsultasi

Registrasi untuk Spa

Ganti pakaian

Pembersihan

Massage dan Jacuzzi

Sauna

Relaksasi

Meditasi

Tempat parkir

Front

desk/Lobby

R. Konsultasi

Front

desk/Lobby Spa

R. Ganti pakaian

R. Pembersihan

R. Pijat dengan

Grand Jacuzzi

R. Sauna

R. Romantic

escape

R. Meditasi

Service Umum Umum Umum Umum Terbuka dan tertutup Terbuka Tertutup Terbuka Tertutup

3 Karyawan Memarkir kendaraan

Melayani tamu dengan

membersihkan dan mengganti fasilitas yang berada disekitar kamar tamu dan area public.

Melayani tamu

khususnya penginap untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam, begitu pula pelayanan di bar dan room service.

Memberi pertolongan,

dengan persyaratan Departemen Kesehatan

Memasak dan menyimpan

bahan pokok makanan.

Mengganti keperluan

hotel dan tamu hotel dalam waktu 1 hari.

Menyimpan peralatan

yang masih digunakan maupun tidak bisa digunakan

Tempat parkir

House keeping

Food &

Beverage

R. Kesehatan

Kitchen/dapur

Laundry & Dry

Cleaning

Store Room

Servis Servis Servis Servis Servis Servis Servis Terbuka dan tertutup Tertutup

4. Pengelolah Memarkir Kendaraan

Melayani registrasi dan

informasi

Memimpin dan mengatur

seluruh manajemen hotel

Mengatur masalah

pemasaran dan fasilitas

Tempat parkir

Front desk

R. General

Manager

R. Executive

Secretary Servis Umum Umum Private Terbuka dan tertutup Terbuka Tertutup Tertutup


(45)

dalam hotel

Mengatur masalah

keuangan dalam resort

Mengatur seluruh

kegiatan sehari-hari

Mengatur perkembangan

Resort

Merapatkan/mengevaluasi

Kegiatan sehari-hari

R. Accounting

Administration dan Dep. Office

R. Presonalia

dan Dep. Office

R. Marketing

dan Sales Manager

R. Meeting

Room

Private Tertutup

5. Penjaga Memarkir kendaraan

Mengamankan area

seluruh hotel baik dalam maupun luar hotel dan tempat wisata selama 24 jam.

Tempat parkir

1 security

Servis Servis

Terbuka dan tertutup Terbuka

Dari tabel aktifitas dan kebutuhan ruang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan Resor dan Spa ini terdapat beberapa jenis fasilitas dan ruang yang dibutuhkan, yaitu:

1. Fasilitas Utama  Area Hunian  Spa Center 2. Fasilitas Rekreasi

 Jogging Track  Play Ground  Kolam Renang 3. Fasilitas Penunjang

 Restaurant - Ruang Kesehatan  Coffe shop - Art Shop

 Boutique - Travel Agency 4. Fasilitas Servis/Pelayanan

 Kantor pengelolah - Ruang Servis  Gudang - Ruang Utilitas  Parkir


(46)

2.2.3 Perhitungan Luas Ruang

Tabel 2.3 Perhitungan Ruang pada Resort and Spa

No Hunian Standart Kapasit

as

Pendekatan dan Perhitungan

Luas (M²)

1. Unit standart Terdiri dari NAD :

- Kamar standart dengan luasan ±

25-50 m²/kamar

 Kamar

standart 6 unit

AND terdiri dari :

 Kamar standart 6 unit :

dengan luas ±

36m²/kamar terdiri dari

24 kamar : 50x24= 1200

m²

 Sirkulasi 30% = 360 m²

Total

1200

360 1560

2. Unit deluxe - Unit deluxe dengan

luasan ± 225

m²/hunian

 Unit

deluxe 6 unit

 Kamar deluxe 6 unit :

dengan luas ±

218m²/hunian, terdiri

dari 6 unit= 225 x 6 =

1350 m²

 Sirkulasi 30%/hunian=

405 m²

Total tiap hunian

1350 405

1755 3. Unit

Eksekutif

- Unit Eksekutif dengan luasan ± 300

m²/hunian

 Unit

Eksekutif 3 unit

 Hunian Eksekutif 3 unit :

dengan luas ±

250m²/hunian= 300x3 =

900m²

 Sirkulasi 30% = 270

Total

900 270 1170

TOTAL 4485

SIRKULASI 30% 1345.5

TOTAL KESELURUHAN 5830.5

Luasan ruang yang diperoleh melalui data – data pendekatan literature, literature tersebut adalah : NAD adalah Neufert Architects Data, Ernest Neufert, Halsted Press, New York.

Public Area

No Ruang Standart Ruang Kapasit

as

Pendekatan dan Perhitungan Ruang

Luas (M²)

1. Main Lobby Pendekatan :

NAD: 1 m² / room

120 orang Pendekatan :

AND : 1 m² / room Perhitungan :

Diambil 1m²/room maka : 120 x 1 = 120m²

120

2. Front desk Pendekatan :

NAD : 30% dari Main Lobby

120 orang Pendekatan :

AND : 30% dari Main Lobby

Perhitungan : 30% x 120 = 36m²

36

3. Telepon

Umum

Pendekatan : NAD : 1 m²/ room

120 orang Pendekatan :

AND : 1 m²/ room Perhitungan 120 x 1 m² =120 m²

120


(47)

Umum NAD :

Kebutuhan minimal untuk :

- Pria :

1 closet untuk 10-15 orang, luas tempat yang diperlukan 10-150m²

1-3 urinoir 10-15 orang, luas 50-100m² Wastafel 1m² - Wanita :

1 closet untuk 3-10 orang luas 50-100 m² Wastafel 1 m²

50 orang Wanita : 40 orang

AND : Kebutuhan minimal untuk :

Perhitungan : - Pria untuk 50 orang 2 closet =10x2 = 20m² 5 urinoir =5x50 = 250m² 2 wastafel = 2x4 = 8m² Total = 278 m²

- Wanita utnuk 40 orang: 4 closet =4x40 = 160m² 2 wastafel =2x4 = 8m² Total = 168m²

278

168

5. Coffe Shop Pendekatan :

NAD : R. Duduk 1m²/ room

NAD :

Counter : 25% dari r. Duduk

Pantry : 20% dari R. Duduk

120 orang Perhitungan :

R. Duduk : 120 x 1 = 120 m² Counter :

120 x 25% = 30 m² Pantry :

120 x 20% = 24 m²

120 30 24

6. Drugstore

dan R. Kesehatan

Pendekatan NAD : Kebutuhan ruang 0,6 m²/room

120 orang Perhitungan :

120 x0,6m² = 72 m² terdiri dari :

Drugstore dan R. Kesehatan :

15% x 60 = 9 m²

72

9

7. Boutique Pendekatan NAD :

Kebutuhan ruang : 1 m²/room

120 orang Perhitungan :

120 x 1 m² = 120 m² Boutique :

30 % x 120 = 36 m²

120 36

8. Money

Changer

Pendekatan NAD : Kebutuhan ruang : 1m² / room

120 orang Perhitungan :

120 x 1 m² = 120 m² Money Changer : 20% x 120 = 24 m²

120 24

9. Restauran Luasan restaurant

ditentukan oleh :

- sistem Pelayanan

- jenis perabot

NAD : 1,3 - 2m² NAD :

 Ruang duduk : 1,6

m²/room

 Counter dan T.saji

30% x R. Duduk

Pantry : 25 % x

R.duduk

 Dapur = 50% x R.

Duduk

 Area pengunjung

20% x dapur

 Gudang Kering :

120orang Perhitungan :

AND : 1,3 – 1,9 m² AND :

 Ruang duduk :

Luas ruangan : 120x2 m² =240 m²

 Counter :

Luas ruangan : 30 % x 240 m² = 72 m²

 Pantry :

Luas ruangan : 25% x 240 m² = 60 m²

 Dapur = 50 %x 240 m² =

120 m²

R. Persiapan dan R.

Masak 240 72 60 120 72


(48)

 Gudang Basah : 15% x dapur

 Tempat sampah : 15

% x dapur

 Toilet

Diasumsikan 40% dari pengunjung menggunakan toilet - Pria : 1 closet = 2,2 m²

Urinoir = 2,2 m² 1 wastafel = 1 m² - Wanita :

1 closet = 2,2 m² 1 wastafel = 1 m²

240 = 72

 Area pengunjung 20 % :

24 m²

Gudang Kering : 20%

dapur = 18 m²

 Gudang Basah : 15 %

dapur = 18 m²

 Tempat sampah : 15 %

dapur =18 m²

 Toilet

Diasumsikan 40% dari pengunjung

menggunakan toilet : 40% x40 = 10 orang - Pria 10 orang : 1 closet = 6 m² Urinoir = 4 m² 1 wastafel = 2m² Total = 12 m² - Wanita 10 orang : 1 closet = 8 m² 1 wastafel = 3 m² Total = 11 m²

24 24 18 18 120 110

TOTAL 3461

SIRKULASI30% 1038.3

TOTAL KESELURUHAN 4499.3

Luasan ruang yang diperoleh melalui data – data pendekatan literature, literature tersebut adalah : NAD adalah Neufert Architects Data, Ernest Neufert, Halsted Press, New York.

Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga

No. Ruang Standart

Ruang

Kapasitas Pendekatan dan Perhitungan

Luas (M²)

1. Swimming

pool dan cafetaria

Kolam renang Pendekatan NAD :

Kolam dewasa

ukuran 20 x 25 m

Kedalaman

0,8-2,00m

dan lebar keliling 2 m = 2 x (50+40) = 180

Luas toilet, shower,

locker dan WC masing-masing untuk pria dan wanita 50x2 =100 m²

Ukuran untuk

anak-anak : 2,50m x 4m kedalaman : 0,4 – 0,6 m

Cafeteria

Pendekatan AND :

Dewasa : 100 orang Anak-anak : 10 orang Perhitungan : Kolam

Kolam untuk dewasa =500 m²

Toilet + WC

Kolam untuk anak-anak = 10 x 10 = 100 m²

Cafetaria

Berkapasitas 20 orang 500

180

100


(49)

R. duduk : 2,25 x 1,8 m² (orang ) Bar Counter : 15 % dari R. Makan

Cafetaria : 20 orang

(asumsi) Perhitungan ;

R.duduk : 3 x 2 x 20 = 120 m²

Bar Counter : 30 % x 120 = 36 m²

120 36

2. Play

Ground

Diasumsikan 250 m²

Seluruh pengunjung

Diasumsikan 250 m² 250

3. Fitnes

center

Pendekatan : NAD

 Health center min 6

x 10 m²

 Locker /R. ganti

min 12 m²

 Storage min 20 m²

 Reception min 20

Gym (aerobic) min

10 x 8 m²

Toilet / shower min 30 m²

120 orang Perhitungan :

 Healt center = 6 x 10 =

60

 Locker / R. Ganti min 4

x 12 = 48 m²

 Storage min 20 m²

 Reception min 20 m²

 Gym (aerobic) min 10 x

8 = 80m²

 Toilet/ Shower min 4 x

10 = 40 m²

60 48 20 20 80 40

4. Spa Pendekatan NAD :

Asumsi :

Ruang ganti

pakaian 0,8 – 1,0 m²

Pembersihan 0,3 –

1, 0m²

Sauna 6 – 10.6 m²

Ruang relakssi

1,0-2 m²

Ruang meditasi

0,3-1 m²

Kamar mandi udara

bebas > 0,5m²

MG,Asumsi :

Ruang Jacuzzi 100m²

Diasumsikan 30

orang :

Toilet 99-144 m² Gang –jalan =35-80 m²

Kamar mandi uap 120-179m²

120 orang Perhitungan :

Asumsi untuk 120 orang :

Ruang ganti pakaian :

120x1 = 120m²

Pembersihan : 120 x 1

=120m²

Ruang pijat : 12x120 =

1440m²

Sauna : 120 x 8= 960 m²

Ruang pendingin : 120 x 2

= 240 m²

Ruang tenang : 120 x 1 =

120 m²

Kamar mandi udara bebas

: 120 x 2= 240m²

Ruang Jacuzzi

- untuk wanita, asumsi

10 orang = 50 m²

- untuk pria, asumsi 10

orang = 50 m²

Diasumsikan untuk 30

orang : Toilet : 144 m² Gang jalan 80 m²

Kamar mandi uap : 3 x 170 = 510 m²

120 120 1440 960 240 120 240 100 144 80 510

TOTAL 5628

SIRKULASI 30% 1688.4

TOTAL KESELURUHAN 7316.4

Luasan ruang yang diperoleh melalui data – data pendekatan literature, literature tersebut adalah : NAD adalah Neufert Architects Data, Ernest Neufert, Halsted Press, New York dan Majalah Galleria.


(50)

No. Ruang Standart Ruang

Kapasitas Pendekatan dan Perhitungan

Luas (M²)

1. Front Desk

dan Dep. Office

Pendekatan NAD :

- R. Head F. O

= 20 m²/ orang

- R. Staff = 12

m²/orang

3 orang Perhitungan :

- 1 Manager = 20

m²/orang

- 3 staff = 3 x 12

m²/orang = 36 m²

56

2. General

Manager

Pendekatan NAD : AND = 32.5 m²/orang

1 orang Perhitungan ;

1 Generar Manager ditentukan 32.5m²

32.5

3. Executive

Secretary

Pendekatan NAD : NAD = 20 m²/orang

1 orang Perhitungan :

Executive Secretari Ditentukan 20 m²

20

4. Accounting

Administration Dep. Office

Pendekatan NAD :

- R. Manager =

20 m²/orang

- R. Staff = 12

m²/ orang

4 orang Perhitungan :

- 1 Manager = 20

m²/ orang

- 3 staff = 12

m²/orang x 3 = 36 m²

20

36

5. Personalia dan

Dept. Office

Pendekatan NAD :

- R. Manager =

20 m²/orang

- R. Staff = 12

m²/ Orang

4 orang Perhitungan :

- 1 Manager = 20

m²/ orang

- 3 staff = 12 m²/orang x 3 = 36 m²

56

6. Markrting dan

Sales Manger

Pendekatan NAD :

- R. Manager =

20 m²/orang

- R. Staff = 12

m²/ Orang

2 orang Perhitungan :

- 1 Manager = 20

m²/ orang

- 2 staff = 12 m²/orang x 2 = 24

44

7. Food dan

baverage

Pendekatan NAD :

- R. Manager =

20 m²/orang

- R. Staff = 12

m²/ Orang

4 orang Perhitungan :

- 1 Manager = 20

m²/ orang

- 3 staff = 12 m²/orang

x 3 = 36 m²

56

8. Manager dan

Dept. office

Pendekatan NAD :

- R. Manager =

20 m²/orang

- R. Staff = 12

m²/ orang

2 orang Perhitungan :

- 1 Manager = 20 m²/ orang

- 2 secretary = 24 m²

44

9. Meeting Room Pendekatan

NAD = 2 m²/ orang

Perhitungan :

Kapasitas 22 orang x 2 = 44 m²

44

10. Toilet Staff Pendekatan NAD :

Kebutuhan minimal untuk :

- Pria : 2 closet

@ 2,5 m² Urinoir @ 2 m²

2 wastafel @ 1 m²

Pria 10 orang

Wanita 10 orang

Perhitungan 10 orang :

- pria : 2,5 closet = 5

4 Urinoir = 8 m² 2 Wastafel = 2 m² Total = 15 m² Sirkulasi 40 % = 6 m²

Total = 21 m²


(51)

- Wanita : 3 closet @ 3 m² 2 wastafel @ 1.m²

- wanita: 3 closet =

9 m ²

2 Wastafel = 2 m² Sirkulasi 40 % = 4.4 m²

Total = 15.4 m²

TOTAL 444.9

SIRKULASI 30% 133.47

TOTAL KESELURUHAN 578.37

Luasan ruang yang diperoleh melalui data – data pendekatan literature, literature tersebut adalah : NAD adalah Neufert Architects Data, Ernest Neufert, Halsted Press, New York

Service Area No

.

Ruang Standart Ruang Kapasitas / Jumlah Unit Pendekatan dan Perhitungan Luas (M²)

1. Laundry dan

Lineen Dept. Office

Pendekatan : NAD = 3 m²/ orang

21 orang Perhitungan :

Kapasitas 21 orang x 3 = 63 m²/ orang

63

2. Gudang Pendekatan :

Diasumsikan = 100 m²

1unit Diasumsikan = 100 m² 100

3. Parkir

Pengunjung

Pendekatan : NAD 1 mobil/ 4 kamar 1mobil = 12 m² 1 motor = 2 m² 1 bus = 42 m²

Perhitungan :

 Mobil

- Guest room = 200 : 4

= 50 mobil

- Luas yang

dibutuhkan = 12 x 50 = 600 m²

Sepeda Motor

- Untuk parkir motor

ditentukan 200 % dari jumlah parkir mobil = 200% x 50 = 100 sepeda motor

- Luas yang

dibutuhkan = 100 x 2 = 200 m²

Bus

- Untuk parkir bus

untuk kapasitas 5 bus

- Luas yang

dibutuhkan 20 x 42 = 840m²

600

200

840

4. Parkir Staff

dan Service

Pendekatan : NAD 1mobil = 15 m² 1 motor = 2 m²

Perhitungan :

 Mobil

- Luas yang

dibutuhkan = 15 x 15 = 225 m²

Sepeda Motor

- Untuk parkir motor

ditentukan 400 % dari jumlah parkir

225


(52)

80 sepeda motor

- Luas yang

dibutuhkan = 80 x 2 = 160m²

4. Loading

dock

Pendekatan : Study banding

diasumsikan = 200 m²

1 unit Diasumsikan:

1 Unit = 200 m²

200

5. Mechanical

dan Elektrikal

Ruang untuk :

- Boiler

- Pump

- Panel box

- Transformat - Genset - Ventilasi - Tandon - Filter Pendekatan TSS 40 m² 60 m² 30 m² 3 m² 90 m² 3 m² 90 m² 50 m² 1 Unit 366

TOTAL 2754

SIRKULASI 30 % 826.2

TOTAL KESELURUHAN 3580.2

SUB TOTAL 36804

Luasan ruang yang diperoleh melalui data – data pendekatan literature, literature tersebut adalah : NAD adalah Neufert Architects Data, Ernest Neufert, Halsted Press, New York dan TSS adalah Time Server Standart for building types, by Josep de Chiera & Jhon H. C.

2.2.4 Program Ruang

Perhitungan luas ruang yang disusun berdasarkan jumlah dan standar satuan terkecil dari masing-masing aktifitas, serta prasarana yang dibutuhkan pada masing-masing ruang tersebut. Dan secara jelas diuraikan dan dihitung pada tabel berikut ini:

Tabel 2.4 Program ruang

No. Kebutuhan Ruang Fasilitas Ruang Luas (M²)

 Ruang Direktur 9 m²

 Ruang Manager 9 m²

 Ruang Secretaris 6,5 m²

 Ruang Staff 3 orang 13,7 m²

 Ruang Marketing Manager 13,8 m²

 Ruang Food dan Baverage 18,22 m²

 Meeting Room 35,2 m²

1. Fasilitas Pengelolah (Privat)

 Toilet Staff 24,92 m²

 Bed room

- Double bed

- Single bed

180 m² 90 m²

2. Guest house (Privat)


(53)

 Living room 9 m²

 Pantry/mini bar 5 m²

 Kolam renang 10m²

 Gazebo 5 m²

 Main Lobby 30 m²

 Sitting Area/lobby 6 m²

 Front desk 18 m²

 Telepon Umum 10 m²

 Coffe shop 97 m²

 Boutique 5 m²

 Money changer 3 m²

 Drugstore dan r. Kesehatan 9 m²

 Restaurant 352,8 m²

3. Public Area

 Toilet umum 434 m²

 Kolam renang 15 m²

 Caffe 93,15 m²

 Jogging Track 25 m²

 Play ground 250 m²

 Fitnes center 112,75 m²

 Lapangan tennis 84, 18 m²

4. Fasilitas rekreasi dan

olahraga

 Billiard room 25 m²

 Main lobby 3 m²

 Ruang konsultasi 5 m²

 Ruang ganti 5 m²

 Ruang pembersihan 6 m²

 Ruang pijat 6,5 m²

 Ruang sauna 27 m²

 Ruang relaksasi 5,5 m²

 Ruang meditasi 5 m²

 Ruang jacuzzi 20 m²

 Selasar 20 m²

5. Spa (Private)

 Toilet 45 m²

 Parkir pengunjung 390 m²

 Parkir staff dan service 222 m²

 Gudang 10 m²

 Ruang servis 5 m²

 Pump 20 m²

 Panel box 12 m²

 Genset 30 m²

 Ventilasi 2 m²

 Tandon 30 m²

 Loading dock 70 m²

 Main kitchen 85,5 m²

6. Service

 Laundry 33,6 m²

TOTAL 3077,32 m²

(Sumber : proposal TA)

Pada tabel 2.4 tersebut merupakan perhitungan secara terperinci dalam satuan jenis ruang yang dibutuhkan dalam perancangan resor dan spa dalam sekala mikro.


(54)

BAB III

TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Langkah awal dalam proses perencanaan Resor dan Spa di Batu adalah pemilihan lokasi yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam fungsinya sebagai resor spa itu sendiri.

Agar dalam penentuan lokasi resor spa dapat lebih maksimal pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :

o Faktor peruntukan

Tapak yang digunakan harus merupakan tanah yang diperuntukkan sebagai daerah pariwisata dan agronomi, mengingat proyek yang dipilih merupakan salah satu fasilitas untuk wisata yaitu spa dengan menggunakan air panas.

o Faktor luas tapak

Luas tapak yang dipilih harus memenuhi kebutuhan luas bangunan yang merupakan standart dari resor itu sendiri dengan luas ± 2,7 Hektar, kemudian ditambah dengan Building Coverage (BC) yang sudah ditentukan untuk lahan tersebut berdasarkan peraturan daerah yang berlaku yang ada di Batu. Dengan luas lahan sebenarnya ±20 Hektar. Sehingga lahan yang digunakan hanya seluas ± 4Hektar.

o Faktor aksesbilitas ke tapak

Faktor terpenting dalam pemilihan lokasi yaitu kemudahan pencapaian ketapak dari dalam maupun luar kota. Yaitu lokasi tapak sangat dekat dengan jalan propinsi sehingga sangat mudah dalam pencapaiannya. Dengan memiliki lebar jalan minimum 7 meter agar dapat dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar.

o Faktor infrastruktur

Faktor pendukung infrastruktur proyek berupa sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan operasional sebuah resor dengan standart


(55)

internasional yaitu dekat dengan pos PAM, dekat dengan SPBU, dan dekat dengan Polsek Bumiaji. Hal ini dapat dilihat pada gambar peta 3.1.

o Faktor ketrategisan lokasi

Faktor yang mempertimbangkan daerah jangkauan pelayanan yang dapat mencakup wilayah yang cukup luas atas dasar perkembangan daerah itu sendiri yang menjadi perhatian daerah-daerah sekitarnya. Letak lokasi site yang berdekatan dengan lokasi wisata lainnya, hal ini dapat dilihat pada gambar peta 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1 Lokasi wisata di sekitar site (sumber : Kantor Polisi Bumiaji, 2009)

Berdasarkan kriteria-kriteria seperti diatas dalam menentukan lokasi site resor dan spa ini maka site yang paling cocok dan mendekati yaitu terletak pada wilayah Kecamatan Bumiaji, Kelurahan Punten, Desa Punten.

Desa Punten adalah termasuk wilayah perluasan Kota Batu yang dibuat secara formal oleh Pemerintah Kota Batu, pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan pariwisata dan agronomi khususnya di daerah Batu.


(56)

Desa Punten merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bumiaji yang memiliki panorama keindahan deretan perkebunan apel, hamparan sawah, pemandangan pada pedestrian terdapat kios-kios bunga sebagai view yang positif dan baik, dan lokasi yang berdekatan dengan daerah wisata, yaitu Selecta dan Cangar yang merupakan salah satu penggerak sektor pariwisata.

Gambar 3.2 Lokasi Kecamatan Bumiaji Jl. Raya punten (sumber : RTRW Batu, 2009)

3.2 Penetapan Lokasi

Berdasarkan hasil survey ke Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, yang terletak di Jalan Raya Punten. Kota Batu merupakan salah satu bagian dari wilayah Jawa Timur yang memiliki geogafis berbeda. Peruntukan daerah ini adalah hunian, perkebunan dan sawah irigasi, sehingga sangat cocok untuk konsep resor dan spa. Lokasi ini sebagian lahan kosong, persawahan, perkebunan, penginapan dan permukiman penduduk. Sehingga yang dapat dimanfaatkan yaitu perkebunan dan persawahan yang dimanfaatkan sebagai view. Berdasarkan hasil survey kepemirintah setempat yaitu Kecamatan Bumiaji, Jl. Raya Punten adalah perkembangan kawasan pariwisata.

Gografis Kota Batu terletak pada posisi antara 7° 44' 55,11" s/d 8° 26' 35,45" Lintang Selatan dan 122° 17' 10,90" s/d 122° 57' 00,00" Bujur Timur.


(57)

Pembagian wilayah kota Batu terdiri dari 3 kecamatan dan 23 desa/ kelurahan. Ketiga kecamatan itu adalah : Kecamatan Batu dengan luas 46,377 Km2, Kecamatan Bumiaji dengan wilayah yang paling luas, yaitu sekitar 130,189 Km2, dan Kecamatan Junrejo dengan luas 26,234 Km2.

Kecamatan Bumiaji yang memiliki luas wilayah ± 130,189 Km², memiliki batasan wilayah, yaitu :

 Sebelah Utara : Perkebunan Apel

 Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk

 Sebelah Barat : Permukiman Penduduk

 Sebelah Timur : Sungai dan Pegunungan

Berdasarkan hasil survey ke Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, yang terletak di Jalan Raya Punten dengan kriteria :

 Kondisi jalan yang cukup baik untuk dilalui kendaraan besar, kendaraan mobil, maupun sepeda motor.

 Lokasi dekat dengan jalan propinsi.

 Utilitas dapat ditangani dengan baik karena sarana dan prasarana sudah tersedia.

 Land use pada tapak ini difungsikan sebagai lahan yang dikhususkan untuk daerah pariwisata dan argonomi.

 Berada dilahan yang cukup luas untuk peruntukan sebuah bangunan resor.

 Lahan berada cukup dekat dengan wilayah wisata lainnya.

 Akses menuju ke site dapat menggunakan angkutan kota (lyn/bemo) ataupun kendaraan pribadi.

 Daerah lahan cukup tenang meskipun tidak terlalu sepi untuk dilalui karena jalan yang berada di depan site cukup lebar.

 Sarana dan prasarana yang cukup.

 Sarana infrastruktur yang mendukung misalnya dilewati oleh angkutan umum, dekat dengan badan pemerintahan, dan dekat dengan tempat wisata.


(58)

 Akses pencapaian yang dapat dilalui dari arah Batu, Krian dan Surabaya.

 Kondisi tanah yang berkontur antara 15-25%.

3.3 Kondisi Fisik Lokasi

Lokasi perencanaan ini berada di bagian pemerintah Kota Batu dan merupakan sebuah lahan kosong berupa perkebunan dan sawah yang berada di sebelah barat dan sebelah utara Kecamatan Bumiaji.

Persyaratan lokasi sesuai dengan rujukan RTRK kota Batu, Kecamatan Bumiaji, Kelurahan Punten, Desa Punten, yaitu :

 KDB : 40 – 60%

 KLB : 0,4 – 0,6

 Luas kebutuhan ruang = 7629,024 = 7629m² = 0,76 Ha

 Luas lahan ±20 Ha = 200.000m²

 Area sirkulasi parkir = 30% dari luas lahan = 30% dari 200.000m² = 60.000m² = 6 Ha

 Total luas yang digunakan = 0,76 + 6 Ha = ± 6,76 Ha = ± 67.600 m²

 KDB = 60% dari 67.600 m² = 60 x 67.600 m² = 4,06 Ha 100

U

Gambar 3.3. Lokasi Site


(59)

Gambar 3.4 Lokasi Desa Punten, Kecamatan Bumiaji (sumber : Foto studi lapangan 2009)

Gambar 3.5 Lokasi yang memiliki kontur pada lahannya (sumber : Googlearth, 2009)

3.3.1 Existing Site 1. Topografi

Daerah perencanaan merupakan sebuah wilayah dengan karakteristik dataran tinggi yang berbatasan dengan kawasan pegunungan kontur tanah pada daerah ini memiliki dua karakteristik. Karakteristik pertama yaitu bagian sebelah utara dan barat yang merupakan daerah ketinggian yang bergelombang dan berbukit. Sedangkan karakteristik kedua, yaitu daerah timur dan selatan merupakan daerah yang relatif datar meskipun berada pada ketinggian 800-3000m dari permukaan laut.


(1)

Gambar 6.7. Tampilan Lobby Gambar 6.8. Hunian Deluxe Sumber : Tugas Akhir Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.9. Tampilan Restoran Gambar 6.10Hunian Standart Sumber : Tugas Akhir Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.11. Tampilan Spa Gambar 6.12. Hunian Eksekutif Sumber : Tugas Akhir Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.13. Tampak Depan Site Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.14. Tampak Samping Site Sumber : Tugas Akhir

6.3. Tampilan Interior Bangunan

Interior bangunan lebih banyak menggunakan material alami sama dengan tampilan luarnya. Sehingga bangunan terlihat lebih menyatu dengan alam, selain itu dengan menggunakan material alami diharapkan mampu menarik wisatawan untuk memilih Resor dan Spa di Batu, Malang ini sebagai salah satu alternatif berwisata.


(2)

Gambar 6.15. Interior lobby

Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.16. Interior Hunian Eksekutif Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.17. Interior Hunian Deluxe Gambar 6.18. Spa Sumber : Tugas Akhir Sumber : Tugas Akhir

Gambar 6.13. Interior Rrestoran Sumber : Tugas Akhir

6.4. Aplikasi Sirkulasi

Sirkulasi didalam site ditata menggunakan pola cluster yang ditunjukan agar pengguna lebih mudah untuk bersirkulasi di dalamnya.

Area sirkulasi kendaraan bermotor menggunakan satu pintu masuk dan pintu keluar dimana mengingat resor yang membutuhkan tingkat keamanan yang cukup tinggi. Sedangkan untuk pejalan kaki dapat menggunkan pedestrian yang telah disediakan sehingga tetap nyaman saat akan menuju tiap-tiap bangunan yang


(3)

ada didalam site. Sebagai penunjuk sirkulasi di dalam site yaitu dengan menggunakan pohon yang dijajar sepanjang tepian jalan sebagai pengarah jalan.

Gambar 6.7. Layout Plan dan Site Plan Sumber : Tugas Akhir

6.5. Aplikasi Ruang Luar


(4)

pengikat tersebut juga diletakkan pada tiap-tiap fasilitas yang ada di Resor dan Spa ini. Terdapat beberapa penataan lainnya, antara lain :

a. Memberikan pola vegetasi seperti pohon-pohon palem dan beberapa pohon apel yang masih dipertahankan untuk memperkuat kesan sirkulasi dan sebagai penanda arah sirkulasi.

b. Permainan elevasi lantai diterapkan pada bangunan di dalam site, mengingat bentuk lahan berkontur yang didukung oleh penggunaan ramp. Sehingga orang yang berjalan di resor ini tidak akan merasa cepat lelah.

6.6. Aplikasi Sistem Drainase Tapak Sanitasi Air Bersih

Sumber air bersih pada perancangan ini didistribusikan dengan menggunakan pompa hisap yang kemudian disimpan dalam tandon bawah. Kemudian disalurkan tiap-tiap hunian resor melalui pipa.

Sanitasi Air Kotor

Pembuangan air kotor dilakukan dengan penggunaaan septictank portatble sehingga dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Selain itu, pada area site air limbah (hujan dsb) dapat dialirkan kesaluran riul kota.


(5)

PENUTUP

Dengan berakhirnya penyusunan laporan tugas akhir Resor dan Spa di Batu-Malang ini diharapkan segala tujuan dan sasaran dari penyusunan laporan ini dapat tercapai dan terlaksana dengan baik dan lancar.

Karena keterbatasan waktu dan data-data yang penyusun terima di dalam proses penyusunan laporan tugas akhir, maka mohon segala kritik dan saran dari bapak dan ibu dosen jurusan Teknik Arsitektur dan pembaca akan sangat diharapkan demi tercapainya suatu hasil yang baik didalam pengerjaan laporan Tugas Akhir ini.

Demikian laporan Tugas Akhir ini telah tersusun, diharapkan nantinya dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat serta dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Apabila terdapat kata-kata maupun penggunaan bahasa yang kurang tepat, selaku penyusun mohon maaf yang sebesarnya sekian saya ucapkan terima kasih.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

IDEA, edisi khusus vol. 1-April 2007

IDEA, edisi khusus vol. 5-Desember 2008

Indonesia Desain vol. 5. No 29. 2008. “Exotic Resort”

Marlina, Endi, 2008, “Panduan Perancangan Bangunan Komersial”, Jakarta.

Neufert, Ernst, and Peter Neufert, “Neufert Architec Data” . UK: Blackwell

Science, 2000.

Purwodarminto, 1982, “Kamus Bahasa IndonesiaWJS”

Tardiyana, Achnad D and Antar, Yori, 2002, “Indonesia Institute of Architects

Award”, Jakarta

TRI HARSO KARYONO, EDISI 1 APRIL 2000, “Arsitektur atropis”

www.appetitejourney.com, macam-macam spa dan arti kata

www.geocities.com, artikata resort

www.hotelsoftherichandfamous.com, arti kata resort

www.mayaubud.com, study kasus