STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER

GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI Oleh :

VINA SETYAWINATA K 3306038

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user commit to user

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER

GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh :

VINA SETYAWINATA K 3306038

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si.

NIP. 19721023 199802 2 001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Ashadi


(4)

commit to user commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 29 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang (Tanda Tangan)

Ketua : Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si. _____________

Sekretaris : Drs. H. Sugiharto, Apt., M.S. _____________

Anggota I : Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. _____________

Anggota II : Prof. Dr. H. Ashadi. _____________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ABSTRAK

Vina Setyawinata, STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL

DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM

KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli, 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid, (2) perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid, (3) interaksi antara pembelajaran kimia dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wonogiri. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dari 3 kelas yang ada diambil dua kelas yaitu kelas XI RSBI-2 sebagai kelas eksperimen 1 dan XI RSBI-3 sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengumpulan data dengan metode tes dan angket. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) prestasi belajar kognitif pada penggunaan metode pembelajaran TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul pada pokok bahasan sistem koloid. Prestasi belajar kognitif metode TAI dengan media


(6)

commit to user commit to user

dengan Fobs = 5,049 yang melampaui harga Ftabel = 4,000. Tetapi tidak ada

perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)

menggunakan media modul dengan metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dengan media Macromedia Flash Max pada prestasi afektif siswa dengan Fobs = 0,207 yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000, (2) prestasi

belajar kognitif pada siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada pokok bahasan sistem koloid. Siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi mencapai prestasi kognitif yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah dengan Fobs = 8,810 yang melampaui harga Ftabel =

4,000. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah maupun tinggi pada prestasi afektif dengan Fobs = 0,353 yang tidak

melampaui harga Ftabel = 4,000, (3) tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia

dengan metode TAI menggunakan media modul dan TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan sistem koloid. Untuk prestasi belajar kognitif ditunjukkan dengan hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 2,736 lebih

kecil dari F tabel = 4,000, sedangkan untuk prestasi belajar afektif ditunjukkan oleh

hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 0,045 lebih kecil dari F tabel =

4,000.

Kata Kunci : TAI (Teams Assisted Individualization), Modul, Macromedia Flash Max, Koloid, Kimia.


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ABSTRACT

Vina Setyawinata. A COMPARATIVE STUDY ON THE USE OF MODULE MEDIA WITH MACROMEDIA FLASH MAX IN TAI (TEAMS ASSISTED

INDIVIDUALIZATION) METHOD EVALUATED FROM MEMORY

CAPABILITY TOWARD STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN SUBJECT MATTER COLLOIDAL SYSTEM OF STUDENTS CLASS XI SEMESTER GENAP OF SMA NEGERI 1 WONOGIRI IN EDUCATION YEAR 2009 / 2010. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July, 2010.

This aim of the research are to know: (1) the difference influence by using TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media with using TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with

Macromedia Flash Max toward students learning achievement in subject matter colloidal system, (2) the difference influence on high memory capability with low memory capability of students toward students learning achievement in subject matter colloidal system, (3) the interaction between the chemistry learning with TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media and TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with Macromedia Flash Max with memory capability of students toward learning achievement in subject matter colloidal system.

This study was conducted by using the experimental method with 2 x 2 factorial design. The sample population of this research were the students of grade XI SMA Negeri 1 Wonogiri. The sampling technique used cluster random sampling in which two classes were taken from 3 classes: XI RSBI-2 as the experimental class 1 and XI RSBI-3 as the experimental class 2. Techniques of collecting data used were test method and questionnaire. Technique of analysis data used a two-way variance analysis with different cells.

The results of research show : (1) cognitive learning achievement by using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with Macromedia Flash Max more higher than TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with the


(8)

commit to user commit to user

module mediain subject matter colloidal system. Cognitive learning achievement of TAI (Teams Assisted Individualization) method with Macromedia Flash Max

higher than TAI (Teams Assisted Individualization) method with module media with Fstatistic= 5,049 which axceed from Ftable= 4,000. But there is no difference

influence by using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with the module media with using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with

Macromedia Flash Max on affective learning achievement with Fstatistic= 0,207

which not axceed from Ftable= 4,000, (2) cognitive learning achievement to

students which have high memory capability more higher than students which have low memory capability in subject matter colloidal system. Students which have high memory capability reach cognitive learning achievement higher than students which have low memory capability with Fstatistic= 8,810 which axceed

from Ftable= 4,000. But there is no difference influence from students which have

high with low memory capability on affective learning achievement with Fstatistic=

0,353 which not axceed from Ftable= 4,000, (3) There is no interaction between the

chemistry learning with TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media and (Teams Assisted Individualization) method equipped with Macromedia Flash Max with memory capability of students toward students learning achievement in subject matter colloidal system. The difference cognitive learning achievement is indicated by anava calculation that value FAB treatment

=2,736 lower than FABcritic = 4,000, the afective learning achievement is indicated

by anava calculation that value FABtreatment =0,045 lower than FABcritic = 4,000. Keyword : TAI (Teams Assisted Individualization), Module, Macromedia Flash


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu sudah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S. Al Insyirah : 6-7)

Manusia berusaha dan Allah-lah yang menentukan (Penulis)


(10)

commit to user commit to user PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini teruntuk :

Mewujudkan harapan Ibu dan Bapakku yang senantiasa memberikan semua yang terbaik

Suamiku tercinta yang senantiasa memberikan semangat Kakakku yang senantiasa memberikan fasilitasnya

Malaikat kecilku Almamater


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang telah memberikan pengarahan dan izin penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing II yang telah pula memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Sri Yamtinah, S.Pd., M.Pd. selaku penasehat akademik atas bimbingan dan

nasehat selama ini.

7. Bapak Drs. Mulyadi, M.T. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wonogiri yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kita.

Surakarta, Juli 2010


(12)

commit to user commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Studi Komparasi ... 8

2. Pembelajaran Kooperatif ... 8

3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) . 17 4. Media Pembelajaran ... 16

5. Kemampuan Memori ... 24

6. Prestasi Belajar ... 27


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran ... 42

C. Hipotesis ... 45

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

1. Tempat Penelitian ... 47

2. Waktu Penelitian ... 47

B. Metode Penelitian ... 47

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 48

1. Populasi ... 48

2. Sampel ... 48

D. Variabel Penelitian ... 48

1. Variabel Bebas ... 48

2. Variabel Terikat ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Teknik Pengumpuan Data ... 50

2. Instrumen ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 62

1. Uji Prasyarat Analisis ... 62

2. Uji Hipotesis ... 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Kemampuan Memori Siswa ... 70

2. Prestasi Kognitif Materi Sistem Koloid ... 73

3. Prestasi Afektif Materi Sistem Koloid ... 77

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ... 80

1. Uji Keseimbangan (Uji t Dua Pihak) ... 80

2. Uji Normalitas ... 80

3. Uji Homogenitas ... 82

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 83

1. Hasil Analisis Variansi ... 83


(14)

commit to user commit to user

3. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis ... 86

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Implikasi ... 97

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1.Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi ... 32

Tabel 2.Klasifikasi Koloid ... 33

Tabel 3.Perbandingan Sifat Sol hidrofil dengan Sol Hidrofob ... 38

Tabel 4.Rancangan Penelitian ... 47

Tabel 5.Skor Penilaian Afektif ... 53

Tabel 6.Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Kognitif ... 55

Tabel 7.Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 56

Tabel 8.Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 57

Tabel 9.Hasil Uji Coba Taraf Kesukaran Instrumen Soal Penilaian Kognitif 58 Tabel 10. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Afektif ... 59

Tabel 11. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Afektif ... 61

Tabel 12. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ... 65

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 71

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 72

Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan media modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 73

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 74

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 75

Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 76

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 77


(16)

commit to user commit to user

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode

TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 78

Tabel 21. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 79

Tabel 22. Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa ... 80

Tabel 23. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Afektif Siswa ... 81

Tabel 24. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Memori Siswa ... 81

Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ... 82

Tabel 26. Rataan dan Jumlah Rataan Selisih Nilai Kognitif ... 83

Tabel 27. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Kognitif ... 83

Tabel 28. Rataan dan Jumlah Rataan Nilai Afektif ... 84

Tabel 29. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Afektif ... 84

Tabel 30. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa ... 84


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Efek Tyndall ... 34

Gambar 2. Gerak Brown ... 34

Gambar 3. Sel Elektroforesis ... 35

Gambar 4. Adsorpsi Sol Fe(OH)3 dan sol As2S3 ... 35

Gambar 5. Pembentukan Delta Di Muara Sungai ... 36

Gambar 6. Proses Dialisis ... 37

Gambar 7. Pembuatan Koloid ... 39

Gambar 8. Pembuatan Sol Logam dengan Busur Bredig ... 41

Gambar 9. Paradigma Penelitian ... 45

Gambar 10.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI Dengan Media Modul ... 71

Gambar 11.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 72

Gambar 12.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 73

Gambar 13.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 74

Gambar 14.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 75

Gambar 15.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 76

Gambar 16.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 77

Gambar 17.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 78


(18)

commit to user commit to user

Gambar 18.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI

dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 102

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 103

Lampiran 3. Indikator Kognitif ... 111

Lampiran 4. Instrumen Kognitif ... 112

Lampiran 5. Indikator Afektif ... 123

Lampiran 6. Instrumen Afektif ... 124

Lampiran 7. Instrumen Kemampuan Memori ... 126

Lampiran 8. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat kesukaran Kemampuan Kognitif ... 128

Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif ... 131

Lampiran 10. Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Memori... 134

Lampiran 11. Data Induk Penelitian ... 135

Lampiran 12. Perhitungan Kategori Kemampuan Memori ... 136

Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memori ... 137

Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif... 139

Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif ... 141

Lampiran 16. Uji Keseimbangan (Uji t) ... 143

Lampiran 17. Uji Normalitas ... 145

Lampiran 18. Uji Homogenitas... 167

Lampiran 19. Anava Dua Jalan Prestasi Kognitif ... 174

Lampiran 20. Anava Dua Jalan Prestasi Afektif ... 178

Lampiran 21. Uji Lanjut Prasyarat Anava ... 182

Lampiran 22. Daftar Nama ... 184

Lampiran 23. Pembagian Kelompok ... 186

Lampiran 24. Daftar Nilai Sistem Koloid Tahun Lalu ... 188

Lampiran 25. Media Macromedia Flash Max ... 189

Lampiran 26. Media Modul ... 193


(20)

commit to user commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, maka diharapkan para guru kimia dapat memberi motivasi dan mengajarkan materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anggapan yang keliru selama ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA akan hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya dan pemanfaatan media pembelajaran sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan pengajarannya.

Metode mengajar adalah cara menyajikan materi pelajaran guna mencapai tujuan belajar. Metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hal tersebut guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat, efisien, serta efektif sesuai dengan materi yang diajarkan.

SMA Negeri 1 Wonogiri merupakan bagian pendidikan pada umumnya. Dalam kegiatan belajar mengajarnya guru masih menggunakan metode ceramah (metode konvensional). Hal ini menyebabkan siswa tidak aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, akibatnya prestasi belajar siswa dari tahun ke tahun tidak mengalami peningkatan. Salah satu penerapan metode ceramah adalah pada materi pokok Sistem Koloid yang diajarkan pada siswa kelas XI RSBI IPA semester genap. Materi Sistem Koloid ini merupakan materi yang berdiri sendiri artinya tidak berhubungan dengan materi-materi sebelumnya. Sehingga siswa cenderung membutuhkan daya hafalan dan pemahaman yang baik. Walaupun pada kelas XI RSBI IPA ini telah mempunyai fasilitas yang cukup memadai dan


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

beberapa menggunakan media microsoft powerpoint tetapi penyampaian materi masih menggunakan metode konvensional dan hanya memakai 25 % bahasa Inggris.

Kekurangberhasilan pembelajaran sistem koloid pada SMA Negeri 1 Wonogiri dapat terlihat pada prestasi belajar siswa kelas XI RSBI tahun ajaran lalu yaitu 2008/2009. Pada tahun ajaran lalu siswa yang belum berhasil melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih tergolong banyak. Karena keterbatasan peneliti dalam hal pengumpulan data, untuk nilai sistem koloid tahun ajaran lalu tidak terdata secara lengkap dan data tersebut diwakili oleh nilai sistem koloid satu kelas yaitu kelas XI RSBI-2 tahun ajaran 2008/2009 yaitu sebesar 15,52 % siswa yang belum tuntas terlampir pada lampiran 24.

Untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa pada SMA Negeri 1 Wonogiri, dapat menggunakan metode pembelajaran yang bertujuan meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dibuat heterogen dalam hal prestasi belajar, jenis kelamin, budaya, dan tingkat sosio-ekonomi. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab individu sekaligus kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling ketergantungan positif dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh.

Metode TAI (Teams Assisted Individualization) merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana ada seorang asisten yang membantu secara individual. Seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompoknya. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Metode TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta


(22)

commit to user commit to user

semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Dalam proses belajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:239-240) “Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal)”. Intelegensi merupakan salah satu faktor internal yang banyak diakui oleh ahli dan masyarakat sebagai faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Thurston dalam Dewa Ketut Sukardi (2003:18) menuturkan, “Intelegensi terdiri dari tujuh kecakapan primer yaitu kemampuan menggunakan bahasa, kefasihan kata-kata, kecakapan menghitung, kemampuan orientasi ruang, kemampuan memori, kemampuan mengamati dengan cermat dan tepat dan kemampuan berpikir logis”. Salah satu komponen intelegensi yang perlu diperhatikan sebagai penyebab keberhasilan belajar adalah kemampuan memori.

Menurut Agus Sujanto (2004:41), “Memori atau ingatan ialah suatu daya jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”. Kemampuan memori sangat dibutuhkan seseorang di dalam kehidupannya, terutama dalam kegiatan belajar. Segala macam belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak dapat mengingat sesuatu mengenai pengalamannya. Tanpa ingatan tidak akan terjadi proses belajar pada diri seseorang, bahkan tidak dapat melakukan percakapan yang sederhana sekalipun. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dimungkinkan lebih berhasil dalam proses belajar bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.

Materi pokok Sistem Koloid membutuhkan pemahaman yang lebih karena materi ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan bersifat informatif yang memerlukan siswa berdiskusi dengan siswa lainnya untuk memudahkan dalam pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu diharapkan dengan model pembelajaran kooperatif yaitu metode TAI (Teams Assisted Individualization) yang memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman-temannya


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Pada metode TAI siswa akan berdiskusi dengan teman-teman satu kelompoknya untuk membahas materi yang diajarkan. Media diskusi yang digunakan pada penelitian ini adalah media modul dan animasi Macromedia Flash Max. Pada penggunaan metode pembelajaran TAI dapat dilengkapi dengan pemanfaatan media modul dan

Macromedia Flash Max. Pemanfaatan media ini juga dapat mengatasi kebosanan

siswa yang mendapatkan materi sistem koloid melalui metode ceramah saja. Modul kimia merupakan paket belajar mandiri yang dirancang dan direncanakan secara sistematisyang meliputi serangkaian pengalaman belajar guna membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar kimia. Modul kimia dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu maupun tenaga untuk mencapai tujuan yang optimal. Macromedia Flash Max

merupakan program aplikasi yang menyajikan gambar yang lebih jelas karena

terlihat nyata dan bergerak. Macromedia Flash Max dirancang untuk

meningkatkan minat siswa karena menarik dan tidak membosankan. Porsi atau peranan guru dalam penggunaan media ini lebih banyak dibandingkan dengan modul.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya pembaharuan yaitu mengubah model pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan dengan model pembelajaran kooperatif dan menentukan media yang sesuai untuk materi Sistem Koloid. Pada penelitian ini akan dicoba untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif metode TAI berbantuan modul dan metode TAI berbantuan animasi Macromedia Flash Max ditinjau dari kemampuan memori siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas XI RSBI IPA semester genap.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan pada materi Sistem Koloid sebagai berikut :

1. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid?


(24)

commit to user commit to user

2. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max sesuai untuk materi sistem koloid?

3. apakah terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang diberi pelajaran menggunakan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar pada materi sistem koloid?

4. apakah prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

lebih tinggi dari metode TAI (Teams Assisted Individualization) menggunakan media modul?

5. apakah ada pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar pada materi sistem koloid dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max?

6. adakah interaksi antara pembelajaran metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max

dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dan pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini membatasi masalah pada :

1. model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode TAI (Teams Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max. 2. materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada

pelajaran kimia kelas XI RSBI IPA semester genap pada materi sistem koloid. 3. siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RSBI IPA

SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010.

4. prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa materi Sistem Koloid yang meliputi ranah kognitif dan afektif dengan memperhatikan kemampuan memori siswa.


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?

2. apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dengan

kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?

3. apakah terdapat interaksi antara metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dan TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

2. perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori

rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.


(26)

commit to user commit to user

3. interaksi antara metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media

Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi yang didasarkan pada teori yang sudah ada pada bidang pendidikan, terutama mengenai teori pembelajaran dengan TAI (Teams Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max

yang ditinjau dari kemampuan memori terhadap pencapaian prestasi belajar materi sistem koloid.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah wawasan pada guru khususnya di SMA Negeri 1 Wonogiri dalam mengembangkan suatu metode pembelajaran kooperatif dan media dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Sebagai bahan pemikiran bagi pendidik untuk melakukan penelitian metode pembelajaran kooperatif berbantuan media lebih lanjut.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Studi Komparasi

Studi komparasi berasal dari dua kata yaitu studi dan komparasi. a. Studi

Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya kajian; telaah; penelitian; penyelidikan ilmiah (Depdikbud, 1997:965). Dalam skripsi ini studi berarti penelitian.

b. Komparasi

Komparasi berasal dari bahasa inggris “comparation”, yang artinya perbandingan (Depdikbud, 1997:516). Menurut Van Dalen dalam Suharsimi Arikunto (1997:246) “Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.

Jadi studi komparasi merupakan suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu hal yang akan dibandingkan, dimana dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah proses belajar mengajar, kemampuan memori, prestasi belajar kognitif dan prestasi belajar afektif siswa yang diberi metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Jadi “Pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan yang telah ditentukan” (Isjoni, 2007:6). Dalam pembelajaran kooperatif siswa dikelompokkan secara heterogen dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosio ekonomi, serta


(28)

commit to user commit to user

kemampuan akademis (Anita Lie, 2007:41). Selanjutnya Slavin (2008:10) menjelaskan bahwa “Pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan sukses yang sama”. Dalam kegiatan belajar individual cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar yang dapat membedakannya yaitu :

1) Positive interdependence

Yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2) Interaction face to face

Yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak ada penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa.

3) Adanya tanggung jawab pribadi

Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok membuat siswa termotivasi untuk membantu temannya karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.

4) Membutuhkan keluwesan

Yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.

5) Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

Tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar ketrampilan bekerja sama dan berhubungan.

(Isjoni, 2007: 41-43) Menurut Anita Lie (2007:31) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu :


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar pikiran atau informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota harus merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain juga dapat berhasil.

2) Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan prosedur penilaian dibuat menurut prosedur cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya.

3) Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4) Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan barbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka.


(30)

commit to user commit to user

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Prestasi akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, juga dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama dan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan dengan penghargaan bersama siswa akan belajar saling menghargai.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Ketrampilan sosial akan mengajarkan siswa bekerja sama dan kolaborasi dimana ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat.

(Isjoni, 2007:27-28) Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus dilakukan serta diperbaiki antara lain :

1) STAD (Student Teams Achievement Division);

2) TGT (Teams Games Tournament);

3) Jigsaw;

4) CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition); 5) TAI (Teams Assisted Individualization).

(Slavin, 2008:11) Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari yaitu:

1) Group Investigation;

2) Learning Together;


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Structural Dyadic methods

(Slavin, 2008:24-25) Menurut Slavin (1995: 9-10), metode kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu:

1) meningkatkan kemampuan siswa;

2) meningkatkan rasa percaya diri:

3) menumbuhkan keinginan untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan;

4) memperbaiki hubungan antar kelompok.

Di samping itu ada juga kelemahannya, yaitu:

1) memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;

2) bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk.

Keberhasilan dari proses belajar kooperatif berdasar lima prinsip, yaitu:

1) Adanya sumbangan dari ketua kelompok

Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah seorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan, mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada ketua kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan oleh anggota yang lain.

2) Keheterogenan kelompok

Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun tingkat kecerdasan.

4) Ketergantungan pribadi yang positif

Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu sama lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya sendiri terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.


(32)

commit to user commit to user

Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok maka mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.

Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan

ketrampilannya. Berdasarkan uraian tentang metode pembelajaran kooperatif di atas, metode TAI yang paling sesuai dengan mewakili langkah-langkah pembelajaran kooperatif. Hal ini dikarenakan metode TAI memiliki lima prinsip yang mendasar dari pembelajaran kooperatif.

3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode pembelajaran yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran TAI (Teams Assisted Individualization). TAI adalah suatu metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Slavin. “Teams Assisted Individualization” dapat diartikan sebagai kelompok yang dibantu secara individual. Metode TAI ini merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.

Pada pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Slavin (2008,195-200) secara umum TAI terdiri dari delapan komponen utama, yaitu:

1) Kelompok / tim

Kelompok dalam pembelajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang mewakili bagiannya dari kelas dalam menjalankan aktivitas akademik. Fungsi utama dari tim adalah membentuk semua tim agar mengingat materi yang telah diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam persiapan mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, dan mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai asisten atau anggota lain yang lebih tahu.

2) Tes pengelompokan

Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pembelajaran. Hasil dari tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan poin yang mereka peroleh.

3) Materi kurikulum

Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan masalah untuk penguasaan materi.

4) Kelompok belajar

Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada anggota lainnya atau asisten yang telah ditunjuk, kalau belum paham baru meminta penjelasan dari guru.

5) Penilaian dan pengakuan tim

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan atau sejenisnya jika dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan.


(34)

commit to user commit to user

6) Mengajar kelompok

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual maupun kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa sangat diutamakan pada pembelajaran TAI.

7) Lembar kerja

Pada setiap sub konsep materi pokok diberikan lembar kerja secara individual untuk mengetahui pemahaman bahan atau materi dapat berupa ringkasan materi yang dipelajari dirumah kemudian pertemuan selanjutnya dikerjakan.

8) Mengajar seluruh kelas

Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir pembelajaran diberikan kesimpulan dari materi.

Metode pembelajaran kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) dalam pelaksanaannya terbagi menjadi:

a. Pengelompokan

Dalam proses pengelompokkan didasarkan pada prestasi belajar sebelumnya, dalam hal ini hasil pretes materi yang akan diajarkan.

b. Tahap Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas. Pada penyajian materi pelajaran ini dilakukan melalui :

1) Pengajaran kelompok

Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu kelompok, maka kelompok tersebut dapat meminta guru untuk menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok lain yang sudah paham dapat melanjutkan pekerjaannya.


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam pembelajaran. Keaktifan siswa sangat diharapkan melalui pengajaran ini.

c. Kegiatan Kelompok

Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada buku mereka. Mereka bekerja sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan secara mandiri, kemudian saling mencocokkan dengan teman sekelompoknya. Paket soal yang terdapat di lembar kerja diberikan menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari soal yang mudah dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan materi, dari materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal selesai dikerjakan maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk mengukur keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberi nilai oleh guru.

Dari uraian di atas dapat dilihat kelebihan TAI yaitu:

1) Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga

tercipta semangat dalam sistem kompetisi.

2) Lebih menekankan kerja sama kelompok.

3) Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan guru dalam penanganannya.

Disamping kelebihan di atas, metode TAI juga mempunyai kekurangan yaitu :

1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu

dibanding metode ceramah.

2) Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama

sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak

mempelajarinya dan hanya bergantung kepada teman satu kelompoknya. 3) Seorang asisten belum tentu siswa yang benar-benar paling pintar dalam


(36)

commit to user commit to user

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

”Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata ”medium” yang berarti perantara atau pengantar” (Arief S. Sadiman, 1996: 6).

Sehubungan dengan pendidikan, pengertian media tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar. Gagne (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat menyajikan pesan serta merangsangnya untuk belajar. Menurut Briggs (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Oemar Hamalik (1989: 12) berpendapat bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Dari berbagai pendapat tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar berlangsung secara efektif.

Menurut Oemar Hamalik (1989: 36-37), media pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan (Suplementasi materials), berupa bahan seperti : buku, Hand Out, majalah, koran, buletin, folder, pamflet, dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini lebih lanjut mengutamakan kegiatan pada pembaca atau penggunaan simbol kata-kata dan visual.

2) Alat-alat audiovisual, yang tergolong kategori ini antara lain :

a) Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti : papan tulis, papan tempel, papan panel, diagram, poster, kartun dan gambar.

b) Media pendidikantiga dimensi, seperti : model, benda asli, benda tiruan, drama, boneka, topeng, globe, peta, pameran dan museum sekolah.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Media pendidikan yang menggunakan teknik, seperti : slide, stripe, film rekaman, televisi, laboratorium, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem linier komunikasi dan komputer.

3) Sumber-sumber masyarakat. Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagainya.

4) Kumpulan benda-benda (material collection). Berupa benda-benda atau barang-barang yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari seperti potongan sendok, daun, benih, bibit, bahan kimia dan sebagainya.

Secara umum, media pendidikan mempunyai kegnaan-kegunaan sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya : a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau

model.

b) Ojyek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar dsb.

c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse.

d) Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto.

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pendidikan berfungsi :

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

(Arief S. Sadiman, 1996: 16-17)

b. Modul

Menurut Goldscmid and Goldscmid dalam Vembrianto (1985:35), pengertian modul adalah sebagai berikut ”A self contained, independent unit of


(38)

commit to user commit to user

analysis planed series of learning activities designed to help the student accomplish certain well-defined objectived”. Artinya kurang lebih adalah sebuah paket program pengajaran yang berdiri sendiri yang terdiri dari serangkaian kegiatan belajar mengajar secara berurutan yang dirumuskan untuk membantu anak didik dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Sedang menurut buku Pedoman Penyusunan Modul dalam buku Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi (E. Mulyasa, 2003:98) yang dimaksud dengan Modul adalah suatu unit program belajar mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan 1) tujuan-tujuan instruksional umum 2) topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar dan mengajar 3) tujuan-tujuan instruksional khusus 4) pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan 5) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program yang lebih luas 6) peranan guru dalam proses belajar mengajar 7) alat dan sumber belajar yang akan dipakai 8) kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan dan dihayati oleh murid secara berurutan 9) lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berlangsungnya proses ini 10) program evaluasi yang akan dilaksanakan selama proses belajar mengajar.

Modul diberikan dengan tujuan: 1) memberi motivasi siswa untuk mencapai tujuan pengajaran 2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang menurut irama kecepatan masing-masing 3) melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar 4) siswa lebih banyak dapat pertolongan guru secara individual 5) siswa dapat menerapkan belajarnya dalam situasi kehidupan yang nyata 6) siswa memperoleh informasi berulang-ulang tentang kemajuan belajar yang telah dicapai 7) guru memperoleh petunjuk mengenai metode-metode belajar yang efisien.

Tugas utama guru kimia adalah dalam sistem modul adalah mengorganisasikan dan mengatur proses pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1) Persiapan, yaitu menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif;

2) Pelaksanaan, yaitu proses interaksi antara guru dan siswa, yang diwujudkan siswa belajar sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuannya, sedangkan


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

guru membantu siswa yang kesulitan memahami isi modul atau pelaksanaan tugas;

3) Evaluasi, yaitu berupa pelaksanaan penelitian terhadap setiap peserta didik sampai dengan penentuan siswa yang telah mencapai taraf belajar tuntas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa modul kimia dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. Dengan sistem modul, siswa dapat mengikuti pembelajaran kimia lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar kimia secara mandiri, membaca uraian, dan petunjuk dari lembar kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, serta melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dalam kaitan ini siswa dapat maju sesuai dengan irama dan kemampuan masing-masing siswa yang mengikuti alur pembelajaran kimia dan lebih banyak waktu untuk berinteraksi baik secara individu maupun secara kelompok.

Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pelajaran dengan modul akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing karena setiap siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang dan kebiasaan masing-masing.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan materi tertentu yang disusun secara sistematis dan terdiri atas berbagai komponen.

c. Media Komputer

Pada saat ini bahan pelajaran kimia yang merupakan salah satu sumber belajar telah dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya bahan cetak (buku teks, modul, majalah atau jurnal ilmiah), rekaman audio visual, software komputer dan lain-lain. Software komputer masih belum banyak digunakan sebagai penyampai pesan dari guru ke siswa, padahal media ini cukup efektif karena dapat diprogram sesuai tujuan.


(40)

commit to user commit to user

Percival dan Ellington (1988:137) mendefinisikan komputer sebagai alat yang dapat menerima informasi, diterapkan untuk prosedur pemrosesan informasi dan memberikan hasil informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh pemakai. Komputer sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia pendidikan, komputer telah digunakan dalam beberapa bidang. Komputer elektronik yang sangat modern digunakan dalam dunia pendidikan disebut komputer digital (digital computer).

Penggunaan komputer dalam media pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Komputer sebagai kalkulator super

Komputer digunakan untuk membuat perhitungan sehari-hari misalnya untuk menghitung kemiringan (slope) grafik, uji statistik, mengolah hasil eksperimen dan lain-lain.

2) Komputer untuk mengajar komputer dan memprogram komputer

Dalam kurikulum pendidikan dimasukkan pelajaran program komputer. Siswa diajar bagaimana mempelajari, menggunakan dan menyusun program komputer.

3) Komputer dalam proses belajar mengajar

Dalam pendidikan komputer digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Komputer mampu memberikan kontribusi yang penting bagi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yakni dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Learning, disingkat CAL). Ada dua model penggunaannya, yakni:

a) Sebagai Tutor Pengganti (Subtitute Tutor)

Dalam fungsinya sebagai tutor pengganti, siswa dapat berinteraksi langsung dengan komputer yang telah diprogramkan, secara khusus untuk menjawab berbagai pertanyaan siswa, yang timbul dari berbagai pertanyaan yang telah disediakan. Kemudian komputer akan menanyakan berbagai pertanyaan tambahan atau menyediakan informasi tambahan , sebelum meminta siswa mengulangi jawaban sekali lagi (Percival dan Ellingtor, 1988:137-144).


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada mode laboratorium simulasi, komputer menyediakan kemudahan bagi siswa yang hendak melaksanakan eksperimen berdasarkan sistem mode yang telah diprogramkan. Komputer bukan semata-mata sebagai alat instruksional tetapi merupakan sumber belajar (Oemar Hamalik, 1989:71-73).

4) Komputer dalam bidang administrasi atau manajemen

Dalam bidang administrasi, komputer digunakan sebagai perencanaan waktu maupun pengawasan anggaran. Komputer digunakan pula untuk manajemen dan proses belajar mengajar yang disebut sebagai komputer pengelola belajar

(Computer Managed Learning atau CML). CML sifatnya lebih kepada

pendorong (supportive) atau supervisi, meringankan beban guru atau pelatih terhadap berbagai tanggung jawab yang membosankan, tanggung jawab manajerial yang memakan waktu agar memungkinkan bagi mereka untuk dapat belajar lebih lama dan menemukan berbagai kebutuhan khusus dari siswa.

5) Penggunaan komputer sebagai pusat data (Data-base)

Komputer diprogram untuk menyimpan data atau sebagai bank data. Penggunaan komputer sebagai penyimpan informasi telah sangat meluas. Bank data elektronik memungkinkan untuk digunakan jarak jauh apabila menggunakan terminal komputer jarak jauh (remote computer terminal) yang dihubungkan ke pusat komputer dengan jaringan telepon umum (Percival dan Ellington, 1988:146).

d. Media Komputer Interaktif dan Presentasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “in-ter-ak-tif” mempunyai

arti bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Interaktif berarti hubungan timbal balik, bukan hanya satu arah. Media komputer interaktif adalah suatu software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke pengguna dan menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer interaktif dapat langsung menerima respon balikan dari siswa yang berbentuk jawaban dan langsung dianalisis oleh komputer sehingga menghasilkan jawaban komputer


(42)

commit to user commit to user

yang berbeda dari siswa satu dengan yang lain sesuai jawaban yang diberikan siswa.

Sedangkan kata “pre-sen-ta-si “ mempunyai arti menyajikan;

mengemukakan (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Presentasi

berarti menyajikan informasi materi pelajaran. Media komputer presentasi adalah suatu software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke pengguna tanpa menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer presentasi tidak menerima respon balikan dari siswa.

Media komputer interaktif dan presentasi pada penelitian ini dibuat

menggunakan program Macromedia Flash Max. Macromedia Flash Max

memberikan desain kemampuan membuat animasi web dengan mudah dan nonteknis. Animasi berbasis vektor Flash lebih cepat, cantik dan berukuran jauh lebih kecil daripada film animasi yang lain, serta animasi Flash dapat dengan mudah dibawa kemana-mana, dimasukkan ke CD, dilampirkan di email, dikirimkan ke orang lain yang tidak memiliki player/plugin Flash sekalipun. (http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash).

Sebagai media pembelajaran, Macromedia Flash Max mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan.

Kelebihannya antara lain:

a. gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak, sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat.

b. memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa. c. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas.

d. mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan, karena disertai dengan bunyi/suara/lagu.

e. dalam penyampaian di kelas, lebih menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang.

f. dapat menyajikan tampilan contoh-contoh gambar/foto secara nyata dan menarik.


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kelemahannya antara lain:

a. memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik untuk mengajar

menggunakan Macromedia Flash Max.

b. membutuhkan perangkat pendukung yang lain, seperti komputer/laptop dan LCD.

c. pembuatan tampilan yang sedikit rumit cenderung membuat guru enggan untuk membuatnya.

5. Kemampuan Memori a. Pengertian dan Proses Memori

Menurut Agus Sujanto (2004:41) ”Memori atau ingatan ialah suatu daya jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pernyataan-pernyataan atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”.

Kemampuan memori memegang hubungan yang penting kaitannya dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Gupta (2008:381-386), ”Dengan mengandalkan besarnya pertemuan dalam pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar siswa, didorong oleh faktor lain yang saling berhubungan seperti kesadaran siswa, memori/ingatan, motivasi dan pengertian serta kemampuan menjelaskan apa yang kita pikir untuk orang lain”.

Proses memori menurut Atkinson, et al (1991:478-479) ”Ada tiga tahap memori meliputi : penyandian (encoding), penyimpanan (storage), dan pengambilan (retriveal)”.

1) Tahap penyandian, merupakan tahap transformasi masukan fisik yang bersesuaian dengan ucapan namanya menjadi sandi (kode) yang diterima memori.

2) Tahap penyimpanan, tahap menyimpan kode yang diterima dalam memori selama waktu tertentu.

3) Tahap pengambilan, tahap pengingatan kemabli sebuah kode dari tahap penyimpanan.


(44)

commit to user commit to user

b. Tipe Memori

Ada empat tipe memori menurut Atkinson et al (1991:480-481) yaitu memori jangka pendek, memori jangka panjang, memori eksplisit, dan memori implisit.

1) Memori jangka pendek, memori yang mengharuskan kita menyimpan materi selama beberapa detik.

2) Memori jangka panjang, memori yang mengharuskan kita menyimpan materi untuk interval waktu yang lebih panjang, dari beberapa menit sampai tahunan.

3) Memori eksplisit, memori yang diingat secara sadar akan pengalaman di masa lalu.

4) Memori implisit, mencakup memori untuk kecakapan. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori

Menurut Agus Sujanto (2004:41) ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori, diantaranya sebagai berikut:

1) Sesuatu yang mempunyai makna akan lebih mudah diingat daripada yang tidak bermakna.

2) Lama interval, yaitu jarak waktu antara memasukkan informasi sampai ditimbulkannya kembali informasi itu. Semakin lama interval akan semakin berkurang kemampuan memori seseorang.

3) Isi interval, yaitu aktivitas-aktivitas yang mengisi interval. Jika mempelajari suatu materi kemudian mempelajari materi lain, maka materi-materi itu akan saling mengganggu dalam proses memori.

4) Situasi seseorang, istirahat akan memperkuat daya retensi.

5) Perulangan, makin sering informasi diulang akan makin baik diingat. 6) Emosi dapat memberikan blocking dalam mengeluarkan kembali

informasi yang telah dimasukkan dalam memori. 7) Keadaan jiwa (kemauan dan perasaan).

8) Umur.

d. Metode Pengukuran Kemampuan Memori


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

beberapa metode, yaitu:

1) Metode Dengan Melihat Waktu Belajar

Metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat berapa lama waktu yang diperlukan oleh subyek untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik; misalnya dapat menimbulkan kembali materi tersebut tanpa kesalahan.

2) Metode Mempelajari Kembali

Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana subyek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti pada saat mempelajari materi tersebut yang pertama kali.

3) Metode Mengingat Kembali

Metode ini menggunakan cara pengingatan kembali. Subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Misal ujian yang berbentuk essay.

4) Metode Asosiasi Berpasangan

Dalam metode ini subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat, dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subyek disuruh menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannya. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan memori siswa digunakan metode asosiasi berpasangan, karena instrumennya lebih sederhana dan menarik.

e. Meningkatkan Kemampuan Memori

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan memori seperti yang dijelaskan dalam bukunya Atkinson et al (1991:528-535).

1) Penguraian dan Penyandian

Meningkatkan kemampuan memori dapat dilakukan dengan menguraikan maknanya. Semakin banyak hubungan makna yang dibentuk diantara butir-butir fakta, semakin besar pula kemungkinan kita mengingatnya.

2) Organisasi

Mengorganisasikan kata-kata dengan menggunakan pohon hierarkis dapat meningkatkan kemampuan memori.


(46)

commit to user commit to user

3) Melatih Pengingatan

Cara lain untuk meningkatkan kemampuan memori adalah melatihnya, artinya bertanya pada diri sendiri tentang apa yang akan dipelajari.

4) Metoda PQRST

Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari dan mengingat materi yang dipresentasikan dalam sebuah buku. Metoda PQRST memiliki lima tahap yaitu: preview (peninjauan), question

(pertanyaan), read (membaca), self-recitation (menceritakan kembali untuk diri sendiri), dan test (ujian). Metoda ini mengandalkan tiga prinsip dasar yaitu: mengorganisasikan, menguraikan dan melatih pengingatan materi.

7. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam dunia pendidikan proses pendidikan di sekolah yaitu kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling penting. Dapat dikatakan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik. Untuk mengetahui seberapa jauh atau pengetahuan siswa terhadap suatu pelajaran maka dilakukan penilaian. Dalam proses pendidikan penilaian memegang peranan penting, karena dengan penilaian yang disajikan dalam bentuk angka-angka dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan prestasi belajar siswa.

Nana Sudjana (1996:22) mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Pendapat ini dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa baik yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor setelah melakukan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang berupa nilai atau angka.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belaiar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu baik dari dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Secara garis besar Ngalim Purwanto


(1)

commit to user

commit to user

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu

pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1.

Prestasi belajar kognitif pada penggunaan metode pembelajaran TAI

dilengkapi media

Macromedia Flash Max

lebih tinggi daripada penggunaan

metode TAI dilengkapi media

modul pada materi sistem koloid dengan F

obs

=

5,049 yang melampaui harga F

tabel

= 4,000 dan rataan selisih nilai prestasi

kognitif berturut-turut 43,490 dan 38,742. Tetapi tidak ada perbedaan

pengaruh penggunaan metode TAI menggunakan media

Macromedia Flash

Max

dengan metode TAI dengan media modul terhadap prestasi afektif siswa

dengan F

obs

= 0,207 yang tidak melampaui harga F

tabel

= 4,000 dan rataan nilai

prestasi afektif berturut-turut 59,250 dan 58,653.

2.

Prestasi belajar kognitif pada siswa yang mempunyai kemampuan memori

tinggi lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori

rendah pada materi sistem koloid dengan F

obs

= 8,810 yang melampaui harga

F

tabel

= 4,000 dan rataan selisih nilai prestasi kognitif berturut-turut 44,850 dan

37,387. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi

maupun rendah siswa terhadap prestasi afektif siswa dengan F

obs

= 0,353 yang

tidak melampaui harga F

tabel

= 4,000 dan rataan prestasi afektif berturut-turut

59.341 dan 58.562.

3.

Tidak ada interaksi antara pembelajaran metode TAI menggunakan media

modul dan TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max

dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem

koloid. Artinya siswa yang diberi pelajaran dengan metode TAI menggunakan

media modul menghasilkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif yang

selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang diberi pelajaran


(2)

commit to user

commit to user

dengan metode TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max

, baik

ditinjau dari siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi maupun rendah.

B.

Implikasi

1.

Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya

dan dapat digunakan untuk upaya bersama antara guru, siswa serta penyelenggara

sekolah agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan kualitas hasil belajar

secara maksimal.

2.

Implikasi Praktis

Pembelajaran dengan metode TAI menggunakan media

Macromedia

Flash Max

lebih baik dibandingkan dengan metode TAI menggunakan media

modul pada materi sistem koloid. Maka dari itu hasil penelitian ini secara praktis

dapat diterapkan pada pembelajaran kimia pada materi sistem koloid

menggunakan metode TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max

.

Pada pembelajaran materi sistem koloid perlu memperhatikan kemampuan

memori, karena siswa dengan kemampuan memori tinggi mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan memori rendah.

C.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasinya, maka saran yang saya

ajukan adalah sebagai berikut:

1. Pada pemilihan asisten dalam proses pembelajaran metode TAI sebaiknya

berdasarkan prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia di kelas. Hal ini

dikarenakan pada penelitian ini peneliti merasa kesulitan pada saat pemilihan

asisten yang didasarkan pada nilai

pretest

siswa karena terdapat siswa yang

sebenarnya mampu menjadi asisten tetapi tidak terpilih karena nilai

pretest

rendah yang disebabkan siswa tersebut belum belajar materi yang akan

diajarkan.

2. Untuk menggambarkan keberhasilan prestasi belajar pada suatu lembaga atau

sekolah, idealnya terwakili oleh nilai secara keseluruhan.


(3)

commit to user

commit to user

3. Bila penelitian mengenai dua metode pembelajaran yaitu metode TAI

menggunakan media modul dan metode TAI menggunakan

Macromedia

Flash Max

, untuk mengetahui keefektifan kedua metode tersebut terhadap

proses belajar mengajar yang sebelumnya biasa dilakukan suatu lembaga atau

sekolah perlu menggunakan kelas kontrol.

4. Bila tersedia dua metode pembelajaran yaitu metode TAI menggunakan media

modul dan metode TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max

, untuk

meningkatkan prestasi belajar pada materi sistem koloid sebaiknya

menggunakan metode TAI dengan media

Macromedia Flash Max

.

5. Dikarenakan kemampuan memori lebih ditentukan oleh bakat alamiah maka

untuk membantu siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dalam

pembelajaran materi koloid di kelas, disarankan kepada guru untuk :

a.

Sering mengulang kata yang dianggap penting.

b.

Menerapkan metode rantai atau jembatan keledai dalam menghafal materi

tingkat pengenalan.

c.

Menggunakan gambar, peta atau bagan untuk menjelaskan ikhtisar suatu

materi.

d.

Meminta siswa untuk membaca garis besar suatu materi lalu membiasakan

agar siswa mencatat hal-hal penting atau membuat peta konsep.

6. Guru sebaiknya tidak perlu memperhatikan kemampuan memori siswa pada

penggunaan dua metode pembelajaran yaitu metode TAI menggunakan media

modul dan metode TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max

pada

materi sistem koloid.


(4)

commit to user

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto. 2004.

Psikologi Umum

. Jakarta: Bumi Aksara.

Anas Sudijono. 2005.

Pengantar Evaluasi Pendidikan

. Jakarta: Raja Gravindo

Persada.

Anita Lie. 2007.

Cooperative Learning

. Jakarta : Gramedia Widiasarana.

Arief S. Sadiman. 1996.

Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya

. Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT Raya Grafindo

Jakarta.

Atkinson, Rita L., Richard C., Smith, E.E., & Bem, D.J. 1991.

Pengantar

Psikologi (jilid I)

. Terjemahan Widjaja Kusuma. Batam:

Interaksara.

Budiyono. 2000.

Statistika Untuk Penelitian

. Surakarta:Sebelas Maret University

Press.

Depdikbud. 1997.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2003.

Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian

.

Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas.

Dewa Ketut Sukardi. 2003.

Analisis Tes Psikologi

. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002.

Belajar dan Pembelajaran

. Jakarta: Rineka Cipta

E. Mulyasa. 2003.

Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi

. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gupta, A. 2008. Constructivism and Peer Collaboration in Elementary

Mathematics Education. The Connection to Epistemology”. 4 (4),

381-386.

Isjoni. 2007.

Cooperative Learning

. Bandung : Alfabeta.

Masidjo. 1995.

Penilaian Pencapaian Hasil Relajar Mengajar Siswa di Sekolah

.

Yogyakarta : Kanisius.


(5)

commit to user

commit to user

Michael Purba. 2002.

Kimia untuk SMA Kelas XI

. Jakarta : Erlangga.

Nana Sudjana. 1996.

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar

. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 1990.

Psikologi Pendidikan

. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 1989.

Komputerisasi Pendidikan Nasional

. Bandung : Mandar

Maju.

Percival, H dan Ellington, H. 1988.

Teknologi Pendidikan

. Terjemahan Soedjarwo

S. Jakarta: Erlangga.

Slavin, Robert E. 2008.

Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik

.

Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung : Nusa Media.

Sri Retno Dwi Ariani, Bakti Mulyani, dan Fema Yulianingrum.

Penggunaan

Metode Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

Dilengkapi Modul dan Penilaian Portofolio untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Penentuan DH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I

. Jurnal. Vol

20. No 1. Juni 2008. Diakses pada tanggal 19 Juli 2010.

Sudjana. 1996.

Metode Statistika

. Bandung : Penerbit Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 1996.

Manajemen Penelitian

. Jakarta : Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 2004.

Metodologi Penelitian

. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sunardi. 2008.

Kimia Bilingual

. Bandung : Yrama Widya.

Syamsu Yusuf. 2004.

Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tabrani Rusyan A, Atang Kusdinara, Zaenal Arifin. 1990.

Pendekatan dalam

Proses Belajar Mengajar

. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Umit Simsek. 2009.

The Effects of Animation and Cooperative Learning on


(6)

commit to user

commit to user

Understanding about Aqueous Solutions

. Journal. 24-33. ISSN 1818-4952.

Diakses pada tanggal 19 Juli 2010.

Vembrianto. 1985.

Pengajaran Modul

. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan

Paramita.

. 2008. Macromedia Flash.

http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_flash

.

Diakses pada tanggal 6 Maret 2010.

.2007.

Komputer

sebagai

Media

Interaktif

dan

Presentasi.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

. Diakses pada tanggal 6

Maret 2010.


Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN STAD DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SEMESTER I SMA N 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 8 70

PENDAHULUAN Pengaruh Kecerdasan Interpersonal dan Media Pembelajaran Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa (Pada siswa kelas XI Semester Genap SMK Muhammadiyah 1 Surakarta).

0 1 8

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (MACROMEDIA FLASH) MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL KELAS X MIA SMA NEGERI 1

0 0 18

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA TTS DAN PETA KONSEP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pokok Bahasan Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Karangmojo Tah

0 0 22

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) DAN INDEX CARD MATCH (ICM) PADA MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK KOLOID SISWA KELAS XI IPA SMA N 2 BOYOLALI TAHUN

0 0 19

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH DAN WORKSHEET DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 11

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN LABORATORIUM VIRTUAL DAN LABORATORIUM RIIL DALAM PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SEMESTER GENAP SMA NEGERI

0 0 9

STUDI KOMPARASI METODE STAD DAN TGT DITINJAU DARI MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN MINYAK BUMI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 6

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP DAN CROSSWORD PUZZLE PADA METODE PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SEMESTER GENAP SMA N 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 19

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (MACROMEDIA FLASH) MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL KELAS X MIA | Safitri | J

0 0 9