PENGARUH PEMANFAATAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN TERHADAPKINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN OTOMOTIF DI KOTA BANDUNG.

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN ICT (INFORMATION AND

COMMUNICATION TECHNOLOGY) DALAM PEMBELAJARAN

TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI

JURUSAN OTOMOTIF DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

oleh :

DEA PASUNDAN SUDARMAN 1105877

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN OTOMOTIF DI KOTA BANDUNNG

Oleh :

Dea Pasundan Sudarman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Falkutas Ilmu Pendidikan

© Dea Pasundan Sudarman Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, foto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN OTOMOTIF DI KOTA BANDUNG

DEA PASUNDAN SUDARMAN 1105877

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I,

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd 19700929 199802 2 001

Pembimbing II,

Suryadi, M.Pd 19680729 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan

Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd 19570616 198601 1 001


(4)

Dea Pasundan Sudarman, 2015

PENGARUH PEMANFAATAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) D ALAM ABSTRAK

Kondisi saat ini menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan ICT (Information and Comunication Technology) dalam pembelajaran dilingkungan sekolah, salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya pemahaman guru-guru disekolah tentang ICT (Information and Comunication and Technology). Rendahnya kompetensi pemanfataan terhadap ICT di SMK Negeri Jurusan Otomotif Bandung salah satunya karena kurang pelatihan dan pendidikan tentang pengembangan bahan ajar berbasis IT dan kurangnyanya fasilitas yang menunjang disekolah. Walaupun pendidikan dan pelatihan terkadang diadakan kurangnya antusias guru-guru untuk mengembangkan kompetensiya dalam pemanfaatan ICT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas dan aktual mengenai gambaran pengaruh Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan, populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMK Negeri Jurusan Otomotif Bandung sebanyak 173 guru dari 503 guru yang menggunakan rumus dalam menghitung sampel. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan person product moment. Perhitungan dari keseluruhan hasil jawaban responden pada variabel X (Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran) di SMK Negeri Jurusan Otomotif Pada Kota Bandung ini termasuk ke dalam kategori sangat baik. Pada Variabel X (Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran) terdiri dari 3 dimensi yang terdiri kompetensi dasar, kompetensi menengah dan kompetensi lanjutan. Sedangkan dari hasil perhitungan pada variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) di SMK Negeri Jurusan Otomotif Pada Kota Bandung termasuk ke dalam kategori sangat baik. Pada Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) terdiri dari 3 dimensi yaitu merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan hasil pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi non parametrik dari variabel X terhadap variabel Y dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru sangat rendah. Berdasarkan koefisien determinasi penelitian ini, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran hanya berpengaruh sangat rendah dalam kinerja mengajar guru, dari 100% hanya 1% pengaruh dari pemanfaatan ICT terhadap kinerja mengajar guru dan 99% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yaitu supervisi, motivasi, kompensasi, iklim dan lain-lainya.


(5)

Dea Pasundan Sudarman, 2015

PENGARUH PEMANFAATAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) D ALAM Abstract

Current condition shows ineffective utilization of ICT (Information and Communication Technology) in learning within school environment, one of the

causes is teachers’ lack of understanding about the ICT (Information and

Communication Technology). The lack of competence in using ICT in vocational school majoring in automotive in Bandung are caused by the lack of training and education on the development of IT-based teaching materials and small number of supporting facilities at school. Even though sometimes the training and education

is held, teachers’ lack of enthusiasm in developing their competence is becoming the main internal problem. The objective of this research is to obtain clear and actual data about the influence of ICT utilization in teaching and learning process

on teachers’ performance in teaching. This research employed descriptive method with quantitative approach and supported by literature study. The population in this study is the teachers of vocational school automotive major with a sample of 173 teachers of total 503 teachers with using sample calculation formula. This research employed person (pearson?) product moment as its data collection technique. The calculation of the overall results of respondents on variable X (ICT utilization in teaching and learning process) in the vocational school majoring in automotive is included in very good category. Variable X (ICT utilization in teaching and learning process) consists of three dimensions which are basic competence, intermediate competence and advance competence. While the calculation results of variable Y (Teachers’ teaching performance) in vocational school majoring in automotive in Bandung is also included in very good category.

Variable Y (Teachers’ teaching performance) also consists of three dimensions

which are plan learning activities, implement learning activities and evaluate the results of learning activities. Based on the results of non-parametric correlation coefficient calculation of variable X to variable Y, it can be concluded that the influence of ICT utilization in learning on teachers’ teaching performance is low. Based on this research coefficient of determination, the utilization of ICT in

learning has a very low influence on teachers’ teaching performance, the utilization of ICT only affect 1% out of 100% on teachers’ performance in teaching and the other 99% is affected by other factors such as supervision, motivation, compensation, climate, and etc.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

UCAPAN TERIMAKASIH ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Mengajar Guru ... 10

1. Konsep Kinerja... 10

a. Pengertian kinerja ... 10

b. Faktor yang mempengaruhi kinerja ... 11

c. Penilaian kinerja ... 12

2. Konsep mengajar ... 13

3. Konsep Guru ... 16

a. Pengertian guru ... 16

b. Standar kompetensi guru ... 17

4. Kinerja Mengajar Guru ... 21

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru... 24

B. Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran ... 24


(7)

2. Faktor-faktor yang mempemgaruhi Pemanfataan ICT dalam

Pembelajaran ... 30

C. Pemanfaatan ICT dalam Kinerja Mengajar Guru ... 32

D. Asumsi ... 33

E. Kerangka pemikir ... 34

F. Hipotesis penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian... 38

1. Metode Deskriptif... 39

2. Pendektana Kuantitatif ... 39

C. Lokasi... 40

D. Partisipan ... 40

1. Populasi ... 41

2. Sampel Penelitian ... 42

E. Definisi Operasional... 44

1. Kinerja Mengajar Guru ... 44

2. Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran ... 45

F. Instrumen Penelitian ... 46

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 50

2. Pengujian Realibitas Instrumen... 55

G. . Teknik Pengumpulan Data ... 57

H. Analisis Data... 58

1. Seleksi Data ... 58

2. Klasifikasi Data ... 59

3. Pengolahan Data ... 63

a. Menghitung kecenderungan skor responden dengan WMS... 63

b. Menghitung skor mentah menjadi skor baku ... 64

c. Uji normalitas distribusi data ... 66

d. Pengujian hipotesis penelitian ... 67

1) Analisis koefisien kolerasi ... 67


(8)

3) Uji koefisiensi determinasi ... 70

4) Analisis regresi ... 71

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 73

1. Perhitungan uji kecenderungan umum skor responden (hasil perhitungan WMS) ... 73

a. Hasil kecenderungan umum variabel X ... 74

b. Hasil kecenderungan umum variabel Y ... 80

2. Mengubah data mentah menjadi data baku ... 83

3. Uji normalitas ... 86

4. Pengujian hipotesis penelitian ... 88

a. Analisis koefisien kolerasi ... 88

b. Koefisien determinasi... 88

c. Signifikasi kolerasi... 89

d. Analisis regresi... 90

B. Pembahasan ... 93

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 99

B. Implikasi ... 100

C. Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(9)

DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman

3.1 Alamat lokasi penelitian 40

3.2 Distribusi populasi penelitian 41

3.3 Distribusi sampel penelitian 44

3.4 Kisi-kisi instrumen penelitian 47

3.5 Kriteria penskoran alternatif jawaban 50

3.6 Rekapitulasi hasil ujian validitas variabel X 52 3.7 Rekapitulasi hasil ujian validitas variabel Y 54

3.8 Hasil uji realibilitas 57

3.9 Jumlah angket yang dapat diolah 59

3.10 Kriteria penskroran alternatif jawaban 60

3.11 Skor mentah variabel X dan variabel Y 60

3.12 Konsultasi hasil perhitungan WMS variabel X 64

3.13 Konsultasi hasil perhitungan WMS variabel Y 64

3.14 Pedoman interpretasi koeefisien korelasi 68

4.1 Konsultasi hasil perhitungan WMS variabel X 73 4.2 Konsultasi hasil perhitungan WMS variabel Y 74

4.3 Deskripsi kecenderungan skor variabel X 74

4.4 Deskripsi kecenderungan skor variabel Y 80

4.5 Skor baku variabel X dan Y 83

4.6 Hasil perhitungan uji normalitas variabel X 87 4.7 Hasil perhitungan uji normalitas variabel Y 87

4.8 Nilai korelasi antara variabel 88

4.9 Hasil perhitungsn koefisien determinasi 89

4.10 Hasil perhitungan uji signifikan 90


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Nama Tabel Halaman

2.1 Kerangka pikir 34

2.2 Hipotesis penelitian 35

3.1 Desain penelitian 37

4.1 Grafik pemanfaatan ICT dalam pembelajaran 77

4.2 Grafik kinerja mengajar guru 81


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat-surat Penelitian... 105

a. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi/KarayaIlmiah... 105

b. Surat Permohonan izin penelitian... 106

c. Surat Izin Penelitian ... 108

d. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 109

2. Alat Pengumpulan Data... 115

a. Angket Penelitian ... 115

b. Pedoman Wawancara... 121

c. Deskripsi Hasil Wawancara ... 122

3. Uji Validitas dan Realibilitas... 128

a. Perhitungan Uji Valditas Variabel X... 128

b. Perhitungan Uji Validitas Variaebl Y ... 130

c. Perhitungan Uji Realibilitas Variabel X... 133

d. Perhitungan Uji Realibilitas Variabel Y... 136

4. Data Penelitian dan Data Perhitungan ... 139

a. Data Mentah Penelitian Variabel X... 139

b. Data Mentah Penelitian Variabel Y... 155

5. Tabel Statistik ... 163

a. Tabel Chi-squere ... 163

b. Tabel Distribusi t Tabel ... 165

c. Tabel Product Moment... 166

6. Catatan Bimbingan Skripsi ... 167

a. Catatan Bimbingan dengan Pembimbinga 1 ... 167


(12)

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor dari penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertumpu pada keyakinan pemerintah akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, bahwa pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran, maka pendidikan diharapakan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing di dunia global dan juga diharapkan mampu membentuk pola pikir, akhlak, dan perilaku manusia agar sesuai dengan norma-norma yang telah ada, seperti norma agama, budaya, adat istiadat, dll. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyrakat, bangsa, dan Negara.

Posisi guru dalam pendidikan merupakan garda terdepan dan sentral terlaksananya proses pembelajaran maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas, dedikasi, maupun loyalitas sebagai seorang pendidik yang pencetak bekal-bekal sumber daya (SDM). Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan di masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini menjadi guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga sebagai pendidik yang


(14)

melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing bagi siswa yang memberikan pengarahan dan menuntut siswa dalam belajar.

Kinerja guru merupakan elemen penting dalam pendidikan, selain itu kinerja guru juga merupakan penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan dan kualitas guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Kualitas kinerja guru sangat menetukan pada kualitas hasil pendidikan dikarenakan guru merupakan sosok yang paling sering berinteraksi secara langsung dengan siswa pada saat proses pembelajaran. Kinerja mengajar guru merupakan perilaku nyata yang ditunjukan guru pada saat dia memberikan pelajaran kepada siswanya, pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana dia mempersiapkannya. Kinerja mengajar guru menjadi sangat penting karena mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah. Untuk itu berbagai upaya dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja mengajar gurunya. Karena guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

Usaha dalam menciptakan guru yang profesional maka pemerintah telah membuat aturan persyaratan. Dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen mengemukakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki yaitu memanfaatkan ICT dalam pembelajaran dan untuk pengembangan diri agar menjadi guru yang profesional.

Seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, mengemukakan bahwa guru mata pelajaran harus memenuhi kompetensi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang dijarkan.


(15)

Hal itu sejalan juga dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mengemukakan bahwa dalam prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, guru diharuskan mampu menerapkan TIK.

Pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar dimana guru memanfaatkan ICT (seperti slide presentasi powerpoint yang diproyeksikan melalui LCD projector, mendayagunakan email unutk pemberian tugas maupun pengumpulan tugas dan sebagainya, menggunakan informasi digital, mendayagunakan flash, video dan CD, menggunakan animasi dalam pembelajaran) dalam menyampaikan bahan pelajar maupun penugasan yang disajikan kepada siswa. Salah satu kunci pokok penyelenggaraan pemanfaatan ICT adalah sumber daya manusia dalam hali ini adalah guru, maka hal yang penting yang harus dikuasi oleh guru adalaha pemahaman terhadap ICT dan bagaimana memanfaatkan ICT dalam pembelajaran.

Dalam jurnal online Dasriah M.Yahya (2013, hlm. 93) peneliti mengemukakan bahwa pemanfaatan sarana pembelajaran berbasis teknologi dan komunkasi di SMK Negeri 4 Makassar terlaksana dengan langkah, ditemukan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran produktif untuk semua kompetensi keahlian tidak semua pelajaran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dari jumlah 96 orang guru di SMK Negeri 4 Makasar hanya 50 orang guru yang melakukan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunaksi sehingga pembelajaran berbasis TIK disekolah ini belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh penguasaan teknologi informasi dan komunikasi yang belum merata, perubahan-perubahan tik itu sendiri berkembang terlalu cepat dirasakan oleh guru yang baru mempelajari TIK. Hal ini disebabakan banyak faktor salah satunya yaitu kemampuan guru, hasil observasi menunjukkan bahwa dari 96 orang guru yang mengikuti pelatihan pembuatan media pembelajaran dalam bentuk 'power point', sebanyak 20


(16)

orang guru belum bisa mengoperasikan komputer dengan lancar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 20,83% belum lancar menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Hal ini dapat sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan guru di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Sedangkan dalam jurnal online Bonita Destiana (2013, hlm. 297-298) peneliti mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan TIK di SMK Kabupaten Gunung Kidul, salah satunya adalah kinerja guru. Berdasarkan penelitiannya terbukti bahwa pengaruh pemanfaatan TIK terhadap kinerja guru sebesar 26,8%, sehingga semakin tinggi tingkat pemanfaatan TIK maka akan semakin baik pula kinerja guru yang terakit dengan penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar dikelasnya. Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dikelas sejauh ini masih digunakan guru sebagai alat bantu pembelajaran, seperti untuk mengetik materi, membuat handout atau modul pembelajaran dan untuk mengolah nilai siswa. Dengan kata lain, guru sejauh ini belum sepenuhnya dapat menggunakan TIK sebagai media terintegrasi untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja guru dalam proses pembelajaran meliputi lima hal penting yakni: pemahaman materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan media yang efektif, kemampuan memberikan motivasi kepada siswa, dan mengevaluasi pembelajaran. Penggunaan media yang efektif salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat TIK. TIK tidak lagi digunakan sebagai alat bantu tetapi sebagai media intergarasi, misalnya TIK dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran interaktif. Dengan demikian, pemanfaatan TIK tidak lagi hanya dapat digunakan sebagai alat bantu namun juga sebagai media terintegrasi yang mendukung proses pembelajaran dikelas. Kegunaan TIK dalam pembelajaran dikelas dan penyelesaian tugas tersebut lebih lanjut akan menyebabkan guru cenderung lebih sering menggunakan TIK unutk mempelancar aktivitas pekerjaan selanjutnya, sehingga pemanfaatan TIK akan dapat meningkatkan kinerja guru.


(17)

Terkait masalah pemanfaatan ICT dalam pembelajaran pada jurnal diatas, hal serupa pun terjadi pada keadaan di SMK Negeri Juruan Otomotif Bandung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti salah satu SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung, masih terdapat beberapa permasalahan diantaranya, masih terdapat guru yang belum bisa memanfaatkan ICT pada proses pembelajaran, seperti penggunaan presentasi/powerpoint yang diproyeksikan melalui LCD projector, mendayagunakan email, masih berpusatnya pembelajaran pada guru sehingga kurang efektif, kreatif dan efisien dalam pembelajaran.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu pemanfaatan terhadap ICT. Pemanfaatan ICT di sekolah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dalam pendidikan. Pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan dan dalam proses pembelajaran akan lebih efektif, kreatif dan efisien. Era globalisasi semakin menuntut kualitas sumber sumber daya manusia yang mampu bersaing secara internasional. Sumber daya yang unggul hanya akan berhasil oleh pendidikan yang berkualitas, pendidikan yang inilah yang harus terus menerus diupayakan, baik oleh penmerintah maupun oleh para pelaksnaan pendidikan di lapang.

ICT berperan sebagai sarana untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan dalam berbagai bentuk cara. Informasi dan pengetahuan tersebut dapat disebarkan dalam bentuk dan cara yaitu dapat disebarkan dalam bentuk teks, gambar, grafik, suara, animasi, dan video, atau gabungan dari semuannya ke berbagai sasaran secara interaktif melalui jaringan internet. Dalam proses pembelajaran dapat di tingkatkan mutunya dan variasinya cara penyimpanan dan penerimanya dengan menggunakan ICT. Penggunaan komputer yang semakin meluas dan dikung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini telah


(18)

banyak memberikan manfaat bagi guru. Guru dapat mewariskan bahan bantu mengajar, menyampaikan bahan ajar, merekam dan menyampaikan bahan ajar, merekam dan menyimpan informasi siswa, memproses ujian hingga membuat pangkalan data interventaris peralatan, buku dan sebagainya.

Dalam pengajaran penggunaan pemanfaatan ICT memerlukan perencanaan yang baik dan efisien agar pembelajaran dapat lebih maksimal kepada setiap siswa. Pemanfaaatan ICT dalalam pembelajaran juga dapat memberi peluang pembelajaran yang lebih dinamis, menarik minat serta meningkatkan ilmu pengetahuan yang relevan dan berguna bagi siswa. Bahkan pemanfaatan ICT dapat memotivasikan siswa berpikir secara kreatif selain dapat meningkatkan kegairahan bagi guru itu sendiri dalam proses pendidikan.

Pemanfatan ICT dalam pembelajaran pada dasarnya melibatkan penggunaan komputer untuk mencapai sasaran pengajar dan pembelajaran. Selaian itu integrasi pengajaran komputer, turut membawa dimensi baru dalam budaya mengajar dan budaya belajar sekolah. Oleh karena itu, guru seharusnya melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dan secara terus menerus memperbaharuinya untuk mengikuti kebutuhan siswa dan lingkungan saat ini. Salah satu kunci pokok penyelenggaraan pembelajaran dalam pemanfaatan ICT adalah sumber daya manusia dalam hal ini adalah guru, maka dari itu hal yang penting dikuasai oleh guru adalah pemahaman ICT dan pemanfaatannya dalam pembelajaran. Selain itu, sekolah juga harus menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran.

Maka berdasarkan uraian latar belakang diatas, bahawa kinerja mengajar guru tidak lepas dari pengaruh ICT dalam pembelajaran. Peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui Pengaruh ICT dalam

pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru dengan judul : “Pengaruh Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technologies) dalam


(19)

Pembelajaran Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Menegah Kejuruan Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam pembelajaran dengan pemanfaatan ICT berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung?

2. Apakah manfaat dari pemahaman dasar, menengah dan lanjut ICT dalam Pembelajaran di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bagaimana gambaran tentang pengaruh pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru di SMKN jurusan otomotif di kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Ada tujuan secara khusus yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : a. Terdeskripsinya kinerja mengajar guru di SMKN jurusan

otomotif di kota Bandng.

b. Terdeskripsinya mengenai pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhdap kinerja mengajar guru di SMKN jurusan otomotif di kota Bandung.

c. Teranalisisnya mengenai pengaruh pemanfaatan ICT dalam pembelajran terhadap kinerja mengajar guru di SMKN jurusan otomotif di kota Bandung.


(20)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat seperti yang penulis paparkan di bawah ini :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan bermanfaat dalam memberikan tambahan wawasan berfikir ilmiah sehingga dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan dalam lingkup kajian Administrasi Pendidikan khususnya dalam mengenai kinerja mengajar guru yang dilihat dari faktor pemanfaatan ICT dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pemanfaatan ICT sehingga pembelajaran akan lebih efekti, kreatif dan efisien.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam meningkatkan kinerja mengajat guru khususnya dalam pemanfaatan ICT.

c. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung

Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan dalam membina guru untuk mrningkatkan kinerja mengajar guru khusunya dalam pemanfaatan ICT.

d. Bagi Penulis

Menambah wawasan penulis mengenai pemanfaatan ICT khususnya dalam pembelajaran terhdap kinerja mengajar guru. e. Bagi Peneliti Berikutnya

Memberikan informasi pada peneliti lain atau dikembangkan lebih lanjut yang hendak melakukan penelitian yang sesuai dan relevan dengan penelitian ini.


(21)

Struktur skripsi yang ada pada buku pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2014/2015 yang didalamnya terdiri dari :

BAB I yaitu berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari penulisan skripsi ini. Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikan penelitian.

BAB II berisi mengenai kajian pustaka atau landasan teoristis yang memiliki peran penting dalam penulisan skripsi. Kajian pustaka memberikan konteks jelas terhadap topik atau permasalahan yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat membandingkan, mengontraskan, dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian dan bersifat prosedural, yang terdiri dari Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan sampel, Instrumen penelitian, Prosedur penelitian, dan Analisis data.

BAB IV mengenai temuan dan pembahasan, Bab ini menyampaikan dua hal utama yaitu Temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan Pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V yang merupakan simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua prosedur yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian agar didapatkan informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah penelitian dan memberi pertanggung jawaban atas semua langkah yang dilakukn dalam penelitian. Menurut Kerlinger dalam Noor (2011, hlm. 108) mengemukakan bahwa:

Desain penelitian diklasifikasi sebagai rencana dan struktur investigasi yang buat sedemikian rupa sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Rencana penelitian mencakup garis besar dari apa yang akan dilakukan seorang peneliti mulai dari penulisan hipotesis serta implikasi operasionalnya hingga ke analisis akhir data.

Nasution (2009, hal. 23-24) mengemukakan kegunaan desain penelitian, yaitu:

1. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.

2. Desain menentukan batasan-batasan penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberikan gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Dari penjelasan diatas, bahwa desain penelitian akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya dan bertujuan untuk memberi pertanggung jawaban terhadap semua langkah yang diambil dalam penelitian sehingga diketahui prosedur yang jelas dalam memecahkan masalah penelitian. Dengan desain penelitian dapat diketahui pola mengenai penelitian yang akan dilaksanakan dan mempermudah penelitian dalam melaksanakannya penelitiannya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka desain dari penelitian ini yaitu:


(23)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Dalam desain penelitian, peneliti menggambarkan desain penelitian dalam bentuk sistem yang terdiri dari tiga bagian sistem yaitu

input, proses dan output. Di bagian input itu menggambarkan latar

belakang masalah penelitian, ini dilakukan dimulai dari studi pendahuluan untuk menentukan masalah yang akan diteliti. Setelah ditentukannya permasalahan yang akan diteliti kemudian, peneliti merumuskan permasalahannya ke dalam Latar Belakang Masalah yang di dalamnya menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi terkait permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya dibuat rumusan masalah penelitian yang

Input Proses Output

Studi Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Asumsi dan Hipotesis

Kesimpulan

Metode Penelitian dan

Pendekatan Masalah yang

akan diteliti

Pengumpulan Data: 1. Seleksi

Angket/ Uji Validitas 2. Pengolahan

Data Rekomendasi

Perhitungan Statistik

L A P O R A N


(24)

kemudian rumusan masalah tersebut akan memperjelas alur penelitian melalui asumsi dan hipotesis penulis, setelah itu menentukan metode dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Tahap kedua dari penelitian ini adalah proses meliputi pengumpulan data yang diperlukan sesuai dengan metode dan pendekatan yang digunakan. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data dan teknik pengelolaan data untuk menguji hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya yaitu output, setelah dilakukan pengolahan data hasil yang didapat merupakan jawaban terhadap rumusan masalah. Dari hasil penelitian ini nantinya dapat ditarik kesimpulan serta rekomendasi dari masalah yang telah diteliti sebagai

feedback dari peneliti bagi sekolah yang diteliti. B. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan cara untuk tahap-tahapan untuk menyelesaikan penelitian yang disebut metode penelitian. Sugiyono (2014, hlm. 2) bahwa “metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. Menurut Purwanto (2010, hlm. 164) mengemukakan bahwa “Metode

merupakan salah satu syarat ilmu. Usaha mencapai kebenaran ilmu dilakukan menggunakan metode tertentu hingga sampai kepada

pemecahan masalah”.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara dan tahapan-tahapan tertentu, yang didasarkan pada cara ilmiah untuk mencapai tujuan penelitin dengan cara mengumpulkan data yang relevan kemudian dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk memperoleh jawaban dari penelitian yang berjudul

“Pengaruh Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung”

yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.


(25)

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode untuk memahami dan menjelaskan masalah yang sedang terjadi pada saat ini. Nazir (2003, hlm. 54), menjelaskan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membantu deskrpsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Adapun tujuan dari metode deskriptif menurut Sumadi

Suryabarata (2010, hlm. 75) yaitu “untuk membuat pencandraan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa penggunaan metode deskriptif dipusatkan pada masalah-masalah yang aktual pada daerah tertentu yang terjadi pada saat ini. Melalui metode deskriptif ini, diharapkan bisa mendapatkan informasi yang tepat dan gambaran yang jelas dan lengkap secara faktual mengenai pengaruh pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau variabel, dimana bilangan merupakan menjadi bagian dari pengukuran yang kemudian akan dihitung melaluli perhitungan statistik. Menurut Nana Sudjana (1996, hlm. 53) mengemukakan pentingnya metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut:

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan


(26)

atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.

Pendekatan kuantitatif ini digunakan dalam rangka mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X yaitu pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan cara mengukur dan menghitung apa yang menjadi indikator masing-masing variabel sehingga diperolehnya deskripsi dan korelasi antara variabel-variabel penelitian melalui perhitungan statistika.

C. Lokasi

Dalam penelitian dibutuhkan suatu objek, dimana objek tersebut digunakan sebagai sumber data terhadap masalah-masalah yang dikemukakan dalam penelitian.oleh karena itu sesuai dengan masalah-masalah yang tealah dikemukakan dalam penelitian maka pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan lokasi dan objek yang akan diteliti.

Lokasi penelitian merupakan tempat yang akan dilaksanakannya penelitian. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung yang berjumlah 4. Adapun alamat masing- masing sekolahnya yaitu :

Tabel 3.1

Alamat Lokasi Penelitian

No Naman Sekolah Alamat Sekolah

1S SMK Negeri 8 Kota Bandung Jl. Kliningan No.31

2 SMK Negeri 6 Kota Bandung Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung) 3 SMK Negeri 14 Kota Bandung Jl. Cijawura Hilir No. 341

4 SMK Negeri PU Bandung Jl. Garut No.10 Bandung 42071

Sumber : Data Dinas Kota Bandung Tahun 2014-2015

D. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung.


(27)

Setiap penelitian memerlukan sumber data untuk menguji hipotesis atau untuk menjawab masalah yang akan diteliti dan dianalisis kemudiandiperolehnya kesimpulan. Menurut Sugiyono

(2014, hlm 80) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Sementara itu, Nawawi (2003) dalam Riduwan dan Akdon (2010:237) menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung atau pun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan

objek yang lengkap. Menurut Margono (2010:118) bahwa “populasi

adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan”.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan, bahwa untuk mendapatkan populasi yang relavan, maka seorang peneliti harus mengidentifikasi jenis data yang ditentukan yang mengacu pada permasalahan yang akan diteliti.

Adapun permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pemanfaatan ICT terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri bidang otomotif Se-Kota Bandung. Atas dasar permasalahan tersebut, maka menjadi populasi pada penelitian ini adalah guru SMK Negeri se-Kota Bandung yang berjumlah 503. Berikut paparan data jumlah guru pada masing-masing sekolah:

Tabel. 3.2

Distribusi Populasi Penelitian

No Naman Sekolah Jumlah Guru

1 SMK Negeri 8 Kota Bandung 93

2 SMK Negeri 6 Kota Bandung 188

3 SMK Negeri 14 Kota Bandung 94


(28)

Jumlah Populasi 503

Sumber: Data Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2014/2015 2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian tertentu dari populasi yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi (refresentatif), sampel digunakan untuk mempermudah melakukan penelitian. Menurut

Sugiyono (2014, hlm. 81), bahwa “Sempel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pendapat

lainnya dari Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 240), “sampel adalah

bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu

yang akan diteliti”. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, bahwa

dalam menarik sampel digunakan cara-cara tertentu, sehingga untuk mendapatkan sampel yang refresentatif diperlukan teknik-teknik yang tepat.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Probability Sampling melalui Proportionate

Stratifed Random Sampling. Menurut Riduwan (2013, hlm. 58), bahwa “Proportionate Stratifed Random Sampling ialah pengambilan

sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proposional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). “Begitu pula untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2011, hlm 126), bahwa:

Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan untuk umum).

Lebih jelasnya lagi dikemukakan oleh Surakhmad (1994, (dalam Riduwan, 2013, hlm 65):

Apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari jumlah populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Untuk penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus yang dipaparkan oleh Surakhmad (2013, hlm 65):


(29)

s = 15% +

. (50%

15%)

Dimana :

S = Jumlah sampel yang diambil n = Jumlah anggota populasi

Berikut penerapan rumus diatas dalam pengambilan sampel penelitian ini :

s = 15% +

. (50% 15%) s = 15% +

. (50% 15%)

s = 15% +

. (50% 15%)

s = 15% +

. (50% 15%)

s = 15% +

. (35%)

s = 15% +

%

s = 34.32%

Jadi, jumlah sempel sebesar 503 34.32% 172,6 dibulatkan menjadi 173 responden.

Berdsarkan hasil penghitungan tersebut, diperoleh hasil sampel dari keseluruhan populasi yaitu sebanyak 173 guru. Untuk menghitung sampel dari jumlah populasi masing-masing sekolah, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus dari Sugiyono (dalam Akdon, 2008, hlm 108), yaitu:

. n

Keterangan :

= jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya


(30)

N = jumlah populasi seluruhnya

Berikut hasil penghitungan rumus diatas

Tabel 3.3

Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

. n Jumlah Sampel

1 SMK Negeri 8 Kota Bandung

93

. 173

= 31,98 32

2 SMK Negeri 6 Kota Bandung

188

. 173 = 64,66

65

3 SMK Negeri 14 Kota Bandung

94

. 173 = 32,33

32

4 SMK Negeri PU

Bandung

128

. 173 = 44,02

44

Jumlah 503 173

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian bertujuan untuk menghindari perbedaan persepsi antara peneiti dan pembaca. Di dalam definisi operasional menjelaskan pengertian atau definisi dari masing-masing variabel dan teknik pelaksanaannya. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kinerja Mengajar Guru

Menurut Stoner (dalam Imam Wahyudi, 2012, hlm 86) bahwa

“Kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerja yang diselesaikan”.

Menurut Mangkunegara (dalam Imam Wahyudi, 2012, hlm. 86)

bahwa, “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Subroto


(31)

(dalam Kosim, 2007:26), yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup suasana kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencana sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaran.

Dari beberapa definisi diatas, diperoleh kesimpulan bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan dan kecakapan dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Tanpa kemampuan mengajar yang baik dari meteri yang ada dikurikulum yang pada akhirnya memberikan rasa bosan bagi guru maupun peserta didik.

Dalam penelitian ini, kinerja mengajar guru yaitu kemampuan yang dihasilkan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang meliputi menyusun rencana pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut dari hasil proses pembelajaran

2. Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran

Menurut Kementrian Negara Riset dan Teknologi (dalam Asmani, 2011:100), Information and Communication Technology (ICT) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian ilmu pengetahuan dan teknologi adalah semua teknologi informasi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi. Menurut Anatta Sannai (dalam Asmani, 2011:100) teknologi informasi dan komunkasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain.

Seperti yang tercantum dalam pendidikan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa guru mata pelajaran harus memenuhi kompetensi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam


(32)

pembelajaran yang diajarakan. Hal ini sejalan juga dengan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa dalam prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, guru diharuskan mamapu menerapkan TIK, oleh karena itu guru dituntut untuk menguasai.

TIK dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran, dalam penelitian ini pemanfaatan ICT dalam pembelajaran membantu mengoptimalkan proses pembelajaran didalam kelas serta pengajaran yang lebih kreatif dan meningkatkan aktivitas dan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014, hlm. 102) mengemukakan bahwa “Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena semua

fenomena ini disebut variabel penelitian, instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket. Menurut Riduan (2013, hlm 71) “Angket adalah daftar pertanyaan

yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Kemudian, Sugiyono

(2014, hlm 142) bahwa “Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup (berstruktur). Sugiyono (2013, hlm 72) mengemukakan bahwa:

Angket tertutup (berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda ceklis (√).


(33)

Jadi, tujuan penyebaran angket yaitu untuk meminta informasi atau keterangan yang lengkap kepada responden yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Kisi-kisi intrumen penelitian Pengaruh Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Terhadap Kinerja Mengajar Guru.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Varibel Dimensi Indrikator No.

Item

Variabel X (Pemanfaata n ICT dalam pembelajara n)

Kompetensi Dasar

1. Mengenal komponen-komponen perangkat keras dan fungsinya masing- masing

1,2

2. Mengenal fungsi sistem operasi dasar

3,4,5

3. Menghidupkan dan mematikan komputer

6

4. Memasang dan mengoprasikan printer dan proyektor LCD

7,8

5. Memiliki keterampilan papan tombol dan mouse dasar

9

6. Memahami dan bisa

menggunakan fungsi sistem operasi dasar.

10,11

7. Mengetahui kategori perangkat lunak

12

8. Melakukan operasi pengolah kata dasar.

13,14

9. Melakukan presentasi dan operasi multimedia .

15,16

10.Mengenal peralatan memory 17,18 11.Mampu mengakses internet 19, 20, 21, 22

12. Mengenal teknologi perangkat keras dan perangkat lunak tingkat lanjutan.

23

Kompetensi Menengah

1. Meng-Install dan mengoprasikan peralatan tambahan.

24

2. Memahami dan mampu menggunakan fungsi-fungsi


(34)

sistem operasi lainnya.

3. Mengorganisasikan file, folder dan direktori

26

4. Memiliki pengetahuan yang baik tentang perangkat lunak dan mampu menggunakan berbagai kategori perangkat lunak.

27

5. Melakukan operasi pengolah kata. 28,29, 30

6. Melakuakan presentasi dasar dan operasi multimedia

31, 32

7. Menggunakan peralatan memory. 33

8. Men-download perangkat lunak

freeware dan shareware

34

9. Melakukan penelusuran lanjutan untuk menemukan informasi.

35

10.Mengorganisasikan e-mail. 36, 37,38, 39

11.Mampu menggunakan perangkat keras baru dan peralatan

tambahan dan perangkat lunak

40

Kompetensi Lanjutan

1. Melakukan pemeliharaan perangkat keras dan peralatan tambahan secara terjadwal

41

2. Mampu memecahkan kesulitan masalah berkaitan dengan perangkat keras, perangkat lunak dan peralatan tambahan yang umum

42

3. Mampu bekerja dalam lingkungan jaringan

43,44

4. Mampu mengelola komputer lokal menggunakan perangkat sistem yang tersedia dalam sistem operasi.

45, 46,47

5. Melakukan operasi presentasi dan multimedia lanjutan

48,49

6. Mengoprasikan file dari suatu peralatan memory ke yang lainnya.


(35)

7. Men-setup koneksi baru internet 51

8. Mampu bergabung dan berpartisipasi dalam e-group

52

9. Membuat dan meng-upload halaman Web

53

10.Menggunakan dan mengelola

learning management system

(LMS) online

54,55

11.Meng-install dan unistall perangkat keras, peralatan tambahan dan perangkat lunak baru.

56

Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) Merencanakan kegiatan pembelajaran

1. Merencanakan pengelolaan pembelajaran

1,2

2. Menetapkan metode pembelajaran bervariatif

3, 4

3. Menentukan media pembelajaran yang bervariatif

5, 6, 7, 8

4. Menentukan teknik dan alat evaluasi hasil belajar

9, 10

Melaksanakan hasil pembelajaran

1. Melakukan kegiatan pembelajaran 11, 12

2. Menguasai bahan ajar 13, 14

3. Menyampaikan materi pelajaran 15, 16, 17

4. Menggunakan metode mengajar sesuai dengan rencan

pembelajaran

18

5. Mengelola pembelajaran 19, 20, 21, 22

Mengevaluasi hasil pembelajaran

1. Mengadakan tes 23, 24

2. Mengelola hasil penilaian 25, 26 3. Menganalisi hasil evaluasi 27 4. Melaporkan hasil penilaian 28 5. Melaksanakan program

remedial/perbaikan/pengayaan

29, 30

Dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian yaitu instrumen Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran (X) dan Kinerja Mengajar Guru (Y). Teknik pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2014, hlm 93) “ Skla


(36)

Liker digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena sosial”.

Dalam skala Likert, variabel yang akan diukur dan dijabarakn menjadi indikator, kemudian indikator dijadikan ukuran untuk menyusun item-item penyusunan atau pernyataan. Setiap alternatif jawaban mengguanakn skor penilaian yang berkisar 1 sampai 5 dengan perincian tabel berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban

Variabel X

Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (ST) 4

Ragu-Ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Alternatif Jawaban Variabel Y

Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Sebelum melakukan pengumpulan data, angket yang sudah dibuat terlebih dahulu diujicobakan agar mengetahui kelemahan atau kekerungan dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun pernyataan dari jawaban angket. Untuk menguji alat pengumpulan data peneliti melakukan uji coba kepada 30 guru di SMKN 8 Bandung. Selanjutnya akan dilakukan uji validitas dan reabilitas.

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kelayakan suatu alat ukur. Dengan uji validitas suatu instrumen itu bisa dilihat kelayakan sebagai alat pengumpulan data


(37)

Sugiyono (2013, hlm 173) mengemukakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk mengetahui instrumen penelitian ini dapat digunakan atau tidak maka dilakukan uji validitas pada setiap item pernyataan dalam instrumen. Pengujian dilakukan dengan cara menganalisis dari setiap item dengan mengkorelasikan nilai per item dengan nilai total dari setiap responden. Pada pengujian ini menggunakan bantuan Ms.

Execel 2010. Sementara teknik yang digunakan untuk menguji dalam

pengujian validitas ini menggunakan rumus Kolerasi Product Moment, sebagai berikut :

Keterangan :

=

Koefisien Kolerasi

n = Jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian dari X dengan Y

∑X = Jumalah nilai pada butir

∑Y = Jumlah nilai total

∑ = Jumlah nilai X yang dikuadratkan

∑ = Jumlah Nilai Y yang dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji signifikan (uji t) dengan rumus sebagai berikut :


(38)

Keterangan :

=

Nilai

=

Koefisien Kolerasii Hasil dari

=

Jumlah Responden

Distribusi tabel t untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2), kaidah keputusan jika : >

,

maka itu valid, sebaliknya jika < maka itu tidak valid. Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut (terlampir) dan dengan bantuan Microsoft Execel2010, maka diperoleh hasil dari validitas tiap item adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rekaptulasi Hasil Uji Validitas

Variabel X (Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran) No.

Item

Koefisien Kolerasi (

Harga (

Harga (

Keterangan Keputusan

1 0,217 1,175 1,701 Tidak Valid Di Revisi

2 0,240 2,307 1,701 Tidak Valid Di Revisi

3 0,680 4,049 1,701 Valid Diambil

4 0,599 3,956 1,701 Valid Diambil

5 0,599 3,956 1,701 Valid Diambil

6 0,519 3,210 1,701 Valid Diambil

7 0,537 3,366 1,701 Valid Diambil

8 0,394 2,267 1,701 Valid Diambil

9 0,531 3,316 1,701 Valid Diambil

10 0,643 4,440 1,701 Valid Diambil

11 0,642 4,426 1,701 Valid Diambil

12 0,579 3,758 1,701 Valid Diambil

13 0,695 5,118 1,701 Valid Diambil


(39)

15 0,769 6,374 1,701 Valid Diambil

16 0,764 6,271 1,701 Valid Diambil

17 0,727 5,610 1,701 Valid Diambil

18 0,740 5,818 1,701 Valid Diambil

19 0,786 6,718 1,701 Valid Diambil

20 0,620 4,180 1,701 Valid Diambil

21 0,760 6,192 1,701 Valid Diambil

22 0,803 7,128 1,701 Valid Diambil

23 0,599 3,959 1,701 Valid Diambil

24 0,518 3,202 1,701 Valid Diambil

25 0,532 3,322 1,701 Valid Diambil

26 0,375 2,141 1,701 Valid Diambil

27 0,805 7,171 1,701 Valid Diambil

28 0,748 5,968 1,701 Valid Diambil

29 0,838 8,131 1,701 Valid Diambil

30 0,655 4,582 1,701 Valid Diambil

31 0,718 5,461 1,701 Valid Diambil

32 0,818 7,514 1,701 Valid Diambil

33 0,780 6,587 1,701 Valid Diambil

34 0,758 6,147 1,701 Valid Diambil

35 0,808 7,264 1,701 Valid Diambil

36 0,772 6,436 1,701 Valid Diambil

37 0,779 6,571 1,701 Valid Diambil

38 0,723 5,534 1,701 Valid Diambil

39 0,809 7,284 1,701 Valid Diambil

40 0,612 4,092 1,701 Valid Diambil

41 0,484 2,925 1,701 Valid Diambil

42 0,613 4,108 1,701 Valid Diambil

43 0,660 4,643 1,701 Valid Diambil

44 0,601 3,982 1,701 Valid Diambil


(40)

46 0,751 6,019 1,701 Valid Diambil

47 0,658 4,622 1,701 Valid Diambil

48 0,660 4,651 1,701 Valid Diambil

49 0,676 4,855 1,701 Valid Diambil

50 0,654 4,572 1,701 Valid Diambil

51 0,635 4,346 1,701 Valid Diambil

52 0,751 6,014 1,701 Valid Diambil

53 0,717 5,443 1,701 Valid Diambil

54 0,586 3,830 1,701 Valid Diambil

55 0,637 4,374 1,701 Valid Diambil

56 0,749 5,977 1,701 Valid Diambil

Setelah melakukan uji validitas terhadap angket variabel X, ada 2 item yang tidak valid yaitu item no 1 dan 2 dari 56 item. Untuk analisis data selanjutnya, peneliti memutuskan untuk merevisi kedua item tersebut.

Tabel 3.7

Rekaptulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) No.

Item

Koefisien Kolerasi (

Harga (

Harga (

Keterangan Keputusan

1 0,434 1,175 1,701 Valid Diambil

2 0,504 1,307 1,701 Valid Diambil

3 0,625 4,049 1,701 Valid Diambil

4 0,691 3,956 1,701 Valid Diambil

5 0,617 3,956 1,701 Valid Diambil

6 0,752 3,210 1,701 Valid Diambil

7 0,730 3,366 1,701 Valid Diambil

8 0,766 2,267 1,701 Valid Diambil


(41)

10 0,736 4,440 1,701 Valid Diambil

11 0,629 4,426 1,701 Valid Diambil

12 0,515 3,758 1,701 Valid Diambil

13 0,572 5,118 1,701 Valid Diambil

14 0,806 5,748 1,701 Valid Diambil

15 0,856 6,374 1,701 Valid Diambil

16 0,830 6,271 1,701 Valid Diambil

17 0,805 5,610 1,701 Valid Diambil

18 0,790 5,818 1,701 Valid Diambil

19 0,645 6,718 1,701 Valid Diambil

20 0,735 4,180 1,701 Valid Diambil

21 0,724 6,192 1,701 Valid Diambil

22 0,594 7,128 1,701 Valid Diambil

23 0,307 3,959 1,701 Valid Diambil

24 0,590 3,202 1,701 Valid Diambil

25 0,568 3,322 1,701 Valid Diambil

26 0,675 2,141 1,701 Valid Diambil

27 0,673 7,171 1,701 Valid Diambil

28 0,513 5,968 1,701 Valid Diambil

29 0,722 8,131 1,701 Valid Diambil

30 0,634 4,582 1,701 Valid Diambil

Setelah melakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, semua item dikatakan valid. Untuk analisis data selanjutnya, peneliti memutuskan untuk mengambil semua item tersebut.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Setelah melakukan uji validitas, instrumen penelitian selanjutnya diuji reliabelnya untuk kedua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Reliabel berarti dapat dipercaya. Sugiyono (2013, hlm 115) bahwa


(42)

artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”. Dalam proses uji reliabilitas ini dibantu menggunakan Microsoft Execel 2010, dan setelah itu dilakukan proses dengan menggunakan metode Alpha. Seperti yang dikemukkan oleh Riduwan dan Sunarto (2013, hlm 115)

bahwa “metode mencari relibilitas internal yaitu dengan menganalisis

relibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha”. Rumus Alpha sebagai berikut :

= (

) . (

Dimana :

= Nilai Realibilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varian total

= Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan metode Alpha yaitu:

o Langkah 1

Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus :

Keterangan :

= Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat item

= Jumlah item dikuadratkan = Jumlah responden

o Langkah 2


(43)

=

+ … +

=

Jumlah varians setiap item

o langkah 3

Menghitung varians total dengan rumus:

Keterangan :

= Varians skor total

= Jumlah kuadrat skor total

= Jumlah skor total dikuadratkan = Jumlah responden

o Langkah 4

Menghitung dengan menggunakan rumus Alpha yaitu :

= (

) . (

Setelah diketahui nilai relibilitas yang menggunakan rumus diatasa, maka selanjutnya adalah mencari nilai tabel r Person Product

Moment. Diketahui signifikan untuk α – 0,05 dan dk = N – 1 = 30 – 1 = 29, signifikasi 5%, maka diperoleh = 0,367. Selanjutnya setelah diketahui nilai dan , kemudian membuat keputusan dengan membandingkan nilai dengan yang keputusannya sebagai berikut : jika > berarti Reliabel dan jika <

maka Tidak Reliabel.

Setalah dilakukan perhitungan uji reliabilitas (terlampir) maka diperoleh hasil uji reliabilitas variabel X dan variabel Y yaitu :

Tabel 3.8 Hasil Uji Realibilitas


(44)

Variabel Kesimpulan Variabel X

(Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran)

1,020 0,367 Reliabel

>

Variabel Y

(Kinerja Mengajar Guru)

1,041 0,367 Reliabel

>

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan melalui angket, wawancara, pengamatan, dokumentasi dan lainnya. Penelitian dapat menggunakan salah satu dari teknik yang telah dijelaskan sebelumnya atau menggabungkan beberapa teknik tersebut.

Dalam memperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti, maka penelitian menggunakan teknik komunikasi tidak langsung dan langsung yaitu berupa angket dan wawancara. Angket disusun pada suatu daftar tertulis yang berupa pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkann informasi dari responden dan pedoman wawancara yang disusun yang berupa pertanyaan untuk mendapatkan informasi dari Kepala Sekolah sebagai data pendukung penelitian. Bentuk angket yang disebar berupa angket tertutup yang disetiap pernyataan telah disertai alternatif jawaban, wawancara dilakukan secara langsung atau tertulis oleh Kepala Sekolah.

H. Analisis Data

Analisis data adalah suatu tahapan yang dilakukan peneliti setelah semua data terkumpul kemudian dimaknai untuk menjaawab permasalahan pada penelitian. Menurut Riduwan dan Akdon (2010, hlm 147) analaisis data bahwa :

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengungkapkan makna dari data yang telah diperoleh dari peroses penelitian yang telah dilakukan. Analisis data dalam penelitian ini adalah upaya menyelidik secara mendalam tentang


(45)

data yang berhasil diperoleh peneliti selama peneliti ini berlangsung, sehingga akan diketahui makna dan keadaan yang sebenarnya dari apa yang diteliti.

Berdasarkan pendapat diatas, dalam pengolahan data yang telah terkumpul harus dilakukan secara sistematis, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Seleksi Data

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Dalam seleksi angket penelitian memeriksa kembali kelengkapan jumlah angket dan kesesuaian pengisian angket. Setelah melakukan penyeleksian data maka dapat diketahui bahwa jumlah angket yang terkempul sesuai dengan jumlah angket yang tersebar dan telah terisi seluruh item pertanyaan sesuai dengan petunjuk sehingga angket dapat diolah seluruhnya. Adapun rekapitulasi jumlah angket yang tersebar, terkumpul, dapat diolah, dan tidak dapat diolah dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 3.9

Jumlah Angket yang Dapat Diolah

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel

Jumlah Angket

Tersebar Terkumpul

Dapat Diolah

1 SMK Negeri 6 Bandung 65 65 65 65

2 SMK Negeri 8 Bandung 32 35 32 32

3 SMK Negeri 14 Bandung 32 35 33 32

4 SMK Negeri PU Bandung 44 45 45 42

Jumlah 173 180 176 173

2. Klasifikasi Data

Setelah data yang sudah terkumpul dan setelah melakukan pemeriksaan data, langkah berikutnya yaitu mengklasifikasi data berdasarkan variabel penelitian X (Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran) dan Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) sesuai dengan


(46)

sampel penelitian. Klasifikasi dilakukan untuk mengetahui kecenderungan rata-rata responden terhadap dua variabel penelitian. Kemudian memberikan skor pada setiap jawaban yang telah diberikan oleh masing-masing responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu dengan menggunakan skala likert. Jumlah skor yang berasal dari responden merupakan skor mentah dari masing-masing variabel yang berfungsi sebagai sumber untuk pengolahan data selanjutnya.

Dibawah ini merupakan tabel pemberian skor pada tiap-tiap alternative jawaban dengan aturan yang sudah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban

Variabel X

Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (ST) 4

Ragu-Ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Alternatif Jawaban Variabel Y

Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang (KD) 2


(47)

Dari kriteria penskoran alternatif jawaban, maka diperoleh skor mentah variabel X (Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran) dan Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Skor Mentah Variabel X dan VAriabel Y

No

Skor

Mentah No

Skor

Mentah No

Skor Mentah

X Y X Y X Y

1 265 78 59 216 76 117 206 99

2 224 86 60 220 75 118 259 90

3 190 82 61 215 73 119 217 99

4 193 73 62 234 75 120 275 102

No

Skor

Mentah No

Skor

Mentah No

Skor Mentah

X Y X Y X Y

5 278 82 63 232 66 121 203 82

6 217 79 64 216 98 122 259 103

7 256 81 65 252 68 123 223 95

8 237 70 66 262 67 124 214 74

9 224 89 67 240 74 125 217 111

10 206 96 68 266 91 126 218 114

11 216 87 69 213 76 127 241 101

12 233 78 70 211 68 128 259 96

13 224 79 71 220 94 129 219 83

14 200 78 72 258 99 130 212 118

15 184 81 73 180 80 131 207 111

16 206 86 74 226 82 132 179 83


(48)

18 218 80 76 275 66 134 278 112

19 273 92 77 208 68 135 258 83

20 205 73 78 221 90 136 200 111

21 227 71 79 271 90 137 256 95

22 242 82 80 269 99 138 214 116

23 248 77 81 218 87 139 179 104

24 256 85 82 270 97 140 272 101

25 217 90 83 216 107 141 274 95

26 221 90 84 204 93 142 188 102

27 216 84 85 223 93 143 184 90

28 269 76 86 221 104 144 241 118

29 210 91 87 244 107 145 247 110

No

Skor

Mentah No

Skor

Mentah No

Skor Mentah

X Y X Y X Y

30 224 89 88 249 58 146 253 110

31 261 91 89 198 78 147 219 106

32 218 75 90 180 110 148 222 98

33 213 79 91 233 70 149 220 110

34 210 82 92 186 77 150 221 103

35 217 63 93 189 99 151 224 84

36 239 70 94 275 80 152 220 93

37 254 62 95 218 103 153 237 118

38 216 87 96 263 99 154 231 83

39 202 61 97 242 90 155 213 60

40 204 79 98 227 84 156 253 91

41 184 68 99 207 77 157 273 74


(49)

43 268 77 101 237 89 159 193 99

44 258 76 102 259 106 160 198 90

45 198 67 103 223 78 161 278 103

46 258 66 104 217 112 162 222 112

47 212 63 105 215 77 163 263 81

48 176 63 106 216 68 164 246 85

49 273 82 107 156 78 165 227 90

50 276 95 108 259 101 166 213 76

51 190 76 109 220 113 167 223 118

52 180 92 110 212 108 168 237 78

53 246 88 111 206 87 169 226 105

54 244 83 112 225 95 170 205 90

55 254 67 113 239 103 171 189 99

No

Skor

Mentah No

Skor

Mentah No

Skor Mentah

X Y X Y X Y

56 217 88 114 230 107 172 183 103

57 211 94 115 205 114 173 243 82

58 218 74 116 184 65

3. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan sudah diuji validitas dan rebilitasnya, maka selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data. Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan data adalah sebagai berikut :

a. Menghitung Kecenderungan Skor Responden dengan Menggunakan Teknik Weighted Means Scored (WMS)

Teknik ini digunakan untuk menentukan kedudukan setiap items dan menggambarkan keadaan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan dari masing-masing variabel penelitian. Adapun rumus WMS yaitu :


(1)

Dea Pasundan Sudarman, 2015

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian peneliti akan menjelaskan kembali hasil dari pengolahan data yang telah disimpulkan mengenai

“Pengaruh Pemanfaatan ICT (Information and Communication

Technology) dalam Pembelajaran terhadap Kinerja Mengajar Guru di

SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung”. Adapun kesimpulan dari hasil pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini kinerja mengajar guru di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung dilihat dari beberapa indikator yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Secara keseluruhan kinerja mengajar guru SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung termasuk kedalam kategori sangat baik. Menunjukan bahwa guru-guru di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung sudah mampu dalam melaksanakan indikator merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

2. Dalam penelitian ini juga pemanfaatan ICT dalam pembelajaran yang didasari oleh pemahaman dasar, menengah dan lanjut berada dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa guru-guru SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung telah maksimal dalam memanfaatkan ICT pada proses pembelajaran.

3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfataan ICT dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran berkorelasi cukup baik terhadap kinerja mengajar guru. Kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pendalaman materi, penguasaan konsep, cara mengajar, situasi kelas dan faktor lainnya.


(2)

Dea Pasundan Sudarman, 2015

PENGARUH PEMANFAATAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) D ALAM PEMBELAJARAN TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU

PAD A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN OTOMOTIF D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Dalam penelitian ini ditemukannya bahwa pemanfaatan ICT dalam pembelajaran meningkatakan kinerja mengajar guru di SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung pada kenyataannya tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran meningkatakan kinerja mengajar guru dapat diukur melalui pemahaman mereka atau memanfaatakan ICT dalam kegiatan belajar dan mengajar sehari-hari disekolah.

Selain itu ditemukannya pengaruh yang tidak signifikan antara pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri Jurusan Otomotif di Kota Bandung menunjukan bahwa tidak terlalu berpengaruh atau berdampak pada kinerja mengajar guru dalam pembelajaran yang baik, maka diharapkan untuk pemnfaatan ICT dalam pembelajaran lebih banyak pelatihan dan pendidikan pembelajaran yang berbasis ICT agar meningkatkan pemahaman mereka dalam ICT.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dalam kinerja mengajar guru di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung, peneliti bermaksud untuk memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak sekolah maupun bagi peneliti selanjutnya. Adapun rekomendasi yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah.

Setelah melakukan pengamatan dengan hasil penelitian terkait dengan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dalam kinerja mengajar guru di SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung sudah berjalan dengan sangat baik. Namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan demi tercapainya tujuan yang diinginkan sekolah. Berikut ini merupakan rekomendasi yang peneliti berikan:


(3)

Dea Pasundan Sudarman, 2015

a. Guru-guru SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung diharapkan agar lebih memaksimalkan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran. Karena pemanfaatan ICT dalam pembelajaran di zaman sekarang sudah merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru guna membantu menerangkan bahan ajar.

b. Sekolah juga diharapkan memfasilitasi guru-guru dengan media pembelajaran seperti komputer dan LCD sehingga guru-guru dapat menggunakan teknologi tersebut secara maksimal.

c. Guru-guru SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung diharapkan mengadakan dan mengikuti pelatihan pendidikan ICT dalam pembelajaran sehingga dapat memanfaatkan ICT dengan baik.

d. Guru-guru SMK Negeri jurusan otomotif di Kota Bandung diharapkan meningkatkan kompetensi mengajarnya sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Adapun saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti terkait dengan pemanfaatan ICT dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru, diharapkan untuk mengkaji lebih banyak referensi dari tahun terbaru yang terkait dengan kajian ini.


(4)

Dea Pasundan Sudarman, 2015

PENGARUH PEMANFAATAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) D ALAM PEMBELAJARAN TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU

PAD A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN OTOMOTIF D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen (cetakan kedua). Bandung: Dewa Ruchi

Akdon dan Hadi, Sahlan. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Peneitian untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Asmani, J. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press

Destiana, B. Faktor Determinan Pemanfaatan Tik dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru SMK di Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Pendidikan Vokasi. 4 (3), hlm 285-299.

Ermassari, Fitri. (2014). Pengaruh Komitmen Kerja Terhadap Kinerja Mengajar

Guru Produktif Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di Kota Bandung. Skripsi. FIP-UPI.

Tidak diterbitkan

Fathurrohman, P & Suryana, Aa. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT. Refika Aditama

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamzah dan Lamatenggo. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta:

Bumi Aksara

Hasibuan. (1986). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya CV

Izzan, A., Dzanuryadi, M & Artyasa, U.S. (2012). Membangun Guru Berkarakter. Cetak Pertama. Bandung: Humaniora.

Kristanto, Eko Budi. (2014). Kerangka Kerja Kompetensi TIK Guru Berdasarkan

UNESCO ICT Competency Framework for Teacher. Tersedian [Online]:

http://fxekobudi.net/tik-di-sekolah/kerangka-kompetensi-tik-guru-berdasarkan-unesco-ict-competency- framework-teachers/

Kunandar, 2010, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Cetakan Keenam.

Penerbit: RajaGrafindo Persada, Jakarta

Lang, Helmut R & David N. Evans. (2006). Models, Strategies, and Methods Mangkunegara, A.P. (2009) Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan Keempat. Bandung:

Refika Aditama.


(5)

Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda Nasution.S. 2006. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution, S. 2009. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Kencana.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press

Noor, J. 2011. Metedologi Penelitian. Jakarta: Kencana Permendiknas No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah.

Riduwan dan Surnarto. 2013. Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Cetakan Ke-6. Bandung:

Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan

Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis). Bandung: Alfabeta

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Ridwan, A Siregar.(2008). Kompetensi Teknik Informasi dan Komunikasi Guru

Bahasa dan Sastra Indonesia. Tersedia [Online] : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1748/1/08E00509.pdf. (24 Nopember 2007)

Rusli. (2009). Teknologi Komunikasi&Informasi dalam Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada

Saidin, Sazali (2006). Teacher Information communication technology

competency gauge.

<www.kmph.matrik.edu.my/WebRnD/Kompetensi.PDF>

Sarji. (2015). Factor-Foctor yang Mempengaruhi Perkembangan ICT dalam

Pendidikan. tersedia [Online]:

http://www.slideshare.net/sarjispdi/makalah-faktor-yang-mempengaruhi-ict-dalam-pendidikan

Septiadiyani, Asti. (2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) di Rintis Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSBI) Kota Bandung. Skripsi. FIP-UPI.

Tidak Diterbitkan.

Sri Wahyuni. Kendala Pemanfaatan TIK dalam Dunia Pendidikan Sudjana, Nana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.


(6)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, E. (2011). Budaya Organisasi. Cetakkan ke 2. Jakarta: Kencana Supardi. 2013. Kinerja Guru. Cetakan ke-1. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sururi & Nugraha. (2007). Belajar SPSS For Windows untuk Mengelola Data

Penelitian, Bandung: Dewa Ruchi.

Suryabarata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Suryobroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomo 20 Tahun 2003 tentang Permendiknas.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Edisi kedua. Jakarta: Rajagrafids Persada. Wahyudi, Imam. (2012). Mengejar Profesionalisme Guru Strategi Praktis

Mewujudkan Citra Guru Profesional. Jakarta: Prestasi Jakarta.

Yahya,M. (2013). Tata Kelola Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi Pada SMKN 4 Makassar. Tersedia [Online]: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3 2&cad=rja&uact=8&ved=0CCAQFjABOB5qFQoTCK7GwoeZtscCFRO OjgodH7sL2w&url=http%3A%2F%2Fojs.unm.ac.id%2Findex.php%2FP KLH%2Farticle%2Fview%2F781%2F115&ei=QQPVVe6hKJOcugSf9q7 YDQ&usg=AFQjCNGxlC_c1kaZZgG1Nvq3HTuWLJPvvw&bvm=bv.99 804247,d.c2E

Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.