PENGARUH PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN PT. GRAHA AGUNG KENCANA.

(1)

EFEKTIVITAS PENJUALAN PT. GRAHA AGUNG KENCANA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh :

FITRAH TACHBIRA RIANZA PUTRA 0413010172/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN"

JAWA TIMUR

2011


(2)

SKRIPSI

PENGARUH PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP

EFEKTIVITAS PENJUALAN PT. GRAHA AGUNG KENCANA

Diajukan oleh :

FITRAH TACHBIRA RIANZA PUTRA 0413010172/FE/EA

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 24 Juni 2011

Pembimbing Utama : Tim Penguji

Ketua

Rina Mustika, SE, MMA Prof. Dr. Soeparlan P.,MM.Ak Sekretaris

Drs. Ec. Muslimin, MSi

Anggota

Rina Mustika, SE,MMA

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 19630924 198903 1001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “PENGARUH PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN PT GRAHA AGUNG KENCANA.”

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sangat sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulis skripsi baik berupa dukungan, doa, maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwadi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Ibu Rina Mustika SE. MM, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.

6. Bapak dan Ibu serta staf pengajar Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Akuntansi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan serta wawasan yang cukup sehingga penulis mampu menyelesaikan kegiatan akademik sampai dengan menyusun skripsi sebagai tugas akhir studi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(4)

7. Segenap jajaran pengurus dan karyawan PT. Graha Agung Kencana yang telah memberikan bantuan dalam perolehan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

8. Orang Tua dan kakak yang telah memberikan doa dan semangat moril maupun materiil.

9. Semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulisan juga berharap, penulisan skripsi ini dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x ABSTRAKSI xi BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Modal ... 13

2.2.1.1.Pengertian Modal ... 13

2.2.1.2.Pemenuhi Kebutuhan Modal ... 15

2.2.1.3.Biaya Penggunaan Modal ... 16

2.2.1.4.Sumber-Sumber Penawaran Modal ... 17

2.2.2. Struktur Modal ... 21

2.2.2.1.Pengertian Struktur Modal ... 21

2.2.2.2.Struktur Modal Yang Optimal ... 23

2.2.2.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... 24


(6)

2.2.4. Pengaruh Profitability Terhadap Struktur Modal ... 30

2.2.5. Pengaruh Firm Size Terhadap Struktur Modal ... 31

2.2.6. Laporan Keuangan ... 32

2.2.6.1.Tujuan Laporan Keuangan ... 32

2.2.7. Rasio Keuangan ... 33

2.2.7.1.Macam-Macam Rasio Keuangan ... 33

2.2.7.2.Tujuan Analisa Rasio Keuangan ... 34

2.3. Kerangka Pikir ... 34

2.4. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 40

3.2.1. Populasi ... 40

3.2.2. Sampel ... 41

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3.1. Jenis Data ... 42

3.3.2. Sumber Data ... 43

3.3.3. Pengumpulan Data ... 43

3.4. Teknik Pengujian Normalitas ... 43

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 44

3.6. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 46

3.6.1. Teknik Regresi Linier Berganda ... 46


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 48

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tangibility of Assets (X1)... 52

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian Profitability (X2) ... 54

4.2.3. Deskripsi Hasil Penelitian Firm Size (X3)... 56

4.2.4. Deskripsi Hasil Penelitian Struktur Modal (Y)... 57

4.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 59

4.3.1. Hasil Pengujian Normalitas ... 59

4.3.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 60

4.3.2.1. Multikolinieritas... 60

4.3.2.2. Heterokesdasitas ... 61

4.3.2.3. Autokorelasi... 62

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 63

4.3.4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 64

4.3.4.1. Pengujian Simultan (Bersama-sama) ... 64

4.3.4.2 Hasil Pengujian Parsial (Masing-masing)... 65

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian... 67

4.5. Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 69

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

5.1. Kesimpulan... 72


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 efektivitas Penjualan PT. graha Agung Kencana... 4

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Perencanaan ... 50

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Organisasi ... 51

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Pengendalian... 52

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Efektifitas Penjualan ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-1... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-2... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-3 ... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-4... 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-5... 56

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Organisasi (X2) Putaran Ke-1 ... 57

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Organisasi (X2) Putaran Ke-2 ... 57

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Organisasi (X2) Putaran Ke-3 ... 58

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian (X3) Putaran Ke-1 ... 58


(9)

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian (X3) Putaran Ke-2

... 58

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Efektifitas Penjualan (Y) ... 59

Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas ... 60

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas ... 60

Tabel 4.18 Nilai VIF ... 62

Tabel 4.19 Hasil Korelasi Rank Spearman ... 62

Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

Tabel 4.21 Nilai Fhitung ... 64

Tabel 4.22 Nilai Koefisien Determinasi ... 64

Tabel 4.23 Hasil Uji t ... 66

Tabel 4.24 Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitan Sebelumnya ... 71


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tempat Audit Pemasaran dalam Audit Manajemen Menurut Mc.

Donald ... 25

Gambar 2. Konsep Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomisasi... 30

Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir... 33


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Perencanaan Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Organisasi Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Pengendalian

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Efektivitas Penjualan Lampiran 7 Input Regresi Linier Berganda

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas


(12)

PENGARUH PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN

PT. GRAHA AGUNG KENCANA Oleh:

Fitrah Tachbira Rianza Putra 0413010172

Abstraksi

Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi membawa dampak tidak langsung terhadap persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Dengan adanya persaingan yang kompetitif memaksa semua perusahaan untuk dapat bertahan dan berusaha untuk meningkatkan kualitas manajemen perusahaan. Peningkatan kualitas manajemen perusahaan dapat dilakuakan dengan diadakannya pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan manajemen dirancang untuk menganalisa,menilai,meninjau ulang dan menimbang hasil kerja perusahaan dibandingkan dengan berbagai standar yang telah ditentukan atau pedoman yang telah ditentukan atau pedoman yang telahditentukan oleh perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara penerapan fungsi-fungsi manajemen khususnya pada perencanaan,organisasi dan pengendalian terhadap efektivitas penjualan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perencanaan (X1),

organisasi (X2), pengendalian (X3) dan efektivitas penjualan (Y). Populasi

penelitian adalah 28 karyawan PT. Graha Agung Kencana. Penelitian ini menggunakan penelitian sensusyaitu suatu teknik penelitian dimana semua anggota populasi dijadikan sample. Data untuk penelitian ini menggunakan data primer dalam bentuk kuesioner,yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini ”Pemeriksaan manajemen (perencanaan, organisasi dan pengendalian) mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas penjualan”, sebagian teruji kebenarannya, karena perencanaan dan organisasi berpengaruh positif terhadap efektifitas penjualan, sedangkan pengendalian tidak berpengaruh terhadap efektifitas penjualan.

Keywords : Pemeriksaan manajemen: Perencanaan, Organisasi, Pengendalian dan Efektivitas Penjualan


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan dunia usaha dan bisnis di era globalisasi saat ini semakin berkembang pesat, yang secara tidak langsung akan membawa dampak pada banyaknya persaingan dalam dunia usaha dan bisnis, hal tersebut menuntut tiap-tiap negara harus dapat mempertahankan perekonomiannya agar mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat. Mengingat kegiatan usaha dan bisnis tersebut akan memberikan manfaat bagi tiap-tiap negara, misalnya berupa devisa.

Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan berbagai upaya untuk dapat merebut pangsa pasar yang “Go-Internasional”. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut dengan cara manajemen pada setiap organisasi harus dapat memenuhi standard minimal yang ditetapkan oleh negara lain, sehingga dalam melakukan eksport ke berbagai negara tidak menemukan hambatan yang besar.

Seperti kita diketahui bahwa, perekonomian di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis moneter yang berkepanjangan, sehingga semakin banyak perusahaan yang gulung tikar akibat tingginya biaya proses produksi dan semakin tingginya persaingan, dengan adanya persaingan yang kompetitif memaksa semua perusahaan untuk dapat bertahan dan berusaha


(14)

untuk meningkatkan kualitas manajemen perusahaan, dalam menghadapi situasi yang demikian, salah satu cara perusahaan dituntut untuk selalu melakukan inovasi terhadap produk yang akan dijualnya, tanpa mengurangi mutu produk agar dapat meningkatkan pemasarannya.

Hakekatnya setiap perusahaan memiliki sasaran dan tujuan yang sama, yaitu keberhasilan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang ada secara efisien dan efektif, dengan demikian manajemen perusahaan sebagai pengelola perusahaan dituntut untuk menetapkan kebijakan yang dapat menjamin tercapainya suatu tujuan perusahaan tersebut. Tercapainya tujuan perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada pada masing-masing perusahaan, dalam hal ini manajemen mempunyai kewajiban untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam memperoleh, menggunakan dan mengelola sumber daya tersebut.

Adanya persaingan yang terjadi antar perusahaan dalam memasarkan produknya akan mendorong terbentuknya pasar dimana konsumen akan relatif lebih bebas menentukan apa yang akan dibelinya, dalam hal ini perusahaan harus dapat membuat kebijakan agar dapat memproduksi produk yang dibutuhkan konsumen dengan biaya yang terjangkau, sehingga pemasarannya dapat dilakukan lebih mudah.


(15)

Pemasaran salah satu peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan perusahaan, keberhasilan pemasaran berkaitan erat dengan strategi yang digunakan oleh perusahaan, dengan adanya strategi yang efektif, memungkinkan perusahaan mengungguli pesaing-pesaingnya. Adanya persaingan yang ketat akan mendorong perusahaan untuk terus melakukan inovasi baru agar produk yang dihasilkan dapat meningkatkan penjualannya, yang mana hal tersebut tidak lepas dari peningkatan biaya.

Pemeriksaan manajemen merupakan suatu proses penilaian kinerja manajemen perusahaan yang bertujuan untuk menilai apakah kinerja perusahaan beroperasi secara efektif dan efisien, sehingga apabila terdapat kelemahan-kelemahan dapat diberikan rekomendasi atau pemecahan masalah. Efisien berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya, sedangkan efektif berarti membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikan keputusan tersebut dengan benar.

Pemeriksaan manajemen dirancang untuk menganalisis, menilai, meninjau ulang dan menimbang hasil kerja perusahaan dibandingkan dengan berbagai standar yang telah ditentukan atau pedoman yang telah ditentukan oleh perusahaan, sehingga tujuannya adalah untuk efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Pemeriksaan manajemen menurut Tunggal (2000 : 10) merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di


(16)

audit, penekanannya adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektif dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi lain.

Penelitian ini menekankan pada pemeriksaan manajemen yaitu pada proses manajemen, khususnya pada perencanaan, organisasi dan pengendalian. Proses manajemen tersebut dipilih untuk diaudit guna menetapkan bagaimana baiknya pengelolaan manajemen dalam perusahaan agar dapat meningkatkan efektifitas penjualan.

Perencanaan pemeriksaan manajemen dapat digunakan untuk menilai apakah setiap unit dalam perusahaan telah melaksanakan rencana, kebijakan, dan prosedur untuk mencapai sasaran perusahaan. Pemeriksaan manajemen juga dapat menilai apakah susunan organisasi dalam perusahaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karena susunan organisasi harus disesuaikan mencapai koordinasi yang efektif antara berbagai departemen, fungsi dan individu yang memungkinkan pencapaian sasaran yang efektif, dalam pengendalian manfaat pemeriksaan manajemen adalah untuk menilai apakah proses pengendalian manajemen telah cukup memadai dan dilaksanakan secara efektif, proses pengendalian ini berguna untuk memastikan kegiatan perusahaan dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Pemeriksaan manajemen memberikan dampak yang lebih positif karena pendekatan yang dilaksanakan adalah pendekatan ke depan (Forward Looking Approach) dengan mengevaluasi aktivitas perusahaan, serta bagaimana manajemen merencanakan secara efektif, mengorganisasi,


(17)

dan mengendalikan sejauh mana manajemen menentukan sasaran dan tujuan perusahaan.

Pemeriksaan manajemen memberikan manfaat yang sangat besar bagi perusahaan untuk menilai efisiensi dan efektivitas unit-unit dari suatu organisasi, mengingat tujuan dari pemeriksaan manajemen adalah membantu semua peringkat manajemen dalam meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada manajemen untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi.

Semakin maraknya pembangunan kota mandiri di Surabaya sejalan dengan pertumbuhan kotanya, sebab yang seperti biasanya dialami kota-kota besar di Indonesia. Surabaya selama ini kerepotan menghadapi arus urbanisasi yang kian meningkat.

Di tengah maraknya realisasi pembangunan rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS) di Surabaya dan sekitarnya, para pengembang merasa tertantang untuk memasarkan produknya kepada konsumen, semakin ketatnya persaingan dalam industri perumahan pengembang perumahan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan tersebut dengan menerapkan strategi masing-masing dalam memasarkan produknya kepada konsumen secara tepat.

PT. GRAHA AGUNG KENCANA, adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Realestat dan Pengembang, yang berkedudukan di Surabaya dan didirikan pada tanggal 12 Mei 2003.


(18)

Sebagaimana telah diketahui bahwa PT. Graha Agung Kencana bergerak di bidang perumahan dimana salah satu produknya adalah Perumahan Kebonsari Regency. Proyek ini adalah merupakan proyek unggulan yang diharapkan dapat merebut pasaran.

Sesuai dengan survey awal diketahui bahwa ada beberapa masalah dengan berfluktuasinya penjualan dalam mengembangkan usahanya. Salah satunya dapat dilihat dari tingkat efektivitas penjualan.

Tabel 1 : Efektivitas Penjualan PT. Graha Agung Kencana

Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan Efektivitas penjualan 2004 Rp 10.187.150.000 Rp 8.587.833.500 0,84 2005 Rp 11.377.500.000 Rp 10.733.337.500 0.94 2006 Rp 19.800.000.000 Rp 18.710.875.000 0,94 2007 Rp 24.600.000.000 Rp 26.674.000.000 1.08 2008 Rp 36.650.000.000 Rp 30.548.500.000 0,83 Sumber : Laporan Realisasi Penjualan PT. Graha Agung Kencana

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pencapaian realisasi penjualan pada PT. Graha Agung Kencana masih kurang mampu memenuhi target yang ditetapkan oleh perusahaan, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya baik secara eksternal maupun internal. Faktor eksternal salah satunya dapat dilihat dengan semakin banyaknya persaingan dalam dunia bisnis, disamping itu, faktor internal sendiri merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya, dalam hal ini pihak manajemen, mengingat peran pentingnya manajemen dalam operasional perusahaan.


(19)

Dengan adanya masalah yang terdapat pada perusahaan tersebut, peneliti ingin mencoba menyoroti dari sisi internal perusahaan, yang dalam hal ini penekanannya adalah pada proses manajemen, khususnya prosedur untuk perencanaan, organisasi, dan pengendalian adalah aktivitas yang digunakan untuk mengelola perusahaan agar tercapai efektifitas maupun efisiensi penjualan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemeriksaan Manajemen Terhadap Efektivitas Penjualan PT. Graha Agung Kencana”. (Studi Kasus Pemeriksaan Manajemen Fungsi Pemasaran) yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

Apakah terdapat pengaruh positif pemeriksaan manajemen (perencanaan, organisasi, pengendalian) terhadap efektifitas penjualan PT. Graha Agung Kencana?.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pemeriksaan manajemen terhadap efektivitas penjualan properti pada PT. Graha Agung Kencana.


(20)

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan :

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada manajemen perusahaan tentang kegunaan pemeriksaan manajemen terhadap efektivitas penjualan.

2. Bagi Universitas

Dapat menambah perbendaharaan buku di perpustakaan dan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan studi untuk menambah dan memperdalam pengetahuan guna menerapkan ilmu yang didapat masa perkuliahan.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain dan dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain :

1. Abdul Pattawe (JEBI/Th. 1997)

a. Judul : “Pemeriksaan Manajemen Terhadap Efektivitas Industri Kecil Palu Nagaya (LIK-TRANS) di Kotamadya Palu”.

b. Permasalahan :

(1) Apakah terdapat ada tidaknya perbedaan efektivitas penjualan karena adanya perbedaan fungsi-fungsi manajemen?

(2) Apakah terdapat hubungan antara efektivitas penjualan dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen pada pengusaha kecil? (3) Bagaimana kondisi yang merupakan penyebab tercapainya target

penjualan sesuai dengan yang direncanakan? c. Hipotesis

H1 : Terdapat perbedaan yang berarti terhadap efektivitas penjualan yang disebabkan oleh berbedanya penerapan fungsi-fungsi manajemen.


(22)

H2 : Interaksi antara penerapan fungsi-fungsi manajemen dan efektivitas penjualan akan mempunyai hubungan yang sangat kuat.

d. Kesimpulan

a) Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama berdasarkan uji chi kuadrat maka didapatkan nilai chi kuadrat observasi sebesar 10,509 yang lebih besar dari pada chi kuadrat tabel 3,841 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini hipotesis pertama diterima, yaitu terdapat perbedaan yang berarti terhadap efektivitas yang disebabkan oleh berbedanya penerapan fungsi-fungsi manajemen.

b) Atas dasar hasil pengujian terhadap koefisien korelasi jenjang spearman, maka diperoleh nilai t H ≥ t tabel 2,262 pada taraf kepercayaan 95%, maka terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel efektivitas penjualan dengan fungsi-fungsi manajemen, dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima, yaitu terdapat hubungan yang berarti antara efektivitas penjualan yang dicapai oleh industri kecil dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen.

c) Dari analisis penerapan fungsi-fungsi manajemen terlihat bahwa baru 27% dari industri kecil yang mencapai taraf baik, selebihnya 18% kurang dari 55% tidak baik.


(23)

d) Kondisi efektivitas penjualan menunjukkan 37% mencapai target (baik sekali), 18% dalam kondisi kurang baik dan 27% dalam kondisi tidak baik.

2. Widya A. (Th. 2003)

a. Judul : “Hubungan Pemeriksaan Manajemen terhadap Efektivitas Penjualan pada Perusahaan Marmer di Tulungagung”.

b. Permasalahan :

Apakah terdapat hubungan antara pemeriksaan manajemen terhadap efektivitas penjualan pada perusahaan marmer di Tulungagung? c. Hipotesis :

Interaksi antara pemeriksaan manajemen terhadap efektivitas penjualan sangat kuat.

d. Kesimpulan :

Hasil pengujian terhadap hipotesis menunjukkan berdasarkan uji korelasi Rank Spearman’s, maka dapat diketahui bahwa dari besarnya korelasi (rs) adalah 0,775 lebih besar dari nilai table rs yaitu sebesar 0,729, dan nilai signifikansi sebesar 0,041 lebih kecil dari Level of Significant (LOS) yang digunakan. Ini berarti menunjukkan bahwa hipotesis tersebut diterima dan berarti terdapat hubungan yang kuat antara pemeriksaan manajemen dengan efektivitas penjualan perusahaan marmer di Tulungagung.


(24)

3. Handayani N. (Th. 2004)

a. Judul : “Pengaruh Pemeriksaan Manajemen terhadap Efektivitas Penjualan pada Industri-industri Kecil di Trosobo, Sidoarjo”.

b. Permasalahan :

(1) Apakah penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, organisasi, dan pengendalian) berpengaruh secara simultan terhadap efektivitas penjualan pada industri-industri kecil di kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Trosobo, Sidoarjo? (2) Variabel manakah diantara ketiganya yang berpengaruh secara

dominan terhadap efektivitas penjualan industri-industri kecil tersebut?

c. Hipotesis

H1 : Terdapat pengaruh secara simultan terhadap penerapan fungsi-fungsi manajemen dengan efektivitas penjualan.

H2 : Pengendalian mempunyai pengaruh paling dominan terhadap efektivitas penjualan.

d. Kesimpulan

a) Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, maka dapat diketahui bahwa perencanaan, organisasi dan pengendalian berpengaruh secara simultan terhadap efektivitas penjualan sebesar 2,4%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan perencanaan, organisasi dan pengendalian berpengaruh terhadap efektivitas penjualan terbukti kebenarannya.


(25)

b) Secara parsial (individu) fungsi perencanaan berpengaruh penurunan terhadap efektivitas penjualan sebesar 6,5%, parsial fungsi organisasi berpengaruh penurunan terhadap efektivitas penjualan sebesar 8,6%, parsial fungsi pengendalian berpengaruh penurunan terhadap efektivitas penjualan sebesar 5,7%, jadi dapat disimpulkan faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap efektivitas penjualan adalah pengendalian.

Hasil penelitian terdahulu pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding baik landasan teori maupun cara uji hipotesis, dan penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksud dipandang perlu untuk dilaksanakan. Dalam penelitian ini juga ditekankan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dari jenis perusahaan, tempat, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemeriksaan (Auditing) 2.2.1.1. Definisi Pemeriksaan

Definisi pemeriksaan menurut Arens dan Loebbecke (2003 : 1) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang komponen dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria


(26)

yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang Independen dan kompeten.

Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti mengenai informasi dari tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen, dan hasilnya akan dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan.

2.2.1.2. Jenis-jenis Pemeriksaan

Menurut Arens & Loebbecke (2003 : 4-5) terdapat 3 jenis pemeriksaan, yaitu :

1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan – yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi – telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu, umumnya kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Audit Operasional

Audit operasional merupakan penelaah atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya.


(27)

3. Audit Ketaatan

Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah auditi (klien) telah mengikuti prosedur aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

2.2.2. Pemeriksaan Manajemen (Management Audit) 2.2.2.1. Definisi Pemeriksaan Manajemen

Kebanyakan definisi manajemen audit memberi penekanan pada efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi, atau performa suatu kesatuan usaha. Istilah manajemen audit juga sering dikenal dengan operational audit, performance audit, ataupun manajemen review.

Seperti yang terdapat dalam Tunggal (1992 : 2) pengertian pemeriksaan manajemen yang telah didefinisikan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Management audit adalah suatu tehnik yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektivitas unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan dan industri, dengan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam lingkup objek yang dianalisis untuk meyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan dan keadaan yang diperlukan ditemukan.

Pemeriksaan manajemen yang dikemukakan oleh Sukrisno (1995 : 5). Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang ditentukan oleh


(28)

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

Pemeriksaan manajemen dirancang untuk menganalisis, menilai, meninjau ulang dan menimbang hasil kerja perusahaan untuk mencapai efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi.

2.2.2.2. Karakteristik Pemeriksaan Manajemen 2.2.2.2.1. Tujuan Pemeriksaan

Pemeriksaan manajemen bertujuan untuk membantu semua peringkat manajemen dalam meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara mengidentifikasikan aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada manajemen untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi (Supriyono, 1990 : 12).

Manfaat dari pemeriksaan manajemen menurut Tunggal (2000 : 14) adalah :

1. Memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan.

2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian.

3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta peraturan pemerintah.

4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil.


(29)

5. Menilai efisiensi dan ekonomisasi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.

6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.

2.2.2.2.2. Pelaku Pemeriksaan Manajemen

Menurut (Tunggal, 2000 : 38-39) terdapat dua pelaku pemeriksaan manajemen, yaitu :

a. Audit Eksternal

Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan (Uncontrollable Variables), Audit eksternal dimulai dengan suatu pengujian informasi atas ekonomi umum dan kemudian berpindah pada pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan dari pasar yang dilayani oleh perusahaan.

b. Audit Internal

Audit internal berkaitan dengan variabel yang dikendalikan (Controllable Variables). Tujuan dari audit internal adalah untuk menilai sumber daya organisasi sebagaimana mereka berhubungan dengan lingkungan dan berhadapan dengan sumber daya dari pesaing.


(30)

Menurut Richard, dkk yang dikutip oleh (Tunggal. 2000 : 39) struktur audit pemasaran terdiri dari tiga langkah diagnostik utama yang rinci, yang mencakup penelaahan dari :

1. Lingkungan organisasi (peluang dan ancaman), didesain untuk menetapkan berbagai dimensi dari lingkungan pemasaran, kemudian cara dimensi tersebut akan berubah yang mungkin perubahan akan memberikan dampak pada organisasi.

2. Sistem pemasarannya (kekuatan dan kelemahan), suatu penilaian sejauh mana sistem pemasaran organisasi mampu berhubungan dengan tuntutan lingkungan.

3. Aktivitas pemasaran, mencakup suatu penelaah komponen individual dari bauran pemasaran.

Terdapat juga istilah faktor lingkungan makro/macro environmental factor yang mempengaruhi usaha, dan faktor lingkungan mikro/micro environmental factor yang akan mempengaruhi usaha dan kemampuan organisasi untuk beroperasi secara menguntungkan di pasar, tanpa memperhatikan pendekatan mana terhadap kategori yang digunakan, proses dan tujuan dari audit adalah sama, audit eksternal mencakup kekuatan lingkungan makro dan pasar serta pesaing yang merupakan kepentingan bagi perusahaan.

Audit internal kemudian mengandalkan hal ini untuk menilai sejauh mana organisasi, struktur dan sumber daya, berhubungan dengan lingkungan dan mempunyai kemampuan beroperasi secara efektif dalam


(31)

kendala yang ada pada lingkungan. Auditor pemasaran seharusnya tidak memandang audit pemasaran dan hasilnya berdiri sendiri, akan tetapi memberikan pandangan penuh terhadap keduanya yang terletak pada kerangka kerja umum dari audit manajemen secara keseluruhan.

Dengan cara ini strategist dapat memberikan tolak ukur yang benar, tidak hanya peluang lingkungan akan tetapi kemampuan organisasi secara keseluruhan.

Menurut Supriyono (1990 : 12), agar manfaat pemeriksaan manajemen dapat dicapai, maka pemeriksaan tersebut harus bersifat independen.

2.2.2.2.3. Pelaporan Pemeriksaan Manajemen

Menurut Supriyono (1990 : 12). Laporan pemeriksaan manajemen menekankan pada temuan-temuan selama pemeriksaan, pembuatan kesimpulan dan rekomendasi untuk meningkatkan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen, pembuatan rekomendasi yang tepat atas masalah-masalah yang rumit dan saling tergantung memerlukan analisis yang tepat pula.


(32)

2.2.2.2.4. Jenis-jenis Pemeriksaan Manajemen a. Audit Pemasaran

Audit pemasaran adalah suatu peninjauan dan penilaian yang menyeluruh atas operasi pemasaran untuk membantu mengungkapkan masalah yang dihadapi manajemen pemasaran (Tunggal, 1992 : 79).

b. Audit sumber daya manusia

Menurut William B. Wether, JR dan Keith Davis pengertian audit sumber daya manusia sebagai penilaian aktivitas personil yang digunakan dalam organisasi. Audit dapat dilakukan pada suatu divisi atau perusahaan secara keseluruhan, yang akan memberikan umpan balik fungsi kepada manajemen operasi dan tentang bagaimana baiknya manajer memenuhi kewajiban sumber daya manusianya (Tunggal, 1992 : 80).

c. Audit mutu

Audit mutu menurut Tunggal (1992 : 92) adalah suatu pengujian yang sistematis dan independen untuk menentukan apakah kualitas/mutu dan hasil yang berhubungan dengan mutu memenuhi aturan yang telah direncanakan dan apakah aturan tersebut digunakan secara efektif dan cocok untuk mencapai tujuan perusahaan.


(33)

d. Audit produksi

Audit produksi melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut (Tunggal, 2000 : 151)

e. Audit pengolahan data elektronik

Audit pengolahan data elektronik adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem komputer mampu mengamankan harta, memelihara kebenaran data, maupun mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif, dan menggunakan aktiva perusahaan secara hemat (Tunggal, 2000 : 196).

f. Audit lingkungan

Menurut Tunggal (2000 : 223) audit lingkungan merupakan proses yang menentukan apakah semua tingkat yang dipilih dari suatu organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal, terbukti merupakan suatu komponen yang berkekuatan pada program manajemen lingkungan.


(34)

2.2.2.2.4.1.Audit Pemasaran

Definisi audit pemasaran menurut Siagian (1997 : 179) merupakan suatu penelitian yang sifatnya sistematik dan menyeluruh serta dilakukan secara berkala mengenai keseluruhan segi pemasaran dengan maksud memperoleh gambaran yang akurat tentang berbagai permasalahan yang harus dipecahkan dan peluang yang dapat dimanfaatkan demi peningkatan kinerja pemasaran itu.

Proses audit pemasaran (Tunggal, 2000 : 36) bagi banyak organisasi secara relatif dan merupakan aktivitas yang kurang diautilisasi. Meskipun terdapat suatu kumpulan bukti yang substansial dan berkembang dengan mengusulkan bahwa kinerja suatu organisasi di pasar dipengaruhi secara signifikan dan secara langsung oleh persepsi strategist mengenai tiga faktor, yaitu :

1. Posisi pasar organisasi sekarang;

2. Sifat dari lingkungan dan ancaman lingkungan;

3. Kemampuan organisasi menanggulangi perkembangan lingkungan. Audit pemasaran merupakan suatu cara untuk membantu manajemen memilih suatu posisi alam lingkungan tersebut berdasarkan faktor-faktor yang diketahui. Definisi dari audit telah diusulkan oleh Suchman (1950) dan Kotler (1988), seperti yang dikutip Tunggal (2000 : 37). Suchman telah mengusulkan bahwa audit merupakan suatu penelaahan yang sistematis, kritikal dan tidak memihak dari operasi pemasaran total dari tujuan dasar dan kebijakan


(35)

serta asumsi yang mendasari juga metode, prosedur, personil dan organisasi yang berlaku untuk mengimplementasikan kebijakan mencapai tujuan.

Pandangan Kotler secara luas mirip, yaitu audit pemasaran merupakan pengujian yang komprehensif, sistematik, independen dan periodik dari suatu perusahaan atau unit jasa lingkungan pemasaran, tujuan, strategi dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencana tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Apabila dari dua definisi diatas digabungkan akan menyoroti 3 unsur pokok dan manfaat potensial dari audit pemasaran yaitu : 1. Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal. 2. Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas sekarang.

3. Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang.

Ketiga unsur diatas berguna sebagai latar belakang dari komentar yang dibuat oleh Ansoff (1968), seperti yang dikutip oleh Tunggal (2000 : 38) yang mengusulkan bahwa “Tanpa memperhatikan ukuran organisasi, keputusan korporat harus menyadari ini, strategist kemudian menghadapi tugas untuk memproduksi pola alokasi sumber daya yang akan menawarkan potensial yang terbaik untuk memenuhi tujuan perusahaan”. Sebab itu audit pemasaran dapat dipandang sebagai suatu dasar yang sehat untuk memprotes alokasi sumber daya ini, dengan cara demikian setiap strategi yang kemudian strategi yang


(36)

kemudian dikembangkan harus jauh lebih konsisten, baik dengan tuntutan lingkungan ataupun kemampuan dan kekuatan yang benar dari organisasi.

Audit pemasaran didesain untuk memberikan strategist suatu pemahaman yang jelas mengenai tiga dimensi diatas dan dengan cara ini memberikan suatu perusahaan dasar untuk mengembangkan strategi. Sering kebutuhan untuk suatu audit tidak menyatakan sendiri sampai hal-hal mulai berjalan tidak mulus dalam suatu perusahaan, seperti penjualan yang menurun, margin yang menurun, kehilangan pangsa pasar, kepastian produksi yang kurang dimanfaatkan dan masih banyak lagi.

Manajemen perusahaan sering berusaha melakukan tindakan yang keliru. Misalnya, mengenalkan produk baru, melepaskan produk, mereorganisasi tenaga penjual, mengurangi harga, dan mengurangi biaya adalah tindakan yang biasanya diambil, akan tetapi tolok ukur demikian tampaknya tidak efektif apabila terdapat lebih banyak masalah yang mendasar dan belum diidentifikasi, sudah tentu apabila perusahaan dapat bertahan lebih lama, perusahaan akhirnya dapat mengatasi masalahnya melalui proses eliminasi, pada dasarnya masalah tersebut harus secara baik diidentifikasi, dan di audit yang merupakan suatu alat bantu untuk mengidentifikasi masalah tersebut.


(37)

2.2.2.2.4.2.Tempat Audit Pemasaran dalam Pemeriksaan Manajemen

Istilah audit manajemen berarti suatu audit perusahaan secara keseluruhan (a company-wide audit) yang termasuk suatu penilaian dari sebuah sumber daya intern terhadap lingkungan eksternal, dalam praktek, cara yang terbaik untuk melaksanakan suatu audit manajemen adalah melakukan audit yang terpisah dari setiap fungsi manajemen utama, dengan demikian audit pemasaran hanya merupakan bagian dari audit manajemen yang lebih luas, begitu juga dengan audit produksi.

Gambar 1 : Tempat Audit Pemasaran dalam Audit Manajemen Menurut Mc. Donald.

Sumber : Tunggal, (2000 : 40)

2.2.2.3. Faktor Pendorong Dilaksanakannya Pemeriksaan Manajemen

Menurut Tunggal (1992 : 32) pada umumnya suatu pemeriksaan manajemen dibutuhkan pada saat :

Bahan

baku Produksi

Distribusi grosir

Distribusi eceran

Konsumen atau pemakai

Pelayanan setelah Penjualan Audit Produksi

Audit Manajemen

Audit Distribusi

Audit Pemsaran

Audit Keuangan


(38)

a. Penurunan laba perusahaan secara terus menerus. b. Turn over karyawan yang tinggi.

c. Prestasi atau performa karyawan dibawa standar.

d. Adanya kebutuhan untuk menentukan suatu daerah untuk penghematan biaya yang rinci dan penelitian efisiensi akan membawa hasil yang baik. e. Ada petunjuk bahwa aspek manajemen kegiatan operasi menuntut

adanya perbaikan.

f. Ada alasan untuk mencurigai bahwa laporan mengenai masalah yang besar dalam area fungsional dan operasional tidak mengungkap semua fakta.

g. Adanya rencana untuk membeli suatu usaha dan perlu diketahui masalah yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut dan prospek masa depannya.

Adapun masalah yang dapat diungkapkan melalui pemeriksaan manajemen antara lain (Tunggal, 1992 : 33) :

a. Kekurangan dalam perencanaan seperti kurang atau ada tidaknya suatu kelayakan rencana standar, kebijakan dan prosedur baik dalam ruang lingkup fungsional maupun operasional kegiatan perusahaan.

b. Lemahnya struktur organisasi dan pola penempatan personil seperti penempatan tugas dan tanggung jawab yang tidak jelas kegiatan dan fungsi yang tidak perlu, pekerjaan yang saling tumpang tindih dan pelanggaran yang tidak dapat dibenarkan atas prinsip organisasi terlalu


(39)

banyak petugas atau terlalu sedikit petugas dan pembagian kerja yang tidak layak.

c. Kelemahan dalam pengelolaan barang dan fasilitas seperti pemborosan dalam penggunaan bahan, terlalu banyak persediaan, persediaan yang menumpuk dan sudah usang.

d. Sistem pengawasan manajemen yang tidak efektif, seperti pengawasan yang lemah sistem informasi yang tidak memadai, kurangnya standar pelaksanaan yang relatif akurat, sedikit atau tidak adanya pengendalian intern akuntansi dan administrasi.

e. Prosedur dan administrasi intern yang buruk ditunjukkan oleh catatan yang tidak cukup layak dan sistem informasi dan komunikasi yang tidak dapat dipercaya.

2.2.3. Proses Manajemen

Proses manajemen (Griffin, 2002 : 9) dapat diartikan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajer yang melibatkan fungsi-fungsi manajemen, manajemen melibatkan empat aktivitas dasar dalam fungsi-fungsi manajemen itu perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan pengendalian.

Logika mendasar untuk mendeskripsikan keempat aktivitas tersebut secara berurutan, kebanyakan manajer terlibat dalam lebih dari satu aktivitas pada waktu yang bersamaan dan berganti aktivitas secara tidak terduga. Keberhasilan dalam proses manajemen memerlukan kemampuan dalam


(40)

mengenal permasalahan dan kesempatan, membuat keputusan yang tepat, serta menentukan tindakan secara tepat.

2.2.3.1. Hubungan Variabel Penelitian dengan Pemeriksaan Manajemen Manajemen audit menyangkut penilaian terhadap fungsi-fungsi manajemen, penekanan pemeriksaan manajemen terletak pada perencanaan, organisasi dan pengendalian. Adapun pengertian dari ketiga fungsi-fungsi tersebut menurut Hanafi (2003 : 9) adalah :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan berarti proses penetapan tujuan organisasi dan memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengembalian keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Rencana ditetapkan untuk organisasi secara keseluruhan, dan kemudian rencana yang lebih detail untuk masing-masing bagian ditetapkan asalkan tidak menyimpang dari rencana yang ada.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan mengkoordinir sumber daya, tugas dan otoritas diantara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan cara efisien dan efektif. Sebagai contoh, perusahaan kebanyakan diorganisir berdasarkan fungsi pokok perusahaan seperti, pemasaran, keuangan, produksi, administrasi dan


(41)

personalia. Sebuah organisasi disusun dalam bentuk struktur organisasi. Struktur organisasi dibuat dengan tujuan dan sumber daya organisasi. c. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian bertujuan untuk melihat apakah organisasi sesuai dengan rencana. Pengendalian adalah suatu proses pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi secara sistematis agar konsisten dengan tujuan yang terdapat pada rencana, target dan standar kerja. Inti dari pengendalian dan tindakan yang menyesuaikan operasi dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian yang efektif memerlukan informasi mengenai standar kinerja dan kinerja aktual, serta tindakan yang diambil untuk mengoreksi setiap penyimpangan dari standar.

2.2.4. Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomisasi

2.2.4.1. Konsep Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomisasi

Menurut Tunggal (2000 : 12) konsep dari efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi adalah :

a. Efektivitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan perusahaan yang ditetapkan telah dicapai.

b. Efisiensi berhubungan dengan apakah tujuan tersebut dicapai dengan sumber daya yang optimal.

c. Ekonomisasi berhubungan dengan penentuan jangka panjang suatu organisasi.


(42)

Pemeriksaan manajemen berhubungan dengan pencarian 3E (Ekonomisasi, Efisiensi dan Efektivitas) diseluruh operasi. Ekonomisasi merupakan ukuran masukan (measure of input), efisiensi adalah ukuran dari hubungan antara masukan dan keluaran, sedangkan efektivitas adalah ukuran keluaran (measure of output). Konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Konsep Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomisasi

Sumber : Tunggul (1992 : 7)

2.3. Kerangka Berpikir

2.3.1. Pengaruh Pemeriksaans Manajemen terhadap Efektivitas Penjualan

Pemeriksaan manajemen menurut Tunggal (2000 : 10) merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan departemen atau setiap entitas dan sub-entitas yang dapat

Masukan Sumber Daya

yang Direncanakan

Ekonomisasi

Sumber Daya yang digunakan

Masukan

Tujuan

Efektivitas

Hasil yang dicapai Rencana

Operasi

Prestasi Aktual


(43)

diaudit. Penekanannya adalah pada proses manajemen khususnya prosedur untuk perencanaan, organisasi dan pengendalian aktivitas yang dipilih untuk diaudit guna untuk menetapkan pengelolaan yang baik.

Aktivitas penjualan dipilih untuk diaudit dengan tujuan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penjualan dengan meningkatnya volume penjualan yang dianggap sebagai derajat keberhasilan suatu perusahaan, hal ini berarti perusahaan telah mencapai tujuan perusahaan yaitu perolehan laba.

Perusahaan dituntut untuk melaksanakan pemeriksaan manajemen dalam menghadapi permasalahan seperti merosotnya penjualan produk perusahaan yang disebabkan dari faktor internal – mutu produk yang tidak setinggi standar tetapi tidak mustahil karena faktor eksternal, seperti peluncuran produk sejenis di pasaran oleh pesaing dengan mutu yang lebih tinggi, kemasan yang lebih menarik dan promosi yang lebih gencar terlebih lagi dengan harga yang lebih murah (Siagian, 2001 : 20), dengan melaksanakan pemeriksaan manajemen, maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan penjualannya dan yang paling penting adalah mempertahankan kelangsungan perusahaan (going concern). Teori penetapan tujuan oleh Gene Broadwater yang terdapat dalam buku Stephen P. Robbins (2001 : 177) menyatakan bahwa suatu tujuan yang sangat diinginkan oleh perusahaan akan menghantar kepada kinerja yang lebih baik, begitu juga dengan yang dikemukakan Edwin Locke pada tahun 1960-an y1960-ang menyatak1960-an bahwa suatu tuju1960-an y1960-ang sulit, apabila dapat diterima


(44)

dengan baik akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi, daripada tujuan yang lebih mudah.

Teori penetapan tujuan diatas dapat disimpulkan apabila perusahaan menginginkan tercapainya efektivitas penjualan, maka manajemen perusahaan harus dapat melaksanakan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian secara efektif dan efisien.

Victor Vroom merumuskan suatu model matematis dari teori harapan pada tahun 1964 seperti yang dikutip dalam buku karangan Kreiter dan Kinicki (2000 : 301). Teori harapan oleh Victor Vroom telah dirangkum sebagai berikut.

“Kecenderungan yang kuat untuk bertindak dengan suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan itu akan diikuti suatu konsekuensi tertentu (suatu akibat tertentu) dan pelaku tertarik pada konsekuensi tersebut”.

Berdasarkan teori pengharapan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pemeriksaan manajemen, perusahaan mengharapkan adanya perbaikan dalam fungsi manajemen perusahaan terutama pada proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan yang pada akhirnya efektivitas penjualan dapat tercapai.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis – premis yang kemudian


(45)

dari premis – premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis. Premis – premis tersebut adalah :

Premis 1 : Terdapat hubungan yang kuat antara penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, organisasi dan pengendalian) terhadap efektivitas penjualan.(Pattawe, 1997 : 93)

Premis 2 : Terdapat hubungan yang sangat kuat terhadap pemeriksaan manajemen (perencanaan, organisasi dan pengendalian) terhadap efektivitas penjualan (Widya A. Th. 2003)

Premis 3 : Terdapat pengaruh secara simultan antara fungsi-fungsi manajemen terhadap efektivitas penjualan (Handayani N. Th. 2004)

Dari premis di atas dapat di buat bagan kerangka berpikir:

Pemeriksaan Manajemen

Gambar 3 : Bagan Kerangka Pikir Perencanaan

(X1) Organisasi

(X2) Pengendalian

(X3)

Efektivitas Penjualan

(Y)


(46)

2.4. Hipotesis

Pemeriksaan manajemen (perencanaan, organisasi dan pengendalian) mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas penjualan.


(47)

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel yang konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 1988 : 152).

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini akan menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable) yang ada PT. Graha Agung Kencana.

a. Variabel dependent / terikat (Y) adalah efektivitas penjualan

Yang dimaksud dengan efektivitas penjualan (Y) dapat dipahami sebagai derajat keberhasilan suatu organisasi (sampai seberapa jauh suatu organisasi dapat dinyatakan berhasil) dalam usahanya untuk mencapai target penjualan.

Variabel efektivitas penjualan diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa kuesioner yang dikembangkan dari dikembangkan dari buku Audit Manajemen Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri dari 5 pertanyaan. Skala pengukuran variabel Y adalah interval, sedangkan teknik pengukuran skala semantic differential yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut:


(48)

Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan. Jawaban 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

b. Variabel independent / bebas (X) adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan (X1)

Yang dimaksud dengan perencanaan dalam penelitian ini adalah untuk menilai kondisi perusahaan dalam merencanakan proses perencanaan seperti : prosedur, kebijaksanaan, skedul dan prioritas untuk mencapai sasaran perusahaan.

Variabel Perencanaan diukur dengan menggunakan instrument yang berupa kuesioner yang dikembangkan dari Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri atas 8 pertanyaan,

2. Organisasi (X2)

Yang dimaksud dengan organisasi dalam penelitian ini adalah untuk menilai apakah susunan organisasi perusahaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, karena susunan organisasi perlu disesuaikan untuk mencapai koordinasi yang efektif antara departemen, fungsi dan individu yang memungkinkan pencapaian tujuan dan sasaran yang efektif.


(49)

Variabel Perencanaan diukur dengan menggunakan instrument yang telah dikembangkan dari buku Audit Manajemen Kontemporer karangan Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri atas 8 pertanyaan,

3. Pengendalian (X3)

Yang dimaksud dengan pengendalian dalam penelitian ini adalah untuk menilai kemampuan proses pengendalian diseluruh organisasi agar mampu meyakinkan manajemen bahwa kegiatan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana.

Variabel Perencanaan diukur dengan menggunakan instrument yang yang berupa kuesioner yang telah dikembangkan dari Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri atas 6 pertanyaan,

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 1983 : 325). Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh karyawan PT.GRAHA AGUNG KENCANA yang terdiri dari seluruh staf pemasaran dan penjualan yang berjumlah 12 orang bagian administrasi yang berjumlah 5 orang, bagian keuangan dan akuntansi 4 orang, bagian legalitas 2 orang serta bagian perencanaan 5


(50)

orang. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 responden.

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004 : 44). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data Primer (Nazir, 1988 : 213) yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dan obyek yang diteliti dengan cara mengadakan pengamatan atau observasi dan wawancara dengan responden langsung di lokasi perusahaan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari objek yang diteliti yaitu karyawan PT. Graha Agung Kencana.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(51)

a. Wawancara

Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab secara langsung yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

b. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk kemudian diberikan nilai atau scoring, kuesioner tersebut diberikan kepada pihak yang berkepentingan secara langsung dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Kualitas Data

3.4.1.1. Uji Validitas Data

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan secara tepat variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation (CITC) atau korelasi item dengan total. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi (r)  0,30 (Sugiyono, 2002 : 106).


(52)

3.4.1.2. Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas diajukan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali tetap lebih terhadap obyek dan alat pengukuran yang sama (Sumarsono, 2002 : 34).

Sedangkan untuk mengetahui instrumen dikatakan reliabel, diukur dengan menggunakan Alpha Croncbach. Suatu instrumen (keseluruhan indikator) dianggap sudah cukup reliabel bilamana memiliki koefisien Alpha ()  0,6 (Solimun, 2002 : 59).

3.4.1.3. Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2005 : 28-29), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data mengikuti sebaran normal salah satunya dapat diketahui dengan metode Kolmogorov Smirnov.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal.


(53)

3.4.1.4. Uji Asumsi Klasik

Syarat suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimated) untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada Heteroskedastisitas. 2. Tidak boleh ada Autokorelasi. 3. Tidak boleh ada Multikolinieritas.

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimated) sehingga keputusan melalui uji F dan t menjadi bias. 1. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu menguji apakah dalam sebuah model regresi telah menjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan lainnya (Umar, 2003 : 137). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan uji korelasi Rank Spearman (Suharyadi, 2004 : 529).

Menurut Santoso (2001 : 243) deteksi adanya heteroskedastisitas adalah :


(54)

1. Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. 2. Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas. 2. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu. Autokorelasi dapat dideteksi dengan melihat apakah terdapat hubungan yang sistematis baik meningkat ataupun menurun antara error (e) dengan waktu. Selain itu dapat dilakukan uji Durbin Watson, dengan rumusnya sebagai berikut :

d = 2

2 1) (

e e et t



  (Suharyadi, 2004 : 529)

Keterangan : d = Nilai Durbin-Watson

et = Nilai residual pada periode ke-t et-1 = Nilai residual pada periode ke t-1

Adapun distribusi daerah keputusan autokorelasi adalah sebagai berikut :

Menerima H0 atau Ho* atau kedua-duanya Daerah keragu-raguan Daerah keragu-raguan Menolak Ho bukti autokorelasi positif 2

0 dL dU 4-dU 4-dL 4

Menolak Ho bukti autokorelasi

negatif

f(d)


(55)

Keterangan :

Ho : Tidak ada korelasi positif Ho* : Tidak ada korelasi negatif

Dari distribusi daerah keputusan autokorelasi diatas apabila nilai dw berkisar antara du dan 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi (Suharyadi, 2004 : 529).

3. Multikolinieritas

Multikolinieritas diartikan dengan adanya hubungan linear yang pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1995 : 157). Untuk mendeteksi adanya multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung VIF (Variance Inflation Factor). Persyaratan untuk dikatakan terbebas dari multikolinieritas adalah bila nilai VIF predictor tidak melebihi nilai 10. Nilai VIF hitung berkisar pada nilai 1 atau lebih rendah dari 10 dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2001 : 57).

3.4.2. Teknik Analisis

Teknik yang digunakan adalah regresi berganda, dengan bantuan SPSS 12.0. Teknik ini digunakan jika suatu variabel dependen (terikat) bergantung pada lebih dari satu variabel independen (bebas) dan teknik ini sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.


(56)

Adapun bentuk matematis analisis regresi berganda adalah :

Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e ... (Solimun, 2004 : 80) Keterangan :

Y = Efektivitas Penjualan

0, 1, 2, 3 = Koefisien Regresi X1 = Perencanaan X2 = Organisasi X3 = Pengendalian

e = Error

3.4.2.1. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan seluruh data populasi atau menggunakan sensus (Sugiyono, 2002 : 81), oleh karena itu dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan pengujian hipotesis statistik dengan menggunakan uji t maupun uji F.

a. Uji F adalah uji kesamaan mode regresi dalam memprediksi efektivitas penjualan.

Uji F dengan prosedur sebagai berikut: 1. Rumusan hipotesis

Ho : 1 = 2 = 3 = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok)

Hi : 1 = 2 = 3  0 (model regresi yang dihasilkan cocok) 2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 atau 5% 3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :


(57)

a. apabila nilai probabilitas > 0,05. Ho diterima dan Hi ditolak b. apabila nilai probabilitas < 0,05. Ho ditolak dan Hi diterima b. Uji t

Untuk pengujian masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t.

Rumusan hipotesis

1. Ho : i= 0, dimana i = 1,2,3 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, X3, secara parsial terhadap Y)

Hi : i  0, dimana i = 1,2,3 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, X3, secara parsial terhadap Y)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a. apabila nilai probabilitas > 0,05. Ho diterima dan H1 ditolak b. apabila nilai probabilitas < 0,05. Ho ditolak dan H1 diterima


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Graha Agung Kencana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Real Estate dan pengembang. Perusahaan ini berkedudukan di Jalan Manunggal Kebonsari Kencana, Ruko Kebonsari Regency A.9.

PT. Graha Agung Kencana berdiri pada tanggal 8 Mei 2002 sebagaimana akta pendirian perusahaan yang dibuat dihadapan notaries Noor Irawati, SH dengan nomor 34 yang semula bernama PT. Kopatas Niaga Kencana diubah menjadi PT. Graha Agung Kencana pada tanggal 12 Mei 2003 dengan akta notaries yang sama dengan nomor 59.

Pendirian perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Semakin bertambahnya kebutuhan akan perumahan di Surabaya

dikarenakan urbanisasi, pekerja dan pegawai yang ada di Surabaya. 2. Adanya fasilitas KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dengan suku bunga

relatif rendah dan waktu kredit yang relatif panjang.

3. Banyaknya lahan kosong yang sangat cocok untuk perumahan.

Perusahaan ini awalnya bergerak di perdagangan rumah sederhana dan tanah kavlingan dengan harga dibawah 60 juta rupiah. Dengan semakin berkembangnya tingkat pertumbuhan ekonomi kota Surabaya yang begitu pesat, para pendiri perusahaan telah menanamkan modal pribadinya dalam


(59)

usaha perolehan lahan atau area dan mengembangkan bisnis real estatenya. Menarik para tenaga ahli untuk bekerja sama dalam penyempurnaan infrastruktur, pertambahan modal kerja dan penanaman modal dalam negeri.

4.1.2. Misi Perusahaan

Misi PT. Graha Agung Kencana adalah menumbuhkembangkan prinsip-prinsip bisnis atau kewirausahaan yang lebih intensif dan rasional dengan mengadakan dan menyediakan rumah lewat proyek perumahan murah guna mengangkat dan memperbaiki kualitas hidup bagi sebagian besar penduduk yang berpenghasilan rendah.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam pengadaan rumah dan lingkungan hidup yang sehat untuk kalangan yang berpenghasilan menengah ke bawah, PT. Graha Agung Kencana menciptakan semacam perkotaan.

Membantu sektor industi perumahan untuk menunjang pembangunan fisik di Indonesia melalui bisnis pada bidang-bidang pembangunan perumahan dengan menghasilkan produk bangunan yang terjangkau oleh masyarakat luas yang secara tidak langsung membantu penerimaan dari sektor pajak.

4.1.3. Budaya Perusahaan

Sebagaimana perusahaan bisnis real estate di Indonesia, PT. Graha Agung Kencana berusaha melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya


(60)

membuka peluang bagi lapangan kerja. Perusahaan selalu berorientasi pelanggan yaitu setiap bagian dari operasinya akan dipusatkan pada kebutuhan pada pelanggannya. Segala aktivitas dan uraian kerja setiap perusahaan berkaitan dengan tujuan PT. Graha Agung Kencana yaitu untuk memberikan pelayanan pelayanan terbaik pada pelanggan, calon pelanggan dan rekan kerja.

Mengutamakan inovasi tidak hanya menyangkut bidang produksi dan teknologi tetapi juga inovasi di bidang manajemen untuk suatu usaha mempertahankan eksistensi perusahaan sehingga kemajuan yang diperoleh tidak menjadi absolut.

Aktif menumbuhkan dan meningkatkan kreatifitas setiap individu sebagai sarana yang membuat para manajemen mampu, siap, tabah dan berani melakukan perubahan, baik dibidang teknologi maupun bidang manajemen.

Perkembangan usaha perusahaan diarahkan pada bentuk dimana peran serta PT. Graha Agung Kencana secara nyata menitik beratkan bukan hanya dalam bentuk modal, melainkan manajemen dan sumber daya manusia yang dikaryakan serta peningkatan kemampuannya.

Pengendalian mutu guna menjaga kualitas produksi yang dihasilkan baik desain maupun lingkungannya sebagai motivasi perusahaan untuk memenuhi kecenderungan pasa yang telah mengarah pada sasaran penunjang yang dimiliki oleh komplek suatu perumahan. Product


(61)

Environtment Oriented dengan segala keterjangkauannya merupakan bentuk prinsip PT. Graha Agung Kencana.

4.1.4. Strategi Bisnis Perusahaan

Pemupukan reputasi dan citra yang baik dengan selalu berusaha untuk meningkatkan citra keandalan, mengutamakan mutu, efisiensi biaya dan ketepatan waktu penyelesaian proyek guna menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada calon pemakai (user).

Menghindari over kapasitas dengan jalan membuat strategi untuk menjaga keseimbangan antara sumber (resource) yang dimiliki perusahaan dengan produksinya dengan mengutamakan proyek paling favorit yang diminati pemakai (user).

Menerapkan infrastruktur dengan jelas dan tegas kepada calon pemakai, baik hal yang menyangkut produk, administrasi dan hal-hal lain yang terkait dengan produk perusahaan.

4.2. Interpretasi Hasil Penelitian

4.2.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden 4.2.1.1. Variabel Perencanaan

Perencanaan yang dimaksud dengan perencanaan dalam penelitian ini adalah untuk menilai kondisi perusahaan dalam merencanakan proses perencanaan seperti : prosedur, kebijaksanaan, skedul dan prioritas untuk mencapai sasaran perusahaan. Variabel Perencanaan diukur dengan


(62)

menggunakan instrument yang berupa kuesioner yang dikembangkan dari Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri atas 8 pertanyaan. Adapun distribusi frekuensi variabel perencanaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Perencanaan

Skor

No Item

1 2 3 4 5 6 7

0 0 0 0 5 12 11

1 X1.1

0% 0% 0% 0% 17,9% 42,9% 39,3%

0 0 0 5 2 15 6

2 X1.2

0% 0% 0% 17,9% 7,1% 53,6% 21,4%

0 0 0 0 5 13 10

3 X1.3

0% 0% 0% 0% 17,9% 46,4% 35,7%

2 0 0 5 5 10 6

4 X1.4

7,1% 0% 0% 17,9% 17,9% 35,7% 21,4%

2 0 0 0 12 10 4

5 X1.5

7,1% 0% 0% 0% 42,9% 35,7% 14,3%

2 0 0 2 12 3 9

6 X1.6

7,1% 0% 0% 7,1% 42,9% 10,7% 32,1%

0 0 0 0 6 11 11

7 X1.7

0% 0% 0% 0% 21,4% 39,3% 39,3%

0 0 0 0 2 15 11

8 X1.8

0% 0% 0% 0% 7,1% 53,6% 39,3%

Rata-rata 2,7% 0% 0% 5,4% 21,9% 39,7% 30,3%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.1 yaitu jumlah responden yang menjawab skor 5 – 7 sebanyak 91,9% yang artinya sebagian besar responden menyatakan bahwa perusahaan memiliki perencanaan yang baik/matang, dalam hal prosedur, kebijaksanaan, skedul dan prioritas untuk mencapai sasaran perusahaan.

4.2.1.2. Variabel Organisasi

Yang dimaksud dengan organisasi dalam penelitian ini adalah untuk menilai apakah susunan organisasi perusahaan sesuai dengan tujuan yang


(63)

akan dicapai, karena susunan organisasi perlu disesuaikan untuk mencapai koordinasi yang efektif antara departemen, fungsi dan individu yang memungkinkan pencapaian tujuan dan sasaran yang efektif.

Variabel organisasi diukur dengan menggunakan instrument yang telah dikembangkan dari buku Audit Manajemen Kontemporer karangan Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri atas 8 pertanyaan. Adapun distribusi frekuensi variabel organisasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Variabel Organisasi

Skor

No Item

1 2 3 4 5 6 7 0 0 0 0 6 14 8

1 X2.1

0% 0% 0% 0% 21,4% 50% 28,6%

0 0 0 0 5 15 8

2 X2.2

0% 0% 0% 0% 17,9% 53,6% 28,6%

0 0 0 0 10 7 11

3 X2.3

0% 0% 0% 0% 35,7% 25% 39,3%

0 0 0 3 11 6 8

4 X2.4

0% 0% 0% 10,7% 39,3% 21,4% 28,6%

0 0 0 0 6 11 11

5 X2.5

0% 0% 0% 0% 21,4% 39,3% 39,3%

0 0 0 0 5 11 12

6 X2.6

0% 0% 0% 0% 17,9% 39,3% 42,9%

0 0 0 0 0 12 16

7 X2.7

0% 0% 0% 0% 0% 42,9% 57,1%

0 0 5 5 12 4 2

8 X2.8

0% 0% 17,9% 17,9% 42,9% 14,3% 7,1%

Rata-rata 0% 0% 2,2% 3,6% 24,6% 35,7% 33,9%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.2 yaitu jumlah responden yang menjawab skor 5 – 7 sebanyak 94,2% yang artinya sebagian besar responden menyatakan bahwa susunan organisasi perusahaan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.


(64)

4.2.1.3. Variabel Pengendalian

Yang dimaksud dengan pengendalian dalam penelitian ini adalah untuk menilai kemampuan proses pengendalian diseluruh organisasi agar mampu meyakinkan manajemen bahwa kegiatan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana.

Variabel pengendalian diukur dengan menggunakan instrument yang yang berupa kuesioner yang telah dikembangkan dari Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri atas 6 pertanyaan. Adapun distribusi frekuensi variabel pengendalian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel Pengendalian

Skor

No Item

1 2 3 4 5 6 7 0 0 0 0 13 4 11

1 X3.1

0% 0% 0% 0% 46,4% 14,3% 39,3%

0 0 0 0 6 9 13

2 X3.2

0% 0% 0% 0% 21,4% 32,1% 46,4%

0 2 0 0 3 12 11

3 X3.3

0% 7,1% 0% 0% 10,7% 42,9% 39,3%

0 2 0 0 5 10 11

4 X3.4

0% 7,1% 0% 0% 17,9% 35,7% 39,3%

0 0 0 2 5 12 9

5 X3.5

0% 0% 0% 7,1% 17,9% 42,9% 32,1%

0 2 8 10 8 0 0

6 X3.6

0% 7,1% 28,6% 35,7% 28,6% 0% 0%

Rata-rata 0% 3,5% 4,8% 7,1% 23,8% 28% 32,7%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.3 yaitu jumlah responden yang menjawab skor 5 – 7 sebanyak 84,5% yang artinya sebagian besar responden menyatakan bahwa memiliki pengendalian yang baik, sehingga kegiatan dan tindakan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan rencana.


(65)

4.2.1.4. Variabel Efektifitas Penjualan

Yang dimaksud dengan efektivitas penjualan (Y) dapat dipahami sebagai derajat keberhasilan suatu organisasi (sampai seberapa jauh suatu organisasi dapat dinyatakan berhasil) dalam usahanya untuk mencapai target penjualan.

Variabel efektivitas penjualan diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa kuesioner yang dikembangkan dari dikembangkan dari buku Audit Manajemen Tunggal (2000) dan Nugroho Widjayanto (1985) yang terdiri dari 5 pertanyaan. Adapun distribusi frekuensi variabel efektifitas penjualan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Variabel Efektifitas Penjualan

Skor

No Item

1 2 3 4 5 6 7

0 0 0 0 12 10 6

1 Y1

0% 0% 0% 0% 42,9% 35,7% 21,4%

0 0 0 5 14 7 2

2 Y2

0% 0% 0% 17,9% 50% 25% 7,1%

0 0 0 0 7 12 9

3 Y3

0% 0% 0% 0% 25% 42,9% 32,1%

0 0 0 2 7 15 4

4 Y4

0% 0% 0% 7,1% 25% 53,6% 14,3%

0 0 0 2 12 10 4

5 Y5

0% 0% 0% 7,1% 42,9% 35,7% 14,3%

Rata-rata 0% 0% 0% 6,4% 37,2% 38,6% 17,8%

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.4 yaitu jumlah responden yang menjawab skor 5 – 7 sebanyak 93,6% yang artinya sebagian besar responden menyatakan bahwa usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target penjualan dikatakan efektif.


(66)

4.2.2. Pengujian Validitas

Hasil uji validitas pada variabel perencanaan (X1), organisasi (X2), pengendalian (X3) dan efektifitas penjualan (Y) adalah sebagai berikut : 1. Variabel Perencanaan (X1)

Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-1

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

X1.6

X1.7

X1.8

0,215 0,578 0,266 0,504 0,701 0,740 0,332 0,268 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Sumber : Lampiran 3A

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa terdapat 5 (lima) item yang valid yaitu X1.2, X1.4, X1.5, X1.6 dan X1.7, terbukti dari nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30. Sedangkan item-item yang tidak valid yaitu X1.1, X1.3 dan X1.8, terbukti dari nilai Corrected Item Total Correlation kurang dari 0,30. Ketiga item yang tidak valid tersebut tidak diikutsertakan pada uji validitas putaran ke-2 (Sugiyono,2002 : 106). Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-2

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan X1.2

X1.4

X1.5

X1.6

X1.7

0,595 0,745 0,843 0,840 0,036 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Sumber : Lampiran 3B

Berdasarkan tabel 4.6 tampak bahwa terdapat 4 (empat) item yang valid yaitu X1.2, X1.4, X1.5 dan X1.6 terbukti dari nilai Corrected Item


(67)

Total Correlation lebih dari 0,30. Sedangkan item yang tidak valid adalah X1.7 terbukti dari nilai Corrected Item Total Correlation kurang dari 0,30. Item X1.7 dieliminasi atau tidak diikutsertakan pada uji validitas putaran ke-3 (Sugiyono,2002 : 106).

Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan (X1) Putaran Ke-3

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation

(r-hitung) r kritis Keterangan

X1.2

X1.4

X1.5

X1.6

0,638 0,811 0,858 0,779 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid

Sumber : Lampiran 3C

Hasil uji validitas putaran ke-3 pada tabel 4.7 menyebutkan bahwa item yang valid dan digunakan untuk uji selanjutnya adalah X1.2, X1.4, X1.5, dan X1.6, karena keempat item tersebut memiliki nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30 (Sugiyono,2002 : 106).

2. Variabel Organisasi (X2)

Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Variabel Organisasi (X2) Putaran Ke-1

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

X2.7

X2.8

0,767 0,744 0,854 0,852 0,446 0,635 0,084 0,057 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid

Sumber : Lampiran 4A

Berdasarkan tabel 4.8 tampak bahwa terdapat 6 (enam) item yang valid yaitu X2.1 sampai dengan X2.6, terbukti dari nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30. Sedangkan item yang tidak valid yaitu


(68)

dari 0,30. Item X2.7 dan X2.8 dieliminasi atau tidak diikutsertakan pada uji validitas putaran ke-2 (Sugiyono,2002 : 106).

Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Organisasi (X2) Putaran Ke-2

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

0,834 0,813 0,888 0,924 0,480 0,634 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumb+er : Lampiran 4B

Hasil uji validitas putaran ke-2 pada tabel 4.9 menyebutkan bahwa item yang valid dan digunakan untuk uji selanjutnya adalah X2.1 sampai dengan X2.6, karena keenam item tersebut memiliki nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30 (Sugiyono,2002 : 106).

3. Variabel Pengendalian (X3)

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian (X3) Putaran Ke-1

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan

X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

X3.5

X3.6

0,755 0,724 0,777 0,784 0,808 0,081 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Sumber : Lampiran 5A

Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa item yang valid yaitu X3.1 sampai dengan X3.5, terbukti dari nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30. Sedangkan item yang tidak valid dan dieliminasi adalah X3.6 dengan nilai Corrected Item Total Correlation sebesar 0,081.


(69)

Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian (X3) Putaran Ke-2

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan X3.1

X3.2

X3.3

X3.4

X3.5

0,631 0,640 0,881 0,892 0,889 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber : Lampiran 5B

Hasil uji validitas putaran ke-2 pada tabel 4.11 menyebutkan bahwa item yang valid dan digunakan untuk uji selanjutnya adalah X3.1 sampai dengan X3.5, karena kelima item tersebut memiliki nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30 . (Sugiyono,2002 : 106)

4. Variabel Efektifitas Penjualan (Y)

Tabel 4.12 : Hasil Uji Validitas Variabel Efektifitas Penjualan (Y)

Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (r-hitung) r kritis Keterangan

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 0,615 0,808 0,665 0,744 0,825 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber : Lampiran 6

Hasil uji validitas pada tabel 4.12 menyebutkan bahwa semua item adalah valid, karena kelima item tersebut memiliki nilai Corrected Item Total Correlation lebih dari 0,30 (Sugiyono,2002 : 106).

4.2.3. Pengujian Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas pada variabel perencanaan (X1), organisasi (X2), pengendalian (X3) dan efektifitas penjualan (Y) adalah sebagai berikut :


(1)

1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidakobyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ”Pemeriksaan manajemen (perencanaan, organisasi dan pengendalian) mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas penjualan”, sebagian teruji kebenarannya, karena pengendalian berpengaruh secara tidak signifikan positif terhadap efektifitas penjualan.

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :

1. Bagi PT. Graha Agung Kencana

Untuk meningkatkan pengaruh pengendalian terhadap efektifitas penjualan, hendaknya PT. Graha Agung Kencana melakukan pengendalian anggaran dengan cermat agar efektifitas penjualan dapat tercapai.

Untuk meningkatkan pengaruh perencanaan terhadap efektivitas penjualan,hendaknya PT. Graha Agung Kencana lebih meningkatkan


(3)

system perencanaan yang ada dengan senantiasa melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam organisasi.

Untuk meningkatkan pengaruh organisasi terhadap efektifitas penjualan,hendaknya PT. Graha Agung Kencana mempertahankan kondisi organisasi yang ada dengan memperjelas job diskripsi masing-masing.

2. Bagi penelitian mendatang, hendaknya menambah variabel selain variabel yang diteliti yang memungkinkan berpengaruh terhadap efektifitas penjualan, serta memperluas populasi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran”, Jawa Timur.

Agoes, Sukrisno, 1999, Auditing, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Arens & Loebbecke, 2003, Auditing Pendekatan Terpadu, Buku Satu, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua, Penerbit Badan Universitas Diponegoro, Semarang.

Griffin, W. Ricky, 2002, Manajemen, Jilid I, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama, Cetakan Keenam, Terjemahan Sumarno Zain, Penerbit Erlangga.

Hanafi, Mamduh, 2003, Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Kreitner, Robert & Knicki, Angelo, 2000, Perilaku Organisasi, Buku I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 1999, Metode Penelitian, Galia Indonesia Jakarta.

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Multivariate, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Siagian, P. Sondang, 1997. Audit Manajemen, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.


(5)

Solimun, Dr. MS, 2002, Structural Equation Modeling, Lisrel dan Amos, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Sugiyono, 2001, Metodologi Penelitian Administrasi, Cetakan Kedelapan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suharyadi, dan Purwanto S.K., 2003, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi Pertama, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi, Surabaya.

Supriyono, 1990, Pemeriksaan Manajemen dan Pengawasan Pemerintahan Indonesia, Edisi Pertama, Jilid Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Tunggal, Amin Wijaya, 1992, Manajemen Audit Suatu Pengantar, Cetakan

Pertama, Penerbit PT. Rineka Citra, Jakarta.

Tunggal, Amin Wijaya, 1992, Audit Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rineka Citra, Jakarta.

Tunggal, Amin Wijaya, 1992, Audit Manajemen Kontemporer, Edisi Revisi, Penerbit Harvarindo, Jakarta.

Umar, Husein, 2003, Metode Riset Akuntansi Terapan, Penerbit Ghalia, Jakarta. Widjayanto, Nugroho, 1985, Pemeriksaan Operasional Perusahaan, Cetakan

Pertama, Penerbit Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Jurnal & Skripsi :

Mediawati, Neni, 1997, “Management Audit Strategi dan Perencanaan

Organisasi yang Efektif” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia

(JAAI), Vol I No. 1, Hal 97, Mei.

Novitasari, Handayani, 2004, “Pengaruh Pemeriksaan Manajemen terhadap Efektivitas Penjualan pada Industri-Industri Kecil di Trosobo, Sidoarjo”,FE-UPN “Veteran” Jatim.

Pattawe, Abdul, 1997, “Pemeriksaan Manajemen Terhadap Efektivitas Penjualan Industri Kecil Palu Nagaya (LIK-Trans) di Kotamadya Palu”

Jurnal Ekonomi Bisnis Indonesia (JEBI), Vol 2, Hal 93, April, Penerbit Fakultas Ekonomi Tadukalo, Palu.


(6)

Widya, 2003, Hubungan Pemeriksaan Manajemen terhadap Efektivitas Penjualan pada Perusahaan Marmer di Tulungagung, FE-UPN “Veteran”