Analisis perkembangan kesehatan keuangan ditinjau dari rasio-rasio keuangan (studi kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk. periode 2010-2014).

(1)

REVIEWED FROM THE RATIO OF THE RATIO OF FINANCE Case Study on PT Bara Jaya International Tbk. Period 2010-2014

AninditaKurniaDewi M.V. 122114130

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

The purpose of this study is to find out the liquidity, the solvability, rentabilitas and activity financial PT Bara Jaya InternasionalTbk. in the 2010-2014 compared to industry standards.

The research is the kind of research case study. The Technique of data collection is done by the method of the documentation of financial report. The data analysis was the trend analysis of ratio financial use ratios, namely liquidity, rentabilitas and activity of PT Bara Jaya InternasionalTbk. years 2010-2014 from and comparing the ratio with industry standards the industrial average.

Based on the results of analyzing, it can be concluded that PT Bara Jaya InternasionalTbk has a good financial condition in terms of ratios are liquidity, the solvability, rentabilitas and activity.While based on a comparison with industry standards, most of the ratios of PT Bara Jaya International does not show a good financial condition or under industry standards.


(2)

DARI RASIO-RASIO KEUANGAN

Studi Kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk. Periode 2010-2014 Anindita Kurnia Dewi M.V.

122114130

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas keuangan PT Bara Jaya Internasional Tbk. pada tahun 2010-2014 jika dibandingkan dengan standar industri.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi terhadap laporan keuangan. Analisis data adalah kecenderungan rasio keuangan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas PT Bara Jaya Internasional Tbk. dari tahun 2010-2014 dan membandingkan rasio standar industri rata-rata industri.

Berdasarkan hasil menganalisis, dapat disimpulkan bahwa PT Bara Jaya Internasional Tbk. memiliki kondisi keuangan yang baik dalam hal rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. Sedangkan berdasarkan perbandingan dengan standar industri, sebagian besar dengan perbandingan PT Bara Jaya Internasional Tbk. tidak menunjukkan kondisi keuangan yang baik atau di bawah standar industri.


(3)

ANALISIS PERKEMBANGAN KESEHATAN KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO-RASIO KEUANGAN

Studi Kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk Periode 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Anindita Kurnia Dewi M.V NIM : 122114130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ANALISIS PERKEMBANGAN KESEHATAN KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO-RASIO KEUANGAN

Studi Kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk Periode 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Anindita Kurnia Dewi M.V NIM : 122114130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO

“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:6)

“Bersusah-susahlah dahulu, bersenang-senang kemudian. Apa yang ada sekarang, jalanilah dengan sukacita, jangan bersungut-sungut. Karena setiap

hal yang terjadi dalam hidup ini, jika dijalankan bersama Tuhan, maka akan berakhir kepada sebuah kemenangan” (@keselamatanku)


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PERKEMBANGAN KESEHATAN KEUANGAN DITINJAU DARI

RASIO-RASIO KEUANGAN

(Studi Kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk Periode 2010-2014) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal………adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anindita Kurnia Dewi M.V Nomor Mahasiswa : 122114130

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PERKEMBAHANGAN KESEHATAN KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO-RASIO KEUANGAN (Studi Kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk Periode 2010-2014)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, Pada, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, karunia, serta bimbingan-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Perkembangan Kesehatan Keuangan Perusahaan Ditinjau Dari Rasio-Rasio Keuangan Perusahaan PT Bara Jaya Internasional Tbk. ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberi dukungan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Akt., QIA selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.


(11)

viii

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dengan baik selama proses pembelajaran di Universitas Sanata Dharma.

6. Orang tua penulis, Bapak Fidelis Budi Wuryanta dan Ibu Nathalia Wiharyati yang telah memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayang yang tidak terhingga kepada penulis.

7. Kakakku tersayang Yohana Anindya Kurnia Sari yang cerewet dengan segala pertanyaan dan sebagai motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan adikku tersayang Fabiola Vita Anindha serta Alm. Brigitta Anditya Kusuma yang selalu menjadi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman terspesial Donatus Lilik Triatmaja yang selalu menjadi penyemangatku dan motivasiku untuk menyelesaikan skripsi dengan kecerewetannya.

9. Teman-teman dekat dari SMA Herdin, Hilse, dan Tasha yang tiada henti selalu mengobrol tentang skripsi.

10. Teman dekatku selama kuliah Dona, Monic, Puji, Tari dan Sandra yang sama-sama sedang berjuang, terimakasih atas kebersama-samaannya.

11. Teman-teman kost Grinjing Lasma, Sandra, Putri dan Ocha yang sama-sama berjuang untuk skripsi.

12. Teman-teman yang menemaniku dalam membuat skripsi Lasma, Sandra, Elvita, Fristina, Junita, Asri dan teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(12)

ix

13. Teman-teman akuntansi 2012 khususnya kelas C terimakasih atas kebersamaannya dan teman-teman seperjuanganku di kelas MPAT yang telah memberikan semangat.

14. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kepada semua pihak, penulis sangat terbuka untuk semua saran dan kritikan yang diberikan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis


(13)

(14)

xi

2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan... 28

3. Prosedur, Metode, dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 30

C. Analisis Rasio 1. Pengertian Rasio Keuangan ... 32

2. Analisis Rasio Keuangan ... 34

3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 36

4. Keunggulan Analisis Rasio ... 37

5. Keterbatasan Analisis Rasio ... 37

6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 39

D. Analisis Trend ... 50

E. Standar Industri ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 56

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

C. Subyek Penelitian ... 56

D. Data yang Dicari ... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 63

B. Gambaran Umum PT Bara Jaya Internasional Tbk ... 65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Keuangan ... 73

B. Pembahasan ... 102

C. Perbandingan Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Standar Industri ... 119

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 142

B. Keterbatasan Penelitian ... 142

C. Saran ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 145


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Perhitungan Current Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 74 Tabel 2. Perhitungan Trend Current Ratio PT Bara

Jaya Tbk. Tahun 2010-2014 ... 74 Tabel 3 Perhitungan Quick Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 76 Tabel 4 Perhitungan Trend Quick Ratio PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 76 Tabel 5 Perhitungan Cash Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 78 Tabel 6 Perhitungan Trend Cash Ratio PT Bara

Jaya InternasionalTbk. Tahun 2010-2014 ... 78 Tabel 7 P erhitungan Debt to Equity Ratio PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 80 Tabel 8 Perhitungan Trend Debt to Equity Ratio

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 80 Tabel 9 Perhitungan Debt to Assets Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 82 Tabel 10 Perhitungan Trend Debt to Assets Ratio

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 82 Tabel 11 Perhitungan Profit Margin PT Bara Jaya


(16)

xiii

Tabel 12 Perhitungan Trend Profit Margin PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 84 Tabel 13 Perhitungan Gross Profit Margin PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 86 Tabel 14 Perhitungan Trend Gross Profit Margin

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 86 Tabel 15 Perhitungan Net Profit Margin PT Bara

Jaya Internasional Tbk.Tahun 2010-2014 ... 88 Tabel 16 Perhitungan Trend Net Profit Margin

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 88 Tabel 17 Perhitungan ROI PT Bara Jaya Internasional

Tbk. Tahun 2010-2014 ... 90 Tabel 18 Perhitungan Trend ROI PT Bara Jaya

Internasional Tbk.Tahun 2010-2014 ... 90 Tabel 19 Perhitungan ROE PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 92 Tabel 20 Perhitungan Trend ROE PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 92 Tabel 21 Perhitungan Perputaran Piutang PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 94 Tabel 22 Perhitungan Trend Perputaran Piutang

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 95 Tabel 23 Perhitungan Perputaran Persediaan


(17)

xiv

2010-2014 ... 96

Tabel 24 Perhtiungan Trend Perputaran Persediaan PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 97 Tabel 25 Perhitungan Perputaran Aset Tetap

PT Bara Jaya Internasional Tbk.

Tahun 2010-2014 ... 98 Tabel 26 Perhitungan Trend Perputaran Aset Tetap

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 99 Tabel 27 Perhitngan Total Assets Turnover PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 101 Tabel 28 Perhitungan Trend Total Assets Turnover

PT Bara Jaya Internasional Tbk. Tahun

2010-2014 ... 101 Tabel 29 Current Ratio PT Bara Jaya Internasional

Tbk dengan Standar Industri ... 120 Tabel 30 Quick Ratio PT Bara Jaya Internasional Tbk

dengan Standar Industri ... 122 Tabel 31 Cash Ratio PT Bara Jaya Internasional Tbk

denganStandar Industri ... 123 Tabel 32 Debt to Equity Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk dengan Standar Industri ... 125 Tabel 33 Debt to Asset Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk dengan Standar Industri ... 126 Tabel 34 Profit Margin PT Bara Jaya Internasional


(18)

xv

Tbk dengan Standar Industri ... 128

Tabel 35 Gross Profit Margin PT Bara Jaya

Internasional Tbk dengan Standar Industri ... 129 Tabel 36 Net Profit Margin PT Bara Jaya Internasional

Tbk dengan Standar Industri ... 131 Tabel 37 ROI PT Bara Jaya Internasional Tbk

dengan Standar Industri ... 132 Tabel 38 ROE PT Bara Jaya Internasional Tbk

dengan Standar Industri ... 133 Tabel 39 Receivable Turnover PT Bara Jaya

Internasional Tbk dengan Standar Industri ... 135 Tabel 40 Inventory Turnover PT Bara Jaya Internasional

Tbk dengan Standar Industri ... 137 Tabel 41 Perputaran Aktiva Tetap PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Standar Industri ... 138 Tabel 42 Total Assets Turnover PT Bara Jaya

Internasional Tbk dengan Standar Industri ... 140


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I Grafik Trend Current Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 75 Gambar II. Grafik Trend Quick Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 77 Gambar III. Grafik Trend Cash Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 79 Gambar IV. Grafik Trend Debt to Equity Ratio PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 81 Gambar V. Grafik Trend Debt to Assets Ratio PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 83 Gambar VI. Grafik Trend Profit Margin PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 85 Gambar VII. Grafik Trend Gross Profit Margin PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 87 Gambar VIII. Grafik Trend Net Profit Margin PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 89 Gambar IX. Grafik Trend ROI PT Bara Jaya Internasional

Tbk. Tahun 2010-2014 ... 91 Gambar X. Grafik Trend ROE PT Bara Jaya Internasional

Tbk. Tahun 2010-2014 ... 93 Gambar XI. : Grafik Trend Perputaran Piutang PT Bara Jaya

Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 95 Gambar XII. Grafik Trend Perputaran Persediaan PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 97 Gambar XIII. Grafik Trend Perputaran Aset Tetap PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 100 Gambar XIV. Grafik Trend Total Assets Turnover PT Bara

Jaya Internasional Tbk. Tahun 2010-2014 ... 102 Gambar XV. Grafik Current Ratio PT Bara Jaya Internasional

Tbk. dengan Current RatioStandar Industri ... 121 Gambar XVI. Grafik Quick Ratio PT Bara Jaya Internasional

Tbk. dengan Quick RatioStandar Industri ... 123 Gambar XVII Grafik Cash Ratio PT Bara Jaya Internasional

Tbk. dengan Cash RatioStandar Industri ... 124 Gambar XVIII. Grafik Debt to Equity Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Debt to Equity

Standar Industri ... 126 Gambar XIX. Grafik Debt to Asset Ratio PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Debt to Asset Standar


(20)

xvii

Gambar XX. Grafik Profit Margin PT Bara Jaya Internasional

Tbk. dengan Standar Industri ... 129 Gambar XXI. Grafik Gross Profit Margin PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Standar Industri ... 130 Gambar XXII. Grafik Net Profit Margin PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Standar Industri ... 132 Gambar XXIII. Grafik ROI PT Bara Jaya Internasional Tbk.

dengan Standar Industri ... 133 Gambar XXIV. Grafik ROE PT Bara Jaya Internasional Tbk.

dengan Standar Industri ... 135 Gambar XXV. Grafik Receivable Turnover PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Standar Industri ... 136 Gambar XXVI. Grafik Inventory Turnover PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Standar Industri ... 138 Gambar XXVII.Grafik Perputaran Aktiva Tetap PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Standar Industri ... 139 Gambar XXVIII.Grafik Total Assets Turnover PT Bara Jaya

Internasional Tbk. dengan Total Assets Turnover


(21)

xviii

ABSTRAK

ANALISIS PERKEMBANGAN KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RASIO-RASIO KEUANGAN

Studi Kasus pada PT Bara Jaya Internasional Tbk. Periode 2010-2014

Anindita Kurnia Dewi M.V NIM: 122114130 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas keuangan PT Bara Jaya Internasional Tbk pada tahun 2010-2014 jika dibandingkan dengan standar industri.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi terhadap laporan keuangan. Analisis data adalah kecenderungan rasio keuangan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas PT Bara Jaya Internasional Tbk. dari tahun 2010-2014 dan membandingkan rasio standar industri rata-rata industri.

Berdasarkan hasil menganalisis, dapat disimpulkan bahwa PT Bara Jaya Internasional Tbk. memiliki kondisi keuangan yang baik dalam hal rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. Sedangkan berdasarkan perbandingan dengan standar industri, sebagian besar dengan perbandingan PT Bara Jaya Internasional Tbk. tidak menunjukkan kondisi keuangan yang baik atau di bawah standar industri.

Kata kunci : kesehatan keuangan, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas


(22)

xix

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF THE FINANCIAL HEALTH OF REVIEWED FROM THE RATIO OF THE RATIO OF FINANCE

Case Study on PT Bara Jaya International Tbk. Period 2010-2014 Anindita Kurnia Dewi M.V.

122114130

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

The purpose of this study is to find out the liquidity, the solvability, rentabilitas and activity financial PT Bara Jaya InternasionalTbk. in the 2010-2014 compared to industry standards.

The research is the kind of research case study. The Technique of data collection is done by the method of the documentation of financial report. The data analysis was the trend analysis of ratio financial use ratios, namely liquidity, rentabilitas and activity of PT Bara Jaya InternasionalTbk. years 2010-2014 from and comparing the ratio with industry standards the industrial average.

Based on the results of analyzing, it can be concluded that PT Bara Jaya InternasionalTbk has a good financial condition in terms of ratios are liquidity, the solvability, rentabilitas and activity.While based on a comparison with industry standards, most of the ratios of PT Bara Jaya International does not show a good financial condition or under industry standards.


(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan perekonomian, perusahaan-perusahaan dituntut untuk tetap konsisten, mampu mempertahankan dan selalu mengembangkan daya saingnya. Oleh karena itu, perusahaan harus bertahan di dalam bisnisnya serta mendapatkan kepercayaan yang baik dari pihak luar dengan cara perusahaan harus memiliki perencanaan dan pengendalian yang baik, yang merupakan kunci keberhasilan dari seorang manajer sehingga perusahaan mampu meningkatkan penjualan yang tentunya meningkatkan laba perusahaan. Perencanaan dan pengendalian yang baik dapat dilihat dari berbagai macam sisi, dan salah satunya adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para penggunanya terutama dalam rangka pengambilan keputusan. Laporan keuangan lebih bermanfaat apabila informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang, melalui suatu proses perbandingan, evaluasi, dan analisis trend. Hasil keuangan ini akan membantuanalisis menginterpretasikan berbagai hubungan kunci antar pos


(24)

laporan keuangan, serta dapat dijadikan sebagai dasar dalam menilai kompetensi keberhasilan perusahaan di masa datang (Hery,2015).

Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih jauh lagi keyakinan bahwa perusahaan di prediksikan mampu tumbuh dan memperoleh profitabilitas secara sustainable (berkelanjutan), yang otomatis tentunya pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan akan merasa puas dalam berbagai urusan dengan perusahaan, karena salah satu yang dihindari oleh pihak eksternal adalah timbulnya bad debt (piutang tak tertagih). Manajemen menyajikan laporan keuangan dan pihak luar perusahaan memanfaatkan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan. Sebuah laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham biasa terbantu dengan memahami dan menganalisis laporan keuangan hingga selanjutnya bisa menilai perusahaan mana yang mempunyai prospek yang menguntungkan di masa depan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk “membedah” laporan keuangan ke dalam unsur-unsur dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik atas laporan keuangan itu sendiri (Hery,2015).


(25)

Bagi investor beserta pihak lainnya yang berkeinginan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan maka perlu melakukan analisis laporan keuangan secara sistematis dan terstruktur. Dengan tujuan agar hasil yang diperoleh dapat dijadikan pendukung dalam proses pengambilan keputusan, terutama dukungan dalam keputusan jangka panjang. Penafsiran keputusan jangka panjang disini dilihat dari sisi perspektif investor, baik investor real investment dan financial investment. Financial investment merupakan investasi dalam bentuk commercial paper (surat berharga). Dan di negara maju financial investment menjadi salah satu alternatif favorit publik dalam berinvestasi. Sementara pada negara berkembang dan terbelakang real investment masih lebih dikedepankan dan dianggap sebagai salah satu sektor yang mampu mempercepat proses pembangunan, terutama mampu menyerap tenaga kerja yang otomatis memperkecil angka pengangguran (unemployement). Dalam melakukan analisis laporan keuangan ini permasalahan yang harus dihindari adalah jangan sampai dipergunakannya data-data yang tidak akurat atau tidak dapat dipercaya kebenarannya. Karena permasalahan yang sering timbul bahwa data-data tersebut sering direkayasa dengan tujuan-tujuan dan maksud-maksud tertentu, dengan dilandasi karena faktor ingin mengambil keuntungan. Salah satu pihak yang paling berkompeten untuk merekayasa laporan keuangan adalah manajemen perusahaan (Fahmi,2011: 12).


(26)

Kunci keberhasilan seorang manajer adalah membuat perencanaan dan pengendalian yang tepat. Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam suatu periode waktu tertentu. Transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi ini dituangkan dalam bentuk angka-angka. Untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, angka-angka yang ada dalam laporan keuangan akan menjadi lebih bermakna jika angka-angka tersebut saling dibandingkan (Hery,2015: 161). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan-hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian (Harahap,2007: 297).

Analisis rasio merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Meskipun perhitungan rasio hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana, namun hasilnya memerlukan interpretasi yang tidak mudah. Agar hasil perhitungan rasio menjadi bermakna, sebuah rasio sebaiknya mengacu pada hubungan ekonomis yang penting. Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena


(27)

faktor yang memengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang memengaruhi penyebut (Hery,2015: 163).

Sebelum seorang manajer terutama bagian keuangan mengambil keputusan, terlebih dahulu harus memahami kondisi keuangan perusahaan tersebut. Sehingga, diharapkan manajer dapat mengambil keputusan yang tepat dan perusahaan dapat dikelola dengan lebih baik dan profesional untuk masa yang akan datang. Pentingnya mengetahui perkembangan perusahaan, terutama melalui suatu analisis terhadap laporan keuangan, karena sangat penting bagi pihak eksternal maupun internal dalam mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan, maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai “Analisis Perkembangan Kesehatan Keuangan Ditinjau Dari Rasio-Rasio Keuangan” dengan studi kasus pada sebuah perusahaan yaitu PT. Bara Jaya Internasional Tbk, selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas keuangan PT Bara Jaya Internasional Tbk pada tahun 2010-2014 jika dibandingkan dengan standar industri?


(28)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas keuangan PT Bara Jaya Internasional Tbk pada tahun 2010-2014 jika dibandingkan dengan standar industri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemakai Laporan Keuangan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menilai tingkat kesehatan keuangan PT. Bara Jaya Internasional Tbk. dan sebagai pertimbangan keputusan dimasa mendatang.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan bahan bacaan yang berguna bagi mahasiswa, sehingga dapat menambah pengetahuan khususnya mengenai analisis laporan keuangan di masa mendatang.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini digunakan sebagai wadah untuk berlatih dan menambah wawasan, dan merupakan penerapan serta pengalaman dalam memadukan teori yang diperoleh saat kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya dalam perusahaan.


(29)

E. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini menjelaskan mengenai hasil kajian pustaka yang relevan dengan hasil penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat, dan waktu, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini disajikan data mengenai perusahaan yang sedang diteliti

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini menjelaskan mengenai deskripsi data, analisis data, pembahasan dan analisis trend dan pembahasan


(30)

BAB VI Penutup

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan pembahasannya, keterbatasan penelitian, dan saran.


(31)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan (Herry,2015:3). Farid dan Siswanto (Fahmi,2011:2) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.Munawir (Fahmi,2011:2) mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.


(32)

Laporan-laporan keuangan tersebut pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Metode-metode penilaian (valuation) dan pengukuran (measurement) yang mendasari penyusunan laporan-laporan keuangan tersebut diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) (Hanafi,2012:12). Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda (Prastowo,2005:3), yang meliputi :

a) Investor

Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi, serta tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

b) Kreditor (Pemberi Pinjaman)

Tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan para kreditor untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.


(33)

c) Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Tertarik dengan informasi yang memungkinkan pemasok dan kreditor usaha lainnya untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor.

d) Shareholders (para pemegang saham)

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.

e) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan.

f) Pemerintah

Berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, serta membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.


(34)

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, serta tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan.

h) Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2. Sifat Laporan Keuangan

Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak management yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi (Munawir, 2007: 6) antara:

a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact),

Berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.


(35)

b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate),

Berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles); hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan (expediensi) atau keseragaman.

c. Pendapat pribadi (personal judgment).

Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management perusahaan yang bersangkutan.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Prastowo,2005:5). Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.


(36)

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah :

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud :

(a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.

(b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan. (c) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajibannya.

(d) Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan .

2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha mencari laba, dengan maksud :

(a) Memberikan gambaran tentang jumlah dividen yang diharapkan pemegang saham.

(b) Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.


(37)

(c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.

(d) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang.

3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba

4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan kewajiban

5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan (Hery,2015: 4).

SFAC No. 1 menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pembuat keputusan bisnis dan ekonomis oleh investor yang ada dan yang potensional, kreditor, manajemen, pemerintah dan pengguna lainnya (FASB, 1978). Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan


(38)

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Adapun tujuan keuangan menurut PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan laporan keuangan menurut APBD Statement No. 4 yaitu : (Fahmi,2011:5)

1. Tujuan Khusus Menyajikan laporan : (a) Posisi keuangan (b) Hasil usaha

(c) Perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai dengan GAAP 2. Tujuan Umum

Memberikan informasi : (a) Sumber ekonomi (b) Kewajiban (c) Kekayaan bersih (d) Proyeksi laba


(39)

(e) Perubahan harta dan kewajiban (f) Informasi relevan

3. Tujuan Kualitatif (a) Relevan

(b) Dapat dimengerti (c) Dapat diperiksa (d) Netral

(e) Tepat waktu

(f) Dapat dibandingkan (g) Lengkap

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Seluruh informasi yang diperoleh dan bersumber dari laporan keuangan pada kenyataannya selalu saja terdapat kelemahan, dan kelemahan tersebut dianggap sebagai bentuk keterbatasan informasi yang tersaji dari laporan keuangan tersebut. Menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) sifat dan keterbatasan laporan keuangan (Fahmi, 2011: 9) adalah sebagai berikut:

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang sudah lewat.

b. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.


(40)

c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.

f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi daripada bentuk hukumnya.

g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan 1. Neraca

Neraca adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan (Hery,2015:4). Dalam melakukan analisis neraca (balance sheet)


(41)

sebagai bentuk atau cara mendapatkan informasi keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara (Fahmi,2011: 29), yaitu:

1) Menganalisis dengan melihat hubungan-hubungan yang terdapat pada data-data yang ada di jumlah neraca tersebut.

2) Menganalisis dengan melihat hubungan antara jumlah angka-angka yang terdapat di neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement).

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari informasi yang terdapat di neraca (Fahmi,2011: 30), yaitu:

1) Dapat dilihat kondisi dan situasi yang menggambarkan kepemilikan aktiva dan pasiva perusahaan.

2) Bagi investor dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam menetapkan keputusan pada perusahaan tersebut.

3) Informasi neraca memperlihatkan kondisi likuiditas perusahaan, terutama pada posisi current ratio (rasio lancar).

4) Informasi yang diberikan di neraca akan menjadi lebih bermanfaat pada saat dipergunakan sebagai salah satu pendukung pengambilan keputusan terutama dengan menempatkan dan memasukkan angka-angka yang terdapat di neraca pada formula yang dipakai. 2. Laporan Laba – Rugi (Income Statement)


(42)

Laporan laba-rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba-rugi memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dan keuntungan dikurangi dengan beban dan kerugian (Hery,2015:4). Laporan laba rugi bersumber dari dua hal, yaitu laba dan biaya, karena itu dalam penyusunan laporan ini seorang akuntan harus menyadari dengan baik yang mana termasuk dalam kategori laba dan begitu sebaliknya yang mana masuk dalam kategori biaya. Jika terlalu besar biaya maka memperlihatkan bahwa laporan tersebut lebih besar kerugiannya dibandingkan laba, dan begitu pula sebaliknya (Fahmi,2011: 98).

Dalam konteks catatan kaki (footnote) dalam laporan laba rugi (income statement) dianggap memiliki arti penting yang mampu memberikan kemudahan kepada pihak-pihak yang menginginkan informasi maksimal tentang kondisi keuangan perusahaan tersebut. Secara umum unsur-unsur yang terkandung dalam laporan laba rugi (income statement) adalah :


(43)

Penjualan (sales) merupakan penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai bahan pertimbangan (Siegel dan Shim). b. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

Harga pokok penjualan merupakan harga beli atau pembuatan suatu barang yang dijual. Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Bagi perusahaan industry, harga pokok penjualan meliputi ongkos-ongkos bahan dasar, tenaga kerja, dan ongkos-ongkos pabrik tidak langsung yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. c. Depresiasi (Depreciation)

Depresiasi adalah penurunan nilai yang terjadi secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu.

d. Bunga (Interes)

Bunga merupakan balas jasa yang harus diberikan atas dasar kesepakatan dalam pinjaman yang diberikan. Dalam pencatatan akuntansi untuk bunga kredit dipergunakan dua bentuk, yaitu cash basis dan accrual basis.


(44)

e. Pendapatan Sebelum Pajak (Earnings Before Tax)

Pendapatan sebelum pajak merupakan laba yang terlihat atau yang diperoleh sebelum dikurangkan dengan pajak.

f. Pajak (Tax)

Pajak merupakan pembayaran yang dibebankan oleh pemerintah atas penghasilan perorangan, perusahaan, tanah, barang-barang pemberian atau sumber-sumber lainnya untuk memberikan pemasukan bagi barang umum (publik).

g. Laba Setelah Pajak (Earnings After Tax)

Laba setelah pajak merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangkan dengan pajak.

Bagi banyak pihak laporan laba rugi dipandang sebagai ringkasan kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan selama periode akuntansi. Salah satu tugas utama pihak investor adalah menegaskan kepada pihak manajemen perusahaan bahwa laporan laba rugi memiliki implikasi yang jauh dari perusahaan (Fahmi,2011:97)

3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan arus kas adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan atau pembiayaan untuk satu periode


(45)

waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan atau penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode (Hery,2015:4)

Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode akuntansi tertentu. Tujuan utama arus kas adalah untuk memberikan kepada para pengguna, informasi tentang mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode akuntansi. Selain itu laporan juga menunjukkan efek aktivitas investasi dan pendanaan. Pelaporan kenaikan dan penurunan bersih kas menjadi berguna karena para investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas (Prastowo,2005: 33).

4. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity)

Laporan ekuitas pemilik adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (Hery,2015:4).

Laporan ekuitas merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca. Beberapa


(46)

perusahaan menyajikan laporan saldo laba, seringkali dikombinasikan dengan laporan rugi-laba yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba. Perusahaan-perusahaan yang memilih format penyajian yang terakhir biasanya akan menyajikan laporan ekuitas sebagai pengungkapan dalam catatan kaki (Fahmi,2011:4)

5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements) Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan. Tujuannya, untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (Hery,2015:4).

6. Pengaruh Persepsi Manajemen terhadap Pelaporan Keuangan

Persepsi pihak manajemen sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan sangat memengaruhi proses penyusunan dan pelaporan informasi keuangan itu sendiri. Persepsi pihak manajemen biasanya akan tercermin dalam keputusan-keputusan yang diambil, terkait dengan proses pelaporan keuangan, yang akan dilatar-belakangi oleh: (1) pemahaman pihak manajemen mengenai standar dan metode akuntansi yang digunakan, dan (2) pengaruh lingkungan lingkungan di mana manajemen berada.

Laporan keuangan merupakan produk pasar dan sebagai hasil dari sebuah proses pendekatan politik. Proses pelaporan keuangan juga


(47)

dipengaruhi oleh proses politik yang terlibat dalam pembentukan regulasi (seperti penetapan standar akuntansi dan interpretasi, serta peraturan-peraturan yang terkait dengan pasar). Penetapan standar akuntansi secara garis besar dilakukan untuk menjembatani antara orang-orang dalam perusahaan yang terlibat langsung dalam proses pelaporan keuangan dengan orang-orang di luar perusahaan yang merupakan pengguna atas laporan keuangan tersebut.

Watts dan Zimmerman (1978) menyatakan bahwa pelaporan keuangan berhubungan langsung dengan manajemen. Menurutnya, hal-hal yang berhubungan dengan manajemen adalah hal-hal yang berkaitan dengan peraturan-peraturan maupun publikasi resmi oleh badan-badan akuntansi, seperti standar akuntansi dan interpretasi atas standar tersebut. Hal-hal yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman tersebut di atas juga sama dengan apa yang diungkapkan oleh Fields (2001). Menurutnya, pemilihan metode akuntansi adalah keputusan pihak terkait untuk memengaruhi hasil sistem akuntansi.

Fields (2010) mengatakan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum seringkali mensyaratkan adanya penggunaan judgments dalam pembuatan laporan keuangan. Penggunaan judgments boleh saja terjadi jika pengambilan keputusan (manajer) benar-benar bebas dari kepentingan pribadi dan objektif. Permasalahan utama yang mungkin akan timbul dari


(48)

penggunaan judgments dalam pengambilan keputusan adalah masalah konsistensi dan keterbandingan laporan keuangan (Hery,2015:24).

7. Pengukuran dan Analisis Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Pengukuran kinerja keuangan adalah penting sebagai sarana atau indikator dalam rangka memperbaiki kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran kinerja laporan keuangan dilakukan bersamaan dengan proses analisis.

Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, penghitungan, pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi 9 macam (Hery,2015: 29), yaitu:

a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).


(49)

b. Analisis Tren, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset; persentase masing-masing komponen utang dan modal terhadap total pasiva (total aset); persentase masing-masing komponen laporan laba-rugi terhadap penjualan bersih.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba-rugi.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periode ke


(50)

periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor tersebut.

h. Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

i. Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak atau tidaknya suatu permohonan kredit debitur kepada kreditor, seperti bank.

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Analisis laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit (Hery,2015: 132).


(51)

Secara umum, tujuan dan manfaat dari dilakukannya analisis laporan keuangan (Hery,2015: 133) adalah:

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode.

b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan perusahaan.

d. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.

f. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai.

Di sisi lain, tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut ( Hery, 2015: 133):

a. Screening

Analisis dilakukan dengan melihat secara kritis data-data yang terkandung dalam laporan keuangan untuk kepentingan pemilihan investasi atau kemungkinan merger.


(52)

b. Forecasting

Analisis dilakukan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

c. Diagnosis

Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi di dalam perusahaan, baik dalam manajemen operasi, keuangan, atau pun masalah lainnya.

d. Evaluation

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, kinerja operasional, tingkat efisiensi, dan lain sebagainya.

e. Understanding

Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang ada dalam laporan keuangan akan menjadi lebih bermakna.

3. Prosedur, Metode, dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Berikut adalah langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan analisis laporan keuangan (Herry,2015: 134):

a. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode;


(53)

b. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan secara cermat dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam rumus-rumus tertentu;

c. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dilakukan;

d. Membuat laporan hasil analisis;

e. Memberikan rekomendasi sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan suatu metode dan teknik analisis yang tepat. Secara garis besar, ada dua metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik, yaitu:

a. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya terhadap satu periode laporan saja. Analisis ini dilakukan antar pos-pos yang ada dalam laporan keuangan dari satu periode. Analisis vertikal juga dapat berupa analisis perbandingan terhadap laporan keuangan perusahaan lain pada satu periode waktu tertentu, di mana perbandingan dilakukan terhadap informasi serupa dari perusahaan lain yang berada dalam satu industri yang sama atau dikaitkan dengan data industri (sebagai patokan) pada periode waktu yang sama.


(54)

Analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari beberapa periode. Melalui hasil analisis ini dapat dilihat kemajuan atau kemunduran kinerja perusahaan dari periode yang satu ke periode berikutnya.

C. Analisis Rasio

1. Pengertian Rasio Keuangan

Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Ratio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan (Prastowo,2005: 80). Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan (Hery,2015: 161).

Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk


(55)

membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan (Fahmi,2011: 107).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal ini akan membantu analisis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Beberapa hal tersebut adalah: a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan maka sejumlah rasio keuangan haruslah diukur atau digunakan secara bersama-sama. Namun demikian, jika hanya satu aspek saja yang ingin dinilai maka pengukuran atau penggunaan satu atau dua rasio keuangan dianggap sudah mencukupi.

b. Perbandingan atau komparasi kinerja antar perusahaan seharusnya dilakukan dengan menggunakan data keuangan dari perusahaan yang sejenis dan pada periode waktu yang sama.

c. Perhitungan rasio seharusnya didasarkan pada data laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan independen (akuntan publik). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga dianggap kurang akurat (Hery,2015: 161)


(56)

2. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio keuangan ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting antar perkiraan laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun, seorang analis dapat mempelajari komposisi perubahan yang terjadi dan menentukan apakah dapat kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut, serta dengan membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan atau tidak.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan, yaitu:

a. Manajer perusahaan, menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja operasi serta keuangan perusahaan.

b. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk mengidentifikasi kemampuan debitur dalam membayar utang-utangnya.


(57)

c. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

Untuk memperkecil risiko kesalahan dalam melakukan analisis rasio keuangan maka diperlukan prinsip kehati-hatian. Berikut adalah hal-hal yang patut diperhatikan dalam melakukan analisis rasio keuangan:

a. Analisis dan perhitungan harus dilakukan secara cermat dan akurat. b. Jika terdapat perbedaan dalam hal penerapan metode akuntansi, dasar

pencatatan, prosedur pelaporan, atau pun perbedaan dalam hal perlakuan akuntansi maka sebaiknya dilakukan rekonsiliasi atau disamakan terlebih dahulu agar data yang digunakan dalam analisis memiliki daya komparabilitas yang tinggi.

c. Simpulan atas hasil analisis rasio sebaiknya dilakukan secara hati-hati. d. Analisis harus memiliki dan menguasai informasi tentang operasional

dan manajemen perusahaan.

e. Jangan terlalu terpengaruh dengan rasio keuangan yang normal.

f. Analisis harus dapat melihat hal-hal yang terkandung atau tersembunyi dalam laporan keuangan berdasarkan naluri yang tajam dan pengalaman analisis sebelumnya.

Berdasarkan sumber data analisis, analisis rasio keuangan dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:


(58)

a. Analisis rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka keuangan yang hanya bersumber dari neraca saja.

b. Analisis rasio laporan laba-rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba-rugi saja.

c. Analisis rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka yang bersumber dari dua laporan, yaitu neraca dan laporan laba-rugi (Hery,2015: 163).

3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan (Fahmi,2011: 109), yaitu:

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat

digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.


(59)

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi pihak stakeholders organisasi.

4. Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknis analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah (Harahap, 2007:298):

a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;

b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;

c. mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;

d. sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);

e. menstandarisir size perusahaan;

f. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”

g. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

5. Keterbatasan Analisis Rasio

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan atau kelemahan, yaitu (Hery,2015:165):


(60)

a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b. Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula.

c. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi, di mana data tersebut dipengaruhi oleh dasar pencatatan (antara cash basis dan accrual basis), prosedur pelaporan atau perlakuan akuntansi, serta cara penafsiran dan pertimbangan (judgments) yang mungkin saja berbeda. d. Data yang digunakan untuk melakukan analisis rasio bisa saja

merupakan hasil dari sebuah manipulasi akuntansi, di mana penyusun laporan keuangan telah bersikap tidak jujur dan tidak netral dalam menyajikan angka-angka laporan keuangan sehingga hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

e. Penggunaan tahun fiskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan analisis.

f. Pengaruh penjualan musiman dapat mengakibatkan perbedaan analisis.

g. Pengaruh penjualan musiman dapat mengakibatkan analisis komparatif juga akan ikut berpengaruh.


(61)

h. Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar industri tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan (mengelola) aktivitasnya secara normal dan baik.

6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, yaitu:

a. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Rasio likuiditas terdiri atas:

1) Rasio Lancar (Current Ratio), merupakan ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Hery,2015: 166). Penggunaan current ratio dalam menganalisis laporan keuangan hanya mampu memberi analisa secara kasar, oleh karena itu perlu adanya dukungan analisa secara kualitatif secara lebih komprehensif (Fahmi,2011: 121). Likuiditas suatu perusahaan yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi profitabilitas perusahaan tersebut. Current ratio yang


(62)

tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang (Prastowo,2005: 84).

Current Ratio =

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar (Harahap,2007: 301).

2) Rasio Sangat Lancar atau Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio), merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar, tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya (Hery,2015: 167). Menurut Bambang Riyanto, “Apabila kita menggunakan “acid test ratio” untuk menentukan tingkat likuiditas, maka secara umum dapatlah dikatakan bahwa suatu


(63)

perusahaan yang mempunyai “quick ratio” kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik likuiditasnya” (Fahmi,2011: 126).Acid-test atau quick ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaannya (Prastowo,2005: 85).

Quick Ratio =

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1 (Harahap,2007: 302).

3) Rasio Kas (Cash Ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek (Hery,2015: 166).

Cash ratio =

Rasio ini sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% atau 1:1 (Harahap,2007: 302).

b.Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


(64)

memenuhi seluruh kewajibannya (Hery,2015: 167). Penggunaan utang yang terlalu tinggi membayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut (Fahmi,2011: 127).Rasio solvabilitas terdiri atas:

1) Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas (Hery,2015: 167). Mengenai debt equity ratio ini Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikannya sebagai “Ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.” (Fahmi,2011: 128).

Debt to equity Ratio =

Rasio ini menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik (Harahap,2007: 303).

2) Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Assets Ratio)

Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan


(65)

dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayan aset. Apabila besaran rasio utang terhadap aset adalah tinggi maka hal itu tentu saja akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor karena dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi utang-utangnya dengan total aset yang dimilikinya (Hery,2015: 195).

Debt to Assets Ratio =

Rasio ini menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap,2007:304).

c. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan perusahaaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari (Hery,2015: 167). Rasio aktivitas terdiri atas:

1) Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang usaha atau berapa kali dana yang tertanam


(66)

dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode (Hery,2015: 168).

Perputaran Piutang =

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Harahap,2007: 308).

2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode(Hery,2015: 168). Kebijakan untuk selalu menyediakan jumlah barang yang tersedia secara rata-rata, dengan tujuan agar ketersediaan barang di gudang selalu tersedia. Secara umum, persediaan ada tiga jenis, yaitu:

a) Persediaan dalam bentuk bahan/barang bakul, yaitu jumlah seluruh bahan baku yang digunakan dalam suatu periode dibagi rata-rata persediaan bahan baku selama periode tersebut.

b) Persediaan dalam bentuk bahan/barang setengah jadi atau dalam proses, yaitu jumlah pekerjaan dalam proses yang ditransfer menjadi produk jadi dibagi rata-rata pekerjaan dalam proses persediaan selama periode tersebut.


(67)

c) Persediaan dalam bentuk bahan/barang jadi, yaitu dinyatakan seluruh biaya produk yang dijual dibagi rata-rata biaya persediaan barang jadi.

Kondisi perusahaan yang baik adalah dimana kepemilikan persediaan dan perputaran adalah selalu berada dalam kondisi yang seimbang, artinya jika perputaran persediaan adalah kecil maka akan terjadi penumpukan barang dalam jumlah yang banyak di gudang, namun jika perputaran terlalu tinggi maka jumlah barang yang tersimpan di gudang akan kecil, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kehilangan bahan/barang di pasaran dalam kejadian yang bersifat di luar perhitungan. Maka ini bisa menyebabkan perusahaan terganggu aktivitas produksinya dan lebih jauh berpengaruh pada sisi penjualan serta perolehan keuntungan (Fahmi,2011: 133).

Perputaran Persediaan =

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap,2007: 308).


(68)

3) Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Perputaran Aset Tetap =

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi (Harahap,2007: 309).

4) Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Perputaran Total Aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015: 167).

Perputaran Total Aset =

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik (Harahap,2007: 309).

d.Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Hery,2015: 168).


(69)

Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi,2011: 135).

Rasio ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi, dan Rasio Kinerja Operasi. Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi financial atas penggunaan aset atau ekuitas terhadap laba bersih (Hery,2015: 168), terdiri atas:

1) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asesets), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan aset perusahaan dalam menciptakan laba bersih.

2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba bersih.

Rasio Kinerja Operasi (Hery,2015: 168) adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi (penjualan), terdiri atas:


(70)

Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi,2012: 81).

Profit Margin =

Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2007: 304).

2) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.

Gross Profit Margin =

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya-biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba (Harahap,2007: 306).


(1)

(2)

(3)

The original financial statements included herein

are in Indonesian language

PT ATPK RESOURCES, Tbk

PT ATPK RESOURCES, Tbk

DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENT OF

KONSOLIDASIAN OF FINANCIAL POSITION

Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 As of December 31, 2014 and 31 December 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ 2014 2013

Notes Rp Rp

ASET ASSETS

ASET LANCAR

CURRENT ASSETS

Kas dan Setara Kas 3d, 3g, 3n, 4, 27, 28 3,185,917 30,159,881 Cash and Cash Equivalents

3e, 3n, 3g, 3h, 5, 26,

Trade Receivables -

Piutang Usaha - 27, 28, 32

Pihak Berelasi 512,188,458 53,837,855 Related Party

3e, 3g, 3h, 3n, 6a, 26,

Piutang Lain-lain - 27, 28, 31, 32 Other Receivables -

Pihak Ketiga 949,505 3,287,706 Third Parties

Persediaan 3f, 7 56,206,676 134,705,161 Inventories

Pajak Dibayar di Muka 3q, 8a 122,435,112 122,384,352 Prepaid Taxes

Biaya Dibayar di Muka 3i, 9 734,276 1,018,478 Prepaid Expenses

Uang Muka -- 5,000 Advances

Total Aset Lancar 695,699,944 345,398,433 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR

NON CURRENT ASSETS

Piutang Pihak Berelasi - 3e, 3g, 3h, 3n, 6b, 26,

56,161,918 2,505,000

Non - Trade Related Parties

Non Usaha 27, 28, 31, 32 Receivables

Aset Tetap 3j, 3r, 10, 32 1,043,207,058 1,137,966,057 Fixed Assets

Aset Eksplorasi dan Evaluasi 3k, 11 -- 2,450,620 Exploration and Evaluation Assets


(4)

Total Aset Tidak Lancar 1,100,165,118 1,143,941,512 Total Non Current Assets

TOTAL ASET 1,795,865,062 1,489,339,945 TOTAL ASSETS

Catatan/ 2014 2013

Notes Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS JANGKA PENDEK

CURRENT LIABILITIES

3g, 3h, 3n, 12, 26, 27,

Utang Usaha 28 Trade Payables

Pihak Ketiga 98,157,136 510,117 Third Parties

Pihak Berelasi 41,853,829 95,255,465 Related Party

3g, 3h, 3n, 13a, 26,

Utang Lain-lain 27, 28, 31 Other Payables

Pihak Ketiga 7,816,073 12,452,649 Third Parties

Pihak Berelasi -- 294,849 Related Party

Utang Pajak 3q, 8b 6,748,580 9,137,675 Taxes Payable

Beban Akrual 3n, 14, 28 15,931,100 3,060,846 Accrued Expenses

Bagian Lancar Liabilitas 3g, 3r, 15, 27 Current Portion of

Jangka Panjang: Non Current Liabilities:

Utang Sewa Pembiayaan 45,933,166 140,793,448 Finance Lease Liabilities

Total Liabilitas Jangka Pendek

Total Current Liabilities

216,439,884 261,505,049

LIABILITAS JANGKA PANJANG

NON CURRENT LIABILITIES

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 3s, 16, 33 8,429,408 4,172,024 Post-Employment Benefits Obligation

3g, 3h, 3n, 13b, 26,

Utang Pihak Berelasi - Non Usaha 27, 28, 31 376,032,150 64,753,080 Non - Trade Related Parties Payables

Utang Sewa Pembiayaan 3g, 3r, 15, 27 -- 37,692,361 Finance Lease Liabilities

Liabilitas Pajak Tangguhan 3q, 8d, 32 20,806,191 -- Deffered Tax Liabilities

Total Liabilitas Jangka Panjang

Total Non Current Liabilities

405,267,749 106,617,465

TOTAL LIABILITAS

TOTAL LIABILITIES


(5)

EKUITAS

EQUITY

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada Equity Attributable to Owner of

Pemilik Entitas Induk the Parent Entity

Modal Saham 18 Capital Stock

Modal Dasar - 25.528.795.331 saham Authorized - 25,528,795,331 shares

terdiri dari: consists of:

Seri A - 831.204.669 saham Series A - 831,204,669 shares

Seri B - 24.697.590.662 saham Series B - 24,697,590,662 shares

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Issued and Fully Paid -

5.768.795.331 saham terdiri dari: 5,768,795,331 shares consists of:

Seri A - 831.204.669 saham Serie A - 831,204,669 shares

(Nilai nominal Rp0,2 per saham) (Nominal value Rp0.2 per share)

Seri B - 4.929.040.745 saham Serie B - 83,120,000 shares

(Nilai nominal Rp0,1 per saham) 659,145,009 659,145,009 (Nominal value Rp0.1 per share)

Tambahan Modal Disetor 19 648,104,568 648,104,568 Additional Paid in Capital

Saldo Defisit (129,942,722) (183,622,072) Deficit

Total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada

Total Equity Attributable to

Pemilik Entitas Induk 1,177,306,855 1,123,627,505 Owners of the Parent Entity

Kepentingan Non Pengendali 17 (3,149,426) (2,410,074) Non-Controlling Interest

TOTAL EKUITAS 1,174,157,429 1,121,217,431 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 1,795,865,062 1,489,339,945 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Catatan/ 2014 2013

Notes Rp Rp

PENJUALAN BERSIH 3m, 20 672,653,702 409,411,286 NET SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN 3m, 21 (512,261,879) (373,317,993) COST OF SALES

LABA KOTOR 160,391,823 36,093,293 GROSS PROFIT

Beban Usaha 3m, 22 (103,565,523) (34,429,232) Operating Expenses

Pendapatan Lain - Lain - Bersih 3m, 23 26,381,690 15,096,223 Other Income - Net

LABA USAHA 83,207,990 16,760,284 OPERATING INCOME


(6)

Pendapatan Keuangan 3m 55,460 51,570 Finance Income

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 75,281,109 16,298,722 INCOME BEFORE INCOME TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

INCOME TAX BENEFITS (EXPENSES)

Pajak Kini 3q, 8c (1,311,227) (4,277,855) Current Tax

Pajak Tangguhan 3q, 8d (21,029,884) 1,019,835 Deferred Tax

Total Beban Pajak Penghasilan - Total Income Tax Expenses -

Bersih (22,341,111) (3,258,020) Net

LABA TAHUN BERJALAN 52,939,998 13,040,702 INCOME FOR THE YEAR

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -- -- OTHER COMPREHENSIVE INCOME

TOTAL LABA KOMPREHENSIF

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

TAHUN BERJALAN 52,939,998 13,040,702 FOR THE YEAR

TOTAL LABA KOMPREHENSIF YANG

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:

Pemilik Entitas Induk 53,679,350 12,667,883 Owner of the Parent Entity

Kepentingan Non-Pengendali 3c, 17 (739,352) 372,819 Non-Controlling Interest

52,939,998 13,040,702

LABA PER SAHAM

EARNINGS PER SHARE

DASAR DAN DILUSIAN 3p, 25 9.19 2.26 BASIC AND DILUTED

52,939,998 (15,096,223)

(451)

68,036,221