PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI).

(1)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

(SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

py

Oleh: Pita Arianti NIM 100612


(2)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR MAHASISWA (SURVEY TERHADAP

MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI

PENDIDIKAN FIP UPI)

Oleh Pita Arianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Pita Arianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)


(6)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa (Survey Pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014


(7)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa (Survey Terhadap Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI Bandung) “. Masalah penelitian adalah seberapa besar pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa di Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang aktual dan jelas mengenai pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa di Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 206 orang yaitu mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI yang terbagi dalam 4 kelas (2010, 2011, 2012, 2013). Pembagian sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sejumlah 67 orang mahasiswa. Hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan Weighted Mean Scored (WMS), menunjukkan bahwa kondisi iklim kelas pada Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 2,8 dan motivasi belajar mahasiswa pun berada pada kategori yang baik dengan skor rata-rata 2,9. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel X dan variabel Y berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan statistik parametrik. Analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment, diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah sebesar 0,549 yaitu menunjukkan bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan yang cukup kuat. Dari Tabel Coefficient diperoleh nilai thitung sebesar 5,293 dan nilai ttabel sebesar 3,684. Nilai thitung ˃ ttabel, hal ini menyatakan bahwa artinya iklim kelas


(8)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Hasil uji koefisien determinasi yaitu bahwa iklim kelas berpengaruh terhadap motivasi belajar Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI sebesar 30,01% sedangkan sisanya 69,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Begitu juga hasil analisis regresi diperoleh persamaan Ŷ = 39,502 + 0,549 X, artinya bahwa kondisi iklim kelas yang ada pada mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI akan meningkat 0,549 terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan arah perubahan positif. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI, hal ini dapat dibuktikan secara statistik. Adapun rekomendasi berdasarkan hasil penelitian, yaitu: Jurusan Administrasi Pendidikan perlu mempertahankan dimensi-dimensi pada iklim kelas yang dirasa telah cukup baik dalam pembentukan iklim kelas yaitu dimensi kekompakan (2,9), dimensi arahan tugas dari dosen (3,0) dan kesetaraan (3,0) dan juga untuk mempertahankan dimensi motivasi belajar yang dirasa telah berada pada posisi yang sangat baik yaitu dimensi optimis.

KATA PENGANTAR

Subhanallah, walhamdulillah, walaa illahaillah Allahuakbar!!!

Segala pujian hanyalah milik-MU Ya Allah..

Tiada kata yang lebih indah kecuali jutaan rasa syukur yang menghambur memenuhi segenap jiwa yang lemah dan tiada daya. Tiadalah sanggup hamba yang berlumur dosa ini menyusun dan merangkai ungkapan syukur atas keagunganMU yang tiada terkira, Segala cinta hanya bermuara dan disandarkan padMU semata. Alhamdulilah, Puji syukur sudah selayaknya kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan Ridha dan Magfirahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa (Survey Terhadap Mahasiswa Jurusan Adminstrasi Pendidikan FIP UPI)”.

Secara keseluruhan, skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I menguraikan latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II menguraikan kajian pustaka dan


(9)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerangka pemikiran. Bab III menguraikan metode penelitian, lokasi dan sumber data, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasioanal, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan keabsahan data. Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, serta Bab V menyajikan kesimpulan dan rekomendasi.

Ibarat pepatah yang mengatakan Tiada Gading yang tak Retak. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan diri penulis. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis memohon maaf kepada semua pihak jika skripsi ini masih belum sesuai dengan harapan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif sehingga dapat menjadi motifasi untuk menjadi lebih baik bagi perbaikan penulisan karya ilmiah dimasa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca yang membutuhkannya.

Ahir kata,

Jazakumullah Khairan Katsiraan

Bandung, Juni 2014 Penulis UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum, Wr. Wb

Puji berbalut syukur semoga selalu kita panjatkan kepada pemilik seluruh alam Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan, kesabaran, dan kenikmatan dalam menjalani setiap jalan kehidupan yang terjal ini. Shalawat beserta salam semoga selalu tetap tercurah limpahkan kepada manusia no.1 di dunia, yang menjadi suri tauladan yang membawa rahmat untuk seluruh alam yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganyam kepada sahabatnya, serta sampai kepada kita umatnya hingga ahir jaman yang tetap istiqamah meneruskan setitik perjuangan dijalan-Nya.

Tak ada kata yang dapat melukiskan perasaan syukur karena telah menjalankan sebuah perjuangan selama 4 tahun dalam menimba ilmu di kota perantauan


(10)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung, di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, dan jurusan yang amat dicintai, Administrasi Pendidikan. Perjuangan ini melukiskan semangat, kerja keras, suka, duka, bahkan tangis dan tawa mewarnai gerak langkah selama 4 tahun ini, yang suatu saat nanti pasti dirindukan. Selama penyusunan skripsi ini tidak akan terlepas dari do’a, motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, olehkarena itu dengan hati yang tulus dan ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT. Ayat-ayatMu sungguh menenangkan dan menjawab semua pertanyaan hati. Praise be to Allah, the Lord of the worlds! Semoga saya tetap berada di jalanmu dan terus menjadi lebih baik..amiiin

2. Dr. Endang Herawan, M.Pd., selaku Pembimbing I sekaligus Ketua Jurusan yang telah bersedia membimbing penulis.

3. Cepi Triatna, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus pembimbing akademik yang telah dengan tekun membimbing dan memberikan ilmu serta arahan bagi penulis selama melaksanakan kegiatan perkuliahan hingga sampai pada tahap penyusunan skripi ini..

4. Seluruh Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, terimakasih atas bimbingan, ilmu yang diberikan, do’a serta nasehat hidup yang tak ternilai selama menimba ilmu, tak lupa bapak Ahmad dan bapak Pena selaku Staf Pegawai Jurusan Administrasi.

5. Staf atau pegawai di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, penulis ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya atas bantuan dan kebaikannya serta pelayanan yang prima.

6. Keluarga Tercinta, Ibuk Siti Purwati, Bapakku Agus Subeno, S.Pd, Adikku Agung Jiwangga, dan seluruh keluarga besar di kampung halaman Banyumas, yang tak pernah henti memberikan do’a dan motivasi kepada penulis untuk selalu berusaha dan berjuang mengejar cita-cita, untuk menjadi yang terbaik. Maturnuwun


(11)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Diaz Marandi beserta keluarganya, terimakasih untuk do’a yang selalu dipanjatkan, bimbingan, motivasi, serta kebersamaan yang tak terhingga dalam suka maupun duka, penulis ucapkan terima kasih telah mewarnai perjalanan hidup ini, semoga Allah SWT selalu meridhoi dan melindungimu, imam yang baik, Insyaallah.

8. Seluruh mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 selaku responden dari penelitian penulis, terimakasih atas kerjasamanya sebagai responden yang baik.

9. Teman-teman Administrasi Pendidikan 2010, Fauziah, Ajid, Nia, Dera, Rista, dll. kalian adalah keluargaku dikota perantauan ini, terimakasih untuk segala kebersamaan yang penuh makna baik suka maupun duka. Semoga Allah senantiasa meridhoi perjalanan hidup kita. Amiin

10.Teman-teman KKN Posdaya Sauyunan, Puja, Andari Sulfaj, Aziz, Yusa, M.Nurul Ihsan, Angga Resgiana, Olif, Mayang, Friska, dan Awal. Terimakasih dukungan dan hiburan-hiburannya. Semoga jabat tangan erat ini tidak akan pernah terputus sampai kapanpun.

11.Keluarga di Bandung, Naimullah aziz, Dhona, Muflih Ma’mun S.Pd, Tyas dan keluarga besar Mahasiswa Jawa Bumi Siliwangi (RAJAWALI UPI), terimakasih kalian begitu berharga.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Jazakumllah Khairran katsiiran...


(12)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Tujuan Umum ... 9

E. Tujuan Khusus ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Iklim Kelas ... 12

a.Konsep Iklim Kelas ... 13

b.Dimensi iklim Kelas ... 15

c.Aspek Iklim Kelas ... 16

2. Iklim Kelas Pada Perguruan Tinggi... 18

3. Motivasi ... 21

a.Definisi Motivasi ... 21

b.Sumber-sumber Motivasi ... 25


(13)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d.Definisi Belajar ... 28

e.Tujuan Belajar ... 29

f.Ciri-ciri Belajar ... 29

g.Definisi Motivasi Belajar ... 30

h.Faktor-faktor Motivasi Belajar ... 31

i.Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 35

j.Ciri-ciri Individu dengan Motivasi Belajar yang Tinggi ... 36

k.Fungsi Motivasi Belajar. ... 37

l.Sifat Motivasi Belajar ... 38

m. Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar ... 39

B. Kerangka Pemikiran ... 42

C. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

1. Lokasi Penelitian ... 44

2. Populasi ... 44

3. Sampel ... 46

B. Metode Penelitian ... 49

1. Metode Deskripsi ... 49

2. Pendekatan Kuantitatif. ... 50

C. Desain Penelitian ... 51

D. Definisi Operasional ... 54

1. Pengaruh ... 54

2. Iklim Kelas ... 54

3. Motivasi Belajar ... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ... 59

1. Penentuan alat pengumpul Data ... 60

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 63


(14)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji Validitas ... 64

b. Uji Reabiltas ... 70

F. Analisis Data ... 71

1. Seleksi Data ... 72

2. Klasifikasi Data ... 74

3. Perhitungan Kecenderungan WMS ... 74

4. Uji Normalitas ... 76

5. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

A. Hasil Penelitian ... 84

1. Hasil Pengolahan Data ... 84

a. Hasil Perhitungan Kecenderungan Umum ... 84

b. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Penelitian ... 95

c. Uji Korelasi ... 97

d. Analisis Regresi Sederhana ... 98

e. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 102

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

1. Iklim Kelas Jurusan Administrasi Pendidikan ... 104

2. Motivasi Belajar Mahasiswa Jurusan administrasi Pendidikan 109

3. Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(15)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1 Distribusi Populasi Penelitian ... 45

3.2 Penhitungan Besaran Sampel ... 48

3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ... 55

3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ... 58

3.5 Skala Alternatif jawaban ... 63

3.6 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 67

3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 69

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 71

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 71

3.10 Rekapitulasi Jumlah Angket ... 73

3.11 Pemberian Bobot Skor Alternatif Jawaban ... 74

3.11 DaftarKonsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 75

3.12 Tabel Kriteria Harga Koefesien Korelasi ... 78

4.1 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel X (Iklim Kelas) ... 85

4.2 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel Y (Motivasi Belajar) ... 91

4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X dan Y ... 96

4.4 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X dan Y... 97

4.5 Hasil Perhitungan Analisis Korelasi ... 97

4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan analisis Korelasi ... 98

4.7 Perhitungan Analisis Regresi Variabel X ... 99


(16)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 42

2.2 Hubungan Antar Variabel ... 43

3.1 Desain Penelitian ... 53

4.1 Grafik Kecenderungan Variabel X (Iklim Kelas) ... 86

4.2 Grafik Kecenderungan Variabel Y (Motivasi Belajar) ... 92

4.3 Grafik Garis Regresi ... 101

4.4 Garis Kecenderungan Variabel Y (Motivasi Belajar) ... 101


(17)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian ... 126

Lampiran II Pengolahan dan Analisis Data ... 138

Lampiran III Tabel Statistika ... 164

Lampiran IV Korespondensi ... 178


(18)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Proses pembelajaran seharusnya mampu menciptakan suasana kelas atau iklim kelas yang kondusif untuk mendukung terciptanya kualitas proses pembelajaran. Namun sayangnya proses pembelajaran yang terjadi selama ini masih cenderung satu arah, kurang memperhatikan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Tim pengajar cenderung belum menempatkan dirinya sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam suatu proses pembelajaran yang lebih menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Pengajar lebih cenderung menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga peserta didik selama ini lebih cenderung dinggap sebagai objek belajar yang harus menerima segala sesuatu yang akan diberikan oleh guru. Iklim belajar demikian tentunya kurang kondusif untuk mengembangkan kreatifitas, daya analisis, dan sikap kritis siswa dalam proses pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang bermakna bagi peserta didik, sehingga belum mampu mengembangkan kompetensi dan potensi kemampuan secara lebih optimal.

Hoy & Miskell sebagaimana dikutip Juniman Silalahi (2008:67), menyatakan bahwa iklim kelas merupakan kualitas lingkungan kelas yang terus-menerus dialami oleh guru yang mempengaruhi tingkah laku siswa dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Menurut Rahmat (1985) dalam Juniman Silalahi (2008:67), iklim kelas ditandai dengan munculnya: 1) sikap saling terbuka, 2) terjalinnya hubungan antar pribadi yang akrab, 3) sikap saling menghargai satu dengan yang lain, 4) menghormati satu sama lain, dan 5) mendahulukan kepentingan bersama. Dalam kaitannya dengan pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar, hasil


(19)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang dilakukan Juniman Silalahi menyatakan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim kelas terhadap motivasi belajar. Di mana implikasinya adalah semakin rendah iklim kelas yang dibangun, maka rendah pula motivasi belajar yang ditampilkan oleh siswa. Demikian pula sebaliknya semakin tinggi iklim kelas dibangun maka semakin tinggi motivasi belajar yang ditampilkan.

Jika konklusi tersebut kita coba komparasi dengan apa yang direkomendasikan oleh Gallay & Pong, maka akan didapat titik singgung yang saling bersimbiosa mutualisma. Hal ini dapat kita telusuri dari realitas bahwa iklim kelas akan sangat ditentukan oleh iklim sekolah dalam skala lebih besarnya. Iklim sekolah didefinisikan orang secara beragam dan dalam penggunaanya kerapkali dipertukarkan dengan istilah budaya sekolah. Iklim sekolah sering dianalogikan dengan kepribadian individu dan dipandang sebagai bagian dari lingkungan sekolah yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis serta direfleksikan melalui interaksi di dalam maupun di luar kelas. Halpin dan Croft (1963) dalam Ametembun (1989:124), menyebutkan bahwa “iklim sekolah adalah sesuatu yang bersifat intangible tetapi memiliki konsekuensi terhadap organisasi”. Tagiuri (1968) sebagaimana dikutip J. M. Cooper (1977:80), mengetengahkan tentang taksonomi iklim sekolah yang mencakup empat dimensi, yaitu: (1) ekologi; aspek-aspek fisik-materil, seperti bangunan sekolah, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK dan sejenisnya (2) milieu: karateristik individu di sekolah pada umumnya, seperti: moral kerja guru, latar belakang siswa, stabilitas staf dan sebagainya: (3) sistem sosial: struktur formal maupun informal atau berbagai peraturan untuk mengendalikan interaksi individu dan kelompok di sekolah, mencakup komunikasi kepala sekolah-guru, partispasi staf dalam pengambilan keputusan, keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan, kolegialitas, hubungan guru-siswa; dan (4) budaya: sistem nilai dan keyakinan, seperti: norma pergaulan siswa, ekspektasi keberhasilan, disiplin sekolah. Berdasarkan


(20)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai studi yang dilakukan, iklim sekolah telah terbukti memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian hasil-hasil akademik siswa. Hasil tinjauan ulang yang dilakukan Anderson (1982) dalam J.S. Cangelosi (1993:157), terhadap 40 studi tentang iklim sekolah sepanjang tahun 1964 sampai dengan 1980, hampir lebih dari setengahnya menunjukkan bahwa komitmen guru yang tinggi, norma hubungan kelompok sebaya yang positif, kerja sama team, ekspektasi yang tinggi dari guru dan adminstrator, konsistensi dan pengaturan tentang hukuman dan ganjaran, konsensus tentang kurikulum dan pembelajaran, serta kejelasan tujuan dan sasaran telah memberikan sumbangan yang berharga terhadap pencapaian hasil akademik siswa. Hubungan sosial antara siswa dengan guru yang mutualistik merupakan unsur penting dalam kehidupan sekolah. Guru yang memiliki interes, peduli, adil, demokratis, dan respek terhadap siswanya ternyata telah mampu mengurangi tingkat drop out siswa, tinggal kelas, dan perilaku salah suai di kalangan siswa. Studi yang dilakukan oleh Wentzel (1997:178) dalam Galay & Pong mengungkapkan bahwa iklim kelas memiliki hubungan yang positif dengan motivasi belajar siswa. Sementara itu, studi longitudinal yang dilakukan oleh Roeser & Eccles (1998:168) membuktikan bahwa guru yang bersikap adil dan jujur memiliki dampak ke depannya bagi penguasaan kompetensi akademik dan nilai-nilai (values) akademik. Studi yang dilakukan Stockard dan Mayberry (1992:189) dalam Galay & Pong, menyimpulkan bahwa iklim sekolah, yang mencakup: ekspektasi prestasi siswa yang tinggi, lingkungan sekolah yang teratur, moral yang tinggi, perlakuan terhadap siswa yang positif, penyertaan aktivitas siswa yang tinggi dan hubungan sosial yang positif ternyata memiliki korelasi yang kuat dengan hasil-hasil akademik siswa. Selain berdampak positif pada pencapaian hasil akademik siswa, iklim sekolah pun memiliki kontribusi positif terhadap pencapaian hasil non akademik, seperti pembentukan konsep diri, keyakinan diri, dan aspirasi. Studi yang dilakukan Battistich dan Hom (1997: 203) dalam Galay & Pong


(21)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkapkan bahwa adanya perasaan akan komunitas (sense of community) dapat mengurangi secara signifikan terhadap munculnya perilaku bermasalah seperti, keterlibatan narkoba, kenakalan remaja dan tindak kekerasan. Iklim kelas yang positif juga dapat menurunkan tingkat depresi. Studi yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 1983 yang menguji tentang kesehatan perilaku, gaya hidup dan konteks social pengambilan keputusan di sekolah, perasaan memperoleh dukungan dari guru dan siswa lainnya ternyata berkorelasi dengan semakin berkurangnya kebiasaan merokok, tingginya aktivitas fisik, serta tingkat kesehatan dan kualitas hidup yang baik (Galay & Pong 2004). Iklim sekolah juga berpengaruh terhadap pembentukan nilai-nilai kewarganegaraan (civic values). Sebagai contoh: hubungan guru-siswa yang saling menghormati, adanya kebebasan untuk menyatakan tidak setuju, mau mendengarkan siswa meski dalam perspektif yang berbeda telah memberikan dampak terhadap tingkat kekritisan siswa tentang berbagai isu yang terkait dengan kewarganegaraan (J.S. Cangeloci, 1993). Selain itu, siswa juga lebih toleran terhadap perbedaan (Ehman, 1980) dan lebih mengenal terhadap berbagai hubungan internasional (Galay & Pong, 2004). Berdasarkan kenyataan yang telah dikemukakan di atas, maka semakin jelas bahwa secara rasional iklim kelas memang berpengaruh terhadap motivasi belajar. Hal ini jelas bahwa untuk memunculkan motivasi belajar dan memelihara konsistensi dorongan belajar sangat ditentukan oleh kondusif tidaknya lingkungan kelas di mana tempat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu sangat penting untuk benar-benar menciptakan lingkungan kelas yang berpihak pada kebutuhan dan minat belajar peserta didik agar motivasi belajarnya semakin terus meningkat. Akan tetapi dengan tidak melupakan scope yang lebih besar, iklim kelas juga mesti di bangun, sebab ada kemungkinan tidak bisa dibangunnya iklim kelas yang kondusif disebabkan oleh iklim kelas yang tidak kondusif.


(22)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi belajar antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid yang lainnya. Berhasil tidaknya suatu interaksi proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari guru sendiri, siswa, fasilitas penunjang, maupun suasana proses interaksi pembelajaran tersebut. Suatu proses pembelajaran di sekolah yang penting bukan saja materi yang diajarkan atau pun siapa yang mengajarkan, melainkan bagaimana materi tersebut diajarkan. Bagaimana guru menciptakan iklim kelas (Classroom Climate) dalam proses pembelajaran tersebut.

Iklim kelas adalah kondisi lingkungan kelas dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Iklim kelas merupakan suasana yang ditandai oleh adanya pola interaksi atau komunikasi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Tinjauan tentang suasana kelas (classroom climate) dikemukakan oleh Nasution (2003: 119-120). Menurutnya ada tiga jenis suasana yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di sekolah berdasarkan sikap guru terhadap anak dalam mengajarkan materi pelajaran. Pertama, suasana kelas dengan sikap guru yang “otoriter”. Suasana kelas dengan sikap guru yang otoriter, terjadi bila guru menggunakan kekuasaannya untuk mencapai tujuannya tanpa lebih jauh mempertimbangkan akibatnya bagi anak, khususnya bagi perkembangan pribadinya. Dengan hukuman dan ancaman anak dipaksa untuk menguasai bahan pelajaran yang dianggab perlu untuk ujian dan masa depannya. Kedua, Suasana kelas dengan sikap guru yang “permisif”. Suasana kelas dengan sikap guru yang permisif ditandai dengan membiarkan anak berkembang dalam kebebasan tanpa banyak tekanan frustasi, larangan, perintah, atau paksaan. Pelajaran selalu dibuat menyenangkan. Guru tidak menonjolkan dirinya dan berada di belakang untuk memberi bantuan bila dibutuhkan. Sikap ini mengutamakan perkembangan pribadi anak khususnya dalam aspek emosional, agar anak bebas dari kegoncangan jiwa dan menjadi anak yang dapat menyesuaikan diri dengan


(23)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungannya. Ketiga, Suasana kelas dengan sikap guru yang “riil”. Suasana kelas dengan sikap guru yang riil ditandai dengan adanya kebebasan anak yang disertai dengan pengendalian. Anak-anak diberi kesempatan yang cukup untuk bermain bebas tanpa diawasi atau diatur dengan ketat. Dilain pihak anak diberi tugas sesuai petunjuk dan pengawasan guru.

Sementara, A. Sholah (1989: 25-26) yang mengutip pendapat Dreikurs dan Leron Grey yang menggunakan pendekatan sosio-emosional kelas, mengemukakan tiga jenis suasana yang dihadapi oleh siswa setiap hari. Pertama, suasana autokrasi. Dalam suasana outokrasi guru banyak menerapkan perintah, menggunakan kekerasan, penekanan, persaingan, hukuman dan ancaman untuk maksud pengawasan perilaku siswa, serta dominan guru yang sangat menonjol. Kedua, suasana Laissez-faire. Dalam suasana ini, guru terlalu sedikit bahkan sama sekali tidak memperlihatkan kegiatannya atau kepemimpinannya serta banyak memberikan kebebasan kepada siswanya. Guru melepaskan tanggung jawab kepada anggota kelompok; dan; Ketiga suasana demokratis. Guru memperlakukan siswanya sebagai individu yang dapat bertanggung jawab, berharga, mampu mengambil keputusan dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dampak yang ditimbulkan dari suasana demokratis adalah tumbuhnya rasa percaya diri, saling menerima dan percaya satu sama yang lain, baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Guru membimbing, mengembangkan, dan membagi tanggung jawab untuk semua warga kelas termasuk guru. Dengan demikian suasana kelas yang demokratis ini akan memberikan dampak positif, karena guru dan siswa mempunyai kesempatan untuk saling memahami, membantu, mengemukakan segala sesuatu yang dirasakan secara terbuka. Guru akan memahami keadaan siswa, dan di sisi lain siswa akan melihat keteladanan dan merasa ada contoh yang dapat dilihat.

Permasalahan yang peneliti temukan berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran di Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan


(24)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia yang dimulai pada pukul 07.00 WIB menunjukkan rendahnya motivasi belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran yang dapat terlihat dari ada sebagian siswa yang menjawab pertanyaan dari dosen, hanya ada seorang mahasiswa yang mengajukan pertanyaan saat proses perkuliahan berlangsung serta tidak ada mahasiswa yang mengemukakan pendapat serta ada beberapa mahasiswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Selain itu mahasiswa pada saat proses pembelajaran di kelas lebih suka ribut dan berbicara dengan temannya daripada mendengarkan dosen, bahkan ada juga yang tidur pada waktu dosen menerangkan mata kuliahnya, ada juga yang tampak hanya berbicara dengan teman sebangku maupun di belakang bangku, sehingga kondisi pembelajaran di kelas kurang kondusif ditambah dengan ketika dosen memasuki ruang kuliah dengan jadwal yang sudah ditentukan, didalam kelas hanya terdapat segelintir mahasiswa yang siap belajar, dan 45 menit dari jadwal masuk yang telah ditentukan seluruh mahasiswa baru dapat dikatakan lengkap. Hal ini tentu sangat tidak membuat proses perkuliahan menjadi tenang dan kondusif. Menurut hasil wawancara dengan salah satu dosen di jurusan Administrasi Pendidikan tanggal 26 Februari 2013 fenomena tersebut menunjukkan adanya motivasi belajar yang rendah pada beberapa mahasiswa. Diperoleh hasil bahwa masih banyak siswa yang motivasi belajarnya masih kurang, dan suka mengobrol pada saat jam perkuliahan berlangsung sehingga membuat keributan di kelas, padahal materi yang akan dipelajari masih banyak sementara saat pelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang terlibat aktif dalam kelas. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara pada 5 orang mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan dengan tingkat yang berbeda yang mengakui bahwa mereka sering mengobrol pada saat pelajaran berlangsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Sardiman (2011:44) adalah faktor guru, orangtua dan keluarga serta masyarakat dan


(25)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan. Parsons & Hinson (2001:122) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mendorong atau menghalangi motivasi belajar siswa adalah iklim kelas. Iklim kelas yang dirasakan aman oleh siswa akan mendukung siswa dalam belajar. Namun iklim yang terbentuk dalam kelas juga dapat dirasakan mengancam oleh siswa dan berakibat pada rendahnya keterlibatan siswa dalam belajar. Tokoh lain seperti Kauchak & Eggen (2004:90) juga menyatakan bahwa iklim kelas memiliki peran penting dalam menciptakan suatu lingkungan yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi siswa. Iklim kelas yang mendukung siswa dalam belajar akan membuat siswa merasa aman, bebas dalam menyampaikan ide-ide yang dimiliki, serta mempunyai kualitas yang baik dalam kelas, seperti saling memberikan perhatian dan saling menghargai sehingga akan membuat siswa lebih terdorong untuk belajar.

Penelitian yang dilakukan Walberf dan Greenberg (Dalam Tarmidi,2005:78) mengemukakan bahwa “lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu dalam memotivasi belajar akademis. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang akan memacu atau menghambat minat belajar siswa”. Dengan berbagai permasalahan seputar lingkungan belajar atau lingkungan kelas yang ditemukan tersebut, menyebabkan keinginan belajar mahasiswa semakin menipis, menurunya kemauan untuk belajar secara mandiri sehingga dihawatirkan akan berpengaruh pada motivasi belajar yang selanjutnya akan lebih berdampak pada hasil belajar mahasiswa. Mengamati permasalahan diatas dan dengan menganalisa kutipan tersebut maka Hal inilah yang menggelitik bagi penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai “PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Survey Terhadap

Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI)”. B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH


(26)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti dan agar menjadi fokus dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan secara konseptual dan konstektual yaitu:

a. Secara Konseptual

Secara konsptual penelitian ini dilakukan untuk mengetahui iklim kelas dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar mahasiswa terhadap mahasisiwa jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

b. Secara Konstekstual

Secara konstektual penelitian ini dilakukan di jurusan Adminsitrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sebuah penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam laporan penelitian. Semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan menentukan arah penelitian.

Dalam rumusan masalah ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum masalah yang akan dibahas. Uraian rumusan masalah dari penelitian ini adalah:


(27)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana gambaran iklim perkuliahan mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI?

2. Bagaimana Motivasi Belajar mahasiswa Jurusan Administrasi pendidikan FIP UPI?

3. Seberapa besar pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa jurusan Adminisrasi Pendidikan FIP UPI?

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran jelas tentang pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa jurusan Adminisrasi Pendidikan FIP UPI

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mengetahui iklim perkuliahan mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI;

b. Mengetahui motivasi belajar mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI ;

c. Mengetahuhi seberapa besarkah pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar mahaisiswa mahasiswa di jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI;

D. MANFAAT/SIGNIFIKASI PENELITIAN 1. Segi Teoritis

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan


(28)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis, penelitian ini akan bermanfaat dalam pemahaman dan informasi mengenai iklim kelas yang merupakan bidang garapan Administrasi Pendidikan pengaruhnya terhadap motivasi belajar mahasiswa. 2. Segi Operasional

Secara operasional, penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak, baik bagi peneliti sendiri, pihak jurusan Administrasi Pendidikan, dan berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran.

a. Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri, diharapkan melalui penelitian ini akan bermanfaat untuk mengembangkan pemahaman dan wawasan dan meningkatkan pola pikir mengenai iklim kelas yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

b. Bagi Pihak Jurusan Administrasi Pendidikan

Bagi pihak jurusan Administrasi Pendidikan sendiri, diharapakan melalui penelitian ini akan menjadi masukan dan perbaikan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas sehingga dari pembelajaran dikelas mampu menciptakan kekondusifan dan membentuk sebuah iklim yang positif dan mampu menigkatkan motivasi belajar mahasiswanya sehingga akan membentuk proses pembelajaran yang semakin berkualitas.

E. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Skripsi ini terdiri dari beberapa unsur yang saling berhubungan erat satu sama lain. Dalam penyusunan skripsi ini sudah tentu memliki struktur organisasi atau sistematika penulisan yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indoensia Nomor 5032/UN40/HK/2013 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013.

Dapat diuraikan secara umum bahwa skripsi ini terdiri dari judul penelitian, lembar pengesahan skripsi, lembar pernyataan keaslian skripsi,


(29)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ucapan terima kasih, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran, lima bab inti, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran pendukung. Kelima bab inti dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian yang menggambarkan alasan rasional dan pentingnya suatu permasalahan untuk diteliti, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB ini terdiri dari kajian pustaka yang menjadi acuan penelitian dari segi teoritis dan konseptual, serta kerangka pemikiran dan hipotesis.

3. BAB III METODE PENELITIAN

BAB ini membahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian, yang dimulai dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, tenik pengumpulan data, analisis data., dan keabsahan data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB ini membahas mengenai hasil penelitian yang terdiri dari temuan umum dan temuan khusus, serta pembahasan hasil penelitian.

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


(30)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitan akan dilakukan untuk memperoleh data dan fakta mengenai permasalahan yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Lokasi atau tempat penelitian ini yaitu pada jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Fokus penelitian pada tiga kelas dengan jumlah mahasiswa berkisar antara 45-55 untuk setiap kelasnya. Seperti telah diungkapkan diatas, Penelitian ini memilih lokasi pada jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan lokasi penelitian ini yaitu diharapkan dengan adanya penelitian ini akan dapat terlihat dengan jelas sejauhmana pengaruh iklim kelas yang merupakan bagian dari pengelolaan kelas/managerial kelas yang sudah tentu harus dilakukan oleh setiap team teaching dalam proses pembelajaran. Dengan penelitian ini maka dapat dihasilkan kesimpulan yang mampu merekomendasikan perbaikan-perbaikan terhadap pola pengelolaan kelas yang baik. Selain hal tersebut, jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia terletak tidak jauh dari tempat tinggal penulis sehingga mudah dijangkau dalam pencarian data tidak akan terlalu sulit dan juga akan sangat membantu dalam menghemat biaya penelitian.

2. Populasi

Setiap kegiatan ilmiah selalu berhadapan dengan penentuan sumber data, yang kebenarannya dapat dipercaya, agar data tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis penelitian. Populasi merupakan jumlah keseluruhan unit atau elemen dimana peneliti tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan


(31)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.

Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2002:57) sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Demikian pula dikemukakan oleh Bohar Suharto (1993:85) bahwa populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap tingkah laku dan lain sebagainya yang menjadi objek penelitian”.

Selain itu pula, Winanrno Surakhmad (1980:93) menyatakan sebagai berikut: “Populasi adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai test, benda maupun peristiwa”. Sedangkan menurut Mohammad Ali (1982:54) menyatakan: ”Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan subjek yang diteliti, baik berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala yang terjadi, karena hal itu merupakan variabel yang diperlukan untuk memcahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian”.

Bertitik tolak dari pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan (2010, 2011,2012,2013)

No. Angkatan Jumlah Mahasisiwa

1. 2010 53

2. 2011 52

3. 2012 57

4. 2013 44


(32)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama, definisi sampel diungkapkan oleh sugiyono (2002:56) yang menyatakan bahwa : “Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Artinya bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul representative (mewakili).

Sampel adalah suatu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Uraian diatas, sejalan dengan pendpat yang diberikan oleh Suharsimi Arikunto (1998:117) sebagi berikut: “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Lebih lanjut Winarno Surakhmad (1994:100) berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak kurang dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000 maka ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Menurut Riduwan (2011: 56), sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data atau informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup menggunakan sampel yang mewakilinya. Berkaitan dengan mutu sampling, Nasution (Riduwan, 2011: 57) mengatakan bahwa “mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahan”.

Adapun untuk mencari sampel dari guru diambil sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2011: 65) yaitu:


(33)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana:

n = jumlah sampel N = Jumlah Populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (0.1)

Maka:

dibulatkan menjadi 67

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditetapkan penelitian ini yaitu sebanyak 67 mahasiswa. Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing angkatan digunakan rumus Stratified Random Sampling (Akdon, 2008: 108), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi secara stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Berikut penulis sajikan tata cara perhitungan sampel setiap kelas dalam penelitian ini:


(34)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a)

b) c) d)

Dengan total sampel sejumlah 67 mahasiswa maka perhitungan hasil pembagian sampel untuk setiap kelasnya dapat dilihat lebih jelas pad atabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Perhitungan Besaran Sampel

Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

B. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah “totalitas cara” untuk meneliti dan menemukan kebenaran. Terdapat dua pendekatan dalam metodologi, yaitupendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan model atau nuansa penelitian dengan pengolahan dan penyajian data mempergunakan metoda statistika yang memungkinkan peneliti untuk menetapkan secara eksak (exact).

No Angkatan Ni Sampel

1. 2010 53 17

2. 2011 52 17

3. 2012 57 19

4. 2013 44 14


(35)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban pada masalah yang ada pada masa sekarang, yaitu untuk mengungkap “Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Administrasi Pendidikan”. Penelitian menurut Satori (2012:3) merupakan aktivitas yang menggunakan kekuatan pikir dan aktivitas observasi dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk mengahasilkan ilmu pengetahuan guna memecahkan suatu persoalan. Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan metode atau cara yang sistematis dan ilmiah sehingga bisa dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitiannya.

Hal ini senada dengan ungkapan Sugiyono (2011:6) yang menyatakan bahwa: “Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

1. Penelitian Deskripsi

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Dimana metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960:67) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarafenomena yang diselidiki. Metode Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan jenis metode survey. Kerlinger dalam Sugiyono (2012:7) mengemukakan bahwa “Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun


(36)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecil, tetapi data yang dipelajari adalah dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mngambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (David Kline dalam Sugiyono 2012:7).

Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Tetapi bila dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial (dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit.

Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan responden dalam jumlah cukup agar "pola" yang menggambarkan objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik. Dengan demikian, dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan dnegan langkah-langkah sebagi berikut:

1) Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain meliputi: iklim kelas

2) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang 3) Mengumpulkan data, menyusun data yang telah terkumpul, memberikan

penjelasan yang kemudian dianalisa. 2. Pendekatan Kuantitatif

Sedangkan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan


(37)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencatatan dan penganalisisan perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode kuantitatif adalah,

...Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif dikemukakan oleh Arikunto (1997: 86) yaitu : “Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian”. Selanjutnya Watson (dalam Danim 2002) mengemukakan pendekatan kuantitatif, sebagai berikut: “Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi”. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan statistik

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyyan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program penelitian. Dalam desain penelitian terangkum paparan mengenai segala hal yang dilakukan oleh peneliti, mulai dari penulisan hipotesis dan implikasi operasional hingga pada analisis ahir terhadap data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan.

Adapun desain yang yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain korelasional kuantitatif. Desain korelasional kuantitatif berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan (relations) atau antarhuungan-antarhubungan (inter-relationship) yang ada diantara mereka didalam satu lingkungan tertentu.


(38)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik utama penelitian korelasional meliputi pengobservasian nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan ada tidaknya hubunan antara variabel tersebut.

Pemilihan desain penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan yakni pengumpulan data dalam tahap penelitian cepat dan dapat menyediakan sumber yang kaya, tidak dapat memanipulasi variabel karena memanipulasi variabel yang diteliti tidak mungkin atau etis, dan berhubungan secara alamiah variabel terjadi atau ingin melihat bagaimana variabel terjadi secara alamiah berhubungan dengan dunia nyata. Menurut Nasution (2009:23) kegunaan dari desain penelitian bagi seorang peneliti antaralain adalah sebagai berikut:

(1) Memberi pengangan uang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya;(2) desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian;(3) desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan didahapi dan mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Desain penelitian menurut Suchman (Moh Nazir, 1999:99) adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Menurut moh Nazir (1999:99), pengertian desain penelitian secara sempit hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dari pengertian yang lebih luas, desain penelitian menurut moh Nazir (1999: 99-100) mencakup proses-proses berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

3. Menformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifkasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.

4. Membangun penyelidikan atau percobaan

5. Memilih serta definisi terhadap pengukuran variabel-variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data


(39)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Menganalisa data serta memilih prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

10.Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitan, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang. Berdasarkan pemahaman dari keterangan-keterangan diatas maka penulis menyusun desain penelitian yang tergambar dalam bagan dibawah in:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Penelitian secaara sistematis berpedoman pada tiga pilar yang terdiri dari tiga tahap yaitu, input, proses, dan output. Tahap input merupakan proses perencanaan dari sebuah penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dimulai dari latar belakang yang meliputi analisis aspek teoritik dan empirik dan merupakan bagian dari studi pendahuluan. Hasil dari studi pendahuluan ini akan muncul

INPUT PROSES

Studi Pendahuluan

OUTPUT

Latar Belakang

Masalah

Pengumpulan Data

Rumusan Masalah

REKOMENDASI Analisis data variabel X & Y

Pengujian Hipotesis Empirik

Teoritik

Hipotesis Metode

Penelitian


(40)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah perumusan masalah yang nantinya akan memeperjelas batasan-batasan ruang lingkup penelitian. Setelah perumusan masalah didapatkan, kemudian akan muncul asums-asumsi dasar yang dituangkan ke dalam sebuah hipotesis. Perumusan masalah dan hipotesis tersebut akan menentukan metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis.

Setelah tahap perencanaan/input selesai, tahap selanjutnya adalah proses. Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam instrumen penelitian, menyusun alat pengumpul data dan langkah-langkah lainnya yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Setelah semua teruji maka ditemukan sebuah kesimpulan yang merupakan bagian dari tahap output penelitian.

Dalam tahap output ini juga akan dihasilkan umpan balik yang berupa masukan-masukan, saran atau rekomendasi yang dapat dipergunakan sebagai langkah perbaikan oleh beberapa pihak yang terkait dalam hal ini Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

D. Definisi Operasional 1. Pengaruh

Pengaruh merupakan suatu keadaan yang menunjukan keterkaitan antara suatu hal dengan yang lainnya sehingga salah satu hal dipengaruhi oleh hal lain atau sebaliknya, baik yang bersifat positif maupun negatif (Sunaengsih, 2008:53). Pengaruh menurut Arikunto (2002:31) adalah,

“Suatu bentuk hubungan korelasional dimana antara keadaan atau variabel satu dnegan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atrau berpengaruh bagi keadaan yang kedua”.

Kata pengaruh dalam penelitian diartikan sebagai suatu kondisi yang memiliki daya untuk dapat saling mempengaruhi dan saling terkait antara satu hal dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini dapat ditetapkan bahwa keterkaitan yang erat merupakan keterkaitan antara iklim kelas terhadap motivasi belajar mahasiswa.


(41)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Iklim kelas

Terdapat beberapa pengertian iklim kelas oleh para ahli. Di dalam menjelaskan iklim kelas (classroom climate), beberapa peneliti memakai istilah lain seperti lingkungan belajar (learning environment), atmosfer, ekologi, dan lingkungan pertemanan (milieu). Iklim kelas merupakan keadaan psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk di dalam kelas sebagai hasil interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa lainnya. Keadaan psikologis dan sosial yang terbentuk di dalam kelas dinilai lebih penting daripada lingkungan fisik (Rawnsley & Fisher, 1998:98). Menurut Bloom (dalam Tarmidi & Wulandari, 2005:43), iklim kelas dapat diartikan sebagai kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan iklim kelas adalah tempat dimana tercipta komunitas di antara mahasiswa; tempat dimana mahasiswa diberikan berbagai kontrol untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam kelas; tempat yang memiliki atmosfir yang menyenangkan dan tidak terancam; tempat untuk mengkomunikasikan pesan- pesan mengenai permasalahan yang dihadapi mahasiswa di kelas; serta tempat untuk mengkomunikasikan penerimaan, penghargaan dan perhatian dari dosen kepada mahasiswanya. Iklim kelas yang dimaksud juga merupakan kualitas lingkungan yang dirasakan, yang muncul dari adanya interaksi dari berbagai faktor seperti aspek fisik, materi, organisasi, operasional, dan sosial sehingga Iklim kelas dirasa memegang peranan penting dalam mempengaruhi keberlangsungan kegiatan belajar dan perilaku di dalam kelas:

Tabel 3.3

Tabel Indikator Variabel X (Kisi-kisi)


(42)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kekompakan

Siswa

1. Mahasiswa mengenal baik rekannya satu sama lain.

2. Mahasiswa saling membantu rekannya ketika mengalami kesulitan.

3. Mahasiswa saling mendukung aktifitas perkuliahan rekan-rekannya.

2. Dukungan Dosen

1. Dosen bersikap dan berperilaku yang dapat menumbuhkan kepercayaan dari mahasiswa. 2. Dosen memberikan layanan konsultasi yang baik

dalam mata kuliah.

3. Dosen memberikan mata kuliah tambahan ketika pemahaman mahasiswa dirasa belum cukup. 3. Keterlibatan

Mahasiswa dalam Proses Perkuliahan

1. Mahasiswa aktif bertanya dalam proses perkuliahan.

2. Mahasiswa aktif dalam menentukan pola pembelajaran yang dirasa tepat.

3. Mahasiswa antusias dan selalu menghadiri perkuliahan yang dijadwalkan.

4. Keterlibatan dalam Kegiatan Penyelidikan (Otonomi Belajar)

1. Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan dalam perkuliahan.

2. Mahasiswa aktif mencaritahu bahan perkuliahan dari sumber-sumber yang variatif.

3. Mahasiswa aktif mengadakan diskusi terkait dengan materi kuliah yang disampaikan dosen. 5. Arahan

Tugas dari Dosen

1. Mahasiswa mampu mengatur waktunya untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. 2. Dosen memberikan pengarahan tata cara

pembuatan hingga pengumpulan tugas perkuliahan.


(43)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mengerjakan tugas dengan nilai yang terbaik diantara mahasiswa lainnya.

6. Kerjasama Sesama Mahasiswa

1. Mahasiswa saling membantu secara inisiatif dalam mengerjakan tugas kuliah.

2. Mahasiswa Saling mendukung dalam pengerjaan tugas kelompok.

3. Mahasiswa memiliki pembagian tugas yang baik ketika mengerjakan tugas dalam berkelompok. 7. Kesetaraan 1. Dosen memberikan kesempatan yang sama kepada

semua mahasiswa dalam perkuliahan.

2. Dosen memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh mahasiswa.

3. Pemberian nilai kepada mahasiswa dilakukan secara objektif.

3. Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


(44)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, motivasi belajar yang dimaksud adalah motivasi belajar yang timbul ketika proses pembelajaran dikelas. Motivasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran dikelas yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam melakukan penelitian ini, motivasi belajar diukur dengan cara yang dikembangkan dalam pendekatan proses yang fokus penilaian yang ditujukan pada trait atau ciri-ciri kepribadian dan kebiasaan yang terjadi dikelas maupun kebisaan-kebiasaan yang mempengaruhi kemauan belajar dikelas.

Tabel 3.4

Tabel Indikator Variabel Y (Kisi-kisi)

No. Aspek Indikator

1. Memiliki

keterlibatan dan kesungguhan dalam aktivitas belajar

1. Mahasiswa memiliki kebutuhan dan dorongan untuk belajar

2. Mahasiswa memiliki jadwal belajar yang teratur

3. Mahasiswa mampu memusatkan perhatian dan pikiran saat belajar

2. Mencari sumber pelajaran

tambahan dan memiliki minat tertentu dalam aktifitas belajar

1. Mahasiswa memiliki usaha untuk memnuhi kebutuhan belajarnya sendiri.

2. Mahasiswa memiliki ketertarikan pada materi perkuliahan

3. Mahasiswa melakukan pengayaan materi dengan berbagai sumber belajar yang tersedia 3. Memiliki strategi

untuk mencapai tujuan belajar dan penghargaan dalam aktivitas belajar

1. Mahasiswa memiliki penghargaan terhadap proses dan hasil belajarnya

2. Mahasiswa memiliki usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuannya sendiri


(45)

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

4. Dorongan untuk memenuhi standar unggulan

1. berorientasi pada hasil

2. menetapkan sasaran yang menantang

3. mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mencari cara yang lebih baik.

4. terus belajar untuk meningkatkan prestasi 5. Komitmen 1. siap berkorban

2. merasakan dorongan semangat belajar 3. menggunakan nilai-nilai kelompok dalam

pengambilan keputusan

4. aktif mencari peluang untuk memenuhi misi kelompok

6. Optimis 1. Tekun dalam menhejar sasaran meskipun banyak halangan.

2. belajar keras dengan harapan sukses daripada takut gagal.

3. memandang kegagalan sebagai situasi yang dapat dikendalikan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah, diorganisisr, dan disistematiskan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah. Oleh karena itulah maka pengolahan data


(1)

118

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akademik dalam perguruan tinggi tinggi harus diwujudkan dan dikembangkan secara konsisten. Diharapkan iklim kampus akan memiliki budaya akademis yang menghargai nilai-nilai dan etika akademis, serta mampu melahirkan insan intelektual yang berkepribadian ilmiah.

c. Dari segi kebebasan dosen dalam perkuliahan, agar pihak Jurusan Administrasi Pendidikan lebih memperhatikan dan memberi kebebasan dosen dalam hal bertindak, berpendapat, bersosial, berinisiatif selama kebebasan yang diberikan masih dalam batas yang wajar guna membantu menciptakan dan meningkatkan iklim kelas pada mahasiswa yang baik dan kondusif. Dari segi kerjasama agar semua dosen secara bersam-sama lebih giat dalam melakukan kerjasama yang efektif dan efisien guna membantu menciptakan iklim kelas yang baik dan kondusif.

Selanjutnya adalah dari segi keakraban terhadap mahasiswa, agar semua dosen dapat membangun dan meningkatkan hubungan yang lebih dekat dan intim untuk kenyamanan dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kedekatan dosen dan mahasiswa maka dukungan dosen dalam banyak bentuk akan lebih tersalurkan, mengingat dimensi dukungan dosen pada iklim kelas mendapatkan nilai terkecil (2,5) dibandingkan dengan aspek-aspek yang lainnya meskipun masih dalam kategori baik.

d. Jurusan Administrasi Pendidikan perlu mempertahankan dimensi-dimensi pada iklim kelas yang dirasa telah cukup baik dalam pembentukan iklim kelas yaitu dimensi kekompakan (2,9), dimensi arahan tugas dari dosen (3,0) dan kesetaraan (3,0). Ketiga dimensi ini mendapatkan skor tertinggi diantara dimensi yang lainnya dalam iklim kelas, dan juga untuk mempertahankan dimensi motivasi belajar yang dirasa telah berada pada posisi yang sangat baik yaitu dimensi optimis (3,4).


(2)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya disarankan sebaiknya:

a. Peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih banyak referensi baik itu buku, jurnal dan penelitian terdahulu agar dapat lebih baik lagi dalam meneliti iklim kelas dan motivasi belajar mahasiswa dari penelitian sebelumnya.

b. Peneliti selanjutnya agar dalam proses pengumpulan data diharapkan tidak hanya dari angket, tetapi juga ditunjang dengan observasi dan wawancara dengan orang-orang yang memiliki pemahaman di bidang iklim kelas maupun dengan pihak Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI itu sendiri agar dapat memudahkan dalam melakukan penelitian yang berkenaan dengan iklim kelas dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar mahasiswa.

c. Perlu dilakukan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain iklim kelas yang berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini iklim kelas tersebut hanya mampu memberikan sumbangsih sebesar 30,1 persen bagi motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini belum memasukkan variabel atas aspek lain yang mungkin dapat mempengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.


(3)

120

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. _____. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

_____. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Ali, Mohammad. (1982). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Ametembun, NA. (1996). Manajemen Kelas: Penuntun Bagi Para Guru Dan Calon Guru. Bandung: Suri

A.M. Sardiman, (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anas. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah. (2008). Motivasi dalam Perkembangannya. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian – Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press

Emmer, EdmundT., (et all) Classroom Management For Secondary Teachers, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, Prentice-Hall,Inc.

Evans, Bruecner., (1992) Kelas Manajemen dalam Teori dan Aplikasi.. Jakarta: Gramedia

Gallay, Les & Suet-ling Pong (2004). “School Climate and Students’ Intervention

Strategies”. [Online], dapat diakses di situs: http://makalah.wordpress.com/2009/03/09/strategipengelolaan- kelas, html 1. [25 Februari 2013]

Hendra. (2008). "Hubungan Antara Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar serta

Prestasi Belajar” (online) dapat diakses di:

http://handoz.blogspot.com/2008/08/hubungan-antara-iklim-kelas-dengan.html [25 Februari 2013]


(4)

Hadinata, P. (2009). Iklim Kelas dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal psikologi. Vol 3. No 1 Desember

Irawan Prasetya. (2012). Ciri-ciri Utama Penelitian Kuantitatif. [Online]. Tersedia di: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mapu5103/sub2_2.htm [1 Februari 2014]

Kurotul Aini, Wiwik Lihmatul (2010). “Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”. [Online], dapat diakses di: http://strategi-pengelolaan–kelas.blogspot.com /2009/01/pengertian-iklim-pengelolaan-kelas.html. [25 Februari 2013]

Kurniawan, Agung W. (2013). Manajemen Konflik dalam Mengembangkan Atmosfer Akademik. Jurnal Strategi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 16-30. Kusuma, Imma H. (2006) Manajemen Pendidikan di Era Reformasi. Jurnal

Pendidikan Penabur, Vol. 5, No. 6, hal. 76-86.

Muklis, H.(2004). Iklim Kelas Akademi Gizi. Perintis Padang. (Tesis). Padang : UNP Padang

Moordiningsih, Wiwin D Prastiti, dan Wisnu S Hertinjung (2010) Model Pengaruh Atmosfer Akademik Psikologis Terhadap Performansi Tim Belajar Di Perguruan Tinggi.Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 11, No. 2, hal. 111-124

Nasution S., (2004), Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Pujadi, Arko. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa. Business and Management Journal Bunda Mulia [online]. vol 3, (2), (faktor-faktor-motivasi belajar-jurnalarkopujadi.pdf ( 13 Mei 2013 )

Purwanto Ngalim, (2002), Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk Penelitian Administrasi Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial, Kebijakan, Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan). Bandung: Alfabeta Prihartono, Irfan. (2011). Iklim Organisasi dalam Perkembangannya.


(5)

122

Pita Arianti, 2014

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Silalahi, Juniman (2008). “Pengaruh Iklim Kelas terhadap Motivasi Belajar”.

Jurnal Pembelajaran, (Volume 30 No.02), Universitas Negeri Padang Press Ramelan. (1989). Organisasi Kelas dan Perangkatnya. Bandung:Refika Aditama Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Bandung: Alfabeta

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan .

Bandung : Refika Aditama

Rusyan dkk. (1992). Motivasi belajar dalam Lingkungan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sardirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya

Siagian, Sondang P. (1989). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara Silalahi, Juniman. (2008). Lingkungan Kelas dalam Pembelajaran yang Kondusif.

Jakarta: Bumi Aksara

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman, A.M., (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sayuti. (2006). Motivasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia

Suharto, Bohar. (1993). Metode Penelitian dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya


(6)

Santosa, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Gramedia

_____. (2001). Buku Latihan Statistik Non Parametrik. Jakarta: Gramedia

Sururi dan Nugraha, (2007). Belajar SPSS For Windows Untuk Mengelola Data Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Supriyadi, Dedi. (2005). Motivasi dan Motif Belajar. Abndung:Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI MAHASISWA DAN PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA.

0 1 31

Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Deskriptif Korelasional pada Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI).

2 2 33

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR : Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI.

0 1 53

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI LULUSAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S1) FIP UPI.

0 3 53

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG DUNIA KERJA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MOTIVASI STUDI LANJUT PADA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI UPI :Survey pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi.

0 0 52

PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP KEWIRAUSAHAAN, DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN : Survey pada Mahasiswa UPI Pemenang Program Mahasiswa Wirausaha.

0 2 43

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KINERJA DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 136

PENGARUH IKLIM KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY PADA MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UPI) - repository UPI S ADP 1006212 Title

0 0 5

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (SURVEY TERHADAP MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI)

0 1 94

Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan Perkuliahan Bidang Studi di Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 11 74