MODEL FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

MODEL FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Ichsan Ambarul Munir

0713010251/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

MODEL FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP

HARGA SAHAM PERUSAHAAN

FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

Ichsan Ambarul Munir

0713010251/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

SKRIPSI

Model Rasio Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage yang Go Public di Bursa Efek Indonesia

Yang Diajukan Ichsan Ambarul Munir

0713010251/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

RINA MUSTIKA, SE, MM Tanggal : ……….……

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. R. A. Suwaidi, Ms NIP. 19600330198631003


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Model Rasio Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. 4. Bapak. Drs. Ec. R .A Suwaidi, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi


(5)

5. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Ibu Rina Mustika SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Juli 2011


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………. ix

ABSTRAK ……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Lata r Belakang ... 1

1.2. Peru musan Masalah……….... 9

1.3. Tuju an Penelitian ..………..………..………... 9

1.4. Man faat Penelitian ………. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasi l Penelitian Terdahulu ……… 12

2.2. Lan dasan Teori ………..………..….. 14

2.2.1. Pasa r Modal……….……….……….. 14

2.2.1.1. Pen gertian Pasar Modal……….. 14

2.2.1.2. Man faat Pasar Modal……….. 15


(7)

2.2.1.3. Mek anisme Pasar Modal………. 16

2.2.1.4. Pela

ku Pasar Modal………. 17

2.2.2. Saha

m……….. 21

2.2.2.1. Pen

gertian Saham……… 21

2.2.2.2. Jeni

s-jenis Saham………. 21

2.2.2.3. Kele

bihan dan Kelemahan Saham……… 23

2.2.3. Har

ga Saham……… 25

2.2.3.1. Pen

gertian Harga Saham……….. 25

2.2.3.2. Jeni

s-jenis Harga Saham……….. 26

2.2.3.3. Fact

or yang Mempengaruhi Harga Saham…… 27

2.2.4. Lap

oran Keuangan………. 28

2.2.4.1. Pen

gertian Laporan Keuangan………... 28

2.2.4.2. Tuju

an Laporan Keuangan……… 29

2.2.4.3. Jeni

s-jenis Laporan Keuangan……… 30

2.2.5. Rasi


(8)

2.2.5.1. Pen gertian Rasio Keuangan………. 31

2.2.5.2. Jeni

s-jenis Rasio Keuangan……… 32

2.2.6. Retu

rn On Assets (ROA)……… 33

2.2.6.1. Pen

gertian Return On Assets……….. 33

2.2.6.2. Pen

garuh ROA Terhadap Harga Saham……. 34

2.2.7. Debt

To Equity Ratio (DER)……….. 35

2.2.7.1. Pen

gertian Debt To Equity Ratio……… 35

2.2.7.2. Pen

garuh Debt To Equity Ratio Terhadap

harga saham……… 36

2.2.8. Risi

ko Sistematik……… 36

2.2.9. Beta

Sebagai Rasio Pengukur Saham………. 38

2.3. Kera

ngka Pikir……… 39

2.4. Hip

otesis………. 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Defi

nisi Operasional Dan Pengukuran Variabel………. 41

3.2. Tek


(9)

3.2.1. Pop

ulasi……… 44

3.2.2. Sam pel………. 45

3.3. Tek nik Pengumpulan Data……….. 47

3.3.1. Jeni s Data……… 47

3.3.2. Sum ber Data……… 47

3.3.3. Pen gumpulan Data……….. 48

3.4. Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis……….. 48

3.4.1. Uji Normalitas………. 48

3.4.2. Uji Asumsi Klasik……… 49

3.4.3. Tek nik Analisis………. 52

3.4.4. Uji Hipotesis……… 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………... 55

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian …...…………...…….. 66

4.3. Uji Kualitas Data ….……….………... 74

4.3.1 Uji Normalitas ……….……….. 74

4.4. Uji Asumsi Klasik ……….………. 81

4.4.1. Uji Multikolinearitas.……….……….….. 81


(10)

4.4.3. Uji Autokorelasi ………... 83

4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis ……… 84

4.5.1 Persamaan Regresi ….……… 84

4.5.2 Koefisien Determinasi (R Square) ……… 86

4.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis ……….……… 86

4.5.3.1. Uji Kecocokan Model ..………...……….….. 86

4.5.3.2. Uji Parsial …...……….…...……….…... 87

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian …………...……….. 89

4.7. Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu ...………. 93

4.8. Implikasi ...94

4.9. Keterbatasan Penelitian ………...……… 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….…….……….…….. 98

5.2. Saran ……….…….………. 99

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN     DAFTAR TABEL Tabel : 4.2.1. Deskripsi Variabel Return On Assets pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 ..…. 67

4.2.2. Deskripsi Variabel Debt Equity Ratio (DER) pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 ..…. 69

4.2.3. Deskripsi Variabel Risiko Sistematik pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 ... 71

4.2.4. Deskripsi Variabel Harga Saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 ...……… 72


(11)

4.3.1. Hasil Uji Normalitas (1) ………..………...……. 74

4.3.2. Hasil Uji Outlier …...………..………. 75

4.3.3. Hasil Uji Normalitas (2) ………..……….... 80

4.4.1. Hasil Uji Multikolinearitas ………. 81

4.4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas….………. 82

4.4.3. Hasil Uji Autokorelasi ……….. 83

4.5.1. Koefisien Regresi ……… 84

4.5.2. Koefisien Determinasi ………. 85

4.5.3.1. Uji Kecocokan Model (Uji F) ………..….…… 87

4.5.3.2. Hasil Uji Parsial (Uji t) ………. 88

4.7. Perbedaan hasil penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu ………..…  89

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerangka Pikir ……… 40


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Return On Assets (X1) Lampiran 2. Debt to Equity Ratio (X2) Lampiran 3. Risiko Sistematik (X3) Lampiran 4. Harga Saham (Y)

Lampiran 5. Uji Normalitas dan Uji Outlier Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik

Lampiran 7. Persamaan Regresi dan Koefisien Regresi Lampiran 8. Uji Hipotesis


(13)

Lampiran 10. Tabel Entry Data


(14)

MODEL FUNDDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO

PUBLIK DI BERSA EFEK INDONESIA Oleh:

Ichsan Ambarul Munir Abstrak

Pasar modal menjadi alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan yang berasal dari investasi para investor. Sebelum berinvestasi, investor terlebih dahulu mengukur kinerja perusahaan berdasarkan tingkat harga saham.  Fluktuasi harga saham dapat dikatakan sebagai cermin kinerja perusahaan dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan saham di pasar modal. Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh faktor internal sebagai faktor fundamental yang berasal dari dalam perushaan dan faktor eksternal seperti faktor lingkungan, sosial, politik dan ekonomi. Faktor fundammental menggambarkan resiko dan return yang akan diterima oleh investor atas investasinya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan food and beverage yang go public di PT. Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai 2009. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, sedangkan dilihat cara memperolehnya, data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data keuangan perusahaan yang berupa laporan keuangan mulai periode 2006 hingga 2009. Variabel yang dipakai dalam penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu Return On Assets (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Risiko Sistematik (X3), serta variabel terikat yaitu Harga Saham (Y). Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan dalam pengujian hipotesis digunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Kesimpulan dari hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan Return On Assets (X1), Debt toEquity Ratio (X2) dan Risiko Sistematik (X3) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial Return On Assets (X1) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Debt to Equity Ratio (X2) dan Risiko Sistematik (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Keywords : Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Risiko Sistematik dan Harga Saham


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal merupakan sumber dan alternatif pendanaan bagi perusahaan selain bank. Keunggulan pasar modal dari pada bank adalah perusahaan tidak perlu menyediakan anggunan seperti yang disyaratkan oleh bank, melainkan perusahaan harus menunjukkan prospek yang baik maka surat berharga perusahaan akan laku terjual di pasar modal. Ada beberapa instrumen pasar modal yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengumpulkan dana dari penerbitan surat-surat berharganya. Instrumen pasar modal yang umum adalah saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yan berbentuk perseroan terbatas (Sunariyah, 2004: 127).

Dengan adanya pasar modal, para investor dapat melakukan berbagai investasi pada banyak pilihan investasi, sesuai kemampuan investor untuk memprediksi hasil investasinya di pasar modal. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan keuntungan tertentu atas uang dan dana tersebut. Umumnya investasi dapat berbentuk kas dalam asset riil yang berbentuk seperti, gedung-gedung, kendaraan, dan


(16)

sebagainya, dan asset finansial atau keuangan yang merupakan dokumen-dokumen seperti saham dan obligasi.

Salah satu tujuan invetasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 8).

Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu periode waktu tertentu, dimana para investor berharap akan memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikannya pada periode waktu tertentu. Dalam melakukan investasi para investor mengharapkan hasil maksimal dengan risiko tertentu atau hasil tertentu dengan risiko minimal pada investasi yang telah dilakukannya. Keuntungan investasi sangat bergantung banyak hal, tapi yang paling utama adalah kemampuan investor atau penanam modal dalam membaca keadaan pasar yang tidak menentu.

Bagi para investor investasi yang dilakukannya mengandung risiko dan ketidakpastian. Seorang investor sebelum mengambil keputusan investasi harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan dan risiko yang terkandung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain,seperti obligasi, deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan karena investasi pada saham bersifat tidak pasti.


(17)

Pada dasarnya ada dua macam risiko, yaitu risiko tidak sistematik adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan membentuk portofolio, dan risiko sistematik adalah bagian dari risiko sekuritas yang tidak bisa dihilangkan walaupun dengan membentuk portofolio/didiversifikasi. Risiko sistematik ini dimiliki/melekat pada semua perusahaan yang disebabkan oleh faktor makro ekonomi seperti inflasi. Risiko tidak sistematik tidak relevan dalam perhitungan risiko suatu saham karena dapat dihilangkan dengan menambah jumlah kepemilikan saham dari beberapa perusahaan.

Jika harga saham meningkat maka keuntungan yang didapat pemodal akan meningkat. Kenaikan harga saham merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan untuk menerbitkan saham baru. Bila seorang penanam modal memutuskan untuk melakukan investasi di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan dibursa), maka ia harus percaya bahwa informasi yang diterima investor adalah informasi yang benar, dan tidak ada pihak manapun yang melakukan manipulasi informasi terhadap informasi dalam perdagangan tersebut.

Sumber informasi yang dapat digunakan oleh investor dalam melakukan kegiatan investasi adalah laporan keuangan atau laporan keuangan tahunan. Perusahaan publik paling sedikit satu kali dalam setahun harus menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada para pemodal yang ada di bursa efek. Publikasi laporan keuangan perusahaan adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh para pemegang saham atau pemodal, karena dengan publikasi laporan keuangan tersebut pemodal dapat mengetahui perkembangan perusahaan, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual


(18)

saham-saham yang mereka miliki. Dengan memanfaatkan laporan keuangan perusahaan investor diharapkan dapat menganalisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, karena itu investor harus selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal yang dapat mengurangi keuntungan investor.

Informasi yang biasa digunakan oleh para investor dikelompokkan dalam dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi yang bersifat teknikal. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan dan risiko sistematik yang dapat mempengaruhi perusahaan tersebut. Informasi fundamental sering digunakan untuk memprediksi harga saham.

Faktor-faktor teknis merupakan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun kelompok. Para investor banyak yang menyukai penggunaan teknikal analisis di dalam menilai harga suatu saham, mereka berpendapat bahwa gerakan harga dari efek (kurs) dapat disebabkan oleh apa saja. Di dalam faktor ini menyajikan informasi mengenai perkembangan kurs, keadaan pasar modal, volume dan frekuensi transaksi serta kekuatan pasar dalam mempengaruhi harga saham perusahaan. Sedangkan di dalam faktor lingkungan sosial, ekonomi dan politik menjelaskan mengenai tingkat inflasi, kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi serta keadaan yang terjadi (Zaky,2008).


(19)

Harga saham merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Terjadi syarat transaksi tersebut didasarkan pada pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja manajemen dapat menjual saham yang dimiliki dan menginvestasikan uangnya ke perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan akan menurunkan harga pasar saham suatu perusahaan. Dalam Zacky 2008, Weston & Copeland mengatakan bahwa nilai saham merupakan indeks yang baik untuk mengukur tingkat efektifitas prestasi perusahaan. Jadi pemegang saham yang tidak puas terhadap prestasi manajemen suatu perusahaan maka pemegang saham akan menarik sahamnya dari perusahaan tersebut. Jika hal ini dilakukan oleh para pemegang saham, maka ini merupakan kekuatan pasar yang akan menurunkan harga saham perusahaan.

Dengan mengetahui faktor-faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan, analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena menggunakan data laporan keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Salah satu teknik dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan dengan menggunakan rasio keuangan dan resiko sistematik. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset yang mencerminkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bersama dengan aset yang ada, Debt Equity Ratio untuk mengetahui proporsi hutang terhadap modal perusahaan, risiko sistematik merupakan bagian dari risiko sekuritas yang tidak


(20)

bisa dihilangkan walaupun dengan membentuk portofolio/didiversifikasi (Zaky 2008).

Salah satu jenis perusahaan yang menerbitkan sahamnya di bursa efek adalah perusahaan manufaktur khususnya perusahaan makanan dan minuman atau lebih dikenal dengan istilah food and baverage. Kita semua mengetahui bahwa pertumbuhan jumlah penduduk semakin bertambah seiring waktu. Tentunya kebutuhan manusia akan makanan dan minuman pun semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan makanan dan minuman akan diikuti pula oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan produk makanan dan minuman. Sehingga kecenderungan perusahaan food and baverage untuk meraih laba pun semakin besar. Salah satu contohnya adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. yang pada tahun kuartal I-2010 mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 472,1% menjadi Rp. 631,9 miliar dibanding periode sama 2009 senilai Rp 110,4 miliar (sumber: www.vivanews.com). Jadi, semakin tinggi laba yang diperoleh maka tingkat kepercayaan investor menanamkan modalnya semakin besar, implikasinya harga saham akan naik. Berikut ini merupakan data perkembangan harga saham perusahaan food and baverage selama periode 2006 hingga 2009.


(21)

Tabel 1.1.

Data Perkembangan Harga Saham Perusahaan Food and Baverage Periode 2006-2009

2006 2007 2008 2009

1 PT. Akasha Wira International Tbk 1,289.17 858.33 552.08 555.83 2 PT. Aqua Golden M issisipp i Tbk 88,833.33 125,166.67 124,875.00 195,241.67 3 PT. Cahay a Kalbar Tbk 513.33 632.50 1,051.67 1,143.33 4 PT. Davomas Abadi Tbk 418.33 388.75 183.83 68.00 5 PT. Delta Djakarta Tbk 30,175.00 22,241.67 19,416.67 40,216.67 6 PT. Fast Food Indonesia Tbk 1,435.83 2,187.50 2,800.00 3,404.17 7 PT. Indofood Sukses M akmur Tbk 1,094.17 1,937.92 2,085.42 2,104.17 8 PT. M ayora Indah Tbk 1,082.50 1,665.83 1,333.33 2,199.17 9 PT. M ulti Bintang Indonesia Tbk 51,716.67 53,141.67 57,991.67 108,004.17 10 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 87.50 83.00 77.42 101.67 11 PT. Sekar Laut Tbk 360.00 150.33 91.25 98.33 12 PT. Siantar Top Tbk 149.17 362.50 265.42 194.58 13 PT. Sierad Produce Tbk 41.25 69.17 51.08 51.00 14 PT. Sinar M as Agro Resources Tbk 2,949.17 4,241.67 5,667.08 2,921.25 15 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 190.83 344.75 546.67 397.50 16 PT. Tunas Baru Lamp ung Tbk 203.75 502.08 458.75 292.92 17 PT. Ultra Jay a M ilk Tbk 318.75 535.00 641.25 645.00

No. Nama Perusahaan Harga Rata-rata Saham

s umber: www.idx.co.id

Berdasarkan tabel.1 di atas dapat dilihat bahwa harga saham selama periode 2006 hingga 2009 mengalami perubahan yang berfluktuasi. Fluktuasi harga saham di bursa efek tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Nirawati (2003), tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan. Faktor-faktor tersebut secara


(22)

bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan sehingga harga saham perusahaan akan mengalami berbagai kemungkinan yaitu kenaikan atau penurunan harga. Menurut Asbi Rachman (2008), tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur hutang,tingkat laba yang dihasilkan perusahaan dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan seperti perkembangan sektor industri, pengaruh kebijakan moneter dan fiskal dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan sehingga harga saham perusahaan akan mengalami berbagai kemungkinan yaitu kenaikan atau penurunan harga.

Menurut Usman (1990: 166), faktor-faktor tersebut yang secara garis besar digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu faktor fundamental, faktor teknis dan faktor lingkungan, sosial, politik dan ekonomi.

Dari ketiga faktor itu, faktor fundamental yang termasuk faktor internal merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap harga saham. Karena faktor fundamental menggambarkan keadaan suatu perusahaan dan faktor-lain lain yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan (Usman, 1990: 166). Sehingga perlu dilakukan analisis fundamental.

Pemilihan faktor-faktor di atas sebagai variabel bebas didasarkan pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan resiko dan return yang akan diterima oleh investor atas investasinya pada saham perusahaan, meskipun


(23)

terdapat faktor lain yang bersifat psikologis berpengaruh terhadap kekuatan pasar. Akan tetapi, faktor yang bersifat fundamental ini akan menjadi pedoman utama bagi pasar untuk menentukan harga saham perusahaan.

Atas dasar hal tersebut di atas maka timbul minat penulis untuk mengadakan penelitian di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) berkaitan faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham perusahaan Food and Baverage dengan judul “ Model Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Baverage yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah apakah Retuen on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), risiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Baverage yang Go Public di BEI?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris Retuen on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), risiko sistematik berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Baverage yang Go Public di BEI.


(24)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Bagi Investor

Sebagai pedoman bagi para investor khususnya dan masyarakat umumnya alam memberikan informasi yang lebih lengkap, dan jelas mengenai pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham harga saham perusahaan Food and Baverage di BEI, sehingga dapat menambah informasi dan referensi tentang pasar modal guna mempermudah mengambil keputusan untuk investasi.

b. Bagi Peneliti

Dengan mengadakan penelitian secara langsung serta dihadapkan pada kenyataan yang ada, maka didapatkan pengetahuan mengenai pemecahan masalah yang sesungguhnya. Selain itu untuk menambah waawasan dan pandangan peneliti tentang faktor fundamental dan risiko sistematikdalammempelajari pergerakan harga saham perusahaan Food and Baverage di BEI serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.

c. Bagi Perusahaan (Emiten)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang membentu emiten tentang keadaan dan kondisi perusahaan yangdapat tercermin dalam laporan keuangan perusahaan,serta dapat membantudalam


(25)

pembuatan kebijakan yang tepat agar dapat melakukan penjualan sahamnya.

d. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Universitas sebagai Dharma Bakti terhadap perguruan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis.

Almas Hijriah pada tahun 2007, telah melakukan penelitian tentang Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham dengan sampel perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efak Jakarta. Dan menyimpulkan bahwa secara serempak faktor fundamental keuangan seperti return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price earning ratio (PER), earning per share (EPS), book value (BV) dan beta saham sebagai risiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan secara parsial, variable return on equity (ROE), price earning ratio (PER), book value (BV) sebagai factor fundamental yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham property di Bursa Efek Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa faktor fundamental ROE, PER, BV berpengaruh secara dominan terhadap harga saham.

Penelitian lain pernah dilakukan oleh Asbi Rachman Faried 2008. Dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2002 s.d


(27)

2006”. Dan menyimpulkan bahwa variable ROA, NPM, DER, PBV, dan variable kapitalisasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Yoko Tristiarto pada tahun 2006 melakukan penelitian tentang “Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah emiten yang akan meningkatkan harga sahamnya, dapat menempuh langkah memperbaiki kinerja keuangan perusahaan salah satunya dengan meningkatkan Earning Per Share (EPS). Selain itu, emiten harus menyampaikan keadaan keuangannya secara periodic, transparan, dan bukan merupakan hasil manipulasi kepada masyarakat agar harga saham dapat cepat bereaksi terhadap informasi yang dipublikasikan tersebut dan tercapai perdagangan efek yang likuid, efisien, fair, dan transparan. Investor yang akan melakukan investasi atau memprediksi harga saham,perlu menjadikan EPS dan tingkat bunga deposito sebagai acuan dalam pengambilan keputusan sebab variasi keputusan harga saham ditentukan oleh perubahan kedua variabel tersebut. Disamping itu, perlu juga memperhatikan faktor teknikal seperti harga saham masa lalu, sebagai informasi tambahan dalam memprediksi harga saham agar validitas prediksi lebih akurat.

Sedangkan Njo Anastasia (Universitas Kristen Petra, 2003) melakukan penalitian tentang “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”. Dan menyimpulkan bahwa secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA, ROE, BV,DER, r) dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga


(28)

saham perusahaan properti secara bersama-sama. Secara empiris terbukti bahwa hanya variabel Book Value yang mempunyai pengaruh yng signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara parsial.

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan factor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham.

Perbedaannya terletak pada periode penelitian antara tahun 2006 sampai 2009 dan objek penelitian yaitu perusahaan food and beverage yang terdaftar dan go publik di Bursa Efek Indonesia. Maka penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diatas digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mendukung dalam penelitian ini.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal bisa didefinisikan sebagai suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Sunariyah, 2004: 4).

Menurut Tandelilin (2010: 26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual-beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik.


(29)

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar modal adalah lembaga yang bergerak di sektor keuangan yang melengkapi dua lembaga keuangan lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Lembaga pasar modal ini menjembatani antara pemilik dana sebagai investor dengan pihak yang meminjam dana yang disebut dengan emiten, yaitu berupa perusahaan yang go public akan menawarkan surat berharganya dipasar modal dalam usaha memenuhi kebutuhan dananya untuk diinvestasikan pada barang modal yang bersifat jangka panjang. Bagi perusahaan yang go public, penambahan ini digunakan untuk menambah kemampuannya meningkatkan keuntungan. Di pihak lain, investor mengharapkan hasil yang memadai secara berkesinambungan dan harga pasar surat berharga yang diharapkan selalu meningkat untuk memperoleh capital gain.

2.2.1.2. Manfaat Pasar Modal

Menurut Sutrisno dalam M Zainul Luthfi (2010), pasar modal mempunyai beberapa fungsi atau manfaat, antara lain:

1. Sebagai sumber penghimpun dana

Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pasar modal dimana perusahaan bisa menggalang dana yang besarnya sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada batasan besarnya dana.

2. Sebagai sarana investasi

Dengan adanya surat berharga yang mudah diperjualbelikan, maka bagi investor merupakan alternatif instrumen investasi. Investasi di pasar


(30)

modal lebih fleksibel, sebab setiap investor bisa dengan mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan satu ke perusahaan lainnya.

3. Pemerataan pendapatan

Dengan go public-nya perusahaan memberikan kesempatan kepada

masyarakat luas untuk memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati keuntungan dari perusahaan, sehingga semula hanya dinikmati oleh beberapa pemilik, akhirnya bisa dirasakan oleh masyarakat luar artinya terjadi pemerataan pendapatan kepada masyarakat.

4. Sebagai pendorong investasi

Untuk mendorong agar pihak swasta dan asing mau melakukan investasi baik secara langsung maupun tidak langsung, pemerintah harus menciptakan iklim investasi yang kondusif adalah likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar modal maka semakin banyak perusahaan yang masuk ke pasar modal dan semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia menginvestasikan dananya melalui pembelian surat berharga di pasar modal.

2.2.1.3. Mekanisme Pasar Modal

Penujalan sekuritas umumnya dilakukan sesuai dengan jenis atau bentuk mekanisme pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Menurut Tandelilin (2010: 28), mekanisme pasar modal dibagi menjadi dua, yaitu:


(31)

1. Pasar Perdana

Pasar perdana yaitu pasar yang terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya.

2. Pasar Sekunder

Pasar sekunder yaitu tempat perdagangan atau jual-beli sekuritas oleh dan antar investor setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana.

2.2.1.4. Pelaku Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2010: 62-72), kegiatan pasar modal dilakukan oleh beberapa pihak atau pelaku. Beberapa pelaku atau pihak yang terkait tersebut antara lain:

1. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Kekuangan

(Bapepam-LK)

Bapepam-LK adalah lembaga yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan berdasarkan peraturan perunsang-undangan yang berlaku.

2. Emiten

Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan saham atau obligasi (bond) dan pembelinya adalah masyarakat umum.


(32)

3. Bursa Efek

Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek antara mereka.

4. Self Regulatory Organizations (SRO)

Self Regulatory Organizations (SRO) adalah organisasi yang mempunyai kewenangan untuk membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan usahanya. SRO terdiri dari tiga pihak, salah satunya adalah bursa efek. Dua SRO lainnya adalah sebagai berikut:

a. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKPI)

Lembaga Kliring dan Penjamin (LKPI) adalah pihak yang menjalankan jasa kliring dan penjamin transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien.

b. Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian (LPP)

Lembaga Penyimpana dan Penyelesaian (LPP) adalah pihak yang menyelenggarakan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain

5. Perusaahan Efek

Perusahaaan efek atau disebut perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang memiliki satu atau gabungan tiga kegiatan berikut ini:


(33)

a. Penjamin emisi efek

Penjamin emisi efek (underwriter) adalah salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakn penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang terjual.

b. Perantara pedagang efek

Perantara pedagang efek (broker dealer) atau perusahaa pialang adalah salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan usah jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

c. Manajer investasi

Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya melakukan kegiatan portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola Portofolio Investasi Kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peundang-undangan yang berlaku.

6. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal antara lain:


(34)

a. Biro Administrasi Efek

Biro administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilihan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.

b. Kustodian

Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transakasi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

c. Wali Amanat

Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.

d. Penasihat Investasi

Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai pembelian dan penjualan efek.

e. Pemeringkat Efek

Perusahaan pemeringkat efek adalah lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.

7. Profesi Penunjang Pasar modal

Profesi penunjang pasar modal yang mempunyai tanggung jawab dalam membantu emiten dalam proses emisinya, diantaranya adalah:


(35)

a. Akuntan publik b. Notaris

c. Konsultan hukum

d. Perusahaan penilai 8. Investor

Investor atau sering disebut pemodal adalah pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas.

2.2.2. Saham

2.2.2.1.Pengertian Saham

Menurut Sunariyah (2004: 127), definisi saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yan berbentuk perseroan terbatas (PT).

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Sunariyah, 2004: 48).

2.2.2.2.Jenis-Jenis Saham

Menurut Riyanto dalam Zaky (2008), jenis-jenis saham dibedakan ke dalam 3 bentuk sebagai berikut:

1. Saham Biasa (common stock)

Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau kalau mendapat kerugian, maka pemegang saham


(36)

tidak akan mendapat dividen, dan mengenai ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian ini belum dapat ditutup, maka selama ini perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.

2. Saham Preferen (preferred stock)

Pemegang saham jenis ini mempunyai beberapa “preferensi” tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal:

a. Pembagian dividen

Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa (common stock). Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.

b. Pembagian kekayaan

Apabila kekayaan di likuidasi, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi kelemahannya, pemegang saham jenis ini tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Kesamaannya adalah berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.

3. Saham kumulatif preferen (cummulative preferred stock)

Saham jenis ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan


(37)

atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu-waktu lampau.

Sedangkan menurut Sunariyah (2004: 47), secara garis besar saham dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu paerusahaan. Setiap pemilik memperoleh sertifikat sebagai tanda kepemilikan perusahaan.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan penghasilan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen sama seperti saham biasa yaitu mempunyai hak-hak tertentu tersebut, bagi saham preferen mempunyai hak istimewa dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Hak-hak istimewa tersebut tergantung pada perjanjian kontrak dengan manajemen.

2.2.2.3.Kelebihan dan Kelemahan Saham

Kelemahan yang paling besar dari saham biasa adalah tidak stabilnya pendapatan dan harga, serta bervariasinya laba. Kelemahan lain adalah sulitnya memperkirakan pendapatan dan harga di masa yang akan datang. Berfluktuasinya harga dan sulitnya peramalan pendapatan menjadikan saham


(38)

biasa tidak disukai oleh para investor yang menginginkan kepastian atau pendapatan yang stabil.

Keuntungan yang terdapat dalam saham biasa menjadikan pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal karena adanya potensi untuk menghasilkan laba lebih besar daripada mengivestasikan dalam surat berharga lainnya. Karena dividend yang diterima dalam satu periode mungkin rendah, tetapi potensi menghasilkan capital gain tinggi. Saham biasa juga menawarkan keuntungan pajak, yaitu pajak yang dikenakan terhadap capital gain tidak dibayarkan sampai keuntungan diperoleh.

Menurut Fakhruddin dalam Zaky (2008), keuntungan bagi pemilik saham meliputi:

1.Dividend yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham

2.Capital Gain: selisih dari harga jual diatas harga beli atau selisih kenaikan kurs yang lebih tinggi dibandingkan dengan kurs pada waktu membelinya.

3.Hak suara: pemilik saham memiliki hak suara yang dapat

dipergunakan dalam rapat umum pemegang saham untuk turut menentukan jalannya perusahaan.

Jika perusahaan dilikuidasi dan semua kewajiban perusahaan telah terbayar masih terdapat saldo, maka jumlah tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham


(39)

2.2.3. Harga Saham

2.2.3.1.Pengertian Harga Saham

Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu tempat dimana terjadi tawar menawar atas harga suatu efek atau saham suatu perusahaan, maka harga yang terjadi di pasar modal tersebutlah yang disebut harga pasar saham atau kurs saham. Menurut Halim (2003: 16), harga pasar saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.

Menurut Sartono dalam Wengku Ragil Pambudi 2010, harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. harga saham terbentuk di pasar modal dan di tentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas risiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Harga saham dapat dilihat dari nilai sertifikatnya. Dalam M Zainul Luthfi (2010), Sunariayah menyatakan bahwa nilai sertifikat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:


(40)

1. Nilai Nominal

Nilai nominal merupakan harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha dan merupakan harga yang sudah disetujui oleh RUPS.

2. Nilai Perdana

Nilai perdana merupakan harga saham ketika saham tersebut dijual saat pertama kali di pasar modal yang harganya dijamin oleh penjamin emisi dan emiten.

3. Nilai Pasar

Nilai pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di Bursa Efek.

2.2.3.2.Jenis-Jenis Harga Saham

Menurut Widiatmodjo, (2005: 46-47) menyatakan ada beberapa definisi tentang harga yang berkaitan dengan saham, antara lain:

1. Harga Nominal

Yaitu nilai yang ditetapkan oleh perusahaan penerbit saham (emiten) untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya, besarnya harga nominal ini tergantung dari keinginan emiten.

2. Harga Perdana

Yaitu harga sebelum saham tersebut dicatat dibursa efek atau harga yang ditetapkan pada saat penawaran umum. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan emiten dan jaminan emisi.


(41)

3. Harga Pasar

Yaitu nilai jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga ini terjadi setelah harga tersebut tercatat dibursa. Besarnya harga ini tergantung penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli.

4. Harga Pembukaan

Yaitu harga yang diminta antara penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka.

5. Harga Penutupan

Yaitu harga yang diminta antara penjual dan pembeli pada saat jam akhir bursa.

6. Harga Tertinggi

Yaitu harga paling tinggi yang terjadi pada saat transaksi jual beli saham pada hari bursa.

7. Harga terendah

Yaitu harga paling rendah pada saat transaksi.

2.2.3.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Usman dalam Zaky (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :

1. Faktor Fundamental

Faktor fundamental adalah faktor yang menggambarkan keadaan suatu perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut, antara lain: kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran,


(42)

perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian sosial, kebijakan pemerintah, hak investor.

2. Faktor Teknis

Faktor teknis adalah faktor yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun kelompok, antara lain: perkembangan kurs, keadaan pasar, volume dan frekuensi transaksi, kekuatan pasar.

3. Faktor-faktor Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik

Faktor ini adalah faktor diluar fundamental dan teknis diantaranya adalah tingkat inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, serta keadaan politik.

2.2.4. Laporan Keuangan

2.2.4.1.Definisi Laporan Keuangan

Menurut SAK (2009: 1-2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan kuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi kekuangan (yang bisa disajikan dengan berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laoran arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Sedangkan menurut Kasmir (2008: 7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.


(43)

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. (http://dahlanforum.wordpress.com) catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

2.2.4.2.Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008 : 10 – 11) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu atau memberikan informasi kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. salah satunya untuk mengetahui berapa jumlah aktiva, pasiva, serta modal perusahaan yang dimiliki perusahaan dan memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

Menurut SAK (2009: 3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(44)

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.4.3.Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008: 58), jenis-jenis laporan keuangan dikelompokkan menjadi lima laporan, antara lain sebagai berikut:

1. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus kas masuk (pendapatan) dan arus kas keluar (biaya).


(45)

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan laporan kekuangan adalah laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laoran keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.

2.2.5. Rasio Keuangan

2.2.5.1.Pengertian Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alat untuk digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kasmir (2008: 104), rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Melalui analisis rasio ini bisa diperoleh informasi dan gambaran perkembangan finansial perusahaan dengan mengadakan interpretasi dari laporan keuangan, yaitu dengan menghubungkan pos-pos yang ada (Sutrisno, 2003: 243).

Menurut Thian Hin dalam Kussuwantoro (2010), analisis rasio adalah salah satu alat untuk membantu kita dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio menyediakan indicator bagi, antara lain tingkat profitabilitas, likuiditas, pendafatan, pemanfaatan asset, dan kewajiban suatu perusahaan. Analisis rasio memiliki sejumlah keterbatasan, antara lain :

1) Terdapat kemungkinan rasio diantara perusahaan yang sama bidang

usahanya tidak menunjukkan hasil yang dapat dibandingkan karena perbedaan metode pembukuan yang digunakan.


(46)

2) Sulit atau hampir tidak mungkin untuk membandingkan rasio antara perusahaan yang berbeda bidang usahanya.

3) Analisis rasio akan menghasilkan hasil yang keliru jika informasi di

laporan keuangan perusahaan lebih baik disbanding kondisi sebenarnya. Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur – unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang dipakai sebagai dasar pembanding, dari penafsiran rasio – rasio suatu perusahaan. (Jumingan, 2006: 118).

2.2.5.2.Jenis Rasio Keuangan

Menurut Sutrisno (2003: 246-256) Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen – elemen laporan keuangan, jenis rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan rasio – rasio ini dapat dikelompokkan menjadi :

1.Rasio Likuiditas

Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban – kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek.

2.Rasio Leverage

Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.


(47)

3.Rasio Aktivitas

Rasio ini mengukur seberapa besar evektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio aktivitas meliiputi perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva, dan perputaran aktiva tetap.

4.Rasio Keuntungan

Keuntungan merupaka hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.

5.Rasio Penilaian

Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi sebagai besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka mau memberi saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham.

2.2.6. Return On Assets (ROA)

2.2.6.1.Pengertian Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Menurut Kasmir


(48)

(2004: 139), ROA yaitu rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menujukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Return On Assets merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki. “Return On Total Asset (ROA) biasa juga disebut dengan Return On Investment, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 Asset

Total

Pajak Setelah Laba

ROA  

(Kasmir, 2005:206)

2.2.6.2.Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham

Return On Assets (ROA) menujukkan pengukuran efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba (Sartono, 2001: 123). Return On Assets merupakan indikator keberhasilan manajemen menjalankan kegiatan operasionalnya. Semakin besar nilai ROA, maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.

Rasio ini sering dipergunakan dalam mengukur efisiensi usaha suatu perusahaan. ROA meupakan unsur penting yang dapat berpengaruh terhadap harga saham karena ROA mewakili efektifitas “earning power” perusahan yang mencerminkan kinerja manajemen dalam mengasilkan laba bersamaan dengan asset yang ada (Anastasia, 2003).


(49)

Pada tahun 2003 Anastasia melakukan penelitian tentang Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar di Bursa Efak Jakarta. Didalam penelitian tersebut salah satu variabel yang dipakai untuk menguji pengaruhnya terhadap harga saham adalah Return On Assets (ROA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadapharga saham perusahaan properti di Bursa Efek Jakarta.

Berdasarkan uraian teori dan hasil riset terdahulu maka muncul pemikiran bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham.

2.2.7. Debt To Equity Ratio (DER)

2.2.7.1.Pengertian Debt To Equity Ratio (DER)

Debt Eqity Ratio yaitu semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keungtungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.

Dalam penelitian ini rumus yang dipergunakan adalah :

Debt to Equity Ratio = 100%

Sendiri Modal

Total

Hutang Total

x


(50)

2.2.7.2.Pengaruh Debt ti Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Debt ti Equity Ratio (DER) menggambarkan mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang, semakin kecil rasio ini semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan, dan semakin besar penyangga risiko kreditor. (Prastowo, 2005 : 89)

Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen), hal ini menyebabkan berkurangnya minat investor terhadap saham perusahaan karena tingkat pengembaliannya semakin kecil. Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik saham yang ditawarkan di Pasar Modal. Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan tersebut semakin tinggi, karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika permintaan investor terhadap saham perusahaan cukup besar, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan.

2.2.8. Risiko Sistematik

Dalam setiap pengambilan keputusan penanaman modal, risiko merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan. Pertimbangan ini didasarkan bahwa besar kecilnya risiko investasi yang dilakukan akan


(51)

berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima oleh investor dimasa mendatang. Jika risiko atas investasi saham semakin tinggi, sedangkan pendapatan saham tersebut tetap maka hal ini akan menimbulkan penurunan terhadap harga saham yang dimiliki investor.

Risiko sekuritas dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan menurut Hartono dalam Wengku Ragil Pambudi (2010), yaitu:

1. Risiko yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio atau

disebut risiko yang dapat didiversifikasi atau risiko perusahaan atau risiko tidak sistematis. Risiko yang sifatnya khusus yang hanya mempengaruhi suatu perusahaan tertentu yang penyebabnya ada di dalam perusahaan. Misalnya pemogokan tenaga kerja. Kesalahan manajemen risiko ini dapat dieliminasi pada nilai saham dengan usaha diversifikasi investasi saham.

2. Risiko yang tidak dapat didiversifikasi oleh portofolio atau disebut

risiko pasar atau risiko sistematik. Risiko ini bagian risiko total yang disebabkan oleh faktor yang secara serentak mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi dan khususnya harga saham di pasar modal. Oleh karena dipengaruhi secara simultan pada semua saham maka risiko ini tidak dapat dieliminasi dengan usaha diversifikasi.

Karena ada sebagian risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi (yaitu risiko tidak sistematis), maka dalam suatu portofolio ukuran risiko yang dipakai adalah bukan devisiasi standar (risiko total), tapi tentulah hanya risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi (yang disebut risiko sistematik atau risiko pasar). Karena para investor umumnya tidak


(52)

menginvestasikan semua dananya pada satu saham, mereka melakukan diversifikasi, mereka hanya akan berminat terhadap pengaruh masing-masing saham pada risiko portofolio mereka. Keadaan ini berarti bahwa, risiko dari portofolio yang di diversifikasikan secara baik tergantung pada risiko pasar dari masing-masing saham yang dimasukkan dalam portofolio tersebut.

2.2.9. Beta Sebagai Pengukur Risiko Saham

Menurut Hartono dalam Wengku Ragil Pambudi 2010, beta (β)

merupakan pengukur risiko sistematis dari saham atau portofolio terhadap risiko pasar. Untuk mengetahui kontribusi suatu saham terhadap risiko dari sekelompok saham dengan didiversifikasi yang baik maka diperlukan pengukuran risiko pasar untuk mengetahui sensifitas atau kepekaan pendapatan investasi terhadap pergerakan pasar dan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan pasar dengan menggunakan beta pasar dengan model.

Dalam penelitian ini hanya variabel β (beta) yang dimasukkan

kedalam model analisis untuk mengambarkan risiko sistemstik.

Keterangan : Β = Risiko suatu saham

n = Jumlah periode yang diteliti

Y = Indeks harga saham individu

X = Indeks harga saham gabungan (IHSG)


(53)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat premis-premis sebagai berikut :

Premis 1 : ROA, ROE, DER, PER, EPS, BV dan beta saham sebagai risiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. (Almas Hijriah,2007)

Premis 2 : Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan di pengaruhi oleh berbagai variabel fundamental dan teknikal, dimana variabel-variabel tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham akan mengalami berbagai kemungkinan kenaikan harga (Usman, 2000:174).

Premis 3 : Secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA, ROE, BV, DER, r) dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara bersama-sama. (Anastasia, 2003)

Berdasarkan premis yang ada diatas maka dapat digambar bagan kerangka pikir sebagai berikut:


(54)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Uji Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis bahwa Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), dan Risiko Sistematik (β) secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Return On Asset (X )

Harga Saham (Y) Debt To Equity Ratio

(X )

Risiko Sistematik (X )


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu variabel yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005: 126).

Berdasarkan uraian diatas, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y) antara lain sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

a. Return On Assets (XІ)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Return On Assets merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki.

Skala pengukuran data adalah rasio dan satuan pengukuran yang digunakan adalah persen (%). Rumus penghitungan ROA yaitu laba bersih dibagi total asset:


(56)

% 100 Asset

Total

Pajak Setelah Laba

ROA  

(Kasmir, 2005:206)

b. Debt Equity Ratio (X2)

Debt Eqity Ratio yaitu semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keungtungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Dalam penelitian ini rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = 100%

Sendiri Modal

Total

Hutang Total

x

(Kasmir, 2005:190)

Variabel ini diukur dengan skala ratio dalam satuan prosentase (%).

c. Risiko Sistematik (X3)

Merupakan risiko yang berpengaruh terhadap semua investasi dana dan tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan cara diversifikasi. Diversifikasi adalah penyebaran, penempatan dana investasi ke dalam berbagai jenis instrumen investasi atau berbagai jenis surat berharga dengan tujuan mengurangi risiko investasi.


(57)

Resiko sistematik dicerminkan oleh indeks beta. Beta merupakan bentuk perhitungan yang menyatakan resiko sistematis dari saham secara keseluruhan. Beta dapat di hitung dengan teknik

regresi menggunkan model CAPM (Capital Assets Pricing Model)

sebagaimana dirumuskan sebagai berikut:

Ri = Rf + I ( Rm-Rf )

Dimana:

Ri = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh sekuritas i,

Rf = tingkat keuntungan dari investasi bebas resiko yang biasanya

ditunjukkan oleh bunga obligasi pemerintah,

I = beta (ukuran risiko)

Rm = tingkat keuntungan portofolio pasar

Dari pendekatan CAPM tersebut, beta dapat dicari dengan cara:

 =

2

2

 

X X

n

Y X XY

n

Dimana : β = Resiko suatu saham

n = Jumlah periode yang diteliti

Y = Tingkat keuntungan yang disyaratkan sekuritas (Ri) X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm)


(58)

Rm = 1 1    t t t IHSG IHSG IHSG Ri = 1 1    t t t Pi Pi Pi (Zaky,2008)

2. Variabel Terikat (Y)

Harga Saham (Y)

Harga Saham adalah harga saham yang terbentuk dari mekanisme antara penjual dan pembeli atau harga yang berlaku dalam pasar bursa saat terjadi transakasi saham.

Dalam penelitian ini, harga saham yang digunakan adalah harga

saham penutupan (closing price) rata-rata bulanan. Variabel ini diukur

dengan menggunakan skala rasio dan dalam satuan rupiah. Rumus yang digunakan:

(Rachmawati, 2009)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi


(59)

Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44).

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan food and baverage yang telah go publik dan terdaftar pada PT. Bursa Efek Indonesia pada periode 2006 hingga 2009 sebanyak 17 perusahaan dengan jumlah 68 data yang berupa laporan keuangan, perusahaan tersebut antara lain:

1. PT. Akasha Wira International Tbk

2. PT. Aqua Golden Missisippi Tbk

3. PT. Cahaya Kalbar Tbk

4. PT. Delta Djakarta Tbk

5. PT. Davomas Abadi Tbk

6. PT. Fast Food Indonesia Tbk

7. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

8. PT. Mayora Indah Tbk

9. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

10.PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

11.PT. Sekar Laut Tbk 12.PT. Siantar Top Tbk 13.PT. Sierad Produce Tbk

14.PT. Sinar Mas Agro Resources Tbk


(60)

16.PT. Tunas Baru Lampung Tbk 17.PT. Ultra Jaya Milk Tbk 3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi (Sumarsono,2004:44).

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Menurut

Sugiyono (2005:61) metode Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu.

Berikut ini adalah kriteria-kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini :

1. Perusahaan food and baverage yang sahamnya selalu terdaftar dan go

publik di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009.

2. Perusahaan food and baverage yang masih aktif dalam melakukan

perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009.

3. Perusahaan food and baverage yang menerbitkan laporan keuangan dari

tahun 2006-2009.

4. Perusahaan food and baverage yang selalu laba dari tahun 2006-2009.

Berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 14 perusahan manufaktur dari 17 perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari 14 perusahaan


(61)

yang diambil sebagai sampel diperoleh 56 data yang berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2006-2009. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

1. PT. Aqua Golden Missisippi Tbk

2. PT. Cahaya Kalbar Tbk

3. PT. Delta Djakarta Tbk 4. PT. Fast Food Indonesia Tbk

5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

6. PT. Mayora Indah Tbk

7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 8. PT. Sekar Laut Tbk

9. PT. Siantar Top Tbk 10.PT. Sierad Produce Tbk

11.PT. Sinar Mas Agro Resources Tbk

12.PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

13.PT. Tunas Baru Lampung Tbk

14.PT. Ultra Jaya Milk Tbk

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data sekunder yaitu data berupa dokumentasi perusahaan yang


(62)

diserahkan ke Bursa Efek Indonesia dan download dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan.

Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan disajikan dalam bentuk table atas peghitungan-penghitungan matematis maupun statistik.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan melalui situs resmi BEI di www.idx.co.id berupa laporan

keuangan perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2006-2009.

3.3.3. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dengan cara melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan yang diperoleh dari dokumen Bursa efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan, indeks saham individual dan indeks saham gabungan periode tahun 2006-2009.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis


(63)

Uji outlayer merupakan salah satu alat uji yang dapat digunakan untuk menormalkan data. Kriteria dari uji outlayer adalah nilai Zscore yang dihasilkan dari uji outlayer tidah boleh melebihi ±1,96. Jika setelah diuji nilai Zscore data melebihi selang tersebut maka data tersebut harus dibuang.

3.4.2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode

Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono, 2004: 40).

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

 Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai 5%, maka distribusi adalah normal.

3.4.3. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi diatas tersebut harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi klasik yaitu:

1. Non Autokorelasi (tidak boleh ada autokorelasi)


(64)

Ada

Autokorelasi Positif

Daerah

Keragu – raguan Daerah

Keragu – raguan

Ada

Autokorelasi Negatif

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada

3. Homoskedastisitas (tidak boleh ada heteroskedasitisitas)

Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE. Sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Di bawah ini asumsi dasar dari BLUE, yaitu:

1. Autokorelasi

Menurut Gujarati dalam Habibi 2005, autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu)/ ruang (seperti dalam data crossseetional). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (y observasi – y prediksi) pada waktu ke t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual

periode sebelumnya (et – 1). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

autokorelasi maka perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga diketahui dι dan dν maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak terjadi autokorelasi.

Gambar 3.1


(65)

0 dL du 4-du 4-dL 4

(Habibi,2005) Diagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin – Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

         

Tabel 3.1 Nilai Durbin Watson

Durbin Watson Test Kesimpulan

Kurang dari 1,08 1,08 s.d. 1,66 1,66 s.d. 2,34 2,34 s.d. 2,92 Lebih dari 2,92

Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi

Tanpa kesimpulan Ada autokorelari

Sumber : Algifari ( 2000 : 89 ) 2. Multikolinieritas


(66)

Multikolinieritas artinya adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai variance inflation factor (VIF).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) < 10, dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditentukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas (Ghozali, 2006: 96). 3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 125).

Menurut Santoso dalam Kussuwantoro (2010), deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.


(67)

Teknik analisis dalam penelitian ini tergolong dalam analisis kuantitatif yaitu suatu teknik analisis dimana data-data yang berbentuk angka-angka dengan membandingkan melalui perhitungan dan mengaplikasikannya dengan berbagai rumus statistik yang sesuai. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus sebagai berikut :

Y =

β

Ѕ

+

β

І

X

І

+

β

Ї

X

Ї

+

β

Ј

X

Ј

+

e

(Anonim, 2009:L-21) Dimana:

Y = Harga Saham

X = Return On Assets

X = Debt To Equity Ratio

X = Risiko Sistematik

β = Konstanta

β, β , β = Koefisien Regresi

e = Faktor pengganggu

3.4.5. Uji Hipotesis 1. Uji F

Digunakan untuk menguji kesesuaian atau tidaknya model regresi

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y.

prosedur Uji F dengan kriteria sebagai berikut:


(68)

H1 : β1= β2 = β3 ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan sesuai) b.Level signifikan (βo) = 0,05

c.Kriteria pengujian :

Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0

diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai probabilitas (P value ) / signifikan < 0,05 maka H0 di

tolak dan H1 diterima.

2. Uji t

Uji t dapat digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut:

a.Hipotesis

H0 : βi = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat).

H1 : βi ≠ 0 (secara parsial terdapat pengaruh positif variabel bebas

terhadap variabel terikat)Dimana i = 1, 2, 3 b.Level of signifikan (βo) = 0,05

c.Ketentuan pengujian:

Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0

diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H0


(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Umum PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.

PT Aqua Golden Mississippi Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Pebruari 1973. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/213/22 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973.

Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir dengan akta notaris Lindasari Bachroem, SH No. 13 tanggal 17 Oktober 2008 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini masih dalam proses pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

PT Aqua Golden Mississippi merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan ini memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. PT Aqua Golden Mississippi berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo Lentut No. 3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Mekarsari, Jawa Barat. Induk Perusahaan adalah PT Tirta Investama dan Induk Utama Perusahaan adalah


(1)

Terhadap Perubahan Harga Saham peneliti mengharapkan untuk dapat menambah variabel yang digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham di perusahaan seperti Current Ratio, Net Provit Margin, Price to Book Vallue. Selain itu juga diharapkan untuk menambah jumlah sampel baik jumlah maupun jenis perusahaan yang diteliti sehingga hasil penelitian lenih kuat dan dapat digeneralisasi. Serta diharapkan untuk memperpanjang periode pengamatan.

4.9. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini:

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan food and beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi bagi perusahaan lainnya.

2. Periode penelitian ini hanya 4 tahun sehingga kurang memberikan informasi atau gambaran tentang pengaruh Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham. 3. Keterbatasan dalam pengambilan variabel yang digunakan dalam

penelitian, yaitu hanya terbatas pada variabel Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Risiko Sistematik, tidak melibatkan faktor teknis seperti kebijakan dividen, tingkat pajak, suku bunga pinjaman, perkembangan kurs, dan factor social, ekonomi dan politik seperti tingkat inflasi, kebijakan moneter, menurunnya daya beli masyarakat, dan lain-lain.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh langsung dari Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio, dan Risiko Sistematik terhadap harga saham. Maka berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Hasil uji F menunjukkan bahwa model sudah signifikan atau dapat dikatakan bahwa variabel Return On Assets (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Risiko Sistenatik (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham (Y), sehingga hipotesis ke-1 "bahwa Return On Assets (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Risiko Sistenatik (X3) berpengaruh terhadap harga saham (Y) pada perusahaan Food and Beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia" teruji kebenarannya.

Secara parsial, variabel return on assets (ROA) sebagai faktor fundamental yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa faktor fundamental Return On Assets (ROA) berpengaruh secara dominan terhadap harga saham.


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh diatas, maka diperoleh bebarapa saran yang dapat diberikan, yaitu:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya mengenai pengaruh rasio profitabilitas dan rasio modal saham terhadap harga saham perusahaan.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya kajian ilmiah dalam praktek pasar modal. Dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengaruh rasio profitabilitasdanrasio modal saham terhadap harga saham perusahaan. 3. Bagi Praktisi

Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi bagi para investor. Bagi perusahaan, penelitian ini bisa dijadikan gambaran untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semaksimal mungkin.

4. Bagi Perusahaan

Perusahaan food and beverage diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan maka diharapkan minat investor terhadap saham akan semakin meningkat. Meningkatnya minat investor terhadap saham suatu perusahaan cenderung akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks:

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi 7. BPFE, Yogyakarta.

Brigham, Eugene dan Joel Houston, 2006, Fundamentals Of Financial

Management: Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. Edisi kesepuluh,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (Tips Bagi Investor, Direksi, dan Pemegang Saham). Penerbit Andi, Jakarta. Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivarrate dengan program SPSS. Edisi 11,

Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Halim, Abdul, 2003, Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, HM., 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. BPFE UGM, Yogyakarta.

Kasmir, Jakfar, 2004, Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Kencana, Jakarta.

Kasmir, Jakfar, 2008, Analisa Laporan keuangan. Edisi ke 1, Cetakan pertama. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2005, Metodologi Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Yogyakarta.


(5)

Prastowo dan Dwi Juliaty, 2005, AnalisisLaporan keuangan: Konsep dan aplikasi. Edisi ke-2, Penerbit UPP AMP YKPN, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sartono, R. Agus, 2001, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi.Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Sunariyah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi. Edisi Pertama, Penerbit EKONOSIA, Yogyakarta.

Stice, Earl K., dkk., 2005, Akuntansi Intermediate. Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama, Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.

Thian, Hin, L., 2001, Panduan Berinvestasi Saham. Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus M., Teori Akuntansi, Buku 2. Penerbit LPFE-UI, Jakarta Usman, Marzuki, dkk., 1990, ABC Pasar Modal Indonesia. Penerbit LPPI dan ISEI,


(6)

Jurnal:

Anastasia, Njo, 2003, Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik

Terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Jurnal Akuntansi & Keuangan,

Vol. 5, No.2.

Nirawati, Lia, 2003, Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Penelitian Ilmu

Ekonomi, Vol. 3, No. 6.

Tristiarto, Yoko, 2006, Pengaruh Faktor Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Equity, Vol. 4, No.2

Penelitian:

Kurniawan, Ockyvidya, 2010, Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil Yang Go Public Di

Bursa Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Website: www.idx.co.id  www.vivanews.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 45 105

ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIK DAN FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIK DAN FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 11

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIK DAN FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 2 10

ANALISIS FUNDAMENTAL FAKTOR PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIC DI BEI.

0 0 88

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 87

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO MODAL SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 118

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 73

PENGARUH MODEL FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH MODEL FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

MODEL FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 25