STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011
commit to user
i
STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh :
SULAIMAN RASYID NIM : K 4606055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
i
STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
SULAIMAN RASYID NIM : K 4606055
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(3)
commit to user
(4)
commit to user
(5)
commit to user
iv ABSTRAK
Sulaiman Rasyid. STUDI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SE GUGUS VI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1). Status gizi pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
(2). Rata-rata nilai prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Di mana penelitian ini mendeskripsikan status gizi dan prestasi belajar pendidikan jasmani.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : (1). Status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut : (a).Berkategori gemuk sebanyak 89 siswa atau 18,94 %. (b). Berkategori normal sebanyak 333 siswa atau 70,85 %. (c). Siswa berkategori kurang gizi I sebanyak 46 siswa atau 9,79 %. (d). Siswa berkategori kurang gizi II sebanyak 2 siswa atau 0,42 %. Mayoritas status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 adalah berkategori normal, sehingga status gizinya adalah baik. (2). Rata-rata nilai pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 adalah 72,44 dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
(6)
commit to user
v ABSTRACT
Sulaiman Rasyid. STUDY ON NUTRITIONAL STATUS AND LEARNING ACHIEVEMENT IN PHYSICAL EDUCATION CLASS IV AND V VI SD NEGERI
SE FORCE SUB Jebres SURAKARTA CITY OF LESSONS 2010/2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta
University, February. 2011.
The purpose of this study is to determine: (1). Nutritional status of students in grade IV and V SD Negeri se Jebres Sub-Cluster VI Surakarta academic year 2010/2011. (2). The average value of learning achievement of students of physical
education in grade IV and V primary school of a Sub-Cluster VI Jebres Surakarta academic year 2010/2011.
The method used in this research is descriptive. Where this study describes the nutritional status and physical education learning achievement.
Based on the results of data analysis can be concluded that: (1). Nutritional status of students in grade IV and V SD Negeri se Jebres Sub-Cluster VI Surakarta academic year 2010/2011 are as follows: (a). Uncategorized fat as many as 89 students or 18.94%.
(B). Uncategorized normal as much as 333 students or 70.85%. (C). Students categorized malnutrition I by 46 students or 9.79%. (D). Students categorized malnutrition II as much as 2 students or 0.42%. The majority of the nutritional status of
students in grade IV and V primary school of a group VI District Jebres Surakarta was categorized 2010/2011 school year is normal, so that nutritional status is good. (2). The
average value of physical education students in grade IV and V primary school of a group VI District Jebres Surakarta in odd semester of the school year 2010/2011 is
(7)
commit to user
vi MOTTO
Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling berguna bagi orang lain.(H.R. Al Qodla’iy)
Tingkat pendidikan bukanlah kesuksesan dalam belajar tetapi kedewasaan berfikir adalah tanda kesuksesan dalam belajar. (Penulis)
Orang sukses bukanlah orang yang cerdas, melainkan orang yang bisa memenfaatkan peluang yang ada. (Penulis)
Jangan pernah mengeluh, syukuri apa yang ada. Putus asa berarti mati, berfikir, berbuat yang terbaik.(Penulis)
Jadikan pengetahuan sebagai modal, ilmu sebagai senjata, sabar sebagai pakaian, zuhud sebagai kekuatan dan lemah lembut sebagai kebanggaan.
(8)
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi do’a Bapak Sya’roni, S.Pd yang selalu mendukungku Mbak Diah yang selalu membantuku R.P.A. yang setia memotivasiku Keluarga besar Menwa Sat 905 Jagal Abilawa UNS Rekan-rekan angkatan 06 JPOK UNS Almamater
(9)
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi untuk itu atas segala bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun penulisan skripsi ini;
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dan sebagai Pembimbing I yang telah memberikan ijin penulisan skripsi; 4. Drs. Waluyo, M.Or. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan dorongan dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesaikan dengan lancar;
5. Singgih Hendarto, S.Pd, M.Pd., Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNS;
6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan–masukan kepada penulis;
7. Para karyawan administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini;
8. Rekan JPOK‘06 Penjaskesrek yang telah membantu pelaksanaan penelitian; 9. Kepala Sekolah SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Surakarta sebagai
tempat penelitian saya, terimakasih yang sebesar – besarnya karena membantu memperlancar penulis dalam memperoleh data penelitian;
10. Siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Surakarta sebagai sampel penelitian.
(10)
commit to user
ix
Semoga amal kebaikan tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan isi dalam skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan di Sekolah Dasar khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Surakarta, Februari 2011
(11)
commit to user
x DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ………... PENGAJUAN………... PERSETUJUAN ………... PENGESAHAN………... ABSTRAK………..…………... MOTTO ………..………..……... PERSEMBAHAN ………..………... KATA PENGANTAR………..………... DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL………... DAFTAR LAMPIRAN ………... DAFTAR GAMBAR ... BAB I. PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... C. Pembatasan Masalah... D. Perumusan Masalah... E. Tujuan Penelitian... F. Manfaat Penelitian... BAB II. LANDASAN TEORI ... A. Tinjauan Pustaka ... 1. Status Gizi ... 2. Prestasi Belajar ... B. Pendidikan Jasmani ... 1. Pendidikan Jasmani ... 2. Kebugaran Jasmani ... 3. Kurikulum Pendidikan Jasmani di SD... C. Kerangka Pemikiran ...
i ii iii iv v vi vii viii x xii xiv xv 1 1 3 3 3 4 4 5 5 5 14 20 20 22 25 26
(12)
commit to user
xi
BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Metode Penelitian... C. Subyek Penelitian………... D. Teknik Pengumpulan Data………... E. Devinisi Operasional Variabel………... BAB IV. HASIL PENELITIAN ……...………... A. Deskripsi Data ………....………... B. Hasil penelitian ...………....………... BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI,SARAN ………..………... A. Simpulan ………...………... B. Implikasi ………...………... C. Saran ………...……….. ... DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...
27 27 27 27 28 28 30 30 31 56 56 56 57 58 60
(13)
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.Deskripsi data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus
VI kecamatan Jebres kota Surakarta...
Tabel 2.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mipitan... Tabel 3.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri
Mipitan... Tabel 4.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Mipitan... Tabel 5.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Sabrang
Lor... Tabel 6.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Sabrang
Lor... Tabel 7.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
SabrangLor... Tabel 8.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Debegan………...
Tabel 9.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Debegan………... Tabel 10.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Debegan………...
Tabel 11.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Krajan………..
Tabel 12.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri
Krajan………..
Tabel 13.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Krajan………..
Tabel 14.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Ngemplak……….. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
(14)
commit to user
xiii
Tabel 15.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Ngemplak……... Tabel 16.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Ngemplak……….………
Tabel 17.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo 1………. Tabel 18. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo
I………....
Tabel 19. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Mojosongo I……….
Tabel 20. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo
II………..
Tabel 21. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo
II………..
Tabel 22. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Mojosongo II………
Tabel 23.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Wonowoso………...
Tabel 24.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri
Wonowoso………....
Tabel 25.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Wonowoso………
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
(15)
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 petunjuk pelaksanaan tes pengukuran status gizi ... Lampiran 2 data siswa kelas IV SDN Mipitan ... Lampiran 3 data siswa kelas V SDN Mipitan ... Lampiran 4 data siswa kelas IV SDN Sabrang Lor ... Lampiran 5 data siswa kelas V SDN Sabrang Lor ... Lampiran 6 data siswa kelas IV SDN Mojosongo 2... Lampiran 7 data siswa kelas V SDN Mojosongo 2 ... Lampiran 8 data siswa kelas IV SDN Mojosongo 1 ... Lampiran 9 data siswa kelas V SDN Mojosongo 1 ... Lampiran 10 data siswa kelas IV SDN Krajan ... Lampiran 11 data siswa kelas V SDN Krajan ... Lampiran 12 data siswa kelas IV SDN Ngemplak ... Lampiran 13 data siswa kelas V SDN Ngemplak ... Lampiran 14 data siswa kelas IV SDN Debegan ... Lampiran 15 data siswa kelas V SDN Debegan ... Lampiran 16 data siswa kelas IV SDN Wonowoso ... Lampiran 17 data siswa kelas V SDN Wonowoso ... Lampiran 18 data kategori gemuk dan nilai penjas ... Lampiran 19 data kategori normal dan nilai penjas... Lampiran 20 data kategori kurang gizi 1 dan nilai penjas... Lampiran 21 data kategori kurang gizi 2 dan nilai penjas... Lampiran 22 dokumentasi foto……… Lampiran 23 surat-surat keterangan………....
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 80 89 91 92 95
(16)
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.Deskripsi data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta... Gambar 2.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Mipitan... Gambar 3.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri
Mipitan... Gambar 4.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Mipitan... Gambar 5.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Sabrang
Lor... Gambar 6.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Sabrang
Lor... Gambar 7.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
SabrangLor... Gambar 8.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Debegan………...
Gambar 9.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Debegan………... Gambar 10.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Debegan………...
Gambar 11.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Krajan………..
Gambar 12.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri
Krajan………..
Gambar 13.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Krajan………..
Gambar 14.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Ngemplak……….. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
(17)
commit to user
xvi
Gambar 15.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Ngemplak……... Gambar 16.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Ngemplak……….………
Gambar 17.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo 1………. Gambar 18. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo
I………....
Gambar 19. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Mojosongo I……….
Gambar 20. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mojosongo
II………..
Gambar 21. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mojosongo
II………..
Gambar 22. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Mojosongo II………
Gambar 23.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri
Wonowoso………...
Gambar 24.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri
Wonowoso………....
Gambar 25.Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri
Wonowoso………
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
(18)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan gizi yang baik di butuhkan untuk fisik maupun mental. Zat–zat gizi yang diperlukan dalam fungsi normal tubuh, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, reproduksi untuk kerja atau aktivitas dan pemeliharaan tubuh. Terutama bagi anak-anak makanan yang mengandung nilai gizi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otak. Kekurangan zat gizi dalam makanan anak akan berpengaruh sangat fatal yaitu kecerdasan otak akan berkurang ( lemah ), tidak kreatif, pasif dan tidak berinisiatif seperti pendapat dari Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro ( 1984 : 51 ) bahwa:
“Pengaruh kekurangan gizi pada perkembangan mental akan menurunkan kemampuan belajar, perkembangan refleks neuromotor dan neurointegratif. Faktor ini mungkin sekali akan memberikan limitasi bagi seseorang untuk memperkembangkan sistem neuromuskularnya secara sempurna untuk mendapatkan ketrampilan optimal yang di butuhkan agar prestasi tertentu dapat dicapai”.
Untuk mencegah dampak buruk dari pengaruh kekurangan gizi tersebut menurut D. Tandyo ( 1989 : 158 ) bahwa ada unsur– unsur yang mempengaruhi terjadinya gangguan gizi seseorang adalah : “Pendapatan keluarga yang rendah, Mahalnya harga makanan, Tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi rendah, kebiasaan serta kepercayaan terhadap makanan salah, jumlah anggota keluarga yang besar, insidens infeksi yang tinggi, baik bakteriil, infeksi cacing maupun virus”.
Pendidikan Jasmani (Penjas) menjadi salah satu kurikulum di Sekolah Dasar (SD), didalam pembelajaran pendidikan jasmani tujuan utama dari seorang guru adalah agar siswanya dapat memperoleh prestasi yang baik. Prestasi yang baik dapat terwujud dan dipengaruhi oleh beberapa hal; antara lain keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, metode yang digunakan oleh guru, bahan ajar
(19)
commit to user
yang diberikan, lingkungan pembelajaran. Disamping hal itu juga dipengaruhi kondisi intern siswa yaitu status gizi. Penyajian ilmu tentang gizi di Sekolah Dasar (SD) disesuaikan dengan tujuan pendidikan serta terus mengingat perkembangan anak sesuai peningkatan usianya.
Kota Surakarta terdiri dari 5 Kecamatan yakni; Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Lawean, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Serengan. Kecamatan Jebres merupakan wilayah pinggiran di kota Surakarta, Kecamatan Jebres memiliki luas wilayah 12,58 km2 dengan jumlah penduduk 138.624 jiwa (2010) sedangkan tingkat kepadatannya adalah 11,019 per km2yang terdiri dari 11 desa/kelurahan (id.wikipedia.org/wiki/daftar_kecamatandan dan kelurahan di Surakarta). Secara geografis wilayah kecamatam ini berbukit-bukit/naik turun khususnya dikelurahan Mojosongo. Kecamatan Jebres adalah tempat berlokasinya Stasiun Solo Jebres, kampus Universitas Sebelas Maret, rumah sakit jiwa, Stasiun TATV, Perumnas Mojosongo, Taman wisata Jurug, makam pahlawan Kusuma Bhakti, serta di Jebres juga berlokasi berbagai kegiatan industri.
Sekolah Dasar (SD) Negeri dikecamatan Jebres terdiri dari 7 gugus yang masing-masing gugus terdiri dari 5 sampai 9 sekolah tergantung lokasi. Dalam penelitian ini peneliti mengambil satu gugus di Kecamatan Jebres yaitu gugus VI. Berdasarkan kenyataan, kondisi siswa digugus VI mayoritas orang tua pekerjaanya adalah sebagai buruh dengan penghasilannya pas-pasan serta tingkat pendidikannya rendah. Hal tersebut memungkinkan orang tua kurang memperhatikan status gizi dari anak-anaknya. Dalam hal ini sebagai orang coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Keadaan di atas perlu mendapatkan perhatian dari pihak sekolah maupun orang tua murid, jika hal itu tidak segera di atasi akan mempengaruhi pencapaian tujuan belajar mengajar secara menyeluruh khusunya prestasi belajarnya. Permasalahan tersebut melatar belakangi judul, “ Studi status gizi dan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011”.
(20)
commit to user
3
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Belum diketahuinya status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
2. Belum diketahuinya prestasi belajar pendidikan jasmani dari masing-masing sekolah di SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
3. Keadaan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. 4. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri se-Gugus VI
Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pengembangan pembahasan dalam penelitian ini, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Status Gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
2. Prestasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Bertolak dari pembatasan masalah diatas, maka penelitian ini mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana status gizi pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
2. Bagimana rata-rata nilai prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
(21)
commit to user
E. Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Status gizi pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan
Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
2. Rata-rata nilai prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan pentingnya gizi terhadap daya tahan fisik dan prestasi belajar.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai status gizi.
3. Sebagai Masukan dan saran pada instansi kesehatan sehingga dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi pada siswa.
(22)
commit to user
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi
a. Pengertian Status Gizi
Perkataan gizi berasal dari bahasa arab, gizi yang berarti makanan. Makanan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang setiap harinya. Makan yang ideal setiap harinya minimal adalah tiga kali sehari. Dalam mengkonsumsi makanan harus terpenuhi kualitas maupun kuantitasnya, hal ini mengandung maksud bahwa makanan yang dimakan harus sesuia dengan kebutuhan tubuh kita. Kunkun K. Wiramiharja dalam seri seri bahan kuliah olahraga ITB (1992: 197) menyatakan “Prinsip pemberian makanan adalah memberi masukan zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan tubuh adalah dapat mengganti dan menyediakan zat gizi yang telah dan akan digunakan untuk menjalankan proses metabolism yang memberikan kebugaran jasmani”.
Manusia membutuhkan gizi untuk melakukan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, bila suatu hari kekurangan makanan tubuh akan menjadi lemas, tak bertenaga, malas, kurang bersemangat, perut menjadi sakit dan sebagainya. Pada saat tertentu seseorang merasa lapar dan dahaga, itu merupakan tanda pertama gizi yang diperlukan tak lagi mencukupi kebutuhan tubuh. Makanan selain untuk pelepas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi untuk pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental, kegiatan kerja, menjaga kondisi tubuh, menimbulkan rasa aman serta bahagia.
Mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh akan membantu proses metabolisme didalam tubuh berjalan dengan baik, sehingga tubuh akan menjadi sehat dan bugar. Pentingnya peranan makanan, maka sejak dini anak – anak harus diberi makan makanan yang bergizi. Makanan bergizi mempunyai andil yang besar terhadap kondisi seseorang baik secara fisik,
(23)
commit to user
kecerdasan otak maupun produktifitas kerja. Hal ini dikarenakan, makanan bergizi berfungsi sebagai sumber energi, membantu pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, mengatur metabolisme tubuh serta mencegah dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Seperti dikemukakan oleh Lisdiana (1997 : 1) bahwa, secara umum makanan ditinjau dari ilmu kesehatan berfungsi, “untuk memperoleh energi yang berguna bagi pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, mengatur metabolisme tubuh serta mencegah dan meningkatkan daya tahan tubuhterhadap serangan penyakit”.
Pentingnya peranan gizi terhadap tubuh, maka makanan yang dibutuhkan sehari – hari akan berdampak pada keadaan gizi seseorang. Keadaan gizi akan menentukan kondisi seseorang yaitu dalam keadaan gizi yang baik atau buruk. Keadaan gizi menurut Bambang Soetedjo (1993:1) “Suatu keadaan jasmani dan rohani yang dihasilkan oleh makanan yang dimakan dan proses penggunaannya oleh tubuh. Kiranya perlu dikembangkan suatu kebiasaan makan yang sehat sejak usia muda, sehingga dapat tercipta kebiasaan makan yang baik”.
Menurut Suhardjo (1985: 15) status gizi adalah “keadaaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Susunan makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh dapat menciptakan status gizi yang memuaskan”. Sedangkan menurut Depkiknas (2000 :141) bahwa, “stastus gizi adalah suatu keadaan atau status yang menyatakan tingkat kecukupan gizi seseorang”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, status gizi adalah keadaan tubuh atau jasmani dan rokhani yang dihasilkan oleh keseimbangan antara konsumsi, penggunaan, dan absorbsi makanan. Status gizi merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh keseimbangan dinamik antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi.
Makanan yang dikonsumsi sehari – hari akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang, apakah dalam status gizi baik, kurang, buruk atau bahkan kelebihan gizi. Untuk memperoleh status gizi yang baik maka makanan yang dikonsumsi sehari– hari harus terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya. Jika makanan yang dikonsumsi tidak terpenuhi kualitas maupun kuantitasnya maka
(24)
commit to user
7
akan berdampak pada status gizi yang buruk. Status gizi yang buruk akan berdampak pada kesehatan menurun, produktifitas kurang, pada anak akan berakibat menurunnya prestasi bahkan berakibat sakit. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1978: 126) dalam penelitian Sukintaka (1989: 5) bahwa, “Anak yang keadaan gizinya jelek (malnutrion) akan mudah terpengaruh oleh penyakit atau dengan kata lain mudah sakit”. Pentingnya peranan gizi terhadap kesehatan, maka makanan yang dikonsumsi sehari – hari harus terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya.
b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Gizi sangat erat hubungannya dengan kesehatan seseorang. Agar fungsi tersebut dapat bekerja dengan baik, jumlah zat gizi yang dikonsumsi seseorang harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Keaadaan gizi seseorang banyak faktor yang mempengaruhi karena kebutuhan gizi tiap–tiap individu berbeda-beda tergantung dari kapasitas kerja yang dilakukan. Bambang Soetedjo (1993: 45) mengemukakan pendapat bahwa :
Unsur-unsur yang mempengaruhi keadaan gizi seseorang adalah sebagai berikut :
1. Intake makanan atau jumlah makanan
Yaitu jumlah makanan yang diserap kedalam tubuh tergantung dari banyak sedikitnya makanan yang dimakan
2. Tingkat sosial ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh pada penyediaan bahan makan yang cukup akan nilai gizi. Keadaan ekonomi keluarga yang tinggi akan terasa lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan ekonomi yang rendah.
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pada keadaan gizinya. Pengetahuan akan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting, sehingga memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi perlu diterapkan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.
4. Hygiene dan sanitasi lingkungan.
Keadaan lingkungan tempat tinggal yang sehat sangat mendukung pencapaian gizi yang baik.
(25)
commit to user
Menurut Agus Krisno (2001: 10) faktor –faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah:
1) Produk pangan 2) Pembagian makanan
3) Cara memilih dan menyajikan makanan 4) Prasangka buruk pada bahan makanan tertentu 5) Pantangan pada makanan tertentu
6) Kesukaan pada makanan tertentu 7) Keterbatasan ekonomi
8) Kebiasaan makanan
9) Penyimpanan bahan makanan 10) Pengawetan makanan
11) Pengolahan makanan
Dalam kenyataanya didalam masyarakat masih banyak terjadi gangguan gizi yang disebabkan oleh beberapa hal, lebih lanjut Bambang Soetedjo (1993:50) mengemukakan pendapat bahwa :
1. Ketidaktahuan antara makanan dan kesehatan banyak terjadi pada keluarga yang tidak memperhatikan makanan yang dimakan.
2. kebiasaan atau pantangan terhadap makanan tertentu.
3. Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi tinggi.
4. kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan. 5. Penghasilan keluarga yang rendah.
6. Jarak kelahiran yang terlalu dekat.
Keadaan gizi yang baik sangat dibutuhkan dalam melakukan aktivitas selalu berhubungan dengan kesehatan tubuh dan banyak penyakit yang di timbulkan karena kurang gizi. Gizi juga selalu berhubungan dengan pertumbuhan jasmani, kecerdasan otak, daya tahan tubuh, produktivitas kerja.
Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi tersebut, keadaan ekonomi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi status gizi seseorang. Hal ini dapat diamati pada masyarakat kota besar yang umumnya justru memiliki status gizi yang lebih, tetapi ada juga masyarakat tertentu yang kekurangan gizi. Seperti diungkapkan Dedi Subardja (2004: 9) bahwa, “ Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi ganda yang berarti masih terus berkutat dalam menghadapi gizi kurang, dilain pihak pada golongan masyarakat tertentu di kota besar mulai menghadapi gizi lebih atau obesitas”.
(26)
commit to user
9
c. Pentingnya Gizi Seimbang
Makanan merupakan kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup manusia dan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tubuh. Makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan aktifitas fisik sehari-hari. Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984: 51) menyatakan bahwa “Kecukupan gizi pada remaja terutama diperlukan untuk aktifitas luar, disamping untuk pertumbuhan dan perkembangan. Perhitungan kecukupan ini dilakukan secara individual dan bervariasi sesuai dengan berat rintangan aktifitas luar tersebut”. Menurut Sarwoto dan Bambang Soetedjo (1993:231) bahwa “Kualitas makanan yang kita makan dengan didukung oleh kegiatan fisik yang teratur akan memberikan jaminan terhadap tingkat kesehatan seseorang. Namun sebaliknya makanan yang baik tanpa didukung oleh kegiatan fisik dalam arti antara kerja dan istirahat yang tidak seimbang, akan menimbulkan beban bagi tubuh kita”.
Makanan yang dikonsumsi harus mengandung gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan gizi untuk setiap orang tergantung pada aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Seseorang yang melakukan aktifitas fisik yang berat memerlukan konsumsi makanan, terutama makanan yang mengandung zat energi yang lebih besar dari pada yang beraktifitas ringan.
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus seimbang tidak boleh berlebihan atau sedikit. Makanan yang seimbang baik kualitas maupun kuantitasnya akan dapat dicapai status gizi yang baik. Jika makanan yang dikonsumsi terlalu berlebihan maka akan menjadi penumpukan lemak dalam tubuh. Jika hal ini dibiarkan berkelanjutan dalam waktu yang relativ lama akan menimbulkan kegemukan atau obesitas. Sedangkan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung gizi akan menimbulkan kekurangan gizi sehingga tubuh akan menjadi kurus dan lemah. Seperti dikemukakan Lisdiana (1997:11) bahwa “Gizi kurang dan gizi lebih sering disebut pula gis salah yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan”.
(27)
commit to user
c. Penggolongan Zat GiziAgar hidup sehat, manusia memerlukan gizi yang harus tersedia dalam makanan sehari-hari. Makanan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal dengan istilah zat gizi.Menurut Depdiknas (2000: 128) bahwa “ada enam golongan zat gizi atau zat makanan yang perlu bagi tubuh yaitu : (1) karbohidrat, (2) lemak, (3) protein, (4) vitamin, (5) mineral dan (6) air”.
Keenam zat gizi atau makanan tersebut sangat diperlukan oleh tubuh. Takaran dan jumlah zat makanan yang dikonsumsi harus memenuhi kebutuhan yang diperlukan tubuh. Berdasarkan perannya, zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dikelompokkan menjadi tiga. Menurut Muchsin Doewes, Soedarwo dan Slamet Suherman (1996: 26) menyatakan “dalam garis besar kelima zat gizi diatas dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Zat gizi sumber energi (hidrat arang/karbohidrat dan lemak), 2. Zat gizi pembangun (protein), 3. zat gizi pengatur (mineral, air vitamin).
Untuk lebih jelasnya zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
(1). Zat Gizi Sumber Tenaga
Karbohidrat dan lemak merupakan zat gizi sumber tenaga. Setiap 1 gram karbohidrat mampu menghasilkan empat kalori dan setiap 1 gram lemak menghasilkan sembilan kalori. Zat hidrat arang terdiri dari monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa) dan pelisakarida (zat pati, glikogen, dan selulosa). Sedangkan zat lemak berasal dari tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kacang, santan) zat lemak berasal dari hewan (lemak, daging, minyak ikan). Berdasarkan sumbernya lemak dibagi menjadi
visible fat (mentega, minyak kelapa, dan jagung) dan invisible fat(susu, kuning telur, kacang tanah, kemiri, dan alpokat).
(2). Zat Gizi Pembangun
Protein merupakan zat gizi pembangun tubuh. Bagi anak-anak zat gizi pembangun sangat dibutuhkan untuk menunjang proses pertumbuhan tubuh. Depkes (1993: 13) menyatakan, “sebagai zat pembangun protein diperlukan untuk
(28)
commit to user
11
pertumbuhan sel/jaringan, pengganti jaringan yang rusak, pembentuk enzim dan hormon yang berperan dalam proses pencernaan dan metabolisme serta pembentukan hemoglobin dan anti bodi”. Disamping itu juga, protein dapat berfungsi sebagai sumber energi selama olahraga pada saat cadangan karbohidrat berkurang seperti dijelaskan Depdiknas (2000: 130) bahwa, “fungsi protein selain untuk proses tumbuh kembang, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, untuk perkembangan otot selama periode pembinaan dan latihan serta sebagai sumber energiselama olahraga pada saat cadangan karbohidrat berkurang”.
Bagian yang paling sederhana dari protein disebut asam amino. Ada asam amino esensial yang mutlak diperlukan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat membuat sendiri harus didapat dari bahan makanan, dan ada asam amino non esensial yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Menurut bambang Soetedjo (1987: 2) berdasarkan kriteria nilai atau mutunya protein dibagi menjadi tiga golongan yaitu : “(1) complete protein (susu, daging, ikan telur), (2) partially incomplete protein(jenis kacang-kacangan) (3)incomplete protein(jenis ubi-ubian)”.
(3). Zat Gizi Pengatur
Setiap saat alat-alat tubuh selalu bekerja tanpa berhenti. Kerja faal tubuh memerlukan zat makanan yang mengandung zat pengatur, agar kerja faal tubuh dapat berlangsung dengan lancar. Menurut Bambang Soetedjo (1987: 2) bahwa “vitamin merupakan zat organik yang mutlak diperlukan oleh tubuh, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Kebutuhan yang bersifat mutlak tersebut karena vitamin berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan ketahanan dan mengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh”.
Kerja faal tubuh dapat berjalan dengan lancar, sehingga makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus cukup mengandung vitamin, mineral dan air. Sumber bahan makanan yang banyak mengandung zat pengatur terutama adalah sayur-sayuran dan buah–buahan segar.
Air merupakan bagian dari tubuh kita. Seseorang tidak dapat bertahan hidup lama jika kekurangan air, terlebih lagi bagi olahragawan akan lebih banyak memerlukan cairan (air). Menurut Depdiknas(200: 133)“mineral adalah senyawa
(29)
commit to user
anorganik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Fungsi mineral adalah pembentukan jaringan tubuh dan pengendali proses-proses fisiologis”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa air merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu pembentukan jaringan dan pengendali fisiologik. Jika tubuh kita kekurangan air maka sel-sel tubuh kita akan menderita kekurangan cairan. Menurut Bambang Soetedjo (1987: 20) akibat yang ditimbulkan kekurangan cairan yaitu :
1). Reaksi kimia dalam tubuh terganggu.
2) Sel-sel tubuh tidak dapat membuat jaringan dan tidak dapat memanfaatkan energy secara efisien.
3). Timbul penimbunan produk-produk racun dalam aliran darah.
4). Volume darah berkurang sehingga pengangkutan oksigen dan bahan gizi keseluruh tubuh berkurang.
5). Suhu badan naik.
6). Otot-otot lemah dan timbul kelelahan.
Pentingnya peranan air untuk tubuh ini, maka hendaknya perlu diperhatikan secara serius. Dengan terpenuhinya air terhadap tubuh kita maka proses kimia dalam tubuh akan dapat berjalan dengan baik.
d. Pengaruh Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Dampak dari kekurangan gizi akan berakibat pada perkembangan dan petumbuhan anak menjadi tidak normal baik fisik, mental dan intelektualnya. Seperti yang dikemukakan oleh Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984: 51) “pengaruh kekurangan gizi pada perkembangan mental akan menurukan kemampuan belajar, perkembangan reflek neuromotor dan
neurointegratif’”. Menurut Hurlock dalam penelitian Sukintaka (1989: 5) bahwa, “kemampuan belajar anak akan terhambat pada waktu yang akan datang bila pada waktu kecilnya mengalami keadaan gizi yang jelek, sebab keadaa gizi yang jelek akan mengakibatkan perkembangan sel otak kurang baik, dan dampak dari ini kapasitas intelektual anak menjadi rendah”.
Dampak dari kekurangan gizi sangat mempengaruhi secara simultan pada diri seseorang. Akibat kekurangan gizi perkembangan dan pertumbuhan baik fisik maupun mental menjadi tidak normal, dan bahkan akan mudah terkena
(30)
commit to user
13
penyakit seperti penyakit KKP (Kurang Kalori dan Protein), KVA (Kekurangan Vitamin A), GAKI (Ganguan Akibat Kekurangan Jodium) dan masih banyak penyakit lain yang ditimbulkan akibat kekurangan gizi. Untuk memperoleh status gizi yang baik maka pola makan harus diatur baik kuantitas maupun kualitasnya.
e. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan metode antropometri.Menurut Soekirman (2000 :66) “ukuran antropometri yang biasa digunakan antara lain berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), lingkar lengan atas (LLA), dan lingkar dada (LD), tebal lemak dan sebagainya.”Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu.
Pendapat lain mengemukakan penilaian keadan gizi dengan indeks berat badan terhadap tinggi badan adalah menurut Mulyo Hadi Sudjito dan Imam Syafi’I (1981:15) bahwa : “Membandingkan antara tinggi badan dan berat badan sebagai H/W akan lebih bermakna dari pada dinilai sendiri-sendiri”.
Dengan demikian jelas bahwa pengukuran antroprometrik melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan adalah tepat untuk mengetahui keadaan gizi seseorang.
Didalam penelitian ini akan digunakan untuk mengetahui keadaan gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, ditentukan dengan rumus indeks berat badan terhadap tinggi badan menurut Hussaini dalam penelitian Sarwono dkk. (2000:20) sebagai berikut :
) (
) (
m Badan Tinggi
kg Badan Berat INDEKS
Keterangan :
INDEKS : Indek Massa Tubuh
BB (Kg) : Berat Badan dalam satuan Kg TB (m) : Tinggi Badan dalam Satuan meter
(31)
commit to user
Kriteria :
Indeks Masa Tubuh Kategori
> 25.0 18.5–25.0 17.0–18.4 16.0–16.9
< 16.0
Gemuk Normal Kurang Gizi I Kurang Gizi II Kurang Gizi III
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Menurut Zainal Arifin (1994: 2) bahwa kata “prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu kata prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesiamenjadi prestasi yang berarti “hasil usaha”. Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”. Prestasi tidaka akan diperoleh selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Kareana dalam kenyataanya untuk mendapatkan suatu prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi diperlukan pengorbanan dan perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Sedangkan Nanang Fatah (1997: 20) mengemukakan prestasi merupakan “tingkah laku yang diarahkan kepada tercapainya standard of excellent, yaitu seseorang yang mempunyai need dan
achievement tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu ketika merencanakan untuk melakukan sesuatu”. Muchtar Buchori (1985: 94) menyebutkan prestasi sebagai “hasil-hasil yang tercapai dan atau hasil-hasil yang benar-benar tercapai”.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal yang mana hasil ini dapat berupa tingkah laku yang diarahkan padastandard of excellent.
b. Pengertian Belajar
Banyak sekali kita jumpai mengenai pengertian tentang belajar diantaranya Menurut W.S. Wingkel (1996 : 53) Belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
(32)
commit to user
15
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”. Sedangkan menurut Sardiman AM, (2001:52), belajar diartikan sebagai “upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa serta ranah afektif, kognitif,dan psikomotorik.”
Ada beberapa definisi tentang belajar yang juga diuraikan oleh beberapa ahli. Dalam bukunya, Sardiman A.M. (2001:20) mengatakan bahwa: a. Cronbrach memberi definisi : “Learning is shown by a change in
behaviour as a result or experience”.Cronbrach berpendapat bahwa hasil
dari belajar yang baik harus melalui pengalaman. Belajar harus mengalami dengan menggunakan panca indranya..
b. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try somethings themselves, to listen, to follow direction”.
c. Geoch, mengatakan : “Learning is a change on performance ads result of
practice”.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik jika subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, sehingga tidak bersifat verbalistik.
Menurut SardimanA. M. (2001: 21) “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha untuk merubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan pada individu-individu yang mengalami proses belajar. Sehingga secara umum dikatakan sebagai sebuah proses interaksi antara diri manusia(id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta konsep, ataupun teori. Hal di atas dimaksudkan, belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu-individu dengan lingkungannya. Jadi belajar dapat diartikan sebagai perubahan dalam tingkah laku. Belajar akan membawa perubahan pada individu-individu
(33)
commit to user
yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan percakapan, keterampilan, sikap pengertian, minat motivasi, watak dan penyesuaian diri.
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organisme untuk mengubah tingkah laku dengan cepat dan bersifat permanen sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi baru. Burhan Nurgiyantoro (2000: 58) berpendapat bahwa belajar, ”suatu proses perubahan disposisi dan kapabilitas” ada pendapat pula bahwa ”belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Menurut Tabrani Rusyan (1989: 78) ”belajar adalah perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan dan penilaian terhadap sesuatu atau mengenal sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan”. Menurut Sumanto Y, (1992: 116) menyatakan :
Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi terhadap suatu keadaan, perubahan, yang mana tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan atau kematangan atau keadaan organisme yang sementara. Atau belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian. Dalam proses pendidikan terdapat dua konsep tang tidak dapat dipisahkan yaitu belajar dan mengajar. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai pihak yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar dapat berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Apabila seseorang belajar maka akan menghasilkan sesuatu yang telah dipejari yang disebut dengan prestasi.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman tertentu. Perubahan ini berbentuk kemampuan – kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama
(34)
commit to user
17
(konstan). Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu berusaha untuk mencapai suatu keberhasilan. Begitu pula dalam kegiatan belajar disekolah, seorang siswa yang belajar pasti menginginkan keberhasilan dalam belajarnya. Dalam dunia pendidikan keberhasilan ini disebut dengan prestasi belajar. Menurut syaiful Bahri Djamarah (1994: 24) mempunyai pendapat bahwa ”Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian”. Menurut Sutratinah (2001: 43) bahwa ”prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan menurut Saifudin Anwar (2002: 13) prestasi belajar sebagai ”prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”.
Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang atau siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat.
Prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga aspek, menurut Bloom dalam bukunya Suharsimi Arikunto (2002 : 32) ”prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Aspek konitif adalah berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari lima aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian organisasi dan internalisasi. Sedangkan aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yakni gerakan refleks,
(35)
commit to user
keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerak keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
d. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
prestasi belajar yang dicapai siswa disekolah merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi yang diberikan guru di sekolah. Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik faktor dari dalam (intern) dan faktor faktor dari luar (ekstern). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (1995 : 54) antara lain :
1) Faktor intern
a) Faktor Jasmaniah b) Faktor psikologis
Ada beberapa faktor yang tergolong dalam faktor psikologis di antaranya :
(1) Intelegensi (2) Minat (3) Bakat
(4) Kemandiriian (5) Kesiapan c) Faktor Kelelahan 2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu : a) Faktor Keluarga
b) Faktor Sekolah (1) Metode mengajar (2) Sarana dan prasarana (3) Metode belajar c) Faktor Masyarakat
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1997: 102) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
1. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Faktor dari dalam ini antara lain : perhatian, kesehatan, intelegensi, minat, motivasi, aktifitas belajar dan cara belajar.
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar individu.
Yang termasuk dalam faktor ekstern antara lain : faktor keluarga, keadaan awal, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dugunakan dalam mengajar, dan lingkungan sekolah.
(36)
commit to user
19
Prestasi belajar memiliki beberapa fungsi. Fungsi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Zainal Arifin (1990) antara lain :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (curiosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan para peserta didik dalam suatu program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. Asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
6) Prestasi belajar dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan, seleksi atau penempatan anak didik. e. Cara Mengukur Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diketahui setelah siswa mengalami proses belajar mengajar kemudian menjalani tes yang diberikan oleh pengajar. Tes yang dipergunakan untuk mengukur prestasi adalah tes prestasi belajar. Menurut Mudjijo (1995 : 29)Tes prestasi belajar merupakan “salah satu jenis tes kekuatan yang bermaksud mengukur kemampuan siswa yang dites dalam menjawab pertanyaan atau persoalan sehubungan dengan hal-hal atau materi pelajaran yang telah dipelajarinya”. Kemudian menurut Saifuddin Azwar (2002: 10) tes prestasi belajar “berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan”.
(37)
commit to user
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah tes yang disusun secara terencana untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan. Selain berfungsi untuk mengukur prestasi belajar, tes prestasi juga memiliki fungsi :
1) Fungsi penempatan
Yaitu penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu ke dalam bidang atau jurusan yang sesuai dengan kemampuannya.
2) Fungsi formatif
Yaitu penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh mana kemajuan belajar telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran.
3) Fungsi diagnostik
Digunakan untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera
4) Fungsi sumatif
Penggunaan hasil tes prestasi belajar adalah untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran.
Setelah diadakan tes, untuk mengetahui hasil dari tes tersebut maka dilakukan pengukuran untuk mendapatkan skor dan nilai siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 235) Skor adalah “hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa” dan nilai adalah “angka ubahandari skor dengan menggunakan acuan tertentu yakni acuan normal atau acuan standar”.
B. Pendidikan Jasmani
1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam program pendidikan umum. Menurut Ateng (1989: 104) ”Pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
(38)
commit to user
21
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak”. Dengan demikian dapat dikatakan disini bahwa pendidikan jasmani sekolah, bukan semata-mata ditekankan pada pencapaian kesegaran fisik, pengembangan keterampilan, kemampuan motorik saja, namun juga menanamkan gemar hidup sehat sejak anak–anak. Seseorang yang memiliki pemahaman sejak usia dini tentang perencanaan program kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada gilirannya akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktivitas, termasuk pemahaman akan gizi.
Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari Physical education yang digunakan di Amerika. Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut (Syarifuddin & Muhadi, 1992: 04). Bahwa :
“Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan. Pendidikan jasmani dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan keterampilan, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani, menanamkan kegemaran untuk melakukanaktivitas jasmani”.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1984: 18). mengemukakan : ”Tujuan pendidikan jasmani juga membentuk kepribadian jadi juga menyangkut bermacam-macam segi pendidikan. Adapun tujuan dari pendidikan jasmani adalah:
(39)
commit to user
- Untuk memelihara dan menjaga kesehatan badan seperti alat-alat pemafasan, peredaran darah, pencemaan makanan, melatih otot-otot dan urat syaraf, melatih kecekatan, melatih ketangkasan, dan lain-lain. - Membentuk budi pekerti anak, seperti melatih kesabaran, keberanian,
kejujuran, sportivitas, taat pada peraturan-peraturan, kesukaan, dan kerajinan bekerja, dan lain-lain.
- Memupuk perasaan sosial, seperti: tolong-menolong, bekerja sama. setia kawan, dan lain-lain.
Memupuk perkembangan fungi jiwa, seperti : kecerdasan ingatan dan lain- lain”.
2. Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani penting bagi setiap manusia untuk menjalankan aktifitasnya dan juga bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat tumbuh secara normal. Menurut M. Sajoto (1988: 43) bahwa ”kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan”. Sedangkan menurut Sudarno S.P. (1992 :9) bahwa, ”kebugaran jasmani adalah kapasitas fungsional total sesorang untuk melakukan kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa kelelahan berarti”.
Dari pengertian kebugaran jasmani diatas dapat disimpulkan bahwa, kebugaran jasmani diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan tugas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dalam arti masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup. Tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat dilihat dari kemampuan dan kesanggupan melakukan aktifitas fisik tanpa mengalami kelelahan berarti.
Kebugaran jasmani adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang ada. Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh fungsi kerja dari komponen-komponen yang ada dengan baik. Dengan demikian komponen kebugaran jasmani dapat dilihat dari dua aspek yaitu; dari aspek kesehatan fisik(health related fitness)serta aspek keterampilan fisik(skill related fitness.
(40)
commit to user
23
Secara lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam kebugaran jasmani, menurut Baum Gartner. T.A.et al. (2003 :143) adalah sebagai berikut :
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya tahan jantung paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibitas, dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang behubungan dengan keteranpilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d) kelincahan, (e) koordinasi, (f) kecepetan reaksi.
a) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik meliputi : 1). Daya tahan jantung paru
Daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktifitas sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang kerja otot yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif. 2). Kekuatan otot
Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan sekali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya
(force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kontraksi maksimal.
3). Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat sub maksimal.
4). Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan(range of mevement).
5). Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah jumlah relatif lemak tubuh dan jaringan tubuh atau massa lemak bebas. Berat badan dapat dibagi menjadi dua komponen sederhana yaitu berat lemak dan berat tanpa lemak.
(41)
commit to user
b) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan Keterampilan meliputi : 1). Kecepatan
Kecepatan adalah kemepuan untuk melaksanakan gerakan yang sama atau tidak sama dalam waktu sesingkat mungkin.
2). Power
Power adalah kemampuan untuk memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif.
3). Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri(static balance) atau pada saat melakukan gerakan(dynamik balance).
4). Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan merubah arah tubuh atau bagian tubuh secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan.
5). Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan sangat tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.
6). Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah waktu yang digunakan antara munculnya suatu stimulus atau rangsangan dengan mulainya suatu reaksi. Stimulus untuk kecepatan reaksi berupa ; penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan sentuhan. Kecepatan reaksi yang berkurang pada seseorang disebabkan oleh lambatnya pemprosesan informasi.
Kebugaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Siswa yang memilki kebugaran jasmani yang baik, dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik. Sebaliknya siswa yang memiliki kebugaran jasmani kurang baik, maka ia tidak dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik pula. Menurut Mulyono B. (1997 :64) bahwa ”berdasarkan fungsinya, physical fitnes ternyata merupakan kebutuhan
(42)
commit to user
25
bagi pelajar, yang berarti menjadi masalah sekolah dan para pendidiknya khususnya guru olahraga”. Sehingga bagi siswa fugsi kebugaran jasmani sangat erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar dalam proses belajar mengajar, terutama dalam upaya mempertinggi kemampuan dan kemauan siswa untuk semangat dalam memperoleh prestasi belajar.
3. Kurikulum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Curir artinya pelari. Kata Curee artinya tempat berpacu. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa atau murid untuk mencapai ijazah. Rumusan kurikulum tersebut mengandung makna bahwa kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subyek materi) yang harus dikuasai oleh siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa. Kurikulum yang semula dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran, kemudian beralih makana menjadi semua kegiatan dan semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum pendidikan jasmani adalah pedoman bagi seorang guru bidang studi pendidikan jasmani untuk mencapai tujuannya. Winarno Surachmad dalam bukunya Burhan Nurgiyantoro (1988: 6) mendefinisikan “Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan kebugaran dan keterampilan dalam bidang olahraga, mengembangkan kebiasaan hidup sehat, menanamkan rasa disiplin, sportifitas, dan percaya diri serta tanggung jawab kepada para peserta didik. Disamping tujuan utama ada juga tujuan yang lain dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diberikan di sekolah-sekolah, antara lain untuk ; membentuk rasa percata diri, mengembangkan rasa saling menhormati, persahabatan, kerjasama, sikap demokratis, toleransi terhadap
(43)
commit to user
kawan/orang lain, memberikan keterampilan dasar gerak tertentu, dan memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan budaya hidup kepada siswa.
Adapun program dan perencanaan pendidikan jasmani terdapat dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bidang studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (Pendidikan Jasmani). Di dalam GBPP bidang studi Pendidikan Jasmani memuat tentang materi pelajaran pendidikan jasmani yang menyangkut beberapa cabang olahraga. Dalam mengajarkan beberapa cabang olahraga tersebut memerlukan prasarana dan sarana yang memadahi, apabila prasarana dan sarana yang tersedia tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kurikulum pendidikan jasmani, maka harus dapat diusahakan pemecahannya demi tercapainya tujuan pendidikan jasmani.
C. Kerangka Pemikiran
Keadaan gizi yang baik sangat dibutuhkan dan penting bagi siswa, karena dengan adanya gizi yang baik dapat membantu pertumbuhan jasmani, kecerdaan otak, daya tahan tubuh dan produktifitas kerja yang dilakukan serta untuk kegiatan fisik dan mental. Dengan demikian siswa akan mudah menerima pelajaran tanpa ada kesulitan yang disebabkan karena gangguan gizi , sehingga siswa dapat belajar dengan lancar dan dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.
Gizi selalu berhubungan dengan kesehatan tubuh, sehingga dengan kesehatan yang baik siswa dapat mengikuti pelajaran dengan lancar serta dapat mencapai prestasi yang optimal. Apabila kesehatan baik, untuk melakukan aktifitas fisik akan terasa mudah begitu juga sebaliknya. Untuk menghindari hal semacam itu maka harus banyak melakukan aktifitas jasmani dan olahraga secara teratur sesuai dengan ukurannya. Oleh karena itu pendidikan jasmani dan kesehatan perlu diberikan disekolah guna membantu siswa dalam upaya membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani siswanya.
(44)
commit to user
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di seluruh SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10, 11,12 Agustus, dan 15 Desember 2010.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kuantitatif. Di mana penelitian ini mendeskripsikan status gizi dan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
C. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta sebanyak 470 anak. Dengan perincian sebagai berikut :
No. Nama SD Jumlah siswa
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 SDN Mipitan SDN Sabrang Lor SDN Mojosongo 1 SDN Mojosongo 2
SDN Krajan SDN Debegan SDN Wonowoso SDN Ngemplak 61 siswa 66 siswa 64 siswa 63 siswa 58 siswa 60 Siswa 48 siswa 50 Siswa
(45)
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data1. Pengukuran Status Gizi
Keadaan gizi diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut Hussaini yang dikutip Sarwono dkk. (2000:20) yaitu dengan cara menimbang berat badan satuan kilogram dan mengukur tinggi badan satuan meter.
) (
) (
m TB
kg BB
INDEKS Keterangan :
INDEKS : Indek massa Tubuh (IMT)
BB (Kg) : Berat Badan dalam satuan Kg
TB (m) : Tinggi badan dalam Satuan meter
Kriteria :
Indeks Masa Tubuh Kategori > 25.0
18.5–25.0 17.0–18.4 16.0–16.9
< 16.0
Gemuk Normal Kurang Gizi I Kurang Gizi II Kurang Gizi III 2. Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani
Prestasi belajar pendidikan jasmani diambil berdasarkan nilai raport yang dicapai siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.
E. Devinisi Operasional Variabel 1. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh yang dihasilkan oleh keseimbangan antara konsumsi, penggunaan, dan absorbsi makanan. Dalam penelitian ini status gizi yang dimaksudkan adalah status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta pada tahun pelajaran 2010/2011 yang diukur dengan rumus:
(46)
commit to user
29
) (
) ( Tubuh
Massa Indek
m Badan Tinggi
kg Badan Berat
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang atau siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar mata pelajara pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga yang dicapai siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 dengan nilai Kiteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
3. SD Negeri Gugus VI
Sekolah Dasar yang dipakai dalam penelitian ini adalah SD Negeri se Gugus VI di Kecamatan Jebres Kota Surakarta berjumlah 8 Sekolah yakni; SD Negeri Mipitan, SD Negeri Sabrang Lor, SD Negeri Mojosongo 1, SD Negeri Mojosongo 2, SD Negeri Krajan, SD Negeri Debegan, SD Negeri Wonowoso, SD Negeri Ngemplak.
(47)
commit to user
30 BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis yang dilakukan pada tes indeks massa tubuh. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, hasil analisis data serta pembahasan.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun 2010 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI kecamatan Jebres kota Surakarta tahun 2010.
Status Jumlah Persentase (%)
Kurang Gizi II 2 0,42
Kurang Gizi I 46 9,79
Normal 333 70,85
Gemuk 89 18,94
470 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta mayoritas normal, Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun 2010 sebagai berikut:
(48)
commit to user
31
Gambar 1. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SDNegerise-Gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun 2010.
B. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini diambil tes tentang status gizi dari setiap siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun 2010. Lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel dan grafik tentang status gizi tiap sekolah sebagai berikut:
1). SD Negeri Mipitan
Tabel 2. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mipitan
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 2 6,45
Normal 22 70,96
Gemuk 7 22,6
0.42
9.79
70.85
18.94
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(49)
commit to user
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mipitan yang berstatus gemuk sebanyak 7 siswa (22,66 %), status normal sebanyak 22 siswa (70,96 %), status kurang gizi I sebanyak 2 siswa (6,45 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
Gambar 2 . Grafik persentase status gizi siswa kelas IV SD Negeri Mipitan tahun 2010.
Tabel 3. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Mipitan
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 2 6,7
Normal 21 70,0
Gemuk 7 23,30
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas V SD Negeri Mipitan yang berstatus gemuk sebanyak 7 siswa (23,30 %), status normal sebanyak 21 siswa (70,00 %), status kurang gizi I sebanyak 2 siswa (6,7 %) dan
0
6,45
70.96
22.6
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(50)
commit to user
33
status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
Gambar 3 . Grafik persentase status gizi siswa kelas V SD Negeri Mipitan tahun 2010.
Tabel 4. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Mipitan
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 4 6,55
Normal 43 70,45
Gemuk 14 23,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Mipitan yang berstatus gemuk sebanyak 14 siswa (23,00 %), status normal sebanyak 43 siswa (70,49 %), status gizi kurang gizi I sebanyak 4 siswa (6,55 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0 6.70
70.0
23.3
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(51)
commit to user
Gambar 4 . Grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Mipitan tahun 2010.
2). SD Negeri Sabrang Lor
Tabel 5. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Sabrang Lor
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 3 10,0
Normal 22 70,0
Gemuk 6 20,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV SD Negeri sabarang Lor yang berstatus gemuk sebanyak 6 siswa (20,00 %), status normal sebanyak 22 siswa (70,0 %), status gizi Kurang Gizi I sebanyak 3 siswa (10,0 %) dan status kurang Gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0
6.55
70.45
23
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(52)
commit to user
35
Gambar 5. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV SD Negeri Sabrang Lor tahun 2010.
Tabel 6. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Sabrang Lor
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 2 5,7
Normal 24 68,6
Gemuk 9 25,7
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas V SD Negeri sabarang Lor yang berstatus gemuk sebanyak 9 siswa (25,70 %), status normal sebanyak 24 siswa (68,6 %), status gizi kurang gizi I sebanyak 2 siswa (5,7 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0
10
70
20
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(53)
commit to user
Gambar 6. Grafik persentase status gizi siswa kelas V SD Negeri Sabrang Lor tahun 2010.
Tabel 7. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Sabrang Lor
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 5 7,6
Normal 46 69,70
Gemuk 15 22,70
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri sabarang Lor yang berstatus gemuk sebanyak 15 siswa (22,70 %), status normal sebanyak 46 siswa (69,70 %), status kurang gizi I sebanyak 5 siswa (7,60 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0 5.7
68.6
25.7
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(54)
commit to user
37
Gambar 7. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Sabrang Lor tahun 2010.
3). SD Negeri Debegan
Tabel 8. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Debegan
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 3 10,7
Normal 20 71,4
Gemuk 5 17,9
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV SD Negeri Debegan yang berstatus gemuk sebanyak 5 siswa (17,9 %), status normal sebanyak 20 siswa (71,4 %), status kurang gizi I sebanyak 3 siswa (10,70 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0
7.6
69.7
22.7
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(55)
commit to user
Gambar 8. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV SD Negeri Debegan tahun 2010.
Tabel 9. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Debegan
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 4 9,4
Normal 25 78,1
Gemuk 3 12,5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas V SD Negeri Debegan yang berstatus gemuk sebanyak 3 siswa (12,5 %), status normal sebanyak 25 siswa (78,1 %), status kurang gizi I sebanyak 4 siswa (9,4 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0
10.7
71.4
17.9
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(56)
commit to user
39
Gambar 9. Grafik persentase status gizi siswa kelas V SD Negeri Debegan tahun 2010.
Tabel 10. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Debegan
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,0
Kurang Gizi I 7 11,7
Normal 45 75
Gemuk 8 13,3
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Debegan yang berstatus gemuk sebanyak 8 siswa (13,3 %), status normal sebanyak 45 siswa (75,00 %), status kurang gizi I sebanyak 7 siswa (11,70 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0
9.4
78.1
12.5 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
KG II KG I Normal Gemuk
(1)
Gambar 22. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Mojosongo II tahun 2010.
8). SD Negeri Wonowoso
Tabel 23. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV SD Negeri Wonowoso
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,00
Kurang Gizi I 3 10,71
Normal 23 82,14
Gemuk 2 7,14
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas IV SD Negeri Wonowoso yang berstatus gemuk sebanyak 2 siswa (7,14 %), status normal sebanyak 23 siswa (82,14 %), status kurang gizi I sebanyak 3 siswa (10,71
0
9.6
71.4
19
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KG II KG I Normal Gemuk
(2)
commit to user
Gambar 23. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV SD Negeri Wonowoso tahun 2010.
Tabel 24. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas V SD Negeri Wonowoso
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,00
Kurang Gizi I 0 0,00
Normal 16 80,00
Gemuk 4 20,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas V SD Negeri Wonowoso yang berstatus gemuk sebanyak 4 siswa (20,00 %), status normal sebanyak 16 siswa (80,00%), status kurang gizi I sebanyak 0 siswa (0,00 %) dan status kurang gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0
10.71
82.14
7.14 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
KG II KG I Normal Gemuk
(3)
Gambar 24. Grafik persentase status gizi siswa kelas V SD Negeri Wonowoso tahun 2010.
Tabel 25. Deskripsi Data hasil tes status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Wonowoso
Status Jumlah Persentase
Kurang Gizi II 0 0,00
Kurang Gizi I 3 6,25
Normal 39 81,25
Gemuk 6 12,50
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada status gizi siswa kelas V SD Negeri Wonowoso yang berstatus gemuk sebanyak 6 siswa (12,50 %), status normal sebanyak 39 siswa (81,25 %), status gizi Kurang Gizi I sebanyak 3 siswa (6,25 %) dan status kurang Gizi II sebanyak 0 siswa ( 0,00 %), Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik persentase sebagai berikut:
0 0
80
20
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
KG II KG I Normal Gemuk
(4)
commit to user
Gambar 25. Grafik persentase status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri Wonowoso tahun 2010.
0 6.25
81.25
12.5 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
KG II KG I Normal Gemuk
(5)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang status gizi dan nilai prestasi pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Hasil tes status gizi adalah sebagai berikut :
a. Siswa berkategori gemuk sebanyak 89 siswa atau 18,94 % b. Siswa berkategori normal sebanyak 333 siswa atau 70,85 %. c. Siswa berkategori kurang gizi I sebanyak 46 siswa atau 9,79 % d. Siswa berkategori kurang gizi II sebanyak 2 siswa atau 0,42 %.
Dari data tersebut diatas mayoritas status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 adalah berkategori normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa status gizinya adalah baik.
2. Rata-rata nilai pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 adalah 72,44 dengan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.
B . Implikasi
Dari hasil penelitian tentang status gizi dan nilai pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Jebres Surakarta tahun 2010 terdapat beberapa implikasi yaitu :
1. Dapat mengetahui status gizi dan nilai prestasi pendidikan jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
(6)
commit to user
2. Perlunya untuk mengetahui tingkat status gizi siswa kelas IV dan V SD Negeri se-gugus VI Kecamatan Jebres Kota Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. 3. Perlunya pelatihan model pembelajaran dan penambahan prasarana dan sarana
pembelajaran penjasorkes guna terus meningkatkan prestasi pendidikan jasmani siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat dikemukakan antara lain :
1. Perlunya penambahan prasarana dan sarana pembelajaran penjasorkes yang memadahi untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran rutin guna peningkatan prestasi pendidikan jasmani siswa.
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia sebagai pendidik atau guru penjasorkes pembekalan dan pelatihan-pelatihan sehingga mampu melakukan kreatifitas dan inovasi pembelajaran guna meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani untuk menunjang program pembinaan yang berkesinambungan. 3. Kepada para orang tua agar supaya memperhatikan keadaan kesehatan
anaknya agar status gizinya dapat terjaga dengan baik.
4. Kepada sekolah supaya rutin melaksanakan tes pengukuran status gizi untuk mendeteksi keadaan gizi siswanya sehingga kesehatan jasmaninya bagus serta dapat memperoleh prestasi belajar yang bagus pula.