Studi tentang konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa.

(1)

i

STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI

KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN

AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK

MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Ignatius Graha Prima Yoga NIM: 061114037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Yesus Kristus dan Bunda Maria

Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta

Keluarga:

Bpk. Bernardinus Bambang Riyadi Ibu. FX. Sri Sudarsih, S.Pd. Yohanes Ibnu Rahardja Saudara-saudara terdekat yang selalu memberikan harapan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini


(5)

v

MOTTO

Aku tidak menyerah dengan keadaan,

tetapi aku berpasrah dan

berserah diri

pada-Nya


(6)

(7)

(8)

viii

ABSTRAK

STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN

AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK

MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

Ignatius Graha Prima Yoga Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian adalah 31 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap konsep diri siswa-siswi. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung tertutup. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan kriteria Azwar. Kategorisasi disusun berdasar distribusi normal dengan model kategorisasi jenjang dengan lima jenjang yaitu: sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, sangat kurang positif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1 orang siswa (3%) memiliki konsep diri sangat positif, 18 orang siswa (58%) memiliki konsep diri positif, 12 orang siswa (39%) memiliki konsep diri cukup positif, tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri kurang positif dan sangat kurang positif. Peneliti menyimpulkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif.

Berdasarkan hasil penelitian disusunlah usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta untuk meningkatkan konsep diri siswa. Topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan didasarkan pada item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa konsep diri siswa-siswi negatif (cukup rendah dan rendah).


(9)

ix

ABSTRACT

A STUDY ON SELF-CONCEPT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS AT SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED

TOPICS OF CLASSICAL GUIDANCE FOR IMPROVING

STUDENTS’ SELF-CONCEPT

by

Ignatius Graha Prima Yoga Sanata Dharma University

2013

The purpose of this study is to obtain an overview of students’ self -concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year and to suggest the appropriate topics of classical

guidance in order to improve the students’ self-concept.

This research belongs to a descriptive study with survey method. The subject in this research is the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year consisting of 31 students. The research instrument used is a questionnaire to test the students’ self-concept. The type of questionnaire used is a direct-closed questionnaire. The technique of data analysis

is using the categorization of students’ self-concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year based on Azwar criteria. The categorization is arranged based on a normal distribution with five levels of categorization, namely: very positive, positive, fairly positive, less positive, and much less positive.

The result shows that: 1 student (3%) has a very positive self-concept, 18 students (58%) have a positive self-concept, 12 students (39%) have a fairly positive self-concept, and no students (0%) have both less and much less positive self-concept. From this result, the researcher concludes that the students’ self -concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year is positive.

Based on this finding, the researcher arranges the appropriate topics of

classical guidance in order to improve the students’ self-concept for the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta. The topics proposed are based on the items in the questionnaire which belong to low and very low category in the


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rakhmat yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.

3. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., selaku Wakil Kaprodi dan Sekretaris Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, pikiran, saran, dan kritikan yang berguna sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.


(11)

xi

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk bekal hidup.

6. Editor Bahasa Inggris: Y. Yose Rianugraha, S.Pd., M.Hum yang telah memeriksa dan menyetujui abstrak berbahasa inggris yang ditulis oleh penulis. 7. Karyawan sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling: Stefanus Priyatmoko

atas pelayanan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sr. Maria Helaria, P.I.J., S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Sang Timur Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Florentina Rika Susanti, S.Pd., selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran dalam melaksanakan penelitian.

10.Para siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta atas waktu dan kesediaannya sebagai responden dalam melaksanakan penelitian.

11.Keluarga: Bpk. Bernardinus Bambang Riyadi, Ibu. FX. Sri Sudarsih, S.Pd., dan Yohanes Ibnu Rahardja yang telah memberikan kasih sayang dan harapan untuk penulis.

12.Teman-teman dekat yang selalu memberikan cinta kasih, dukungan dan doa. 13.Teman-teman seprodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 yang telah


(12)

xii

14.Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2007, 2008, dan 2009: Puri, Mose, Vita, Lilis, Bona dan semua yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Karyawan perpustakaan USD dan UGM atas pelayanan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi pemerhati di bidang pengembangan bimbingan baik di sekolah maupun luar sekolah.


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Hakekat Konsep Diri ... 6

1. Pengertian konsep diri ... 6

2. Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep diri ... 7

3. Penggolongan konsep diri ... 11


(14)

xiv

B. Remaja ... 13

C. Konsep Diri Siswa SMA Sebagai Remaja ... 14

D. Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa .. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Subjek Penelitian ... 17

C. Instrumen Pengumpulan Data ... 18

1. Jenis instrumen ... 18

2. Kisi-kisi kuesioner dan penentuan skor ... 19

3. Uji coba kuesioner ... 20

D. Pengumpulan Data ... 23

1. Tahap persiapan pengumpulan data penelitian ... 23

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL YANG SESUAI UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 30

C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta ... 34

BAB V PENUTUP ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Rincian Subyek Penelitian Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ... 18 Tabel 2: Aspek-Aspek Konsep Diri dan Nomor-Nomor Item Konsep Diri 19 Tabel 3: Norma Kategorisasi Konsep Diri ... 25 Tabel 4 : Kategorisasi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang

Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ... 26 Tabel 5: Norma Kategorisasi Skor Tiap Item ... 27 Tabel 6: Kategorisasi Skor Item-Item Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI

SMA Sang Timur Yogyakarat Tahun Ajaran 2012/2013 ... 28 Tabel 7: Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur

Yogyakarat Tahun Ajaran 2012/2013 ... 29 Tabel 8: Item-Item Kuesioner Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA

Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ... 35 Tabel 9: Item-Item Kuesioner yang Menunjukkan Konsep Diri

Siswa-Siswi Negatif (cukup dan rendah) ... 35 Tabel 10: Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan

Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta ... 37


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Deskripsi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner Uji Coba ... 49

Lampiran 2: Kuesioner Siswa-Siswi SMA Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 (Penelitian) ... 54

Lampiran 3: Tabulasi Data Penelitian ... 59

Lampiran 4: Jumlah Item yang Valid dan Tidak Valid ... 61

Lampiran 5: Surat Izin Uji Penelitian ... 62

Lampiran 6: Surat Keterangan Penelitian ... 63


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi Operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan secara unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Keunikan setiap manusia bersifat alami. Dalam rentang kehidupannya manusia akan melalui fase perkembangan yang dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Fase perkembangan yang menjadi pusat perhatian peneliti adalah masa remaja.

Masa remaja dimulai dari usia 12 dan berakhir pada usia 22 tahun. Pada fase ini mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh sebagai orang dewasa. Masa remaja akan diawali dengan adanya tanda-tanda akil balig sampai tercapainya kematangan. Pada masa ini, remaja akan perlahan tumbuh mencapai kematangan, seperti kematangan fisik, kematangan sosial dan kematangan psikologis (Hurlock, 1994: 207).

Peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja dipenuhi dengan berbagai perubahan, meliputi perubahan emosi, perubahan proporsi tubuh, minat dan perilaku. Menghadapi perubahan-perubahan tersebut kemungkinan


(19)

remaja berada pada masa krisis. Remaja merasa bingung dengan dirinya sendiri. Kondisi ini seringkali dianggap hal biasa dan wajar dialami remaja, padahal dapat berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadian remaja. Salah satu aspek yang berkaitan erat dengan perkembangan kepribadian remaja dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah konsep diri. Konsep diri bukan sesuatu yang alamiah dalam diri remaja. Konsep diri pada remaja merupakan hasil belajar dan pengalaman yang nyata dengan lingkungan sosial. Bagaimana orang lain memperlakukan dan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya akan dijadikan cermin untuk menilai dan memandang dirinya sendiri, yaitu konsep dirinya. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (Sinurat, 2005: 16).

Siswa-siswi SMA kelas XI berada pada masa remaja. Pada masa ini konsep diri remaja akan ditentukan oleh pengaruh lingkungan sosialnya. Hubungan remaja dengan lingkungan sosialnya, khususnya sikap orang-orang di sekitar remaja (significant others) terhadap dirinya akan mempengaruhi pandangan remaja tentang dirinya. Apabila remaja diterima, dihargai, dan dicintai, maka remaja tersebut akan pula menerima, menghargai, dan mencintai dirinya (konsep dirinya positif); apabila remaja diremehkan, direndahkan, dan ditolak kemungkinan besar mereka akan menyimpan dendam dan membangun rasa marah yang besar (konsep dirinya negatif).

Remaja membutuhkan konsep diri yang positif. Remaja yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki kualitas hidup lebih baik daripada


(20)

remaja dengan konsep diri negatif. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan bersikap positif pula terhadap segala sesuatu, sekalipun terhadap kegagalan yang dialaminya. Sebaliknya, jika siswa memiliki konsep diri yang negatif akan memandang dirinya lemah, tidak berdaya, dan kehilangan daya tarik dalam hidup.

Siswa-siswi SMA kelas XI sebagai remaja perlu membangun dan menumbuhkan konsep diri yang positif. Konsep diri positif menjadi hal yang penting bagi mereka. Konsep diri yang positif akan membuat percaya diri, optimis dan mampu melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang.

Peneliti mendapatkan kesan bahwa siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/1013 memiliki konsep diri yang negatif. Peneliti melihat ada gejala-gejala yang menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas XI memiliki konsep diri negatif, antara lain tampak tidak percaya diri, pesimis dan rendah diri. Kesan ini diperoleh saat peneliti diberikan kesempatan untuk masuk kelas XI dan melaksanakan kegiatan bimbingan. Remaja yang tidak percaya diri, pesimis dan rendah diri merupakan ciri dari remaja yang memiliki konsep diri negatif.

Mengingat pentingnya konsep diri yang positif bagi siswa (remaja), maka peneliti tertarik untuk mengungkap konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Dengan mengetahui konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta, dapat disusun


(21)

pula usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa.

B. Rumusan masalah

Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013?

2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

2. Memberikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.


(22)

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru Pembimbing

Guru pembimbing dapat mengetahui konsep diri siswa-siswi secara umum, sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat untuk mengembangkan konsep diri siswa.

b. Bagi Calon Konselor

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi calon konselor dalam mempersiapkan diri lebih baik dalam memberikan pelayanan bimbingan, terutama bimbingan klasikal.

b. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian serupa ataupun yang berkaitan dengan tema ini.

E. Definisi Operasional

1. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran atau pandangan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir konsep diri yang digunakan dalam kuesioner siswa).

2. Siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta adalah semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

3. Usulan topik-topik bimbingan klasikal merupakan pokok bahasan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa saat bimbingan di kelas dalam waktu tertentu untuk membantu meningkatkan konsep diri siswa.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian mengenai (1) Hakekat Konsep Diri (pengertian konsep diri, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, penggolongan konsep diri, perkembangan konsep diri), (2) Remaja, (3) Konsep Diri Siswa SMA Sebagai Remaja, (4) Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa.

A. Hakekat Konsep Diri

1. Pengertian konsep diri

Pengertian konsep diri telah diuraikan oleh berbagai tokoh di bidang psikologi antara lain:

a. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri (Hurlock, 1990: 58). b. Burns (1993: 66) memberikan pengertian konsep diri sebagai

seperangkat sikap-sikap terhadap diri dan pengahargaan diri atau evaluasi diri.

c. Brooks (Rakhmat, 2005: 99) mengatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan peristiwa belajar dan pengalaman dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar memberikan penilaian terhadap diri individu secara positif atau negatif.


(24)

d. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri (Sinurat, 2005: 16). Gambaran seseorang tentang dirinya sendiri berpengaruh pada penerimaan individu terhadap dirinya sendiri.

e. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh peristiwa belajar dan pengalaman, terutama yang berhubungan dengan dirinya, seperti kegagalan atau sukses yang dicapai (Surakhmad, 1980: 40).

2. Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep diri

Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep diri remaja menurut Hurlock (1996: 235) antara lain:

a. Usia kematangan

Seseorang berada pada usia matang, saat individu yang bersangkutan berada pada tahap puber. Tahap puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Masa remaja awal yaitu usia 12-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (Agustiani 2006: 29-30). Pada masa ini individu sudah pantas disebut sebagai remaja atau remaja muda.

Remaja yang memasuki usia kematangan akan mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain dan mulai merasa ada perbedaan dalam dirinya, misalnya perubahan fisik/ukuran tubuh dan bentuk tubuh. Perubahan tersebut tentunya berdampak pada penilaian remaja akan dirinya. Ada sebagian remaja yang mampu menilai dirinya secara


(25)

positif dan ada juga sebagian remaja yang menilai dirinya secara negatif.

b. Penampilan diri

Di masa remaja penampilan diri akan berhubungan dengan perkembangan fisik dan perkembangan seksual. Perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja, seperti perubahan ukuran tubuh (tinggi dan berat badan). Menurut Santrock (2003: 91), lonjakan pertumbuhan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan sekitar usia 10 ½ tahun. Pada anak laki-laki pertumbuhan tinggi badan terjadi sekitar usia 12 ½ tahun. Hurlock (1980: 211) juga menyatakan bahwa remaja mengalami perubahan eksternal, seperti tinggi badan dan berat badan. Berat badan pada remaja akan mengikuti perkembangan tinggi badannya. Pada masa remaja lemak tubuh mulai menyebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.

Selain mengalami perubahan tinggi dan berat badan, remaja juga mengalami perubahan dalam kematangan seksual. Remaja laki-laki mengalami perkembangan seksual, seperti pertambahan ukuran penis dan testikel, tumbuh rambut di daerah kemaluan, perubahan suara dan tumbuhnya bulu halus pada tubuh, sedangkan remaja putri mengalami perubahan, seperti tumbuhnya rambut di kemaluan, perkembangan payudara, pinggul dan bahu.


(26)

Penampilan diri akan mempengaruhi konsep diri remaja, misalnya remaja yang memiliki daya tarik fisik akan menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang dirinya, sehingga akan membentuk konsep diri yang positif.

c. Kepatutan seks

Kepatutan seks menunjuk pada cara pandang remaja mengenai kehidupan seksualitasnya. Kepatutan seks ini akan ditunjukkan dalam penampilan diri, minat dan perilaku sesuai dengan jenis kelaminnya. Remaja yang memahami siapa dirinya akan melakukan sesuatu sesuai dengan jenis kelaminnya. Kepatutan seks akan membantu remaja mencapai konsep diri yang positif dalam kehidupan seksualitasnya. d. Nama dan nama julukan

Nama mempunyai pengaruh yang cukup penting bagi perkembangan konsep diri remaja. Nama-nama yang jadi bahan tertawaan akan membawa seorang remaja ke pembentukan konsep diri yang negatif. Nama panggilan tertentu, seperti si bodoh, centil dapat menyebabkan remaja beranggapan bahwa dirinya memang demikian. Remaja terlalu peka dan malu bila teman-teman memberikan nama julukan yang bernada cemooh.

e. Hubungan keluarga

Konsep diri yang positif pada diri remaja dapat tercipta apabila terjalin hubungan baik dan tenggang rasa antar anggota keluarga (Pudjijogyanti, 1985: 31). Kondisi keluarga yang buruk dapat


(27)

menyebabkan konsep diri yang negatif pada diri seseorang. Hubungan keluarga yang baik akan mempengaruhi konsep diri remaja, misalnya memberikan perhatian dan kasih sayang yang adil. Sikap orang tua ini akan mempunyai pengaruh positif terhadap pembentukan konsep diri remaja.

Hubungan dalam sebuah keluarga juga harus didukung oleh pola komunikasi di rumah. Remaja yang tinggal dalam keluarga yang selalu mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga akan memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan konsep dirinya. f. Teman-teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi konsep diri remaja dengan 2 cara, yaitu pertama, konsep diri merupakan cerminan bagaimana teman-temannya memandang dan menilai dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya.

g. Kreativitas

Kreativitas merupakan ciri-ciri khas yang dimiliki individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Kreativitas seseorang dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan orang tua, waktu luang dan tersedianya fasilitas. Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif akan memberikan pengaruh positif pada konsep dirinya.


(28)

h. Cita-cita

Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik dan suatu saat ia mengalami suatu kegagalan, maka kemungkinan dalam dirinya akan muncul perasaan tidak mampu dan ia akan menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Berbeda dengan remaja yang realistik tentang kemampuannya, ini akan menimbulkan kepercayaan yang akan memberikan konsep diri yang lebih baik.

3. Penggolongan konsep diri

Penelitian ini akan menggolongkan konsep diri berdasarkan konsep positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif merupakan pandangan positif terhadap keadaan diri dan merasa yakin dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri dan harga diri. Burns (1993: 72) mengungkapkan bahwa remaja dengan konsep diri yang positif berarti ia memiliki evaluasi yang positif tentang dirinya. Remaja dengan konsep diri yang positif akan memiliki penghargaan dan penerimaan diri yang positif (Susana, dkk, 2006: 19).

Konsep diri negatif sama artinya dengan self image yang negatif. Remaja dengan konsep diri negatif maka evaluasi terhadap dirinya juga akan negatif. Menurut Burns (1993: 72) ciri remaja dengan konsep diri negatif, antara lain membenci diri, memiliki perasaan rendah diri, dan kurang menghargai serta menerima diri. Dari pendapat Centi (2006: 26) remaja dengan konsep diri negatif memiliki ciri-ciri, antara lain:


(29)

a. Cenderung memusatkan hal-hal negatif dalam dirinya.

b. Suka mengingat hal-hal yang meneguhkan perasaan tak berharga. c. Cenderung dibayangi oleh kegagalan.

4. Perkembangan konsep diri

Konsep diri remaja tidak terbentuk secara instan. Pada periode awal kehidupannya, remaja belum memiliki pengetahuan tentang dirinya, belum memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai serta belum memiliki penilaian terhadap dirinya sendiri.

Peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses perkembangan konsep diri remaja. Lingkungan pertama tempat mereka berinteraksi adalah keluarga. Sikap dan respon orangtua akan menjadi informasi bagi remaja untuk menilai dirinya. Unsur penerimaan turut membentuk konsep diri, artinya apabila orang tua tulus menerima, menghargai serta menerima anak dengan apa adanya maka anak akan dibantu untuk memandang dirinya pantas untuk dicintai dan disayangi orang lain maupun dirinya sendiri (Hardjana, 2003: 16-23).

Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis artinya selalu mengalami perubahan. Konsep diri yang telah terbentuk dalam lingkungan keluarga selanjutnya mengalami perubahan dan lebih berkembang melalui interaksi dengan orang lain, yaitu teman sebaya, guru serta orang dewasa lainnya di masyarakat. Konsep diri terbentuk karena umpan balik dari individu lain (Pudjijogyanti 1985: 12).


(30)

B. Remaja

Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja disebut juga masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan tegas pada remaja sulit ditetapkan. Peroide ini biasanya digambarkan pertama kali dengan munculnya karakteristik seks sekunder, yaitu 1) pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, perkembangan pada alat reproduksi, dada lebih besar dan berotot, tumbuhnya kumis, jambang, dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, 2) pada remaja putri panggul melebar, perkembangan alat reproduksi, payudara membesar, tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan dan ketiak (pubis). Masa remaja dibagi tiga bagian, yaitu:

1. Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai indivdu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. Remaja akan senang jika banyak teman yang menyukainya (Sarwono, 2009: 25).

2. Masa remaja tengah (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya memiliki peran penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini individu mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, seperti belajar membuat keputusan-keputusan awal. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi remaja.


(31)

3. Masa remaja akhir (18-21 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa.

C. Konsep Diri Siswa SMA Sebagai Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi yang penuh dengan berbagai macam perubahan (Gunarso, 1986: 236). Pada masa ini remaja mengalami perubahan tidak hanya perubahan yang dapat diamati secara langsung, misalnya perubahan fisik dan tingkah laku, akan tetapi juga perubahan yang lebih halus seperti konsep dirinya.

Peneliti sudah menemukan penelitian yang relevan sebagai gambaran konsep diri siswa SMA sebagai remaja. Penelitian pertama adalah Maria Ursula Indriati (2008) mengadakan penelitian yang bertujuan mengetahui bagaimana konsep diri para siswa kelas XI SMA Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah para siswa kelas XI SMA Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan siswa kelas XI SMA Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 memiliki konsep diri yang positif.

Penelitian kedua adalah penelitian Dwi Ineke Gushanna Hendrik (2007) mengadakan penelitian yang bertujuan mengetahui tingkat konsep diri


(32)

siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan subyek penelitian sebanyak 63 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat konsep diri siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 sebagian besar pada kategori rendah. Kategori rendah dapat diartikan konsep diri siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 negatif.

D. Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa

Peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan. Menurut Syamsu (Supriatna, 2011: 61) untuk mencapai kematangan peserta membutuhkan bimbingan dari orang dewasa karena mereka belum memiliki cukup wawasan dan pemahaman tentang dirinya. Pemahaman tentang diri ini berkaitan dengan bagaimana peserta didik memandang dirinya secara positif baik kelebihan maupun kekurangannya.

Bimbingan diartikan sebagai pemberian bantuan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapi agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, realisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam mencapai perkembangan yang optimal. Peserta didik merupakan remaja yang sedang tumbuh dan berkembang menuju masa kedewasaan. Kegiatan bimbingan di sekolah memusatkan pelayanannya pada peserta didik sebagai individu yang harus mengembangkan kepribadiannya, salah satunya konsep


(33)

diri. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri.

Sekolah sebagai institusi pendidikan perlu membantu siswa dalam mengembangkan konsep diri yang dimiliki ke arah yang lebih positif, antara lain melalui kegiatan bimbingan klasikal. Bimbingan klasikal yang ideal untuk pengembangan konsep diri peserta didik ialah yang dapat membantu siswa mengenal kekuatan dan kelemahannya agar dapat menerima diri secara positif.

Remaja perlu menumbuhkan dan mengembangkan konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif akan menunjang peserta didik dalam menjalani hidupnya. Remaja dengan konsep diri positif biasanya akan menjadi pribadi yang produktif, peka terhadap lingkungannya, bertanggung jawab terhadap tugas sekolah dan tugas dirinya sebagai peserta didik.

Penting bagi remaja memiliki konsep diri yang positif, khususnya peserta didik, maka program bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri tetap dibuat dan dilaksanakan. Bimbingan klasikal dengan tema konsep diri diberikan kepada peserta didik bertujuan agar peserta didik dapat 1) memahami segi-segi positif dalam dirinya, 2) memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sehingga dapat menerima dirinya secara positif, 3) menyesuaikan diri terhadap perubahan, baik dari dalam diri maupun dari lingkungannya serta mampu hidup dalam masyarakat. Bimbingan klasikal di sekolah menjadi sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing peserta didik, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel, 1997: 52).


(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai (1) Jenis Penelitian, (2) Populasi Penelitian, (3) Instrumen Pengumpulan Data, (4) Pengumpulan Data dan (5) Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Melalui penelitian ini peneliti ingin memperoleh gambaran mengenai konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta.

B. Populasi Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mengambil seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 sebagai subyek penelitian. Karena itu, penelitian ini termasuk penelitian populasi. Peneliti memilih SMA Sang Timur Yogyakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan 1) sekolah SMA Sang Timur Yogyakarta memiliki jam pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan secara klasikal maupun secara individual, 2) keinginan peneliti melaksanakan penelitian tentang konsep diri sejalan dengan kebutuhan sekolah yang ingin mengetahui konsep diri


(35)

siswinya, khususnya kelas XI. Rincian subyek penelitian disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1

Rincian Subjek Penelitian Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

IPA 10

IPS 12

BAHASA 9

Total 31

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dirancang oleh peneliti atas arahan dosen pembimbing yaitu Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A. Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen penelitian:

1. Jenis instrumen

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terbagi atas dua bagian. Bagian pertama berisi kata pengantar dan petunjuk pengisian. Bagian kedua berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkap konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Kuesioner bersifat tertutup, artinya kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang disertai alternatif jawaban sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan pengalaman masing-masing individu (Arikunto, 2002: 129).


(36)

2. Kisi-kisi kuesioner dan penentuan skor

a. Kisi-kisi kuesioner

Kuesioner ini memuat 60 butir item pernyataan yang bersifat positif dan yang bersifat negatif. Pernyataan-pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang diharapkan dapat mengungkap konsep diri siswa-siswi. Dalam kuesioner ini disediakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item dalam kuesioner dibuat peneliti berdasarkan aspek-aspek konsep diri seperti yang dikemukakan Hurlock (1996: 235). Aspek-aspek konsep diri dan nomor-nomor item konsep diri disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2

Aspek-Aspek Konsep Diri dan Nomor-nomor Item Konsep Diri

Aspek-Aspek Konsep Diri

No. Item yang Favorable

No. Item yang

Unfavorable Jumlah

Usia Kematangan 4, 38, 58, 59, 60 6, 12, 29, 35, 41 10 Penampilan Diri 8, 14, 20, 23, 27, 42,

46

34, 50 9

Kepatutan Seks 13. 30 9, 47 4

Nama & Nama Julukan 10, 56 44, 31 4

Teman Sebaya 1, 7, 51, 57 2, 11 6

Hubungan Keluarga 15, 17, 43, 49, 52, 54 5, 18, 19, 21, 26, 37, 16

13

Kreativitas 22, 25, 32, 36, 55 3, 28, 39, 48, 53 10

Cita-cita 33, 40 24, 45 4


(37)

b. Penentuan skor

Skor pernyataan favorable untuk alternatif jawaban sangat sesuai adalah empat, skor untuk alternatif jawaban sesuai adalah 3, skor untuk alternatif jawaban tidak sesuai adalah 2, skor untuk alternatif jawaban sangat tidak sesuai adalah 1, sedangkan pernyataan unfavorable dikenakan skor sebaliknya.

3. Uji coba kuesioner

Kuesioner diuji cobakan pada tanggal 21 Januari 2013 pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA PL Sedayu Yoyakarta. Kuesioner yang terkumpul berjumlah 35 lembar (35 siswa). Pengambilan kelas untuk uji coba kuesioner dilakukan sesuai dengan jam Bimbingan dan Konseling klasikal. Adapun kuesioner diuji cobakan agar kualitas kuesioner dapat diandalkan, dengan kata lain kuesioner valid dan reliabel.

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti bahwa instrumen yang disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur atau suatu instrumen dapat menjalankan fungsi ukurnya. Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi telah mendapat penilaian ahli (expert judgement) dari dosen pembimbing yaitu Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A dan tenaga BK SMA Sang Timur Yogyakarta yaitu Florentina Rika Susanti, S.Pd.


(38)

Setelah melaksanakan uji coba selanjutnya peneliti melaksanakan pengolahan seleksi item untuk mendapatkan daya beda item. Daya beda item ialah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Proses penghitungannya menggunakan komputer program SPSS for windows dengan memakai rumus dari Pearson yaitu teknik korelasi Product-Moment. Rumusnya adalah:

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( (

   Y Y N X X N Y X XY N rxy

rxy = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = jumlah subyek

X =skor total butir-butir kuesioner Y =skor total butir-butir kuesioner

XY =hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Pengujian validitas berdasarkan program SPSS yang dilakukan terhadap 60 item, diperoleh 35 item yang valid. Peneliti selanjutnya berkonsultasi kepada dosen pembimbing mengenai item-item yang tidak valid yang berjumlah 22 item dan 3 item yang diloloskan karena menunjukkan koefesien korelasi sama dengan atau lebih dari 0,25. Peneliti menurunkan batas kriteria menjadi 0,25 atas kesepakatan bersama dosen pembimbing sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Azwar (2009: 86) menyatakan bahwa batas kriteria dapat diturunkan menjadi 0,25 dengan pertimbangan agar target jumlah item mewakili tiap aspek dapat tercapai. Item yang gugur yang


(39)

berjumlah 22 item dan 3 item yang diloloskan dipergunakan kembali untuk penelitian dengan memperbaiki rumusan item. Item akhir untuk penelitian berjumlah 60 item (jumlah item-item yang valid dan tidak valid terdapat pada lampiran 4).

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur adalah taraf kemampuan instrumen mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Kalau instrumen misalnya dipakai dua kali untuk mengukur hal yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh konsisten, maka instrumen reliabel. Untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen peneliti menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach. Rumusnya adalah:

           2 2 2 2 1 1 2 x S S S  Keterangan: 2 1

S dan S22 = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 2

x

S = Varians skor skala

Koefesien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Koefesien reliabilitas yang semakin mendekati 1,00 menandakan semakin reliabelnya instrumen yang digunakan. Untuk memperoleh hasil penghitungan koefesien reliabilitas yang akurat, peneliti menggunakan komputer program SPSS for windows yang menghasilkan angka rxx2= 0,958. Dengan hasil yang demikian alat ukur yang digunakan termasuk reliabel.


(40)

D. Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan pengumpulan data penelitian

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai usaha yaitu: a. Meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian di SMA Sang

Timur Yogyakarta dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanatha Dharma.

b. Menghubungi tenaga Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta untuk meminta izin mengadakan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

c. Mempersiapkan kuesioner sebagai alat pengumpul data penelitian. d. Menentukan hari dan tanggal bersama tenaga Bimbingan dan

Konseling di SMA Sang Timur Yogyakarta untuk mengambil data penelitian.

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Kuesioner yang telah diuji cobakan dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Populasi subyek sebanyak 31 siswa. Pengambilan data dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Februari 2013, pukul 08.00-09.45 di kelas XI IPA, dan selanjutnya pukul 09.45-11.00 di kelas XI Bahasa. Hari Selasa tanggal 12 Februari 2013, pukul 08.45-10.45 di kelas XI IPS. Pada tahap pelaksanaan peneliti datang ke sekolah SMA Sang Timur


(41)

Yogyakarta sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Saat pengambilan data, peneliti tetap mendampingi siswa-siswi di kelas. Tujuan peneliti mendampingi siswa-siswi di kelas agar peneliti dapat menjelaskan secara langsung jika ada siswa-siswi yang bertanya tentang item yang dianggap kurang jelas. Suasana kelas saat pengambilan data di kelas XI IPA, kelas XI Bahasa dan XI IPS cukup tenang dan siswa-siswi antusias.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilahan skor individual ke dalam beberapa kategori (ordinal). Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang berdasar atribut yang diukur (kategorisasi jenjang). Banyaknya jenjang kategori yang dibuat tidak lebih dari lima jenjang tapi tidak kurang dari tiga jenjang . Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan skor pada masing-masing alternatif jawaban yang terdapat pada kuesioner siswa. Untuk pernyataan favorable, skor untuk jawaban sangat sesuai (SS) adalah 4, sesuai (S) adalah 3, tidak sesuai (TS) adalah 2 dan sangat tidak sesuai (STS) adalah 1, sedangkan penyataan unfavorable, skor jawaban sangat sesuai (SS) adalah 1, sesuai (S) adalah 2, tidak sesuai(TS) adalah 3 dan sangat tidak sesuai (STS) adalah 4.

2. Peneliti membuat tabulasi skor dari item-item kuesioner. 3. Peneliti menjumlahkan skor total pada masing-masing subyek.


(42)

4. Mengkategorisasi konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasar kriteria Azwar (2012: 147-148) dengan lima jenjang kategori, yaitu sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif. Norma kategorisasi yang digunakan disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3

Norma Kategorisasi Konsep Diri

Formula Kriteria Kategori

µ+ 1.5σ < X Sangat Positif

µ+0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Positif µ-0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Cukup Positif µ-1.5 σ < X ≤ µ+ 0.5σ Kurang Positif

X ≤ µ-1.5 σ Sangat Kurang Positif Keterangan:

X item maximum teoretik : skor tertinggi yang diperoleh dalam item skala.

X item minimum teoretik : skor terendah yang diperoleh dalam item skala.

σ (standart deviasi) : luas jarak rentangan yang dibagi 6 satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoretik) : rata-rata teoretis dari skor item maksimum dan item minimum.

Kategorisasi diatas digunakan untuk mengelompokkan konsep diri siswa-siswi secara berjenjang. Penghitungannya adalah sebagai berikut:


(43)

X item maximum teoritik : 4 x 60 = 240 X item minimum teoretik : 1 x 60 = 60 Luas Jarak : 240 – 60 = 180 σ (standart deviasi) : 180 : 6 = 30

µ (mean teoretik) : (240 + 60) : 2 = 300 : 2 = 150

5. Peneliti menentukan subyek berada pada jenjang kategori sesuai dengan skor yang disajikan pada tabel 4.

Tabel 4

Kategorisasi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Kategori Rentangan Skor

Sangat Positif 196 –197

Positif 166 – 196

Cukup Positif 136 – 165

Kurang Positif 106 – 135 Sangat Kurang Positif 0–105

6. Peneliti selanjutnya menentukan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa. Penentuan usulan topik-topik bimbingan klasikal dilakukan dengan:

a. Menghitung jumlah skor setiap item pada masing-masing subyek penelitian.

b. Mengkategorisasi skor tiap item dengan lima jenjang kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup rendah, rendah, dan sangat rendah. Norma kategorisasi skor tiap item disajikan pada tabel 5.


(44)

Tabel 5

Norma Kategorisasi Skor Tiap Item

Formula Kriteria Kategori

µ+ 1.5σ < X Sangat tinggi

µ+0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi µ-0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Cukup Rendah µ-1.5 σ < X ≤ µ+ 0.5σ Rendah

X ≤ µ-1.5 σ Sangat Rendah Keterangan:

X item maximum teoretik : skor tertinggi yang diperoleh dalam item skala.

X item minimum teoretik : skor terendah yang diperoleh dalam item skala.

σ (standart deviasi) : luas jarak rentangan yang dibagi 6 satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoretik) : rata-rata teoretis dari skor item maksimum dan item minimum.

Kategorisasi skor tiap item dalam penelitian ini diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut:

X item maximum teoretik : 4 x 31 = 124 X item minimum teoretik : 1 x 31 = 31

Luas Jarak : 124 – 31 = 93

σ (standart deviasi) : 93 : 6 = 15,5 µ (mean teoretik) : (124 + 31) : 2 = 77,5


(45)

c. Peneliti menentukan jenjang kategori yang sesuai dengan skor yang disajikan pada tabel 6.

Tabel 6

Kategorisasi Item-Item Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Kategori Rentangan Skor

Sangat Tinggi 101 –107

Tinggi 86 – 100

Cukup Rendah 70 – 85

Rendah 55 – 69


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL YANG SESUAI

UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI

SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

Bab ini memuat hasil penelitian yang merupakan jawaban atas masalah penelitian yaitu “Bagaimana konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?” dan “Usulan topik-topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta?”.

A. Hasil Penelitian

Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun

Ajaran 2012/2013

Berdasarkan data yang diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2012: 147-148) didapatlah gambaran dari konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 seperti yang disajikan dalam tabel 7.

Tabel 7

Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Rentangan Skor Jumlah Subyek Presentase Kategori

196 –197 1 3% Sangat Positif

166 – 196 18 58% Positif

136 – 165 12 39% Cukup Positif

106 – 135 0 0 Kurang Positif

0–105 0 0 Sangat Kurang Positif


(47)

Dari tabel 8 tampak bahwa:

1. Ada 1 siswa (3%) yang memiliki konsep diri sangat positif. 2. Ada 18 siswa (58%) yang memiliki konsep diri positif. 3. Ada 12 siswa (39%) yang memiliki konsep diri cukup positif. 4. Tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri kurang positif.

5. Tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri sangat kurang positif. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif. Berikut disajikan juga diagram dalam gambar. 1 yang memberikan gambaran dari konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Gambar. 1 Deskripsi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Supaya tidak terjadi tumpang tindih dan untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, dalam pembahasan ini peneliti menggabungkan kategori sangat positif, positif dan cukup positif menjadi satu, dan disebut positif.

3%

58% 39%

0% Sangat Positif(3%)

Positif (58%)

Cukup Positif (39%)

Kurang Positif (0%)


(48)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif. Hasil penelitian tidak sejalan dengan dugaan awal peneliti yaitu konsep diri siswa-siswi negatif. Faktor-faktor yang kiranya mempengaruhi hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal peneliti, antara lain; 1) boleh jadi siswa-siswi kelas XI (responden) memberikan jawaban yang menyenangkan dan tidak sesuai dengan pengalamannya sendiri, 2) boleh jadi siswa-siswi kelas XI (responden) menjawab dengan tidak jujur seperti apa adanya, sehingga tidak mencerminkan keadaan diri yang sesunguhnya, 3) boleh jadi memang konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif sesuai dengan kenyataan. Meskipun hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal, peneliti tetap berpegang pada hasil penelitian ini karena 1) peneliti sudah mendasarkan pada expert judgement, 2) kuesioner bersifat rahasia karena siswa-siswi tidak perlu mencantumkan nama (anonim), dan peneliti sudah melakukan uji coba kuesioner sebelum pengambilan data.

Faktor-faktor yang kiranya mendukung konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 menjadi positif antara lain: kondisi lingkungan sosialnya positif, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 boleh jadi mengalami perlakuan yang positif atau memiliki pengalaman-pengalaman yang baik dan menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Fitts (Agustiani: 138-139)


(49)

mengemukakan bahwa konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman yang khas, terutama pengalaman interpersonal yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. Hubungan interpersonal adalah interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungan sekitarnya (Schultz, 1991: 30-35).

Siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 tampaknya berada pada lingkungan keluarga yang dapat menghargai dirinya. Mereka mendapatkan perhatian dari orang tua dan keluarga yang lain. Boleh jadi dalam lingkungan keluarga mereka tercipta hubungan yang penuh kasih sayang, aman/terlindungi, dan saling menerima. Kondisi lingkungan keluarga yang seperti ini siswa-siswi kelas XI dapat memiliki keterikatan yang kuat dengan orang-orang yang dianggapnya penting. Keterikatan ini membuat siswa-siswi kelas XI merasa nyaman dengan dirinya dan lingkungannya.

Selain di lingkungan keluarga, siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 memiliki lingkungan pergaulan yang lebih luas lagi, yaitu lingkungan sekolah. Boleh jadi di lingkungan sekolah sebagian besar mereka mempunyai hubungan yang baik dengan orang-orang sekitarnya, seperti teman-teman dan guru. Penerimaan dari orang-orang sekitar akan membuat siswa-siswi kelas XI semakin menerima, mencintai dan menghargai dirinya.

Siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 tampaknya juga berada di lingkungan masyarakat yang bersedia


(50)

menerima dirinya apa adanya. Siswa-siswi merasa bahwa dirinya dihargai dan keberadaannya diakui dalam masyarakat. Kondisi seperti ini akan membuat siswa-siswi kelas XI bangga terhadap dirinya, memandang dirinya secara positif. Adanya rasa bangga terhadap diri menunjukkan bahwa siswa-siswi berpandangan yang positif tentang dirinya.

Siswa-siswi dengan konsep diri yang positif akan dapat mengembangkan dirinya dengan baik, memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar, dan memiliki kepercayaan diri untuk dapat menatap masa depannya. Agar konsep diri siswa-siswi kelas XI tetap positif, maka ada beberapa upaya yang perlu dilakukan guru pembimbing, antara lain 1) menjadi guru pembimbing yang bersikap membesarkan hati siswa-siswinya, yaitu dapat membantu siswa-siswi untuk memahami dirinya secara realistis berdasarkan segala keberhasilan dan kegagalannya, 2) tidak memberi cap negatif pada siswa-siswi, sehingga mereka merasa berharga dan positif dalam memandang dirinya, 3) melakukan kegiatan atau latihan yang membantu siswa-siswi sadar akan dari segi-segi positifnya.

Selain guru pembimbing perlu juga upaya oleh pihak lain agar konsep diri siswa tetap positif, seperti dari orang tua. Yang perlu dilakukan orang tua antara lain 1) menerima diri anak apa adanya, 2) memperlihatkan kasih sayang dalam semua ucapan dan tindakan, 3) meluangkan waktu untuk berbagi cerita bersama, 4) tidak otoriter terhadap anak, artinya orang tua memberikan kebebasan kepada anak, tetapi tetap perlu didampingi.


(51)

Pihak lainnya yang terlibat selain guru dan orang tua adalah siswa-siswi itu sendiri. Perlulah siswa-siswi melakukan upaya, antara lain 1) belajar tentang diri sendiri yaitu belajar dari pengalaman hidup, baik dari keberhasilan maupun kegagalannya, misalnya siswa-siswi perlu menyadari bahwa pengalaman keberhasilan maupun kegagalannya dapat menjadi guru yang baik untuk mengembangkan konsep diri yang positif; 2) menerima diri apa adanya, artinya setiap pribadi perlu menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan dan kekurangan, dengan menerima diri apa adanya dan terus berusaha memperbaiki diri, 3) terus berusaha mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, 4) berusaha menyadari hal-hal positif dalam dirinya dan berusaha mengatasi segi-segi negatifnya.

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep

Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang dapat dijadikan materi bimbingan klasikal di kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta. Topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan peneliti ini didasarkan pada item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa konsep diri siswa-siswi negatif. Dalam pengolahan data ini peneliti menggunakan kriteria Azwar (2012: 147-148) yang disajikan pada tabel 8.


(52)

Tabel 8

Item-Item Kuesioner Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Rentangan Skor Jumlah Item Presentase Kategori

101–107 5 9% Sangat Tinggi

86–100 29 48% Tinggi

70 – 85 20 33% Cukup Rendah

55 – 69 6 10% Rendah

0–54 0 0% Sangat Rendah

Tabel di atas menunjukan bahwa konsep diri siswa-siswi yang negatif dapat dilihat dari item-item yang menunjukkan konsep diri siswa-siswi cukup rendah dan rendah (sangat rendah tidak ada). Item-item kuesioner yang menunjukkan konsep diri siswa-siswi negatif (cukup rendah dan rendah) disajikan pada tabel 9.

Tabel 9

Item-Item Kuesioner yang Menunjukkan Konsep Diri Siswa-Siswi Negatif (cukup rendah dan rendah)

Kategori No. Item

Pernyataan

Cukup Rendah

2 Saya kesulitan untuk menolak ajakan teman.

3 Saya berpikir bahwa saya kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan saya, sehingga saya kurang memiliki keahlian.

4 Saya yakin warna kulit saya membuat penampilan saya menarik.

6 Saya sadar saya lambat dalam menerima pelajaran.

10 Saya tidak senang dengan nama julukan yang diberikan oleh teman-teman saya.

13 Saya kurang memahami seksualitas karena orang tua tidak menjelaskannya kepada saya.

24 Saya khawatir bahwa saya tidak dapat mencapai cita-cita saya.

28 Saya sadar bahwa saya kurang kreatif karena fasilitas yang saya butuhkan kurang.


(53)

Kategori No. Item

Pernyataan

Cukup Rendah

30 Hal-hal yang menyangkut seksualitas mudah mengganggu pikiran saya.

32 Orang tua saya sungguh memperhatikan pengembangan bakat saya.

34 Saya merasa ada yang kurang ideal dalam tubuh saya yang membuat saya (agak) malu dalam pergaulan.

36 Fasilitas yang tersedia di keluarga saya membuat saya semakin mampu mengembangkan kreativitas saya.

41 Saya kurang suka berada di lingkungan tempat tinggal saya karena di lingkungan saya itu tidak ada teman sebaya saya. 45 Saya kurang gigih memperjuangkan cita-cita saya.

51 Saya memiliki teman akrab dengan siapapun saya dapat menceritakan masalah pribadi saya.

54 Saya betah berada di rumah karena situasi keluarga saya hangat.

57 Saya tidak mudah terpengaruh oleh ajakan teman. 58 Saya mampu mengelola emosi saya dengan baik.

59 Saya sadar bahwa saya termasuk orang yang pintar di antara teman-teman.

60 Saya bangga dengan tinggi badan saya.

Rendah

5 Saya sadar bahwa saya pemarah.

9 Saya malu untuk bertanya tentang seksualitas kepada orang tua.

12 Saya kurang terbuka untuk bercerita tentang masalah saya kepada orang lain.

39 Saya belum mengembangkan bakat saya dengan baik. 46 Berat badan saya ideal.

48 Saya menagalami kesulitan dalam membagi waktu belajar dan bermain.

Seperti yang tertulis pada pada tabel 9, terdapat 26 item yang menunjukkan konsep diri siswa-siswi masih negatif. Item-item tersebut menjadi dasar peneliti dalam penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa. Usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta disajikan pada tabel 10.


(54)

1

Tabel 10

Usulan Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode Sumber 1 a.Saya kurang memahami

seksualitas karena orang tua tidak menjelaskannya kepada saya (item no. 3). b.Hal-hal yang menyangkut

seksualitas mudah

mengganggu pikiran saya (item no. 30).

c.Saya malu untuk bertanya tentang seksualitas kepada orang tua (item no. 9).

Pemahaman Seksualitas Siswa-siswi mampu memahami seksualitas.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan makna seksualitas.

b.Siswa-siswi dapat menjalankan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.

c. Siswa-siswi dapat menghadapi segala tantangan dalam kehidupan seksualitasnya. d.Siswa- siswi dapat

menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Instrumen, sharing, tanya-jawab, experential learning, refleksi, permainan.

a. Abineno. 1980. Seksualitas dan Pendidikan Seksual. Jakarta: Gunung Mulia. b.Suraji. 2008.

Pendidikan Seks Bagi Anak. Yogyakarta: Pustaka Fahamia.


(55)

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode

Sumber

2 Saya betah berada di rumah karena situasi keluarga saya hangat (item no. 54). Aku dan Keluargaku Siswa-siswi semakin mampu mengembangkan dan membina sikap positif dalam keluarga.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pengertian keluarga.

b. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya keluarga.

c. Siswa-siswi dapat menjelaskan sikap-sikap positif dalam keluarga. d. Siswa-siswi dapat

membina relasi yang baik dalam keluarga.

Instrumen, sharing, tanya-jawab, experential learning, refleksi, permainan.

a.Indra. S. 1980. Faktor-Faktor Penting Dalam Kehidupan Keluarga.. Jakarta: BPK Gunung Mulia. b.Basri, Hasan.

2002. Merawat Cinta Kash. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

3 a.Saya sadar bahwa saya pemarah (item no. 5). b.Saya mampu mengelola

emosi saya dengan baik (item no. 58).

Keterampilan Mengelola Emosi Siswa-siswi mampu mengelola dan mengungkapkan emosi secara konstruktif.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pengertian emosi.

b.Siswa-siswi dapat menyebutkan macam-macam emosi.

c. Siswa-siswi dapat mengenali emosinya. d.Siswa-siswi dapat

menjelaskan usaha-usaha nyata agar dapat

mengelola emosinya. Instrumen, sharing, experential learning, refleksi, permainan.

Segal. J. 2000. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Penerbit Kaifa. 38


(56)

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode

Sumber

4 Saya sadar saya lambat dalam menerima pelajaran (item no. 6).

Konsentrasi Dalam Belajar Siswa-siswi mampu meningkatkan konsentrasi dalam belajar.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pengertian konsentrasi.

b. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya konsentrasi dalam belajar. c. Siswa-siswi dapat

mengidentifikasi

gangguan-gangguan yang dialami dalam belajar. d. Siswa-siswi dapat

menyebutkan kiat-kiat agar dapat berkonsentrasi dalam belajar.

Intrumen, sharing, tanya-jawab dan refeleksi.

a. Rukiyanto Agus. SJ. 2009. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Kanisius. b. Harianti, Deasy.

2008. Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat. Jakarta: Tangga Pustaka.

5 a. Saya kesulitan untuk menolak ajakan teman (item no. 2).

b. Saya tidak mudah terpengaruh oleh ajakan teman (item no. 57).

Aku Bisa Menjadi Pribadi yang Memiliki Pendirian Siswa-siswi mampu menanamkan pendirian yang kuat dalam dirinya.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya memiliki pendirian dalam pergaulan.

b.Siswa-siswi dapat menjelaskan ciri-ciri orang yang memiliki pendirian.

c. Siswa-siswi dapat

menjelaskan usaha-usaha yang perlu dilakukan agar memiliki pendirian. Intrumen, sharing, tanya-jawab dan refleksi. http://anastasiaagengres turahayu.wordpress.co m/2012/09/28/pembent ukan-individu/

Sabtu, 13 Juli 2013, jam 09.00 WIB


(57)

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode

Sumber

6 a.Saya berpikir bahwa saya kurang memiliki

kesempatan untuk mengembangkan

keterampilan saya, sehingga saya kurang memiliki keahlian (item no. 3). b.Orang tua saya sungguh

memperhatikan

pengembangan bakat saya (item no. 32).

c.Saya belum

mengembangkan bakat saya dengan baik (item no. 39).

Menelusuri Bakat dan Minatku Siswa-siswi mampu menemukan dan mengembangkan bakat dan minatnya.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan

pengertian bakat dan minat.

b.Siswa-siswi dapat menjelaskan minat dan bakatnya. c. Siswa-siswi dapat

menjelaskan usaha-usaha nyata untuk mengembangkan bakat dan minat.

Intrumen, experential learning, sharing, tanya-jawab dan refeleksi.

a. Rohani. W. 2004. Tips Hidup Enjoy di Masa Remaja. Yogyakarta: Gloria Graffa.

b. Khoo Adam. 2007. Iam Gifted So Are You!: Saya Berbakat Anda Juga. Jakarta: Alex Media

Komputindo.

7 a.Saya tidak senang dengan nama julukan yang

diberikan oleh teman-teman saya (item no. 10).

b.Saya kurang suka berada di lingkungan tempat tinggal saya karena di lingkungan saya itu tidak ada teman sebaya saya (item no. 41).

Pandai Menempatkan Diri Dalam Pergaulan Siswa-siswi mampu menempatkan diri dalam hubungan sosialnya.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pengertian pergaulan.

b. Siswa-siswi dapat menjelaskan etika dalam pergaulan. c. Siswa-siswi dapat

menjelaskan cara membina hubungan yang bail dalam pergaulan. Intrumen, permainan, sharing, tanya-jawab dan refeleksi.

Uno, Mien R. 2009. Buku Pintar Etiket Untuk Remaja.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka.


(58)

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode

Sumber

8 Saya merasa ada yang kurang ideal dalam tubuh saya yang membuat saya (agak) malu dalam pergaulan (item no. 34). Menjalin Relasi yang Baik Dengan Orang lain Siswa-siswi mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa rasa malu atau canggung.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan

pengertian menjalin relasi.

b. Siswa-siswi dapat menyebutkan faktor-faktor penghambat dalam menjalin relasi yang baik dengan orang lain. c. Siswa-siswi dapat

menjelaskan cara membangun relasi yang baik dengan orang lain. Instrumen, permainan, diskusi, sharing, refleksi.

a. Giblin. Les. 2004. Seni Membangun Hubungan Untuk Meraih

Kebahagiaan. Jakarta: Gramedia. b. Widarso, W. 1997.

Kiat Sukses Bergaul. Yogyakarta: Kanisius.

9 a.Saya yakin warna kulit saya membuat penampilan saya menarik (item no. 4). b.Saya sadar bahwa saya

termasuk orang yang pintar di antara teman-teman (item no. 59).

c.Berat badan saya ideal (item no. 49).

d.Saya bangga dengan tinggi badan saya (item no. 60).

Pemahaman dan Penerimaan diri Siswa-siswi mampu memahami dan menerima dirinya lebih baik.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya pemahaman dan penerimaan diri. b.Siswa-siswi dapat

menjelaskan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk semakin memahami dan menerima dirinya.

Experential learning, sharing, tanya-jawab dan refeleksi.

Kartini, Kartono. 1985. Kepribadian: Siapa Saya ? Jakarta: CV Rajawali.


(59)

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode Sumber 10 Saya mengalami

kesulitan dalam

membagi waktu belajar dan bermain (item no. 48).

Aku Bisa Membagi Waktu Siswa-siswi mampu mengelola waktu dalam kehidupan sehari-hari.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya mengelola waktu. b. Siswa-siswi dapat

mmengelola waktunya dengan baik.

c. Siswa-siswi dapat menjelaskan keuntungan yang dialami jika ia bisa mengelola waktunya dengan baik.

d. Siswa-siswi dapat menjelaskan usaha-usaha nyata yang perlu dilakukannya agar semakin bisa mengelola waktunya. Instrumen, sharing, diskusi, permainan, refleksi.

a. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. 42


(60)

No Pernyataan Pokok

Bahasan Kompetesi Indikator Metode Sumber 11 a.Saya sadar bahwa saya

kurang kreatif karena fasilitas yang saya

butuhkan kurang (item no. 28).

b.Fasilitas yang tersedia di keluarga saya membuat saya semakin mampu mengembangkan

kreativitas saya (item no. 36). Membangun Kreativitas Dalam Diri Siswa-siswi mampu mengembangkan kreativitasnya.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan

pengertian kreativitas. b. Siswa-siswi dapat

menjelaskan penting memiliki kreativitas. c. Siswa-siswi dapat

menjelaskan usaha-usaha yang perlu dilakukan agar menjadi semakin kreatif. Instrumen, sharing, diskusi, permainan, refleksi. a. Camphell. David. 1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius. b. Hawadi, Rani.

2002 Kreativitas. Jakarta: Grasindo. c. Munandar, Utami. 2002. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rhineka Cipta.

12 a.Saya khawatir bahwa saya tidak dapat mencapai cita-cita saya (item no. 24). b.Saya kurang gigih

memperjuangkan cita-cita saya (item no. 45).

Menggapai Cita-Citaku Siswa-siswi semakin mampu menentukan dan mengembangkan cita-cita sesuai dengan kemampuannya.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pengertian cita-cita.

b. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya cita-cita.

c. Siswa-siswi dapat menuliskan usaha-usaha untuk menggapai cita-cita. Instumen, permainan, sharing, tanya-jawab dan refeleksi. R. Mulyatiningsih, dkk. 2004. Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karir. Jakarta: Grasindo.


(61)

No Pernyataan Pokok Bahasan

Kompetesi Indikator Metode Sumber

13 a.Saya memiliki teman akrab dengan siapapun saya dapat menceritakan masalah pribadi saya (item no. 51). b.Saya kurang terbuka untuk

bercerita tentang masalah saya kepada orang lain (item no. 12).

Pentingnya menjadi pribadi yang terbuka

Siswa-siswi mampu membangun keterbukaannya sebagai pribadi.

a. Siswa-siswi dapat menjelaskan pentingnya sikap terbuka sebagai pribadi.

b. Siswa-siswi dapat menjelaskan cara-cara untuk membangun sikap terbuka.

Intrumen, sharing, tanya-jawab dan refleksi.

a. G. Batasina. 2009. Curhat Yuk!. Jakarta: BIP. b. Powel, J. 1996.

Mengapa Takut Bersikap Terbuka. Jakarta: CLC.


(62)

1

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi uraian mengenai (1) Kesimpulan dan (2) Saran untuk berbagai pihak. Bagian saran memuat saran untuk guru pembimbing di sekolah, dan bagi pihak peneliti lain.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif.

2. Masih ada beberapa aspek konsep diri yang tergolong negatif (cukup rendah dan rendah) seperti yang ditunjukkan oleh beberapa item kuesioner. Berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang masih negatif itulah diusulkan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa.


(63)

B. Saran

Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak: 1. Bagi guru pembimbing di sekolah

a. Guru pembimbing hendaknya menyelenggarakan kegiatan atau latihan untuk memelihara dan sedapat mungkin meningkatkan konsep diri siswa.

b. Ada baiknya guru pembimbing membahas topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan dalam skripsi ini dan mengadakan perbaikan atau penyempurnaan apabila dalam pelaksanaannya ditemukan kekurangan.

2. Bagi peneliti lain

a. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian hendaknya tidak hanya kuesioner tertutup; sebaiknya digunakan juga kuesioner terbuka, wawancara dan observasi agar informasi yang dikumpulkan semakin lengkap.

b. Dalam penyusunan kuesioner hendaknya diperhatikan keseimbangan antara jumlah item-item dengan aspek-aspek atribut yang diukur. c. Kompetensi dasar haruslah pengkhususan dari standar kompetensi. d. Indikator harus memenuhi kriteria specific, measurable, attainable,

reasonable, time bound (SMART).

e. Dalam karya ilmiah ini buku referensi mengenai konsep diri masih sangatlah kurang. Sebaiknya peneliti lain menambah buku referensi mengenai konsep diri.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuian Diri Pada Remaja. Bandung: Aditama Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatwa.

Azwar, Saefuddin. 2009. Reliabititas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, Saefuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Burns, R. B. 1993. Konsep Diri: Teori Pengukuran Perkembangan dan Perilaku. Alih Bahasa: Eddy Arcan Jakarta.

Centi, P. J. 2006. Mengapa Rendah diri? Yogyakarta: Kanisius.

Gunarso, S. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Erlangga. Hardjana. 2003. Komunikasi Intarpersonal Dan Interpersonal. Yogyakarta:

Kanisius.

Hendrik, Dewi Ineke G. 2006. Deskripsi Tingkat Konsep Diri Remaja Kelas XI IPS SMA Bopkri 2Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006 Dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Kelompok. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Hurlock, Elisabet B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Jilid V). Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, Elisabet B. 1990. Perkembangan Anak (Jilid II). Bandung: Penerbit

Erlangga.

Indriati, Maria Ursula. 2009. Konsep Diri Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Pudjijogyanti, C. R. 1985. Konsep Diri Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atmajaya.


(65)

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Santrock, John W. 2007. Remaja (Edisi 11: Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja.. Jakarta: Erlangga. Sarwono. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.

Sinurat, R. H. Dj. 2005. Konsep Diri dan Pengembangannya (Handout). Yogyakrta USD.

Susana, T. Dkk. 2006. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Jakarta: Erlangga.

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Surakhmad, W. 1980. Psikologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Warindrayana, X. F. 2006. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.


(66)

(1)

Lampiran 4

Jumlah Item yang Valid dan

yang Tidak Valid

Aspek-aspek Konsep Diri

No.Item Item yang Valid Item yang Tidak Valid

F UF F UF F UF

Usia Kematangan 4, 38, 58, 59, 60 6, 12 29, 35, 41 4, 38, 58, 59, 60 6, 29, 35, 41

- 12

Penampilan Diri 8, 14, 20, 23, 27, 42,

46

34, 50 8, 20, 42, 46

34, 50 14, 23 27

-

Kepatutan Seks 30,13 9, 47 - 9 30,47 13

Nama & Nama Julukan

10, 56 44, 31 - 31 44 10, 31

Teman Sebaya 1, 7, 51 57

2, 11 2 - 7, 51

57 1, 11 Hubungan Keluarga 15, 17, 43, 49, 52, 54 5, 16, 18, 19, 21, 26, 37 15, 17, 43, 49, 52, 54 5, 16, 21, 26

- 18, 19, 37

Kreativitas 22, 25, 32, 36, 55 3, 28, 39, 48, 53 22, 25 36

3, 28, 48 32, 55 39, 53

Cita-cita 33, 40 24, 45 33, 40 24 - 45

Jumlah 33 27


(2)

Lampiran 5 UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Mrican Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002

Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 TELEGRAM: SADHAR YOGYA

Rek. Giro: CIMB Niaga No. 287.01.00272.00.5 dan 081.01.24169.00.7 Mandiri No. 137.00.0421493.4

No : 059/Pen/BK/JIP/XII/2012 Hal : ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMA Sang Timur Yogyakarta

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,

Nama : Ignatius Graha Prima Yoga No Mahasiswa : 061114037

Program Studi : Bimbingan dan Konseling Jurusan : llmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan llmu Pendidikan

Perguruan Tinggi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Judul Skripsi : STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 20 Desember 2012 Dekan,

u.b. Kajur Ilmu Pendidikan,

Dr. Gendon Barus, M.Si. Tembusan :

1. Dekan FKIP 2. Mahasiswa Ybs 3. Arsip


(3)

(4)

(5)

viii ABSTRAK

STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN

AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK

MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

Ignatius Graha Prima Yoga Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian adalah 31 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap konsep diri siswa-siswi. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung tertutup. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan kriteria Azwar. Kategorisasi disusun berdasar distribusi normal dengan model kategorisasi jenjang dengan lima jenjang yaitu: sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, sangat kurang positif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1 orang siswa (3%) memiliki konsep diri sangat positif, 18 orang siswa (58%) memiliki konsep diri positif, 12 orang siswa (39%) memiliki konsep diri cukup positif, tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri kurang positif dan sangat kurang positif. Peneliti menyimpulkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif.

Berdasarkan hasil penelitian disusunlah usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta untuk meningkatkan konsep diri siswa. Topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan didasarkan pada item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa konsep diri siswa-siswi negatif (cukup rendah dan rendah).


(6)

ix ABSTRACT

A STUDY ON SELF-CONCEPT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS AT SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED

TOPICS OF CLASSICAL GUIDANCE FOR IMPROVING

STUDENTS’ SELF-CONCEPT

by

Ignatius Graha Prima Yoga Sanata Dharma University

2013

The purpose of this study is to obtain an overview of students’ self

-concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year and to suggest the appropriate topics of classical

guidance in order to improve the students’ self-concept.

This research belongs to a descriptive study with survey method. The subject in this research is the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year consisting of 31 students. The research instrument used is a questionnaire to test the students’ self-concept. The type of questionnaire used is a direct-closed questionnaire. The technique of data analysis

is using the categorization of students’ self-concept of the eleventh grade students

at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year based on Azwar criteria. The categorization is arranged based on a normal distribution with five levels of categorization, namely: very positive, positive, fairly positive, less positive, and much less positive.

The result shows that: 1 student (3%) has a very positive self-concept, 18 students (58%) have a positive self-concept, 12 students (39%) have a fairly positive self-concept, and no students (0%) have both less and much less positive self-concept. From this result, the researcher concludes that the students’ self -concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year is positive.

Based on this finding, the researcher arranges the appropriate topics of

classical guidance in order to improve the students’ self-concept for the eleventh

grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta. The topics proposed are based on the items in the questionnaire which belong to low and very low category in the