Pengembangan media kartu domino modifikasi IPA materi sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI IPA MATERI SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA DAN PERUBAHAN

SIFAT BENDA UNTUK SISWA KELAS VB DI SDN DERESAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Estu Prihanti Wijayani NIM: 131134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk: 1. Allah SWT, maha pengasih dan maha penyayang.

2. Kedua orang tua tercinta, Almh. Ibu Sri Tumandang dan Bapak Sukardi yang telah memberikan kasih sayang tiada henti.

3. Kakak pertamaku Very Ardika Wijayanti yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

4. Kakak keduaku Wahyu Budi Wijayanto yang telah rela berkorban, serta memberikan dukungan dan semangat

5. Teman satu payung media konvensional IPA yang selalu memotivasi dan berjuang bersama dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan selama ini.

7. Dedi.

8. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 9. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(5)

MOTTO

“Man Jadda Wajada”

“Barang siapa bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil”

“Jangan menunggu termotivasi lalu bergerak, tapi

bergeraklah maka kamu akan termotivasi”

(Anonim)

“Berhentilah membuat semua menjadi rumit”

(Dedi)


(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI IPA MATERI SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA DAN PERUBAHAN SIFAT

BENDA UNTUK SISWA KELAS VB DI SDN DERESAN

Estu Prihanti Wijayani Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan media dalam kegiatan pembelajaran IPA pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda, serta guru masih membutuhkan variasi media pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan produk berupa kartu domino modifikasi IPA, dan untuk mendeskripsikan kualitas produk berupa kartu domino modifikasi IPA yang layak digunakan untuk siswa kelas VB di SDN Deresan.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan. Prosedur penelitian pengembangan yang digunakan adalah prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015: 407). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari sembilan langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, dan (9) revisi produk hingga menghasilkan produk akhir berupa kartu domino modifikasi IPA. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan. Kuesioner terdiri dari dua macam yaitu kuesioner yang digunakan sebagai acuan validator untuk memvalidasi produk dan kuesioner yang digunakan siswa untuk menilai penggunan produk dalam kegiatan pembelajaran.

Kesimpulan hasil validasi oleh dua dosen ahli pembelajaran IPA dan guru sekolah dasar menunjukkan rata-rata 3,8 dengan kategori “sangat baik”. Hasil uji coba produk menunjukkan rerata keseluruhan kelas uji coba produk adalah 3,44 yang termasuk kategori “sangat baik”. Hasil uji coba pemakaian menunjukkan rerata keseluruhan kelas uji coba pemakaian adalah 3,42 yang termasuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian media kartu domino modifikasi IPA yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan siap untuk diproduksi secara massal.

Kata kunci:media pembelajaran, kartu domino modifikasi IPA, materi sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda


(9)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF MEDIA DOMINO SCIENCE CARDS MODIFICATION TO MATERIAL ARRANGE INGREDIENT AND CHANGE CHARACTERISTIC

OBJECT FOR VB GRADE OF DERESAN ELEMENTARY SCHOOL Estu Prihanti Wijayani

Sanata Dharma University 2017

This research because the teacher needed to used media in the learning process. The main aim of this research is to described procedure development of domino science cards modification, and to described the quality of domino science cards modification.

The type of this research is research and development. The procedure of the research used research and development procedure which proposed by Sugiyono. The development procedure used in this research consist of nine steps, (1) potention & problem,(2) data collected, (3) product design, (4) expert validation,(5) revition design, (6)trial of product, (7) product revition, (8) trial of usage, (9) product revition until result final product domino science cards modification. The technic data collected are interview and quesioner. Intervew used to analyzed needed. Quesioner consist of 2 kinds, validation quesioner used to gave reference validator to gave rate for the product, and quesioner used to gave rate media in the learning process by students.

The conclusion validation score by 2 expeert lecturer and elementary school teachers showed the range score 3,8 which categorized excellent. The result trial of product showed the total range score is 3,44 which categorized excellent. The result trial of usage showed the total range score is 3,42 which categorized excellent. So the domino science cards modification is worthy to be use in learning process and ready to product.

Key word: learning media, modification of domino card for exact learning, arrange ingredient and change characteristic object


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan serta rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Kartu Domino Modifikasi IPA Materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk Siswa Kelas VB di SDN Deresan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyati Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

4. Agnes Herlina Dwi H., S.Si, M.T., M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

5. Validator I, validator II, dan validator III yang telah memberikan penilaian terhadap produk kartu domino modifikasi IPA.


(11)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 9

F. Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

B. Penelitian yang Relevan ... 33


(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Setting Penelitian ... 45

C. Prosedur Pengembangan ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Hasil Penelitian ... 70

B. Pembahasan ... 96

BAB V PENUTUP ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Keterbatasan Pengembangan ... 109

C. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN ... 114


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 SK dan KD Materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya

dan Perubahan Sifat Benda ... 31

Tabel 3.1 Kisi-kisi Daftar Pertanyaan Wawancara ... 53

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penilaian Perangkat Pembelajaran ... 55 Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penilaian Kartu Domino Modifikasi Pembelajaran IPA ... 56

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Respon Siswa ... 57

Tabel 3.5 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru ... 58

Tabel 3.6 Lembar Kuesioner Penilaian Perangkat Pembelajaran ... 60 Tabel 3.7 Lembar Kuesioner Penilaian Kartu Domino Modifikasi Pembelajaran IPA ... 63

Tabel 3.8 Lembar Kuesioner Respon Siswa ... 65

Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Kuesioner Respon Siswa ... 66

Tabel 3.10 Tabel Klasifikasi Kelayakan Skor Skala Empat ... 69

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Pakar Media Konvensional IPA ... 83

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Validasi Kartu domino modifikasi IPA oleh Pakar Media Konvensional IPA ... 84

Tabel 4.3 Saran Pakar Media Konvensional IPA dan Revisi ... 84

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru Sekolah Dasar ... 87

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Validasi Kartu domino modifikasi IPA oleh Guru Sekolah Dasar ... 87

Tabel 4.6 Saran Guru Kelas V Sekolah Dasar dan Revisi ... 88


(15)

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Uji Coba

Pemakaian ... 94 Tabel 4.9 Rekapitulasi Pakar Media Konvensional IPA dan


(16)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Hubungan Penelitian yang Relevan

dengan Penelitian ... 37 Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 38 Bagan 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kartu Domino Pada Umumnya ... 25 Gambar 2.2 Kartu domino modifikasi IPA ... 27 Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode

Research dan Development (R&D) ... 42 Gambar 4.1 Contoh Kartu domino modifikasi IPA ... 101 Gambar 4.2 Gambar Kartu domino modifikasi IPA ... 104


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 115

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 116

Lampiran 3 Surat Izin Uji Coba Produk ... 117

Lampiran 4 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 118

Lampiran 5 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa ... 120

Lampiran 6 Instrumen Validasi ... 121

Lampiran 7 Kuesioner Siswa ... 148

Lampiran 8 Rekapitulasi Kuesioner Siswa ... 152

Lampiran 9 Soal Evaluasi ... 160

Lampiran 10 Nilai Soal Evaluasi ... 184

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 186

Lampiran 12 Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 202

Lampiran 13 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi ... 204

Lampiran 14 Perangkat Pembelajaran ... 220


(19)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk yang diharapkan.

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Sadiman (dalam Kustandi, 2011: 5) mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Menurut Putra (2013: 17) pembelajaran merupakan interaksi yang berlangsung dua arah antara guru dan siswa. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Rusman (2013: 392) mengatakan bahwa pembelajaran hendaknya menitikberatkan pada aktivitas siswa dengan memberikan kesempatan untuk beraktivitas dan berkreativitas dalam mengembangkan potensi dan kepribadian secara menyeluruh sehingga membuat siswa mendapatkan pengalaman langsung secara kontekstual. Rusman (2013: 393) juga mengatakan bahwa aktivitas siswa merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas fisik maupun mental yang menghasilkan perubahan positif dalam diri siswa. Mudlofir (2016: 124) mengatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan oleh guru kepada siswa melalui media tertentu. Mudlofir (2016: 107) juga mengatakan bahwa apabila pesan tersebut disampaikan hanya menggunakan metode


(20)

ceramah memiliki kelemahan yaitu membuat siswa pasif, pengetahuan yang didapatkan hanya sebatas pada pengetahuan yang dikuasai guru, sukar mengontrol sejauh mana perolehan belajar siswa, kegiatan pembelajaran bersifat verbalisme, terasa membosankan apabila guru tidak memiliki kemampuan dalam bertutur yang baik. Oleh karena itu diperlukan adanya media pembelajaran sebagai perantara pesan dari guru sebagai pengirim pesan kepada siswa sebagai penerima pesan agar penerima pesan memiliki motivasi untuk belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Di dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat menggunakan media pembelajaran yang efisien dan sederhana demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Piaget (dalam Salkind 2009: 326) mengatakan bahwa usia siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini anak dapat memecahkan masalah yang tergolong sedikit abstrak namun tetap bergantung pada informasi perseptual. Penggunaan media berperan sebagai pendukung informasi untuk menjembatani siswa dalam memahami konsep yang abstrak dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran sehingga guru dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang dapat digunakan apabila belum tersedia media yang ingin digunakan.

Munandi (2010: 7-8) mendefinisikan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan


(21)

kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat diantaranya adalah membuat pembelajaran lebih menarik dan bervariasi sehingga dapat menarik perhatian dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Bahan pembelajaranpun akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa. Melalui penggunaan media pembelajaran siswa dapat lebih banyak terlibat dalam kegiatan belajar dan tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja tetapi siswa dapat terlibat dalam aktivitas lain seperti mengamati, mendemontrasikan, maupun melakukan.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di SDN Deresan pada hari Kamis, 23 Juni 2016 pukul 12.00 WIB dengan guru kelas V sekolah dasar selaku guru yang mengampu mata pelajaran IPA di kelas V. Guru mengatakan bahwa dalam pembelajaran guru menerapkan metode diskusi kelompok dengan membuat kelompok yang memiliki karakteristik siswa yang heterogen dengan harapan agar siswa yang berkemampuan tinggi dapat bekerja sama dan membantu siswa lain yang berkemampuan kurang. Selain itu pada beberapa materi tertentu dalam pembelajaran IPA guru menggunakan media seperti gambar, dan contoh-contoh benda yang berkaitan dengan materi.

Menurut guru kelas V penggunaan media sangatlah penting dalam mendukung meteri apapun dalam mata pelajaran IPA. Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) mengatakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut


(22)

Samatowa (2011: 4) metode pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajara IPA adalah metode belajar melalui pengalaman langsung menggunakan media sehingga dapat memperkuat daya ingat siswa. Namun pada praktiknya seringkali guru belum memaksimalkan penggunaan media di kelas sehingga terdapat beberapa materi yang belum memanfaatkan penggunaan media. Media sangat berperan dalam menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih antusias. Media juga merupakan jembatan untuk membantu siswa dalam memahami materi.

Guru kelas V juga mengatakan bahwa penggunaan media masih memegang peran penting dalam kegiatan pembelajaran. Melalui penggunaan media siswa dapat merasakan menyentuh secara langsung dan beraktivitas memanfaatkan media yang digunakan. Adapun penggunaan kartu domino modifikasi IPA merupakan salah satu hal baru bagi guru dan belum pernah menemui penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran IPA. Menurut guru penggunaan kartu domino modifikasi IPA merupakan hal baru pula bagi siswa kelas V dan perlu diajarkan pada saat kegiatan pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa agar lebih memahami materi pelajaran serta membuat siswa memiliki pengalaman belajar yang barvariasi.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan diketahui bahwa penggunaan media masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran IPA di SDN Deresan. Kondisi sekolah belum memiliki perangkat information and communication technology (ICT) yang memadai, oleh karena itu penggunaan media yang


(23)

penting dalam kegiatan pembelajaran. Adanya media tradisional atau konvensional dalam kegiatan pembelajaran akan menuntut siswa untuk beraktivitas menggunakan media tersebut sehingga membuat siswa lebih interaktif selama kegiatan pembelajaran. Piaget (dalam Salkind: 326) mengatakan bahwa anak usia 7-12 tahun termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret. Usia siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan tersebut, pada tahap ini anak masih membutuhkan informasi perseptual sebagai media yang mendukung pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu peran media dalam kegiatan pembelajaran masih sangat penting.

Melihat adanya kebutuhan tersebut maka peneliti memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan media dalam kegiatan pembelajaran dengan mengembangkan media “Kartu Domino Modifikasi IPA” untuk siswa kelas V sekolah dasar. Berdasarkan penggolongan menurut segi perkembangan teknologi yang dijelaskan oleh Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2013: 35), kartu domino modifikasi IPA termasuk ke dalam jenis media tradisional. Kartu domino modifikasi IPA ini dikembangkan pada materi “Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda”. Kartu domino modifikasi IPA diterapkan pada materi ini karena sekolah belum memiliki media untuk mendukung kegiatan pembelajaran pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda, selain itu guru mengatakan bahwa pada materi tersebut masih nilai rerata kelas masih di bawah kriteria ketuntasan minimal. Nilai rerata kelas yaitu sebesar 73 sedangkan nilai


(24)

kriteria ketuntasan minimal adalah 75. Materi “Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda” merupakan salah satu kompetensi dasar kelas V pada semester 1 di bawah standar kompetensi 4 yaitu “Memahami Hubungan Antara Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur pengembangan produk berupa kartu domino modifikasi IPA pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan?

2. Bagaimana kualitas produk kartu domino modifikasi IPA yang layak pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan produk berupa kartu domino modifikasi IPA pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan.


(25)

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk berupa kartu domino modifikasi IPA yang layak pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas V sekolah dasar. Media yang digunakan berupa kartu domino modifikasi IPA pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda dalam kegiatan pembelajaran

2. Secara Praktis a. Bagi Siswa

1. Siswa memiliki pengalaman belajar menggunakan kartu domino modifikasi IPA.

2. Mendapatkan variasi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(26)

b. Bagi Guru

1. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi guru dalam memanfaatan media dalam pembelajaran di kelas agar guru dapat memberikan pembelajaran yang bervariasi ketika mengajar.

2. Memiliki salah satu jenis media yaitu kartu domino modifikasi IPA yang dapat digunakan maupun dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1. Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dengan memanfaatkan penggunaan media secara optimal.

2. Memiliki salah satu variasi media yaitu kartu domino modifikasi IPA khususnya pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda.

d. Bagi Mahasiswa

1. Menambah pengetahuan tentang jenis penelitian Research and Development (R&D).

2. Memiliki pengalaman dalam mengembangkan kartu domino modifikasi IPA serta penerapannya pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda.

3. Memiliki produk berupa kartu domino modifikasi IPA yang dapat digunakan pada masa mendatang.


(27)

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini batasan istilah dibatasi pada :

1. Pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara guru dan siswa untuk menyampaikan pesan melalui saluran tertentu kepada penerima pesan.

2. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi materi dari pengirim ke penerima agar siswa dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif serta siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap. 3. IPA merupakan ilmu tentang alam, atau ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

4. Kartu domino modifikasi IPA adalah kartu domino yang telah mengalami modifikasi atau perubahan pada isi di dalam kartu domino yang awalnya berisi titik besar dengan jumlah tertentu diubah menjadi berisi pernyataan dan jawaban yang akan dipasangkan dengan kartu lain yang sesuai.

5. Materi bahan penyusun benda dan sifatnya merupakan materi yang mempelajari tentang sifat-sifat benda yang ada di lingkungan sekitar dan perubahan sifat benda yang terjadi. Materi ini berada di bawah Standar Kompetensi 4 kelas V sekolah dasar semester 1.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk kartu domino modifikasi IPA yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(28)

a. Kartu domino modifikasi IPA dicetak pada kertas jenis ivory 210 dengan ketebalan kertas sekitar 0,5 mm.

b. Kartu domino modifikasi pembelajaran IPA dicetak dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar 4 cm.

c. Warna latar belakang kartu domino modifikasi IPA untuk pertemuan pertama adalah warna hijau muda dan warna latar belakang kartu domino modifikasi IPA untuk pertemuan kedua adalah warna biru muda. Warna ini dipilih karena terlihat lebih cerah agar lebih menarik perhatian siswa. d. Penulisan kalimat dalam kartu domino modifikasi IPA ditulis

menggunakan jenis huruf comic sans dengan ukuran 12. Warna huruf dalam kartu domino modifikasi IPA untuk pertemuan pertama berwarna biru sedangkan warna huruf dalam kartu domino modifikasi IPA untuk pertemuan kedua berwarna merah.

e. Kartu domino modifikasi IPA berisi pernyataan dan jawaban tentang materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

1. Teori Perkembangan Anak

Salkind (2009: 311) menjelaskan bahwa perkembangan adalah proses spontan dengan cakupan luas yang berakibat pada gejala pertambahan secara terus menerus, modifikasi, dan penyusunan ulang (reorganisasi) struktur-struktur psikolog. Menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 312) proses perkembangan terdiri atas empat faktor yaitu maturasi, pengalaman, transmisi sosial, dan ekuilibrasi. Maturasi adalah proses terjadinya perubahan biologis yang dikendalikan oleh mekanisme bawaan. Pengalaman merupakan interaksi dengan lingkungan agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungan. Transmisi sosial merupakan sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang ditransmisikan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lainnya. Sedangkan ekuilibrasi adalah upaya untuk mengusahakan keseimbangan atau keteraturan untuk menjaga agar individu berada pada jalur yang benar.

Salkind (2009: 326) juga mengatakan bahwa Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi empat tahap perkembangan yang disederhanakan dalam kelompok usia tertentu. Tahap perkembangan menurut Piaget adalah sebagai berikut :


(30)

1. Tahap sensorimotor (berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun) 2. Tahap praoperasional (berlangsung dari usia 2 sampai 7 tahun) 3. Tahap operasional konkret (berlangsung dari usia 7 sampai 12 tahun) 4. Tahap operasional formal (berlangsung dari usia 12 tahun sampai masa

dewasa).

Dilihat dari pengelompokan tahapan tersebut, maka siswa kelas V sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret dengan rerata usia siswa kelas V adalah 10-11 tahun. Dalam tahapan ini menggambarkan peralihan dramatis dari pemikiran yang basisnya tidak logis menuju pemikiran yang basisnya logis. Anak pada tahap operasional konkret mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai tugas kognitif. Pada tahap ini anak menjadi makhluk sosiosentris yang menyadari bahwa setiap orang memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Anak pada tahap operasional konkret dapat memecahkan masalah yang tergolong sedikit abstrak, namun mereka tetap bergantung pada informasi perseptual untuk merumuskan dan menguji hipotesis.

Pada tahap operasional konkret anak bisa menciptakan hierarki dari berbagai kelompok (kelas) yang berbeda dan memahami hubungan yang ada diantara anggota kelompok (klasifikasi). Anak mampu melakukan operasi secara terbalik. Anak juga mampu menderetkan atau menempatkan kejadian atau objek-objek dalam satu rangkaian yang teratur menurut karakteristik tertentu (penderetan). Dalam segi egosentrisme anak tidak


(31)

lagi terlalu berpusat pada dirinya, namun ia masih tetap lebih asyik dengan kebenaran asumsinya sendiri daripada dengan tuntutan dunia nyata.

Berdasarkan paparan sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan merupakan proses spontan dengan cakupan luas yang mengakibatkan pertambahan, modifikasi, dan penyusunan ulang struktur psikolog. Proses perkembangan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu maturasi, pengalaman, transmisi sosial, dan ekuilibrasi. Tahap perkembangan dikelompokkan menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap praoperasional konkret, dan tahap operasional formal. Adapun siswa kelas V sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Putra (2013: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah interaksi dua arah antara guru dan siswa serta teori dan praktik. Sanjaya (2014: 61) berpendapat bahwa proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai salah satu sarana penyampaian materi pelajaran. Sedangkan Sadiman (2008: 11) mengatakan bahwa proses belajar mengajar adalah proses komunikasi penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media atau saluran tertentu ke penerima pesan. Dari ketiga pendapat tersebut pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara guru dan


(32)

siswa untuk menyampaikan pesan melalui saluran tertentu ke penerima pesan.

b. Ciri-ciri Pembelajaran

Terdapat beberapa ciri-ciri pembelajaran menurut Gino (dalam Putra, 2013: 26) yaitu adanya unsur dinamis dalam proses pembelajaran meliputi motivasi belajar, bahan ajar, alat bantu atau media belajar, suasana belajar, dan kondisi siswa yang belajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendakinya dapat tercapai. Bahan ajar merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat bantu atau media belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa agar materi yang disampaikan mudah diserap oleh siswa. Suasana belajar juga memberikan pengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dengan suasana belajar yang berjalan dua arah serta adanya kegembiraan akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Kondisi siswa yang belajar juga akan berpengaruh terhadap partisipasinya dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peran dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan.


(33)

menimbulkan kegiatan belajar, bahan ajar yang merupakan segala informasi yang akan disampaikan, alat bantu atau media belajar untuk menyampaikan informasi, suasana belajar yang menyenangkan, dan kondisi siswa.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi dua arah antara guru dan siswa. Interaksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan pesan melalui saluran tertentu. Pembelajaran memiliki ciri yaitu adanya unsur dinamis yang meliputi motivasi belajar, bahan ajar, alat bantu atau media belajar, suasana belajar, dan kondisi siswa.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Munandi (2013:7-8) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Geralch dan Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Sedangkan Sadiman (2008: 7) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari


(34)

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga proses belajar dapat terjadi.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi materi dari pengirim ke penerima agar siswa dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif serta siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Arsyad (2010: 12) menjelaskan tiga ciri media pembelajaran yang dikemukakan oleh Geralch dan Ely, yaitu :

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) yaitu menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) yaitu kemampuan untuk mengubah suatu kejadian atau objek ke dalam bentuk lain agar dapat disajikan kepada siswa.

3. Ciri Distributif (Distributive Property) yaitu memungkinkan suatu objek atau kejadian diangkut atau dipindahkan dan dapat tersaji di depan siswa.

Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Arsyad (2010: 12), Kustandi (2013: 12-13) juga menjelaskan tiga ciri-ciri media pembelajaran menurut Geralch dan Ely yaitu:


(35)

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) merupakan ciri yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek sehingga dapat disusun kembali dengan media.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) merupakan kemampuan media untuk memanipulasi suatu kejadian agar dapat disajikan kepada siswa dalam waktu yang lebih singkat.

3. Ciri Distributif (Distributive Property) merupakan ciri media yang memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan dapat disajikan kepada siswa.

Dari kedua pendapat tersebut maka ciri-ciri media pembelajaran antara lain (a) Ciri Fiksatif (Fixative Property) yaitu kemampuan media untuk merekan, menyimpan dan merekonstruksi peristiwa atau objek, (b) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) yaitu kemampuan media untuk memanipulasi atau mengubah kejadian atau objek ke dalam bentuk lain, (c) Ciri Distributif (Distributive Property) yaitu kemampuan media untuk memindahkan kejadian atau peristiwa agar dapat disajikan kepada siswa.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2007: 16) menyampaikan empat fungsi media pembelajaran yaitu :

1. Fungsi atensi, yaitu menarik sehingga mampu mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran.


(36)

2. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa dalam pembelajaran.

3. Fungsi kognitif, yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dalam pembelajaran.

4. Fungsi kompensatoris, yaitu membantu siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran.

Sanjaya (2014: 73-74) menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi komunikatif, yaitu media pembelajaran dapat digunakan untuk mempermudah komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

2. Fungsi motivasi, merupakan fungsi media untuk membuat siswa agar lebih termotivasi dalam belajar sehingga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.

3. Fungsi kebermaknaan, yaitu bahwa media dapat berfungsi untuk meningkatkan aspek sikap dan keterampilan tidak hanya aspek kognitif saja.

4. Fungsi penyamaan persepsi, merupakan fungsi media yang dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

5. Fungsi individualitas, yaitu fungsi media untuk melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar


(37)

Dari kedua pendapat tersebut fungsi media pembelajaran meliputi (a) fungsi atensi merupakan kemampuan media untuk mengarahkan perhatian siswa, (b) fungsi afektif merupakan kemampuan menggugah emosi dan sikap siswa, (c) fungsi kognitif yaitu pencapaian tujuan pembelajaran, (d) fungsi kompensatoris yaitu membantu siswa yang berkemampuan lemah, (e) fungsi komunikatif yaitu mempermudah komunikasi, (f) fungsi motivasi merupakan fungsi media membuat siswa lebih termotivasi, (g) fungsi kebermaknaan merupakan fungsi meningkatkan aspek sikap dan keterampilan, (h) fungsi pernyamaan persepsi merupakan fungsi menyamakan persepsi setiap siswa, dan (i) fungsi individualitas yaitu fungsi untuk melayani kebutuhan setiap individu.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran mempunyai berbagai manfaat. Sanaky (2013: 5) menjelaskan manfaat media pembelajaran antara lain :

1. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami pembelajar serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.

3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan dari pengajar.


(38)

4. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan.

Arsyad (2010: 29) mengatakan bahwa manfaat dari media pembelajaran antara lain :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang

dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

Sukiman (2012: 44) menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran memiliki manfaat praktis sebagai berikut :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan


(39)

interaksi yang lebih langsung dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

Kesimpulan dari ketiga pendapat tersebut bahwa manfaat media pembelajaran yaitu memperjelas penyajian pesan, meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa, mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, menimbulkan motivasi belajar.

e. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Seel & Glasglow (dalam Arsyad 2013 :35) apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi, media dibagi kedalam dua kategori yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir. Adapun media tradisonal terdiri dari : (1) visual diam yang diproyeksikan antara lain kepingan film, (2) visual yang tidak diproyeksikan antara lain: gambar, poster, foto, charts, grafik, diagaram, pameran, papan info, papan bulu, (3) audio antara lain: rekaman dan pita kaset, (4) penyajian multimedia: slide beserta suara/tape, (5) cetak: buku teks, modul, teks terprogram,lembaran lepas, (6) permainan : teka-teki, simulasi, permainan papan, (7) realia: model, specimen/contoh, manipulatif peta, dan boneka.

Kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam jenis media tradisional atau media konvensional berbentuk cetakan. Adapun


(40)

kelebihan dari media tradisonal atau media konvensional jenis cetakan menurut Arsyad (2013: 40) adalah sebagai berikut:

1. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa.

2. Dapat mengulangi materi dalam media cetakan, serta siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.

3. Perpaduan teks dan gambar dalam media cetak dapat menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam format verbal dan visual.

4. Materi dalam media teks dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Mudlofir (2016: 139) mengklasifikasikan jenis media berdasarkan kelompok tertentu yaitu :

1. Klasifikasi media berdasarkan bentuk dan ciri fisik, media dibagi menjadi dua yaitu media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media dua dimensi adalah media yang penampilannya memiliki ukuran panjang dan lebar serta hanya dapat diamati dari satu arah pandang. Sedangkan media tiga dimensi adalah media yang penampilannya memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi serta dapat diamati dari berbagai arah pandang.

2. Klasifikasi media berdasarkan pengalaman sederhana, digolongkan menjadi tiga jenis pengalaman yaitu pengalaman langsung,


(41)

langsung yaitu pengalaman melalui keterlibatan langsung dalam suatu peristiwa atau mengamati objek yang sebenarnya. Pengalaman tiruan yaitu pengalaman yang didasarkan pada model, dramatisasi atau rekaman. Sedangkan pengalaman dari kata-kata yaitu pengalaman yang berasal dari perkataan, rekaman kata maupun kata-kata tulis atau cetak.

3. Klasifikasi berdasarkan persepsi indera, digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu media visual (dapat dilihat oleh indera), media audio (dapat didengar), dan media audio visual (dapat dilihat dan didengar).

4. Klasifikasi berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya, media digolongkan menjadi tujuh kelompok yaitu (a) kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua: media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga: media audio, (d) kelompok keempat: media audio-visual, (e) kelompok kelima: media gambar hidup/film, (f) kelompok keenam: media televisi, (g) kelompok ketujuh: multimedia.

Jadi klasifikasi jenis media pembelajaran menurut Seel & Glasglow (dalam Arsyad 2013 :35) dilihat dari segi perkembangan teknologi media dibagi menjadi media tradisional dan media mutakhir. Jenis media pembelajaran menurut Mudlofir (2016: 139) dibagi menjadi empat jenis yaitu (1) berdasarkan bentuk dan ciri fisik media pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu media dua dimensi dan


(42)

media tiga dimensi, (2) berdasarkan pengalaman sederhana dibagi menjadi tiga yaitu pengalaman langsung, pengalaman tiruan, dan pengalaman dari kata-kata, (3) berdasarkan persepsi indera dibagi menjadi tiga yaitu media visual, media audio, dan media audio visual, (4) berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya dibagi menjadi tujuh kelompok.

Berdasarkan paparan sebelumnya peneliti mengambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan secara efisien dan efektif agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Media dapat diklasifikasian berdasarkan perkembangan teknologi, bentuk dan ciri fisik, pengalaman sederhana, persepsi indera, dan penyajian. Media tradisional bentuk cetak memiliki kelebihan antara lain materi dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa, siswa akan berpikir secara logis, menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi, ekonomis dan praktis. Ciri-ciri media terdiri dari ciri fiksatif, ciri manipulatif, dan ciri distributif. Media pembelajaran memiliki fungsi yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi kompensatoris, fungsi komunikatif, fungsi motivasi, fungsi kebermaknaan, fungsi penyamaan persepsi, dan fungsi individualitas. Media pembelajaran memiliki manfaat untuk memperjelas penyajian pesan, meningkatkan dan mengarahkan perhatian, mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu,


(43)

4. Kartu domino modifikasi IPA a. Pengertian Kartu Domino

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 628) kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 339) pengertian domino adalah sebuah permainan dengan 28 kartu (kayu, tulang, dsb) yang bermata (bertitik besar), setiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik. Berikut ini merupakan gambar kartu domino pada umumnya.

www.google.comimgresimgurl Gambar 2.1 Kartu Domino Pada Umumnya

Adapun dalam penelitian ini kartu domino telah mengalami modifikasi sehingga tidak lagi sama persis dengan bentuk aslinya. Kartu domino modifikasi IPA adalah kartu domino yang telah mengalami modifikasi atau perubahan pada isi di dalam kartu domino yang awalnya berisi titik besar dengan jumlah tertentu diubah menjadi berisi pertanyaan dan jawaban yang akan dipasangkan dengan kartu lain yang sesuai. Cara bermain kartu domino modifikasi IPA adalah sebagai berikut:


(44)

a. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 2-3 anak dan mengisi identitas pada lembar kerja.

b. Setelah mendapatkan satu set kartu domino, siswa mengambil satu kartu pertama yang bertanda “Mulai”.

c. Setelah kartu pertama dikeluarkan, siswa mencari pasangan kartu pertama dengan mencari jawaban yang terdapat pada kartu berikutnya.

d. Konsep pada sisi kartu bagian kanan merupakan pernyataan yang hanya dapat dipasangkan dengan jawaban yang terdapat pada sisi kartu bagian kiri pada kartu berikutnya.

e. Siswa mengurutkan semua kartu domino modifikasi dengan mencocokkan konsep pernyataan yang terdapat pada sisi kartu bagian kanan dengan jawaban yang terdapat pada sisi kartu bagian kiri pada kartu berikutnya.

f. Siswa menyusun urutan kartu domino modifikasi secara menyamping dari arah kiri ke arah kanan hingga menjadi susunan yang benar.

g. Permainan kartu domino modifikasi diakhiri dengan kartu terakhir yang bertanda “Selesai”.

h. Siswa menuliskan pernyataan beserta pasangan jawaban yang benar pada lembar kerja siswa.


(45)

Gambar 2.2 Kartu domino modifikasi IPA

Berdasarkan klasifikasi menurut Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2013: 35), kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam jenis media tradisional bentuk cetak. Sedangkan berdasarkan klasifikasi menurut Mudlofir (2016: 139), dari segi klasifikasi media berdasarkan bentuk dan ciri fisik maka kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam bentuk dua dimensi. Dari segi klasifikasi media berdasarkan pengalaman sederhana, kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam kelompok pengalaman dari kata-kata. Dari segi klasifikasi berdasarkan persepsi indera, kartu domino modifikasi IPA termasuk dalam kelompok media visual (dapat dilihat oleh indera). Sedangkan klasifikasi berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kartu


(46)

domino modifikasi IPA termasuk dalam kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam.

Adapun kelebihan dari kartu domino modifikasi IPA antara lain: (a) tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mempersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, (b) praktis, ringkas, dan mudah dibawa, (c) tidak membutuhkan ruang yang terlalu luas, (d) memuat materi yang dikemas dalam bentuk permainan sehingga membuat siswa lebih aktif serta mendominasi kegiatan pembelajaran, (e) menarik perhatian siswa dan sesuai dengan karakeristik siswa usia sekolah dasar.

Berdasarkan paparan di atas, kartu domino modifikasi IPA adalah kartu domino yang telah mengalami modifikasi. Modifikasi dilakukan dengan mengubah titik bulat pada bagian tengah kartu menjadi pernyataan dan jawaban yang berkaitan dengan materi IPA. Kartu domino modifikasi IPA dimainkan secara berkelompok dengan cara menyusun urutan kartu hingga menjadi urutan yang benar.

5. Materi IPA a. Hakikat IPA

IPA merupakan singkatan dari kata Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut Srini (2001: 2), IPA merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Natural Science. Natural memiliki arti alamiah, berhubungan dengan alam. Sedangkan scienceberarti ilmu pengetahuan. Jadi secara


(47)

tentang alam, atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Srini (2001: 2-14) menjelaskan bahwa pada dasarnya IPA terbagi menjadi IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. 1. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk merupakan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin atau disebut juga sebagai produk IPA. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.

Adapun yang disebut fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau berbagai peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.

Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta yang ada hubungannya.

Sedangkan prinsip dalam IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh.

2. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

IPA tidak hanya kumpulan merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau makhluk-makhluk, tetapi IPA juga merupakan cara kerja atau cara berpikir dan memecahkan


(48)

masalah. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, diantaranya adalah mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.

Mengamati di dalam IPA adalah proses mengumpulkan informasi dengan menggunakan semua alat indera atau menggunakan instrumen untuk membantu alat indera. Penarikan kesimpulan dalam IPA merupakan proses penarikan kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Merumuskan hipotesis dalam IPA adalah menyusun suatu pernyataan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan yang merupakan jawaban sementara untuk masalah. Menginterprestasikan data adalah menganalisis data yang diperoleh dan menyusunnya dengan cara menentukan pola hubungannya pada data secara keseluruhan.

b. Materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda Materi sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda merupakan materi yang mempelajari tentang sifat-sifat benda yang ada di lingkungan sekitar dan perubahan sifat benda yang terjadi. Materi ini berada di bawah Standar Kompetensi 4 kelas V sekolah dasar semester 1. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


(49)

Tabel 2.1 SK dan KD Materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Benda dan Sifatnya

4.Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses.

4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan

penyusunnya,misalnya benang, kain, dan kertas.

4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

Benda-benda yang ada di lingkungan sekitar tersusun dari berbagai bahan penyusun benda yang berbeda sehingga memiliki sifat yang berbeda pula. Berbagai bahan penyusun benda antara lain:

1. Serat

Serat adalah jaringan serupa benang atau pita panjang yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Serat dibagi menjadi 2 yaitu serat alami dan serat buatan.

2. Kertas

Kertas merupakan bahan yang terbuat dari serat tumbuhan yang digabungkan menjadi lembaran-lembaran.

3. Benang

Benang merupakan gabungan gabungan dari berbagai serat. Benang mempunyai sifat lentur dan tidak mudah putus.

4. Kain


(50)

5. Tali

Tali tersusun dari banyak benang yang dipilin dan diberi perekat sehingga menjadi tali.

6. Kayu

Kayu merupakan bahan yang banyak digunakan untuk membuat perabotan rumah. Kayu memiliki sifat tidak menghantarkan panas dan mudah dibentuk.

7. Plastik

Plastik merupakan bahan olahan dari biji plastik. Palstik memiliki sifat tahan air, tidak menghantarkan listrik, lentur dan mudah dibentuk.

8. Karet

Karet merupakan bahan yang banyak digunakan untuk membuat benda-benda seperti sendal, alas sepatu, bola basket dan ban kendaraan bermotor. Karet memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan panas, dan kuat.

Benda-benda dapat mengalami perubahan sifat benda. Beberapa faktor penyebab perubahan sifat benda antara lain pemanasan, pendinginan, pembakaran, pembusukan, dan perkaratan. Perubahan sifat benda dibagi menjadi dua yaitu perubahan benda yang dapat balik dan perubahan benda yang tidak dapat balik.


(51)

B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan menjelaskan tentang penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yang dapat mendukung penelitian ini.

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ruseno (2011) dengan judul Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatakn keterampilan berhitung pada materi pecahan dengan media kartu domino yang dilakukan pada kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Proses penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus, pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kartu domino dapat meningkatkan keterampilan berhitung pecahan pada siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan keterampilan berhitung pecahan yang diperoleh dari nilai


(52)

rerata hasil tes awal kondisi awal yaitu 46,62 dengan ketuntasan klasikal 23,53%. Pada siklus I nilai rerata kelas meningkat mencapai 55,74 dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 52,94%. Pada siklus II nilai rerata kelas meningkat menjadi 63,53 dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 70,59%. Pada siklus III nilai rerata kelas meningkat menjadi 72,94 dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 82,35%.

Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Istinganah (2015) dengan judul “Perbedaan Keterampilan Operasi Hitung Perkalian Antara Kelas yang Menggunakan kartu Domino Perkalian dan Permainan Tali Pas Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedongkiwo Yogyakarta”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan operasi hitung perkalian antara kelas yang menggunakan kartu domino perkalian dan permainan tali pas dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas II SDN Gedongkiwo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan metode eksperimen quasi dan bentuk desain nonequivalent control group design. Subjek penelitian terdiri dari 27 siswa kelas II A dan 27 siswa kelas II B SDN Gedongkiwo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah tes isian singkat dan pedoman observasi. Teknik analisi data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan cara membandingkan rerata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa


(53)

yang menggunakan kartu domino dan tali pas. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rerata akhir kelompok eksperimen yaitu sebesar 17,44 sedangkan nilai rerata akhir kelompok kontrol yaitu sebesar 15,37.

Penelitian yang relevan ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Darmaswari (2014) dengan judul Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Klepu. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan kemandirian dan hasil belajar menggunakan media pembelajaran kartu domino, untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran kartu domino dapat meningkatkan kemandirian, serta untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model siklus Kemmis dan Taggart. Penelitian ini menggunakan dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian berjumlah 24 siswa kelas IV SD Kanisius Klepu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, kuesioner, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya meningkatkan kemandirian dan hasil mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu menggunakan media pembelajaran kartu domino dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (a) guru menjelaskan materi


(54)

menggunakan kartu domino, (b) siswa dan guru melakukan tanya jawab, (c) siswa mencoba menyelesaikan susunan kartu domino secara bergantian, (d) guru mengoreksi hasil jawaban siswa, (e) guru menjelaskan cara bermain kartu domino secara berkelompok, (f) siswa mengerjakan LKS sambil bermain kartu domino dalam kelompok. (2) penggunaan media pembelajaran kartu domino dapat meningkatkan kemandirian belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan rerata kemandirian belajar siswa kondisi awal yaitu sebesar 25 (kurang), pada siklus I sebesar 65 (baik), pada siklus II sebesar 76 (baik). (3) penggunaan media pembelajaran kartu domino dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan kondisi awal nilai rerata ulangan siswa sebesar 64, pada siklus I sebesar 80, dan pada siklus II sebesar 82. Persentase yang mencapai KKM pada kondisi awal sebanyak 63%, pada siklus II sebanyak 92%, dan pada siklus III sebanyak 100%.


(55)

Bagan 2.1 Hubungan Penelitian yang Relevan dengan Penelitian

Hasil penelitian yang relevan pertama membahas tentang peningkatan keterampilan berhitung pecahan siswa kelas III SDN 2 Kalangan Klaten tahun pelajaran 2010/2011 menggunakan media kartu domino. Penelitian ini relevan karena memiliki persamaan yaitu dalam pengembangan media kartu domino yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian yang relevan kedua membahas tentang perbedaan keterampilan operasi hitung perkalian antara kelas yang menggunakan kartu domino perkalian dan permainan tali pas pada siswa kelas IIA dan kelas IIB di Sekolah Dasar Negeri Gedongkiwo Yogyakarta. Ruseno. (2011).

Penggunaan Media Kartu Domino Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalangan Klaten

Tahun Pelajaran 2010/2011. Istinganah. (2015). Perbedaan Keterampilan Operasi Hitung Perkalian Antara Kelas yang Menggunakan kartu Domino Perkalian dan Permainan Tali

Pas Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedongkiwo Yogyakarta Darmaswari. (2014). Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Pada Mata pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD

Kanisius Klepu.

Yang Diteliti:

Wijayani. (2017). Pengembangan Kartu domino modifikasi IPA Materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa


(56)

pengembangan media kartu domino yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian yang relevan ketiga membahas tentang peningkatan kemandirian dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS menggunakan media kartu domino di SD Kanisius Klepu. Penelitian ini relevan karena memiliki persamaan yaitu dalam pengembangan media kartu domino yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada bagan sebagai berikut.

Menganalisis potensi dan masalah.

-Terdapat materi yang belum memiliki media pendukung.

- Media diperlukan untuk mendukung agar siswa lebih interaktif dalam kegiatan pembelajaran.

- Media dibutuhkan anak usia sekolah dasar yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret untuk mendukung pemahaman konsep dalam pembelajaran.

Menganalisis dan menentukan SK, KD dan materi kelas V semester I yang belum memiliki media dan masih terdapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal, yaitu pada SK 4, KD 4.1 dan 4.2, materi sifat bahan

dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda.

Merancang desain kartu domino modifikasi IPA Menganalisis penelitian yang relevan


(57)

Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dan siswa untuk menyampaikan pesan melalui saluran tertentu ke penerima pesan. Media diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sebagai sarana penyampai pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Namun berdasarkan analisis kebutuhan ditemukan permasalahan belum terdapat media yang mendukung untuk beberapa materi tertentu dan guru hanya menggunakan metode ceramah. Penggunaan media pembelajaran dibutuhkan untuk mendukung aktivitas siswa agar lebih interaktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu penggunaan media konvensional dibutuhkan untuk siswa usia sekolah dasar yang masih berada pada tahap perkembangan operasional konkret yang masih membutuhkan media sebagai jembatan penyalur pesan untuk memahami konsep pembelajaran. Adapun salah satu materi yang belum memiliki media pendukung salah satunya adalah pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda. Pada materi tersebut juga masih terdapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal.

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengembangkan produk berupa “Kartu Domino Modifikasi IPA” untuk menjawab kebutuhan di lapangan. Kartu domino modifikasi IPA merupakan modifikasi dari kartu domino dengan mengubah gambar titik bulat yang ada pada bagian tengah kartu domino. Gambar titik bulat yang terdapat pada tengah kartu diubah menjadi pernyataan dan jawaban yang sesuai dengan materi IPA. Hal tersebut menjadi ciri khas kartu domino modifikasi IPA dalam penelitian ini, kartu


(58)

domino modifikasi bukan lagi berisi titik bulat melainkan berisi materi mata pelajaran IPA sehingga dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur pengembangan produk berupa kartu domino modifikasi IPA pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan?

2. Bagaimana kualitas produk kartu domino modifikasi IPA yang layak pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan menurut dosen ahli pembelajaran IPA dan menurut guru kelas V sekolah dasar?

3. Bagaimana kualitas produk kartu domino modifikasi IPA pada materi Sifat Bahan dengan Penyusunnya dan Perubahan Sifat Benda menurut hasil uji coba produk dan hasil uji coba pemakaian?


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Research dan Development (R & D). Sugiyono (2015: 407) mengatakan bahwa jenis penelitian R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektivan produk tersebut. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah kartu domino modifikasi IPA untuk materi sifat bahan dengan bahan bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda pada kelas V semester I.

Sugiyono (2015: 409) menjelaskan prosedur pengembangan dalam penelitian jenis R & D terdapat 10 langkah pelaksanaan yang meliputi: tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi massal. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.


(60)

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode

Research dan Development (R&D)

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang terdiri dari 10 langkah menurut Sugiyono (2015: 409-427) dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Potensi dan Masalah

Suatu penelitian dilaksanakan karena adanya suatu masalah atau potensi tertentu. Potensi merupakan segala sesuatu yang dapat memiliki nilai tambah apabila didayagunakan. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi atau masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai data atau informasi. Data atau informasi yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai bahan untuk merencanakan produk untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba

Produk Revisi

Produk

Revisi Produk Uji Coba Pemakaian

Produksi Massal


(61)

3. Desain Produk

Data atau informasi yang telah didapatkan kemudian diwujudkan dalam sebuah desain produk. Desain produk harus digambarkan dengan jelas dan rinci agar memudahkan dalam menilainya. Desain produk yang dirancang ini masih bersifat hipotetik, sehingga efektivitasnya perlu dibuktikan melalui pengujian-pengujian terlebih dahulu.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan langkah atau kegiatan untuk menilai apakah penerapan desain produk lebih efektif atau tidak. Validasi desain masih bersifat rasional karena merupakan penilaian berdasarkan pemikiran rasional dan belum berdasarkan fakta lapangan. Validasi desain dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli untuk menilai kelebihan dan kekurangan desain produk yang dirancang.

5. Revisi Desain

Berdasarkan penilaian dari pakar atau tenaga ahli pada langkah validasi desain, maka langkah selanjutnya adalah revisi desain. Revisi desain merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada produk yang telah dirancang. 6. Uji Coba Produk

Setelah desain produk divalidasi dan direvisi maka langkah selanjutnya adalah desain produk dalam bentuk model awal diuji cobakan. Uji coba produk dilakukan untuk memperoleh data berdasarkan fakta


(62)

lapangan sebagai bahan pertimbangan dalam menyempurnakan produk yang akan digunakan dalam langkah uji coba pemakaian.

7. Revisi Produk

Data yang didapatkan dari uji coba produk menjadi bahan pertimbangan apabila masih terdapat kelemahan maka produk perlu diperbaiki terlebih dahulu. Setelah diperbaiki maka perlu diuji cobakan kembali pada langkah uji coba pemakaian.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah berhasil melaksanakan uji coba produk dan melakukan perbaikan sesuai yang dibutuhkan maka langkah selanjutnya adalah uji coba pemakaian. Uji coba pemakaian merupakan langkah mengujikan kembali produk yang telah dibuat untuk diterapkan pada kelas lainnya yang lebih luas. Pada langkah ini peneliti melihat efektivitas penggunaan media yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.

9. Revisi Produk

Langkah revisi produk dilakukan apabila dalam langkah uji coba pemakaian masih terdapat kekurangan. Langkah ini juga merupakan evaluasi terhadap produk untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan penyempurnaan produk agar memiliki kualitas yang lebih baik lagi.


(63)

10. Produksi Massal

Apabila produk telah dinyatakan efektif dan layak digunakan setelah melalui beberapa pengujian, maka produk dapat dibuat secara massal.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sembilan langkah pengembangan yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, dan (9) revisi produk. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki sehingga peneliti membatasi hanya sampai pada langkah ke sembilan.

B. Setting Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kartu domino yang telah dimodifikasi untuk mata pelajaran IPA pada materi sifat bahan dengan bahan bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda sehingga dapat digunakan oleh siswa kelas V di semester ganjil.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB di SDN Deresan pada tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 30 siswa.


(64)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Deresan yang beralamat di Jl. Cempaka CT X, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan pada bulan Juni tahun 2016 hingga pembuatan artikel penelitian pada bulan April tahun 2017. Kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2016 antara lain analisis kebutuhan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni-Juli, desain produk dilakukan pada bulan Juli-Agustus, validasi desain dilakukan pada bulan September-Oktober, revisi desain dilakukan pada bulan Oktober, uji coba produk dilakukan pada bulan November, revisi produk dilakukan pada bulan November, uji coba pemakaian dilakukan pada bulan November. Sedangkan penyusunan laporan dan revisi produk akhir dilakukan dari bulan Desember tahun 2016 hingga bulan Maret tahun 2017. Sidang skripsi dan pembuatan artukel dilakukan pada bulan April tahun 2017.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan kartu domino modifikasi IPA dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah penelitian dan pengembangan model Borg dan Gall yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015: 409). Dalam penelitian ini


(65)

sampai pada langkah ke sembilan yaitu pada langkah revisi produk. Hal ini dilakukan karena alasan keterbatasan waktu yang dibutuhkan. Sembilan langkah pengembangan yang digunakan oleh peneliti yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, dan (9) revisi produk. Berikut ini bagan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti.


(66)

LANGKAH 1 “Potensi dan Masalah” Analisis kebutuhan Wawancara

LANGKAH 2 “Pengumpulan Data” Hasil wawancara

LANGKAH 3 “Desain Produk” Menentukan SK, KD dan materi

Menyusun perangkat pembelajaran

Merancang desain produk kartu domino modifikasi IPA berdasarkan kebutuhan

LANGKAH 4 “Validasi Desain” Dosen ahli

pembelajaran IPA

Guru kelas V SD

LANGKAH 5 “Revisi Desain”

LANGKAH 7 “Revisi Produk”

LANGKAH 8 “Uji Coba Pemakaian”

Uji coba pemakaian dilaksanakan pada 30 siswa kelas V SDN Deresan Mengevaluasi dan merevisi

Mengevaluasi dan merevisi produk LANGKAH 6 “Uji Coba Produk Terbatas”

Uji coba produk dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Catur Tunggal 4

LANGKAH 9 “Revisi Produk” Revisi akhir untuk produk akhir


(67)

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi maupun masalah. Pada langkah ini peneliti melakukan kajian di sekolah dasar tempat uji coba pemakaian yaitu di SDN Deresan. Potensi maupun masalah dapat diketahui setelah melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V selaku guru yang mengampu mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa terdapat permasalah yaitu belum tersedia media untuk beberapa materi tertentu. Peran media masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menarik perhatian siswa agar siswa lebih fokus dan lebih interaktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti merancang sebuah produk berupa kartu domino modifikasi IPA yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan yang ada di sekolah.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan desain produk kartu domino modifikasi IPA. Selain itu pengumpulan data untuk merencanakan desain produk kartu domino modifikasi IPA peneliti


(68)

juga melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber lainnya.

3. Desain Produk

Langkah awal dalam merancang desain produk yaitu peneliti menentukan salah satu Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan salah satu materi terlebih dahulu sesuai dengan analisis kebutuhan. Setelah menentukan salah satu SK, KD dan materi kemudian peneliti merancang desain produk berupa kartu domino modifikasi IPA untuk materi yang telah ditentukan.

4. Validasi Desain

Peneliti melakukan validasi desain dengan dua orang dosen ahli yang berkecimpung dalam bidang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), seorang guru kelas V sekolah dasar. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian, kritik dan saran dari validator terhadap desain yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil validasi dari para validator tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.

5. Revisi Desain

Revisi desain merupakan langkah untuk memperbaiki kekurangan yang masih terdapat pada desain produk. Revisi desain dilakukan berdasarkan saran atau kritik yang diberikan oleh para validator yaitu dosen ahli dalam bidang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan


(69)

6. Uji Coba Produk

Langkah selanjutnya setelah revisi desain adalah langkah uji coba produk. Langkah uji coba produk dilakukan untuk memperoleh data dari lapangan sebagai bahan pertimbangan penyempurnaan produk. Peneliti melakukan uji coba produk kepada kelompok terbatas yang terdiri dari 30 siswa kelas V di SDN Catur Tunggal 4.

7. Revisi Produk

Dalam langkah ini peneliti menggunakan data hasil dari uji coba produk untuk melakukan revisi produk. Peneliti mempertimbangkan kekurangan yang masih terdapat selama uji coba produk untuk memperbaiki produk sebelum diuji cobakan kembali pada kelas yang lebih luas.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah melaksanakan uji coba produk dan melakukan perbaikan sesuai yang dibutuhkan maka langkah selanjutnya peneliti melaksanakan uji coba pemakaian untuk menguji keefektivan penggunaan kartu domino modifikasi IPA dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti melakukan uji coba pemakaian terhadap 30 siswa kelas VB di SDN Deresan.

9. Revisi Produk

Dalam langkah ini peneliti melakukan perbaikan terhadap beberapa kelemahan yang masih terdapat pada produk. Peneliti menggunakan data atau saran yang didapatkan sebelumnya baik pada langkah validasi desain, uji coba produk, dan uji coba pemakaian sebagai bahan


(70)

pertimbangan dalam memperbaiki produk akhir. Langkah ini bertujuan untuk menyempurnakan produk agar memiliki kualitas yang lebih baik lagi sebelum diproduksi massal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.

1. Wawancara

Sutoyo (2012: 152) mengatakan bahwa wawancara atau inteviu merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian.

Esterberg (dalam Sugiyono, 2014: 73-74) mengemukakan bahwa ada tiga macam wawancara yaitu :

a. Wawancara terstruktur (Structured interview), merupakan teknik wawancara dimana pewawancara telah memiliki pedoman wawancara serta telah mempersiapkan daftar pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang telah disiapkan.

b. Wawancara semiterstruktur (Semistructure interview), merupakan teknik wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Tujuan dari teknik wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara dimintai pendapat atau ide-idenya.


(71)

c. Wawancara tak berstruktur (Unstructured interview), merupakan teknik wawancara dimana pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun lengkap dan sistematis melainkan hanya memuat garis besar tentang permasalahan yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semistructure interview. Peneliti menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian peneliti memperdalam informasi dengan mengajukan pertanyaan tambahan yang tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Adapun kisi-kisi daftar pertanyaan yang digunakan dalam wawancara yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Daftar Pertanyaan Wawancara

Aspek Indikator Nomor item

Pembelajaran IPA Kendala yang dihadapi oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran IPA 1,13 Metode yang digunakan guru dalam

kegiatan pembelajaran IPA 2

Media Penggunaan media dalam kegiatan

pembelajaran IPA di kelas 3,10

Peran media 7,8, 12

Intensitas penggunaan media 4 Pemahaman guru terhadap media

pembelajaran/media konvensional 9,11 Media konvensional yang dimiliki

sekolah 5,6

Tabel 3.1 di atas menjelaskan mengenai bentuk pertanyaan wawancara yang akan digunakan dalam analisis kebutuhan sebagai bahan pertimbangan untuk merancang desain produk.


(72)

2. Kuesioner

Narbuko (2007: 76-77) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai suatu permasalahan atau bidang yang akan diteliti. Kuesioner disebarkan kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta untuk memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga kuesioner. Ketiga kuesioner tersebut yaitu kuesioner penilaian perangkat pembelajaran, kuesioner penilaian produk kartu domino modifikasi IPA, dan kuesioner respon siswa kelas V sekolah dasar. Kuesioner penilaian perangkat pembelajaran dan kuesioner penilaian kartu domino modifikasi IPA digunakan sebagai acuan bagi validator untuk menilai produk yang dikembangkan. Penilaian terhadap perangkat pembelajaran perlu dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan kartu domino modifikasi IPA. Sedangkan kuesioner respon siswa kelas V sekolah dasar merupakan kuesioner bagi siswa untuk memberikan penilaian terhadap penggunaan kartu domino modifikasi IPA dalam kegiatan pembelajaran. Adapun gambaran kuesioner penilain perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam kisi-kisi sebagai berikut.


(73)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penilaian Perangkat Pembelajaran

Variabel Aspek Indikator Nomor

Butir Kualitas

perangkat pembelajaran

1. Silabus a. Komponen Silabus 1,2,3,4,5 2. Identitas RPP a. Mencakup unsur

kelengkapan RPP 1

3. Indikator a. Kelengkapan SK dan KD 1 a. Penggunaan kata kerja

operasional 2

b. Kelengkapan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan

3

4. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan pembelajaran sesuai dengan KD dan indikator

1 b. Komponen ABCDdalam

tujuan pembelajaran 2 5. Materi

Pembelajaran

a. Materi pembelajaran

sesuai dengan indikator 1 b. Materi pembelajaran

sesuai dengan karakteristik siswa

2 c. Materi pembelajaran

sesuai dengan alokasi waktu

3 6. Sumber Belajar a. Sumber belajar sesuai

dengan SK dan KD, materi pembelajaran, dan karakteristik siswa

1, 2, 3

7. Media Belajar a. Media pembelajaran sesuai dengan indikator, tujuan pembelajaran, materi, dan karakteristik siswa

1, 2, 3

8. Kegiatan Pembelajaran

a. Metode pembelajaran sesuai dengan indikator, tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa

1, 2,3

b. Mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup

4,5,6 c. Pembelajaran secara

sistematis 7


(74)

waktu

9. Penilaian a. Kesesuaian dengan

indikator yang dicapai 1 b. Kelengkapan instrumen

penilaian 2

10. Penggunaan Bahasa Tulis

a. Kesesuaian penggunaan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang

Disempuranakan

1,2,3,4

Tabel di atas menggambarkan garis besar kuesioner penilaian perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yang terdiri aspek penilaian silabus, aspek identitas RPP, aspek indikator, aspek tujuan pembelajaran, aspek materi pembelajaran, aspek sumber belajar, aspek media belajar, aspek kegiatan pembelajaran, aspek penilaian, dan aspek penggunaan bahasa tulis.

Kisi-kisi kuesioner penilaian kartu domino modifikasi IPA dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penilaian Kartu Domino Modifikasi Pembelajaran IPA

Variabel Aspek Indikator Nomor

Butir Kualitas

media pembelajaran

1. Konten atau isi

a. Isi media pembelajaran

yang dikembangkan. 1, 2 b. Kemampuan media

pembelajaran yang dikembangkan

3, 4, 5, 6, 7 2. Tampilan a. Kejelasan tampilan media

pembelajaran 1, 9, 11

b. Kemenarikan media

pembelajaran 5, 6

c. Kesesuaian media pembelajaran dengan materi pembelajaran

8, 12


(1)

4.2Menyimpul-kan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. 1.Kognitif a. Produk

4.2.1 Menyusun kartu domino dengan urutan yang benar. b. Proses 4.2.2 Menganalisis tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. 4.2.3Menyimpulkan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. 2. Afektif 4.2.4Memiliki sikap percaya diri

1. Dapat menyusun kartu domino tentang perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. 2. Dapat

menganalisis dan menyimpulkan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. 3. Dapat

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses.

2 jp x 35 menit - Tes - Tes - Tes - Non Tes - Non Tes - Non Tes - Tertulis - Tertulis - Tertulis - Pengamatan guru - Pengamatan guru - Pengamatan guru 1.Penugasan 2.Isian singkat 3.Uraian 1. Susunlah kartu domino sehingga menjadi susunan yang benar! Tuliskan setiap pertanyaan maupun pernyataan beserta pasangan jawaban yang benar pada lembar kerja berikut ini! 2. Jawablah pertanyaan


(2)

3.Psikomotor

4.2.6Mendemonstrasi kan hasil kerja kelompok menggunakan kartu domino dalam kegiatan diskusi.

yang benar! 3. Jawablah

pertanyaan berikut ini dengan uraian yang jelas!

Mengetahui Yogyakarta, 28 Agustus 2016


(3)

LAMPIRAN 14 FOTO KEGIATAN

Foto Uji Coba Produk


(4)

(5)

(6)

BIODATA PENELITI

Estu Prihanti Wijayani lahir di Kabupaten Batang, pada tanggal 25 Agustsus 1995. Memulai pendidikan kanak-kanaknya di TK Mardi Siwi Blado tamat pada tahun 2001. Pendidikan dasar diperoleh di SDN Blado 03, tamat pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Blado, tamat pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMK Negeri 1 Batang, tamat pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti telah mengikuti berbagai macam kegiatan kepanitiaan. Kegiatan kepanitiaan yang pernah diikuti oleh peneliti antara lain sebagai divisi dekorasi pada kegiatan Malam Kreativitas Mahasiswa 2013, koordinator divisi dekorasi pada kegiatan Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa tahun 2014, koordinator divisi acara pada kegiatan Malam Kreativitas tahun 2015, koordinator divisi dekorasi pada kegiatan Parade Gamelan Anak Se-Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2014, dan divisi P3K pada kegiatan Inisiasi Program Studi PGSD tahun 2015. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Media Kartu Domino


Dokumen yang terkait

ENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN DENGAN BAHAN PENYUSUNNYA DAN PERUBAHAN SIFAT BENDA SEBAGAI HASIL SUATU PROSES DENGAN MODEL JIGSAW DI SDN PETARIKAN 01 KABUPATEN SUKAMARA

0 5 14

Pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah: kuasi eksperimen di MTS Nurul Huda Jakarta

5 19 227

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi indra pendengar dan peraba untuk siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng.

0 5 288

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4.

0 6 264

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi Pencernaan Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Kenteng.

1 4 255

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 3 312

Pengembangan media kartu domino modifikasi IPA materi sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda untuk siswa kelas VB di SDN Deresan.

1 14 331

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4

1 8 262

Pengembangan media kartu domino modifikasi IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan untuk siswa kelas V sekolah dasar

2 19 271

Pengembangan media kartu domino modifikasi untuk materi sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda kelas VA di SD Negeri Deresan

1 10 362