PENGGUNAAN MEDIA KARTU KWARTET DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERANAN TOKOH PERJUANGAN DALAM KEMERDEKAAN RI DI KELAS V SDN GUNUNGGADUNG.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KWARTET DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD(STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERANAN TOKOH PERJUANGAN

DALAM KEMERDEKAAN RI DI KELAS V SDN GUNUNGGADUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Yulia Ganda S

0902762

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR GRAFIK xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pemecaham Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPS ... 14

1. Pengertian IPS ... 14

2. Konsep dalam IPS ... 15

B. Pembelajaran Pendidikan IPS di SD ... 16

1. Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS SD ... 16

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan IPS SD ... 18

3. Hasil Belajar Pendidikan IPS Sd ... 19

a. Hakikat Hasil Belajar ... 19

b. Materi Pembelajaran Pendidikan IPS SD ... 19

C. Media Pembelajaran ... 22

1. Konsep Media Pembelajaran... 22

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 22

b. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 23

c. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran ... 24

2. Media Pembelajaran Kartu Kwartet ... 25

a. Pengertian Kartu Kwartet ... 25

b. Karakteristik Kartu Kwartet ... 26

c. Kelebihan Kartu Kwartet ... 26

d. Kriteria Kartu Kwartet ... 27

e. Langkah-Langkah Penggunaan Kartu Kwartet ... 27

D. Model Pembelajaran STAD ... 28

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 28

2. Pengertian Model Pembelajaran STAD ... 29

3. Strategi Pelaksanaan STAD ... 29


(3)

ii

E. Penelitian yang Relevan ... 32

F. Hipotesis Tindakan... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Waktu Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian... 40

1. Metode Penelitian... 40

2. Desain Penelitian ... 41

D. Langkah-Langkah Penelitian ... 43

E. Instrumen Penelitian... 46

1. Tes ... 46

2. Pedoman Wawancara ... 46

3. Pedoman Observasi ... 47

4. Catatan Lapangan ... 47

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 47

1. Teknik Pengolahan Data ... 47

2. Teknik Analisis Data ... 51

G. Validasi Data ... 52

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 54

B. Paparan Data Tindakan ... 58

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 58

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 58

b. Paparan Data Proses Siklus I... 58

c. Paparan Hasil Siklus I ... 67

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 68

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 74

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 74

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 75

c. Paparan Hasil Siklus II ... 83

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 85

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 90

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 90

b. Paparan Data Proses Siklus III ... 90

c. Paparan Hasil Siklus III ... 98

d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 100

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 103

1. Paparan Pendapat Siswa ... 104

2. Paparan Pendapat Guru ... 105


(4)

iii

1. Perencanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Kwartet dan Penerepan Model Pembelajarn STAD untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ... 106

2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Kwartet dan Penerepan Model Pembelajarn STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ... 107

3. Hasil Belajar dalam Penggunaan Media Kartu Kwartet dan Penerepan Model Pembelajarn STAD ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 117


(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Belajar Siswa pada Data Awal ... 5

3.1 Daftar Staf Pengajar SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 37

3.2 Daftar Siswa SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 37

3.3 Daftar Nama Siswa Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 49

4.1 Deskripsi Pembelajaran ... 54

4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 55

4.3 Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V ... 57

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 63

4.5 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 65

4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 67

4.7 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus I ... 73

4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 78

4.9 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 81

4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 83

4.11 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus II... 88

4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 94

4.13 Hasil Penilaian Ativitas Siswa Siklus III ... 96

4.14 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 99

4.15 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus III ... 101


(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tokoh Proklamasi Ir.Soekarno ... 19

2.2 Tokoh Proklamasi Moh. Hatta... 20

2.3 Tokoh Proklamasi Achmad Soebardjo ... 20

2.4 Tokoh Proklamasi Sukarni ... 21

2.5 Tokoh Proklamasi Sayuti Melik ... 22

3.1 Denah SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 36

3.2 Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 42


(7)

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 72 4.2 Grafik Persentase Peningkatan Pencapaian Target Kinerja

Guru Pada Tindakan Siklus II ... 80 4.3 Grafik Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa Pelaksanaan

Tindakan Siklus II ... 83 4.4 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis Pelaksanaan

Tindakan Siklus II ... 85 4.5 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan

Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 88 4.6 Grafik Persentase Peningkatan Pencapaian Target Kinerja

Guru Pada Tindakan Siklus III ... 95 4.7 Grafik Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Pelaksanaan

Tindakan Siklus III ... 98 4.8 Grafik Rata-ratan Peningkatan Nilai Tes Tertulis Pelaksanaan

Tindakan Siklus III ... 100 4.9 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan

Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 103 4.10 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 111


(8)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A DATA AWAL

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 117

A.2 Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar ... 118

A.3 Hasil Tes Belajar Data Awal ... 119

LAMPIRAN B DATA SIKLUS I B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 124

B.2 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus I ... 135

B.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 136

B.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 138

B.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 141

B.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 143

B.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 145

B.8 Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 146

B.9 Foto Kegiatan Siklus I ... 149

LAMPIRAN C DATA SIKLUS II C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 150

C.2 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus II ... 162

C.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II... 162

C.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 164

C.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 168

C.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 170

C.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 172

C.8 Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 173

C.9 Foto Kegiatan Siklus II ... 176

LAMPIRAN D DATA SIKLUS III D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 176

D.2 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus III ... 187

D.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 188

D.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 190

D.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 192

D.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 194

D.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 196

D.8 Hasil Wawancara pada Guru ... 197

D.9 Hasil Catatan Lapangan Siklus III ... 199


(9)

viii LAMPIRAN E

INSTUMEN

E.1 Soal Tes Hasil Belajar ... 203

E.1.1 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 203

E.1.2 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ... 204

E. 1.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus III ... 205

E.2 Format Tes Hasil Belajar ... 206

E.3 Lembar Kerja Siswa ... 207

E.4 Pedoman Observasi Kinerja Guru ... 210

E.5 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ... 215

E.6 Pedoman Wawancara Guru ... 218

E.7 Pedoman Wawancara Siswa ... 219

E.8 Catatan Lapangan... 220

LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1 SK Pembimbing ... 221

F.2 Surat Ijin Penelitian... 222

F.3 Surat Keterangan Penelitian ... 223


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa “setiap sekolah/madrasah mengembangkan KTSP berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan berpedoman pada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)” (Sukmara, 2007: 21).

Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam KTSP 2006 adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Adapun definisi IPS Menurut Winataputra (2007: 1.26) “IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi dan tata negara”.

Definisi lain mengenai IPS diungkap oleh Somantri (Hanifah, 2009: 121) menjelaskan bahwa „pengertian IPS mempunyai arti sebagai pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, tingkat menengah‟. Selain itu Sapriya (2006: 5) “IPS adalah suatau mata pelajaran atau program studi yang ada didalam kurikulum persekolahan.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu wujud penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial yang merupakan bagian dari kurikulum. Namun pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi dan sejarah. Oleh karena itu pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar harus bisa menggali pengalaman siswa, meningkatkan kemampuan berpikir dan memotivasinya untuk bisa mengkaji gejala masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup mereka sehingga pembelajaran merupakan realita yang siswa alami.


(11)

2

Berbicara mengenai proses pembelajaran, didalamnya terdapat kegiatan interaksi antara dua unsur manusia, yakni siswa dan guru. Proses tersebut memiliki ciri khusus yang mebedakan dengan proses lainnya yakni salah satunya bahwa proses pembelajaran memiliki tujuan agar bisa membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Begitu pula dengan berlangsungnya pembelajaran IPS, tujuan dari pembelajaran IPS seperti yang diungkap oleh Hanifah (2009: 121) yaitu tujuan IPS berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan yang berorientasi pada perubahan tingkah laku para sisiwa yakni :

1. Pengetahuan dan pemahaman mengenai fakta, mengenai konsep-konsep, dan mengenai generalisasi.

2. Nilai dan sikap

3. Keterampilan sosial, intelektual dan personal.

Selanjutnya tujuan IPS dalam kurikulum (2006: 25) adalah sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan masyarakat.

4. Memiliki kemaampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majaemuk di tingkat lokal, nasional dan global. Merujuk pada tujuan yang tercantum dalam pembelajaran IPS, maka seharusnya pembelajaran yang dilaksanakan bisa memberikan potensi bagi siswa untuk merubah tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar. Siswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep yang ada di lingkungan sekitarnya, selain itu juga dengan adanya IPS ini seharusnya siswa mampu berpikir logis dan kritis. Namun semua itu bergantung juga pada seorang guru yang dijadikan tolak ukur dalam ketercapaian tujuan dari pembelajaran IPS, guru diharapkan mampu menyajikan pembelajaran yang memuat kegiatan yang dapat menyelesaikan ketercapaian dari tujuan IPS yakni bukan hanya pengetahuan atau pemahaman saja melainkan ada aspek-aspek lain yang memang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran, seperti memperoleh nilai-nilai dalam kehidupan dan juga keterampilan yang harus dimiliki siswa sebagai makhluk sosial.


(12)

3

Namun dalam kenyataan di lapangan masih terdapat beberapa fakta atau fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SD. Menurut Hanifah (2009: 120)

Pembelajaran IPS sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menarik, bersifat hapalan dan kurang bermakna bagi siswa. Sehingga ketika belajar siswa bersifat pasif, duduk, diam, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan tidak terlibat di dalamnya. padahal Menurut Sukmara (2009: 79)

Gerakan fisik meningkatkan proses mental, menghalangi gerakan tubuh maka menghalangi pikiran untuk berfikir secara maksimal. Sebaliknya melibatkan tubuh dalam belajar cenderung akan membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.

Keadaan seperti itu terjadi tidak terlepas dari peran guru. Guru disini beranggapan bahwa semua anak yang sedang belajar pada saat itu tidak memiliki skemata awal dan hanya menjadikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pun kurang menarik.

Untuk terselenggaranya kegiatan belajar yang menarik, maka guru harus bisa membuat strategi belajar, baik itu untuk perencanaan maupun pelaksanaannya, sehingga ketika pembelajaran berlangsung semua kegiatan sudah terkonsep sebelumnya, dengan memperhatikan komponen-komponen yang ada dalam pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh Jumhana (2006: 10) bahwa “Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen”.

Peranan guru dalam membuat perencanaan harus memperhatikan komponen-komponen yang ada didalamnya. Salah satunya yaitu penggunaan model dan media. Model yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan potensi siswa, daya dukung, dan keterampilan guru dalam mengajar. Selain itu penggunaan media juga penting adanya dalam proses pembelajaran karena dengan adanya media siswa akan merasa tertarik dan mungkin juga akan melibatkan mereka secara langsung, baik aspek fisik maupun non fisiknya. Jika pembelajaran tidak mempertimbangkan hal-hal tersebut maka pembelajaran yang terlaksana akan sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada sebelumnya


(13)

4

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari senin 17 September 2012 di SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan, pembelajaran IPS di Kelas V pada pokok bahasan peranan tokoh dalam Kemerdekaan RI belum memperoleh hasil yang memuaskan. Ada beberapa hal yang terjadi dilihat dari beberapa aspek yaitu sebagai berikut ini.

a. Kinerja Guru

Ketika pembelajaran berlangsung dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan media, tidak menggunakan model yang dapat menarik perhatian siswa untuk belajar, sumber hanya LKS dan buku paket. Selain itu ketika dilihat pada RPP, RPP yang dibuat dengan apa yang telah diajarkan oleh guru tidak sesuai. Hal itu tentu akan membuat keadaan belajar menjadi mebosankan dan tidak menimbulkan ketertarikan bagi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar.

b. Aktivitas Siswa

Ketika proses belajar berlangsung terlihat siswa kurang bergairah, bahkan ada sebagian anak yang mengobrol ketika proses belajar berlangsung. Tidak fokus terhadap pembelajaran dan tidak ada keterlibatan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.


(14)

5 c. Hasil Belajar

Tabel 1.1 Daftar Nilai Kelas V

Mata Pelajaran IPS “Menghargai Peranan Tokoh dalam Proklamasi”

No Nama Skor Nilai

Tafsiran Tuntas Belum

Tuntas

1 Aisyah 7 70

2 Angki 3 30

3 Asep 3 30

4 Dika 5 50

5 Fitria 5 50

6 Ima 4 40

7 Indra 2 20

8 Indri 3 30

9 Intan Triyana 7 70

10 Marisa 4 40

11 M. Abdur R 5 50

12 M. Iqbal A 3 30

13 Mia 4 40

14 Okpriani 7 70

15 Rismayanti 5 50

16 Rosvita 4 40

17 Septian 2 20

18 Setiana 2 20

19 Shinta 8 80

20 Siti Nur A 5 50

21 Ujang Firmansyah 3 30

22 Wiki W 4 40

JUMLAH 4 18

Presentase 19% 81%

Keterangan : KKM adalah 65

Dari data awal yang diperoleh dari menjawab pertanyaan hanya 4 orang (19%) siswa yang tuntas, dan sebanyak 18 orang (81%) siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melihat perlu adanya perbaikan terhadap kondisi pembelajaran. Untuk menyelesaikan masalah ini, penulis mengajukan pengguanaan Media kartu kwartet dalam pemecahan masalah ini karena disesuaikan dengan dunia mereka yaitu dunia bermain, dengan menggunakan


(15)

6

media kartu kwartet mereka akan merasa seperti bermain padahal sedang belajar karena pembelajaran yang dilaksanakan menyenangkan.

Penggunaan media kartu kwartet dalam materi ini bertujuan untuk membuat siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran. Dengan menggunakan media ini, membuat siswa akan berada pada kondisi belajar yang menyenangkan karena dilaksanakan dengan proses permainan kartu kwartet. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Molly (2008), “sebagaimana permainan yang lain, bermain kartu memang bisa dinikmati anak-anak karena cukup menarik dan mampu membuat anak-anak menjadi relaks”.

Selain itu penggunaan media ini menggunakan model pembelajaran STAD dan diharapkan siswa bisa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Model STAD ini merupakan model pembelajaran diskusi yang dapat melatih kerjasama, memberikan peluang untuk menyatakan suatu pendapat dan juga mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi antar siswa maupun guru. Sehingga siswa akan merasa terlibat langsung dalam pembelajaran.

Alasan menggunakan Model STAD dan media kartu gambar karena disesuaikan dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan dimana, terjadinya komunikasi satu arah saja yakni hanya guru kepada siswa saja, dengan model ini tentu akan melibatkan siswa secara keseluruhan sehingga terjadi komunikasi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.

Adapun judul penulisan ini yaitu “Penggunaan Media Media Kartu Kwartet Melalui Penerapan Model Pembelajaran STAD (Students Teams Achievement

Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peranan Tokoh

Perjuangan Dalam Kemerdekaan RI Di Kelas V SDN Gununggadung”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan di atas, muncul suatu rumusan masalah umum yang akan diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah pembelajaran IPS (Ilmu


(16)

7

Pengetahuan Sosial) dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI? Secara lebih rinci rumusan masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut ini.

a. Bagaimana perencanaan penggunaan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?, secara lebih rinci rumusan masalah tentang pelaksanaan dapat dinyatakan sebagai berikut ini.

1) Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan penggunaan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams

Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

2) Bagaimana aktivitas siswa setelah menggunakan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams

Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?


(17)

8

c. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams

Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 17 September 2012 yakni diperoleh masalah dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan menghargai jasa dan tokoh dalam Proklamasi Kemerdekaan RI, yaitu dimana Ketika proses belajar berlangsung terlihat siswa kurang bergairah, bahkan ada sebagian anak yang mengobrol ketika proses belajar berlangsung, sehingga nilai yang diperoleh oleh siswa masih banyak yang belum tuntas.

Dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan media, tidak menggunakan model yang dapat menarik siswa untuk belajar, sumber hanya LKS dan buku paket. Selain itu ketika dilihat pada RPP, RPP yang dibuat dengan apa yang telah diajarkan oleh guru tidak sesuai.

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan adanya pembaharuan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dan alternatif yang ditawarkan yaitu dengan penggunaan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division).

Media kwartet dapat digunakan sebagai alat bermain sambil belajar secara kelompok. Penggunaan dari media kartu kwartet berdasarkan pengamatan dari peneliti yaitu:

a. Jumlah pemain dari masing-masing kelompok yaitu terdiri dari 4-5 orang

b. Kartu dikocok dan dibagikan pada anggota kelompok sebanyak 4 kartu, dan sisanya dsimpan di tengah

c. Apabila ada pemain yang sudah mempunyai 4 kartu dan berseri sama maka dianggap jadi dan menyimpan kartu tersebut, dan seterusnya.


(18)

9

Agar penggunaan media kwartet lebih menarik, maka alternatif yang digunakan yaitu dengan menambah model pembelajaran STAD sebagai perantara bagi siswa untuk memudahkan mereka dalam memahami materi.

Menurut Hanifah (2009: 129) “STAD (Students Teams Achievement Division) adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif learning yang

dikembangkan oleh Robert dan kawan-kawannya”. Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki tahapan-tahapan sederhana. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan STAD menurut Suprijono (2010: 133) langkah langkah STAD yaitu sebagai berikut ini.

a. Membentuk kelompok b. Guru menyajikan pelajaran

c. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. e. Memberikan evaluasi

f. Kesimpulan

Selain itu, tahapan-tahapan pelaksanaan STAD menurut Hanifah (2009: 130) yaitu sebagai berikut ini.

a. Penjelasan materi pelajaran

Pada tahapan ini guru menyajikan materi sesuai dengan materi yang telah direncanakan.

b. Diskusi atau kerja kelompok

Dalam tahap ini, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 orang dengan anggota kelompok heterogen. Kemudian guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan LKS.

c. Validasi oleh guru

Pada tahap ini, guru mengetes kebenaran kemampuan siswa dengan bermain kuis atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dan tidak boleh saling membantu.

d. Evaluasi (tes)

Pada tahap ini guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

e. Menentukan nilai individu dan kelompok

Pada tahap ini, tiap siswa dan kelompok diberi skor atau nilai atas penguasaannya terhadap materi pelajaran

f. Penghargaan individu atau kelompok.

Pada tahap ini guru memberikan reward kepada siswa baik secara individual maupun kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna.


(19)

10

Oleh karena itu untuk menguatkan evaluasi dari alternatif tindakan yang diajukan, ditentukan pula target pencapaian keberhasilan tindakan tersebut, sebagai berikut:

a. Untuk perencanaan yang dibuat guru 90% dari semua indikator penilaian yang telah ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:

1) Menyusun materi dan Evaluasi 2) Membuat Media

3) Membuat RPP 4) Membuat LKS

b. Untuk pelaksanaan 90% dari semua indikator penilaian yang telah ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:

1) Kejelasan dalam menyampaikan materi 2) Keterampilan Mengelompokan Siswa 3) Melakukan Validasi

4) Mengadakan Evaluasi 5) Memberikan Nilai

6) Memberikan Penghargaan

c. Untuk hasil belajar siswa 90% dari semua indikator penilaian yang telah ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:

1) Hasil tes

d. Untuk aktivitas siswa 90% dari semua indikator penilaian yang telah ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:

1) Respon belajar 2) Kerjasama 3) Keaktifan 4) Ketepatan

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Gununggadung dengan menggunakan media kartu


(20)

11

kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division), sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan penggunaan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement

Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan

tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan media kartu kwartet

melalui model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement

Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan

tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

1) Untuk mengetahui kinerja guru dalam menggunakan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students

Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

2) Untuk mengetahui aktivitas siswa setelah menggunakan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students

Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams

Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.


(21)

12 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi siswa

Dapat meningkatkan minat dan keberanian siswa dalam menghargai para pejuang Indonesia, sehingga diharapkan materi yang diterimapun menjadi lebih bermakna dalam ingatan mereka yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mata pelajaran IPS .

2. Manfaat Bagi Guru

Dapat memberi sumbangan untuk membangkitkan kembali serta meningkatkan daya kreatifitas dalam menyajikan materi pembelajaran sehingga mampu menghilangkan suasana bosan dan monoton di kelas berganti dengan suasana yang hidup dan energik. 3. Manfaat Bagi Sekolah

Dapat membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif di sekolah dan untuk membantu ketercapaian tujuan pembelajaran.

4. Manfaat bagi peneliti

Menambah wawasan dalam menyelesaikan masalah dalam dunia pendidikan khususnya di kelas, sehingga dapat membawa proses pembelajaran dengan suasana yang lebih hidup dan siswa lebih berminat dalam mengikuti proses pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Untuk memperjelas kajian penelitian, penulis memberikan batasan istilah yang berkaiatan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Kartu kwartet adalah sejenis permaianan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar yang dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut.


(22)

13

2. STAD atau Students Teams Achievement Division merupakan “salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan metode kooperatif” (Hidayat, 2009: 95).

3. Meningkatkan hasil belajar adalah usaha atau kegiatan untuk memperbaiki produk yang dihasilkan setelah belajar (Sudjana, 2010: 3). Dalam penelitian ini hasil belajar siswa ditentukan berdasarkan tes tertulis dan aktivitas siswa. Untuk tes tertulis indikator ketercapaiannya yaitu jika siswa memperoleh nilai ≥ 65, sedangkan untuk aktivitas siswa indikator yang diukurnya yaitu:

1) Respon belajar 2) Kerjasama 3) Keaktifan 4) Ketepatan


(23)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gununggadung yang berada di dusun Gununggadung Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Gununggadung yaitu sebagai berikut ini.

a. Terdapat masalah yang dihadapi oleh guru di SDN Gununggadung terutama dalam pembelajaran IPS yang berhubungan dengan hasil belajar dalam materi menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia.

b. Sekolah tersebut berada di wilayah tempat tinggal peneliti dan juga peneliti terdaftar sebagai guru sukwan di sekolah tersebut, sehingga mempermudah peneliti untuk mengidentifikasi siswa yang dianggap bermasalah, memudahkan peneliti.

SDN Gununggadung memiliki beberapa ruangan diantaranya enam ruangan kelas, satu ruang kesenian, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah da satu ruang penjas. Keadaan tersebut dapat digambarkan pada gambar denah dibawah ini.


(24)

36 Gambar 3.1

Denah SDN Gununggadung KecamatanSumedang Selatan

SDN Gununggadung juga memiliki empat belas jumlah guru yang mengajar dan satu penjaga yang dapat dirinci pada tabel berikut ini.

K E L A S II RUANG PEN JA S RUANG K E SE N IAN K E L A S III K E L A S IV K ELA S V K E L A S IV R U A N G G U R U K E L A S I Ruang Kepsek


(25)

37 Tabel 3.1

Daftar Staf Pengajar SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

No Nama NIP Jabatan

1 EDI KUSNADI M, S.PD I 195804281983081003 Kepala Sekolah 2 NINING S, S.Pd 19580402198305 2001 Guru Kelas VI a 3 MULYADI SUNARYA S.PD 19611211198305 1002 Guru Penjas 4 AGUS SUPENDI, S.Pd 19620901198410 1006 Guru Kelas V 5 INGE ROSALINA 19720806199603 2002 Guru Kelas IV a 6 RURUH, S.Pd 19601101198405 1004 Guru Kelas IV b

7 EKO SEPTIANINGSIH Sukwan Guru Kelas VI b

8 ENTIN JUBAEDAH Sukwan Guru Kelas I

9 JUJU JUARIAH Sukwan Guru Kelas III

10 SRI MIRAWATI Sukwan Guru Kelas II

11 YULIA GANDA S Sukwan Operator

12 SITI NURLELA Sukwan Guru Agama

13 ASEP SUNANDANG Sukwan Guru Penjas

14 ERNI ERNAWATI, S.PD I Sukwan Guru Agama

15 ENJANG Sukwan TU

16 SUDARYAT Sukwan Penjaga

SDN Gununggadung memiliki siswa sebanyak 211 orang dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 104 siswa dan 107 siswa perempuan, dengan rincian sebagai berikut ini.

Tabel 3.2

Daftar Siswa SDN Gununggadung

Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

No. Kelas

Banyak Siswa

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. I 14 14 28

2. II 17 18 35

3. III 24 13 37

4. IV 16 28 44

5. V 13 13 26

6. VI 20 21 41

Jumlah 104 107 211


(26)

38 2. Waktu Penelitian

PTK dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar, maka kegiatan penelitian akan dilakukan dalam beberapa bulan hingga permasalahan yang muncul di data awal dapat diatasi. Penelitian ini berlangsung selama enam bulan dari bulan Januari 2013 sampai bulan Juni 2013. Waktu enam bulan tersebut difokuskan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pihak-pihak atau komponen-komponen yang menjadi sasaran dalam pengumpulan data, data tersebut diperoleh dari guru dan siswa.

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri Gununggadung Dusun Gununggadung Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang pada tahu ajaran 2012-2013. Siswa kelas V tersebut berjumlah 26 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Alasan peneliti mengambil sampel kelas V, karena permasalahan ditemukan ketika peneliti mengobservasi di Kelas V pada materi menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Rincian subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.


(27)

39 Tabel 3.3

Daftar Nama Siswa Kelas V

SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan

No No Induk Nama Jenis Kelamin

L P

1 70801007 Angki Sugianto √

2 70801035 Rusman Ramdani √

3 80901001 Aisah Rahayu √

4 80901002 Asep Kusnadi √

5 80901003 Okpriani √

6 80901004 Dika Adittya √

7 80901005 Fitria Ripani √

8 80901006 Ima Julianti √

9 80901007 Indra Nani Lasmana √

10 80901008 Indri Adriansyah √

11 80901009 Intan Triana √

12 80901010 Marisa Rosdiana √

13 80901011 Mia Miati √

14 80901012 Muhammad Abdur Rakhman √

15 80901013 Muhamad Iqbal Arrafi √

16 80901014 Risma Yanti Septiani √

17 80901015 Rosvita Vebrianti √

18 80901016 Septian Muhamad Soleh √

19 80901017 Setiana Nugraha √

20 80901018 Shinta Dewi Pebriyanti √

21 80901019 Sri Wahyuni √

22 80901020 Siti Nuraisyah √

23 80901021 Ujang Firmansyah √

24 80901022 Wiki Andriana √

25 91002046 Rismayanti √

26 111204034 Muhamad Iqbal Setiadi √


(28)

40 C. Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Adapun penjelasan penelitian tindakan kelas seperti yang diungkapkan oleh Rapoport (Wiriaatmadja, 2005: 11) bahwa

penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Penelitian Tindakan Kelas yang dimaksudkan disini yaitu untuk menuangkan ide-ide atau gagasan baru yang dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran kearah yang lebih baik. Hal tersebut Selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Somadoyo (2013: 24) menyatakan bahwa manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu,

1. Inovasi pembelajaran.

2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan di tingkat kelas. 3. Meningkatkan profesionalisme guru.

Selanjutnya masih mengenai manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Somadoyo (2013: 24) bahwa,

1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, 2. Meningkatkan profesionalisme guru,

3. Meningkatkan rasa percaya diri guru,

4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya,

5. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis,

6. PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar.

Berdasarkan pendapat Sumandoyo di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa manfaat PTK secara umum itu untuk meningkatkan kualitas pendidikan kearah yang lebih baik. Kualitas pendidikan tersebut untuk melihat dari kinerja guru dalam mengajar agar lebih profesionalisme dan kreatif dalam mengajar.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif. Definisi pendekatan penelitian kualitatif yang dikemukakan Sugiyono (2005: 1) bahwa:


(29)

41

Pendekatan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah metode eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Pemilihan pendekatan kualitatif sangat cocok dengan penelitian kegiatan belajar-mengajar, karena yang akan dijadikan objek penelitian di dalam proses pembelajaran ini adalah siswa , sedangkan peneliti diposisikan sebagai orang yang mengumpulkan data utama. Sesuai dengan salah satu kekhasan penelitian kualitatif yang menghendaki pembatasan dalam penelitian, peneliti melakukan pembatasan untuk meneliti desain pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada desain penelitian tindakan kelas (classroom action research) model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart, yaitu penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang. Perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Dalam perencanaan penggunaan desain Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66) digunakan alur sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), refleksi (reflect), dan perencanaan kembali (revised plan). Alur pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar 3.1:


(30)

42

Gambar 3.3

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Pada tahap perencanaan (Plan) adalah merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan cara membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dibuatnya rencana pembelajaran dengan tujuan agar pelaksanaan lebih terarah pada tujuan yang akan dicapai.

Setelah disusun rencana, kemudian dilakukan tindakan (act) sebagai realisasi dari rencana yang telah disusun pada tahap sebelumnya.

Selama proses pemberian tindakan maka kita juga melakukan kegiatan observasi (observe) terhadap pelaksanaan tindakan tersebut, dan juga mencatat hasil observasi tersebut dengan menggunakan instrument yang telah dibuat.

Setelah dilakukan observasi maka tahap selanjutnya yaitu mengadakan refleksi (reflect) dengan menganalisis kegiatan pembelajaran melalui hasil


(31)

43

observasi yang kita peroleh, sehingga dapat diperoleh perbaikan atau peningkatan mengenai proses belajar mengajar.

Jika terjadi perbaikan maka dilaksanakan revisi perencanaan (revised plan) dan kemudian dilaksanakan lagi tindakan sampai dengan refleksi yang dapat kita namakan dengan siklus. Siklus ini dapat dilakukan beberapa kali tergantung dari kebutuhan pengguna sehingga tidak harus dibatasi. Adapun pelaksanaan beberapa siklus dalam pembelajaran menghargai tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI yang dapat tergambarkan dalam pelaksanaan siklus dibawah ini.

Gambar 3.4

Alur Pelaksanaan Tiap Siklus

D. Langkah-Langkah Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang dilaksanakan dalam beberapa siklus bergantung pada tingkat keberhasilan pencapaian dari hasil belajar.

1. Tahap Perencanaan tindakan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran STAD yaitu sebagai berikut:

Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan Siklus I

Observasi Refleksi

Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan Siklus II

Observasi Refleksi

Perencanaan Siklus berktny

Pelaksanaan Siklus berktny

Observasi Refleksi


(32)

44

a. Menyusun RPP dengan menggunakan media kartu kwartet dan juga penerapan model pembelajaran STAD

b. Membuat instrumen dengan indikator yang sesuai dengan model pembelajaran STAD.

c. Membuat lembar soal.

d. Membuat lembar kerja siswa (LKS).

e. Menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap pelaksanaan, tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa dapat dilihat dari tahapan-tahapan pembelajaran sebagai berikut:

a. Kegiatan awal 1) Berdoa

2) Mencek kehadiran siswa

3) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar 4) Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran 5) Menyampaikan tujuan pembelajaran

6) Mengadakan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang peristiwa kemerdekaan

b. Kegiatan inti

1) Penjelasan materi pelajaran

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang disampaikan

2) Diskusi atau kerja kelompok

a) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melaksanakan diskusi. b) Guru menyampaikan aturan main dalam melaksanakan diskusi dengan

menggunakan kartu kwartet yang didengarkan oleh siswa. c) Siswa menerima LKS untuk didiskusikan

d) Siswa melakukan diskusi dengan dibimbing oleh guru menggunakan kartu kwartet


(33)

45

e) Salah satu perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

f) Kelompok lain menanggapi hasil diskusi teman-temnnya. 3) Validasi oleh guru

Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tanpa ada bantuan dari siapapun

4) Evaluasi

Siswa mengerjakan evaluasi

5) Menentukan nilai individu dan kelompok Guru memberikan nilai kepada siswa 6) Memberikan reward

Siswa menerima reward dari guru berupa hadiah c. Penutup

a) Menyimpulkan pembelajaran b) Mengadakan refleksi

3. Observasi

Kegiatan observasi terdiri dari proses pengumpulan data yang mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung.

Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang diperoleh, dan membuat catatan lapangan pada saat pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti menganalisis semua data yang telah terkumpul selama proses pembelajaran yang didapat dari format hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil tes evaluasi yang telah diberikan kepada siswa, dan hasil wawancara dengan guru dan siswa. Hasil tersebut dapat dijadikan patokan untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk merancang tindakan


(34)

46

pembelajaran untuk selanjutnya yaitu memperbaiki kekurangan pembelajaran sebelumnya. Hasil yang diperoleh harus diuraikan, diuji dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu ataupun hasil penelitian lain yang relevan. Hasil data yang telah dianalisis tersebut kemudian direfleksikan dan ditarik kesimpulan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan:

1) Pengecekan kelengkapan data yang diperoleh selama proses tindakan. 2) Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru, peneliti,

dan pihak lain yang terlibat dengan proses tindakan dilakukan.

3) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 4) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam rencana

pelaksanan pembelajaran yang berdasarkan pada analisis data dari proses dalam tindakan sebelumnya

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Tes ini diberikan kepada siswa sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa tentang menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan RI. Bentuk tesnya berupa LKS dan soal-soal berbentuk uraian yang terdapat pada lembar evaluasi. Lembaran tes terdapat pada lampiran.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah salah satu alat yang digunakan dalam penelitian yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan ditujukan kepada narasumber dari pewawancara. Pedoman wawancara ini diberikan kepada siswa dan guru. Wawancara kepada guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan


(35)

47

dengan pembelajaran dimulai dari perencanaan sampai evaluasi. Wawancara kepada siswa berupa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan yang dirasakan siswa ketika pembelajaran. Lembaran pedoman wawancara terdapat pada lampiran.

3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah salah satu alat yang digunakan dalam penelitian berupa indikator penilaian terhadap suatu pelaksanaan pembelajaran. Pedoman observasi ini diperuntukan bagi guru dan siswa. Pedoman observasi untuk guru adalah alat untuk mengukur langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru. Pedoman observasi untuk siswa yaitu untuk mengukur kegiatan siswa selama belajar. Bentuk dari pedoman observasi yang dibuat yaitu penskoran pada setiap langkah-langkah kegiata yang dilakukan oleh siswa dan guru selama proses pembelajaran, sehingga akan terlihat persentase keberhasilan targetnya. Pedoman observasi terdapat pada lampiran.

4. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1994: 153) „catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam

rangka pengumpulan data dan refleksi data dalam penelitian kualitatif‟. Catatan

lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal selama proses pembelajaran berlangsung yang berbentuk uraian tentang gambaran pengamatan kita selama proses pembelajaran. Pedoman catatan lapangan terdapat pada lampiran.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Proses 1) Data Hasil Observasi a) Kinerja Guru

Teknik pengolahan data hasil observasi kinerja guru dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, melalui interpretasi dari jumlah skor


(36)

48

dan presentase indikator yang dicapai. Untuk menentukan persentase ketercapaian yaitu menggunakan persentase (percentages correction) menurut Arifin (Supendi, 2012: 50) yaitu sebagai berikut:

1) Cara menghitungnya, yaitu: NP =

SM R

X 100% Keterangan:

NP : Nilai persentase yang dicari R : Skor mentah yang diperoleh SM : Skor maksimal ideal

100 % : Bilangan tetap untuk menetapkan persentase 2) Dengan kriteria penskoran:

a) Persentase maksimal ideal 100 %

b) Sangat Baik (SB) : 81 % - 100 %

c) Baik (B) : 61% - 80 %

d) Cukup (C) : 41 % - 60 % e) Kurang (K) : 21 % - 40 % f) Sangat Kurang (SK) : 0 – 20%

b) Aktivitas Siswa

Pengolahan data hasil observasi aktivitas siswa sama dengan perngolahan hasil observasi kinerja guru yaitu menggunakan persentase (percentages correction) menurut Arifin (Supendi, 2012: 51) yaitu sebagai berikut:

1) Cara menghitungnya, yaitu: NP =

SM R

X 100% Keterangan:

NP : Nilai persentase yang dicari R : Skor mentah yang diperoleh SM : Skor maksimal ideal


(37)

49

100 % : Bilangan tetap untuk menetapkan persentase 2) Dengan kriteria penskoran:

a) Persentase maksimal ideal 100 % b) Sangat Baik (SB) : 81 % - 100 % c) Baik (B) : 61% - 80 % d) Cukup (C) : 41 % - 60 % e) Kurang (K) : 21 % - 40 % f) Sangat Kurang (SK) : 0 – 20%

2) Data Hasil Wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan cara menganalisis terhadap jawaban dari responden yaitu guru dan siswa, dengan menggunakan pedoman wawancara. Proses analisis tersebut dilakukan dengan cara mengaitkan hasil wawancara dengan tujuan penelitian dan karakteristik terhadap jawaban yang diharapkan kemudian jawaban-jawaban tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian jawaban dari guru dan siswa berdasarkan pertanyaan yang diajukan lalu dibuat kesimpulan.

3) Data Hasil Catatan Lapangan

Pengolahan data hasil catatan lapangan dilakukan dengan cara menganalisis terhadap gambaran proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa. Proses analisis tersebut dilakukan dengan cara membandingkan pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan penelitian yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk kalimat lalu dibuat kesimpulan.

b. Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data untuk hasil belajar atau hasil tes evaluasi siswa yaitu dengan menentukan skor pada setiap soal, kemudian menghitung jumlah


(38)

50

skor perolehan dan memberikan nilai serta menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Soal Evaluasi

1. Tuliskan 3 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan RI!

2. Jelaskan jasa dari 3 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan RI!

3. Berikan 3 contoh cara menghargai jasa para tokoh pejuang kemerdekaan RI! 4. Tuliskan 3 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari para tokoh pejuang

kemerdekaan RI!

Deskriptor :

1. Nilai 3 apabila siswa menuliskan 3 tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan RI dengan benar.

Nilai 2 apabila siswa menuliskan 2 tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan RI dengan benar

Nilai 1 apabila siswa menuliskan 1 tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan RI dengan benar.

2. Nilai 3 apabila siswa menuliskan jasa dari 3 tokoh dengan benar. Nilai 2 apabila siswa menuliskan jasa dari 2 tokoh dengan benar. Nilai 1 apabila siswa menuliskan jasa dari 1 tokoh dengan benar.

3. Nilai 3 apabila siswa memberikan 3 contoh cara menghargai jasa tokoh dalam mempersiapkan RI dengan benar

Nilai 2 apabila siswa memberikan 2 contoh cara menghargai jasa tokoh dalam mempersiapkan RI dengan benar

Nilai 1 apabila siswa memberikan 1 contoh cara menghargai jasa tokoh dalam mempersiapkan RI dengan benar

4. Nilai 3 apabila siswa menuliskan 3 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari para tokoh pejuang kemerdekaan RI dengan benar.

Nilai 2 apabila siswa menuliskan 2 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari para tokoh pejuang kemerdekaan RI dengan benar.


(39)

51

Nilai 1 apabila siswa menuliskan 3 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari para tokoh pejuang kemerdekaan RI dengan benar.

Skor ideal = 12

N = skor ideal Skor perolehan KKM = 65

2. Analisis Data

Pada tahap ini merupakan kegiatan menganalisis data. Menurut patton (Moleong, 1994: 103) mengatakan bahwa, „analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan urutan

dasar‟. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data dalam periode

tertentu. Dalam menganalisis data terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan, salah satunya yaitu menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2005:

91) yang mengatakan bahwa „aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification’. Langkah-langkah analisis data dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5

Analisis Data Model Miles and Huberman (Sugiyono, 2005:91)


(40)

52

Berdasarkan gambar 3.5 dapat dijelaskan bahwa kegiatan dalam menganalisis data menurut Sugiyono (2005: 92) yaitu :

1. Reduksi data, mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Pada kegiatan ini peneliti memilih data-data yang memang diperlukan dari semua data yang peneliti peroleh.

2. Display data. maksudnya yaitu menyajikan data kedalam pola, misalnya tabel, grafik dll.

3. Verifikasi/Kesimpulan. Menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan dalam menganalisis data dimulai dengan memilih data-data yang memang diperlukan dari semua data yang peneliti peroleh. Setelah itu baru disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan yang lainnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan sampai pada kesimpulan yang kredibel.

G. VALIDASI DATA

Menurut Sugiyono (2005: 117) “validasi merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti”.banyak bentuk validasi data yang dapat dilakukan dalam penelitian

tindakan kelas, salah satunya seperti yang dikatakan oleh Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168) yaitu:

1. Member chek, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari nara sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, analisis dari peneliti

dengan mencocokan data yang diperoleh dari beberapa observer yang dilakukan secara kolaboratif untuk mengetahui kebenaran dari data yang diperoleh.

3. Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil dikumpulkan.

4. Eksplanasi saingan (kasus negatif), yakni tidaklah melakukan upaya

untuk menyanggah atau membuktikan kesalahan penelitian saingan, melainkan mencari data yang akan mendukungnya. Tidak berhasil menemukannya, maka hal ini mendukung kepercayaan terhadap hipotesis, konstruk, atau kategori dalam penelitian.

5. Audit trail, yakni untuk mengaudit keuangan, maka dapat diperiksa

kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti, dan di dalam pengambilan keputusan.


(41)

53

6. Expert Opinion, yakni meminta kepada orang yang dianggap ahli atau

pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan pengarahan terhadap masalah yang dikaji.

7. Key resepondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa

mitra peneliti anada atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan Kelas.

Berdasarkan hal tersebut, maka validasi data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu member check, triangulasi, audit trail, dan ekpert opinion. Dalam penggunaan member check, data yang diperoleh dari observasi dan wawancara dapat diperiksa kembali untuk memperoleh kebenaran datanya.

Triangulasi, digunakan sebagai perbandingan dan refleksi bagi data yang

diperoleh. Audit trail, digunakan sebagai langkah untuk memeriksa prosedur yang dilakukan peneliti guna mencapai titik kesetaraan pendapat dalam penguraian data. Ekpert opinion digunakan untuk sebagai pemberi arahan dalam perbaiakan, atau memperoleh data dan pengolahan data yang dianalisis secara valid. Dalam hal ini penulismengkonsultasikan temuan kepada pembimbing penulisan skripsi yaitu Ibu Ani Nur Aeni, M.Pd dan Bapak Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd., sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


(42)

112

112

`BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di bab IV, mengenai penggunaan media Kartu Kwartet dengan menerapakan Model Pembelajaran STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemeerdakaan RI dalam mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kartu kwartet melalui penerapan model pembelajarn STAD, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil.

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran tokoh-tokoh proklamasi keredekaan RI dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD di kelas V Semester 2 SDN Gununggadung dapat dipaparkan sebagai berikut ini. Pada tahap perencanaan dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan sepenuhnya adalah guru. Secara keseluruhan dari siklus I sampai III perencanaan yang dilakukan oleh guru yaitu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet dan menerapkan model pembelajaran STAD untuk satu kali pertemuan selama dua jam pelajaran, mempersiapkan lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan lembar tes tertulis, mempersiapkan lima set kartu kwartet, mempersiapkan LKS, mempersiapkan gambar tokoh pejuang, mempersiapkan hadiah, mempersiapkan pembagian kelompok belajar, mempersiapkan lembar tugas, dan mempersiapkan naskah lagu “17 Agustus” untuk apersepsi di siklus III. Pada siklus II dan III terdapat penambahan perencanaan yang dilakukan oleh guru hal tersebut dilakukan sebagai refleksi dari siklus sebelumnya. Jika dipersentasekan ketercapaian indikator kinerja guru pada perencanaan ini dari setiap siklus, adalah tindakan siklus I sebesar 94%, tindakan siklus II dan III sebesar 100 %.


(43)

113

113

2. Pelaksanaan a. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan kinerja guru meliputi tiga kegiatan yaitu awal, inti, dan akhir. Pada inti pembelajaran guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah STAD yang diguanakan yaitu

a) Penjelasan materi pelajaran b) Diskusi atau kerja kelompok c) Validasi oleh guru

d) Evaluasi (tes)

e) Menentukan nilai individu dan kelompok f) Penghargaan individu atau kelompok.

g) Pada tahap ini guru memberikan reward kepada siswa baik secara

Dalam setiap langkah-langkah kegiatan peranan guru sebagai motivator dan fasilitator yang baik bagi siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketercapaian target kinerja guru dalam penelitian ini adalah pada tindakan siklus I sebesar 82%, pada tindakan siklus II sebesar 95%, dan tindakan siklus III sebesar 100%. Adapun persentase pencapaian targetnya adalah 100%.

b. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa penilaiannya diarahkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD. Adapun persentase penilaian aktivitas siswa dari setiap siklusnya adalah untuk tindakan siklus I sebesar 57%, tindakan siklus II sebesar 86%, dan tindakan siklus III sebesar 93%.

c. Hasil Belajar

Untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil pengolahan dari nilai tes tertulis. Nilai hasil belajar tersebut dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), jika nilai siswa kurang dari KKM maka dinyatakan belum tuntas, dan jika nilai siswa sama dengan atau lebih dari KKM maka dinyatakan tuntas. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah


(44)

114

114

65.Sehingga peningkatan hasil belajar siswa dalam materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa. Adapun persentase ketuntasan untuk tindakans iklus I adalah 31%, tindakan siklus II adalah 65%, dan untuk tindakan siklus III adalah 92%.

Berdasarkan gambaran yang dipaparkan di atas membuktikan bahwa “Jika media kartu kwartet digunakan dalam materimenghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang maka hasil belajar siswa akan meningkat”.

B. Saran

Dari hasil pembahasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk Siswa

Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran dengan sungguuh-sungguh dan mengikuti setiap tahap pembelajarn yang dilaksanakan terutama belajar dengan model pembelajaran STAD

2. Untuk Guru

Berdasarkan pada keberhasilan penggunaan media kwartet melalui penerapan model pembelajarn STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI mata pelajaran IPS, maka diharapkan agar;

a. Media ini dapat dikembangkan dengan model pembelajaran yang lain, b. Dapat diterapkan pada materi dan mata pelajaran yang lain.


(45)

115

115

3. Untuk Sekolah

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka disarankan:

a. sekolah hendaknya lebih membuka diri terhadap berbagai inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia.

b. Sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan inovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, Salah satunya yaitu dengan mempergunakan media kartu kwartet yang telah terbukti keberhasilannya dalam penelitian ini.

c. Media pembelajaran ini hendaknya dikembangkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

4. Untuk Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian lain yang berkaitan dengan media pembelajaran yang berupa media kartu kwartet dan penggunaan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD dapat diterapkan lebih lanjut pada materi lainnya, karena media ini dapat meningkatkan aktivitas maupun hasil belajar siswa.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

(2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.

Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Damay, Aries K. (2010). Pengembangan Media Kartu Kwartet untuk Mata

Pelajaran IPS Kelas 3 SD. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/6598/ (30 Januari 2013)

Dewa, Neno Firmansyah. (2012). Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam

Pembelajaran IPS Tentang Masalah Sosial Kelas IV SD. [Online].

Tersedia:http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/ 370/182 (07 Mei 2013).

Hanifah, Nurdinah Dkk. (2009). “Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”.

Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. 120-138. UPI Kampus

Sumedang. Tidak dipublikasikan.

Ischak. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Musfiqon. (2012). Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Pustaka Publisher.

Sadiman, Arief dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.

Alfabeta

Sapriya. Dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI press

Saskia, Kiki Rizki. (2011). Skripsi: Penggunaan Media Kartu Kwartet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peninggalan Sejarah Indonesia Kelas V Semester 1 SDN Sukasirna 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning (Analisis Model

Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara

Subhani. (2012). Kartu Kwartet dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan

pembelajaran.html ( 30 januari 2013).

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: UPI PGSD Kampus Sumedang


(47)

Sudjana, nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja, Nursid. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Taniredja, Tukiran dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:

Alfabeta

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wahab, Abdul Azis. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wahyudin, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPI Press.

Winataputra, Udin. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

112 `BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di bab IV, mengenai penggunaan media Kartu Kwartet dengan menerapakan Model Pembelajaran STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemeerdakaan RI dalam mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kartu kwartet melalui penerapan model pembelajarn STAD, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil.

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran tokoh-tokoh proklamasi keredekaan RI dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD di kelas V Semester 2 SDN Gununggadung dapat dipaparkan sebagai berikut ini. Pada tahap perencanaan dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan sepenuhnya adalah guru. Secara keseluruhan dari siklus I sampai III perencanaan yang dilakukan oleh guru yaitu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet dan menerapkan model pembelajaran STAD untuk satu kali pertemuan selama dua jam pelajaran, mempersiapkan lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan lembar tes tertulis, mempersiapkan lima set kartu kwartet, mempersiapkan LKS, mempersiapkan gambar tokoh pejuang, mempersiapkan hadiah, mempersiapkan pembagian kelompok belajar, mempersiapkan lembar tugas, dan mempersiapkan naskah lagu “17 Agustus” untuk apersepsi di siklus III. Pada siklus II dan III terdapat penambahan perencanaan yang dilakukan oleh guru hal tersebut dilakukan sebagai refleksi dari siklus sebelumnya. Jika dipersentasekan ketercapaian indikator kinerja guru pada perencanaan ini dari setiap siklus, adalah tindakan siklus I sebesar 94%, tindakan siklus II dan III sebesar 100 %.


(2)

113

113 2. Pelaksanaan

a. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan kinerja guru meliputi tiga kegiatan yaitu awal, inti, dan akhir. Pada inti pembelajaran guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah STAD yang diguanakan yaitu

a) Penjelasan materi pelajaran b) Diskusi atau kerja kelompok c) Validasi oleh guru

d) Evaluasi (tes)

e) Menentukan nilai individu dan kelompok f) Penghargaan individu atau kelompok.

g) Pada tahap ini guru memberikan reward kepada siswa baik secara

Dalam setiap langkah-langkah kegiatan peranan guru sebagai motivator dan fasilitator yang baik bagi siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketercapaian target kinerja guru dalam penelitian ini adalah pada tindakan siklus I sebesar 82%, pada tindakan siklus II sebesar 95%, dan tindakan siklus III sebesar 100%. Adapun persentase pencapaian targetnya adalah 100%.

b. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa penilaiannya diarahkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD. Adapun persentase penilaian aktivitas siswa dari setiap siklusnya adalah untuk tindakan siklus I sebesar 57%, tindakan siklus II sebesar 86%, dan tindakan siklus III sebesar 93%.

c. Hasil Belajar

Untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil pengolahan dari nilai tes tertulis. Nilai hasil belajar tersebut dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), jika nilai siswa kurang dari KKM maka dinyatakan belum tuntas, dan jika nilai siswa sama dengan atau lebih dari KKM maka dinyatakan tuntas. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah


(3)

114

65.Sehingga peningkatan hasil belajar siswa dalam materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa. Adapun persentase ketuntasan untuk tindakans iklus I adalah 31%, tindakan siklus II adalah 65%, dan untuk tindakan siklus III adalah 92%.

Berdasarkan gambaran yang dipaparkan di atas membuktikan bahwa “Jika media kartu kwartet digunakan dalam materimenghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang maka hasil belajar siswa akan meningkat”.

B. Saran

Dari hasil pembahasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk Siswa

Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran dengan sungguuh-sungguh dan mengikuti setiap tahap pembelajarn yang dilaksanakan terutama belajar dengan model pembelajaran STAD

2. Untuk Guru

Berdasarkan pada keberhasilan penggunaan media kwartet melalui penerapan model pembelajarn STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI mata pelajaran IPS, maka diharapkan agar;

a. Media ini dapat dikembangkan dengan model pembelajaran yang lain, b. Dapat diterapkan pada materi dan mata pelajaran yang lain.


(4)

115

115 3. Untuk Sekolah

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka disarankan:

a. sekolah hendaknya lebih membuka diri terhadap berbagai inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia.

b. Sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan inovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, Salah satunya yaitu dengan mempergunakan media kartu kwartet yang telah terbukti keberhasilannya dalam penelitian ini.

c. Media pembelajaran ini hendaknya dikembangkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

4. Untuk Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian lain yang berkaitan dengan media pembelajaran yang berupa media kartu kwartet dan penggunaan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD dapat diterapkan lebih lanjut pada materi lainnya, karena media ini dapat meningkatkan aktivitas maupun hasil belajar siswa.


(5)

Jakarta: BP. Dharma Bhakti.

Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Damay, Aries K. (2010). Pengembangan Media Kartu Kwartet untuk Mata

Pelajaran IPS Kelas 3 SD. [Online]. Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/6598/ (30 Januari 2013)

Dewa, Neno Firmansyah. (2012). Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran IPS Tentang Masalah Sosial Kelas IV SD. [Online]. Tersedia:http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/ 370/182 (07 Mei 2013).

Hanifah, Nurdinah Dkk. (2009). “Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”. Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. 120-138. UPI Kampus Sumedang. Tidak dipublikasikan.

Ischak. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Musfiqon. (2012). Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Pustaka Publisher.

Sadiman, Arief dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.

Alfabeta

Sapriya. Dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI press

Saskia, Kiki Rizki. (2011). Skripsi: Penggunaan Media Kartu Kwartet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peninggalan Sejarah Indonesia Kelas V Semester 1 SDN Sukasirna 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning (Analisis Model

Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara

Subhani. (2012). Kartu Kwartet dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan

pembelajaran.html ( 30 januari 2013).

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: UPI PGSD Kampus Sumedang


(6)

Sudjana, nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja, Nursid. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Taniredja, Tukiran dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:

Alfabeta

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wahab, Abdul Azis. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wahyudin, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPI Press.

Winataputra, Udin. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI MODEL STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MEDIA KARTU BILANGAN BERINDEKS DI SD NEGERI 04 ASEMDOYONG PEMALANG

0 13 216

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176