Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas.

Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media, rangka manusia, IPA.


(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI

METHOD Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University

2017

This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017.

This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial.

The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones.

Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones, Science Studies.


(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097 Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 13 Februari 2017

Pembimbing II


(5)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Agustinus Nugrahanto

NIM: 131134097

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 21 Februari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ……… Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ……… Anggota 1 : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ……… Anggota 2 : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ……… Anggota 3 : Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………

Yogyakarta, 21 Februari 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(6)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah perjalanan hidup.

2. Bapakku Dominicus Supriyono (Alm) , Ibuku Anastasia Endang Ernawati yang selalu menjadi panutan dan idolaku

3. Kakak-kakakku Cosmas Wahyu Ardi Prasetyo dan Theresia Ardiarini Yuani yang selalu membimbing dan menyemangati.

4. Angel dan Lia selaku teman kelompok PPL yang yang selalu berbagi suka dan duka.

5. Teman-temanku satu payung R & D IPA Montessori dan teman-teman PGSD yang menemani selama pengerjaan skripsi dan perkuliahan di PGSD Universitas Sanata Dharma.

6. SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang bersedia bekerja sama dalam pengambilan data skripsi

7. Pak Muhibat yang membantu pembuatan media pembelajaran 8. Almamater Universitas Sanata Dharma

9. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.


(7)

v MOTTO

Lepaskan Rantai yang membelengu, Nyalakan api dan lenteramu” – Barasuara “Yang pernah jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh, yang hilang berganti”-

Bandaneira

“Titipkan semangat pada yang tlah lelah, tegakkan kaki yang telah tertekuk”

Silampukau

Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu” – Nosstress

“Segera lepas tali sampanmu, dayung kemanapun kau mau, lucuti rantai

membelenggu, buka hati menata hari baru”– Dialog Dini Hari

Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu, kau berlari dengan waktu

tanpa ragu yang membelenggu” – Barasuara

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,

mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan” –

Lukas 11: 10

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah di dalam kasih-Ku itu” – Yohanes 15: 9


(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Februari 2017 Penulis


(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agustinus Nugrahanto Nomor Mahasiswa : 131134097

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 Februari 2017 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA

BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas.

Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media, rangka manusia, IPA.


(11)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI

METHOD Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University

2017

This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017.

This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial.

The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones.

Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones, Science Studies.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

5. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Eksperimental Mangunan.

6. Seluruh Keluarga Besar SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah membantu selama proses penelitian.

7. Lia dan Angel , teman kelompok Program Pengalaman Lapangan yang telah berbagi suka dan duka.

8. Nunik, Sigit, Lia, Agnes, Joni, Julius, Siska, Dita dan teman-teman kelompok payung R & D Montessori.


(13)

xi 9. Teman-teman mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2013.

10.Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa.

Semoga skripsi ini dapat berguna dalam hal isi maupun inspirasi untuk lebih baik lagi. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian ini ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya. Penyusun meminta kritik dan saran agar skripsi yang akan datang jauh lebih baik daripada yang sekarang.

Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMANMOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 7

1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia ... 7

1.6.2 Produk Kartu Media ... 8

1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan ... 9

1.6.4 Cara Pemakaian Produk ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 11

2.1.2 Media Pembelajaran ... 12


(15)

xiii

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 19

2.2 Penelitian Relevan ... 24

2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Subjek Penelitian ... 29

3.2.2 Objek Penelitian ... 30

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 30

3.2.4 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Rancangan Penelitian ... 31

3.4 Prosedur Penelitian... 34

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 36

3.4.2 Penyusunan Rencana ... 36

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk ... 37

3.4.4 Validasi Produk ... 38

3.4.5 Uji Coba Terbatas ... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5.1 Observasi ... 39

3.5.2 Wawancara ... 39

3.5.3 Kuesioner ... 40

3.5.4 Tes ... 40

3.6 Instrumen Penelitian... 41

3.6.1 Pedoman Observasi ... 41

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 43

3.6.3 Kuisioner ... 45

3.6.4 Soal Tes ... 48

3.7 Triangulasi... 51

3.8 Teknik Analisis Data ... 52

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 52


(16)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 57

4.1.2 Penyusunan Rencana ... 87

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 99

4.1.4 Validasi Produk ... 105

4.1.5 Uji Coba Terbatas ... 107

4.2 Pembahasan ... 111

4.2.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ... 111

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ... 115

BAB V PENUTUP ... 118

5.1 Kesimpulan ... 118

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 119

5.3 Saran ... 120

DAFTAR REFERENSI ... 121


(17)

xv DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI MASALAH ... 124

Lampiran 1.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 124

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 126

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli ... 127

Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ... 130

Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ... 134

Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru. ... 137

Lampiran 1.7 Lembar Hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ... 140

Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan siswa ... 143

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN ... 145

Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli ... 145

Lampiran 2.2 Lembar Hasl Uji Keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru ... 149

Lampiran 2.3 Lembar hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ... 152

Lampiran 2.4 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 155

Lampiran 2.5 Lembar Hasil Uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 160

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN TES ... 168

Lampiran 3.1 Lembar hasil validitas isi instrumen tes oleh ahli ... 168

Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ... 170

Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris . 175 Lampiran 3.4 Output SPSS penghitungan validitas instrumen tes ... 177

Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ... 178

Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ... 181

Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ... 182

LAMPIRAN 4 VALIDASI PRODUK ... 183

Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 183

Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 186

Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa. ... 189


(18)

xvi

Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 191

Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli ... 193

Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru ... 195

Lampiran 4.7 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 197

LAMPIRAN 5 ALBUM MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA ... 197

LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN ... 214

Lampiran 6.1 Surat Izin Penelitian ... 214

Lampiran 6.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 215

LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI UJI COBA TERBATAS ... 216


(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala... 8

Gambar 1.2 Desain Kartu Materi ... 9

Gambar 1.3 Desain Kartu Soal ... 9

Gambar 1.4 Desain Kotak Kartu Materi dan Kartu Soal ... 9

Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala ... 10

Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala ... 22

Gambar 2.2 Rangka badan ... 23

Gambar 2.3 Rangka anggota gerak ... 24

Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall ... 31

Bagan 3.2 Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 33

Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 34

Bagan 3.5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 51

Bagan 3.6 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 52

Rumus 3.1 Rumus peerhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ... 54

Rumus 3.2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner ... 55

Rumus 3.3 Perhitungan nilai pretest dan posttest ... 56

Gambar 4.1 Replika rangka kepala manusia ... 88

Gambar 4.2 Replika rangka kepala manusia beserta papan ... 101

Gambar 4.3 Kartu materi... 102

Gambar 4.4 Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ... 103

Gambar 4.5 Penutup kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ... 103

Gambar 4.6 Kartu soal ... 104

Gambar 4.7 Kotak penyimpanan media ... 104

Grafik 4.1 Perbedaan nilai pretest dan posttest dari masing-masing siswa ... 109


(20)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V ... 42

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 43

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 44

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V ... 44

Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ... 45

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 47

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ... 48

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V ... 49

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ... 49

Tabel 3.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 55

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 55

Tabel 4.1 Hasil validasi Instrumen Observasi ... 58

Tabel 4.2 Tabel hasil observasi ... 58

Tabel 4.3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah... 60

Tabel 4.4. Hasil wawancara dengan kepala sekolah ... 60

Tabel 4.5 Hasil validasi pedoman wawancara guru ... 61

Tabel 4.6. Hasil wawancara dengan guru ... 62

Tabel 4.7 Hasil validasi pedoman wawancara siswa ... 63

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 63

Tabel 4.9 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 67

Tabel 4.10 Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 68

Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara ... 68

Tabel 4.12 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli ... 69

Tabel 4.13 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa ... 70

Tabel 4.14 Hasil uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan untuk siswa . 70 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .... 71

Tabel 4.16 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 74


(21)

xix Tabel 4.18 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner

Analisis Kebutuhan ... 81

Tabel 4.19 Hasil uji validasi isi oleh Ahli ... 92

Tabel 4.20 Hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli... 93

Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS ... 94

Tabel 4.22 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 95

Tabel 4.23 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 96

Tabel 4.24 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 96

Tabel 4.25 Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 97

Tabel 4.26 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner validasi produk ... 98

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 98

Tabel 4.28 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ... 99

Tabel 4.29 Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 105

Tabel 4.30 Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran... 106

Tabel 4.31 Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ... 106

Tabel 4.32 Rekapitulasi komentar validasi produk album media pembelajaran ... 107

Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 108

Tabel 4.34 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru ... 110

Tabel 4.35 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. .. 110

Tabel 4.36 Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran rangka kepala manusia... 116


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang

Dalam meningkatkan literasi suatu bidang mata pelajaran, terdapat berbagai cara salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran sendiri berfungsi memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam pelajaran (Sadiman, dkk, 1987: 7). Di bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Dictionary of Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan pengetahuan manusia didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Tujuan dari mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) engembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala


(23)

2 keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006).

Dari beberapa hal diatas, disimpulkan media pembelajaran dapat dijadikan salah satu sarana dalam mendapatkan pengetahuan mengenai IPA. Melalui penggunaan media, siswa dapat terbantu dalam memahami materi serta meningkatkan kemampuan literasi pada bidang IPA. Hal tersebut selaras dengan tujuan pendidikan yaitu memberi bekal kemampuan dasar mebaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa. (Taufiq dkk, 2011: 1.13).

Akan tetapi, hal terebut bertolak belakang jika melihat hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tentang kemampuan literasi siswa pada tahun 2015. Dalam bidang IPA menyebut, Indonesia menempati urutan ke 62 dari 70 negara. Hal ini sangat disayangkan sekali, mengingat usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan Indonesia.

Peneliti melakukan analisis masalah dengan mewawancarai salah satu siswa kelas V dan Guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Yogyakarta pada tanggal 1 dan 6 Agustus 2016. Guru kelas V mengatakan bahwa kesulitan dalam mengajarkan IPA tertuju pada kebutuhan media untuk mengkongkritkan materi yang bersifat abstrak, terutama materi yang jarang ditemukan siswa dalam aktivitas sehari-hari. Guru mengalami kendala salah satunya pada saat menyampaikan materi mengenai rangka manusia. Ketidaklengkapnya komponen media pembelajaran menjadi kendala bagi guru dalam menjelaskan materi tersebut. Dalam wawancara kepada salah satu siswa di kelas V, IPA dianggap


(24)

3 pelajaran sulit, terutama dalam memahami materi yang bersifat hafalan. Sangat disayangkan sekali jika mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang tidak disukai lantaran materi yang sulit.

Berdasarkan teori Jean Piaget, usia anak dalam memasuki bangku Sekolah Dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret (7-11 tahun), di mana mereka mulai menyelesaikan sesuatu atau masalah secara konkret dan nyata. Pada tahap ini anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, mempergunakan hubungan sebab akibat, serta dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69). Dari teori Jean Piaget, disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat penting sekali dengan tahap perkembangan anak pada bangku Sekolah Dasar. Hal ini selaras dengan fungsi media yang juga memberikan pengalaman kongkret di kalangan siswa (Arsyad, 2014: 29).

Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan Guru pada tanggal 1 Agustus 2016. Hasil wawancara menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat berefek pada minat belajar dan pemahaman siswa terkait dengan materi dalam pembelajaran IPA. Siswa menjadi lebih antusias dan cepet menangkap materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Dari hasil analisis kebutuhan siswa dan guru pada tanggal 26 Oktober 2016 pun menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi IPA.


(25)

4 Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media pembelajaran berbasis metode Montessori. Metode Montessori adalah metode pendidikan bagi anak yang didasarkan pada teori perkembangan anak, dimana metode ini pertama kali digagas pada akhir abad 19 dan awal 20 oleh guru dari Italia yang bernama Maria Montessori. Metode ini diterapkan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Ciri dari metode ini adalah penekanan aktivitas yang muncul dari diri anak (Rithaudin, 2008: 2).

Media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat melatih keterampilan dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82). Sumber lain menambahakan media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Anak juga mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembalajaran berbasis metode Montessori. Dalam penggunaannya dapat memberikan kontrol pada siswa (Lillard, 1996:80-85).

Sudah banyak penelitian pengembangan media pembelaajaran berbasis Metode Montessori yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Beberapa diantaranya Noi (2015) mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Metode Montessori materi perkalian untuk kelas III. Widyaningrum (2015) mengembangkan media pembelajaran berbasis Metode Montessori materi penjumlahan dan pengurangan untuk kelas II. Hardiyanti (2016) Mengembangkan media pembelajaran berbasis Metode Montessori untuk materi keragaman budaya kelas IV. Meskipun banyak sekali penelitian tentang media pembelajaran montessori, sebagian besar media pembelajaran Montessori yang dikembangkan para mahasiswa lulusan PGSD


(26)

5 tersebut ditujukan pada mata pelajaran Matematika, sedangkan pada Mata pelajaran IPA belum ada satupun. Di sisi lain mata pelajaran IPA juga membutuhkan media pembelajaran dalam mengongkretkan materi yang bersifat abstrak.

Melihat fakta di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research dan Development) media pembelajaran pembelajaran IPA materi rangka manusia yang difokuskan pada rangka kepala. Media pembelajaran diciptakan dengan mengembangkan media pembelajaran torso rangka kepala manusia dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Penelitian dan pengembangan tentang media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori ini dibatasi pada tahap prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA. Produk media pembelajaran IPA ini diujikan secara ilmiah kepada ahli dan dilakukan uji coba terbatas. Selain itu, penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada mata pelajaran IPA materi tentang rangka manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V.


(27)

6 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia

berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Mahasiswa

Memberikan pengalaman mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori yang dapat membantu siswa memahami materi IPA tentang bagian-bagian rangka manusia serta memberikan wawasan bagaiamana menciptakan pembelajaran yang inovatif melalui media pembelajaran.

1.4.2 Untuk Guru

Mendapatkan wawasan mengenai pengembangan media pembelajaran tentang bagian-bagian rangka manusia berbasis Metode Montessori, sehingga dapat membuat atau mengembangkan sendiri media pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang inovatif.

1.4.3 Untuk Siswa

Mendapatkan pengalaman belajar tentang bagian-bagian rangka manusia menggunakan media pembelajaran berbasis Metode Montessori. Siswa juga dapat mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan bagian-bagian rangka manusia melalui pembelajaran yang menyenangkan menggunakan media pembelajaran.

1.4.4 Untuk Sekolah

Mendapatkan wawasan yang luas mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA


(28)

7 sehingga dapat mempertimbangkan untuk membuat atau mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori .

1.4.5 Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk pelajaran IPA yang sudah dikembangkan melalui penelitian dengan metode research and development dengan melibatkan mahasiswa, dosen guru, dan siswa di SD mitra.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.

1.5.2 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri gradasi, menarik, auto-education, dan auto-correction.

1.5.3 IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam.

1.5.4 Rangka adalah kumpulan tulang yang bermacam-macam dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

1.6 Spesifikasi Produk

1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia

Replika rangka kepala mempunyai 10 variasi warna pada 10 bagian tulang yang ditempelkan pada papan berukuran 30 cm x 40 cm . Papan tersebut mempunyai 10 lubang di samping untuk menyisipkan kartu materi. Di tepian papan terdapat nomor dari angka 1 sampai 10 dengan variasi warna yang berbeda. Variasi warna tersebut disesuaikan dengan warna pada bagian rangka


(29)

8 kepala. Berikut media papan dan replika rangka kepala manusia yang disajikan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala 1.6.2 Produk Kartu Media

Kartu media memiliki 2 jenis, yaitu kartu materi dan kartu soal. kartu materi memiliki 10 variasi warna yang disesuaikan dengan warna pada replika rangka kepala manusia. Kartu materi berjumlah 10 karena sesuai dengan jumlah bagian rangka kepala yang diajarkan di Sekolah Dasar, yaitu 10 (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Kartu materi berukuran 5 cm x 8 cm serta mempunyai 2 sisi. Sisi 1 berisi tentang nama-nama bagian rangka kepala, dan sisi 2 berisi tentang penjelasan dari bagian tersebut. Jenis lainnya yaitu kartu soal. Kartu soal berukuran 3 cm x 6 cm dan mempunyai 2 jenis, yaitu kartu soal untuk nama bagian tulang, dan kartu soal untuk penjelasan bagian tulang. satu jenis kartu soal berjumlahkan 10 buah, sehingga total kartu soal sebanyak 20 Kartu soal dengan kartu materi dibedakan dari segi perwarnaan. Untuk semua kartu soal diberi warna putih. Berikut gambar desain kartu materi dan kartu soal yang disajikan pada gambar 1.2 dan gambar 1,3.


(30)

9 Gambar 1.2 Desain Kartu Materi

Gambar 1.3 Desain Kartu Soal 1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan

Kotak penyimpanan yang pertama yaitu kotak penyimpanan kartu materi dan soal. Kotak penyimpanan disertai tutup. Permukaan alas berukuran 10 cm x 10 cm, sedangkan permukaan samping memiliki ukuran 10 cm x 10 cm. kotak tersebut diberi sekat untuk membagi 2 tempat, sehingga masing-masing tempat berukuran 10 cm x 10 cm. Kotak penyimpanan yang kedua yaitu kotak penyimpanan komponen media pembelajaran rangka kepala manusia. Kotak penyimpanan itu dkotak besar berukuran 32 cm x 42 cm dengan tinggi 21 cm yang dilengkapi. Berikut desain media kotak penyimpanan yang disajikan pada gambar 1.4 dan gambar 1.5


(31)

10 .

Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala 1.6.4 Cara Pemakaian Produk

Dalam pemakaian media pembelajaran berbasis metode Montessori ini, guru memulai dengan cara menunjukkan secara keseluruhan warna- warna pada rangka kepala. Setelah itu, guru meraba salah satu warna pada rangka kepala dan disusul dengan membuka kotak materi dengan warna yang sama dengan yang diraba pada bagian rangka kepala. Setelah itu disusul dengan warna selanjutnya hingga warna ke 10. Setelah itu, siswa diberikan kesempatan untuk mencoba berdasarkan langkah-langkah yang sudah dicontohkan oleh guru tadi. Setelah siswa selesai mencoba. Guru memberikan kertas soal mengenai nama tulang beserta penjelasannya, dan meminta siswa mencocokan kertas soal itu pada warna yang ada pada papan dengan melihat juga warna dari masing-masing bagian rangka kepala. Setelah itu siswa mencocokan tebakannya dengan membuka kartu materi pada samping bagian papan.


(32)

11 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Perkembangan Anak

Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 25) dibagi dalam masa-masa perkembangan sebagai berikut.

1.) Tahap sensorimotorik (lahir – umur 2 tahun). Pada tahap ini, masa ketika dimana bayi mulai mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek. Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi masih sangat tergantung dan tidak berdaya, tetapi sebagian alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi (Suparno, 2001: 26-28).

2.) Tahap praoperasional (umur 2 sampai 7 tahun). Pada periode ini, anak sudah mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat, mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, tidak berfikir baik, tidak berfikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak, mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik (Suparno, 2001:49)

3.) Tahap operasional konkret (umur 8 sampai 11 tahun). Pada tahap ini, anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan


(33)

12 keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan hubungan sebab akibat dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69).

4) Tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas). Pada tahap ini, anak remaja bisa menata pikiran hanya di dalam pikiran mereka saja. Meskipun kebanyakan riset Piaget tentang masa remaja hanya dikaitkan dengan penalaran matematis dan ilmiah namun dia sungguh-sungguh berspekulasi tentang peranan operasi-operasi formal di dalam kehidupa remaja. (Suparno, 2001:88)

2.1.2 Media Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran berasal, dari 2 kata, media dan pembelajaran. Media adalah sebuah alat berfungsi dalam penyampaian pesan (Sanaky, 2013: 3). Pendapat lain menambahkan media adalah alat bantu komunikasi guna lebih semakin efektif dalam berkomunikasi (Arsyad,2014: 2). Sadiman dkk (1986: 7) sependapat dengan argumen di atas bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat. Maka, dapat disimpulkan media alat adalah bantu komunikasi oleh pembawa pesan menuju penerima pesan.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana oleh guru untuk mengkondisikan siswa baik individu maupun kelompok agar bisa belajar dengan baik (Hernawan dkk, 2012: 11.3). Sanaky (2013: 11) menambahkan pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsp berikut, yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai estetika, etika, logika, dan kinestetika, serta


(34)

13 memfasilitasi pengalaman belajar yang beragam. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan suatu kurikulum.

Dari pendapat di atas mengenai pengertian media dan pembelajaran, Sanaky (2013: 3-4) mendefinisakan media pembelajaran sebagai sebuah sarana atau alat bantu yang digunakan sebagai perantara proses pembelajaran supaya dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuan pembelajaran. Asyad (2014: 6) mendifiniskan media sebagai alat bantu komunikasi anatar guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari definisi dari beberapa ahli di atas , dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Selain itu penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Media pembelajaran membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik (Arsyad, 2010: 15-16).

Beberapa hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kemp & Dayton (Dalam Arsyad, 2010: 25-27) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran menimbulkan dampak positif yaitu 1) penyampaian pelajaran lebih baku, 2) pembelajaran lebih menarik dan interaktif, 3) mempersingkat waktu penyampaian isi pembelajaran, 4) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, 5) pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja terlebih media pembelajaran yang


(35)

14 dirancang untuk digunakan secara individu, 6) meningkatkan sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari, dan 7) beban guru dalam menjelaskan berkurang.

Sanaky (2013: 6) mengkategorikan manfaat media pembelajaran menjadi 2, yaitu bagi pengajar dan pembelajar. Bagi pengajar, media pembelajaran dapat 1) memberikan pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran, 2) menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik, 3) memberikan kerangka sistematis mengajar dengan baik, 4) memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajiam materi pelajaran, 6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, 7) meningkatkan kualitas pengajaran, 8) memberikan dan meningkatkan variasi belajar, 9) menyajikan informasi sehingga memudahkan penyampaian isi materi, dan 10) menciptkan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media bagi pembelajar dapat 1) meningkatkan motivasi belajar pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar, 3) memudahkan pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 3) pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tekanan, serta 10) pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.

Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media pembelajaran membantu dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media pembelajaran membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih kongkret.


(36)

15 2.1.2.3Klasifikasi Media Pembelajaran

Sanaky (2013: 44 - 45) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 5 jenis. Pertama, media pembelajaran dengan bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual yang berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. Kedua, media pembelajaran menggunakan alat audio-visual, yang berupa (a) proyeksi, meliputi proyektor, slide, film dan LCD. (b) Media non proyeksi, meliputi papan tulis, poster, papan tempel, kartun, , komik, bagan, diagram, gambar dan grafik. (c) Benda tiga dimensi, antara lainbenda tiruan, boneka, topeng, globe, dan museum sekolah. Ketiga, media yang menggunakan teknik atau masinal, seperti slide, film strife, radio, serta komputer. Keempat, media berupa kumpulan benda-benda, seperti peninggalan sejarah, dokumentasi sejarah, atau bahan-bahan yang mempunyai nilai sejarah. Kelima, media dengan menggunakan contoh-contoh kelakuan, antara lain perilaku mengajar.

Seels & Glasgow (Dalam Arsyad, 2010: 33-35) membagi media pembelajaran menjadi 2 kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. Media tradisional terdiri dari, (1) Visual diam yang diproyeksikan, seperti proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips. (2) Visual yang tak diproyeksikan, seperti gambar, poster, dan foto. (3) Media audio, meliputi rekaman dan pita kaset. (4) Penyajian Multimedia, meliputi slide plus suara (tape). (5) Media visual dinamis yang diproyeksikan, seperti film, televisi, dan video. (6) Media cetak, meliputi, buku cetak, modul, teks terprogram dan majalah ilmiah. (7) Permainan, meliputi teka-teki, simulasi, permainan papan. (8) Realia, seperti model, peta dan boneka. Media teknologi mutakhir meliputi, (1)


(37)

16 teleconference, (2) telelecture, (3) Computer-assisted instruction, (4) Hypertext, (5) Hypermedia, (6) Interactive video, serta (7) Compact video disc.

Sanjaya (2012: 118-121) mengklasifikan media pembelajaran menjadi empat kategori besar sudut pandang, yaitu dari sifatnya, kemampuan jangkauannya, cara pemakaiannya serta bentuk dan cara penyajian. Dilihat dari sifatnya, media dibagi menjadi 3 macam. (1) Media auditif, yaitu hanya dapat didengar saja, meliputi radio, kaset, perekam suara dan piringan hitam. (2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat tanpa mengandung unsur suara, meliputi slide, foto, lukisan dan gambar. (3) Media audio visual, yaitu mengandung unsur suara dan gambar, misalnya rekaman video dan slide suara.

Selanjutnya dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi dua macam. (1) Media yang memiliki daya liput yang luas seperti radio dan televisi. (2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film, slide dan video. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dibagi menjadi dua macam, (1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, komputer dan transparansi. (2) Media yang tidak diproyeksikan, meliputi gambar, foto, lukisan dan media grafis lainnya (Sanjaya, 2012: 118-119).

Dari bentuk penyajian, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tujuh. (1) Media visual diam, meliputi (a) media grafis, seperti grafik, diagram, bagan, sketsa dan poster, (b) media bahan cetak, seperti buku dan modul, serta (c) media gambar diam, meliputi foto. (2) Media visual yang diproyeksikan, meliputi OHP/OHT, opaque projector, slide dan film. (3) Media audio, meliputi radio, tape recorder. (4) Media audio visual diam, meliputi, sound slide, film dan stripe bersuara. (5) Media motion picture, yaitu serangkaian gambar diam yang


(38)

17 meluncur secara cepat. (6) Media televisi, yaitu media yang menyampaikan pesan audio visual dan gerak. (7) Multimedia, meliputi modul yang terdiri dari bahan cetak, bahan audio , dan bahan audiovisual.

Dari beberapa pengelompokkan media pembelajaran yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan belum adanya kesepakatan tentang pengelompokkan media pembelajaran yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya. Meskipun demikian, pengelompokkan media yang sudah ada mempermudah dan memperjelas tujuan, fungsi dan cara penggunaan, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran. Dari klasifikasi tersebut, peneliti mengkategorikan media pembelajaran rangka kepala manusia masuk ke dalam media visual diam 3 dimensi, dilihat dari bentuknya yang 3 dimensi serta tidak bisa bergerak.

2.13 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori mempunyai 4 ciri khusus (Montessori, 2002:171-175). Ciri yang pertama adalah menarik. Media pembelajaran Montessori dirancang semenarik mungkin mulai dari segi warna, bentuk, dan sebagainya agar dapat menambah minat siswa dalam belajar. Pewarnaan, media yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak dalam menyentuh, meraba, bahkan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran (Montessori, 2002: 174).

Ciri yang kedua adalah bergradasi. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media


(39)

18 pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran Montessori (Montessori, 2002: 175).

Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. (Montessori, 2002: 171).

Ciri yang keempat adalah auto-education. Media pembelajaran Montessori dibuat untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori, 2002: 172-173).

Peneliti menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual, karena Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks (Lillard, 2005: 32). Oleh karena itu, Montessori menyediakan peralatan untuk belajar anak dengan memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak. Dengan demikian, anak mengalami sendiri tentang apa yang ada di lingkungan


(40)

19 sekitarnya, bukan karena orang lain (Hainstock, 1997: 83). Dari 4 ciri khas media pembelajaran Montessori dan 1 ciri tambahan yang telah dipaparkan, disimpulkan bahwa 5 ciri khas tersebut dapat dijadikan sebagai syarat atau acuan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Metode Montessori.

2.1.3.2 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997: 82). Lillard (1996: 80-85) menambahakan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak dalam belajar melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.4.1 Hakikat IPA

Mariana dan Praginda (2009: 6) menjelaskan hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya yang dikemas menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah. Concise Dictionary of Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan manusia secara luas yang didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen dengan sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Concise Dictionary of Science ( Dalam Iskandar, 2001: 2) juga menambahkan


(41)

20 bahwa IPA disebut juga sebagai produk yang terbagi dalam fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA yaitu pernyataan-peryataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA.

Dari pengertian di atas, secara umum IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam. Kegiatan ilmiah dapat berupa kegiatan pengamatan maupun kegiatan eksperimen. Dari kegiatan ilmiah tersebut dapat menemukan sebuah konsep dan teori dari ojek IPA itu sendiri.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat Sekolah Dasar, ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi, 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta yang meliputi: tanah, bumi, Sumber Daya Alam, dan benda-benda langit lainnya.

Tujuan mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) 2 mengembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya


(42)

21 hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006).

2.1.4.2 Materi Tentang Rangka Manusia

Rositawaty dan Muharam (2008: 4) menjelaskan bahwa rangka adalah kumpulan tulang yang saling berkaitan dan berhubungan. Pendapat lain mengatakan bahwa rangka adalah kumpulan tulang-tulang yang tersusun secara teratur (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Wahyono dan Nurachmandani, (2008: 2-3) menjelaskan bahwa Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Dari beberapa pengertian di atas, secara umum rangka adalah kumpulan tulang yang bermacam-macam dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.

Rangka manusia berfungsi yang beraneka macam. Pertama yaitu sebagai penegak dan pemberi bentuk tubuh. Kedua, yaitu melindungi alat-alat tubuh yang penting, seperti otak, paru-paru, dan jantung. Ketiga, tempat melekatnya otot-otot dan jaringan. Keempat, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Kelima, sebagai alat gerak pasif (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 5).

Rangka manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak. Pada rangka kepala terbagi menjadi


(43)

22 bermacam-macam tulang, di antaranya tulang pelipis, tulang pipi, tulang ubun-ubun, tulang dahi, tulang baji, tulang pelipis, tulang hidung, tulang air mata, tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Bagian rangka kepala manusia dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala Sumber: Sulistyanto & Wiyono, (2008: 4)

Pada rangka kepala, tulang ubun-ubun merupakan yang membentuk pipi dan dinding samping luar rongga mata. Tulang dahi adalah tulang yang membentuk kening dan bagian atas rongga mata, serta melindungi otak bagian depan. Tulang mata berfungsi menempatkan indera penglihatan pada manusia. Tulang hidung berfungsi membentuk indera penciuman pada manusia. Tulang pipi merupakan tulang yang membentuk pipi dan dinding samping luar rongga mata. Tulang rahang adalah tulang yang membentuk bagian atas rahang serta membentuk bagian bawah dan samping rongga hidung. Tulang rahang bawah berfungsi membantu mengunyah makanan serta satu-satunya tulang pada rangka kepala yang dapat digerakkan. Tulang pelipis merupakan tulang yang melindungi saluran telinga dan otak samping. Tulang baji berfungsi melindungi otak bagian samping depan. Tulang kepala belakang berfungsi membentuk bagian terbesar pada dasar tengkorak (Corbell & Archambault, 2008: 156).


(44)

23 Rangka badan meliputi tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Tulang belakang terdiriatas 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang,5 ruas tulang kelangkang, dan 4 ruas tulang ekor (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).

Gambar 2.2 Rangka badan

meliputi (a) tulang belakang, (b) tulang rusuk dan tulang dada, (c) tulang gelang bahu, serta (d) tulang gelang panggul

Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3)

Rangka anggota gerak terdiri atas tulang-tulang anggota gerak atas (tangan) dan tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai). Tulangtulang anggota gerak atas (tangan), yaitu: tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, dan tulang telapak tangan, tulang ruas-ruas jari. Tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai), yaitu: tulang paha, tulang kering,


(45)

24 tulang betis, tulang tempurung lutut, tulang telapak kaki, tulang pergelangan kaki, dan tulang ruas-ruas jari (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).

Gambar 2.3 Rangka anggota gerak

Rangka anggota gerak terdiri atas (a) tulang-tulang anggota gerak atas (tangan) dan (b) tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai).

Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3) 2.2 Penelitian Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Hardiyanti (2016) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Model yang digunakan adalah model pengembangan yang dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015). Model tersebut dimodifikasi ke dalam lima alngkah pengembangan, yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk dan uji terbatas. Hasil penelitian menujukkan bahwa alat peraga


(46)

25 keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peragaoleh ahli menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Pada uji coba terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.

Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga pembelajaran matematika pada siswa kelas II di SD BOPKRI Gondolayu kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas. Alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata sebesar 3,73 sehingga alat peraga papan penjumalahan dan pengurangan yang dikembangkan layak untuk pengujian tahap berikutnya.

Agustin (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga Sandpapper Letters dalam mengembangkan kemampuan menulis kalimat tegak bersambung siswa kelas 1 SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan tujuh tahap, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk akhir. Kualitas alat peraga ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli Montessori dan memperoleh skor 3,20 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal ini


(47)

26 menunjukkan bahwa alat peraga Sandpaper Letters layak digunakan dan dapat diuji coba pada ruang lingkup yang lebih luas.

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menemukan hubungan dari beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori menunjukkan bahwa media pembelajaran tersebut dapat membantu memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya pula media pembelajaran berbasis metode Montessori sudah dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa, Matematika, dan IPS. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA materi tentang rangka manusia. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1

Bagan 2.1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan Penelitian tentang

Pengembangan Media pembelajaran berbasis Metode Montessori

Widyaningrum (2015)

Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD

Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode

Montessori

Hardiyanti (2016)

Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia

berbasis Metode Montessori

Yang akan diteliti

Pengembangan Media pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis

Metode Montessori Agustin (2015)

Pengembangan Alat Peraga Sandpaper Letters Materi

Menulis Kalimat Tegak Bersambung Berbasis


(48)

27 2.3 Kerangka Berpikir

Usia anak dalam memasuki bangku Sekolah Dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret, di mana mereka menyelesaiakan masalah secara kongkret dan nyata. Rangka Manusia merupakan salah materi dalam pelajara IPA pada semester ganjil di kelas 5 SD. Dalam materi tersebut memuat nama-nama bagian tulang, salah satunya rangka manusia bagian kepala. Apabila materi tersebut disajikan kepada siswa dalam metode ceramah, akan membuat siswa bingung karena terlalu abstrak. Karena itu, siswa membutuhkan hal-hal yang bersifat nyata dan kontekstual untuk membantu mereka mengetahui nama tulang pada rangka dan letak tulang tersebut.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah jawaban dari apa yang mereka butuhkan dalam mempelajari materi tentang rangka manusia. Terlebih lagi jarang sekali media pembelajaran berbasis Montessori dikembangangkan IPA, melainkan pada mata pelajaran matematika, IPS, dan bahasa. Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Media pembelajaran Montessori mempunyai ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, correction¸ auto-education, kontekstual. Kelima ciri tersebut disesuaikan dengan lingkungan. Karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran tersebut . Dengan demikian siswa dapat terbantu dalam mempelajari materi tentang rangka manusia dengan submateri rangka kepala.


(49)

28 Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan tentang kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran di Sekolah. Fokus penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dalam materi rangka kepala manusia pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Kanisius Eksperimental Mangunan, Berbah, Sleman. Media pembelajaran berbasis metode Montessori yang dikembangkan dengan memperhatikan kelima ciri media Montessori diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi rangka manusia dengan sub materi yang dituju yaitu rangka kepala manusia.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori menurut para ahli?

2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori menurut siswa?


(50)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penilitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan jenis analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau research and development. Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 297). Dari penjelasan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi rangka manusia dengan sub materi yang dituju yaitu rangka kepala. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi rangka kepala manusia di kelas V. Selain itu, penelitian ini menghasilkan sebuah prototipe media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas berkaitan dengan subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas V tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Sekelompok siswa tersebut berjumlah sepuluh anak yang terdiri dari lima siswa putra dan lima siswa putri.


(51)

30 Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan terkait pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori berupa replika rangka kepala manusia dengan warna yang berbeda di setiap bagian-bagian tulang pada rangka serta papan kartu berwarna berisi nama bagian rangka kepala manusia beserta penjelasannya. Media pembelajaran ini dirancang untuk mempelajari bagian-bagian pada rangka kepala manusia. Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran tersebut untuk mempelajari rangka kepala manusia dalam mata pada mata pelajaran IPA pada kelas atas. Media pembelajaran tersebut terdiri dari replika rangka kepala manusia, papan yang terbuat dari katu untuk meletakan replika rangka kepala manusia dan kartu materi dan kartu soal untuk pengendali kesalahan dan kartu soal, serta kotak penyimpana kartu soal, kartu materi dan kotak penyimpanan seluruh komponen media.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. SD Kanisius Eksperimental Mangunan berlokasi di Jalan Jogja-Solo km 12, Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Eksperimental Mangunan sebagai tempat uji coba terbatas karena SD Kanisius Eksperimental Mangunan memiliki prestasi akademik yang kurang dibandingkan dengan SD lainnya. Selain itu SD Kanisius Eksperimental


(52)

31 Mangunan sangat membutuhkan media pembelajaran ketika melakukan pembelajaran di kelas.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan April 2016 hingga Februari 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari penentuan judul penelitian, pembuatan proposal, pengambilan data, pengolahan data, hingga revisi setelah ujian tugas akhir skripsi.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini megadopsi penelitian Research and Development menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011:169) yang dipadukan dengan Sugiyono (2014: 298). Berikut adalah model pengembangan menurut Borg dan Gall (1989) (dalam Sukmadinata, 2011: 169) dalam bentuk bagan 3.1.

Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall

Sumber: Sukmadinata (2011:169)

Bagan 3.1 menjelaskan tentang sepuluh langkah rancangan penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2012: 169). (1)

Uji coba lapangan (main field testing) Penelitian dan Pengumpulan Data (research and collecting)

Perencanaan (planning)

Pengembangan draf produk (develop premilimnary form

of product)

Uji coba lapangan awal (preliminary field

testing) Merevisi hasil uji coba

(main product revision)

Penyempurnaan produk hasil uji coba lapngan

(operational product revision)

Uji pelaksanaan lapangan (operational

field testing)

Penyempurnaan Produk Akhir (final product

revision)

Diseminasi dan implementasi (Dissemination and Implementation)


(53)

32 Penelitian dan pengumpulan data (research and collecting), mencakup pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. (2) Perencanaan (planning), yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam penelitian,rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemudian pengujian dalam lingkup terbatas. (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), yaitu uji coba lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main produvt revision), yaitu memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

Selanjutnya (6) Uji coba lapangan (main field testing), yaitu melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba. Data kuantiatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi dan jikalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapngan (operational product revision), yaitu menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing) yang dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah yangmelibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. (9) Penyempurnaan produk akhir (final product revision), yaitu penyempurnaan


(54)

33 didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Diseminasi dan implementasi (dissemniation and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Monitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

Bagan 3.2 Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono

Sumber: Sugiyono (2014: 298)

Bagan 3.2 penelitian dan pengembangan Sugiyono (2014: 298) dimulai dengan potensi dan masalah. Melihat adanya potensi dan masalah tersebut, langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan informasi berupa data empirik. Data tersebut dijadikan sebagai pedoman dan bahan untuk membuat desain produk. Kemudian desain produk tersebut tersebut divalidasi oleh pakar atau tenaga ahli sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Setelah mengetahui kelemahan tersebut, desain diperbaiki pada langkah revisi desain. Kemudian dihasilkan produk dan diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang dihadapi responden. Setelah itu, produk yang sudah dujicobakan secara terbatas direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan yang dialami responden selama pemakaian produk. Kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada lingkup responden yang

Potensi dan Masalah

Pengumpulan data Desain Produk

Validasi desain Revisi desain

Uji Coba produk

Revisi produk Uji coba

pemakaian

Revisi produk


(55)

34 sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk dinyatakan layak, produk diproduksi secara massal (Sugiyono, 2014: 298-311).

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi serta memodifikasi model Sugiyono (2014: 297-311) serta Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2011: 169). Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu yang singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, yaitu potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Berikut model penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.3.

Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan 3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011:169) dan Sugiyono (2014: 297-311). Peneliti memodifikasi tahap penelitian dari sepuluh menjadi lima tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba terbatas. Berikut bagan tahap penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi yang disajikan pada bagan 3.3.

Potensi dan Masalah

(Sugiyono,2014)

Penyusunan rencana

(Borg & Gall, dalam Sukamdinata, 2011)

Pengembangan bentuk awal produk

(Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)

Validasi Produk

(Sugiyono, 2014)

Uji coba terbatas

(Borg & Gall, dalam Sukmadianata, 2011)


(56)

35 Bagan 3.4 Prosedur Penelitian

Identifikasi masalah

Pedoman

Observasi Validasi oleh ahli IPA & Montessori dan penggunaan media pembelajaran dan kesulitan belajar siswa karakterisitik media pembelajaran Montessori Pedoman

Wawancara Wawancara

Observasi karakterisitik siswa Analisis

Pembuatan keuesioner analisis kebutuhan guru

Pembuatan keuesioner analisis kebutuhan siswa Validasi oleh

ahli IPA & Montessori Validasi oleh ahli IPA ,Montessori & Guru Kelas Revisi Revisi Uji keterbacaan

guru SD lain Uji keterbacaan

siswa SD lain Revisi Revisi Penyebaran kuesioner Data analisis kebutuhan

Validasi oleh Ahli Pembelajaran IPA Validasi

Media Pembelajaran

Album dan Media Pembelajaran siap

diujicobakan

Validasi oleh Ahli Pembelajaran Montessori

Pretest 1

Prototipe Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia

Berbasis Metode Montessori Uji Coba Terbatas Revisi Produk Tanggapan

guru dan siswa Desain Media Pembelajaran Desain Album Media Pembelajaran Pengumpulan Bahan Media Pembelajaran dan Album siap divalidasi Pembuatan Media Pembelajaran dan Album

Data analisis kebutuhan Konsep pembuatan media

pembelajaran Instrumen tes Kuesioner validasi produk Validasi guru Validasi ahli IPA&Montessori revisi revisi Uji keterbacaan oleh siswa

Uji empiris Uji keterbacaan soal oleh siswa revisi Desain Media Pembelajaran

Desain Album Media Pembelajaran

Instrumen siap digunakan revisi

Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2014)

TAHAP IV Validasi Produk (Sugiyono, 2014)

TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal produk (Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)

TAHAP II

Penyusunan Rencana

(Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)


(57)

36 3.4.1 Potensi dan Masalah

Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. Identifikasi masalah dengan cara observasi pembelajaran IPA di kelas V, serta melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru kelas V, dan salah satu siswa kelas V. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kedua jenis instrumen tersebut divalidasi oleh ahli Montessori dan ahli IPA sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti menganalisis hasil wawancara dan observasi terkait karkateristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran serta kesulitan belajar dalam pembelajaran IPA di kelas V. Analisis tersebtu digunakan sebagai bahan untuk membuat kuisioner analisis kebutuhan.

Dalam penyusunan kuisioner analisis kebutuhan memperhatikam lima karakteristik media pembelajaran Montessori dan karakteristik siswa. Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada siswa dan guru kelas V. Sebelum disebarkan, kuisioner terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli. Pada kuisioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap kalimat tanya pada kuisioner. Kemudian peneliti melakukan revisi dan menyebarkan kuisioner analisisi kebutuhan di SD penelitian.

3.4.2 Penyusunan Rencana

Pada tahap ini, Peneliti membuat desain media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Peneliti juga membuat desain album sebagai petunjuk


(58)

37 penggunaan media pembelajaran. Setelah membuat desain, media pembelajaran dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran siap untuk dibuat.

Peneliti juga menyiapkan instrumen validasi produk dan tes. Instrumen validasi produk sebelumnya divalidasi oleh ke ahli pembelajaran IPA dan ahli Pembelajaran Montessori. Instrumen tes digunakan sebanyak 2 kali, yaitu pretest dan posttest. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu kepada guru SD setara. Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki instrumen.

Setelah direvisi, instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas V SD Setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for Social Studies 22 (SPSS 22) untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan posttest. Kemudian instrumen soal diuji keterbacaannya kepada siswa SD setara. Dari hasil uji keterbacaan, peneliti merevisi instrumen tes apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen.

Peneliti juga menyusun kuisioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tersebut divalidasi sebelum digunakan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat pertanyaan pada kuesioner. Peneliti melakukan revisi dari hasil validasi untuk memperbaiki kekurangan kuesioner. Setelah direvisi dan diperbaiki, kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran siap diberikan kepada siswa. 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk

Pada tahap ini, peneliti mengembangkan desain media pembelajaran berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan guru dan siswa.


(1)

216 LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI UJI COBA TERBATAS


(2)

217 LAMPIRAN 8 CURRICULUM VITAE

Agustinus Nugrahanto adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Lahir di Temanggung, 25 Agustinus 1995. Pendidikan Dasar diperoleh di SD Santa Maria Bulu sampai kelas II, dan pindah SD Pangudi Utami Temanggung hingga lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 1 Temanggung dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA N 1 Temanggung dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguuruan dan Ilmu Pendidikan , Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti.

1. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara “Cantus Firmus” angkatan 2013.

2. Master of Ceremony Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun 2014 & 2015.

3. Master of Ceremony Final Stand Up Comedy Competition 2016 FKIP

Universitas Satana Dharma 2016

4. Co- Fasilitator Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I & II tahun 2015

5. Ketua Umum Inisiasi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2015 6. Anggota Divisi Publikasi Seminar “Reveinting Childhood Education” 2015


(3)

218 7. Panitia Pekan Seni Mahasiswa Daerah Tangkai Vokal Grup Provinsi DIY

2016

8. Master of Ceremony Jaringan Komunikasi (Jarkom) Pelajar Katolik

Keuskupan Agung Semarang 2016.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhir dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia berbasis Metode Montessori”


(4)

(5)

(6)