Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode montessori.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Christina Nunik Puspitasari NIM: 131134003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Christina Nunik Puspitasari NIM: 131134003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang sudah memberikan

kesehatan, kemudahan, kelancaran dan terang Roh Kudus selama

mengerjakan skripsi ini.

Bapakku Fransiskus Xaverius Parman dan Ibuku Paskalia Prihantini

yang selalu menyemangati, mendoakan dan memberikan yang terbaik

untukku sampai saat ini.

Kedua adikku, Filipus Dwi Prasetya Nugraha dan Maria Tri

Cahyaningtyas yang selalu memberikan semangat dan doa terbaik untuk

kakaknya.

Julius Bianto Sadewo, yang selalu menyemangatiku sampai saat ini.


(6)

v

MOTTO

Talk less, do more

Jangan takut, percaya saja! – Markus 5:36b

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu –

1 Petrus 5:7

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya – Yesaya 40:29


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Februari 2017 Penulis


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Christina Nunik Puspitasari Nomor Mahasiswa : 131134003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR

HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 10 Februari 2017 Yang menyatakan


(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

Christina Nunik Puspitasari Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA karena materi IPA bersifat abstrak. Penggunaan media pembelajaran dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut tetapi ketersediaan media pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas III SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dimodifikasi dalam lima tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Validasi produk menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor sebesar 3,86. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada saat

posttest lebih tinggi daripada nilai pretest. Selisih rerata nilai pretest dan posttest

sebesar 31. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi daur hidup hewan.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, IPA, daur hidup hewan, metode Montessori.


(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL ON LIFE CYCLE OF ANIMAL MATERIAL

BASED ON MONTESSORI METHOD Christina Nunik Puspitasari

Sanata Dharma University 2017

Background of this research was the students having difficulties in understanding the materials because the materials of IPA was abstract. The use of learning media was needed to overcome these problem but the availability of the science learning media in school was still limited. The purpose of this research was to described the procedures and the quality of elementary school science learning media on life cycle of animal material based on Montessori method.

Kind of research used was research and development. The subject of this research were 10 grade III students of Kanisius Jetisdepok elementary school 2016/2017. The object of this research was a science learning media based on Montessori method. Research instrument used were observation mannual, interview mannual, questionnaires, and question of test. Data analysis technique used were quantitative and qualitative data analysis.

The research results indicated that the procedures of the development of science learning media of elementary school on life cycle of animal material based on Montessori method was modified into 5 phases that were issues and potential, planned, the development of an early form of the product, product validation, and limited field trials. The validation of the product indicated that the quality was very good with an average score 3,86. The limited field trials indicated that the value which students got when posttest was higher than pretest. Difference between the average score of pretest and posttest amounted to 31. Therefore, it can be concluded that the learning media of animal life cycle has a very good quality and could helping students in learning the material of animal life cycle.

Keywords: research and development, learning media, IPA, life cycle of the animal, Montessori method.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan

Berbasis Metode Montessori”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria karena telah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran, dan terang Roh Kudus dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

6. Florentina Rusmini, S.Pd. Kepala SD Kanisius Jetisdepok yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian.

7. Christina Kusumastuti, S.Pd.SD Kepala SD Kanisius Minggir yang telah memberikan ijin untuk mengujicobakan instrumen penelitian. 8. Widiastuti, S.Pd wali kelas III, segenap guru dan karyawan SD

Kanisius Jetisdepok yang telah membantu selama proses penelitian. 9. A.Y. Sumiyem wali kelas III dan segenap guru SD Kanisius Minggir

yang telah membantu selama proses pengujian instrumen.

10.Siswa-siswi kelas III SD Kanisius Jetisdepok yang telah membantu dalam uji coba terbatas.

11.Siswa-siswi kelas III SD Kanisius Minggir yang telah membantu dalam uji empiris dan uji keterbacaan instrumen.


(12)

xi 12.Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang membantu

selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

13.Bapakku Fransiskus Xaverius Parman dan ibuku Paskalia Prihantini yang selalu menyemangati, mendoakan, dan memberikan yang terbaik untukku.

14.Kedua adikku, Filipus Dwi Prasetya Nugraha dan Maria Tri Cahyaningtyas yang selalu menyemangati dam mendoakanku.

15.Keluarga besarku, bukwo, alm.pakwo, budhe, pakdhe, om, tante, sepupuku yang senantiasa memberikan dukungan dan doa terbaik untukku.

16.Julius Bianto Sadewo, yang selalu menyemangatiku sejak awal kuliah hingga saat ini.

17.Saktyo Dwi Wicaksono, yang sudah membantu dalam pembuatan desain.

18.Teman-teman PPL SD Kanisius Jetisdepok, Fransisca Any Tri Astuti, Y. Johan Astuti, Septri Anggreani Timaria, Rosaliana W.S Dewi yang membantu peneliti selama proses penelitian berlangsung.

19.Sahabat-sahabatku di kelas A, Y. Johan Astuti, Fransisca Vitha Dwi Aryani, Chatarina Titin Mugilestari, Bernadeta Dwi Astuti, Natalia Runi Astuti yang menyemangati, mendukung, dan memberikan penghiburan selama proses penyusunan skripsi.

20.Teman-temanku, Adiktia Kurniawati, Adelia Surya Putri, Paulus Yuli Suseno, Rahmawati Suharno yang membantu selama proses penyusunan skripsi.

21.Teman-teman payung Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Berbasis Metode Montessori yang mau membantu dan bekerja sama selama penyusunan skripsi.

22.Pak Muhibat’s crew, yang membantu peneliti dalam menyelesaikan

pembuatan media pembelajaran.


(13)

xii 24.Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat

peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti menemukan banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini. Walaupun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menyerah dan putus ada, melainkan menjadi semakin termotivasi dan semangat untuk terus menyelesaikan skripsi tepat waktu.

Tidak ada gading yang retak, begitu pula dengan penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Peneliti


(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR RUMUS ... xx

DAFTAR BAGAN ... xxi

DAFTAR GRAFIK ... xxii

DAFTAR GAMBAR ... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

1.5.Definisi Operasional ... 7

1.6.Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Pustaka ... 11

2.1.1. Perkembangan Anak ... 11


(15)

xiv

2.1.1.2. Tahap Pra-Operasional ... 12

2.1.1.3. Tahap Operasional Konkret ... 12

2.1.1.4. Tahap Operasional Formal ... 13

2.1.2. Media Pembelajaran ... 14

2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 14

2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran ... 14

2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15

2.1.3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 17

2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 17

2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 19

2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam ... 20

2.1.4.1. Hakikat IPA ... 20

2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar ... 21

2.1.4.3. Materi Daur Hidup Hewan ... 22

2.2.Penelitian yang Relevan ... 28

2.2.1. Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 28

2.3.Kerangka Berpikir ... 31

2.4.Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ... 33

3.2.Setting Penelitian ... 34

3.2.1. Subjek Penelitian ... 34

3.2.2. Objek Penelitian ... 34

3.2.3. Lokasi Penelitian ... 35

3.2.4. Waktu Penelitian ... 35

3.3.Rancangan Penelitian ... 35

3.4.Prosedur Penelitian ... 39

3.4.1. Potensi dan Masalah ... 41

3.4.2. Perencanaan ... 42

3.4.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk ... 43


(16)

xv

3.4.5. Uji Coba Lapangan Terbatas ... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5.1 Observasi ... 45

3.5.2 Wawancara ... 45

3.5.3 Kuesioner ... 46

3.5.4 Tes ... 47

3.6 Instrumen Penelitian ... 47

3.6.1 Pedoman Observasi ... 48

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 49

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ... 49

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas III ... 50

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas III ... 50

3.6.3 Kuesioner ... 51

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 51

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 52

3.6.4 Soal Tes ... 55

3.7Triangulasi ... 58

3.8Teknik Analisis Data ... 60

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 60

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 66

4.1.1. Potensi dan Masalah ... 66

4.1.1.1. Identifikasi Masalah ... 67

1) Observasi ... 67

2) Wawancara ... 69

4.1.1.2. Analisis Kebutuhan ... 77

1) Analisis Karakteristik Siswa ... 77

2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori ... 78

3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan ... 78

4) Data Analisis Kebutuhan ... 81


(17)

xvi

4.1.2.1. Desain Media Pembelajaran ... 93

4.1.2.2. Desain Album Media Pembelajaran ... 102

4.1.2.3. Instrumen Tes dan Validasi Produk ... 102

4.1.2.3.1. Tes ... 102

4.1.2.3.2. Kuesioner Validasi Produk ... 108

4.1.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk ... 110

4.1.3.1. Pengumpulan Bahan ... 111

4.1.3.2. Pembuatan Media Pembelajaran ... 111

4.1.3.3. Pembuatan Album Media Pembelajaran ... 116

4.1.4. Validasi Produk ... 117

4.1.4.1. Validasi Produk Media Pembelajaran ... 117

4.1.4.2. Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 118

4.1.5. Uji Coba Lapangan Terbatas ... 119

4.1.5.1. Data dan Analisis Tes ... 120

4.1.5.2. Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran ... 122

4.2.Pembahasan ... 123

4.2.1. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran DaurHidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 123

4.2.2. Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 128

BAB V PENUTUP 5.5Kesimpulan ... 131

5.6Keterbatasan Penelitian ... 132

5.7Saran ... 133


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas III ... 48

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 49

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas III ... 50

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas III ... 50

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 52

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Kuesioner Tanggapan Mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 53

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 54

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Tes ... 56

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 56

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 63

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 63

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli ... 68

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 68

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 70

Tabel 4.4 Revisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah berdasarkan Komentar oleh Ahli ... 71

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 71

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 72

Tabel 4.7 Revisi Pedoman Wawancara Guru Berdasarkan Komentar oleh Ahli ... 73

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru ... 73

Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 74

Tabel 4.10 Revisi Pedoman Wawancara Siswa Berdasarkan Komentar Oleh Ahli ... 75

Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 75

Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 79

Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 80


(19)

xviii Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

oleh Ahli ... 80

Tabel 4.15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 81

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 82

Tabel 4.17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 84

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 86

Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 88

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 103

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk oleh Ahli ... 103

Tabel 4.22 Revisi Instrumen Tes Berdasarkan Komentar oleh Ahli ... 104

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows ... 106

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows ... 106

Tabel 4.25 Kisi-Kisi Instrumen Pretest dan Posttest ... 107

Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 107

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ... 108

Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 109

Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 110

Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 117

Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ... 118

Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Media Pembelajaran oleh Ahli ... 119


(20)

xix Tabel 4.34 Revisi Media Pembelajaran Setelah Uji Coba Lapangan

Terbatas ... 122 Tabel 4.35 Tanggapan Mengenai Produk Media Pembelajaran

oleh Siswa ... 123 Tabel 4.36 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan

Berbasis Metode Montessori ... 128 Tabel 4.37 Selisih Nilai Pretest dan Posttest ... 129


(21)

xx

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan

skala Likert ... 63 Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase hasil kuesioner ... 64 Rumus 3.3 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest ... 64


(22)

xxi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan ... 30 Bagan 3.1 Tahap-tahap penelitian menurut Sugiyono ... 36 Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 39 Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 40 Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 59 Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 59 Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 76 Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 91


(23)

xxii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing

siswa ... 121 Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ... 122


(24)

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kotak Daur Hidup Katak ... 8 Gambar 1.2 Papan Puzzle Daur Hidup Katak ... 8 Gambar 1.3 Papan Daur Hidup Katak ... 9 Gambar 1.4 (a) Kartu Gambar ... 9 Gambar 1.4 (b) Kartu Jawaban ... 9 Gambar 1.5 Kartu Kata ... 10 Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan

Katak 3 Dimensi ... 10 Gambar 2.1 Daur Hidup Ayam ... 24 Gambar 2.2 Daur Hidup Kucing ... 24 Gambar 2.3 Daur Hidup Kupu-Kupu ... 26 Gambar 2.4 Daur Hidup Kecoa ... 27 Gambar 2.5 Daur Hidup Katak ... 28 Gambar 4.1 Desain Kotak Daur Hidup Katak Tampak Atas ... 94 Gambar 4.2 Desain Kotak Daur Hidup Katak Tampak Depan ... 94 Gambar 4.3 Desain Kotak Daur Hidup Katak Tampak Samping ... 94 Gambar 4.4 Desain Papan Puzzle Daur Hidup Katak Tampak Atas ... 96 Gambar 4.5 Desain Papan Puzzle Daur Hidup Katak Tampak Depan ... 96 Gambar 4.6 Desain Puzzle Gambar ... 96 Gambar 4.7 Desain Puzzle Huruf ... 97 Gambar 4.8 Desain Tutup Papan Puzzle Daur Hidup Katak ... 97 Gambar 4.9 Desain Papan Daur Hidup Katak Tampak Atas ... 98 Gambar 4.10 Desain Papan Daur Hidup Katak Tampak Depan ... 98 Gambar 4.11 Desain Kartu Gambar ... 99 Gambar 4.12 Desain Kartu Kata ... 99 Gambar 4.13 Desain Kartu Jawaban Tampak Depan dan Belakang ... 99 Gambar 4.14 Desain Kotak Penyimpanan Kartu Tampak Atas dan

Tutup Penyimpanan Kartu ... 100 Gambar 4.15 Desain Kotak Penyimpanan Kartu Tampak Depan ... 100 Gambar 4.16 Desain Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi Tampak Atas ... 101


(25)

xxiv Gambar 4.17 Desain Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

Tampak Depan ... 101 Gambar 4.18 Tutup Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi ... 102 Gambar 4.19 Gambar Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ... 112 Gambar 4.20 Papan Puzzle Daur Hidup Katak ... 113 Gambar 4.21 Papan Daur Hidup Katak ... 114 Gambar 4.22 Kotak Daur Hidup Katak ... 115 Gambar 4.23 Kartu Gambar ... 115 Gambar 4.24 Kartu Kata ... 115 Gambar 4.25 Kartu Jawaban ... 115 Gambar 4.26 Kotak Penyimpanan Kartu ... 116 Gambar 4.27 Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi ... 116


(26)

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi ... 138 Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA ... 142 Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala

sekolah oleh ahli ... 143 Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ... 151 Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ... 155 Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru ... 163 Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ... 169 Lampiran 1.8 Transkip wawancara dengan siswa ... 178

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru ... 182 Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 194 Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis

kebutuhan guru ... 209 Lampiran 2.4 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis

kebutuhan siswa ... 215 Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru ... 220 Lampiran 2.6 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa ... 224

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli ... 228 Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli ... 230 Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa

dalam uji empiris ... 232 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas dan

reliabilitas instrumen tes ... 233 Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ... 234 Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ... 236 Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ... 237


(27)

xxvi

Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ... 238 Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai

media pembelajaran oleh siswa ... 242 Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan

mengenai media pembelajaran oleh siswa ... 248 Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ... 251 Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media

pembelajaran oleh ahli ... 257 Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media

pembelajaran oleh siswa ... 261

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ... 262 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 263

Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ... 264 Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan .. 283 Lampiran 8 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ... 288 Lampiran 9 Curriculum Vitae ... 289


(28)

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1.Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disingkat menjadi IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011:3). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006:167). IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013:165).

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup. Ruang lingkup tersebut meliputi: (1) makhluk hidup dan proses kehidupan; (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya; (3) energi dan perubahannya; dan (4) bumi dan alam semesta (BSNP, 2006:168). Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan merupakan salah satu materi pembelajaran IPA di kelas III semester I. Di dalam materi tersebut membahas mengenai daur hidup beberapa hewan, baik yang mengalami metamorfosis atau tidak.


(29)

2 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Agustus 2016 menunjukan bahwa guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru menggunakan buku LKS sebagai pedoman dalam menjelaskan materi. Guru mencatatkan poin-poin penting mengenai materi yang dijelaskan di papan tulis dengan menggunakan kapur. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Disaat guru bertanya kepada siswa, hanya ada satu atau dua siswa yang langsung menjawab secara spontan pertanyaan dari guru sedangkan siswa lainnya memilih untuk diam. Setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan latihan soal pada masing-masing siswa secara lisan. Ada beberapa siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Apabila ada siswa yang tidak bisa menjawab, guru memperbolehkan siswa lainnya untuk membantu menjawab. Beberapa siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru karena siswa lupa tentang materi yang baru saja dijelaskan.

Siswa juga mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan karena banyak hapalan dan tidak dapat dilihat secara langsung sehingga materi tersebut susah untuk dipahami (wawancara siswa, 19 Agustus 2016). Guru berpendapat sama dengan siswa dimana guru juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut karena materinya yang bersifat abstrak (wawancara guru, 15 Agustus 2016). Materi IPA yang bersifat abstrak membuat siswa kesulitan memahami konsep suatu materi pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan suatu solusi yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran IPA.


(30)

3 Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan solusi untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA. Di samping itu, guru dan siswa juga membutuhkan media dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran cocok diterapkan bagi siswa kelas III SD karena siswa kelas III berada pada tahap operasional konkret dimana penggunaan benda-benda nyata pada media pembelajaran sangat diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan kepala sekolah pada tanggal 18 Agustus 2016 dapat diketahui bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas. Guru juga sependapat dengan pemikiran dari kepala sekolah, dibuktikan saat guru jarang menggunakan media pembelajaran di kelas karena keterbatasan waktu untuk mempersiapkannya (wawancara guru, 15 Agustus 2016). Padahal siswa merasa tertarik, senang, dan lebih paham apabila menggunakan media dalam pembelajaran IPA (wawancara siswa, 19 Agustus 2016).

Media pembelajaran yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ada beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori, diantaranya sebagai berikut: (1) Material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra; (2) Memperlihatkan benda-benda yang dapat menarik perhatian anak; (3) Bahan pembelajaran dari Montessori melatih anak untuk belajar mandiri; (4) Memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutek, 2013:236).


(31)

4 Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Noi (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi perkalian berbasis metode Montessori untuk kelas III. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rerata 58,21 menjadi rerata 97,82. Penelitian lain dilakukan oleh Wulandari (2016). Wulandari (2016) mengembangkan alat peraga membaca dan menulis permulaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai membaca dan menulis yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata nilai membaca sebesar 26,2 dan selisih nilai menulis sebesar 10.

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa, kebutuhan serta penggunaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas III SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran yang dikembangkan mempertimbangkan ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada prototipe atau bentuk dasar produk media pembelajaran IPA yang sudah divalidasi oleh beberapa ahli dan digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas.


(32)

5

1.2.Rumusan Masalah

1.2.1.Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III? 1.2.2.Bagaimana kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode

Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1.Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III.

1.3.2.Mengetahui kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1.Bagi Mahasiswa

Mahasiswa memiliki pengalaman dalam melakukan pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi daur hidup hewan pada siswa. Media pembelajaran yang dikembangkan membantu mahasiswa untuk menciptakan media pembelajaran inovatif yang dapat membantu proses belajar mengajar di kelas.

1.4.2.Bagi Guru

Guru semakin paham mengenai pentingnya penggunaan media pembelajaran selama proses belajar mengajar. Guru juga dapat


(33)

6 mengembangkan media pembelajaran secara mandiri untuk membantu kesulitan belajar yang dialami siswa.

1.4.3.Bagi Siswa

Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran daur hidup hewan ketika menggunakan media pembelajaran. Siswa juga mendapatkan pengalaman baru saat menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

1.4.4.Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan pengetahuan baru mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori. Sekolah juga dapat mengembangkan media pembelajaran secara mandiri supaya dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.

1.4.5.Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian kolaboratif dengan metode

Research and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, siswa

di SD mitra. Melalui proses penelitian dan pengembangan ini prodi PGSD memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori yang semakin beragam.

1.4.6.Bagi peneliti lain

Peneliti lain dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk materi pembelajaran IPA lainnya.


(34)

7

1.5.Definisi Operasional

1.5.1.Perkembangan anak adalah proses perubahan yang dialami oleh anak yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.

1.5.2.Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk membantu proses penyampaian materi pembelajaran ke siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

1.5.3.Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual.

1.5.4.Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar.

1.5.5.Daur hidup hewan adalah seluruh tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh hewan selama masa hidupnya.

1.6.Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran daur hidup hewan beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari materi daur hidup hewan, khususnya tentang daur hidup katak. Media pembelajaran daur hidup hewan terdiri dari kotak daur hidup katak, papan puzzle daur hidup katak, papan daur hidup katak, kartu, kotak penyimpanan kartu dan kotak penyimpanan katak 3 dimensi.


(35)

8

1.6.1.Kotak Daur Hidup Katak

Kotak daur hidup katak berbentuk balok dengan ukuran 46,5 cm x 32,5 cm x 5,5 cm. Kotak daur hidup katak juga dilengkapi dengan tutup yang berukuran 44,5 cm x 30,5 cm dan memiliki ketebalan 1 cm. Berikut adalah gambar mengenai kotak daur hidup katak.

Gambar 1.1 Kotak Daur Hidup Katak

1.6.2.Papan Puzzle Daur Hidup Katak

Papan puzzle daur hidup katak diberi bingkai dengan ukuran 1 cm pada masing-masing sisinya. Papan puzzle daur hidup katak berbentuk balok dengan ukuran 44,5 cm x 30,5 cm x 2,5 cm. Selain itu, papan puzzle daur hidup katak juga dilengkapi dengan tutup yang berukuran 44,5 cm x 30,5 cm dan memiliki ketebalan 1 cm. Berikut adalah gambar mengenai papan puzzle daur hidup katak.

Gambar 1.2 Papan Puzzle Daur Hidup Katak

32,5 cm

46,5 cm

30,5 cm


(36)

9

1.6.3.Papan Daur Hidup Katak

Papan daur hidup katak diberi bingkai dengan ukuran 1 cm pada masing-masing sisinya. Papan daur hidup katak berbentuk balok tanpa tutup dengan ukuran 39,5 cm x 30,5 cm x 3 cm. dan papan daur hidup katak. Berikut adalah gambar mengenai papan daur hidup katak.

Gambar 1.3 Papan Daur Hidup Katak

1.6.4.Kartu

Kartu terdiri dari kartu gambar, kartu kata, dan kartu jawaban yang berbentuk persegi panjang. Kartu gambar dan kartu jawaban berukuran 8 cm x 5 cm sedangkan kartu kata berukuran 8 cm x 2,5 cm. Berikut adalah gambar mengenai kartu gambar, kartu kata, dan kartu jawaban.

Gambar 1.4 (a) Kartu Gambar, (b) Kartu Jawaban 39,5 cm

30,5 cm

8 cm 8 cm

5 cm

katak muda

Katak berekor tumbuh dan

berubah menjadi katak muda. Katak muda masih memiliki ekor

dan kaki.

Semakin lama, ekor katak

semakin menyusut (hilang).


(37)

10 Gambar 1.5 Kartu Kata

1.6.5.Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

Kotak penyimpanan kartu berbentuk balok dengan ukuran 27 cm x 3,5 cm x 7 cm. Kotak penyimpanan katak 3 dimensi berbentuk balok dengan ukuran 19 cm x 12 cm x 5,5 cm. Berikut adalah gambar mengenai kotak penyimpanan kartu dan kotak penyimpanan katak 3 dimensi.

Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi 3,5

cm

27 cm 19 cm

12 cm

telur

8 cm


(38)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1.Kajian Pustaka

Pada subbab ini akan membahas mengenai beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal di antaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1.Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf&Sugandhi, 2013:1). Perkembangan yang dialami oleh seorang anak ditentukan secara genetik dan dipengaruhi faktor lingkungan (Meggitt, 2013:1). Tahap yang terjadi dalam perkembangan ini dicapai oleh anak pada waktu yang tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap, dan tidak bervariasi (Suparno, 2011:25). Piaget mengatakan bahwa anak-anak mengalami perkembangan kognitif melalui sebuah rangkaian tetap. Piaget membagi perkembangan kognitif anak menjadi 4 tahap (Suparno, 2011:24). Keempat tahap perkembangan kognitif tersebut yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun),


(39)

12 tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun).

2.1.1.1Tahap Sensorimotor

Tahap sensorimotor dialami oleh anak saat lahir sampai berusia 2 tahun. Pada tahap ini, intelegensi anak didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya dan anak belum dapat berbicara dengan bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2011:26). Tahap ini sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap berikutnya (Suparno, 2011:27).

2.1.1.2Tahap Pra-Operasional

Tahap pra-operasional dialami oleh anak saat berusia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan bahasa simbolis yang berupa gambaran dan bahasa ucapan (Suparno, 2011:49). Penggunaan bahasa simbolis ini memacu perkembangan pemikiran anak karena anak sudah dapat menggambarkan sesuatu dengan bentuk yang lain (Suparno, 2011:67-68).

2.1.1.3Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret dialami oleh anak saat berusia 7 sampai 11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika tertentu dengan sifat reversibilitas dan kekekalan (Suparno, 2011:86). Melalui sistem pemikiran logis itu, anak dapat menerapkannya saat memecahkan persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2011:69). Pada tahap ini anak masih kesulitan untuk memecahkan persoalan yang abstrak (Suparno, 2011:87).


(40)

13

2.1.1.4Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal dialami saat umur 11 tahun sampai dewasa. Pada tahap operasional formal, remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi dan hipotesis serta dapat mengambil kesimpulan dari apa yang diamati (Suparno, 2011:88). Pada tahap ini, cara berpikir yang abstrak mulai dapat dipahami. Ia dapat berpikir fleksibel dan efektif serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks.

Montessori membagi tahap perkembangan anak menjadi tiga periode, yaitu usia 0-6 tahun (absorbent mind), usia 6-12 tahun dan 12-18 tahun (Gutek, 2013:79). Di periode pertama, anak mulai menyerap informasi, membangun konsep tentang kenyataan, mulai menggunakan bahasa, dan memasuki dunia yang lebih besar dalam kelompok budayanya melalui eksplorasi lingkungan. Di periode kedua, keterampilan dan kemampuan yang sudah muncul di periode pertama menjadi lebih berkembang. Di periode ketiga, adanya perubahan fisik diimbangi dengan kematangan secara penuh.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses perubahan yang dialami oleh anak yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Siswa kelas III (usia 8-9 tahun) berada pada tahap operasional konkret karena pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika tertentu dengan sifat reversibilitas dan kekekalan (Suparno, 2011:86). Pada tahap ini anak masih kesulitan untuk memecahkan persoalan yang abstrak sehingga anak-anak membutuhkan penggunaan benda-benda nyata. Oleh sebab itu, penggunaan benda-benda nyata dalam hal media pembelajaran untuk


(41)

14 anak SD sangat diperlukan karena sudah sesuai dengan karakteristik anak pada tahap perkembangannya.

2.1.2.Media Pembelajaran

Pada subbab ini akan membahas mengenai pengertian media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

2.1.2.1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu kegiatan proses belajar mengajar dan bertujuan supaya siswa dapat memahami makna dari pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik (Kustandi&Sutjipto, 2011:8). Media pembelajaran adalah alat yang memiliki fungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Sanaky, 2013:3). Menurut Martin dan Briggs (Kosasih, 2014:50), media pembelajaran adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si pembelajar. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk membantu proses penyampaian materi pembelajaran ke siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2.1.2.2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana&Rivai (1992:2) dalam proses belajar peserta didik adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh


(42)

15 peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll.

2.1.2.3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian berdasarkan beberapa hal (Sanjaya, 2014:118-121), diantaranya:

1) Berdasarkan sifatnya, media pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Media auditif (media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, contohnya radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara); (2) Media visual (media yang hanya dapat dilihat saja, tidak dapat didengar, contohnya film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis); (3) Media audio visual (media yang mengandung unsur suara dan dapat dilihat, contohnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara).

2) Berdasarkan kemampuan jangkauannya, media pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu: (1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, contohnya radio dan televisi; (2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, contohnya film slide, film, video.


(43)

16 3) Berdasarkan cara atau teknik pemakaiannya, media pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu: (1) Media yang diproyeksikan, contohnya film slide, film stripe, transparansi, komputer; (2) Media yang tidak diproyeksikan, contohnya gambar, foto, lukisan, radio.

4) Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, media pembelajaran dibagi menjadi tujuh yaitu: (1) Media grafis (media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan lewat kata-kata, kalimat, angka, simbol. Contohnya grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, bulletin board), bahan cetak (media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset. Contohnya buku tes, modul, bahan pengajaran terporgram), gambar diam (media visual yang berupa gambar dari hasil proses fotografi. Contohnya foto); (2) Media proyeksi diam (media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak ataupun memiliki sedikit unsur gerakan. Contohnya OHP/OHT, opaque projector); (3) Media audio (media yang penyampaian pesannya hanya melalui cara didengarkan. Contohnya radio, kaset tape recorder); (4) Media audio visual diam (media yang penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam. Contohnya media sound slide, film stripe bersuara); (5) Film (serangakaian gambar diam yang ditayangkan secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Contohnya film bisu, film bersuara); (6) Media televisi (media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Contohnya media televisi, televisi terbatas); (7) Multimedia (suatu


(44)

17 sistem penyampaian dengan menggunakan suatu unit atau paket. Contohnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual).

2.1.3.Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Pada subbab ini akan membahas mengenai syarat media pembelajaran berbasis metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat ciri (Montessori, 2002:171-175), yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ciri-ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Ciri media pembelajaran Montessori yang pertama adalah menarik. Hal ini memiliki tujuan bahwa media pembelajaran yang digunakan dirancang untuk menarik minat siswa dalam belajar supaya anak memiliki keinginan untuk memegang dan merasakan media tersebut. Media pembelajaran Montessori memiliki keindahan warna dan bentuk. Montessori membuat desain alatnya semenarik mungkin dengan ukuran yang tepat supaya siswa dapat menggunakan alat ini secara mudah dengan dihiasi warna yang mencolok supaya bisa membuat siswa merasa tertarik (Montessori, 2002:174).

Ciri media pembelajaran Montessori yang kedua adalah bergradasi. Media pembelajaran Montessori memiliki gradasi dalam hal rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indra, tetapi juga pada


(45)

18 gradasi dalam hal penggunaaan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174).

Ciri media pembelajaran Montessori yang ketiga adalah auto-correction. Maksud dari auto-correction adalah media pembelajaran tersebut memiliki pengendali kesalahan yang bertujuan supaya siswa dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah kegiatan yang dilakukannya tanpa membutuhkan orang lain untuk menilai dirinya (Montessori, 2002:171).

Ciri media pembelajaran Montessori yang keempat adalah auto-education. Maksud dari auto-education ini yaitu media pembelajaran Montessori dibuat supaya dapat menumbuhkan sikap kemandirian siswa tanpa ada bantuan dari pihak orang dewasa. Lingkungan pembelajaran dibuat sedemikian rupa supaya tidak ada orang dewasa yang menilai aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini dilakukan karena di masing-masing media sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori, 2002:172-173).

Selain keempat ciri di atas, ciri media pembelajaran Montessori yang dapat ditambahkan yaitu kontekstual. Belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks (Lillard, 2005:32). Secara umum, kontekstual mengandung arti: yang berkenan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks; yang membawa maksud, makna, dan kepentingan (Hosnan, 2014:267). Definisi mendasar tentang pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan


(46)

19 keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Hosnan, 2014:267). Pembelajaran yang kontekstual mampu memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa. Selain itu, ciri kontekstual dalam penelitian ini memiliki maksud untuk menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu : menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Media pembelajaran yang dibuat juga menggunakan bahan yang sering ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, seperti kayu. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan.

2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri yang membedakan dengan media lainnya, diantaranya menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ada beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori, diantaranya sebagai berikut: (1) Material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra; (2) Memperlihatkan benda-benda yang dapat menarik perhatian anak; (3) Bahan pembelajaran dari Montessori melatih anak untuk belajar mandiri; (4) Memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutek, 2013:236).


(47)

20

2.1.4.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pada subbab ini akan membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar dan materi daur hidup hewan. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

2.1.4.1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disingkat menjadi IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011:3). Menurut Darmojo (Samatowa, 2011:2), IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Nash (Samatowa, 2011:3), IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habisnya (Samatowa, 2011:1). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya mempelajari tentang penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006:167). Pendidikan IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BSNP, 2006:167). Pendidikan IPA diarahkan supaya siswa dapat melakukan pembelajaran secara inkuiri sehingga dapat membantu peserta didik


(48)

21 untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006:167).

2.1.4.2. Pembelajaran IPA di sekolah dasar

Mata pelajaran IPA di SD memiliki tujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Mengembangkan pemahaman konsep-konsep IPA yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran bahwa ada hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam ciptaan Tuhan; dan (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (BSNP, 2006:167).

Samatowa (2011:6) mengatakan bahwa ada empat alasan IPA perlu diajarkan di Sekolah Dasar yaitu: (a) IPA sangat bermanfaat bagi suatu bangsa. Seorang dokter atau insinyur tidak mungkin menjadi dokter atau insinyur yang baik tanpa dasar yang cukup luas tentang gejala alam; (b) IPA melatih siswa untuk berpikir kritis, apabila IPA diajarkan dengan metode yang tepat misalnya ‘’menemukan sendiri’’ saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut; (c) Apabila IPA diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi memahami; dan (d) Mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak


(49)

22 secara keseluruhan. Mata pelajaran IPA perlu diajarkan di sekolah dasar karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis serta objektif. Pendidikan IPA di SD akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah (Samatowa, 2011:2). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006:167).

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup. Ruang lingkup tersebut meliputi: (1) makhluk hidup dan proses kehidupan; (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya; (3) energi dan perubahannya; dan (4) bumi dan alam semesta (BSNP, 2011:168). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil ruang lingkup pertama yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dengan

Kompetensi Dasar “Mendekripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan,

kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga)” untuk kelas III yang diajarkan pada

semester 1.

2.1.4.3. Materi Daur Hidup Hewan

Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan diawali dengan lahir/menetas, kemudian tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya akan mati (Zuneldi, dkk, 2011:51). Pertumbuhan yang dialami oleh hewan dapat dilihat dengan adanya perubahan pada bentuk maupun ukuran tubuhnya. Ada hewan yang hanya


(50)

23 mengalami perubahan pada ukuran tubuhnya dan ada juga yang mengalami keduanya. Seluruh tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh hewan selama masa hidupnya disebut daur hidup (Haryanto, 2002:44).

Masing-masing hewan memiliki daur hidup yang berbeda-beda. Hewan yang tidak mengalami perubahan bentuk termasuk dalam kelompok daur hidup hewan yang tidak mengalami metamorfosis, sedangkan hewan yang mengalami perubahan bentuk termasuk dalam kelompok daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis. Hewan dikatakan mengalami metamorfosis apabila hewan tersebut mengalami perubahan bentuk yang berbeda yang dialami sejak lahir/menetas sampai menjadi hewan dewasa (Haryanto, 2002:44). Berikut adalah penjelasannya.

1) Daur hidup hewan yang tidak mengalami metamorfosis

Ada beberapa hewan yang mengalami daur hidup tanpa mengalami metamorfosis, antara lain ayam, kucing, kambing (Amin&Priyono, 2009:32). Sejak hewan tersebut dilahirkan hingga dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh saja.

a) Daur Hidup Ayam

Ayam berkembang biak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu dierami kurang lebih selama 21 hari supaya dapat menetas menjadi anak ayam. Anak ayam ini memiliki bulu-bulu halus. Semakin lama, anak ayam tumbuh menjadi besar. Bulu-bulu halus yang dimiliki sejak lahir berubah menjadi bulu-bulu seperti induknya. Ayam betina berubah menjadi seperti induk betina sedangkan ayam jantan berubah menjadi seperti ayam jago dewasa. Setelah dewasa ayam berkembang biak dan menghasilkan telur


(51)

24 kembali. Lewat telur inilah, daur hidup ayam dimulai kembali (Haryanto, 2002:45).

(sumber:

http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)

Gambar 2.1 Daur Hidup Ayam b) Daur Hidup Kucing

Kucing berkembang biak dengan cara beranak (melahirkan). Sebelum anaknya lahir, kucing betina mengandung anaknya selama tiga bulan. Anak kucing yang baru saja lahir belum bisa makan sendiri sehingga anak kucing tersebut hanya menyusu pada induknya. Sejak lahir hingga dewasa tubuh kucing tidak berubah bentuk. Perubahan yang dialami oleh kucing dari masa anak-anak hingga menjadi dewasa hanya terletak pada ukuran tubuhnya yang berubah menjadi lebih besar (Sumantoro&Hermana, 2009:63).

(sumber:

http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)


(52)

25 2) Daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis

Ada beberapa hewan yang mengalami daur hidup dengan metamorfosis, antara lain kupu-kupu, nyamuk, katak, belalang, kecoa, jangkrik. Berdasarkan perubahan bentuk tubuh hewan, metamorfosis dibagi menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna adalah pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dimana setiap fase pada daur hidup mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Metamorfosis tidak sempurna adalah pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dimana setiap fase pada daur hidup mengalami perubahan ukuran tubuh dan perubahan bentuk yang tidak mencolok (Wismono&Riyanto, 2004:44). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, nyamuk, katak. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, jangkrik.

a) Daur Hidup Kupu-Kupu

Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya berada pada permukaan daun. Telur menetas menjadi ulat. Ulat mempertahankan hidupnya dengan makan dedaunan. Selama berhari-hari ulat makan tetapi makin lama ulat hanya makan daun makin sedikit. Gerakan ulat semakin lambat, ulat berhenti makan dan tampak tidak bergerak. Walaupun ulat tidak makan dan tidak bergerak, ulat itu tidak mati. Ulat segera membuat sarang dari air liurnya. Air liurnya mengeras membentuk bahan semacam benang sutera. Benang-benang itu melekat pada daun atau batang. Benang-benang sutera itu menutup seluruh tubuh ulat. Keadaan ulat yang terbungkus dalam sarang benang itu disebut kepompong (pupa). Setelah mengalami masa kepompong, ulat berubah


(53)

26 menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu hidup dengan memakan nektar (madu) yang ada di bunga. Kupu-kupu dewasa berkembang biak dengan bertelur. Lewat telur inilah, daur hidup kupu-kupu dimulai lagi (Haryanto, 2002:47-48).

(sumber:

http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)

Gambar 2.3 Daur Hidup Kupu-Kupu

b) Daur Hidup Kecoa

Daur hidup kecoa (lipas) dimulai dari telur. Telur kecoa menetas menajdi kecoa muda. Bentuk kecoa muda mirip dengan kecoa dewasa tetapi kecoa muda tidak bersayap. Kecoa muda tumbuh dan berubah menjadi kecoa dewasa tidak melalui tahap pupa (kepompong). Oleh sebab itu, perubahan atau metamorfosis pada kecoa merupakan metamorfosis tidak sempurna. Kecoa dewasa memiliki sayap sehingga dapat terbang. Kecoa dewasa bertelur di air kotor. Lewat telur inilah, daur hidup kecoa dimulai lagi (Sumantoro&Hermana, 2009:67).


(54)

27 (sumber:

http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html?m=1)

Gambar 2.4 Daur Hidup Kecoa

c) Daur Hidup Katak

Katak adalah satu-satunya hewan bukan serangga yang mengalami metamorfosis. Kupu-kupu, nyamuk, lalat, dan kecoa termasuk golongan serangga. Katak termasuk dalam hewan amfibi karena katak hidup di air dan di darat. Sepanjang hidupnya katak hidup di dua alam. Katak tidak dapat bertahan hidup jika tinggal di air saja atau di darat saja. Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak berada di air dan berbentuk bulat. Telur katak menetas menjadi kecebong (berudu). Bentuk kecebong seperti ikan teri. Kecebong hidup dan tumbuh di dalam air. Kecebong bernapas menggunakan insang.

Pada kecebong tumbuh sepasang kaki belakang dan sepasang kaki depan. Kecebong berubah menjadi katak berekor. Semakin lama, ekor katak semakin mengerut. Katak berekor tumbuh dan berubah menjadi katak muda. Lama kelamaan ekor katak menghilang. Katak muda berubah menjadi katak dewasa yang tidak berekor. Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan kulit.


(55)

28 Katak dewasa hidup di air dan di darat. Katak dewasa bertelur di dalam air. Lewat telur inilah, daur hidup katak dimulai. (Haryanto, 2002:51)

(sumber: http://shelaagris.blogspot.in/2011/06/bahan-ajar-ipa-kelas-iv.html?m=1)

Gambar 2.5 Daur Hidup Katak

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada subbab ini terdiri dari penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori pada pembelajaran IPS, Bahasa, dan Matematika yang akan dibahas sebagai berikut.

2.2.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Hardiyanti (2016) melakukan penelitian tentang Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia Berbasis Metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian untuk mengembangkan alat peraga keragaman budaya Indonesia dengan konsep alat peraga Montessori yang sudah ada kemudian mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga Montessori (flags of the world) dan memiliki komponen peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta kotak


(56)

29 penyimpanan bendera dan kartu budaya. Kualitas alat peraga ditunjukkan dengan perolehan nilai posttest lebih tinggi daripada pretest yang memiliki selisih nilai sebesar 37,2. Oleh sebab itu, alat peraga keragaman budaya Indonesia telah dikembangkan dari alat peraga Montessori yang sudah ada, memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa dalam mempelajari keragaman budaya di Indonesia.

Wulandari (2016) melakukan penelitian tentang Pengembangan Alat Peraga Membaca dan Menulis Permulaan Berbasis Metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas I SD N Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian untuk mengembangkan alat peraga membaca dan menulis berbasis metode Montessori dan mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai membaca dan menulis yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata nilai membaca sebesar 26,2 dan selisih nilai menulis sebesar 10.

Noi (2015) melakukan penelitian tentang Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III SD Bopkri Gondolayu tahun ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan alat peraga berbasis metode Montessori dengan ciri-ciri dan kualitas yang layak digunakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki lima ciri,


(57)

30 antara lain, menarik bagi siswa, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan dan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Penggunaan alat peraga papan perkalian berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rerata skor pretest 58,21 menjadi rerata posttest 97,82.

Berdasarkan beberapa studi literatur, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan. Melalui studi literatur tersebut terbukti bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan belum ada yang melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk materi daur hidup hewan pada mata pelajaran IPA, maka peneliti mencoba menawarkan penelitian yang mengembangkan media pembelajaran untuk materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang akan dijabarkan pada bagan 2.1.

Yang diteliti: Puspitasari (2017)

Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori.

Bagan 2.1 Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan

Hardiyanti (2016)

Alat Peraga Berbasis Metode Montessori Pembelajaran

IPS Materi Keragaman Budaya Indonesia

Wulandari (2016)

Alat Peraga Membaca dan Menulis Permulaan Berbasis

Metode Montessori

Noi (2015)

Alat Peraga Berbasis Metode Montessori Pembelajaran Matematika Materi Perkalian

Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori


(58)

31

2.3 Kerangka Berpikir

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan merupakan salah satu materi pembelajaran IPA di kelas III. Di dalam materi tersebut membahas mengenai daur hidup beberapa hewan, baik yang mengalami metamorfosis atau tidak. Materi IPA yang terlalu abstrak membuat siswa merasa kesulitan memahami konsep suatu materi pembelajaran. Kecenderungan guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama pembelajaran berlangsung membuat siswa hanya dapat memahami materi pembelajaran secara verbalisme saja. Oleh sebab itu, diperlukan suatu solusi yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran IPA.

Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan solusi untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA. Di samping itu, guru dan siswa juga membutuhkan media dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran cocok diterapkan bagi siswa kelas III SD karena siswa kelas III berada pada tahap operasional konkret dimana penggunaan benda-benda nyata pada media pembelajaran sangat diperlukan. Peneliti memilih media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hal ini disebabkan media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri, diantaranya adalah menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran IPA yang mampu membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada Kompetensi Dasar “Mendekripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi


(59)

32 pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan

olahraga)” menggunakan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan

berbasis metode Montessori. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Jetisdepok. Oleh sebab itu, apabila media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi tersebut.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas III?

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori?

2.4.3 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.4 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut siswa?


(60)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, triangulasi, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut research and development (RnD). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada (Sukmadinata, 2008:164). Menurut Gall, Gall dan Borg (2007:589), penelitian dan pengembangan adalah suatu penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi. Menurut Sugiyono (2012:297), research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk merancang, mengembangkan, atau menyempurnakan suatu produk, serta diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi.

Jenis penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan suatu produk. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode


(61)

34 Montessori materi daur hidup hewan. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi daur hidup hewan di kelas III. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas III yang terdiri dari lima siswa putri dan lima siswa putra tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Jetisdepok. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas, peneliti memilih 10 siswa menurut tingkat kognitifnya. Selain itu, peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan terkait pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori berupa media pembelajaran daur hidup hewan khususnya tentang daur hidup katak. Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas III mempelajari daur hidup katak pada mata pelajaran IPA di semester 1. Media pembelajaran ini terdiri dari kotak daur hidup katak, papan puzzle daur hidup


(62)

35 katak, papan daur hidup katak, kartu, kotak penyimpanan kartu, dan kotak penyimpanan katak 3 dimensi.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Kanisius Jetisdepok. SD Kanisius Jetisdepok terletak di desa Jetisdepok, Sendangsari, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Jetisdepok sebagai tempat uji coba lapangan terbatas karena minimnya penggunaan media pembelajaran ketika melakukan pembelajaran di kelas. Siswa kelas III di SD Kanisius Jetisdepok juga merasa kesulitan dalam mempelajari materi pada mata pelajaran IPA. Selain itu, SD Kanisius Jetisdepok memiliki letak yang strategis dan memungkinkan untuk mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai media.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan April 2016 hingga bulan Februari 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari penentuan judul penelitian, pembuatan proposal, pengambilan data, pengolahan data, ujian skripsi sampai dengan revisi setelah ujian skripsi.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Sugiyono (2012:298-311) dan Borg dan Gall (1983:775-787). Menurut Sugiyono (2012: 298-(2012:298-311) ada sepuluh tahap dalam penelitian dan pengembangan, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10)


(1)

287 Gambar 7.9 Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi


(2)

288 Lampiran 8 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas


(3)

289 Lampiran 9 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Christina Nunik Puspitasari adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir di Lampung pada tanggal 26 Desember 1995. Pendidikan Taman Kanak-Kanak diperoleh di TK Santa Maria Purwokerto pada tahun 1998-2001. Pendidikan dasar diperoleh di SD Santa Maria Purwokerto pada tahun 2001-2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Susteran Purwokerto pada tahun 2007-2010. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 5 Purwokerto pada tahun 2010-2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti juga mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skills. Pada tahun 2013, peneliti mengikuti Inisiasi FKIP Sanata Dharma (INFISA) di Aula Kampus I, Mrican. Peneliti mengikuti acara seminar dengan tema “Free sex: thumbs up or thumbs down” yang diselenggarakan oleh English Mass Community. Peneliti juga mengikuti kepanitiaan sebagai sie publikasi, dokumentasi, dan dekorasi dalam kegiatan Ekaristi Kaum Muda “Stop Perusakan Merah Putih, Pertiwi Sudah Menangis”.

Pada tahun 2014, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I (PPKM I), Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II melalui kegiatan Community Service Learning, Kursus Mahir Dasar, dan Weekend Moral dalam rangka melengkapi perkuliahan Teologi Moral. Peneliti mengikuti acara seminar dengan tema “Pacaran dengan akal sehat” yang diselenggarakan oleh HMPS PGSD dan seminar dengan tema “Gaul Sehat Tanpa

Free Sex” yang diselenggarakan oleh Korps Sukarela Palang Merah Indonesia


(4)

290 kepanitiaan sebagai anggota divisi evaluasi dalam kegiatan Parade Gamelan Anak 2014 se-Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Pada tahun 2015, peneliti mengikuti kepanitiaan sebagai anggota divisi acara dalam kegiatan Malam Kreativitas Mahasiswa dengan tema “Dalam Alam Ada Kehidupan, Dalam Kita Ada Masa Depan” dan dalam kegiatan Pekan Ilmiah Fakultas dengan tema “Pendidik yang cerdas, kreatif, dan inovatif”. Peneliti juga mengikuti kepanitiaan sebagai koordinator divisi evaluasi dalam kegiatan Parade Gamelan Anak ke-8 se-Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selain itu peneliti juga mengikuti kepanitiaan sebagai anggota divisi konsumsi dalam kegiatan pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II (PPKM II). Peneliti juga mengikuti kegiatan English Club yang diselenggarakan oleh PGSD USD selama empat semester, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.

Pada tahun 2016, peneliti mengikuti Tes Kemampuan Berbahasa Inggris. Peneliti juga mengikuti pelatihan penulisan skripsi menggunakan Ms.Word dan pengenalan Mendeley yang diselenggarakan oleh perpustakaan Universitas Sanata Dharma. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis

skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran


(5)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS

METODE MONTESSORI

Christina Nunik Puspitasari Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA karena materi IPA bersifat abstrak. Penggunaan media pembelajaran dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut tetapi ketersediaan media pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas III SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dimodifikasi dalam lima tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Validasi produk menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor sebesar 3,86. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi daripada nilai pretest. Selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 31. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi daur hidup hewan.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, IPA, daur hidup hewan, metode Montessori.


(6)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL ON LIFE CYCLE OF ANIMAL MATERIAL

BASED ON MONTESSORI METHOD Christina Nunik Puspitasari

Sanata Dharma University 2017

Background of this research was the students having difficulties in understanding the materials because the materials of IPA was abstract. The use of learning media was needed to overcome these problem but the availability of the science learning media in school was still limited. The purpose of this research was to described the procedures and the quality of elementary school science learning media on life cycle of animal material based on Montessori method.

Kind of research used was research and development. The subject of this research were 10 grade III students of Kanisius Jetisdepok elementary school 2016/2017. The object of this research was a science learning media based on Montessori method. Research instrument used were observation mannual, interview mannual, questionnaires, and question of test. Data analysis technique used were quantitative and qualitative data analysis.

The research results indicated that the procedures of the development of science learning media of elementary school on life cycle of animal material based on Montessori method was modified into 5 phases that were issues and potential, planned, the development of an early form of the product, product validation, and limited field trials. The validation of the product indicated that the quality was very good with an average score 3,86. The limited field trials indicated that the value which students got when posttest was higher than pretest. Difference between the average score of pretest and posttest amounted to 31. Therefore, it can be concluded that the learning media of animal life cycle has a very good quality and could helping students in learning the material of animal life cycle.

Keywords: research and development, learning media, IPA, life cycle of the animal, Montessori method.