Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa pada matapelajaran IPA dikarenakan banyaknya materi yang bersifat abstrak khususnya pada materi daur hidup hewan serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan.

Kata kunci : Pembelajaran IPA, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Daur hidup hewan


(2)

ABSTRACK

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING IN ELEMENTARY LEVEL WHICH CORCERN AT ANIMAL LIFE CYCLE WITH MONTESSORY BASED METHOD

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Sanata Dharma University

2017

The background of this research was came from the lack of student knowledge in science discipline because of a lot of abstract matter in science, especially in animal life cycle and the limit of school facilities. The goal of this research were (1) to describe development procedure of animal life cycle with Montessori method for fourth grade class. (2) to know about quality of Montessori method in science.

This research type was R&D means research and development. Subject of this research were 10 student in fourth grade at Pangudi Luhur 2 Yogyakarta 2016/2017. Object of this research was science learning matter with Montessori method. For research instrument are from observation and interview guidelines, questionare also by some tests. Quantitative descriptive and quality data were technically used for this data analyst research.

The result of this result shows that this research finally divided in five steps which are problem potential, planning, design development, product validation, trial error in limited field and quality of this research method was good status with average score 3,88 valuable of trial and error from students in limited field had increased with difference score 23,5. The condusion based on this researh, were montessori method learning is good quality and help students to understand.


(3)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN

BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 5 April 2017

Pembimbing II


(5)

SKRIPSI

ENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI DAUR HIDUP HEWAN

BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro

NIM: 131134098

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 April 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ……… Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ……… Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ……… Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ……… Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ………

Yogyakarta, 18 April 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(6)

PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, membimbing, menolong, menyayangiku dan menjadi panutan dalam hidupku.

2. Orang tuaku Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu menjaga dan memberikan dukungan selalu baik material, moral, maupun spiritual.

3. Kakakku Scholastica Deni Widyaningsih yang selalu membantu dan mendukungku selalu dari awal sekolah hingga perkuliahan ini.

4. Keluarga besar Alm. Atemo Taruno dan Alm. Dwijo Suwarno yang selalu mendukung, membantu, dan memberikan semangat selama menempuh jenjang pendidikan.

5. Sahabatku Agnes yang selalu menemani, memberikan dukungan, serta hiburan dari awal perkuliahan hingga sekarang.

6. Sahabatku Siska, Amel, Sugi, Yudha yang selalu memberikan semangat, dukungan, nasehat, kesabaran dan hiburan baik suka maupun duka.

7. Payung R and D Montessori dan teman-teman PGSD yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta hiburan selama perkuliahan ini.

8. Para dosen di PGSD Sanata Dharma 9. Almamater Universitas Sanata Dharma.

10.Segala pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu per satu.


(7)

MOTTO

“Tidak ada ilmu yang sia-sia untuk dipelajari, ilmu akan membantu dirimu untuk

bertahan hidup”

“Selalu berfikir positif mengenai apapun yang terjadi”

“Tuhan lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh manusia melebihi manusia itu sendiri”

“ Jangan katakan nanti, karena kita tidak akan tau apa yang akan terjadi esok ”

“Kesempatan adalah milik mereka yang berjuang - (Ahn Chang Ho)”

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 April 2017 Penulis


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro

Nomor Mahasiswa : 131134098

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR

HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 April 2017 Yang menyatakan


(10)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa pada matapelajaran IPA dikarenakan banyaknya materi yang bersifat abstrak khususnya pada materi daur hidup hewan serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan.

Kata kunci : Pembelajaran IPA, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Daur hidup hewan


(11)

ABSTRACK

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING IN ELEMENTARY LEVEL WHICH CORCERN AT ANIMAL LIFE CYCLE WITH MONTESSORY BASED METHOD

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Sanata Dharma University

2017

The background of this research was came from the lack of student knowledge in science discipline because of a lot of abstract matter in science, especially in animal life cycle and the limit of school facilities. The goal of this research were (1) to describe development procedure of animal life cycle with Montessori method for fourth grade class. (2) to know about quality of Montessori method in science.

This research type was R&D means research and development. Subject of this research were 10 student in fourth grade at Pangudi Luhur 2 Yogyakarta 2016/2017. Object of this research was science learning matter with Montessori method. For research instrument are from observation and interview guidelines, questionare also by some tests. Quantitative descriptive and quality data were technically used for this data analyst research.

The result of this result shows that this research finally divided in five steps which are problem potential, planning, design development, product validation, trial error in limited field and quality of this research method was good status with average score 3,88 valuable of trial and error from students in limited field had increased with difference score 23,5. The condusion based on this researh, were montessori method learning is good quality and help students to understand.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu.

Peneliti menyadari skripsi ini tidak akan selesai dengan tepat waktu tanpa bantuan dari banyak pihak, oleh sebab itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyayangiku,menjaga, membimbing, menolong, dan menjadi panutan dalam hidupku.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing I skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

6. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 7. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur I & II

Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

8. An. Ida Ristiani, S.Si. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur III & IV Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Pangudi Luhur Yogyakarta.

9. Anastasia Dwi Widiyanti selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur I Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan uji keterbacaan instrumen kepada siswanya

10.Ana Ika Aryani selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur II Yogyakarta yang telah berkenan memberikan saran terhadap media pembelajaran serta membantu selama penelitian.


(13)

11.Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur I dan SD Pangudi Luhur II Yogyakarta yang bersedia membantu selama penelitian.

12.Orangtuaku, Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik secara material maupun spiritual. 13.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang selalu memberikan

semangat, dorongan, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

14.Payung R&D Montessori dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

15.Bapak Muhibat dan crew yang membantu dalam pembuatan media

16.Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses pembelajaran. 17.penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….……….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...………ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR GRAFIK ... xix

DAFTAR RUMUS ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Definisi Operasional ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB IILANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 15


(15)

2.1.2 Media Pembelajaran ... 17

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ... 25

2.2 Penelitian yang relevan... 30

2.3 Kerangka Berpikir ... 32

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 34

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Setting Penelitian ... 35

3.2.1 Subyek Penelitian ... 36

3.2.2 Objek Penelitian ... 36

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.4 Waktu Penelitian ... 37

3.3 Rancangan Penelitian ... 38

3.4 Prosedur Penelitian ... 42

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 44

3.4.2 Perencanaan... 45

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 46

3.4.4 Validasi Produk ... 47

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 47

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.5.1 Observasi ... 48

3.5.2 Wawancara ... 49

3.5.3 Kuesioner ... 50

3.5.4 Tes ... 50

3.6 Instrumen penelitian ... 51

3.6.1. Pedoman Observasi ... 51

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 53

3.6.3 Kuesioner ... 55

3.6.4 Soal tes ... 59


(16)

3.8 Teknik Analisis Data ... 64

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 65

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 69

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 71

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 71

4.1.2 Perencanaan... 99

4.1.3 Pengembangan Produk Awal ... 109

4.1.4 Validasi Produk ... 112

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 115

4.2 Pembahasan ... 119

4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori. ... 119

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 123

BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 126

5.2 Keterbatasan penelitian ... 127

5.3 Saran ... 127


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV ... 52

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 53

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 54

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 54

Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ... 56

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 57

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ... 58

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas IV ... 60

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ... 61

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 67

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 67

Tabel 3.12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes ... 65

Tabel 4. 1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 72

Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 73

Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 74

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 75

Tabel 4. 5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 75

Tabel 4. 6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 76

Tabel 4. 7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli 76 Tabel 4. 8 Hasil Wawancara dengan Guru... 77

Tabel 4. 9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara siswa ... 78

Tabel 4. 10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli ... 78

Tabel 4. 11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 79

Tabel 4. 12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 83

Tabel 4. 13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 83

Tabel 4. 14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli .. 84


(18)

Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 86

Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. ... 88

Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 91

Tabel 4. 19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioenr Analisis Kebutuhan ... 92

Tabel 4. 20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 102

Tabel 4. 21 Hasil Uji Validitas Konstruk ... 103

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli .. 103

Tabel 4. 23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 104

Tabel 4. 24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 22,0 ... 105

Tabel 4. 25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 105

Tabel 4. 26 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Setara ... 106

Tabel 4. 27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 107

Tabel 4. 28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108

Tabel 4. 29 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108

Tabel 4. 30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 113

Tabel 4. 31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 113

Tabel 4. 32 Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli. ... 114

Tabel 4. 33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran 114 Tabel 4. 34 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 115

Tabel 4. 35 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru ... 118

Tabel 4. 36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ... 119

Tabel 4. 37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ... 124


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. 1 Desain Papan Daur Hidup Hewan ... 10 Gambar 1. 2 Kartu Angka, Gambar, Nama Hewan, Keterangan, dan Control of

Error ... 13 Gambar 1. 3 Gambar Kotak Penyimpanan ... 14 Gambar 4. 1 Papan Daur Hidup Hewan ... 110


(20)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan ... 32

Bagan 3. 1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 40

Bagan 3. 2 langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Sugiyono dan Borg Gall. ... 42

Bagan 3. 3 Prosedur Penelitian ... 43

Bagan 3. 4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 63

Bagan 3. 5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 64

Bagan 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 80


(21)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4. 1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa ... 117 Grafik 4. 2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Postest ... 117


(22)

DAFTAR RUMUS

Halaman Rumus 3. 1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ... 67 Rumus 3. 2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ... 68 Rumus 3. 3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ... 69


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ...132 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ...136 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

oleh Ahli ...137 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ...143 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ....146 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ...152 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli...154 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...158 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...159 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....169 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru ...178 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa ...182 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...186 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ..189 Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ...192 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...194 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam

Uji Empiris ...197 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Instrumen Tes ...198 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...199 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ...201 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...202 Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...203 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Siswa ...207 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai

Media Pembelajaran oleh Siswa ...211 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ..213 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media

Pembelajaran oleh Ahli ...219 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran

oleh Siswa ...223 Lampiran 5 Surat Penelitian


(24)

Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ...225 Lampiran 6 Dokumentasi ...226 Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ...227 Lampiran 8 Gambar Produk Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ...246 Lampiran 9 Curriculum Vitae ...249


(25)

BAB 1 PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di dalam dunia pendidikan, IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang tercantum dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan singkatan dari “Ilmu

Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris yaitu “Natural Science” atau lebih sering disebut “Science”. Science merupakan Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001: 2). Menurut Trianto (2010: 136) IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.

Ruang lingkup IPA yang diajarkan pada jenjang SD meliputi 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BNSP, 2006: 162). Salah satu Kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai adalah


(26)

mendiskripsikan daur hidup beberapa makhluk hidup (Kemendikbud, 2013: 97-98). Materi tersebut diberikan kepada siswa kelas IV semester 1.

Trianto (2010: 143) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Guru hanya memberi tangga yang dapat membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki sendiri tangga tersebut. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak hanya sekedar membaca atau menghafal konsep yang diberikan guru berdasarkan dari buku teks pembelajaran namun sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan proses IPA pada siswa sehingga dengan sendirinya siswa dapat menemukan fakta-fakta, konsep, teori dan sikap ilmiah.

Berdasarkan penjelasan di atas, mata pelajaran IPA dapat diterima siswa apabila siswa diberi kesempatan untuk mengalami pengalaman belajar secara langsung sehingga siswa dapat terlibat dalam proses belajar yang aktif. Namun dalam implementasinya di sekolah, banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mempengaruhi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran yang aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa (Susanto, 2013: 165-166). Hal yang serupa juga peneliti temui di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 Agustus 2016, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Guru hanya menggunakan panduan buku cetak sebagai pedoman dalam mengajar. Selain itu,


(27)

guru juga tidak menggunakan media pembelajaran selama proses mengajar, sehingga banyak siswa yang tidak memahami materi yang diberikan. Hal ini terbukti ketika siswa ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan dan siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan. Selama proses mengajar, guru lebih sering mencatat di papan tulis, sehingga banyak siswa yang cenderung pasif selama proses pembelajaran. Bahkan beberapa siswa terlihat sibuk dengan kegiatan yang mereka lakukan sendiri seperti bermain dengan alat tulis atau berbicara dengan teman mereka. Banyak potensi yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan observasi untuk membantu siswa dalam belajar, sebagai contoh ada beberapa pohon yang ditebang di sekitar sekolah. Kayu hasil tebangan tersebut dapat digunakan untuk membuat media yang sebenarnya dapat membantu mempermudah siswa dalam belajar. Potensi yang ada tidak digunakan dengan maksimal sehingga menimbulkan permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa kelas IV di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV, siswa mengatakan bahwa dalam materi pembelajaran IPA terdapat banyak hafalan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA khususnya pada materi yang berhubungan dengan daur hidup hewan. Kebanyakan siswa merasa mengalami kebingungan dengan materi daur hidup hewan karena mereka tidak dapat melihat proses daur hidup secara langsung. Oleh sebab itu, siswa membutuhkan suatu metode yang dapat membantu mempermudah dalam memahami materi dan membuat siswa aktif dan tertarik selama proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses


(28)

belajar. Berdasarkan hasil data analisis kebutuhan yang telah diberikan kepada guru dan siswa kelas IV hasil menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan dan membantu siswa dalam menemukan jawaban tanpa bantuan dari orang lain. Selain itu, siswa menyetujui bahwa media pembelajaran dapat membantunya dalam belajar karena dapat membantu memperjelas isi materi dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 41) dimana media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta membantu mengatasi ruang, waktu, dan daya indera. Media pembelajaran juga dapat menghidupkan suasana pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak berjalan satu arah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat dibutuhkan siswa untuk membantu siswa dalam memahami isi dalam materi pembelajaran.

Menurut Piaget (dalam Aunurrahman, 2012: 44-45), anak usia SD berada pada tahap operasional konkret (7 – 11 tahun). Pada tahap tersebut, anak usia SD sudah mampu berpikir secara logis untuk membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Namun anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret dan belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70).

Di dalam dunia pendidikan Montessori, media pembelajaran selalu digunakan selama proses belajar karena dapat membantu anak selama proses pembelajaran, anak akan belajar secara mandiri dan dengan sendirinya anak tersebut akan menemukan jawaban atas persoalan yang ada maupun kesalahan yang dibuat oleh anak tersebut selama proses pembelajaran. Media pembelajaran


(29)

berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto-correction, 4) auto-education (Montessori, 2002: 170-174). Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan yang kelima agar media pembelajaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa.

Beberapa penelitian mengenai metode Montessori telah dilakukan, dan telah membuktikan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Murti (2015) mengenai pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada uji lapangan terbatas, dari rerata 4,62 menjadi rerata 8,9. Penelitian lainnya dilakukan oleh Pertiwi (2015) dengan mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada uji lapangan terbatas, dari rerata 3,95 menjadi rerata 8,62. Selain itu, Hardiyanti (2016) juga mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diperoleh hasil yaitu nilai sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori mengalami peningkatan. Hal tersebut juga menunjukan bahwa alat peraga berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami isi materi pembelajaran, sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan media


(30)

pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, karena berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada siswa diketahui bahwa, pada mata pelajaran IPA siswa sulit memahami isi materi karena banyaknya materi yang bersifat abstrak. Selain itu, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Montessori ditujukan pada mata pelajaran Matematika, dan IPS sedangkan pada mata pelajaran IPA belum ada.

Berdasarkan paparan di atas, mengenai permasalahan yang dialami, siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan, kebutuhan media pembelajaran dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai metode Montessori yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dengan ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan melalui uji coba lapangan terbatas.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV?


(31)

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan yang berbasis metode Montessori untuk kelas IV. 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan

berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Mahasiswa

Penelitian ini membantu mahasiswa dalam membuka wawasan terutama mengenai berbagai media pembelajaran pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran khususnya materi daur hidup beberapa jenis makluk hidup. Penelitian ini memberi bekal kepada mahasiswa agar dapat menjadi guru yang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

2. Untuk Guru

Guru dapat memiliki pengalaman baru mengenai cara mengembangkan media pembelajaran pembelajaran IPA SD sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan isi pembelajaran.


(32)

3. Untuk Siswa

Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menggunakan media pembelajaran pembelajaran. Siswa mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan materi daur hidup beberapa jenis makluk hidup

4. Untuk Sekolah

Sekolah memiliki wawasan yang luas mengenai pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD berbasis metode Montessori khususnya untuk mata pelajaran IPA.

5. Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Perkembangan kognitif anak menurut Piaget adalah anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya. 1.5.2 Media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu

siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montesori adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan memperhatikan lima ciri-ciri media


(33)

pembelajaran yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, kontekstual.

1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari setiap tahapan dalam proses daur hidup hewan khususnya pada kumbang. Pemilihan hewan, dibuat berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada siswa, bahwa ditemukan banyaknya siswa yang tidak begitu paham dengan bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri. Oleh sebab itu, peneliti membuat media pembelajaran daur hidup khusus untuk kumbang. Media pembelajaran ini terdiri dari papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, nomor, keterangan, kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, kartu keterangan, kartu control of error, kotak penyimpanan. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen.

1.6.1 Papan Daur Hidup Hewan

Papan daur hidup hewan ini terbuat dari kayu berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 3,5 cm. Pada bagian dalam balok, terdapat gambar pohon timbul yang terbuat dari serbuk kayu. Pada bagian gambar pohon ini terdapat magnet yang berfungsi untuk menempelkan hewan 3D, panah, angka, beserta


(34)

keterangan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar dapat dilepas pasang dan tidak besifat permanen sehingga siswa juga dapat mencoba sendiri untuk mengurutkan proses daur hidup hewan. Pewarnaan pada hewan 3D tersebut disesuaikan dengan warna hewan kumbang pada umumnya, yaitu pada telur berwarna kuning, ulat yang masih muda berwarna putih, ulat yang sudah menginjak dewasa berwarna cokelat, kepompong berwarna kuning, calon kumbang berwarna putih kecokelatan, kumbang muda berwarna cokelat, dan kumbang yang telah dewasa berwarna hitam. Papan daur hidup hewan ini memiliki berat 2 kg.

40 cm

40 cm


(35)

1.6.2 Kartu Angka, Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan, Nama Tahapan Daur Hidup Hewan, Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan, dan

Control of Error.

Selain papan daur hidup hewan, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, dan kartu control of error. Kartu angka (Gambar a) memuat angka dari nomor satu sampai dengan tujuh, kartu gambar tahapan daur hidup hewan (Gambar b) memuat gambar setiap tahapan yang terjadi, selanjutnya kartu nama tahapan daur hidup hewan (Gambar c) memuat nama dalam setiap tahapan, dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan (Gambar d) memuat setiap keterangan dari setiap tahapan dalam proses daur hidup. Setiap kartu angka memiliki pasangan kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk kartu angka, warna kuning untuk gambar tahapan, warna merah untuk nama tahapan dan warna hijau untuk keterangan tahapan.

Kartu angka, dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat angka dari nomor satu sampai tujuh yang akan dipasangkan dengan kartu gambar hewan. Kartu gambar tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 6,7 cm bagian tengah kartu memuat gambar setiap tahapan dalam proses daur hidup hewan. Gambar tahapan daur


(36)

hidup hewan ini dibuat sesuai dengan tahapan daur hidup kumbang pada papan daur hidup hewan supaya siswa tidak merasa bingung.

Kartu nama tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat nama tahapan dengan menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 24.

Kartu keterangan tahapan daur hidup hewan memuat keterangan yang ada pada masing-masing nama tahapan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan kartu angka. Kartu keterangan ini dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran 8,7 cm × 6,7 cm. Kartu keterangan tahapan ini dibuat dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 18.

Setelah kartu keterangan tahapan daur hidup hewan dipasangkan dengan kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, dan kartu angka, kemudian untuk mengecek benar atau tidaknya dengan menggunakan kartu control of error (Gambar e). Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas yang sama dengan kartu sebelumnya yaitu kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 22 cm × 8,7 cm dengan menggunakan font Times New Roman ukuran font 12. Kartu pada bagian atas memuat angka, kemudian dibagian bawah angka terdapat gambar tahapan daur hidup hewan. Bagian angka dan gambar tahapan diberi pemisah berupa sebuah garis. Kemudian dibawah gambar terdapat nama tahapan daur hidup hewan yang sesuai dengan gambar tahapan daur hidup hewan yang dipasangkan. Selanjutnya pada bagian paling bawah terdapat keterangan tahapan daur hidup hewan, keterangan ini memuat informasi singkat yang ada dalam setiap tahapan proses daur hidup kumbang.


(37)

Gambar 1.2 Kartu Angka (a), Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan (b), Nama Tahapan Daur Hidup Hewan (c), Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan (d),

dan Control of Error (e)

1.6.3 Kotak Penyimpanan

Komponen terakhir adalah kotak penyimpanan kartu. Kotak penyimpanan kartu ini terbuat dari kayu dengan ukuran 25 cm × 6 cm × 9,5 cm. Kotak ini berfungsi untuk menyimpan kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, dan kartu control of error sehingga dapat tersusun secara rapi. Kotak ini juga dilengkapi dengan penutup agar kartu tidak jatuh berserakan.


(38)

Gambar 1.3 Gambar Kotak Penyimpanan 25 cm

6 cm 9,5cm


(39)

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

2.1.1 Perkembangan Anak

Menurut Singgih (dalam Sunarto, 2008: 39) perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 1-2) perkembangan diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Setiap manusia secara psikologis mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan (Susanto, 2013: 71). Menurut Piaget (Trianto, 2010: 70), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotorik, pra-operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.


(40)

1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun).

Pada masa ini bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungan. Bayi akan memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya menangis ketika anak meminta susu, selanjutnya refleks ini kemudian akan berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih baik seperti berjalan (Sunarto, 2008: 24-25).

2. Tahap pra-operasional (umur 2 – 7 tahun).

Ciri khas pada masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Misalnya seorang anak pernah melihat dokter praktek, kemudian anak tersebut dapat bermain “dokter-dokteran”. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang pernah terjadi (Sunarto, 2008: 24-25). 3. Tahap operasional konkret (umur 7 – 11 tahun).

Pada tahap ini anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70).

4. Tahap operasional (umur 11 – keatas).

Pada usia ini, seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini seseorang dapat memperkirakan apa yang mungkin terjadi dan mampu mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan seperti jika mobil A lebih mahal dari mobil B, sedangkan mobil C lebih murah daripada mobil B,


(41)

maka ia dapat menyimpulkan mobil mana yang paling mahal dan yang mana yang paling murah (Sunarto, 2008: 24-25).

Berdasarkan uraian mengenai perkembangan anak menurut Piaget di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak, sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya. Dari kesimpulkan tersebut peneliti tertarik untuk membuat sebuah benda konkret berbentuk media pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami isi pembelajaran.

2.1.2 Media Pembelajaran

Subbab ini membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.

2.1.2.1 Pengertian Media pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar, dalam hal ini media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan (Karwati, 2014: 223). Menurut Bovee, (dalam Sanaky, 2015: 3) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Senada dengan pengertian beberapa ahli diatas, Arsyad (2014: 3) mengungkapkan bahwa media adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu instruction yang berarti menunjuk pada upaya untuk membelajarkan siswa (Kurniawan, 2014: 26). Menurut Gagne (dalam Kurniawan, 2014: 27) menyatakan bahwa pembelajaran


(42)

adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seorang belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal. Menurut Siregar (2010: 12) Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Winkel (dalam Siregar, 2010: 12) menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dirasakan oleh siswa.

Berdasarkan paparan dari beberapa ahli mengenai media dan pembelajaran, menurut Sanaky (2015: 4) media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2014: 4) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Sedangkan menurut Karwati (2014: 244) Media pembelajaran juga dapat dipahami sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukan oleh para ahli mengenai media pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selama proses mengajar media


(43)

pembelajaran dapat membantu guru dalam mengarahkan siswa kepada materi pembelajaran dan juga sebaliknya media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami isi pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa.

2.1.2.2 Manfaat media pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) ada empat manfaat penggunaan media pembelajaran selama proses belajar bagi siswa yaitu: pertama, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan keempat, siswa mendapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun juga dapat melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Sementara itu menurut AH. Sanaky (2013: 6) media pembelajaran memiliki dua manfaat yaitu untuk pengajar dan pembelajar. Manfaat bagi pengajar yaitu pertama, memberikan pedoman, arah untuk mecapai tujuan pembelajaran. Kedua, menjelaskan struktur dan urutan pembelajaran secara baik. Ketiga, memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik. Keempat, memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran. Kelima, membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran. Keenam, membangkitkan rasa percaya diri


(44)

seorang pengajar. Ketujuh, meningkatkan kualitas pengajaran. Kedelapan, memberikan dan meningkatkan variasi belajar. Kesembilan, menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga memudahkan penyampaian. Kesepuluh, menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi pelajar yaitu pertama, meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Kedua, merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis. Ketiga, memudahkan pembelajar untuk belajar. Keempat, merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis. Kelima, belajar secara menyenangkan tanpa adanya tekanan. Keenam, pembelajar dapat memahami materi secara sistematis.

Berdasarkan penjelasan mengenai manfaat yang dapat diperoleh baik untuk pengajar maupun pelajar di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan media pembelajaran dalam penelitian ini, untuk membantu pengajar dalam membimbing siswa dalam belajar maupun pelajar untuk memudahkannya dalam memahami materi pembelajaran.

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Berikut ini disajikan klasifikasi media pembelajaran menurut Karwati (2014: 235-242):

a. Media Visual

Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual), dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media visual Diproyeksikan (Projected Visual) merupakan media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada


(45)

layar (screen), sedangkan Media Visual Tidak Diproyeksikan ( Non Projected Visual ). Jenis media visual ini adalah gambar fotografik dan media grafis yang meliputi sketsa, gambar, grafik, bagan, poster, kartun dan karikatur.

b. Media Audio

Media audio adalah media yang megandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik.

c. Media Audio-visual

Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar.

d. Media Cetak

Jenis-jenis media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar, dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.

e. Media Model

Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya.

f. Media Realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Realia ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang yang tidak berbahaya dan sebagainya.


(46)

g. Belajar benda sebenarnya melalui specimen

Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh.

h. Komputer

Komputer merupakan produk yang dihasilkan pada perkembangan zaman modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran berbasis komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI (Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran dan memberikan pelatihan. Sedangkan CMI digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kuitansi, dan lain-lain.

i. Multimedia

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual, audio, audio-visual, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama-sama atau serempak melalui satu alat yang disebut dengan multimedia.

j. Internet

Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet disebut dengan pembelajaran berbasis ICT atau lebih dikenal dengan istilah learning. E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi pembelajaran kepada peserta didik dengan memanfaatkan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya.


(47)

Berdasarkan dari penjelasan mengenai klasifikasi media pembelajaran, peneliti tertarik untuk membuat media pembelajaran berbentuk media model. Hal tersebut dikarenakan, media model dapat membantu siswa dalam mengatasi objek yang terlalu kecil seperti kumbang, sehingga anak dapat lebih mudah dalam memahami bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri.

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Montessori memiliki empat ciri-ciri media pembelajaran. Ciri-ciri tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education. Peneliti menambahkan ciri tambahan yaitu kontekstual.

1) Menarik.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat dengan memperhatikan warna, bentuk, dan berat. Dengan memberikan pewarnaan pada media pembelajaran, serta bentuk yang menarik pada media pembelajaran akan mendorong siswa untuk menyentuh, meraba dan bahkan memegangnya (Montessori, 2002: 170-174).

2) Bergradasi.

Gradasi media pembelajaran berbasis metode Montessori dengan memperhatikan rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran dapat digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak (Montessori, 2002: 174).


(48)

3) Auto-correction.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki pengendali kesalahan. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar anak mengetahui kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri selama menggunakan media pembelajaran tanpa ada orang lain yang memberitahu (Montessori, 2002: 171).

4) Auto-education.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Sehingga anak akan memperoleh pengalaman pribadi dari hasil belajar secara mandiri (Montessori, 2002: 172-173).

5) Kontekstual.

Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan konteks (Liliard, 2005:32). Kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan lingkungan yang ada di sekitar anak sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.

Berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kelima ciri tersebut.

2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai lima ciri khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction dan kontekstual. Montessori mengajak anak untuk belajar sesuai dengan pilihan yang disukai, berbagai media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat


(49)

semenarik mungkin, hal tersebut bertujuan agar anak tertarik untuk bermain dengan media pembelajaran, sehingga tanpa disadari mereka akan bermain sambil belajar dengan menggunakan media yang mereka pilih tanpa bantuan dari orang lain. Setiap media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki control of error, hal tersebut digunakan untuk mengontrol setiap kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri, sehingga anak akan berproses untuk memperbaiki kesalahan dengan menggunakan berbagai cara (Gutek, 2013:235-236). Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori anak akan memperoleh pengalaman pribadi yang bermakna akibat dari aktifitas menyentuh, meraba, dan memegang media pembelajaran.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam

Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar, dan materi daur hidup hewan.

2.1.4.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih sering disebut dengan science merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011: 3). Sementara itu menurut Susanto (2013: 167) IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Trianto (2010: 136) IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,


(50)

terbuka, jujur, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian IPA dari beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.

Menurut Trianto (2010: 137) pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sementara itu, menurut Marsetio (dalam Trianto, 2010: 137) IPA dipandang sebagai proses, produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses dapat diartikan sebagai semua kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil dari proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan di dalam sekolah maupun diluar sekolah, dan sebagai prosedur, prosedur yang dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang sering disebut dengan metode ilmiah. Sementara itu menurut Laksmi dkk (dalam Trianto, 2010: 137) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dijenjang sekolah dasar dan merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum


(51)

pendidikan di Indonesia (Susanto, 2013: 165). Menurut Samatowa (2011: 3) ada empat alasan mengapa IPA dimasukkan dalam kurikulum suatu sekolah yakni : a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang dan lebar. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan, b) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis; misalnya

IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”, c) Bila IPA

diajarkan melalui percobaan – percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, d) mata pelajaran ini mempunyai nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan BSNP,2006 (dalam Susanto, 2013: 162) IPA di Sekolah Dasar memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.


(52)

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

2.1.4.3 Materi Daur Hidup Hewan

Semua makluk hidup mengalami daur hidup. Makhluk hidup lahir atau menetas, kemudian tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya akan mati. Jika makhluk hidup berkembang biak, maka daur hidup akan berulang (Zuneldi,2011: 51). Daur hidup adalah urutan tahap perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya (Mikrodo,2010: 90). Dengan cara ini makluk hidup dapat melangsungkan dan melestarikan jenisnya dimuka bumi. Hewan memiliki tahapan daur hidup yang beragam. Ada kelompok hewan yang terlahir mirip dengan bentuk induknya. Daur hidup kelompok hewan seperti ini disebut daur hidup tanpa mengalami metamorfosis. Contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah ayam, kucing, dan kangguru. Sejak dilahirkan sampai dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh saja (Sumantoro, 2009: 62). Sedangkan hewan yang mengalami metamorfosis dibagi menjadi dua berdasarkan perubahan bentuk hewan selama mengalami metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna (Zuneldi,2011: 51-52). Metamorfosis sempurna dialami oleh hewan yang pada

setiap fasenya selalu mengalami perubahan bentuk yang mencolok, sedangkan


(53)

mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Hewan yang tidak mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, dan belalang, sedangkan contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, katak, kumbang. Serangga merupakan salah satu kelompok hewan terbesar yang mendominasi dunia. Mereka dapat dijumpai pada berbagai jenis habibat, dari pegunungan dingin hingga hutan basah tropis (Kramer, 1995: 283). Salah satu contoh serangga adalah kumbang, kumbang memiliki banyak jenis di muka bumi seperti kumbang kepik, kumbang rusa jantan, kumbang melolonta, kumbang hongkong dan masih banyak lagi jenisnya. Kumbang hongkong merupakan salah satu contoh kumbang yang banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk membuat usaha karena ketika kumbang tersebut berbentuk larva banyak orang akan menjualnya karena kandungan protein yang tinggi, dan sering untuk dijadikan pakan burung, ikan, dan hewan lainnya. Berikut merupakan merupakan tahap daur hidup kumbang hongkong.

a. Telur

Telur ini berbentuk seperti kacang yang menggerombol dan lengket karena telur ini dilapisi suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap telur-telur ini tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut. Ukuran telur ini ± 1,8 – 1,9 mm. Telur ini akan menetas setelah 7 hari (Triatmanto, 2009: B358)

b. Larva

Larva/ ulat hongkong yang baru menetas berukuran ±3mm. pada awalnya larva ini berwarna keputihan dan secara perlahan akan berubah warna menjadi cokelat. Larva / ulat hongkong akan berganti kulit


(54)

sebanyak 10-14 kali dan membutuhkan waktu 90-114 hari sebelumnya akhirnya akan berubah menjadi kepompong. Ulat yang telah dewasa dapat mencapai panjang 3 cm dengan berat 150 mg.

c. Pupa

Panjang ukuran pupa/kepompong ± 1 cm. ulat yang baru berubah menjadi kepompong biasanya berwarna putih, kulit kepompong akan berubah selama ± 10 hari. Kulit kepompong akan berubah warna menjadi hitam dan akan mengelupas menjadi calon kumbang.

d. Dewasa

Kulit kepompong yang telah mengelupas akan menjadi calon kumbang setelah 7-10 hari. Ukuran kumbang ± 0,5 cm. Setelah beberapa hari calon kumbang akan berubah warna menjadi cokelat kemerah-merahan. Selanjutnya, kumbang akan berubah warna menjadi hitam. Ketika kumbang telah berubah warna menjadi hitan artinya kumbang tersebut telah dewasa. Pada umumnya kumbnag dewasa akan hidup selama dua sampai tiga bulan. Selama itu seekor kumbang betina dapat memproduksi telur 70-100 butir. (Triatmanto, 2009: B358)

2.2 Penelitian yang relevan

Murti (2015) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa alat peraga


(55)

Pada pengujian lapangan terbatas, rerata hasil pretest adalah 4,62 sedangkan hasil posttest adalah 8,9.

Pertiwi (2015) mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode

Montessori memiliki kualitas “sangat baik” dengan rerata skor 3,55. Dalam uji

coba terbatas, skor yang diperoleh ketika pretest menunjukkan rerata 3,95 sedangkan posttest menunjukkan rerata 8,62.

Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Dalam uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diperoleh hasil yaitu nilai sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan alat peraga berbasis metode Montessori dengan memperhatikan lima ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Montessori ditujukan pada mata pelajaran Matematika, dan IPS sedangkan pada mata pelajaran IPA belum ada, banyak materi yang ada dalam mata pelajaran IPA yang bersifat abstrak sehingga siswa membutuhkan media pembelajaran untuk membantu memahami


(56)

isi materi pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA dimana pada mata pelajaran IPA terdapat banyak materi yang bersifat abstrak sehingga banyak siswa yang kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Salah satu materi IPA yang diajarkan di sekolah dasar adalah daur hidup hewan. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1

Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Daur hidup hewan merupakan salah satu materi pembelajaran IPA untuk Penelitian tentang Pengembangan Media pembelajaran berbasis Metode Montessori Hardiyanti (2016) Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia berbasis Metode Montessori Pertiwi (2015) Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori Murti (2015)

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori.

Yang akan diteliti

Pengembangan Media

Pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam Mata Pelajaran IPA materi daur hidup hewan


(57)

perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya. Materi ini bersifat abstrak karena proses dalam daur hidup hewan tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami setiap tahapan bahkan tidak begitu memahami bentuk dari setiap tahapan yang ada, siswa hanya dapat mengira-ira bentuk dari setiap tahapan yang ada. Hal ini akan lebih mempersulit siswa dalam memahami materi apabila dalam penyampaian materi, guru menggunakan metode ceramah, selain siswa menjadi bosan, siswa akan cenderung untuk melakukan aktivitas lain yang dapat membantunya menghilangkan kebosananan sehingga siswa tidak akan fokus selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat dibutuhkan. Media pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi khususnya pada urutan tahap perkembangan makhluk sepanjang hidupnya. Siswa akan mampu mengetahui bagaimana bentuk hewan dalam setiap tahapan perkembangan makluk hidup, dan bagaimana proses tahapan yang benar, selain itu media pembelajaran dapat memberikan siswa pengalaman belajar yang tidak akan mudah dilupakan. Salah satu metode yang menekankan penggunaan media pembelajaran selama proses pembelajaran anak adalah Maria Montessori. Media pembelajaran yang digunakan Maria Montessori memiliki empat ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berdasarkan ciri-ciri media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi yang


(58)

diajarkan. Penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup” dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori berupa media pembelajaran daur hidup hewan. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Apabila media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA materi daur hidup hewan, siswa akan lebih mudah dalam memahami isi materi tersebut.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas IV?

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori?

2.4.3 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.4 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut siswa?


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan Research and Development (R and D). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2015: 407). Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi daur hidup hewan. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi daur hidup hewan di kelas IV. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.


(60)

3.2.1 Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV Pangudi Luhur 2 tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sekelompok siswa tersebut berjumlah sepuluh anak yang terdiri dari lima siswa putra dan lima siswi putri. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori berupa papan daur hidup hewan. Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas IV dalam mempelajari mata pelajaran IPA semester I materi daur hidup hewan. Media pembelajaran tersebut terdiri dari sebuah papan yang berfungsi sebagai urutan tahap perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya yang terbuat dari kayu, kumbang 3D yang terbuat dari kayu, kartu angka, kartu gambar daur hidup hewan, kartu nama tahapan proses daur hidup, kartu keterangan tahapan proses daur hidup, dan kartu control of error sebagai pengendali kesalahan dan kotak penyimpanan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta yang terletak di Jalan Panembahan Senopati No.18, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada saat melaksanakan PPL baik kepada siswa maupun guru mata pelajaran menunjukkan hasil bahwa banyak siswa yang sering tidak fokus selama mengikuti pembelajaran dan sibuk dengan dirinya sendiri seperti mengobrol dengan teman atau melakukan hal-hal lain contohnya seperti bermain


(61)

dengan alat tulis, kurangnya perhatian siswa selama mengikuti pelajaran dikarenakan pembelajaran berpusat pada guru atau teacher center ditambah dengan minimnya penggunaan media dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA berpengaruh pada nilai ulangan anak yang rendah dibandingkan dengan kelas parallel lainnya. Selain itu sekolah ini terletak di pusat kota Yogyakarta sehingga memungkinkan untuk menemukan bahan-bahan pembuat media pembelajaran menjadi lebih mudah dan beraneka ragam.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dari bulan April 2016 sampai bulan April 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari penentuan judul penelitian, penyusunan proposal, penyusunan instrumen, mengurus perijinan,uji coba instrumen, pengambilan data, pengolahan data, penyusunan laporan, dan revisi. Berikut jadwal yang telah dibuat oleh peneliti.

No Kegiatan

Bulan Ap r Me i Ju n Ju l Ag t Se p Ok t No v De s Ja n Fe b Ma r Ap r 1 Penentuan

judul penelitian 2 Penyusunan

Proposal 3 Penyusunan

Instrumen 4 Mengurus perijinan 5 Uji coba Instrumen 6 Pengumpula

n Data 7 Pengolahan

Data 8 Penyusunan

Laporan 9 Revisi


(62)

3.3 Rancangan Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) dan Sugiyono ( 2015: 408-427). Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) mengemukakan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi produk tahap awal, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk, 8) uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi.

Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) menguraikan setiap langkah sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan melakukan study literature, analisis kebutuhan, observasi kelas, identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajran observasi kelas serta wawancara guru dan murid.

2. Perencanaan, dapat dilakukan dengan membuat rencana desain pengembangan produk, tujuan, dan manfaat yang hendak dicapai melalui produk yang dihasilkan.

3. Pengembangan bentuk awal produk yang merupakan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan revisi berdasarkan saran dari hasil berbagai pengujian. 4. Uji coba lapangan tahap awal dilakukan pada satu sampai tiga sekolah

dengan menggunakan enam sampai dua belas subjek. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara,


(63)

observasi, dan kuesioner serta hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahannya.

5. Revisi produk tahap awal dilakukan untuk memperbaiki hasil uji coba lapangan awal.

6. Uji coba lapangan dilakukan pada lima sampai dengan 15 sekolah dengan melibatkan 30 sampai dengan 100 subjek. Data kuantitatif diperoleh melalui pretest dan posttest.

7. Revisi produk, pada tahap ini produk hasil uji lapangan akan disempurnakan berdasarkan hasil uji coba lapangan.

8. Uji pelaksanaan lapangan dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan selanjutnya data tersebut dianalisis.

9. Penyempurnaan produk akhir, penyempurnaan didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

10.Diseminasi dan implementasi yaitu melaporkan produk akhir hasil penelitian dalam seminar dan jurnal. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara luas. Berdasarkan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan di atas, peneliti kemudian membandingkan model penelitian yang dipaparkan oleh Borg dan Gall 1983 (dalam arifin, 2011: 129-132) dengan model penelitian Sugiyono. Menurut Sugiyono (2015: 408-427) terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8)


(1)

70. Guru menunjukkan kartu ketiga yaitu kartu nama hewan pada setiap tahapannya.

71. Guru menunjukkan kartu keempat yaitu kartu keterangan pada setiap tahapannya.

72. Guru mengajak siswa untuk bekerja bersama dengan berkata ‘’ bisakah kamu menyusun kartu sesuai dengan tahapannya dimulai dari kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan dan kartu keterangan’’

73. Siswa menyusun kartu tahapan proses daur hidup kumbang.

74. Setelah selesai, guru memberikan kartu control of error dan meminta siswa untuk meneliti hasil pekerjaannya secara mandiri. Apabila masih terdapat bagian yang kurang tepat guru meminta siswa untuk menyusun


(2)

75. Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan berkata ‘’ Hari ini kita telah belajar proses daur hidup hewan khusunya pada kumbang, apabila masih ada yang belum jelas dapat belajar lagi pada kesempatan selanjutnya.

76. Guru meminta siswa untuk merapikan kembali kartu tahapan proses daur hidup hewan.


(3)

Lampiran 8 Gambar Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan

Gambar 8.1 Papan media pembelajaran daur hidup hewan


(4)

Gambar 8.3 kartu nama hewan


(5)

Gambar 8.6 kotak penyimpanan


(6)

Lampiran 9 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro adalah anak kedua dari dua bersaudara. Lahir di Kulon Progo, 3 Juni 1995. Pendidikan dasar diperoleh di SD Kanisius Kenteng dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 2 Nanggulan dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 1 Sentolo dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skills. Pada tahun 2014, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka dan WEEK-END MORAL dalam rangka melengkapi perkuliahan Teologi Moral pada tahun yang sama. Selanjutnya, peneliti mengikuti kegiatan English Club yang diselenggarakan oleh PGSD USD selama empat semester untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. peneliti juga mengikuti seminar internasional yang diselenggarakan oleh PGSD Universitas Sanata Dharma yang bekerjasama dengan HAN University dengan tema “Reinventing Childhood Education”. Selanjutnya, peneliti menjadi pengisi acara pada,‟ The 4 th International Montessori Conference‟‟ dengan mempresentasikan media pembelajaran berbasis metode Montessori yang dikembangkan oleh peneliti. Masa pendidikan di Universitas