Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi organ pencernaan manusia berbasis metode montessori.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransisca Any Tri Astuti NIM: 131134095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS

METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransisca Any Tri Astuti NIM: 131134095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing, menuntun, menolong, dan memberi kemudahan dalam setiap langkah hidupku ini. 2. Orang tuaku, Fransiskus Hironimus Sudimin dan Yustina Ngatilah yang

telah memberikan kasih sayang dan dukungan baik material, moral, maupun spiritual.

3. Kakak-kakakku, Aloysius Suryo Pujianto, Maria Arum Wahyu Dewi, Alexander Tri Amboro, Sani Nuryani yang selalu memberikan semangat untukku dalam melalui setiap proses ini.

4. Teman istimewaku, Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo yang selalu memberikan kesabaran, dukungan, semangat, dan penghibur di kala sedih. 5. Para sahabat dan teman terkasih atas segala tawa canda, kebahagiaan,

kesedihan, dan kebersamaan dalam setiap langkah kehidupan ini.

6. Teman-teman payung R&D Montessori IPA dan PGSD yang selalu memberikan semangat dan hiburan.

7. Para dosen di PGSD Sanata Dharma. 8. Almamater Universitas Sanata Dharma.

9. Segala pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.


(6)

v

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat,

ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”

(Mat 7:7-11)

“Bersukacitalah dalam pengharapan,

sabarlah dalam kesesakan

dan bertekunlah dalam doa”

(Roma 12:12)


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Februari 2017 Penulis


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransisca Any Tri Astuti

Nomor Mahasiswa : 131134095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI

ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS METODE

MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Februari 2017 Yang menyatakan,


(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI

Fransisca Any Tri Astuti Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi organ pencernaan manusia tetapi ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori; (2) mengetahui kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas V SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V SD dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V adalah sangat baik dengan perolehan rerata skor validasi produk sebesar 3,92. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan nilai posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata skor sebesar 29,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran organ pencernaan manusia memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi organ pencernaan manusia.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, IPA, organ


(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL ON HUMAN DIGESTIVE ORGAN MATERIAL BASED ON

MONTESSORI METHOD

Fransisca Any Tri Astuti Sanata Dharma University

2017

The background of the research were the lack of students’ understanding

toward human digestive organ material meanwhile the availability and usage of the learning media are still limited. This research aims to (1) describe the procedure of the learning media development on human digestive organ based on Montessori method; (2) find out the quality of the learning media on human digestive organ material based on Montessori method.

The type of this research is the research and development (R&D). The subjects of the research are the ten students from the fifth grade of SD Kanisius Jetisdepok on 2016/2017. The objects of this research are the science learning media based on Montessori method. The instruments used are the observation guide, the interview guide, the questionnaire, and the questions set. The technique of data analysis uses the quantitative and qualitative techniques.

The result of the research showed that (1) the procedure of the research and development for the learning media on human digestive organ based on Montessori method for the fifth graders were modified into five steps; namely the

potential and problem, the planning, the development of the product’s initial

shape, the product validation, and the limited field test-drive; (2) the quality of the learning media for human digestive organ material was excellent seen from the average score of the product validation which is 3,92. The score gained by students on the limited field test-drive showed that the posttest score was higher than the pretest score seen from the score average difference which is 29,5. Therefore, it can be concluded that the learning media for human digestive organ has an excellent quality and can help students understanding the materials on human digestive organ.

Key words: the research and development, the learning media, science, human


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori” dengan lancar dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.

6. Florentina Rusmini, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Jetisdepok yang telah memberkan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

7. Christina Kusumastuti, S.Pd. selaku Kepala SD Kanisius Minggir yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian.

8. Valentina Vitri Endaryati. S.Pd.SD. selaku guru kelas V dan segenap guru serta karyawan SD Kanisius Jetisdepok yang telah membantu selama proses penelitian.

9. M.G. Parinem selaku guru kelas V yang telah membantu untuk melakukan validasi instrumen dan telah memberikan ijin untuk melakukan uji keterbacaan instrumen kepada siswanya serta segenap guru SD Kanisius Minggir yang telah membantu dalam proses pengujian instrumen.


(12)

xi 10. Siswa-siswi SD Kanisius Jetisdepok yang telah membantu dalam uji coba

lapangan terbatas.

11. Siswa-siswi SD Kanisius Minggir yang telah membantu dalam uji empiris dan uji keterbacaan instrumen.

12. Kedua orang tuaku, Bapak Fransiskus Hironimus Sudimin dan Ibu Yustina Ngatilah yang senantiasa mendoakanku, memberikan semangat, dan dukungan baik secara material maupun spiritual.

13. Kakak-kakakku, Aloysius Suryo Pujianto, Maria Arum Wahyu Dewi, Alexander Tri Amboro, Sani Nuryani yang selalu memberikan semangat. 14. Teman istimewaku, Fransiscus Caraccioli Joni Tri Wibowo yang menjadi

penyemangatku.

15. Teman-teman penelitian payung R&D Montessori IPA, Nunik, Agnes, Dita, Lia, Sigit, Agus, Julius atas kerja sama dari awal sampai akhir dalam penyusunan skripsi ini.

16. Para sahabat dan teman terkasih yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa bagi kelancaran penyusunan skripsi ini.

17. Teman-teman PGSD angkatan 2013 kelas A dan B yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti.

18. Teman-teman PPL SD Kanisius Jetisdepok yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan selama proses penelitian.

19. Bapak Muhibat dan crew yang membantu dalam pembuatan media pembelajaran.

20. Mandiri Copy Center yang membantu dalam pelayanan fotokopi.

21. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xix

DAFTAR GRAFIK ... xx

DAFTAR RUMUS ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Perkembangan Anak ... 13


(14)

xiii

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 16

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 17

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ... 18

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 20

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori... 20

2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 24

2.1.4.1 Hakikat IPA ... 24

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 27

2.1.4.3 Materi Organ Pencernaan Manusia ... 28

2.2 Penelitian yang Relevan ... 33

2.2.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 33

2.3 Kerangka Berpikir ... 35

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Setting Penelitian ... 39

3.2.1 Subjek Penelitian ... 39

3.2.2 Objek Penelitian ... 40

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 40

3.2.4 Waktu Penelitian ... 40

3.3 Rancangan Penelitian ... 41

3.4 Prosedur Penelitian... 45

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 47

3.4.2 Perencanaan... 48

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 50

3.4.4 Validasi Produk ... 50

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 51

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5.1 Observasi ... 52

3.5.2 Wawancara ... 52


(15)

xiv

3.5.4 Tes ... 54

3.6 Instrumen Penelitian... 55

3.6.1 Pedoman Observasi ... 55

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 56

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ... 57

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas V ... 57

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V ... 58

3.6.3 Kuesioner ... 59

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 59

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 60

3.6.4 Soal Tes ... 62

3.7 Triangulasi... 65

3.8 Teknik Analisis Data ... 67

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 68

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 74

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 74

4.1.1.1 Identifikasi Masalah ... 75

1) Observasi ... 75

2) Wawancara... 78

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan ... 86

1) Analisis Karakteristik Siswa ... 86

2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori ... 87

3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan ... 87

4) Data Analisis Kebutuhan ... 90

4.1.2 Perencanaan... 106

4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran ... 106

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran... 110

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk ... 110

1) Tes ... 110


(16)

xv

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 119

4.1.3.1 Pengumpulan Bahan... 120

4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran ... 121

4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran ... 124

4.1.4 Validasi Produk ... 125

4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran ... 125

4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 126

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 128

4.1.5.1 Data dan Analisis Tes... 129

4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran ... 131

4.2 Pembahasan ... 132

4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori... 132

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori ... 137

4.2.2.1 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori ... 137

4.2.2.2 Hasil Pretest dan Posttest dalam Uji Coba Lapangan Terbatas ... 138

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 140

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 141

5.3 Saran ... 142


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas V ... 56

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 57

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ... 58

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa ... 58

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... 59

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 60

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 61

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes ... 63

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 64

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 71

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 71

Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 76

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 76

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 78

Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 79

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 79

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 80

Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru... 81

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru ... 81

Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 82

Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 83

Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 83

Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 88

Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru... 89

Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli ... 89


(18)

xvii Tabel 4.15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan

untuk Siswa ... 90

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 91

Tabel 4.17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 93

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 96

Tabel 4.19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 98

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi ... 111

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk ... 111

Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...112

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS...114

Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ...115

Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest ...115

Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...116

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli ...117

Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ...118

Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ...119

Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli...125

Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran ...126

Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Media Pembelajaran oleh Ahli ...126.

Tabel 4.33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran ...127

Tabel 4.34 Revisi Album Media Pembelajaran...127.

Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ...129

Tabel 4.36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa...132.

Tabel 4.37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia ..137


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya ... 10

Gambar 1.2 Desain Kartu Gambar, Nama, Kartu Fungsi Organ Pencernaan, dan Kartu Control of Error ... 11

Gambar 1.3 Desain Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya ... 12

Gambar 2.1 Organ Pencernaan pada Manusia ... 29

Gambar 2.2 Mulut ... 29

Gambar 2.3 Kerongkongan ... 30

Gambar 2.4 Lambung ... 31

Gambar 2.5 Usus Halus ... 32

Gambar 2.6 Usus Besar ... 32

Gambar 4.1 Papan Organ Pencernaan Manusia ... 121

Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Kartu ... 122

Gambar 4.3 Tutup Kotak Penyimpanan Kartu ... 123

Gambar 4.4 Kartu Gambar, Nama, dan Fungsi Organ Pencernaan ... 123


(20)

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan ... 35

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono... 43

Bagan 3.2 Langkah penelitian dan pengembangan yang telah dimodifikasi menjadi lima tahap ... 45

Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 46

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 66

Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 67

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 84


(21)

xx

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa ..130 Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ...131


(22)

xxi

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ...70 Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban pada Kuesioner ...72 Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ...72


(23)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ...146 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ...150 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

oleh Ahli ...151 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ...157. Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ....161 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ...165 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli...170 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...176

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...180 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....188 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Guru ...200 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis

Kebutuhan Siswa ...204 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...208 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ..214

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ...217 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...219 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam

Uji Empiris ...223 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Instrumen Tes ...224 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...225 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ...229 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...230


(24)

xxiii

Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...231 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Siswa ...235 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai

Media Pembelajaran oleh Siswa ...241 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ..243 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media

Pembelajaran oleh Ahli ...249 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran

oleh Siswa ...253

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ...254 Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ...255

Lampiran 6 Dokumentasi ...256 Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Organ Pencernaan Manusia ...257 Lampiran 8 Gambar Produk Media Pembelajaran Organ Pencernaan

Manusia ...268 Lampiran 9 Curriculum Vitae...271


(25)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk.

1.1Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science. Natural artinya berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3). Senada dengan pengertian di atas, Trianto (2012: 136) memaparkan bahwa IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan alam. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165).

Ruang lingkup IPA yang diajarkan pada jenjang SD meliputi aspek-aspek berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4)


(26)

2 bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BSNP, 2006: 162). Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai adalah mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya (Kemendikbud, 2013: 103). Salah satu materi yang diajarkan kepada siswa berdasarkan KD tersebut adalah organ pencernaan manusia dan fungsinya.

Materi dalam pembelajaran IPA khususnya mengenai organ pencernaan manusia merupakan materi yang abstrak karena organ-organ dan proses pencernaan terjadi di dalam tubuh sehingga tidak dapat dilihat secara langsung dan prosesnya sulit dibayangkan oleh siswa. Hal ini menyebabkan materi tersebut sulit dipahami. Media pembelajaran dibutuhkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang abstrak. Pada kenyataannya, guru jarang menggunakan media pada saat proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 Agustus 2016 di SD Kanisius Jetisdepok. Berdasarkan hasil observasi, guru tidak menggunakan media pada saat proses pembelajaran dan hanya menggunakan buku cetak sebagai satu-satunya sumber belajar. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dari awal sampai akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak duduk di kursi dan meminta satu persatu siswa untuk membaca materi pada buku cetak secara bergantian. Selanjutnya, guru menjelaskan dan mendiktekan materi sementara siswa mencatatnya di buku tulis. Siswa menjadi cenderung bersifat pasif, terlihat kurang bersemangat, mengantuk dan bosan selama mengikuti pembelajaran. Selain itu, ketika guru bertanya kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah disampaikan, sebagian besar siswa hanya diam dan tidak menjawab. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan


(27)

3 dengan guru dan lima orang siswa kelas V. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2016, guru mengatakan jika jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA. Demikian juga berdasarkan hasil wawancara dengan lima orang siswa kelas V yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2016, sebagian besar siswa mengatakan bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini biasa-biasa saja dan dirasa kurang menarik karena guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran IPA.

Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan juga masih rendah. Rendahnya pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil ulangan harian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, sebanyak 13 dari 19 siswa (68,42%) mendapatkan nilai ulangan harian di bawah KKM yaitu 75 untuk materi organ pencernaan manusia. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada lima orang siswa kelas V di SD Kanisius Jetisdepok. Berdasarkan hasil wawancara dengan lima orang siswa kelas V, sebagian besar siswa mengatakan bahwa materi pelajaran IPA sulit karena banyak hafalannya khususnya pada materi yang berhubungan dengan organ dalam tubuh yaitu organ pencernaan manusia. Kebanyakan siswa merasa masih bingung dengan materi organ pencernaan manusia karena bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan guru yang mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA yaitu pada materi organ pencernaan manusia karena materinya sulit dan siswa juga tidak dapat melihatnya secara langsung. Oleh karena itu, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa agar mudah dalam memahami materi dan membuat siswa aktif serta tertarik ketika mengikuti proses pembelajaran.


(28)

4 Penggunaan media pembelajaran yang konkret dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang menyatakan bahwa anak usia Sekolah Dasar (SD) berada pada tahapan operasional konkret yaitu usia 7-11 tahun (Susanto, 2013: 78). Siswa SD sudah dapat berpikir logis mengenai segala sesuatu. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang konkret. Meskipun demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang kelihatan nyata/konkret bukan yang bersifat abstrak (Suparno, 2011: 69-70). Oleh karena itu, penggunaan media yang konkret sangat diperlukan dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari.

Media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan Montessori. Pendidikan Montessori diciptakan oleh dokter Maria Montessori (1870-1952). Montessori menekankan akan pentingnya penggunaan benda-benda konkret yang dapat membantu siswa selama proses belajar. Media pembelajaran yang berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto-correction, dan 4) auto-education (Montessori, 2002: 170-174). Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan agar media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa. Gutek (2013: 240) mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1) bahan pembelajaran Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran sendiri, 2) material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian


(29)

5 spontan dari anak, dan 4) mengandung gradasi rangsangan-rangsangan yang rasional. Selain itu, Gutek (2013: 236) juga menambahkan bahwa pembelajaran Montessori dapat mengontrol kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum (2015) mengembangkan alat peraga matematika materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori untuk kelas II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan dengan perbedaan rerata nilai siswa yang diperoleh pada saat pretest dan posttest sebesar 53,74. Penelitian lain dilakukan oleh Hardiyanti (2016). Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 37,2. Selain itu, Wulandari (2016) juga mengembangkan alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori untuk kelas I. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terjadi perbedaan rerata nilai pretest dan posttest membaca dan menulis yaitu sebesar 26,2 dan 10.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) mengenai media pembelajaran IPA materi organ pencernaan manusia pada siswa kelas V SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan lima ciri


(30)

6 media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang telah diuji secara ilmiah oleh beberapa ahli dan melalui uji coba lapangan terbatas.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V.

1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran IPA SD untuk materi organ pencernaan manusia berbasis


(31)

7 metode Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat memberikan wawasan dan pemikiran baru bagi mahasiswa akan pentingnya pengembangan media pembelajaran SD yang inovatif sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan.

1.4.2 Untuk Guru

Guru memiliki pemahaman akan pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran. Guru juga dapat memperoleh pengalaman tentang cara mengembangkan media pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode Montessori sehingga nantinya guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran inovatif lainnya yang dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan.

1.4.3 Untuk Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Selain itu, media pembelajaran yang dikembangkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi IPA khususnya materi organ pencernaan manusia.

1.4.4 Untuk Sekolah

Sekolah memperoleh wawasan baru tentang pengembangan media pembelajaran IPA SD yang berbasis metode Montessori sehingga sekolah memiliki pertimbangan untuk melakukan pengembangan media pembelajaran IPA lainnya yang dapat menunjang proses belajar mengajar.


(32)

8 1.4.5 Untuk Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra. Melalui media pembelajaran yang dikembangkan, prodi PGSD juga memiliki berbagai media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang telah teruji kelayakannya.

1.4.6 Untuk penelitian lain

Penelitian dan pengembangan mengenai media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian yang selanjutnya.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Perkembangan anak adalah proses perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang ditentukan secara genetik maupun oleh faktor lingkungan dan berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.

1.5.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif.

1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual.


(33)

9 1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam, perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan manusia.

1.5.5 Organ pencernaan manusia adalah bagian-bagian dalam tubuh manusia yang bertugas untuk mencerna makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran organ pencernaan manusia beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari organ-organ pencernaan pada manusia beserta fungsinya masing-masing. Media pembelajaran organ pencernaan manusia terdiri dari enam komponen. Komponen tersebut terdiri dari papan organ pencernaan manusia serta penutupnya, kartu gambar organ pencernaan, kartu nama organ pencernaan, kartu fungsi organ pencernaan, kartu control of error, dan tempat penyimpanan kartu serta penutupnya. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen.

1.6.1 Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya

Papan organ pencernaan manusia terbuat dari kayu berbentuk balok dengan ukuran 70 cm x 50 cm x 3,5 cm. Alas papan memiliki ketebalan 0,5 cm sedangkan sisinya memiliki ketebalan 1 cm. Pada bagian dalam balok, terdapat organ-organ pencernaan manusia yang terbuat dari kayu dan berbentuk tiga dimensi. Papan


(34)

10 organ pencernaan juga dilengkapi dengan tutup yang berukuran 71,5 cm x 52 cm x 4 cm dan sisi-sisinya memiliki ketebalan 1 cm. Berikut ini merupakan desain papan organ pencernaan manusia dan penutupnya.

Gambar 1.1 Desain Papan Organ Pencernaan Manusia dan Penutupnya

1.6.2 Kartu Gambar, Nama, Fungsi Organ Pencernaan, dan Kartu Control

of Error

Kartu gambar, nama, fungsi organ pencernaan, dan kartu control of error dibuat dengan menggunakan jenis kertas Ivory 260 yang memiliki ketebalan 1,5 mm tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda. Kartu gambar, kartu fungsi organ pencernaan, dan kartu control of error dibuat dengan ukuran 8,5 cm x 6,5 cm sedangkan kartu nama organ pencernaan dibuat dengan ukuran 8,5 cm x 4 cm. Berikut adalah desain kartu gambar, nama, fungsi organ pencernaan, dan kartu control of error.

50 cm

70 cm 71,5 cm


(35)

11

(a) (c)

(b)

(d) (d)

Gambar 1.2 Desain Kartu Gambar (a), Nama (b), Fungsi Organ Pencernaan (c), dan Kartu Control of Error (d)

1.6.3 Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya

Kartu gambar organ pencernaan, kartu nama organ pencernaan, kartu fungsi organ pencernaan, dan kartu control of error disimpan pada kotak penyimpanan. Kotak penyimpanan terbuat dari kayu dan berbentuk balok dengan ukuran 37,5 cm x 6 cm x 7,5 cm. Sisi samping kotak memiliki ketebalan kayu 0,5 cm. Pada bagian dalam terdapat 4 kolom yang dipisahkan oleh sekat dengan ketebalan 0,5 cm. Masing-masing kolom mempunyai ukuran yang sama yaitu 9 cm x 5 cm.

4 cm 8,5 cm

6,5 cm 8,5 cm

6,5 cm

8,5 cm

8,5 cm


(36)

12 Sementara itu, tutup kotak penyimpanan terbuat dari kayu dan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 37,5 cm x 6 cm. Tutup ini memiliki ketebalan 1 cm. Berikut ini adalah desain dari kotak penyimpanan kartu dan penutupnya.

Gambar 1.3 Desain Kotak Penyimpanan Kartu dan Penutupnya 37,5 cm

7,5 cm cm 6 cm

37,5 cm

6 cm


(37)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

2.1.1 Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1-2). Perkembangan mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2012: 1). Berdasarkan paparan kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang ditentukan secara genetik maupun oleh faktor lingkungan dan berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) mengatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif mempunyai karakteristik yang


(38)

14 berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun terbentuknya tahap tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang (Suparno, 2011: 25). Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2011: 24). Keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2011: 26). Tahap perkembangan awal sensorimotor sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya (Suparno, 2011: 27).

2. Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)

Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya penggunaan simbol tersebut, seorang anak dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain itu, tahap ini juga dicirikan dengan pemikiran intuitif yang tidak logis (Suparno, 2011: 49).


(39)

15 3. Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun)

Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang kelihatan nyata/konkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (Suparno, 2011: 69-70). 4. Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas)

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahulu (Piaget dalam Suparno, 2011: 88).

Piaget (dalam Suparno, 2011: 69) menyatakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun atau kelas V SD masuk pada tahap operasional konkret yang dicirikan dengan sistem pemikiran logis dengan bersifat reversibel dan kekekalan. Pemikirannya lebih decentering daripada tahap sebelumnya, yaitu dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Sementara itu, Piaget (dalam Susanto, 2013: 170) mengatakan bahwa siswa usia sekolah dasar berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun dan masuk pada fase operasional konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya.


(40)

16

2.1.2 Media Pembelajaran

Subbab ini membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium” yang artinya merupakan perantara atau pengantar untuk menyampaikan

pesan (Karwati, 2014: 223). Pengertian media pembelajaran dikemukakan oleh banyak ahli. Gagne (dalam Sadiman dkk, 2008: 6) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Arsyad (2014: 10) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Senada dengan pendapat Arsyad, Karwati (2014: 224) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke peserta didik (ataupun sebaliknya) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Berdasarkan paparan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif.


(41)

17

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) mengemukakan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran. Beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu: 1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran, 3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan 4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi dapat melakukan aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Sementara itu, Encyclopedia of Educational Research (dalam Arsyad, 2014: 28-29) juga merincikan manfaat media pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, 2) memperbesar perhatian siswa, 3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa, 5) menumbuhkan pemikiran yang teratur, 6) membantu perkembangan kemampuan berbahasa, dan 7) memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.


(42)

18

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Terdapat banyak sekali media pembelajaran, untuk memudahkannya dibuatlah klasifikasi yang menyederhanakan pengelompokan media pembelajaran. Karwati (2014, 235-242) mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut: 1. Media visual

Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Contoh media visual diproyeksikan yaitu Overhead Projection (OHP) sementara contoh media visual tidak diproyeksikan yaitu gambar, grafik, bagan, poster, dan peta datar.

2. Media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik. Contoh media audio adalah program kaset suara dan program radio.

3. Media audio-visual

Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audiovisual ini diantaranya program televisi/video pendidikan, program slide suara, dan sebagainya.

4. Media cetak

Jenis-jenis media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar, majalah, dan ensiklopedi.


(43)

19 5. Media model

Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, kecil, jarang ditemukan dan sulit dipelajari wujud aslinya.

6. Media realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Realita ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang yang tidak berbahaya, dan sebagainya.

7. Belajar benda sebenarnya melalui specimen

Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Contoh specimen benda yang masih hidup adalah akuarium, kebun binatang, dan insectarium. Contoh specimen yang sudah mati adalah herbarium dan awetan dalam botol. Contoh specimen yang tak hidup adalah berbagai benda yang berasal dari batuan dan mineral.

8. Komputer

Komputer merupakan produk yang dihasilkan pada perkembangan jaman modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran berbasis komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI (Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan pelatihan dan mengetes kemajuan belajar peserta didik. CAI berbentuk permainan dan animasi dalam bentuk visual dan audio. Sementara itu, CMI digunakan sebagai pembantu


(44)

20 pengajar menjalankan fungsi administratif, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kuitansi, dan lain-lain.

9. Multimedia

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual, audio, dan audio-visual bisa dilakukan secara bersama-sama atau serempak melalui satu alat yang disebut multimedia.

10. Internet

Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet dikenal dengan istilah e-learning. E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi pembelajaran ke peserta didik dengan memanfaatkan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya.

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Subbab ini membahas mengenai syarat dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.

2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ciri-ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Menarik

Media pembelajaran dibuat menarik dengan memperhatikan warna dan bentuknya sehingga anak tertarik untuk menyentuh, meraba, memegang, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori, 2002: 170-174). Alat Montessori


(45)

21 dicat warna yang cerah dan terang sehingga dapat menarik perhatian anak untuk belajar (Lillard, 2005: 21).

2. Bergradasi

Media pembelajaran Montessori memiliki gradasi bentuk, warna, dan usia anak. Gradasi tersebut tampak pada penggunaannya yang melibatkan beberapa indera. Selain itu, juga dapat digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak. Gradasi bentuk dapat dilihat dari permainan pink tower yang terdiri dari 10 kubus. Kubus paling besar memiliki ukuran sisi 10 centimeter, sedangkan kubus yang paling kecil memiliki ukuran sisi 1 centimeter. Kubus yang paling besar diletakkan paling bawah kemudian kubus yang paling kecil diletakkan paling atas (Montessori, 2002: 174).

3. Auto-correction

Media pembelajaran yang dibuat memiliki pengendali kesalahan. Hal tersebut bertujuan agar anak mengetahui sendiri kesalahan yang dilakukannya dalam menggunakan media pembelajaran tanpa meminta bantuan dari orang lain. Ciri auto-correction dapat dilihat dari penggunaan inkastri silinder. Pengendali kesalahan pada alat tersebut adalah ukuran lubang dan inkastri yang berbeda-beda. Anak akan mengetahui kesalahannya ketika memasangkan inkastri pada lubang yang tidak tepat, kemudian anak akan mencoba mengulanginya kembali sampai dapat memasukkan inkastri pada lubang yang tepat (Montessori, 2002: 170-171).

4. Auto-education

Anak akan menggunakan media pembelajaran melalui usahanya sendiri. Hal ini berarti bahwa media pembelajaran yang digunakan dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri dan meminimalisir campur tangan dari guru. Anak akan


(46)

22 fokus pada apa yang dikerjakannya tanpa menghiraukan gangguan dari sekitarnya. Peran guru dalam kelas Montessori adalah mengamati dan mengarahkan aktivitas psikis anak dan perkembangan fisiologisnya. Oleh karena itu, istilah guru dalam Montessori diubah menjadi direktris (Montessori, 2002: 172-173).

5. Kontekstual

Kontekstual merupakan ciri tambahan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Liliard (2005: 32) mengemukakan bahwa dalam prinsip pendidikan Montessori, belajar hendaknya disesuaikan dengan konteks. Kontekstual yang dimaksud adalah pembelajarannya disesuaikan dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitar anak. Material yang dibuat pun juga dengan menggunakan bahan-bahan di lingkungan sekitar yang sudah dikenal dan mudah ditemui oleh anak.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Media pembelajaran dikembangkan dengan memberikan warna yang menarik dan bergradasi yaitu gradasi dari warna merah tua sampai merah muda. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar lebih bersifat kontekstual yaitu dengan menggunakan warna yang menyerupai warna asli dari organ pencernaan sehingga tidak menimbulkan pemahaman konsep warna yang salah pada anak. Gradasi tersebut juga dapat dilihat dari bentuk media pembelajaran yang mempunyai tekstur dan berbentuk tiga dimensi. Selain itu, media pembelajaran tersebut juga memiliki auto-education yang membuat siswa dapat belajar secara mandiri dan auto-correction sehingga siswa dapat mengetahui kesalahannya sendiri. Ciri auto-education dapat ditunjukkan dengan adanya kartu soal yang


(47)

23 berupa kartu gambar organ pencernaan, kartu nama organ pencernaan, dan kartu fungsi organ pencernaan. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan cara memasangkan kartu-kartu tersebut sesuai dengan pasangannya. Selain itu, kartu control of error yang memuat penjelasan singkat mengenai masing-masing organ pencernaan juga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Selanjutnya, ciri auto-correction dapat ditunjukkan dengan adanya kartu control of error yang berisi mengenai gambar, nama, fungsi, dan penjelasan singkat mengenai masing-masing organ pencernaan pada manusia. Kartu control of error digunakan untuk memeriksa kebenaran antara kartu gambar, nama, dan fungsi organ pencernaan yang dipasangkan. Pembuatan media pembelajaran tersebut juga menambahkan ciri kontekstual yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, misalnya kayu dan kertas.

2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori merupakan media pembelajaran yang berbeda dengan media lainnya karena mempunyai kelima ciri khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction dan kontekstual. Gutek (2013: 240) mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1) bahan pembelajaran dari Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran sendiri sehingga dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri, 2) material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian spontan dari anak, dan 4) mengandung gradasi rangsangan-rangsangan yang rasional. Gutek (2013: 236) juga menambahkan bahwa bahan pembelajaran Montessori dapat mengontrol


(48)

24 setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.

Berdasarkan paparan di atas, pendidikan indra merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran Montessori. Hal ini juga dikemukakan oleh Arsyad (2014: 11) yang mengatakan bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat indranya karena semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar, dan materi organ pencernaan manusia.

2.1.4.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu “natural science”. Natural artinya berhubungan atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3). Banyak definisi tentang IPA akan tetapi dalam mendefinisikannya tidaklah mudah karena pengertian IPA sering kurang dapat digambarkan secara lengkap. H.W Fowler (dalam Trianto, 2012: 136) mengemukakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan. Sementara itu, Samatowa


(49)

25 (2011: 3) berpendapat bahwa IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis dan didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wahyana (dalam Trianto, 2012: 136) yang mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya terbatas pada gejala-gejala alam, perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang berhubungan dengan gejala-gejala alam, perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan manusia.

Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Selain itu, dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2012: 141).

IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang sudah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA (Susanto, 2013: 168).


(50)

26 IPA sebagai proses, adalah untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses IPA. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan (Susanto, 2013: 168-169).

IPA sebagai sikap, sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2013: 169) ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggungjawab, berpikir bebas dan kedisplinan diri. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi dan kegiatan proyek di lapangan.

Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip dan proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Pembelajaran IPA harus memberikan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana (Susanto, 2013: 170-171). Hal serupa juga dikemukakan oleh Trianto (2010: 143) bahwa pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan menekankan keterlibatan siswa secara langsung dalam proses belajar yang aktif. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak hanya sekedar membaca dan menghafal konsep yang diperoleh dari buku teks pembelajaran tetapi juga


(51)

27 harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika (Susanto, 2013: 171). Menurut Marjono (dalam Susanto, 2013: 167), hal yang harus diutamakan untuk anak jenjang sekolah dasar adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan IPA, maka siswa sekolah dasar harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam sehingga dapat mengetahui gejala-gejala yang terjadi di alam (Susanto, 2013: 170). Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut BSNP (2006: 162) adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.


(52)

28 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/Mts.

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di SD memiliki empat ruang lingkup. Ruang lingkup tersebut meliputi 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BSNP, 2006: 152). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil ruang lingkup yang pertama yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, khususnya pada materi organ pencernaan manusia untuk kelas V SD yang diajarkan pada semester 1.

2.1.4.3 Materi Organ Pencernaan Manusia

Organ pencernaan manusia berarti bagian-bagian tubuh yang bertugas memecah makanan di dalam tubuh kita. Karbohidrat diubah menjadi zat gula (glukosa), protein diubah menjadi pepton atau asam amino, serta lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Organ-organ pencernaan pada manusia terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.


(53)

29 (Sumber: Sulistyanto & Wiyono, 2008: 12)

Gambar 2.1 Organ Pencernaan pada Manusia

1. Mulut

Pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air liur. Pada rongga mulut terjadi proses pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis makanan dikunyah dan dihancurkan oleh gigi dengan bantuan lidah. Secara kimiawi makanan tercampur dengan air liur yang mengandung enzim amilase (ptyalin). Enzim ini dihasilkan kelenjar air liur dan berfungsi untuk mengubah karbohidrat atau zat tepung menjadi zat gula (Yousnelly, Oky, & Zuneldi, 2010: 10).

(Sumber: Rositawaty & Muharam, 2008: 11) Gambar 2.2 Mulut


(54)

30 2. Kerongkongan

Setelah dikunyah dan dicampur dengan air liur, makanan masuk ke kerongkongan. Kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan rongga mulut dan lambung. Di dalam kerongkongan, makanan didorong oleh dinding kerongkongan menuju lambung oleh gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik adalah gerakan meremas dan mendorong pada dinding kerongkongan (Yousnelly, Oky, & Zuneldi, 2010: 10).

(Sumber: Rositawaty & Muharam, 2008: 12) Gambar 2.3 Kerongkongan

3. Lambung

Lambung adalah alat pencernaan berotot yang berbentuk seperti kantong. Bagian dalam dinding lambung berlipat-lipat. Bagian ini berguna untuk mengaduk makanan yang berasal dari kerongkongan. Dinding lambung juga menghasilkan asam klorida. Asam klorida atau asam lambung berguna untuk membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan. Selain itu, di dalam lambung terdapat enzim pepsin dan renin. Enzim pepsin berguna untuk mengubah protein menjadi pepton atau asam amino. Enzim renin berfungsi mengendapkan protein susu menjadi kasein. Di dalam lambung terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi (Azmiyawati, Omegawati, & Kusumawati, 2008: 16).


(55)

31 (Sumber: Rositawaty & Muharam, 2008: 13)

Gambar 2.4 Lambung

4. Usus Halus

Di dalam usus halus terdapat dua proses pencernaan, yaitu pencernaan secara kimiawi dan proses penyerapan sari makanan. Makanan yang telah dicerna di dalam lambung kemudian masuk menuju usus dua belas jari. Di dalam usus dua belas jari ini pencernaan dibantu oleh getah pankreas dan getah empedu. Getah empedu dihasilkan oleh hati yang berfungsi untuk mencerna lemak. Getah pankreas dihasilkan oleh pankreas. Getah pankreas mengandung enzim amilase, tripsin, dan lipase. Enzim amilase berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula. Enzim tripsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton atau asam amino. Enzim lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah itu, makanan disalurkan menuju usus halus. Di dalam usus halus makanan dicerna kembali sehingga terbentuklah sari-sari makanan. Sari-sari makanan inilah yang akan diserap oleh dinding-dinding usus halus melalui pembuluh darah sehingga masuk ke dalam darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 11-12).


(56)

32

(Sumber: Rositawaty & Muharam, 2008: 15) Gambar 2.5 Usus Halus

5. Usus Besar

Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Di dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam mineral. Selanjutnya, sisa makanan dibusukkan oleh bakteri pembusuk di dalam usus besar (Azmiyawati, Omegawati, & Kusumawati, 2008: 17).

(Sumber: Rositawaty & Muharam, 2008: 15) Gambar 2.6 Usus Besar

6. Anus

Bagian akhir dari saluran pencernaan berupa lubang keluar yang disebut anus. Anus merupakan tempat keluarnya sisa-sisa pencernaan. Sisa-sisa pencernaan yang dikeluarkan berupa kotoran atau biasa disebut tinja (Azmiyawati, Omegawati, & Kusumawati, 2008: 17).

Usus halus


(57)

33

2.2 Penelitian yang Relevan

Subbab ini membahas mengenai beberapa penelitian yang relevan. Peneliti membahas penelitian tentang pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori pada pembelajaran Matematika, IPS, dan Bahasa Indonesia yang dijabarkan sebagai berikut.

2.2.1 Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga matematika penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori untuk kelas II. Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil dari penelitian adalah prototipe alat peraga Matematika berbasis metode Montessori berupa papan penjumlahan dan pengurangan. Alat peraga yang dikembangkan mengandung lima ciri alat peraga dan mempunyai kualitas “sangat baik” dengan perolehan skor rerata sebesar 3,73. Alat peraga yang dikembangkan juga terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan dengan perbedaan rerata nilai siswa yang diperoleh pada saat pretest dan posttest sebesar 53, 74.

Hardiyanti (2016) melakukan penelitian dengan mengembangkan alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Penelitian ini dilakukan di SD N Karangwuni I kepada sekelompok siswa kelas IV tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan alat peraga keragaman budaya Indonesia dengan konsep alat peraga Montessori yang sudah ada kemudian mengembangkan alat peraga


(58)

34 dengan kualitas baik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9 dan nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2.

Wulandari (2016) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori untuk kelas I. Tujuan penelitian adalah mengembangkan alat peraga membaca dan menulis berbasis metode Montessori dan mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Penelitian ini dilakukan di SD N Karangwuni I kepada sekelompok siswa kelas I tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan rerata skor sebesar 3,82. Selain itu, hasil perolehan nilai membaca dan menulis dalam posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata nilai membaca dalam pretest dan posttest sebesar 26,2 sedangkan selisih nilai menulis dalam pretest dan posttest sebesar 10.

Penelitian-penelitian yang relevan di atas meneliti tentang pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran Matematika, IPS, dan Bahasa Indonesia sementara untuk mata pelajaran IPA belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA tentang materi organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori. Kerangka


(59)

35 relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada bagan 2.1.

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Secara umum IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Organ pencernaan manusia merupakan salah satu materi pembelajaran IPA di kelas V. Materi tersebut berisi keterangan mengenai organ-organ yang berperan dalam proses pencernaan manusia dan fungsinya masing-masing. Materi organ pencernaan manusia merupakan materi yang abstrak karena organ-organ dan proses pencernaan terjadi di dalam tubuh sehingga tidak dapat dilihat secara langsung dan prosesnya sulit dibayangkan oleh siswa. Guru juga tidak menggunakan media pada saat proses pembelajaran dan hanya menggunakan buku cetak sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini menyebabkan materi tersebut sulit dipahami. Oleh karena itu, dibutuhkan media

Widyaningrum (2015)

Pengembangan alat peraga matematika penjumlahan dan pengurangan berbasis

metode Montessori

Wulandari (2016)

Pengembangan alat peraga membaca dan menulis

permulaan berbasis metode Montessori

Hardiyanti (2016)

Pengembangan alat peraga IPS untuk materi keragaman

budaya Indonesia berbasis metodeMontessori

Yang diteliti: Astuti (2017)

Pengembangan media pembelajaran IPA materi organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori

Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode


(60)

36 pembelajaran yang dapat membantu siswa agar mudah dalam memahami materi yang dipelajari.

Penggunaan media pembelajaran yang konkret dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang menyatakan bahwa anak usia SD yaitu 7-11 tahun berada pada tahapan operasional konkret sehingga cara berpikirnya berdasarkan sesuatu yang kelihatan nyata/konkret bukan yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, media pembelajaran yang konkret sangat diperlukan dalam pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan Montessori. Media pembelajaran yang berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan ciri tambahan yaitu kontekstual yang disesuaikan dengan lingkungan belajar anak. Oleh sebab itu, peneliti mengembangkan media pembelajaran Montessori dengan memperhatikan ciri-cirinya yang dapat membantu siswa dalam memahami materi organ pencernaan manusia.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi organ pencernaan manusia. Penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Dasar

“Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya”

dengan menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori berupa media pembelajaran organ pencernaan manusia. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Jetisdepok. Oleh karena itu, jika media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam


(61)

37 pembelajaran IPA materi organ pencernaan manusia, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi organ pencernaan manusia.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V?

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori?

2.4.3 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.4 Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori menurut siswa?


(1)

268 Lampiran 8 Gambar Produk Media Pembelajaran Organ Pencernaan

Manusia

GAMBAR PRODUK

MEDIA PEMBELAJARAN ORGAN PENCERNAAN MANUSIA

Gambar 8.1 Papan organ pencernaan manusia


(2)

269 Gambar 8.3 Kartu nama organ pencernaan


(3)

270 Gambar 8.5 Kartu control of error (sisi 1)

Gambar 8.6 Kartu control of error (sisi 2)


(4)

271 Lampiran 9 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Fransisca Any Tri Astuti adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Lahir di Sleman, 14 Juni 1995. Pendidikan dasar diperoleh di SD Kanisius Minggir dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 1 Minggir dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 1 Godean dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skills. Pada tahun 2014, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka dan WEEK-END MORAL dalam rangka melengkapi perkuliahan Teologi Moral pada tahun yang sama. Selanjutnya, peneliti mengikuti seminar internasional yang diselenggarakan oleh PGSD Universitas Sanata Dharma yang bekerjasama dengan HAN University dengan tema “Reinventing Childhood Education”. Peneliti juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan, diantaranya menjadi anggota divisi dampok dan sekretaris bidang acara pada kegiatan Parade Gamelan Anak tahun 2014 dan 2015 se-Yogyakarta dan Jawa Tengah. Peneliti mengikuti kegiatan English Club yang diselenggarakan oleh PGSD USD selama empat semester untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. Peneliti juga menjadi peserta dalam kegiatan Pelatihan Metode Montessori yang diselenggarakan oleh PGSD USD. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Organ Pencernaan Manusia Berbasis Metode Montessori”.


(5)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI ORGAN PENCERNAAN MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI

Fransisca Any Tri Astuti Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi organ pencernaan manusia tetapi ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori; (2) mengetahui kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas V SD Kanisius Jetisdepok tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V SD dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V adalah sangat baik dengan perolehan rerata skor validasi produk sebesar 3,92. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan nilai posttest lebih tinggi daripada nilai pretest dengan selisih rerata skor sebesar 29,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran organ pencernaan manusia memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi organ pencernaan manusia.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, IPA, organ pencernaan manusia, metode Montessori.


(6)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY SCHOOL ON HUMAN DIGESTIVE ORGAN MATERIAL BASED ON

MONTESSORI METHOD Fransisca Any Tri Astuti Sanata Dharma University

2017

The background of the research were the lack of students’ understanding toward human digestive organ material meanwhile the availability and usage of the learning media are still limited. This research aims to (1) describe the procedure of the learning media development on human digestive organ based on Montessori method; (2) find out the quality of the learning media on human digestive organ material based on Montessori method.

The type of this research is the research and development (R&D). The subjects of the research are the ten students from the fifth grade of SD Kanisius Jetisdepok on 2016/2017. The objects of this research are the science learning media based on Montessori method. The instruments used are the observation guide, the interview guide, the questionnaire, and the questions set. The technique of data analysis uses the quantitative and qualitative techniques.

The result of the research showed that (1) the procedure of the research and development for the learning media on human digestive organ based on Montessori method for the fifth graders were modified into five steps; namely the potential and problem, the planning, the development of the product’s initial shape, the product validation, and the limited field test-drive; (2) the quality of the learning media for human digestive organ material was excellent seen from the average score of the product validation which is 3,92. The score gained by students on the limited field test-drive showed that the posttest score was higher than the pretest score seen from the score average difference which is 29,5. Therefore, it can be concluded that the learning media for human digestive organ has an excellent quality and can help students understanding the materials on human digestive organ.

Key words: the research and development, the learning media, science, human digestive organ, Montessori method.