Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan persepsi terhadap sekolah menengah kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan : studi kasus pada SMPN I Tembarak Temanggung.
vii
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus: : Siswa-siswi Kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung Jawa Tengah
Ruri Anggraeni Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2007. Populasi penelitian berjumlah 188 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (thitung = 4,738 > ttabel = 1,653); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (thitung = 6,941 > ttabel =1,653).
(2)
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PARENT’S SOCIAL ECONOMIC STATUS AND THE STUDENT’S PERSEPTION TOWARD
VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL WITH THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO VOCATIONAL SENIOR
HIGH SCHOOL
A Case Study: The Third Year Students at SMPN I Tembarak, Temanggung, Central Java
Ruri Anggraeni Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to know whether: (1) there is a positive relation between the parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School; (2) there is a positive relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School.
Data collection was done in April 2007. The populations of this research were188 people. The methods of the data collection were questionnaires, interview, and documentation. To examine this research, the writer used the Pearson’s product moment method.
The result of this research indicates that: (1) there is positive and significant relation between parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School (tcount = 4,738 > ttable = 1,653); (2) there is a positive and significant relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School (tcount = 6,941 > ttable = 1,653).
(3)
i
PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Studi Kasus pada SMPN I Tembarak Temanggung
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
RURI ANGGRAENI NIM: 021334018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
(4)
(5)
(6)
iv
Hidup adalah memecahkan masalah yang tidak diharapkan
dan menemukan segala sesuatu yang belum diketahui
( Daniel S. Goldin )
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Bapak dan Ibuku tercinta Kakakku Rudi Puji Santoso Seno Setiawan tercinta
(7)
v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ruri Anggraeni
Nomor Mahasiswa : 021334018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Persepsi Siswa Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (Studi kasus : Siswa – siswi kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Februari 2008 Yang menyatakan
(8)
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Februari 2008
Penulis
(9)
vii
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus: : Siswa-siswi Kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung Jawa Tengah
Ruri Anggraeni Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2007. Populasi penelitian berjumlah 188 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (thitung = 4,738 > ttabel = 1,653); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (thitung = 6,941 > ttabel =1,653).
(10)
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PARENT’S SOCIAL ECONOMIC STATUS AND THE STUDENT’S PERSEPTION TOWARD
VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL WITH THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO VOCATIONAL SENIOR
HIGH SCHOOL
A Case Study: The Third Year Students at SMPN I Tembarak, Temanggung, Central Java
Ruri Anggraeni Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to know whether: (1) there is a positive relation between the parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School; (2) there is a positive relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School.
Data collection was done in April 2007. The populations of this research were188 people. The methods of the data collection were questionnaires, interview, and documentation. To examine this research, the writer used the Pearson’s product moment method.
The result of this research indicates that: (1) there is positive and significant relation between parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School (tcount = 4,738 > ttable = 1,653); (2) there is a positive and significant relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School (tcount = 6,941 > ttable = 1,653).
(11)
ix
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat, berkat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Persepsi Siswa Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan ”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs.Bambang Purnomo, S.E., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini
5. Bapak S. Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita, Ibu Catur, Ibu Cornel, Ibu Premastuti, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Bambang, Pak Joko, Pak Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata
(12)
x
selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Bapakku Setiyo Rahardjo dan Ibu Sri Redjeki, terima kasih atas doa, harapan, pengorbanan dan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kalian adalah the best mom and dad in the world.
10. Kakakku Rudi Puji Santoso yang selalu memberi semangat dan dorongan. 11. Mamas ( Seno Setiawan ), yang tak henti-hentinya memberi dorongan,
semangat, cinta, dan kasih sayang, sabar ngadepin aku dan kesetiaan yang mamas berikan. Cepat pulang...
12. Keluarga besar Ibu Sri Rahayu ( mbak yuli, mas ardi, mbak dian ), makasih ya doanya.
13. Keluarga besar Bapak Suwarno ( Seno, Bimo, Tri, en Nonok ), jd kangen Solo nich...
14. Mas Doko, makasih ya dah nganterin aku....walau ujan badai, hajar aja...
15. Sahabatku, Bety : Kalo nikah undangannya ya, Danik ( Danong ): kangen ni jalan2 ma kamu, Ana: akhire qita lulus ya na....Watik : wah dah jadi OKB ni...Ninuk : Smangat !!!, Lia ( liong ): Kapan ke Jogja jeng...Edi (
Paijo ): Wah kw kok ngilang terus to Ed!!
16. Temen-temen kost kolobendono 4 ( Weni, Wulan n Adel ), makasih ya infonya all about campus.
(13)
xi
wah dah jadi bussines man nich, Yeni: Kangen ni...ma masa2 SMA, Septi (
Epi’) : Kpn bisa ngumpul lagi ya .n Krisyanti : Cie...bentar lagi dah jadi
nyonya ni....
18. Temen-temen PAK A 2002 Æ Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Mitha, Cicil, Flora, Desi, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni don’t forget me...
19. Temen-temen PAK B 2002Æ Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll. 20. Temen-temen PAK C 2002 Æ Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Suprapti,
Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Risa, Lia, Esti, dll.
21. Buat diri pribadiku ayo jadilah orang yang PD, jangan mudah menyerah, gak usah pemalu, n smangat!!!
22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis
(14)
xii
halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Status Sosial ekonomi ... 6
B. Persepsi ... 9
(15)
xiii
E. Hipotesis ... 21
BAB III : METODE PENELITIAN ... 22
A. Jenis Penelitian ... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
D. Populasi dan Sampel ... 23
E. Variabel Penelitian ... 23
F. Pengukuran Variabel ... 24
G. Teknik Pengumpulan Data ... 26
H. Pengujian Instrumen Penelitian... .... 26
I. Teknik Analisis Data... 31
BAB IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 37
A. Data Kelembagaan Sekolah ... 37
B. Fasilitas Penunjang Pendidikan ... 37
C. SDM SMPN I Tembarak ... 39
D. Data Siswa ... 42
BAB V : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Deskripsi Data ... 46
B. Analisis Deskriptif ... 47
C. Analisa Data ... 50
D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51
E. Pembahasan ... 53
(16)
xiv
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN ... 64
(17)
xv
halaman
Tabel 3.1 Hasil uji validitas untuk persepsi siswa terhadap SMK ... 28
Tabel 3.2 Hasil uji validitas untuk minat melanjutkan ke SMK ... 29
Tabel 4.1 Fasilitas SMPN I Tembarak ... 37
Tabel 4.2 Guru dan karyawan SMPN I Tembarak ... 40
Tabel 4.3 Data jumlah siswa ... 42
Tabel 4.4 Komposisi tingkat pendidikan orang tua... 43
Tabel 4.5 Komposisi fasilitas yang dimiliki orang tua... 44
Tabel 5.1 Status sosial ekonomi orang tua ... 47
Tabel 5.2 Persepsi siswa terhadap SMK ... 48
(18)
xvi
halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 64
Lampiran 2 Data SPSS ... 71
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 101
Lampiran 4 Normalitas ... 103
Lampiran 5 Korelasi Product Moment ... 104
Lampiran 6 Kategori kecenderungan variabel ... 105
(19)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia atau SDM, pendidikan menduduki peranan penting, sehingga mendapatkan prioritas yang cukup tinggi dalam pembangunan nasional. Pendidikan dianggap sebagai jalur yang semakin berarti untuk menyiapkan SDM yang berkualitas. Melalui pendidikan setiap warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membina kemampuan dan keahlian sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat berkembang secara maksimal.
Namun demikian, untuk memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya yang tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi, kadang menjadi kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya pendidikan.
Ketika siswa tamat dari SLTP mereka dihadapkan pada pilihan melanjutkan ke SMU ( Sekolah Menengah Umum ) atau SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ). Ada diantara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi lanjutnya, namun adapula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya karena ada dorongan atau paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang tua yang mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya dapat mempersiapkan untuk
(20)
pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya orang tua yang mengetahui batas kemampuan keluarganya cenderung memilih SMK bagi anaknya, dengan harapan anaknya bisa langsung bekerja setelah lulus dari SMK.
Namun pada akhirnya saat siswa hendak mengambil keputusan sekolah lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan adanya beberapa hal :
1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan
kemampuan finansialnya
2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga
( W.S Winkel, 1984:31 )
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam menentukan jenjang pendidikan lanjutannya, ada banyak faktor yang mempengaruhi. Dari sekian banyak faktor tersebut, dalam penelitian ini dipilih beberapa faktor yang diduga dominan berpengaruh dalam menentukan minat siswa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua.
Namun, selain faktor status sosial ekonomi diatas, persepsi dari siswa juga sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam memilih sekolah. Jika mereka beranggapan bahwa SMU cenderung lebih baik, maka mereka akan memilih SMU walaupun keadaan ekonomi orang tuanya kurang mendukung. Akan tetapi ada pula yang beranggapan bahwa apabila mereka masuk SMK, mereka bisa langsung bisa bekerja. Walaupun keadaan orang tuanya tergolong mampu untuk memasukkan mereka ke SMU untuk selanjutnya meneruskan ke Perguruan Tinggi.
(21)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Kurikulum SMK Edisi 1993). Sebagai penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan memiliki kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan menghasilkan produk unggul. Namun demikian, kemampuan SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang unggul / berkualitas masih disangsikan oleh sebagian masyarakat. Sekolah yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMPN I Tembarak Kabupaten Temanggung. Dipilihnya SMPN I Tembarak karena jika dilihat dari keadaan status sosial ekonomi mereka yang cukup beragam. Tidak ada dominasi dari pihak yang tergolong mampu atau yang tergolong kurang mampu. Selain itu peneliti juga mengamati kecenderungan mereka yang lebih memilih melanjutkan pendidikan ke SMK. Apakah kedua faktor tersebut, yaitu status sosial ekonomi orang tua dan persepsi siswa terhadap SMK sangat berpengaruh dengan minat melanjutkan ke SMK.
(22)
B. Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke SMK. Tapi agar penelitian ini lebih terarah dan mengingat waktu, biaya dan tenaga yang terbatas, penelitian ini hanya dibatasi pada faktor status sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa terhadap SMK dan hubungannya dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ?
2. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK .
2. Mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.
(23)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa-siswi
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam menentukan pilihan terhadap kelanjutan pendidikannya.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dan dapat menambah perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa melanjutkan studi ke SMK.
3. Bagi penulis
Dapat mengetahui latar belakang sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa terhadap SMK dan hubungannya dengan pilihan siswa melanjutkan studi, dan penulis juga dapat menerapkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah yaitu mengenai pendidikan.
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Sosial Ekonomi
Pengetahuan akan latar belakang status sosial dan ekonomi orang tua siswa membantu guru memahami tingkah laku siswa, terutama yang langsung berhubungan dengan orang tua dalam membiayai anaknya. Menurut Astrid S. Susanto ( 1997 : 87 ), “ status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat. Status juga merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia “. Sedangkan Mayor Polak ( 1946 : 367 ) berpendapat bahwa status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedududukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakatnya.
Motivasi yang melatarbelakangi semangat orang tua dalam membiayai studi anaknya akan menjadi dorongan yang tidak kecil artinya bagi siswa untuk memusatkan seluruh perhatiannya dalam memperoleh keberhasilan belajarnya. Motivasi berprestasi yang bertumpu pada penyediaan sarana dan prasarana studi dari orang tua tidak sama. Status sosial orang tua memang bukan faktor utama dalam menyediakan fasilitas belajar, dan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya.
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak. Dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat dan motivasi anak terhadap suatu objek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Seperti
(25)
dikemukakan Gerungan ( 1989 : 57 ) bahwa “ dengan kondisi ekonomi keluarga cukup, ia akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat “. Dari pendapat tersebut diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuan daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah.
S. Nasution ( 1983 : 18 ) mengungkapkan bahwa orang tua yang mengetahui batas kemampuan keluarga akan cenderung memilih sekolah umum sebagai persiapan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Jadi dalam tingkat pendidikan anak, untuk memasuki suatu sekolah seorang siswa dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang tuanya.
Keeves ( 1972 : 67 ) mengemukakan unsur yang mencakup tentang status sosial ekonomi yakni unsur pendidikan, pekerjan, jabatan. penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang didalam suatu masyarakat atau kelompoknya.
Dari beberapa unsur yang dikemukkan Keeves dalam penelitian ini penulis hanya membatasi 2 unsur saja :
1. Tingkat pendidikan Orang tua
Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan formal yang berhasil ditamatkan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu tidak hanya
(26)
berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan teknologi tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, kekayaan, penghasilan dan status sosial dalam masyarakatnya. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan untuk menduduki jenjang pekerjaan formal yang lebih tinggi pula.
Dalam TAP MPR No. IV tahun 1973 dikatakan bahwa : Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan Wasty Soemarto ( 1984 : 211 ) memberikan batasan bahwa pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah, maupun batiniah.
Soerjono Soekanto ( 1982 : 335 ) juga mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah. Dari batasan-batasan pengertian serta pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan kepada orang itu sendiri.
(27)
2. Fasilitas yang dimiliki orang tua
Fasilitas dalam penelitian ini diukur dari ada tidaknya, banyak atau sedikitnya barang atau fasilitas yang dimiliki oleh keluarga responden, yang meliputi :
a. Barang / benda yang dimiliki b. Status tempat tinggal
c. Daya penerangan listrik d. Dinding rumah tempat tinggal e. Lantai tempat tinggal
f. Peralatan elektronik yang dimiliki g. Kendaran yang dimiliki
B. Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, sera pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja, tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan berikut ini:
1. Penerimaan rangsang
Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan
(28)
dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya.
2. Proses menyeleksi rangsang
Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.
3. Proses pengorganisasian
Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokoknya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.
5. Proses Pengecekan
Setelah data ditafsir si penerima mengambil tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.
6. Proses Reaksi
Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka.
(29)
Menurut Ign. Masidjo ( 1999 : 96 ), tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya akan rangsangan-rangsangan yang ada.
Menurut Gregorc ( 2001 ) dalam Debby, “ gaya belajar “ persepsi yang dimiliki setiap pikiran / pribadi ada dua macam, yaitu persepsi kongkret dan persepsi abstrak.
1. Persepsi kongkret / Nyata
Persepsi kongkret membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang nyata dan jelas, secara langsung melaui kelima inderanya, yaitu penglihatan penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak tidak mencari arti yang tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau konsep. Kunci ungkapannya : “ sesuatu adalah seperti apa adanya “.
2. Persepsi abstrak / kasat mata
Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalan menangkap sesuatu yang abstrak / kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang tidak bisa dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini, mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan imajinasinya. Kunci ungkapan : “ sesuatu tidaklah selalu seperti apa yang terlihat “.
(30)
Dalam kenyataanya, terhadap objek sama individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi kongkret dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang lainnya. Pareek (1984) “ Hubungan antara persepsi karyawan terhadap disiplin kerja karyawan
bagian produksi pabrik keramik ken lila production “ mengemukkan ada empat
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu :
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
(31)
Menurut Wilson ( 2000 ) dalam Munir, “ teori persepsi mitra gizi perawat “ faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu :
1. faktor eksternal atau dari luar yang terdiri dari :
a. concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit
dipersepsikan dibandingkan dengan dengan objektif.
b.novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan
dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
c.velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi
munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan dengan gerakan yang lambat.
d.conditionedstimulus, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.
2. Faktor internal atau dari dalam yang terdiri dari :
a. motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap
istirahat.
b. interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak
menarik.
c. need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.
d. assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman
melihat, merasakan dan lain-lain.
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek-objek itu
(32)
misalnya ukuran, warna, dan bentuk ( Winkel, 1986 : 161 ). Menurut Mahfudh Shalahuddin ( 1991 : 73 ) persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, mengintepretasikan dan mengevaluasi objek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek atau subjek yang dipersepsikan.
C. Minat Melanjutkan ke SMK
Minat merupakan faktor psikologis yang menentukan suatu pilihan pada seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu hal dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Menurut W.S Winkel ( 1983 :30 ) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
(33)
Pendapat lain dikemukakan oleh Bimo Walgito ( 1977 :38), minat merupakan keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut.
Untuk mengerti minat perlu diketahui ciri-cirinya antara kain :
1. Minat berkembang bersamaan dengan pertumbuhan fisik dan berkembangnya
mental
2. Minat tergantung pada kesiapan belajar.
3. Minat bergantung pada kesempatan belajar.
4. Perkembangan minat mungkin terbatas.
5. Minat dipengaruhi budaya peserta didik.
6. Minat berbobot emosional.
7. Minat cenderung egosentris.
Kemampuan peserta didik dan pengalaman yang berbeda-beda pada peserta didik akan menimbulkan minat yang bervariasi. Peserta didik juga mempunyai objek minat yang berbeda-beda antara lain minat pada sekolah atau minat pada pekerjaan di masa mendatang dan lain sebagainya. Adapun bahaya perkembangan minat antara lain interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis dan bobot emosional yang negatif terhadap minat tertentu dan sebagainya.
(34)
Perkembangan minat juga dipengaruhi faktor-faktor tertentu antara lain :
1. Komentar dan penerimaan teman sebaya dan orang dewasa terhadap objek
minat.
2. Kesadaran diri dan kekaguman terhadap objek minat.
3. Suasana terhap objek minat.
4. Gengsi dari objek minat.
5. Kemampuan dan minat peserta didik.
6. Harapan orang tua terhadap objek minat.
7. Pengalaman pertama terhadap objek minat.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka minat melanjutkan ke SMK pada siswa kelas 3 SLTP, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih SMK sebagai kelanjutan pendidikan setelah tamat dari SLTP, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap SMK, perasaan tertarik, dan perasaan bahwa SMK bersangkut paut dengan kebutuhannya.
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
1. Pengertian SMK dan Tujuannya
SMK merupakan jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalan sistem pendidikan di Indonesia. SMK diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut ( Depdikbud, 1983 : 3)
(35)
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi, serta mampu
mengembangkan sikap diri.
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan
kreatif.
2. Program kurikulum SMK
SMK menyelenggarakan program pendidikan sekolah sesuai dengan jenis-jenis lapangan pekerjan. Dapat dibagi menjadi 6 kelompok yaitu ( Depdikbud, 1993 : 6 ) :
a. Kelompok pertanian dan kehutanan
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan di bidang peternakan dan kehutanan. Antara lain : agrobisnis, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian.
b. Kelompok teknologi industri
Kelompok ini terdiri atas beberapa program untuk dapat bekerja dan mengembangkan pada berbagai jenis pekerjaan di bidang industri antara lain : permesinan, otomotif, kelistrikan, elektronika, konstruksi bangunan gedung
(36)
dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, informatika, dan insrumen industri.
c. Kelompok bisnis dan manajemen
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatannya untuk bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan di biang bisnis dan manajemen antara lain : administrasi, perkantoran, akuntansi, keuangan, kesekretariatan, perdagangan, usaha perjalanan, dan pengoperasian.
d. Kelompok kesejahteraan masyarakat.
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatannya untuk dapat pekerjan dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan di bidang kesejahteraan masyarakat antara lain : pelayanan masyarakat, dan pengembangan masyarakat.
e. Kelompok seni dan kerajinan
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan dibidang seni dan kerajinan. Antara lain : seni rupa terapan, industri kerajinan dan seni pertunjukan.
f. Kelompok pariwisata
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada
(37)
berbagai jenis pekerjan dibidang pariwisata, perhotelan, boga, busana, dan kecantikan.
D. Kerangka Berpikir
Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK
Keadaan sosial ekonomi orang tua akan terasa berpengaruh pada anak yang beranjak dewasa. Biasanya hal ini tampak apabila anak akan melanjutkan sekolahnya. Mereka yang kurang mampu hanya menyekolahkan anaknya sampai SLTA saja, ada pula yang hanya SLTP saja kemudian dianjurkan untuk bekerja. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Warner ( 1982 : 116 ), bahwa perilaku sosial dari pemuda secara fungsional berhubungan dengan posisi keluarganya dalam struktur sosial. Contohnya, terdaftarnya murid-murid dalam berbagai kurikulum pada sekolah menengah berkorelasi kuat dengan kedudukan sosial ekonominya. Semakin tinggi kelas sosial ekonominya pemuda tersebut, semakin besar kecenderungan untuk terdaftar pada perguruan tinggi. Sebaliknya, semakin rendah kelas sosial ekonominya semakin besar kecenderungan untuk terdaftar pada kurikulum komersial.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua yang status sosial ekonominya tinggi menginginkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga mendorong anaknya untuk melanjutkan ke SMU. Sedangkan orang tua
(38)
yang status sosial ekonominya rendah, cenderung menginginkan anaknya untuk melanjutkan ke SMK.
Hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
Persepsi siswa terhadap SMK mulai dirasakan ketika siswa mulai beranjak kelas 3 STLP. Mereka dihadapkan pada dua pilihan yaitu ke SMU atau SMK. Bagi orang tua yang tergolong mampu, dapat dipastikan pilihannya jatuh ke SMU, karena bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, sehingga diharapkan bisa bekerja ditempat yang cukup bergengsi. Akan tetapi bagi orang tua siswa yang kondisi sosial ekonominya tergolong rendah mereka cenderung memilih ke SMK, karena diharapkan anaknya bisa langsung bekerja agar dapat membantu orang tuanya dengan ketrampilan yang diajarkan di SMK, tanpa harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Persepsi siswa terhadap SMK antar siswa satu dengan siswa yang lain berbeda-beda. Ada yang beranggapan apabila melanjutkan studi ke SMK, maka dia tergolong dari keluarga kurang mampu dan memiliki prestasi yang rendah. Ada juga pendapat, SMK sekarang jauh lebih bermutu dan bukan hanya didominasi dari golongan menengah kebawah tetapi sekarang lebih banyak peminatnya karena SMK memberikan nilai lebih dengan ketrampilan yang
(39)
diajarkan, walaupun apabila setelah selesai studi dari SMK juga bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Perbedaan persepsi ini akan menimbulkan respon individu terhadap SMK dan akan berpengaruh pada minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.
E. Hipotesis
1. Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
2. Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan melanjutkan ke SMK
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian ini yang akan digunakan berupa studi kasus, yaitu penelitian tentang subjek tertentu, dimana subjek tersebut terbatas. Maka kesimpulan hanya berlaku pada subjek yang diperoleh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : SMPN I Tembarak
Waktu Penelitian : April 2007
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah : a. Status Sosial ekonomi orang tua b. Persepsi siswa terhadap SMK c. Minat siswa melanjutkan ke SMK
(41)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi merupakan sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang
daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak tahun ajaran 2006 / 2007.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut
Suharsimi Arikunto ( 1989 : 107 ) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil antara 10% - 14% atau 20% - 25%, atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang
resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar atau lebih baik. Karena peneliti tidak mengalami kendala-kendala seperti diatas maka peneliti melakukan penelitian populasi yaitu menggunakan seluruh siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak sebagai subjek penelitian.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian atau suatu penelitian ( Suharsimi Arikunto, 1991 : 102 ). Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah :
(42)
1. Variabel bebas, terdiri dari :
a. Status sosial ekonomi orang tua, yang dibagi menjadi : 1) Tingkat pendidikan orang tua
2) Fasilitas yang dimiliki orang tua b. Persepsi siswa terhadap SMK
2. Variabel terikat : Minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.
F. Pengukuran Variabel
1. Status sosial ekonomi orang tua a. Tingkat Pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh orang tua siswa diberi skor sebagai berikut :
1) Pendidikan terakhir ayah anda :
a) tamat SD diberi skor 1 b) tamat SLTP diberi skor 2 c) tamat SLTA diberi skor 3
d) tamat Akademi atau Perguruan Tinggi diberi skor 4 2) Pendidikan terakhir ibu anda :
a) tamat SD diberi skor 1 b) tamat SLTP diberi skor 2 c) tamat SLTA diberi skor 3
(43)
b. Fasilitas yang dimiliki orang tua
Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua diberi skor sebagai berikut :
1) Rendah diberi skor 1
2) Cukup rendah diberi skor 2
3) Cukup tinggi diberi skor 3
4) Tinggi diberi skor 4
2. Persepsi siswa terhadap SMK
Persepsi siswa terhadap SMK diberi skor sebagai berikut : a. jawaban STS diberi skor 1
b. jawaban TS diberi skor 2 c. jawaban S diberi skor 3 d. jawaban SS diberi skor 4 3. Minat siswa meanjutkan ke SMK
Minat siswa melanjutkan ke SMK adalah kecenderungan yang mengarah dari siswa untuk melanjutkan studi ke SMK yang ditandai dengan perasaan senang. Pedoman untuk memberikan skor adalah sebagai berikut ;
a. sangat tidak berminat diberi skor 1 b. tidak berminat diberi skor 2 c. berminat diberi skor 3
(44)
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data dengan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Kuisioner ini dibagikan kepada siswa-siswi kelas III.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data mengenai data yang ada di SMPN I Tembarak yang dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah.
3. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung / lisan kepada kepala sekolah atau guru yang dapat melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji kesahihan kuisioner,
(45)
( Suharsimi Arikunto, 1991 : 69 ) :
(
)( )
(
)
(
)( )
(
2 2 2 2)
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :rxy = koefisien koralasi antara variabel X dan Y
X = total dari setiap item
Y = total dari total item
N = total responden
r dapat diperhitungkan dengan korelasi dengan taraf signifikansi 5%.
Apabila r hitung > r tabel maka hasil pengukuran dinyatakan signifikan
karena ada korelasi nyata antara kedua variabel dan sebaliknya jika r hitung
< r tabel maka hasil pengukuran tidak signifikan karena tidak ada korelasi
nyata antara kedua variabel. Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian ini layak atau tidak dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah suatu validitas alat ukur, semakin jauh pula alat ukur itu mengenai sasarannya.
(46)
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas variabel persepsi siswa terhadap SMK
Item
r-xy r-tabel
(df=28,α=5%)
Keterangan
1.
0,3827 0,239 Valid
2 0,3966 0,239 Valid
3 0,4067 0,239 Valid
4 0,3879 0,239 Valid
5 0,3754 0,239 Valid
6 0,3998 0,239 Valid
7 0,5555 0,239 Valid
8 0,5160 0,239 Valid
9 0,3628 0,239 Valid
10 0,3988 0,239 Valid
11 0,6280 0,239 Valid
12 0,5561 0,239 Valid
13 0,3780 0,239 Valid
14 0,3950 0,239 Valid
15 0,4373 0,239 Valid
(47)
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas variabel minat siswa melanjutkan ke SMK
Item
r-xy r-tabel
(df=28,α=5%)
Keterangan
1.
0,4335 0,239 Valid
2 0,4203 0,239 Valid
3 0,3539 0,239 Valid
4 0,3502 0,239 Valid
5 0,6979 0,239 Valid
6 0,5597 0,239 Valid
7 0,6463 0,239 Valid
8 0,5157 0,239 Valid
9 0,4849 0,239 Valid
10 0,6181 0,239 Valid
11 0,3883 0,239 Valid
12 0,5850 0,239 Valid
13 0,5966 0,239 Valid
14 0,7071 0,239 Valid
15 0,6413 0,239 Valid
(48)
2. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan erat dengan taraf kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan handal atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika dapat memberikan hasil yang mantap serta stabil ( Suharsimi Arikunto, 1998 : 81 ). Untuk menghitung reliabilitas kuesioner, dalam penelitian ini
digunakan teknik reliabilitas Alpha Cronbach ( Suharsimi Arikunto, 1998
: 193 ) dengan rumus sebagai berikut :
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
= 1
∑
2 21 t b k k rtt α α Keterangan :
rtt = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑αb2 = jumlah varian soal
∑αt2 = jumlah varian butir
(
)
N N X X b∑
∑
− = 2 2 2 α(
)
N Xt N Xt t 2 22 =
∑
−∑
α
Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan r tabel maka taraf
signifikansi 5% instrumen dikatakan handal jika rtt lebih besar dari r tabel.
(49)
menggunakan pada penelitian ini menggunakan program Statistical Package for Sciences ( SPSS ).
Hasil pengujian reliabilitas dengan alpha cronbach menghasilkan
koefesien alpha sebesar 0,8701, lebih dari r tabel sebesar 0,239 (df=28,
α=5%), berarti kuesioner memiliki konsistensi (keandalan) yang baik.
Berdasarkan kemampuan ini kuesioner dinyatakan reliabel (Suharsimi, 2002).
I. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan analisis
Pengujian persyaratan analisis data menggunalan uji normalitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data masing-masing variabel. Uji normalitas didasarkan pada uji satu
sampel dari Kolmogorov- Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov bisa dipakai
untuk uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal ( Singgih
Santoso, 2005 : 406 ). Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk
normalitas adalah sebagai berikut :
( )
X S( )
XF
D = o − n
Keterangan :
D = deviasi / penyimpangan
(50)
Sn = distribusi frekuensi yang diobservasi
Bila probabilitas ( ρ ) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari
taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikansi 5% dan sebaliknya.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product moment dari
pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut.
1) Rumusan Hipotesis
Ho=ρ≤o; tidak ada hubungan positif antara status sosial
ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK
Ha=ρ>o; ada hubungan positif antara status sosial ekonomi
orang tua (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y)
2) Pengujian Hipotesis
rxy=
(
) (
)( )
(
)
(
)
{
2 2}
{
(
2)
( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − Y Y N X X N Y X XY N(51)
Keterangan:
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380), dengan rumus:
t =
2 1 2 r n r − − Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
(52)
5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Ho ditolak jika t hitung > ttabel . Ini berarti ada hubungan
positif antara status sosial ekonomi orang tua (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y).
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua diuji menggunakan korelasi product moment dari
pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK(Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut.
1) Rumusan Hipotesis
Ho=ρ≤o; tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa
terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK
Ha=ρ>o; ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap
SMK (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y).
2) Pengujian Hipotesis
rxy=
(
) (
)( )
(
) (
)
{
2 2}
{
(
2) ( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:(53)
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380), dengan rumus:
t =
2 1 2 r n r − − Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
(54)
5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Ho ditolak jika t hitung > ttabel . Ini berarti ada hubungan
positif antara persepsi siswa terhadap SMK (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y).
(55)
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Data Kelembagaan Sekolah
1. Data Kelembagaan Sekolah
a. Nama Sekolah : SMPN I Tembarak
b. Alamat Sekolah : Jalan raya Tembarak, Desa Tembarak,
Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung
c. Status Sekolah : Negeri
d. No. Statistik Sekolah : 20.1.03.23.02.2006
B. Fasilitas Penunjang Pendidikan
Guna menunjang kegiatan belajar mengajar di SMPN I Tembarak mmiliki fasilitas yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
No Jenis Bangunan Jumlah Unit
1 Ruang Tata Usaha 1
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Tamu 1
4 Ruang Guru 1
(56)
5 Ruang BP 1
6 Ruang UKS 1
7 Perpustakaan 1
8 Ruang Laboratorium 2
9 Ruang Ibadah / Mushola 1
10 Aula / hall 1
11 Kantin 3
12 Ruang Ganti 1
13 Ruang Kelas 15
14 Tempat Parkir 2
15 Ruang OSIS 1
16 Kamar mandi 4
Selain fasilitas-fasilitas yang ada diatas, SMPN I Tembarak juga masih dilengkapi dengan sarana dan prasarana fisik seperti lapangan upacara 1 area dan lapangan olah raga. Secara umum fasilitas-fasilitas yang dimiliki SMPN I Tembarak cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar.
(57)
C. Sumber Daya Manusia SMPN I Tembarak
1. Kepala Sekolah
Sejak awal berdirinya SMPN I Tembarak sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 11 kali. Yaitu :
1. Suswoyo
2. Soewito
3. Pranggono
4. Soeroyo
5. Siti Soedariyah
6. Bambang Sutedjo
7. Slamet Tukimin
8. Mardjono
9. Kasno
10.Soedaryanto
11.Budi Leksono
2. Guru dan Tenaga Administrasi
Guru di SMPN I Tembarak bertanggung jawab terhadap kepala sekolah serta mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. SMPN I Tembarak secara keseluruhan berjumlah 45 orang. Berikut daftar-daftar guru dan karyawan SMPN I Tembarak :
(58)
Tabel 4.2
No Nama Guru / karyawan
1 Budi Leksono, S.Pd
2 Sukardi
3 Suwanto, S.Pd
4 Dudy Triansutanto, S.Pd
5 Surasmi
6 Sutarman, S.Pd
7 Sri Redjeki
8 Roedy Bintoro, S.Pd
9 Jati Narwanto
10 Muhtawa, S.Pd
11 Retno Sari G, S.Pd
12 Eko Saputro, S.Pd
13 Khoeriyah
14 Tri Mulyono
15 Mulyanto, S.Pd
16 Drs. Sutikta
17 Supono
18 Endang wuryaningrum
(59)
20 Sri Ujiyanti, S.Pd
21 Puji Liswantara, S.Pd
22 Pudji Astuti, S.Pd
23 Tri Sutarti, S.Pd
24 Gane Santoso
25 Eko Prasetyowati, S.Pd
26 Akhmad
27 Eni Haryani
28 Siti Umanah
29 Denok Sitikanah
30 Taat Pujiyanto, S.Pd
31 Dedeh Dwi W, S.Pd
32 Dwi Lestari S.Pd
33 Eko Dintik Nuryanto, S.Ag
34 Muniroh, S.Pd
35 Sariyati 36 Walijati 37 Samilah 38 Saridah
39 Widada Rahayu
(60)
41 Rebut Prinanto
42 Titik Sudiyati
43 Purwaning Bandarawati
44 Suci Nur Ngaisah
45 Suwarjo
D. Data Siswa
Jumlah siswa kelas I berjumlah172 siswa; siswa kelas II berjumlah 181 siswa ; siswa klas III berjumlah 194 siswa. Data jumlah siswa untuk tahun ajaran 2006 / 2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Jumlah siswa
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
IA 17 17 34
IB 21 15 36
IC 17 15 32
ID 17 19 36
IE 14 22 36
IIA 17 23 40
(61)
IIC 22 12 34
IID 16 21 37
IIE 19 18 37
IIIA 6 35 41
IIIB 15 24 39
IIIC 20 20 40
IIID 27 12 39
IIIE 34 5 39
E. Deskripsi Populasi
Jumlah populasi kelas III berjumlah 194 orang. Yang terdiri dari 41 orang kelas IIIA, 39 orang kelas IIIB, 40 orang kelas IIIC, 39 orang kelas IIID, dan 39 orang kelas IIIE. Berikut komposisinya :
1. Komposisi responden berdasar tingkat pendidikan orang tua. Dari segi tingkat
pendidikan orang tua dapat digolongkan menjadi 4 yaitu : Tabel 4.4
Komposisi Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan Ayah Ibu Jml
f % f % A+I %
(62)
Tamat SLTP 29 15,43% 42 22,34% 71 18,88%
Tamat SLTA 22 11,7% 14 7,45% 36 9,57%
Tamat Perguruan Tinggi/Akademi
4 2,13% 2 1,06% 6 1,6%
Jumlah 188 100% 188 100% 376 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa SMPN I Tembarak adalah tamatan SD., yaitu 69,95 %, tamat SLTP sebanyak18,88%, tamat SLTA sebanyak 9,57 %, dan tamat Akademi atau Perguruan Tinggi sebanyak 1,6%.
2. Komposisi responden berdasar fasilitas yang dimiliki. Dari segi tingkat
fasilitas yang dimiliki orang tua dapat digolongkan menjadi 5 yaitu : Tabel 4.5
Komposisi Fasilitas yang Dimiliki Orang tua
kriteria frekuensi %
Sangat mewah 0 0%
Mewah 5 2,66%
Cukup 2 1,06%
Sederhana 8 4,26%
(63)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar orang tua siswa SMPN I Tembarak memiliki fasilitas yang sangat sederhana yaitu sebesar 92,08%, tergolong sederhana sebesar 4,26%, tergolong cukup sebesar 1,06%, tergolong mewah sebesar 2,66% dan yang tergolong sangat mewah tidak ada atau sebesar 0%.
(64)
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, dan persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan studi kasus terhadap siswa kelas III SMP Negeri I Tembarak. Kepada para siswa telah dilakukan penjaringan data tentang variabel-variabel dalam tujuan tersebut, dan telah dianalisis dengan metode yang dijelaskan pada metodologi penelitian di bab III. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april tahun 2007. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis yang telah dilakukan, yaitu meliputi deskripsi data, analisis deskripsi data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini kuesioner yang disebar sebanyak 194. Kuesioner yang
kembali sebanyak 188. Dengan demikian response rate penelitian sebesar
96,91 %. Dari kuesioner yang diolah sebanyak 188 karena sesuai dengan kuesioner yang dikembalikan.
(65)
B. Analisis Deskriptif
Karakteristik status sosial ekonomi, persepsi siswa terhdap SMK dan minat siswa melanjutkan ke SMKdapat digambarkan melalui hasil pengujian statistik deskriptif. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui, mayoritas orang tua siswa kelas III SMPN I Tembarak memiliki status sosial ekonomi di masyarakat dalam katagori sangat rendah, jumlahnya mencapai 92,02%. Tingkat pendidikan mereka mayoritas tamat SD, sebanyak 70,75% untuk Bapak dan 78,8% untuk Ibu. Memiliki jenis pekerjaan sebagai pendidik sebanyak 52% untuk Bapak dan 69,15% untuk Ibu. Berikut ini akan disampaikan secara rinci deskripsi untuk setiap variabel.
1. Status Sosial Ekonomi
Deskripsi status sosial ekonomi orang tua didasarkan pada Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II:
Tabel 5. 1
Status Sosial Ekonomi Orang tua
Skor Frekuensi Persentase Kriteria 41 – 48
36 – 40 32 – 35 29 – 31 <29 0 5 2 8 173 0% 2,66% 1,06% 4,26% 92,08% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa tidak ada siswa siswa atau 0% memiliki status sosial ekonomi yang sangat tinggi, 5 siswa atau 2,66% memiliki status sosial ekonomi orang tua yang tinggi, 2 siswa atau 1,06% memiliki
(66)
status sosial ekonomi orang tua yang cukup, 8 siswa atau 4,26% memiliki status sosial ekonomi orang tua yang rendah, 173 siswa atau 92,08% memiliki status sosial ekonomi orang tua yang sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki status sosial ekonomi orang tua yang sangat rendah . Hasil tersebut didukung oleh hasil perhitungan nilai dengan mean = 23,095 median = 23 modus = 25.
2. Persepsi siswa terhadap SMK
Deskripsi variabel persepsi siswa terhadap SMK didasarkan pada Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II:
Tabel 5. 2
Persepsi siswa terhadap SMK
Skor Frekuensi Persentase Kriteria 51 – 60
45 – 50 40 – 44 36 – 39 <36 35 102 35 6 10 18,62% 54,26% 18,62% 3,19% 5,32% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa 35 siswa atau 18,62% memiliki persepsi yang sangat tinggi terhadap SMK, 102 siswa atau 54,26% memiliki persepsi yang tinggi terhadap SMK, 35 siswa atau 18,62% memiliki persepsi yang cukup terhadap SMK, 6 siswa atau 3,19% memiliki persepsi yang rendah terhadap SMK, 10 siswa atau 5,32% memiliki persepsi yang
(67)
sangat rendah terhadap SMK. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi yang sangat tinggi .
3. Minat siswa melanjutkan ke SMK
Deskripsi variabel minat melanjutkan ke SMK didasarkan pada Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II:
Tabel 5. 3
Minat Melanjutkan ke SMK
Skor Frekuensi Persentase Kriteria 51 – 60
45 – 50 40 – 44 36 – 39 <36 50 102 22 7 7 26,60% 54,26% 11,70% 3,72% 3,72% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa 50 siswa atau 26,60% memiliki minat melanjutkan ke SMK yang sangat tinggi, 102 siswa atau 54,26% memiliki minat melanjutkan ke SMK yang tinggi, 22 siswa atau 11,70% memiliki minat yang cukup untuk melanjutkan ke SMK, 7 siswa atau 3,72% memiliki minat rendah untuk melanjutkan ke SMK, 7 siswa atau 3,72% memiliki minat melanjutkan ke SMK yang sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan ke SMK.
(68)
C. Analisa Data
Pengujian Prasyarat Analisis Data, dengan menggunakan uji normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas didasarkan pada uji
One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 13,0.
Dalam lampiran halaman 104 menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas (asymptot significance) variabel status sosial ekonomi orang tua = 0,184. Nilai
probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi
data status sosial ekonomi orang tua adalah normal. Nilai probabilitas persepsi
siswa terhadap SMK = 0,070. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α =
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data persepsi siswa terhadap SMK adalah normal. Nilai probabilitas minat melanjutkan ke SMK = 0,078.
Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut
(69)
D. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat
Melanjutkan ke SMK
a. Rumusan Hipotesis I
H0 = Tidak ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua
dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
Ha = Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan untuk status sosial ekonomi orang tua menunjukkan
bahwa besarnya rhitung = 0,258 ( lihat lampiran halaman 109 ). Koefisien
korelasi sebesar 0,258 menunjukkan bahwa hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah positif dengan kategori derajat hubungan rendah. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitung
t =4,738 (lampiran halaman 110). Nilai ttabel pada taraf signifikansi
5% dengan db = 187-2 adalah 1,653. Dari analisis menunjukkan bahwa
nilai thitung = 4,738 > ttabel = 1,653, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah positif dan signifikan.
(70)
2. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap SMK Dengan Minat Melanjutkan ke SMK
a. Rumusan Hipotesis I
H0 = Tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK
dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
Ha = Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat melanjutkan ke SMK.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan untuk persepsi siswa terhadap SMK menunjukkan
bahwa besarnya rhitung = 0,412 ( lampiran halaman 109 ). Koefisien
korelasi sebesar 0,412 menunjukkan bahwa hubungan persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah positif dengan kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitung
t =6,941 (lampiran halaman 110 ). Nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan db = 187-2 adalah 1,653. Dari analisis
menunjukkan bahwa nilai thitung = 6,941 > ttabel = 1,653, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah positif dan signifikan.
(71)
F. Pembahasan
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat siswa
Melanjutkan Ke SMK
Temuan sebanyak 92,02% orang tua siswa siswa kelas III SMPN I Tembarak tergolong dalam status sosial ekonomi sangat rendah, merupakan paradok dengan tingginya biaya yang diperlukan dalam pendidikan. Kondisi paradok ini menjelaskan ketidakmampuan sebagian besar orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah tingkat atas karena kekurangan biaya. Hasil korelasi variabel status sosial ekonomi dengan minat melanjutkan studi ke SMK kelas III SMP Negeri I Tembarak sebesar 0,258, mengacu pada klasifikasi derajat hubungan maka hubungan sebesar 0,258 tergolong rendah yang berarti bahwa status sosial ekonomi keluarga bukan merupakan pertimbangan utama siswa ketika berminat melanjutkan studi ke SMK. Sedangkan hasil
pengujian nilai t menunjukkan nilai thitung = 4,738 lebih besar dari ttabel
= 1,653. Hal ini berarti bahwa hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan ke SMK adalah positif dan signifikan. Temuan hubungan tersebut bukan berarti suatu kepastian bahwa siswa yang kondisi sosial ekonomi orang tuanya rendah pasti anaknya tidak melanjutkan sekolah, karena masih banyak faktor lain yang memungkinkan siswa tetap dapat melanjutkan studi ke SMK. Terdapatnya
(72)
hubungan yang rendah antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK dapat terjadi diduga karena 2 faktor yaitu :
a. Faktor orang tua
Di era globalisasi ini banyak orang berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi seseorang. Hal ini menjadi pemikiran bagi orang tua yang mempunyai anak yang sedang menempuh pendidikan. Orang tua tentu saja menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan yang memadai untuk mancapai masa depan yang lebih cerah. Banyak orang tua tidak ragu-ragu mendorong anak-anaknya untuk terus melanjutkan pendidikan, tetapi diluar semua itu status sosial ekonomi orng tua yang melekat dalam diri mereka merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan minat anak untuk melanjutkan studi ke SMK.
Dari hasil penelitian ternyata terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK. Artinya variabel status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi minat siswa dalam memilih SMK. Akan tetapi orang tua tetap berusaha semampu mereka agar anaknya memcapai pendidikan yang tinggi. Apabila orang tua siswa berpenghasilan besar, maka mereka akan menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, sebab orang tua
(73)
tidak ingin anaknya cepat bekerja, akan tetapi diharapkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi, disamping itu orang tua merasa mampu membiayai anaknya dan setelah lulus nanti dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah sesuai dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Berbeda dengan orang tua yang status sosial ekonominya rendah. Mereka akan berpikir dua kali sebelum mendorong anaknya untuk melanjutkan ke SMU. Biasanya anak bisa melihat keadaan sosial ekonomi keluarganya. Selain itu orang tua juga mendorong agar anaknya masuk ke SMK. Karena dengan sekolah di SMK anaknya dapat bekal untuk langsung bekerja dan diharapkan dapat membantu keluarganya.
b. Faktor Siswa
Adanya hubungan antara hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan ke SMK dapat terjadi disebabkan karena siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tuanya yang cenderung tinggi cenderung memiliki aspirasi pendidikan yang lebih tinggi karena dukungan dari kelebihan-kelebihan yang ada pada diri orang tua mereka. Dengan keadaan yang seperti itu , mereka cenderung memiliki minat yang lebih tinggi untuk dapat melanjutkan studi ke SMU agar setelah selesai dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi agar mencapai taraf kehidupan tertentu yang dikehendakinya.
(74)
Sebaliknya siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah biasanya lebih memiliki kesadaran akan keadaan mereka dan keterbatasan yang mereka miliki. Dengan keadaan keterbatasan itu mereka biasanya kurang berminat melanjutkan studi ke SMU dan lebih berminat melanjutkan studi ke SMK agar setelah lulus dari SMK dapat langsung bekerja guna meringankan beban orang tua mereka.
2. Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap SMK Dengan Minat Siswa
Melanjutkan ke SMK
Temuan sebanyak 54,26% persepsi siswa terhadap SMK siswa kelas III SMPN I Tembarak tergolong dalam kategori tinggi. Hasil korelasi variabel persepsi siswa terhadap SMK dengan minat melanjutkan studi ke SMK kelas III SMP Negeri I Tembarak sebesar 0,412, mengacu pada klasifikasi derajat hubungan maka hubungan sebesar 0,412 tergolong sedang yang berarti bahwa persepsi siswa terhadap SMK bukan merupakan pertimbangan utama siswa ketika berminat melanjutkan studi ke SMK.
Sedangkan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai thitung = 6,941
lebih besar dari ttabel = 1,653. Hal ini berarti bahwa hubungan antara
persepsi siswa terhadap SMK dengan minat melanjutkan ke SMK adalah positif dan signifikan. Temuan hubungan tersebut bukan berarti suatu kepastian bahwa siswa yang mempunyai anggapan SMK lebih baik akan
(75)
berminat melanjutkan ke SMK, karena masih banyak faktor lain yang memungkinkan siswa tetap dapat melanjutkan studi keSMK, misalnya faktor prestasi, bakat, dan kemampuan orang tua. Begitu pula sebaliknya. Siswa yang beranggapan bahwa SMU baik, dia cenderung berminat masuk SMU.
(76)
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui, mayoritas orang tua siswa kelas III SMPN I Tembarak memiliki status sosial ekonomi di masyarakat dalam katagori rendah. Tingkat pendidikan mereka mayoritas tamatan SD, sebanyak 70,74% untuk Bapak dan 69,15% untuk Ibu.
1. Status sosial ekonomi orang tua memiliki hubungan dengan minat siswa SMPN I Tembarak melanjutkan studi ke SMK. Hasil korelasi variabel status sosial ekonomi dengan minat melanjutkan studi ke SMK siswa kelas III SMPN I Tembarak sebesar 0,258, mengacu pada klasifikasi koefesien korelasi maka hubungan sebesar 0,258 tergolong rendah, artinya status sosial ekonomi keluarga bukan merupakan pertimbangan utama siswa berminat melanjutkan studi ke SMK. Sedangkan hasil pengujian nilai t
menunjukkan nilai thitung = 4,738 lebih besar dari ttabel Hal ini berarti
bahwa hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan ke SMK adalah positif dan signifikan.
(77)
2. Persepsi siswa terhadap SMK
Persepsi siswa terhadap SMK memiliki hubungan dengan minat siswa SMPN I Tembarak melanjutkan ke SMK. Hasil korelasi variabel persepsi siswa terhadap SMK dengan minat melanjutkan ke SMK siswa kelas III SMPN I Tembarak sebesar 0,412, dan mengacu pada klasifikasi derajat hubungan maka hubungan sebesar 0,412 tergolong sedang. Artinya persepsi siswa terhadap SMK bukan merupakan pertimbangan utama siswa berminat melanjutkan studi ke SMK. Sedangkan hasil pengujian nilai t
menunjukkan nilai thitung = 6,941 lebih besar dari ttabel = 1,653. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat melanjutkan ke SMK adalah positif dan signifikan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, dan persepsi siswa terhadap SMK dalam melanjutkan studi ke SMK namun tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak faktor lain yang ikut berperan dan yang tidak diteliti pada penelitian ini. Peneliti juga tidak mampu melacak kejujuran dari responden dalam memberikan jawaban kuesioner yang diberikan sehingga data yang diperoleh mungkin kurang maksimal. Penelitian ini terbatas pada populasi dan tempat tertentu yaitu SMPN I Tembarak.
(78)
C. Saran
1. Bagi Siswa
Peneliti menyarankan agar minat siswa untuk melanjutkan studi tetap ditingkatkan meskipun kondisi status ekonomi orang tua tergolong rendah. Upaya peningkatan ini dilakukan dengan mendorong siswa untuk berprestasi sehingga memperoleh dana bantuan pendidikan berupa beasiswa. Selain itu peneliti juga menyarankan bagi para calon siswa baru perlu menyadari bahwa pendidikan di SMA bertujuan agar para lulusannya melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi sehingga lebih siap masuk ke dunia kerja. Kesadaran itu perlu ditanamkan agar para calon siswa baru yang merasa status sosial ekonominya rendah diharapkan melanjutkan pendidikannya ke SMK.
2. Bagi Orang Tua Siswa
Peneliti menyarankan bagi orang tua siswa yang merasa bahwa status sosial ekonominya rendah dan tidak mampu untuk membiayai anaknya untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi maka sebaiknya menyekolahkan anaknya ke SMK karena pendidikan di SMK sudah dibekali dengan ketrampilan. Sedangkan untuk orang tua yang keadaan status sosial ekonominya cukup sebaiknya tetap mendorong anak-anaknya untuk melanjutkan studi karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
(79)
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya pihak sekolah menjelaskan kepada orang tua siswa bahwa setelah lulus dari SLTP mereka sebaiknya dapat melihat keadaan ekonomi mereka. Bagi para orang tua yang merasa tidak mampu membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi maka pihak sekolah sebaiknya menyarankan agar anak tersebut bersekolah di SMK karena pendidikan di SMK memberikan bekal ketrampilan sehingga siswa-siswanya siap bekerja.
(80)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arisandy, Desy. 1984. “Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin
Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik Ken Lila Production
“.http://www.journal-psyche.com
Debby.2001.” Gaya Belajar “.http://www.balita-anda.indoglobal.com
Depdikbud.1993. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta
Gerungan.1989. Psikologi Sosial. Dikutip oleh Onang Uchajana E. Psikologi
Manajemen. Alumni : Bandung
Keeves. 1972. Educational and Environment Student Achievement. Stockholn :
Huguist and Wickseles
Masidjo, Ign. 1985. Penilaian Pencapaian Hasil belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.
Munir. 2000. “ Teori Persepsi Mitra Gizi Keperawatan”. http//www.munir.or.id/
Polak, Mayor. 1977. Ikhtisar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung : Bina Cipta.
Purwodarminto. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Soekanto, Soerdjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV Rajawali
(81)
Spillane, James dan Fr. Ninil Yudianti. 1983. Motivasi, Cita-cita, dan Harapan Mahasiswa IKIP Negeri Yogyakarta dan IKIP Sanata Dharma Yogyakarta
Shalahuddin, Mahfudh. 1991. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya : Bina ilmu
Offset
Sudjana, Nana. (1990). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (1999). Metode Peenelitian Bisnis.. Bandung : Alfabeta.
Suryabrata, Sumardi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali
Susanto, Astrid S. Pengantar sosiologi dan Perubahan sosial. Bandung : Bina Cipta
Walgito, Bimo. 1982. Psikologi Umum. Yayasan Imu-ilmu Sosial. Jakarta : CV
Rajawali
Winkel,W.S. 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Vembriato. 1989. Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset
(82)
(83)
(84)
KUESIONER
Nama :
No absen :
Kelas :
I. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Petunjuk : Berilah tanda “X” pada salah satu jawaban berikut ini !
1. Apa pendidikan terakhir ayah anda ?
a. tamat SD b. tamat SLTP c. tamat SLTA d. tamat Perguruan Tinggi / akademi
2. Apa pendidikan terakhir ibu anda ?
a. tamat SD b. tamat SLTP c. tamat SLTA d. tamat Perguruan Tinggi / akademi
II. Fasilitas Yang Dimiliki Orang Tua
Petunjuk : Berilah tanda “√ “ apabila anda memiliki barang- barang yang
disebutkan dibawah ini !
No Fasilitas, benda / barang yang dimiliki √
1 Mobil ( kendaraan roda 4 )
a. Tidak punya
b. Rp 10 juta – Rp 19 juta c. Rp 20 juta – Rp 35 juta
(85)
d. > Rp35 juta
2. Sepeda motor
a. Tidak punya b. < Rp 5 juta
c. Rp 6 juta – Rp 10 juta d. > 10 juta
3. TV Berwarna
a. Tidak punya b. < 10 inch
c. 11 inch – 21 inch d. > 21 inch
4. Telepon genggam
a. < Rp 500 ribu
b. Rp 500 ribu – Rp 1 juta c. Rp 1 juta – 2 juta d. > 2 juta
5. Komputer a. Tidak punya b. Pentium 2 c. Pentium 4
d. labtop
6. Dinding rumah
a. anyaman bambu
b. papan kayu c. papan dan tembok d. tembok seluruhnya
(86)
a. tanah
b. plester
c. tegel
d. keramik
8. Lahan a. tidak punya
b. kebun
c. tegal
d. sawah
9. Status tempat tinggal
a. rumah famili
b. kos
c. rumah kontrak d. rumah pribadi
10. Lampu listrik
a. 450 watt b. 900 watt c. 1200 watt d. > 1200 watt
III. Persepsi Siswa Terhadap SMK
Petunjuk : Berilah tanda “ √ “ pada jawaban yang anda pilih !
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
(87)
No Pernyataan STS TS S SS
1. Lulusan SMK lebih siap memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional
2. Lulusan SMK lebih mampu memilih
karir, berkompetisi serta mampu mengembangkan diri.
3. Lulusan SMK lebih siap untuk mengisi
dunia industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
4. Lulusan SMK lebih produktif, adaptif,
dan kreatif
5. Saya ingin melanjutkan SMK, walaupun
nilai saya memenuhi syarat masuk SMU
6. Saya tidak peduli dengan anggapan
orang mengenai SMK
7. SMK memenuhi harapan dan cita – cita
yang saya inginkan
8. Saya tidak merasa gengsi apabila suatu
saat nanti saya melanjutkan ke SMK
9. Saya merasa bangga jika suatu saat nanti
saya melanjutkan ke SMK
10. Saya ingin membuktikan jika SMK
mempunyai lulusan yang siap bersaing bila dibandingkan SMU.
11 Saya ingin membuktikan setelah lulus
dari SMK, saya bisa bekerja dengan sukses
(1)
ATEGORI KECENDERUNGAN VARIABEL
Gambaran untuk setiap variabel dapat dilakukan pendistribusian skor. Pendistribusian skor ini mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel
81% - 100% Sangat Tinggi
66% - 80% Tinggi
56% - 65% Cukup
46% - 55% Rendah
< 46% Sangat Rendah
Dari kriteria dan cara perhitungan di atas maka kategori kecenderungan untuk masing – masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Status sosial ekonomi orang tua
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 x 12 = 48 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 12 = 12
Perhitungan Skor Frekuensi Prosentase Kategori 12+81% (48-12)=
41,16
Dibulatkan menjadi 41
41 - 48 0 0% Sangat Tinggi
12+66% (48-12)= 35,76
Dibulatkan menjadi 36
36 - 40 5 2,66% Tinggi
12+56% (48-12)= 32,16
Dibulatkan menjadi 32
32-35 2 1,06% Cukup
12+46% (48-12)= 28,56
Dibulatkan menjadi 29
29 – 31 8 4,26% Rendah
(2)
106
2. persepsi siswa terhadap SMK
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 x 15 = 60 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 15 = 15
Perhitungan Skor Frekuensi Prosentase Kategori 15+81% (60-15) =
51,45
Dibulatkan menjadi 51
51 – 60 35 18,62% Sangat Tinggi
15+66% (60-15)= 44,7 Dibulatkan menjadi 45
45 – 50 102 54,26% Tinggi
15+56% (60-15)= 40,2 Dibulatkan menjadi 40
40 – 44 35 18,62% Cukup
15+46% (60-15)= 35,7 Dibulatkan menjadi 36
36 – 39 6 3,19% Rendah
Dibawah 36 < 36 10 5,32% Sangat Rendah
3. Minat siswa melanjutkan ke SMK
Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 x 15 = 60 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 15 = 15
Perhitungan Skor Frekuensi Prosentase Kategori 15+81% (60-15) =
51,45
Dibulatkan menjadi 51
51 – 60 50 26,60% Sangat Tinggi
15+66% (60-15)= 44,7 Dibulatkan menjadi 45
45 – 50 102 54,26% Tinggi
15+56% (60-15)= 40,2 Dibulatkan menjadi 40
40 – 44 22 11,70% Cukup
15+46% (60-15)= 35,7 Dibulatkan menjadi 36
36 – 39 7 3,72% Rendah
Dibawah 36 < 36 7 3,72% Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
(4)
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
(6)
110