konflik di Aceh banyak petani di Aceh Tengah yang takut ke kebun sehingga produksi kopi menurun drastis. Pemerintah harus menjaga keamanan, agar petani
dapat dengan tenang menjalankan aktifitasnya.
4. Fluktuasi Harga Kopi
Petani sangat merasa terancam dengan harga kopi yang tidak menentu. Pada saat panen raya harga kopi turun, tetapi saat musim paceklik harga kopi naik,
sehingga pendapatan petani menjadi menurun. Dalam kenyataannya harga jual
kopi sangat berfluktuasi sehingga cukup mengancam pengembangan agribisnis
kopi. Kondisi tersebut menyebabkan petani kopi berada pada posisi kesejahteraan yang tidak menentu, sebab pendapatan mereka ditentukan oleh pasar global yang
aksesnya sama sekali tidak terjangkau oleh petani kopi. Setidaknya banyak pihak menyadari betul bahwa pasar internasional sangat menentukan naik turunnya
harga kopi, tapi seringkali juga fluktuasi tersebut terjadi di tingkat lokal karena permainan harga yang dilakukan tengkulak.
4.7. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman
disusun dalam tabel IFAS dan tabel EFAS. Skor diberikan kepada masing-masing faktor strategis internal dan eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif
responden merespon faktor-faktor strategis. Perhitungan skor terbobot faktor internal dan faktor eksternal pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Aceh
Tengah dapat dilihat pada Tabel 15 dan Tabel 16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Tabel IFAS
No Faktor Internal
Bobot Skor
Skor Terbobot
Kekuatan
1 Sumber daya alam
0.15 4
0.60 2
Ketersediaan lahan 0.16
4 0.64
3 Akses transportasi
0.16 4
0.64 4
Sumber daya manusia 0.15
4 0.60
5 Dukungan pemerintah
0.09 3
0.27
Jumlah skor kekuatan 0.71
2.75 Kelemahan
1 Penggunaan tek.tradisional
0.04 1
0.04 2
Ketersediaan dana 0.05
2 0.10
3 Pemasaran kopi
0.05 2
0.10 4
Kemitraan usaha 0.05
2 0.10
5 Peng.hama penyakit
0.05 2
0.10
6 Lembaga litbang
0.05 2
0.10
Jumlah skor kelemahan 0.29
0.54 Selisih skor Kekuatan-Kelemahan
2.21 Total skor kekuatan kelemahan
1.00 3.29
Sumber : Diolah dari Lampiran 18 Tabel 15 menunjukkan bahwa selisih total skor kekuatan dengan
kelemahan sebesar 2.21 atau positif x = 0, yang berarti bahwa aspek kekuatan lebih besar dari aspek kelemahan dalam pengembangan agribisnis kopi di
Kabupaten Aceh Tengah. Selanjutnya, faktor kekuatan internal yang paling dominan adalah ketersediaan lahan dan akses transportasi masing masing dengan
nilai 0.16 sedangkan kelemahan internal yang paling dominan adalah ketersediaan dana, pemasaran kopi, kemitraan usaha, pengendalian hama penyakit dan lembaga
litbang masing masing dengan skor 0.05. Selanjutnya,
hasil perhitungan skor terbobot faktor eksternal pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada
Tabel 16 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Tabel EFAS
No Faktor Eksternal
Bobot Skor
Skor Terbobot
Peluang
1 Otonomi daerah
0.21 4
0.84
2 Pertumbuhan asosiasi
0.09 3
0.27
3 Prospek pasar domestik dan luar negeri
0.19 4
0.76
4 Pertumbuhan CU
0.09 3
0.27
5 Perkembangan tek.komunikasi dan informasi
0.09
3
0.27
Jumlah
0.67 2.41
Ancaman
1 Pertumbuhan ekonomi
0.09 3
0.27
2 Ketidakpastian iklim global
0.09 3
0.27
3 Keamanan berusaha
0.09 3
0.27
4 Fluktuasi harga kopi
0.06 2
0.12
Jumlah
0.33 0.93
Selisih Skor Peluang-Ancaman
1.48
Total Skor Peluang + Ancaman
3.89
Sumber : Diolah dari Lampiran 19 Tabel 16 menunjukkan bahwa selisih total skor peluang dengan ancaman
sebesar 1.48 atau positif x=0, yang berarti peluang lebih besar dari ancaman. Dengan kata lain, tersedia faktor eksternal peluang yang cukup banyak untuk
mendukung pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Aceh Tengah. Selanjutnya, faktor peluang eksternal yang paling dominan adalah otonomi daerah
0.21 sedangkan faktor eksternal ancaman yang paling dominan adalah pertumbuhan ekonomi, ketidakpastian iklim global dan keamanan kurang terjamin
masing - masing bernilai 0.09.
4.8. Penentuan Strategi Utama dengan Matriks SWOT