Untuk jangka pendek, program peremajaan tanaman perlu dilakukan terutama bagi pohon-pohon tua serta yang berproduksi rendah. Selain itu, petani
kopi di Gayo harus didukung oleh sistem pembibitan kopi yang bersumber dari tanaman induk berproduksi tinggi terdaftar, bebas penyakit, proses penyilangan
terkontrol yang menjamin kemurnian varietas, dan dari penangkar teregistrasi yang diproduksi sesuai dengan peraturan dan dikontrol oleh instansi yang
berwenang. Bibit yang tidak jelas harus dengan tegas dilarang oleh pemerintah.
4.5.3. Pemasaran Kopi
Kegiatan pemasaran kopi pada umumnya dilakukan saat pekan raya. Petani menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di desa, kemudian
pengumpul yang di desa menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di kecamatan. Tidak jarang juga ditemui bahwa petani menjual langsung kopi
kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul menjual kopi ke pengusaha industri kopi atau koperasi yang ada di Aceh Tengah baru dijual ke pihak
eksportir.
Gambar 4. Saluran Pemasaran Kopi Kabupaten Aceh Tengah
Petani Pengumpul di
desa KoperasiPeng
usaha industry kopi
Eksportir
Universitas Sumatera Utara
4.5.4. Asosiasi Kopi
Kopi Gayo Gayo Coffee merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari dataran tinggi gayo. Perkebunan kopi yang telah dikembangkan sejak
tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Ketiga daerah yang berada di ketinggian 1200 m dpl tersebut memiliki
perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan sekitar 94.800 hektar. Masing-masing
Gayo di Kabupaten Aceh Tengah 48.000 hektar yang melibatkan petani
sebanyak 33.000 kepala keluarga KK, Bener Meriah 39.000 hektare 29.000 KK dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues dengan keterlibatan petani
sebanyak 4.000 KK. adalah nama suku asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas
masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi. Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi
Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia Atas dedikasi dan kerjasama dalam menjaga kualitas Kopi Gayo miliknya,
Persatuan Petani Kopi Gayo Organik PPKO di Tanah Gayo telah
mendapat Fair Trade Certified dari Organisasi Internasional Fair Trade dan pada
tanggal 27 Mei 2010, Kopi Gayo menerima sertifikat IG
Kemudian pada Event Lelang Special Kopi Indonesia tanggal 10 Oktober 2010 di Bali, kembali Kopi Arabika Gayo memperoleh score tertinggi
saat Indikasi Geogafis
diserahkan kepada pemda oleh Menteri Hukum dan HAM Indonesia.
Cupping Score. Sertifikasi dan prestasi tersebut kian memantapkan posisi Kopi Gayo sebagai Kopi Organik terbaik di Dunia.
Universitas Sumatera Utara
Assosiasi Produser Fairtrade Indonesia APFI, APFI yang sudah berdiri sejak tahun 2010 memiliki tantangan selain mempromosikan kopi fairtrade juga
bagaimana APFI dapat berperan dalam memfasilitasi produser koperasi dengan pihak buyer dalam perdagangan kopi dunia karena peran kami akan dikurangi
dalam pendampingan koperasi kopi, selain itu tetap mengupayakan harga minimum APFI saat ini memiliki 18 anggota disampaikan oleh Djumhur Ketua
APFI, 15 diantaranya berada di Kabupaten Aceh Tengah, yaitu koprasi KBQ Baburayan, KKGO, KSU Arinagata, KSU Adil Wiladah Mabrur, KSU Bies
Utama, KSU Burni Bies Gayo, Kopepi Ketiara, KSU Sara Ate dan KSU Megah Berseri.
4.6. Hasil Analisis Strategi Pengembangan Kopi 4.6.1. Analisis Faktor Internal