Tabel 11. Bantuan Pemerintah Untuk Kelompok Tani Petani Sampel di Kabupaten Aceh Tengah Berdasarkan Luas Lahan
Luas lahan Bibit Kopi Pupuk Bersubsidi Kg
Ha Batang Urea
SP36 ZA Organik
NPK 1.00
100 100
200 150
150 100
2.00 150
250 200
150 200
300 0.50
80 95
100 90
100 80
Sumber : Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah,2014 B. Kelemahan
Faktor-faktor internal yang dianggap sebagai kelemahan atau kendala dalam upaya pengembangan agribisnis kopi di Aceh Tengah antara lain adalah
pembibitan, budidaya dan panen masih serba tradisional, ketersediaan dana dari pinjaman CU, lembaga pembinaan dan litbang, pemasaran kopi yang dikuasai
oleh pedagang, kemitraan usaha hanya dengan pedagang dan pengendalian hama penyakit yang kurang baik.
1. Penggunaan Teknologi Tradisional
Penggunaan teknologi tepat guna dalam pengembangan agribisnis kopi di Aceh Tengah mempunyai peranan yang cukup penting. Akan tetapi hal ini masih
menjadi kendala, karena masih rendahnya minat petani untuk menggunakan teknologi dibidang pertanian dalam kegiatan budidaya kopi. Sebagian besar petani
masih mempertahankan cara-cara tradisional dalam melakukan usahataninya sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal dan memakan waktu yang cukup
lama meskipun kualitas kopi yang dihasilkan adalah kopi organik yang sangat bagus untuk dapat diekspor, tetapi petani menganggap bahwa dalam penggunaan
teknologi tersebut membutuhkan dana yang lebih besar dari pada cara-cara bertani yang dilakukan selama ini. Hal ini terlihat dari budidaya petani menggunakan
Universitas Sumatera Utara
bibit dari hasil panen sendiri dan disemai di lahan tanpa menggunakan polibag.
Petani pada umumnya penggunaan teknologi tradisional masih dominan baik
dalam pembibitan, budidaya kopi maupun panen.
2. Ketersediaan dana
Ketersediaan modal dalam berusahatani merupakan masalah klasik hampir disemua daerah pertanian, khususnya usahatani kopi. Kondisi inilah yang
menyebabkan para petani tidak mempunyai kemampuan untuk meningkatkan skala produksinya. Petani kopi di Aceh Tengah sebagian meminjam modal kepada
para pedagang ataupun tengkulak sehingga mencekik petani sendiri dengan bunga yang sangat tinggi. Petani sangat enggan meminjam modal ke bank, karena
dibutuhkan prosedur yang rumit dan adanya anggunan. Dengan modal yang terbatas sangat sulit bagi petani untuk mengelola usahataninya, apalagi untuk
menambah lahan pertaniannya. Ketersediaan dana petani masih terbatas sehingga
mereka memanfaatkan pinjaman CU.
Tabel 12. Penggunaan Teknologi Tradisional dan Ketersediaan Dana Petani Sampel
Uraian Jumlah Petani Sampel
Teknologi Tradisional 28
Teknologi Modern 7
BRI 4
CU 22
Tengkulak 6
Pedagang 3
Sumber : Lampiran 7,8
3. Lembaga Pembinaan dan Litbang
Pemerintah daerah melalui dinasnya yaitu Dinas Perkebunan dan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah yang berhubungan
langsung dalam pembinaan melakukan penyuluhan kepada kelompok tani, namun
Universitas Sumatera Utara
kurang terlaksana secara berkelanjutan. Petani sangat membutuhkan dukungan pemerintah khususnya dalam pembinaan dan pendampingan pemerintah langsung
kepada petani agar dapat mengembangkan produktivitas kopi.
4. Pemasaran Kopi