2.3.2. Analisis SWOT Strengths,Weaknesess, Opportunities, Threats
Analisis SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagi langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis. Menurut Rangkuti 2000, analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Oppurtunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan, Weaknesess dan ancaman Threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini. Menurut David 2006 faktor-faktor kunci eksternal dan internal
merupakan pembentuk matriks SWOT yang menghasilkan empat tipe strategi, yaitu a Strategi SO yakni strategi yang menggunakan kekuatan
internal untuk memanfaatkan peluang eksternal, b strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang
eksternal, c strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal, serta d strategi WT
adalah strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Data dan informasi internal perusahaan dapat digali dari fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem
informasi dan produksi. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada.
2.4.Kerangka Pemikiran 2.4.1.Konsep Agribisnis
Secara harfiah agribisnis adalah kegiatan bertani yang sudah dipandang sebagai kegiatan bisnis, tidak lagi hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan hidup sendiri. Menurut Davis dan Goldberg dalam Syahyuti 2006,agribisnis adalah rangkaian semua kegiatan mulai dari pabrik dan
distribusi alat-alat maupun bahan untuk pertanian, kegiatan produksi pertanian, pengolahan, penyimpanan, serta distribusi komoditas pertanian dan barang-
barang yang dihasilkannya. Sistem agribisnis terdiri dari lima subsistem, yaitu: 1 agribisnis hulu up-stream agribusiness berupa ragam kegiatan industri dan
perdagangan sarana produksi pertanian, 2 pertanian primer atau disebut subsistem budidaya on-farm agribusiness, 3 agribisnis hilir down-stream
agribusiness atau subsistem pengolahan, ada kalanya disebut dengan ”agroindustri”, 4 subsistem perdagangan atau tata niaga hasil, dan 5
subsistem jasa pendukung berupa kegiatan penelitian, penyediaan kredit, sistem transportasi, pendidikan dan penyuluhan, serta kebijakan makro.
Paradigma agribisnis berdiri di atas lima premis dasar, yaitu bahwa usaha
Universitas Sumatera Utara
pertanian haruslah profit oriented; pertanian hanyalah satu komponen rantai dalam sistem komoditi sehingga kinerjanya ditentukan oleh kinerja system komoditi
secara keseluruhan; pendekatan sistem agribisnis adalah formulasi kebijakan sektor pertanian yang logis, dan harus dianggap sebagai sistem ilmiah yang
positif, bukan ideologis dan normatif; sistem agribisnis secara intrinsik netral terhadap semua skala usaha dan pendekatan sistem agribisnis khususnya
ditujukan untuk negara sedang berkembang. Strategi pembangunan pertanian dengan menerapkan konsep agribisnis, sesungguhnya terdiri dari 3 tahap
perkembangan yang semestinya terjadi secara berurutan yaitu : 1.Agribisnis berbasis sumberdaya yang digerakkan oleh kelimpahan sumber daya
sebagai faktor produksi faktor-driven, dan berbentu ekstensifikasi agribisnis dengan dominasi komoditas primer.
2.Agribisnis berbasis investasi investment-driven melalui percepatan industri pengolahan dan industri hulu serta peningkatan sumberdaya manusia.
3.Agribisnis berbasis inovasi inovation-driven, dengan kemajuan teknologi. Pada tahap ini, komoditas yang diproduksi adalah hasil dari penerapan
ilmu pengetahuan yang tinggi dan tenaga kerja terdidik, memiliki nilai tambah yang besar, dan tujuan pasar yang luas.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.Konsep Perumusan Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos dan strategus yang berarti seni perang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema
untuk mencapai sasaran yang dituju. Menurut Hamel dan Prahalad 1995: “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa
meningkatkan dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti core competencies. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan”. Definisi strategi yang dikemukakan oleh Chandrel 1962:13
menyebutkan bahwa ”Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Menurut Umar 2008, strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan
terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandangan tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa yang akan datang.
Menurut David 2006 strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Manajemen strategis didefenisikan sebagai seni dan
pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
Universitas Sumatera Utara
obyektivitasnya. Sedangkan proses manajemen strategi adalah suatu pendekatan secara obyektif, logis, dan sistematis dalam penetapan keputusan
utama dalam suatu organisasi. Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap berturut-turut, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi
strategi. Perencanaan strategi adalah: a mengukur dan memanfaatkan kesempatan
peluang sehingga mampu mencapai keberhasilan, b membantu meringankan beban pengambil keputusan dalam tugasnya menyusun dan
mengimplementasikan manajemen strategi, c agar lebih terkordinasi aktivitas- aktivitas yang dilakukan d sebagai landasan untuk memonitor perubahan
yang terjadi, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian, dan e sebagai cermin atau bahan evaluasi, sehingga bisa menjadi penyempurnaan
perencanaan strategis yang akan datang. Jadi manajemen strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada.
Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahap perumusan
strategi meliputi pengembangan pernyataan misi, penetapan tujuan jangka panjang, dan pengembangan evaluasi serta seleksi atau pemilihan strategi. Tahap
pelaksanaan strategi meliputi penetapan kebijakan dan tujuan tahunan serta alokasi sumberdaya. Pada tahap evaluasi strategi dilakukan pengukuran dan
evaluasi kinerja pelaksanaan strategi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal