Penanganan Pasca Panen Pola Tanam Usahatani

50 tumbuh lagi. Selang waktu yang dibutuhkan jamur tiram putih untuk tumbuh kembali dan dapat dipanen lagi adalah selama 10 hari. Jadi, panen kedua dapat dilakukan setelah 10 hari dari panen pertama, begitu juga dengan panen berikutnya dapat dilakukan setelah 10 hari atau sampai tubuh buah jamur memenuhi syarat panen. Pada panen pertama kuantitas hasil yang diperoleh umumnya mencapai berat 600 gram – 800 gram per baglog. Panen pertama memberi hasil yang lebih banyak dibanding panen berikutnya. Untuk panen kedua, hasil yang diperoleh akan lebih sedikit karena semakin lama, jumlah hasil panen yang didapat akan semakin menyusut, dengan besar penyusutan sekitar 25 persen – 50 persen dari jumlah panen sebelumnya. Produk afkir dari budidaya jamur tiram putih adalah ampas media tanam yang berupa baglog. Pada dasarnya ampas baglog tersebut masih dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos untuk tanaman pertanian, selain jamur. Usaha Cempaka Baru belum memanfaatkan ampas baglog tersebut, untuk saat ini ampas baglog yang dimiliki masih ditumpuk di lokasi usaha.

5.4.5 Penanganan Pasca Panen

Jamur merupakan komoditas pertanian yang akan cepat layu atau membusuk jika disimpan tanpa perlakuan yang benar. Penanganan pasca panen harus dilakukan segera setelah panen, agar tidak mendatangkan kerugian. Penanganan pasca panen yang dilakukan pada usaha Cempaka Baru adalah dengan membersihkan hasil panen yang diperoleh dari kotoran-kotoran. Hasil panen kemudian dibersihkan, dan bagian bawah batang dipotong sesuai dengan ukuran yang disyaratkan. Selanjutnya hasil panen tersebut dibungkus ke dalam plastik yang sudah disediakan dan kemudian dilakukan penimbangan.

5.4.6 Pola Tanam Usahatani

Pola usahatani yang diusahakan Cempaka Baru berdasarkan jenis lahan yang digunakan untuk komoditas tanaman jamur tiram putih merupakan pola usahatani lahan kering. Cempaka Baru mengusahakan usahanya dengan struktur usahatani khusus, yaitu hanya mengusahakan satu jenis komoditas saja yang sering disebut dengan pola tanam monokultur. Penanaman jamur tiram putih 51 dilakukan pada satu lahan dengan menggunakan tiga buah kumbung. Masa produksi jamur tiram putih mulai dari pembuatan bibit, persiapan kumbung sampai panen berakhir adalah selama empat bulan sehingga dalam satu tahun usaha Cempaka Baru memiliki tiga musim produksi periode produksi. Pola tanam yang dilakukan Cempaka Baru tidak beragam, hanya satu jenis pola tanam yaitu pola tanam tunggal untuk komoditas jamur tiram putih. Setiap musim dilakukan pola tanam yang sama, karena komoditas yang diusahakan juga hanya satu macam saja yaitu hanya jamur tiram putih. Sehingga usaha tidak dapat melakukan variasi dalam menentukan pola tanam. Penerapan pola tanam yang sama secara terus merus setiap periode produksi dalam teknik budidaya Cempaka Baru tidak mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena jamur tiram putih memiliki media tumbuh yang berbeda dengan jenis sayuran lainnya. Jamur tiram putih hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang telah dibatasi oleh ruang lingkup di dalam kumbung. Sehingga pengawasan terhadap pertumbuhan jamur tiram putih lebih mudah untuk ditangani terutama dari serangan hama dan penyakit. Berbeda dengan jenis sayuran lainnya yang pada umumnya tumbuh pada hamparan tanah dengan ruang lingkup yang luas pada alam bebas. Dengan keadaan tersebut, pengawasan terhadap tumbuhnya tanaman sulit untuk dipantau karena alam tidak dapat dikendalikan. Terutama terhadap serangan hama dan penyakit yang dapat datang dari segala arah dan sulit untuk dikendalikan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pergantian pola tanam dengan jenis tanaman yang berbeda. Umumnya hal tersebut dilakukan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit. Karena jenis tanaman yang berbeda memiliki serangan hama dan penyakit yang berbeda pula, sehingga pada jenis tanaman yang tumbuh pada hamparan tanah sebaiknya dilakukan penerapan pola tanam dengan menanam komoditas yang berbeda pada musim berikutnya. Apabila dilakukan pola tanam yang sama pada musim berikutnya maka hama dan penyakit yang sudah ada akan terus berkembang dan dapat merusak pertumbuhan tanaman dengan lebih hebat. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas pertumbuhan tanaman yang berdampak terhadap turunnya kualitas produksi. 52 Kondisi tersebut dapat dihindari pada budidaya jamur tiram putih, walaupun tidak dilakukan pergantian pola tanam dengan jenis tanaman lainnya. Hal ini karena ruang lingkup pertumbuhan tanaman jamur tiram putih dibatasi oleh luasan kumbung, sehingga gangguan hama dan penyakit lebih mudah untuk ditangani. Adapun yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas produksi jamur tiram putih adalah dengan menjaga kebersihan dan kelembaban ruangan di dalam kumbung tanpa terpengaruh terhadap serangan berbagai hama dan penyakit di alam bebas. Adapun bentuk pola tanam yang diberlakukan selama tiga periode produksi dalam satu tahun pada Cempaka Baru dapat dilihat pada Gambar 9. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb 3 Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Bulan 1 Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Kumbung 2 Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Keterangan : = Periode 1 = Periode 2 = Periode 3 Gambar 9. Pola Tanam Jamur Tiram Putih Cempaka Baru Tahun 2008 5.5. Pemasaran Jamur Tiram Putih Cempaka Baru Hasil produksi tanaman jamur tiram putih pada usaha Cempaka Baru tidak langsung dipasarkan kepada konsumen, melainkan melalui perantara. Pak Adang menjual hasil produk jamur tiram putih kepada pengumpul. Pegumpul tersebut mendatangi langsung ke lokasi usaha untuk mengambil hasil produksi jamur. Pengumpul tersebut berasal dari daerah Bogor. Sedangkan pengumpul sendiri dapat menjual kepada pengumpul lain yang lebih besar atau langsung ke pasar 53 Bogor, tergantung permintaan. Seluruh hasil produksi jamur tiram putih pada usaha Cempaka Baru diserap habis oleh pengumpul. Berapapun jumlah produksi yang dihasilkan setiap hari, semuanya diterima oleh pengumpul. Saluran pemasaran jamur tiran putih pada Cempaka Baru dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Saluran Pemasaran Jamur Tiram Putih Cempaka Baru Harga normal penjualan jamur tiram putih pada Cempaka Baru adalah sebesar Rp 7.000 per kilogram, harga tersebut merupakan harga di tingkat petani, sedangkan pada tingkat konsumen di pasar mencapai harga Rp 12.000. Pembayaran penjualan dilakukan langsung secara tunai pada saat terjadinya proses jual beli jamur tiram putih pada usaha Cempaka Baru. Kualitas jamur tiram pada Cempaka Baru sudah memadai untuk memasuki pasar moderen, permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran adalah bahwa Cempaka Baru belum mampu untuk menjamin jumlah produksi jamur tiram putih yang dihasilkan untuk setiap harinya. Dalam pemasaran jamur tiram, pihak Cempaka Baru tidak melakukan promosi apapun. Tanpa melakukan promosi pun, pemasok ataupun pembeli sudah mengetahui keberadaan jamur tiram Cempaka Baru, karena pada daerah Tugu Utara tidak banyak terdapat petani jamur yang cukup sukses. Adapun hal yang berkaitan dengan promosi, dilakukan oleh pihak Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar, tempat dimana Cempaka Baru menjadi salah satu anggotanya. Usaha Cempaka Baru Pedagang Pengumpul Pengumpul Besar Pasar Bogor Konsumen Supermarket Konsumen Pasar Konsumen 54

5.6. Arus Kas Usaha Cempaka Baru