Proses Pembuatan Bibit Operasional Kegiatan

46 murni, berupa serbuk dari biji jangung atau gandum, diantarkan langsung oleh pemasok ke lokasi usaha untuk menyediakan barang. Tidak ditemukan kendala yang cukup berarti dalam penyediaan bahan baku di Cempaka Baru. Setiap bahan baku yang dibutuhkan mudah didapat dan banyak tersedia di daerah Bogor. Adapun yang dapat menghambat proses produksi terkait ketersediaan bahan baku yaitu pada kualitas serbuk gergaji sebagai bahan baku utama pembuatan baglog. Apabila serbuk gergaji pada pemasok langganan tidak tersedia, maka Cempaka Baru harus membeli pada pihak lain dengan kualitas yang tidak terjamin. Tetapi kondisi tersebut jarang dialami oleh Cempaka Baru, karena selama ini pemasok yang menyediakan bahan baku cukup bertanggung jawab atas ketersediaan barang.

5.4.2 Proses Pembuatan Bibit

Proses pembuatan bibit dimulai dengan persiapan bahan baku, seperti yang diterangkan pada Gambar 8. Setelah dipersiapkan, bahan baku yang tercantum pada Tabel 10, yaitu serbuk gergaji, dedak, pupuk TSP, kapur CaCo, dan air dicampurkan dan diaduk sampai merata. Selanjutnya, campuran bahan tersebut diendapkan selama satu malam. Keesok harinya, bahan tersebut siap untuk dikemas ke dalam plastik yang sudah disiapkan. Pekerjaan ini dilakukan oleh tiga orang tenaga kerja harian yang merupakan penduduk setempat, dengan upah sebesar Rp 100 per bungkus baglog. Baglog yang sudah selesai dibungkus dapat langsung dikukus dengan menggunakan mesin pengukus yaitu berupa otoklet. Proses pengukusan dilakukan selama delapan jam menggunakan bahan bakar berupa gas dengan suhu stabil sebesar 90 o C. Kegiatan ini menghabiskan satu tabung gas. Selama proses pengukusan harus selalu diawasi karena berbahaya, menggunakan bahan bakar. Proses pengukusan media tanam jamur sama seperti melakukan pengukusan nasi, yaitu dengan memberi air pada dasar wadah tempat pengukusan setinggi 10 cm. Selama proses pengukusan, tabung gas didekatkan dengan pengukus agar selalu hangat dan stabil. Pada proses ini memiliki risiko yang tinggi, karena apabila proses pengukusan tidak sempurna maka bakteri dan mikroba yang terbawa bersama bahan baku akan tetap hidup dan menghambat pertumbuhan jamur tiram putih. 47 Setelah dikukus maka media tanam jamur yang berupa baglog didinginkan dalam ruang pendingin. Ruangan pendingin tersebut dilengkapi dengan lampu ultraviolet UV untuk membunuh bakteri dan kuman, karena untuk proses penyuntikan bibit, baglog harus steril. Selain dengan lampu UV, untuk menjaga kondisi yang steril maka ruang pendinginan dan ruang penyuntikan disemprot dengan alkohol 70 persen. Apabila kondisi ini tidak terpenuhi maka dapat berakibat kegagalan pembibitan. Pendinginan dilakukan selama satu malam. Selanjutnya setelah dibiarkan selama satu malam, maka media tanam jamur tersebut siap untuk disuntikkan bibit murni kedalamnya. Proses penyuntikan bibit tersebut disebut dengan pengentingan enting. Ruang penyuntikan bibit berukuran 3 m x 4 m, ruangan tersebut harus tertutup rapat untuk menjaga suhu dalam ruangan tersebut. Ruangan tersebut dilengkapi dengan Hekses, yaitu sebuah alat yang berupa kipas angin untuk mengeluarkan udara. Proses penyuntikan bibit murni dilakukan dari pukul 08.00 WIB di pagi hari sampai pada pukul 14.00 WIB. Pekerjaan ini dilakukan oleh satu orang tenaga kerja. Setelah proses penyuntikan bibit murni selesai maka baglog tersebut langsung dimasukkan ke dalam kumbung untuk ditunggu perkembangannya hingga panen pertama setelah 40 hari. Pada umumnya setelah melakukan penyuntikan bibit, baglog tersebut dimasukkan ke dalam ruang inkubasi untuk menunggu sampai media tanam ditumbuhi miselium dan berkembang ke segala arah sampai baglog tersebut berubah menjadi putih. Kondisi tersebut berlangsung sekitar 20 hari dari masa penyuntikan bibit, yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam kumbung. Pada usaha Cempaka Baru, Pak adang tidak menggunakan ruang inkubasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pekerjaan karyawan agar tidak melakukan dua kali kerja. Pada usaha ini setelah penyuntikan bibit maka baglog langsung dimasukkan ke dalam kumbung. Untuk mengganti ruang inkubasi maka Pak Adang menutup seluruh permukaan baglog di dalam kumbung dengan menggunakan plastik. Hal tersebut dilakukan agar selama pertumbuhan miselium, suhu udara pada baglog dapat terjaga dan tetap hangat. 48

5.4.3 Budidaya