Arus Kas Usaha Cempaka Baru

54

5.6. Arus Kas Usaha Cempaka Baru

Kas yang dimiliki Cempaka Baru diperoleh dari hasil penjualan jamur tiram putih. Pada setiap kegiatan usaha uang kas dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Dalam mengelola usaha budidaya jamur tiram putih, pihak Cempaka Baru tidak memiliki laporan keuangan yang rinci, hanya dilakukan pencatatan sederhana untuk pendapatan dan pengeluaran yang terjadi. Arus kas diperoleh dari selisih penerimaan dengan pengeluaran operasional usaha, untuk perhitungan biaya usahatani jamur tiram putih di Cempaka Baru dapat dilihat pada Lampiran 2 dan perhitungan biaya penyusutan atas investasi yang dilakukan pada Lampiran 3. Dalam kajian ini penulis merumuskan aliran uang tunai yang terjadi di cempaka Baru pada perode tanam terakhir tahun 2008 Tabel 11. Tabel 11. Ukuran Pendapatan Cempaka Baru Periode Oktober 2008 - Januari 2009 Rupiah Keterangan Perhitungan A. Penerimaan : 1. Penjualan Jamur B. Pengeluaran : 1. Biaya Bahan Baku 2. Tenaga Kerja Harian 3. Tenaga Kerja Tetap 4. Biaya Lisrtik 5. Penyusutan PENDAPATAN A-B 86.784.600 34.110.840 5.100.000 10.880.000 160.000 11.366.667 + 61.617.507 - 25.167.093 Sumber : Cempaka Baru diolah, 2008 Pada Tabel 11 dapat dilihat jumlah pendapatan yang diperoleh Cempaka Baru pada periode penanaman yang terakhir pada tahun 2008, dimana hasil yang diperoleh yaitu sebesar Rp 25.167.093. Dapat diperkirakan bahwa untuk setiap bulannya pada periode tanam tersebut usaha Cempaka Baru mendapatkan keuntungan sekitar enam juta rupiah.

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH 6.1. Identifikasi Risiko Produksi Cempaka Baru

Pengelolaan usahatani jamur tiram putih yang dikelola oleh Cempaka baru dihadapkan pada masalah risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi dalam pengelolaan usahatani jamur tiram putih ditunjukkan oleh adanya fluktuasi atau variasi jumlah produksi maupun produktivitas jamur tiram putih yang dihasilkan. Untuk mengetahui adanya risiko produksi pada usaha Cempaka Baru dapat dilihat dari fluktuasi produktivitas yang dihasilkan tanaman jamur tiram putih. Produktivitas yang berfluktuasi menunjukkan adanya nilai produktivitas yang tertinggi, terendah dan normal. Dengan adanya produktivitas yang berubah- ubah maka peluang budidaya jamur tiram putih pada Cempaka Baru memperoleh produktivitas tertinggi, terendah dan normal dapat diamati dengan mempertimbangkan periode waktu pengusahaan komoditas yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan produktivitas tertinggi yaitu tingkat produktivitas yang paling tinggi, yang pernah diperoleh Cempaka Baru selama pengusahaan budidaya jamur tiram putih. Sedangkan yang dimaksud dengan produktivitas terendah yaitu tingkat produktivitas yang paling rendah, yang pernah diperoleh Cempaka Baru selama pengusahaan budidaya jamur tiram putih. Sementara itu yang dimaksud dengan produktivitas normal dalam kajian ini yaitu produktivitas yang sering diperoleh Cempaka Baru selama pengusahaan jamur tiram putih. Tingkat produktivitas dinilai dari perolehan hasil panen pada periode produksi yang sudah terjadi selama dua tahun yaitu pada tahun 2007 dan 2008. Berdasarkan data yang diperoleh dari usaha Cempaka Baru, fluktuasi produktivitas tanaman jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rata-Rata Produktivitas Jamur Tiram Putih dan Peluang yang Dihadapi Cempaka Baru, Tahun 2008 No. Kondisi Produktivitas Kglog Peluang 1 Tertinggi 0,38 0,17 2 Normal 0,27 0,50 3 Terendah 0,15 0,33