11
Tabel 7. Karakteristik Umum Beberapa Jenis Jamur Konsumsi
Jenis Nama
Lain Nama Ilmiah
Bentuk Khasiat
Jamur tiram
Hiratake Pleurotus sp. Bentuk tudung
mirip kulit kerang Mencegah penyakit
hipertensi dan serangan jantung
Jamur merang
- Volvariella volvaceae
Memiliki cawan dan hidup pada
tumpukan merang Cocok dikonsumsi
oleh orang dengan program diet.
Jamur shiitake
Jamur payung
Lentinus edodes
Menyerupai payung dan
berwarna kecoklatan
1. Mengurangi
kolesterol 2.
Memperbaiki sirkulasi darah
Jamur kuping
- Auricularia
Menyerupai daun telinga, warna
coklat muda kemerahan
Dapat menetralkan racun
Sumber : Redaksi Agromedia 2002
2.2. Jamur Tiram Putih
Jamur tiram putih dalam bahasa latin disebut Pleurotus ostreatus. Jamur tiram putih hidup sebagai saprofit di pohon inangnya. Jamur ini banyak tumbuh
secara liar di kawasan yang berdekatan dengan hutan, menempel pada kayu atau dahan kering. Mudah dijumpai di kayu-kayu lunak, seperti karet, damar, kapuk,
atau dibawah limbah biji kopi. Jamur ini dapat tumbuh dengan baik di ketinggian hingga 600 m di atas permukaan laut dpl, dengan kisaran suhu 15-30
C dan kelembaban 80-90 persen. Pertumbuhan jamur tiram putih tidak membutuhkan
intensitas cahaya yang tinggi dan berkembang baik pada media tanam yang masam, yakni pada PH 5,5-7. Jamur ini tumbuh terutama pada waktu musim
hujan Redaksi Agromedia, 2002. Ciri-ciri fisik jamur tiram putih tudungnya menyerupai cangkang kerang
dengan diameter antar 5-15 cm. Permukaannya licin dan menjadi berminyak ketika berada dalam kondisi lembab, bagian tepi sedikit bergelombang dan posisi
tangkai berada di tengah, disamping tudung. Daging buahnya berwarna putih dan tebal. Jamur tiram putih memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan jumlah
protein nabati mencapai 10-30 persen, asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Dalam bentuk kering jamur ini mengandung vitamin C sebanyak 35-35 mg
per 100 g dan vitamin B
2
sebanyak 4,7-4,9 mg per 100 g. Oleh karena itu, jamur
12 tiram putih memiliki berbagai macam khasiat untuk kesehatan tubuh, antara lain
sebagai sumber protein nabati yang rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit hipertensi dan serangan jantung Redaksi Agromedia, 2002.
Jamur tiram putih memiliki beberapa keunggulan, selain harga yang relatif mahal sehingga tingkat keuntungan yang dihasilkan relatif tinggi, umur singkat,
dan sangat laku di pasaran. Selain itu, keunggulan lainnya, cara budidaya mudah, dapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas.
Diversifikasi produk jamur tiram putih dapat berbentuk segar, kering, kaleng, atau diolah menjadi keripik, pepes, tumis, dan nugget.
Syarat tumbuh jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama temperatur, kelembaban relatif, waktu, kandungan CO
2
, dan cahaya. Parameter tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan,
misalnya : a.
Terhadap pertumbuhan miselia pada substrat tanam, b.
Terhadap pembentukan bakal kuncup jamur, c.
Terhadap pembentukan tubuh buah, d.
Terhadap siklus panen, dan e.
Terhadap perbandingan antara berat hasil jamur dengan berat substrat log tanam jamur.
Rantai budidaya jamur tiram putih dimulai dari serbuk gergaji, pengayakan, pencampuran, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, spawn running,
growing, dan pemanenan. Untuk media tanamnya dapat berupa serbuk kayu gergajian, jerami padi, alang-alang, limbah kertas, ampas tebu dan lainnya.
Sebagai campuran dapat ditambahkan bahan-bahan lain berupa bekatul dedak dan kapur pertanian. Media dimasukkan dalam plastik polypropilen dan
dipadatkan kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam. Sterilisasi bertujuan untuk menekan pertumbuhan mikrobia lain yang bersifat antagonis dan menjadi
penghambat pertumbuhan bagi tanaman induk dalam hal ini jamur tiram putih. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara memanaskan baglog dengan uap panas
selama 8-12 jam pada suhu kurang lebih 95 °C. Setelah sterilisasi selesai, baglog didinginkan dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk menghindari
kontaminasi baglog.
13 Tahapan selanjutnya adalah proses inokulasi. Inokulasi adalah proses
penularan miselium dari bibit ke media tanam. Proses ini dilakukan dengan steril dan dalam ruang inokulasi. Kemudian masuk pada masa inkubasi yakni tahap
penumbuhan miselia jamur. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih 40-60 hari sampai baglog berwarna putih. Suhu ruang inkubasi harus dijaga dalam kondisi
yang stabil dan rendah cahaya 22-28 °C dengan kelembaban 70–90 persen. Setelah mencapai 40 hari, baglog berwarna putih merata, kemudian dipindahkan
ke kumbung. Proses penumbuhan tubuh buah diawali dengan membuka ujung baglog untuk memberikan oksigen pada tubuh buah jamur. Umumnya 7-14 hari
kemudian, tubuh buah akan tumbuh. Setelah 7-30 hari sejak dibukanya ujung baglog, akan tumbuh tubuh buah yang terus membesar hingga mencapai
pertumbuhan optimal yang siap dipanen 3-4 hari. Panen pertama 30 hari sejak pembukaan ujung baglog, sedangkan pemanenan berikutnya dilakukan setiap 10-
14 hari. Tubuh buah yang siap panen harus segara panen agar kualitas jamur
terjaga dengan baik. Dalam penanganan pascapanen, hasil yang diperoleh segera dibersihkan dari kotoran yang menempel pada tubuh buah jamur untuk menjaga
daya tahan produk. Jamur tiram putih segera disimpan dalam freezer agar tahan dalam waktu satu sampai dua minggu. Sementara untuk produk jamur kering,
dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari selama kurang lebih lima hari Suriawiria, 2002.
2.3. Penelitian Terdahulu