23 kegiatan usaha investasi maka semakin tinggi tingkat pengembalian. Namun
demikian, untuk pelaku bisnis yang mengalami risiko kemungkinan akan kehilangan uang atas investasi bersangkutan. Oleh karena itu dilakukan analisis
dengan menggunakan penilaian terhadap risiko. Hubungan risiko dan return dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan Risk and Return
Sumber: Barron’s, 1993
3.1.3 Menganalisis Risiko
Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan deviation terhadap return dari suatu aset. Menurut Elton dan Gruber 1995 terdapat
beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian variance, standar deviasi standard deviation dan koefisien variasi coefficient variation. Ketiga ukuran
tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang lainnya. Seperti standard deviation yang merupakan akar kuadrat dari variance
sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat
berupa pendapatan, produksi atau harga. Penilaian risiko dengan menggunakan nilai variance dan standard
deviation merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan expected return. Jika nilai
variance dan standard deviation digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akan
terjadi keputusan yang kurang tepat.
Return
Risk Expected Return
24 Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha
harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah coefficient variation.
Coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang
dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan ukuran coefficient variation, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah
dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
Dengan mengetahui besaran risiko dan tingkat pengembalian yang diperoleh dari kegiatan usaha, pelaku usaha dapat mengambil keputusan untuk
menentukan sikap dalam memilih kegiatan usaha yang berisiko. Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko. Berdasarkan sikap
pengambil keputusan dalam menghadapi risiko, maka perilaku menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut Robison dan
Barry, 1987: a.
Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko risk aversion. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan
maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasan.
b. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko risk taker. Sikap ini
menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang
diharapkan. c.
Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko risk neutral. Sikap ini menunjukkan jika terjadi kenaikan ragam keuntungan maka pembuat
keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan keuntungan yang diharapkan.
Hubungan risiko, return dan perilaku pengambil keputusan dalam menghadapi risiko dapat dilihat pada Gambar 4.
25
Gambar 4. Perilaku Individu Menghadapi Risiko
Sumber : Debertin, 1986
3.1.4 Strategi Pengelolaan Risiko