Sejarah Singkat Usaha Cempaka Baru

V. GAMBARAN UMUM USAHA

5.1. Sejarah Singkat Usaha Cempaka Baru

Cempaka Baru merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pembudidayaan jamur tiram putih dan mulai berproduksi pada awal tahun 2007. Pendirian usaha Cempaka Baru diawali dengan memanfaatkan lahan milik sendiri yang belum dimanfaatkan, sehingga muncul ide dari pemilik untuk mengusahakan lahan tersebut. Pemilik sendiri bernama bapak Candra yang berdomisili di Jakarta, dimana pemilik mempunyai usaha percetakan. Sedangkan lokasi Usaha Cempaka Baru terletak di daerah Pondok Caringin Rt.02 Rw.04 Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Perbedaan lokasi antara kediaman pemilik di Jakarta dan tempat usaha budidaya jamur tiram putih di Bogor dipisahkan oleh jarak yang jauh, sehingga usaha budidaya jamur tiram putih tersebut dipercayakan kepada Bapak Adang untuk dikelola. Bapak Adang sendiri adalah penduduk asli daerah Tugu Utara, tempat dimana lokasi usaha didirikan. Ide awal munculnya usaha budidaya jamur tiram putih, yang diberi nama dengan sebutan ’Cempaka Baru’, berasal dari pemikiran Bapak Adang sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola usaha budidaya jamur tiram putih. Keinginan Bapak Adang untuk membuka suatu usaha disebabkan karena pada daerah tersebut sangat sulit mencari pekerjaan. Melihat bahwa daerah Puncak adalah daerah wisata, bukan merupakan daerah industri manufaktur dengan daya serap yang tinggi terhadap tenaga kerja, sehingga penggunaan tenaga kerja relatif kecil di daerah tersebut. Peran masyarakat setempat yang termanfaatkan hanya untuk menjaga villa, dimana villa tersebut bukan milik penduduk setempat melainkan milik pendatang dari luar daerah Puncak, khususnya Jakarta. Pekerjaan lain yang dapat dilakukan yaitu menjadi pedagang kios dan pedagang asongan. Menjadi pedagang kios membutuhkan modal yang besar dan tidak semua orang memiliki pendanaan yang cukup. Sedangkan pedagang asongan memiliki tingkat pendapatan yang rendah karena hanya berjualan di hari libur. Daya serap tenaga kerja di daerah wisata tersebut tidak sebanding dengan perkembangan jumlah penduduk yang ada. 36 Semakin maraknya pembangunan villa di daerah Puncak dan sekitarnya menambah keterpurukan masyarakat setempat dalam mencari sumber penghasilan. Lahan-lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian penduduk diubah menjadi bangunan-bangunan mewah yang hanya digunakan sewaktu liburan saja. Hal ini menimbulkan permasalahan bagi penduduk sekitar yaitu kesulitan dalam mencari pekerjaan tetap, dampak dari keadaan tersebut adalah banyaknya pengangguran. Bapak Adang sebagai penduduk asli ingin membantu para penduduk sekitar agar dapat memperoleh pekerjaan yang layak untuk kehidupan mereka. Dengan kepercayaan Bapak Candra, pemilik lahan, maka Bapak Adang mengusulkan agar lahan dengan luasan 4000 m 2 tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Mengingat bahwa daerah Tugu Utara masih termasuk daerah Puncak yang merupakan daerah dengan iklim dan kondisi alam yang sesuai untuk bercocok tanam. Maka ide Bapak Adang tersebut dapat dilaksanakan. Untuk komoditas yang diusahakan, Bapak Adang memilih untuk membudidayakan jamur tiram putih. Jamur tiram putih dipilih karena Bapak Adang memiliki kemampuan dan pengetahuan dibidang budidaya jamur tiram putih. Selain itu budidaya tersebut dapat membantu masyarakat setempat dalam memperoleh pekerjaan, yaitu dengan memberdayakan penduduk sekitar untuk membantu Bapak Adang dalam mengelola kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih Cempaka Baru. Selain itu, pemilihan komoditas usaha pada tanaman jamur tiram putih didukung karena pada lokasi tersebut terdapat Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar yang memiliki program pengembangan budidaya tanaman jamur tiram putih. Selanjutnya Pak Adang mengikuti kegiatan tersebut dan menjadi anggota dari Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar, sejak saat itu Pak Adang belajar mengenai tanaman jamur tiram putih. Sampai saat ini, usaha Cempaka Baru merupakan anggota Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar yang paling aktif dalam produksi tanaman jamur tiram putih. Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar dipimpin oleh Pak Badri. Sebagai ketua kelompok tani yang juga mengusahakan tanaman jamur tiram putih, maka Pak Badri merupakan sumber informasi penting bagi Pak Adang. Pak Adang 37 dapat bertanya dan banyak belajar seputar budidaya tanaman jamur tiram putih. Pembelajaran yang dilakukan adalah mengenai budidaya dan pembuatan baglog sebagai media tanam jamur tiram putih. Pembelajaran dilakukan di lokasi kelompok tani sedangkan untuk proses praktek, Pak Adang langsung menerapkannya pada usaha Cempaka Baru. 5.2. Organisasi dan Manajemen Usaha Organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Setiap organisasi memiliki komponen pokok yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komponen tersebut mencerminkan adanya tugas-tugas yang harus dilakukan, orang yang melakukan dan peralatan yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugas tersebut. Dalam pengorganisasian kegiatan, diharapkan akan tercipta hubungan- hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yang terlibat dalam organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggungjawab dengan pekerjanya. Perusahaan pun dalam menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. Untuk menjalankan segala perencanaan tersebut, haruslah disusun suatu struktur organisasi yang baik agar dapat membantu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi tersebut, diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk menjalankan serta mengembangkan perusahaan. Cempaka Baru merupakan suatu usaha yang masih sederhana dalam pengorganisasian. Sebagai usaha dalam bidang usahatani pertanian, usaha Cempaka Baru masih termasuk dalam usaha dengan skala kecil, dan belum memiliki struktur yang jelas dalam organisasinya. Selain itu konsep yang diterapkan dalam menjalankan usaha ini adalah dengan pendekatan kekeluargaan, bukan secara struktural yang baku seperti di perusahaan pada umumnya. Pembagian kerja dilakukan secara sederhana dan diatur sesuai fungsi dan tugas 38 masing-masing. Secara garis besar sistem organisasi usaha budidaya jamur tiram putih Cempaka Baru dirumuskan dalam suatu hierarki yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggungjawab antara setiap personal yang mengambil bagian dalam kegiatan usaha tersebut Gambar 7. Gambar 7. Hierarki Organisasi Usaha Cempaka Baru Cempaka Baru sudah memiliki pembagian kerja yang memadai dalam kelangsungan kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih. Pembagian kerja dilakukan agar kegiatan usaha berjalan lancar sesuai dengan keahlian masing- masing karyawan dan tenaga kerja sehingga dapat tercapai kondisi yang selaras serta menghindarkan dari kesalahpahaman antara pekerja. Pembagian kerja yang dilakukan Cempaka Baru adalah sebagai berikut : 1. Pemilik a. Menyediakan modal usaha dan segala fasilitas yang dibutuhkan, b. Melakukan pengawasan dengan mendatangi lokasi usaha sebanyak satu kali dalam dua minggu. 2. Pengelola Pada usaha Cempaka Baru, pihak yang menjadi pengambil keputusan dalam kegiatan usaha adalah pengelola, bukan pemilik. Hal ini disebabkan karena pemilik sudah mempercayakan kegiatan usaha kepada pengelola untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha. Disini dapat dilihat terjadi pendelegasian secara penuh terhadap wewenang dan tanggung jawab Bagian Baglog Pemilik Pengelola Bagian Kebersihan Bagian Perawatan Bagian Pembibitan 39 yang seharusnya dipegang oleh pemilik sebagai orang yang memiliki kuasa. Dengan demikian setiap keputusan yang menyangkut usaha ditetapkan oleh pengelola. Dalam hal ini, tugas pengelola berperan sebagai manajer pada umumnya, yaitu melaksanakan fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan. Penerapan fungsi manajemen yan dilakukan pada Cempaka Baru adalah sebagai berikut : a. Melakukan perencanaan produksi, baik dari jumlah maupun waktu tanam, b. Melakukan pengelolaan keuangan, baik pemasukan dan pengeluaran, c. Menentukan sumber bahan baku, baik kuantitas maupun kualitas, d. Mengarahkan dan membantu pekerjaan karyawan dan tenaga kerja, e. Mengawasi jalannya kegitan usaha. 3. Bagian Baglog Pekerjaan pada bagian baglog dilakukan oleh tenaga kerja harian dengan sistem pengupahan secara borongan, yaitu sebesar Rp 100 per baglog. Bagian ini ditangani oleh tiga orang tenaga kerja harian. Tugas yang dilakukan adalah membungkus media tanam jamur yang telah disiapkan oleh tenaga kerja yang bertanggungjawab, sehingga dapat ditanamkan bibit jamur yang akan dikembangbiakkan. 4. Bagian Pembibitan a. Melakukan pengadukan dan pencampuran bahan baku yang dibutuhkan untuk membentuk media tanam jamur tiram, b. Melakukan pengukusan terhadap adonan serbuk gergaji yang telah dibungkus plastik sehingga berbentuk baglog media tanam. c. Melakukan penyuntikan bibit ke dalam media tanam jamur tiram yang sudah dikukus. 5. Bagian Perawatan a. Memindahkan baglog dari ruang pembibitan dan menyusunnya di rak-rak dalam kumbung, b. Melakukan kegiatan perawatan sehari-sehari terhadap tanaman jamur tiram putih, antara lain menjaga kebersihan tanaman serta kesesuaian syarat tumbuh jamur tiram putih seperti kelembaban dan suhu di dalam kumbung, 40 c. Melakukan pemanenan, d. Membersihkan media tanam. 6. Bagian Kebersihan Tugas yang dilakukan oleh karyawan pada bagian ini adalah melakukan kegiatan membersihkan dan menata ruang kerja, tempat dimana dilakukan kegiatan pembibitan dan pengemasan. Kebersihan lingkungan usaha juga turut diperhatikan.

5.3. Sumber Daya Usaha Cempaka Baru