Optimasi formula multiemulsi AMA Pembuatan multiemulsi AMA

Sebanyak 100 µL ekstrak metanol kelopak bunga rosella diambil lalu diaplikasikan pada stratum korneum. Selanjutnya cairan PBS dalam kompartemen akseptor diambil pada jam yang tercantum pada tabel 2. Selanjutnya cairan PBS langsung di ukur dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Langkah ini diulangi sebanyak tiga kali sehingga terdapat tiga variasi jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen akseptor yang diaplikasikan. e. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen donor. Setiap pengambilan cairan PBS pada kompartemen akseptor yang ditunjukkan dalam tabel 2, maka ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen donor dibilas dengan aquadest. Ekstrak metanol kelopak bunga rosella dibilas dengan 1,5 mL aquadest, lalu dimasukkan ke labu takar 5 mL dan ditambahkan dengan aquadest hingga batas selanjutnya diukur dengan spektrofotometer UV – Vis.

4. Optimasi formula multiemulsi AMA

Optimasi formula multiemulsi AMA yang dilakukan yaitu optimasi konsentrasi HLB emulsi primer yang akan digunakan 5 – 5,8; optimasi kecepatan pengadukan emulsi primer yang akan digunakan kecepatan 4 dan 5 pada mixer; optimasi lama pencampuran emulsi primer yang akan digunakan 10 menit – 20 menit; optimasi konsentrasi stiffening agent yang akan digunakan 4 - 10; optimasi konsentrasi anti foaming agent yang akan digunakan 2 - 8; optimasi jumlah emulsi primer yang ditambahkan 27,8g – 47,8g; optimasi konsentrasi emulgator sekunder yang digunakan 2 - 6; dan optimasi lama pencampuran multiemulsi 10 menit – 20 menit. Hasil optimasi dipilih yang menghasilkan pemisahanan fase yang paling sedikit pada setiap perlakuan.

5. Pembuatan multiemulsi AMA

Proses pembuatan multiemulsi pada penelitian ini disiapkan dalam dua tahap yaitu pembuatan emulsi primer AM dan pembuatan multiemulsi AMA a. Pembuatan emulsi primer tipe AM. Tween 80 dan ekstrak metanol kelopak bunga rosella dilarutkan dalam fase air internal. Span 80, dimethicone , setil alkohol, ditambahkan ke dalam parafin cair dan diaduk hingga homogen. Masing-masing fase dipanaskan pada suhu 50 ± 3 . Fase air ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase minyak, diaduk dengan mixer selama 10 menit hingga homogen. Keseluruhan proses pencampuran disertai dengan penjenuhan nitrogen, lampu ruangan dimatikan, serta wadah ditutup dengan menggunakan aluminium foil. b. Pembuatan multiemulsi tipe AMA. Fase air yang digunakan dalam fase cair eksternal dibagi menjadi 2 bagian 2:1. Emulgator sekunder Tween 80 dilarutkan dalam fase air pertama 2 bagian. Xanthan gum dikembangkan dalam fase air kedua 1 bagian hingga terbentuk massa gel yang homogen. Setelah terbentuk massa gel yang homogen, maka dicampurkan ke fase air pertama 2 bagian dan diaduk hingga homogen. Emulsi primer AM yang telah ditimbang, sedikit demi sedikit ditambahkan pada fase cair eksternal yang telah mengandung Tween 80 dan xanthan gum dan sambil diaduk menggunakan mixer selama 10 menit hingga homogen. Keseluruhan proses pencampuran disertai dengan penjenuhan nitrogen, lampu ruangan dimatikan, serta wadah ditutup dengan menggunakan aluminium foil. Multiemulsi AMA yang telah jadi dimasukkan ke dalam flakon yang telah dibungkus dengan aluminium foil dan dijenuhkan dengan nitrogen sebelum ditutup rapat dengan parafilm.

6. Evaluasi sediaan multiemulsi