Parafin cair Setil alkohol Dimethicone Xanthan gum

jumlah yang sesuai untuk menghasilkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air atau krim. Konsentrasi yang digunakan yaitu 1 - 15 apabila digunakan sebagai emulgator tunggal. Apabila dikombinasikan dengan surfaktan hidrofilik, konsentrasi yang diperbolehkan yaitu 1 - 10 Rowe dkk., 2009.

2. Parafin cair

Parafin dalam sediaan topikal digunakan untuk meningkatkan titik leleh atau meningkatkan pengerasan bahan pengeras. Parafin tidak menyebabkan toksik ataupun iritasi. Parafin cair berbentuk cairan kental dan tidak berwarna. Konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal yaitu 1,0 – 32,0 Rowe dkk., 2009. Parafin cair dapat berfungsi sebagai emolien untuk mencegah dehidrasi pada saat sediaan diaplikasikan ke kulit Tranggono, 2007.

3. Setil alkohol

Gambar 7. Struktur setil alkohol Setil alkohol gambar 7 berupa kristal putih, tidak larut air, bercampur dengan alkohol, glikol dan miyak kosmetik Windholz, 1976. Sediaan lotion, krim dan salep, setil alkohol digunakan sebagai emolien, penyerap air, dan pembantu pengemulsi. Setil alkohol dapat digunakan sebagai emolien karena dapat mengabsorbsi air yang ada pada lingkungan sehingga kulit akan terjaga kelembabannya. Setil alkohol sebagai stiffening agent karena dapat menambah viskositas dan konsistensi sediaan emulsi. Setil alkohol digunakan sebagai pembantu emulgator tipe AM karena dapat mengikat fase air dan minyak dalam sistem emulsi sehingga dapat mengurangi jumlah penambahan emulgator lain dalam sediaan. Setil alkohol dapat digunakan sebagai stiffening agent dengan konsentrasi 2 - 10 Rowe dkk., 2009.

4. Dimethicone

Gambar 8. Struktur dimethicone Dimethicone gambar 8 berupa cairan tak berwarna dengan berbagai viskositas. Aplikasi dalam emulsi topikal, biasanya ditambahkan pada fase minyak sebagai antifoaming agent. Konsentrasi dimethicone dalam sediaan krim, lotion dan salep yaitu 10 - 30 Rowe dkk., 2009.

5. Xanthan gum

Gambar 9. Struktur xanthan gum Xanthan gum gambar 9 berwarna krem hingga putih, tidak berbau, mudah mengalir dan berupa serbuk yang halus. Xanthan gum tergolong dalam gum polisakarida dengan berat molekul yang besar. Umumnya digunakan untuk sediaan oral maupun topikal, tidak toksik dan kompatibel dengan hampir semua bahan farmasetika. Gel xanthan gum umumnya bersifat pseudoplastik. Aplikasi dalam bentuk larutan, xanthan gum stabil terhadap enzim, garam, asam dan basa. Xanthan gum bersifat anionik dan umumnya tidak kompatibel dengan surfaktan kationik, polimer atau pengawet karena memungkinkan terjadi pengendapan. Konsentrasi surfaktan anionik dan amfoterik diatas 15 bv dapat menyebabkan pengendapan pula pada larutan xanthan gum Rowe dkk., 2009. Xanthan gum termasuk stabilisator multiemulsi hidrokoloid. Suatu hidrokoloid secara signifikan mampu meningkatkan stabilitas multiemulsi karena membantu enkapsulasi yang lebih baik pada fase dalam sehingga mencegah pelepasan tidak terkendali dari bahan yang terjerap. Stabilisasi emulsi ganda ini dapat dicapai karena adanya stabilisasi deplesi. Stabilisasi deplesi diperoleh dari partikel koloidal yang diberikan oleh makromelekul yang terbebas di larutan Lutz dan Aserin, 2008.

E. Suspensi Liposom