pelepasan tidak terkendali dari bahan yang terjerap. Stabilisasi emulsi ganda ini dapat dicapai karena adanya stabilisasi deplesi. Stabilisasi deplesi diperoleh dari
partikel koloidal yang diberikan oleh makromelekul yang terbebas di larutan Lutz dan Aserin, 2008.
E. Suspensi Liposom
Liposom merupakan suatu vesikel berbentuk bulat dan kecil yang di dalamnya terdapat cairan yang dibungkus dengan satu atau lebih membran lipid
bilayer yang umumnya terbuat dari fosfolipid alam dan kolesterol Jesorka dan Orwar, 2008. Liposom mampu mengenkapsulasi dan efektif untuk penghantaran
senyawa aktif baik yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik dan dapat digunakan sebagai vesikel non toksik untuk senyawa aktif yang larut. Liposom
dapat membawa obat dalam satu atau tiga kompartemen yaitu: 1 senyawa aktif yang larut air berada pada central aqueous core; 2 senyawa aktif larut minyak
berada pada lapisan membran; 3 peptida dan protein berukuran kecil berada pada permukaan air lemak Bhai, Yadav, Mamatha, dan Prasanth, 2012.
Secara umum, komposisi liposom terdiri dari fosfolipid alam dan atau sintetik. Phosphatidylcholine lesitin dan phosphatidylethanolamine merupakan
dua komponen struktural utama dari sebagian besar membran biologis. Liposom bilayer juga mengandung komponen tambahan seperti kolesterol, lipid konjugat
hidrofilik polimer, dan air. Kolesterol merupakan komponen tambahan yang paling sering digunakan untuk meningkatkan karakteristik bilayer pada liposom
dengan cara meningkatkan fluiditas membran, stabilitas bilayer, dan mengurangi
permeabilitas molekul yang larut air untuk melewati membran Laouini, Maalej, Blouza, Sfar, Charcosset, dan Fessi, 2012.
Pemilihan komponen bilayer dilihat dari rigiditas atau fluiditas dan charge
bilayer. Fosfatidilkolin unsaturated yang berasal dari telur atau fosfatidilkolin kedelai memberikan bilayer yang lebih permeable dan elastis
sehingga dapat berperan sebagai penetration enhancer, dan memfasilitasi penetrasi molekul obat melalui stratum korneum sedangkan fosfolipid saturated
dengan rantai asil yang panjang seperti dipalmiitoylphos phatidylcholine membentuk struktur bilayer yang rigid namun impermeable Akbarzadeh,
Sadabady, Davaran, Joo, Zarghami, Hanifehpour, dkk., 2013. Liposom terbentuk ketika lipid yang terdiri dari kelompok kepala
hidrofilik dan ekor hidrofobik di dispersikan ke dalam air, membentuk lapisan tipis lipid bimolekular. Selama agitasi, lapisan lipid bimolekular tipis terhidrasi ini
akan terpisah dan masing-masing akan bergabung membentuk vesikel yang mencegah interaksi antara hidrokarbon lapisan lipid dengan air sekitarnya,
ditunjukkan pada gambar 10 Jesorka dan Orwar, 2008.
Gambar 10. Ilustrasi pembentukan liposom Jesorka dan Orwar, 2008
Ukuran vesikel merupakan parameter terpenting dalam mendeterminasi liposom serta ukuran dan jumlah bilayer mempengaruhi jumlah obat yang
terenkapsulasi dalam liposom. Berdasarkan ukuran dan jumlah bilayer, liposom dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu:
1. Small Unilamellar Vesicles SUV. Liposom berukuran 20 – 100 nm dan
terdiri dari 1 lapis bilayer 2.
Large Unilamellar Vesicles LUV. Liposom berukuran 100 nm dan terdiri dari 1 lapis bilayer
3. Giant Unilamellar Vesicles GUV. Liposom berukuran 1000 nm dan terdiri
dari 1 lapis bilayer 4.
Oligolamellar Vesicles OLV. Liposom berukuran 100 – 500 nm dan terdiri dari 1 lapis bilayer
5. Multilamellar Vesicles MLV. Liposom berukuran 500 nm dan terdiri
dari 1 lapis bilayer Laouini, dkk., 2012.
Gambar 11. Klasifikasi liposom berdasarkan ukuran dan jumlah bilayer Laouini, dkk., 2012
Liposom dimanfaatkan sebagai pembawa obat dengan alasan vesikel ini dapat memberikan keuntungan seperti: liposom dapat mengarahkan obat pada
target tertentu misalnya pada long circulating liposomes yang bekerja pada target selektif area patologis tertentu; liposom dapat berfungsi sebagai reservoir obat
yang melepaskan obat secara perlahan sehingga akan meningkatkan efektivitas obat dan memperpanjang masa edar obat di dalam darah; liposom dapat
melindungi obat yang tidak stabil antimikrobia, antioksidan, dan senyawa bioaktif; liposom dapat melindungi obat dari degradasi sebelum mencapai target
dan melindungi pasien dari efek samping yang berbahaya Akbarzadeh, dkk., 2013.
Mekanisme pelepasan obat melalui liposom dengan cara pertama melakukan fusi dengan membran sel plasma dengan menyisipkan lipid bilayer
liposom ke membran plasma, kedua menstimulasi pelepasan obat yang terkdanung dalam liposom ke ruang interstisial untuk selanjutnya substansi secara
aktif diambil oleh sel melalui transport paraseluler ditunjukkan pada gambar 12 Akbarzadeh, dkk., 2013.
Gambar 12. Mekanisme pelepasan obat dari liposom Wilczewska, 2012
F. Kulit