Penduduk Miskin Deskripsi Wilayah Kabupaten Karo

4.1.3. Penduduk Miskin

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo tidak pernah memiliki kecenderungan penurunan yang tetap dalam beberapa tahun secara berturut-turut. Pada tahun 1997 dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk miskin terjadi lonjakan yang sangat tinggi dibanding tahun 1996 yakni meningkat dari 30.110 orang menjadi 50.160 orang atau dari 10,74 persen menjadi 17,75 persen. Pada tahun 1998 jumlah penduduk miskin semakin tinggi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. Hal ini terjadi karena adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Namun setelah terjadinya perbaikan ekonomi pada tahun- tahun berikutnya dapat kita lihat bahwa tren jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo sudah kembali mengalami penurunan di tahun 2003 sampai tahun 2008. Berikut ini disajikan tabel perkembangan jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo tahun 1989-2008. Tabel 4.2. Perkembangan Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo Tahun 1989-2008 No Tahun Jumlah Penduduk Orang Penduduk Miskin Orang Persentase Penduduk Miskin Persen 1 1989 267.981,00 31.890 11,90 2 1990 268.192,00 34.900 13,01 3 1991 268.964,00 33.430 12,43 4 1992 270.130,00 32.560 12,05 5 1993 271.900,00 32.590 11,99 6 1994 273.690,00 31.470 11,50 7 1995 277.300,00 30.340 10,94 8 1996 280.300,00 30.110 10,74 9 1997 282.630,00 50.160 17,75 10 1998 284.110,00 76.310 26,85 11 1999 285.713,00 47.560 16,65 12 2000 287.857,00 49.320 17,13 13 2001 299.149,00 56.170 18,78 Universitas Sumatera Utara No Tahun Jumlah Penduduk Orang Penduduk Miskin Orang Persentase Penduduk Miskin Persen 14 2002 311.012,00 73.770 23,72 15 2003 312.300,00 74.300 23,79 16 2004 316.207,00 68.710 21,73 17 2005 342.555,00 67.420 19,68 18 2006 351.368,00 69.610 19,81 19 2007 370.619,00 50.500 13,63 20 2008 373.539,00 48.490 12,98 Sumber: BPS Kabupaten Karo 2009 Sebagian besar penduduk miskin yang tinggal di Kabupaten Karo merupakan pekerja pendatang dari daerah lain yang tidak mempunyai modal dan keahlian, melainkan hanya memiliki modal tenaga atau fisik. Penduduk miskin tersebut sebagian besar tinggal di perladangan masyarakat atau pinggiran desa yang bekerja sebagai buruh upahan di sektor pertanian, kehidupan mereka jauh dari cukup karena pekerjaan di sektor pertanian sangat tergantung kepada musim, selain itu pekerja pendatang tersebut tidak memiliki keahlian selain di bidang pertanian, dengan banyaknya tenaga kerja yang datang dari luar daerah maka persaingan pasar tenaga kerja juga sangat tinggi, sehingga banyak diantara penduduk miskin tersebut tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan hanya menunggu kesempatan kerja bila dibutuhkan oleh pemilik ladang.

4.2. Gambaran Pendidikan Penduduk Kabupaten Karo