Analisis Pembahasan Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi R

Tabel 4.7. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo Tahun 2007-2008 Uraian Pendapatan Tahun Anggaran 2007 Tahun Anggaran 2008 Anggaran Rp Realisasi Rp Anggaran Rp Realisasi Rp Pajak Daerah 9.622.648.125 10.700.000.000 10.069.347.800 11.110.000.000 Retribusi Daerah 7.610.500.000 7.265.126.821 8.030.750.000 9.482.718.125 Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 821.900.000 655.202.713 762.250.000 854.495.725 Lain-Lain PAD yang Sah 2.642.787.089 5.400.016.681 2.635.000.000 10.557.957.550 Jumlah 20.697.835.214 24.020.346.215 21.497.347.800 32.005.171.400 Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Karo, 2007-2008 Dari data di atas dapat kita lihat bahwa pendapatan asli daerah Kabupaten Karo mengalami peningkatan, dan pajak daerah memberikan kontribusi yang signifikan, ada dua jenis pajak daerah Kabupaten Karo yang berkaitan dengan penduduk miskin yakni pajak penerangan jalan dan pajak rumah makan dan kedai kopi. Pajak Penerangan Jalan dikenakan juga untuk penduduk miskin, sementara penerimaan tersebut dipergunakan untuk membayar pemakaian listrik penerangan jalan yang sebagian besar dinikmati masyarakat mampu yang tinggal di perkotaan. Pajak rumah makan dan kedai kopi juga dikenakan, padahal pengenaan pajak tersebut terkait langsung dengan usaha kecil yang dimiliki masyarakat.

4.7. Analisis Pembahasan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil regresi dari data sekunder yang diolah dengan menggunakan Program SPSS 17 diperoleh hasil sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara __________________________________________________ PM = 9,823 + 0,261 I + 0,005 P – 0,002 AK + 0,005PD Std. error 7,616 0,111 0,002 0,000 0,001 t- statistik 1,290 2,349 2,637 -6,752 7,837 R 2 = 0,904 F stat = 35,175 Adjusted R 2 = 0,878 Sig. F stat = 0,000 ________________________________________________ __ Keterangan: signifikan pada á = 5 persen Dari persamaan tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Koefisien Regresi Inflasi I = 0,261 menunjukkan bahwa Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Atau dengan kata lain jika Inflasi I naik sebesar satu persen maka Jumlah Penduduk Miskin akan naik sebesar 261 orang, ceteris paribus. b. Koefisien Pengangguran P = 0,005 menunjukkan bahwa Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Atau dengan kata lain jika Pengangguran naik sebesar satu orang, Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo akan naik sebesar 5 orang, ceteris paribus. c. Koefisien Anggaran Kesehatan AK = - 0,002 menunjukkan Anggaran Kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo, atau dengan kata lain Penambahan Anggaran Kesehatan Universitas Sumatera Utara sebesar satu juta rupiah, akan mengakibatkan Jumlah Penduduk Miskin turun sebesar 2 orang, ceteris paribus. d. Koefisien Pajak Daerah PD = 0,005 menunjukkan bahwa Pajak Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Atau dengan kata lain jika penerimaan Pajak Daerah naik sebesar satu juta rupiah, Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo akan naik sebesar 5 orang, ceteris paribus.

4.8. Koefisien Determinasi R

2 Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi R Square dapat dilihat dari data di atas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,904. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yaitu Inflasi, Pengangguran, Anggaran Kesehatan, Pajak Daerah dapat menjelaskan 90,40 persen variasi variabel terikatnya yaitu Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Sedangkan sisanya sebesar 9,60 persen dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain yang tidak diteliti atau tidak termasuk kedalam model.

4.9. Uji Parsial Uji t