sebesar satu juta rupiah, akan mengakibatkan Jumlah Penduduk Miskin turun sebesar 2 orang, ceteris paribus.
d. Koefisien Pajak Daerah PD = 0,005 menunjukkan bahwa Pajak Daerah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Atau dengan kata lain jika penerimaan Pajak Daerah naik
sebesar satu juta rupiah, Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo akan naik sebesar 5 orang, ceteris paribus.
4.8. Koefisien Determinasi R
2
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi R Square dapat dilihat dari data di atas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi
adalah sebesar 0,904. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yaitu Inflasi, Pengangguran, Anggaran Kesehatan, Pajak Daerah dapat menjelaskan 90,40 persen
variasi variabel terikatnya yaitu Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Sedangkan sisanya sebesar 9,60 persen dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain
yang tidak diteliti atau tidak termasuk kedalam model.
4.9. Uji Parsial Uji t
Dari data di atas diketahui pengaruh variabel inflasi terhadap Jumlah Penduduk Miskin di mana hasil uji signifikansi sebesar 0,033 lebih kecil dari á =
0.050. Bila dibandingkan t-hitung sebesar 2,349 lebih besar dari t-tabel pada á = 0.025 yaitu 2,120. Hal ini berarti bahwa posisi titik hasil uji signifikansi dan t-hitung
Universitas Sumatera Utara
pada kurva distribusi normal berada pada wilayah penolakan Ho, menunjukkan variabel Inflasi signifikan pengaruhnya terhadap Jumlah Penduduk Miskin
di Kabupaten Karo. Pengaruh variabel Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di mana
hasil uji signifikansi sebesar 0,019 lebih kecil dari á = 0.050. Bila dibandingkan t- hitung sebesar 2.637 lebih besar dari t-tabel pada á = 0.025 yaitu 2,120. Hal ini
berarti bahwa posisi titik hasil uji signifikansi dan t-hitung pada kurva distribusi normal berada pada wilayah penolakan Ho, menunjukkan variabel Pengangguran
signifikan pengaruhnya terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo. Pengaruh variabel Anggaran Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk Miskin
dimana hasil uji signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari á = 0.050. Bila dibandingkan t-hitung sebesar 6,572 lebih besar dari t-tabel pada á = 0.025 yaitu
2,120. Hal ini berarti bahwa posisi titik hasil uji signifikansi dan t-hitung pada kurva distribusi normal berada pada wilayah penolakan Ho, menunjukkan variabel
Anggaran Kesehatan signifikan pengaruhnya terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo.
Pengaruh variabel Pajak Daerah terhadap Jumlah Penduduk Miskin di mana hasil uji signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari á = 0.050. Bila dibandingkan t-
hitung sebesar 7,837 lebih besar dari t-tabel pada á = 0.025 yaitu 2,120. Hal ini berarti bahwa posisi titik hasil uji signifikansi dan t-hitung pada kurva distribusi
normal berada pada wilayah penolakan Ho, menunjukkan variabel Pajak Daerah signifikan pengaruhnya terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Karo.
Universitas Sumatera Utara
4.10. Uji Serempak Uji F