Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

4.10. Uji Serempak Uji F

Dari output di atas dapat dilihat secara serempak pengaruh variabel Inflasi, Pengangguran, Anggaran Kesehatan, Pajak Daerah terhadap variabel Jumlah Penduduk Miskin di mana hasil uji signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari á = 0.050. Bila dibandingkan F-hitung sebesar 35,175 lebih besar dari F-tabel pada á = 0.05 yaitu 3,060. Hal ini berarti keempat variabel independen berpengaruh secara serempak pada variabel dependen.

4.11. Uji Asumsi Klasik

4.11.1. Uji Multikolinieritas

Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik pada hasil estimasi variabel independen, sebagaimana disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Estimasi Uji R 2 Hasil Regresi Antar Variabel Bebas Variabel Nilai R 2 PM = fI, P, AK, PD I = fP, AK, PD P = fI, AK, PD AK = fI, P, PD PD = fI, P, AK 0,904 0,493 0,615 0,563 0,654 Sumber: Hasil Penelitian 2010 Data Diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R 2 PM = fI,P,AK,PD = 0,904 lebih besar dibandingkan dengan nilai R 2 dalam regresi parsial, R 2 I = fP,AK,PD = 0.493, R 2 P = fI,AK,PD = 0.615, R 2 AK = fI,P,PD, = 0,563, R 2 PD = fI,P,AK = 0,654. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model empiris PM = fI, P, AK, PD tidak ditemukan adanya multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara

4.11.2. Uji Autokorelasi

Pengujian untuk melihat autokorelasi ialah dengan menggunakan Uji d Durbin-Watson Durbin-Watson d Test, adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Gambar 4.2. Statistik d Durbin-Watson Dari hasil pengolahan berdasarkan hasil regresi dari data sekunder yang diolah dengan menggunakan Program SPSS 17 diperoleh hasil bahwa nilai D-W statistik sebesar 2,125 sehingga diperoleh nilai D-W statistik berada pada daerah terima hipotesis nol yang mengatakan tidak ada autokorelasi positif ataupun autokorelasi negatif karena du d 4- du 1,83 2,125 2,17. Dari hasil pengujian dan analisis di atas maka diperoleh bahwa hasil penelitian determinan penduduk miskin yang telah dilakukan di Kabupaten Karo sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya. Bahwa Inflasi M E N O L A K Ho R A G U R A G U M E N O L A K Ho R A G U R A G U Derah Tidak Menolak Ho Tidak Ada Autokorelasi 2 4-du 2,17 4-dl 3,10 4 Fd dl 0,90 du 1,83 Universitas Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin sesuai dengan hasil penelitian Haris munandar, Ferry Kurniawan, 2007, Cuttler Katz 1991, Powers 1995, Fahma Sari Fatma 2005, Riko Marbun 2009. Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin sesuai dengan hasil penelitian Cuttler Katz 1991, Powers 1995, Fahma Sari Fatma 2005, Riko Marbun 2009, Halim 2001. Anggaran kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin sesuai dengan hasil penelitian Usman, Bonar M. Sinaga, Hermanto Siregar 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan atas hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel inflasi, berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo. 2. Variabel jumlah pengangguran, berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo. 3. Variabel anggaran kesehatan, berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo. 4. Variabel pajak daerah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran saran sebagai berikut: 1. Kepada Pemerintah Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin dipengaruhi oleh inflasi, pengangguran, pajak daerah hal ini berarti semakin tinggi inflasi, jumlah Universitas Sumatera Utara