Sub Model Pengusahaan Sarang Semut

penyerapan karbon tanpa memanfaatkan atau menebang kayu yang ada. Tren jumlah pohon per hektar tersebut cenderung meningkat dan konstan hingga akhir waktu simulasi yaitu pada tahun ke-120. Sedangkan dari segi pendapatan, skenario pengelolaan hutan berbasis karbon memperoleh keuntungan dari hasil kompensasi jasa penyerapan karbon yang menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 10.011.211,-ha dengan BCR 1,43 dan IRR sebesar 24, dengan artian usaha skenario pengelolaan hutan berbasis karbon layak untuk dijalankan dan baik secara ekologi. Akan tetapi dalam segi pendapatan masih lebih menguntungkan skenario pengelolaan hutan menggunakan sistem TPTI.

5.4 Pengelolaan Hutan Kombinasi

5.4.1 Sub Model Pengusahaan Sarang Semut

Myrmecodia pendans atau lebih dikenal dengan sebutan sarang semut, merupakan tanaman berkhasiat yang berasal dari tanah Papua. Belakangan tanaman ini marak diperbincangkan karena diyakini memiliki khasiat luar biasa untuk mengobati berbagai macam penyakit berat, antara lain : kanker, tumor, gangguan jantung terutama jantung koroner, stroke ringan maupun berat, ambeien wasir, benjolan-benjolan dalam payudara, gangguan fungsi ginjal dan prostat, haid dan keputihan, melancarkan peredaran darah, migren, paru-paru, rematik, sakit maag dan sebagainya. Hasil penelitian mendapati bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif penting, antara lain : flavanoid, tokoferol, fenolik dan kaya akan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti kanker. Sub model usaha sarang semut dibuat untuk mengetahui pendapatan tambahan yang dihasilkan dari pengusahaan sarang semut ketika moratorium penebangan berlaku dan perusahaan mengalihfungsikan hutan untuk penyerapan karbon. Pada skenario ini, komponen biaya terdiri dari biaya pengolahan selama memproduksi sarang semut, biaya kemasan dan biaya pemasaran. Sedangkan pendapatan diperoleh dari hasil penjualan sarang semut dalam bentuk simplisia. Proses pengolahan sarang semut dimulai dari pengunduhan di lapangan, kemudian sarang semut tersebut diiris tipis dan dikeringkan. Hasil dari sarang semut yang telah dipotong dan dikeringkan dinamakan simplisia. Harga simplisia saat ini Rp.65.000,-kg dan dalam setahun diasumsikan sebanyak 360 kg simplisia. Gambar 15 Sub model pengusahaan sarang semut. Skenario pengelolaan hutan yang menghasilkan manfaat tambahan secara finansial diperlukan ketika kebijakan moratorium penebangan diberlakukan dengan maksud mempertahankan kelestarian tegakan dan menurunkan emisi secara global. Karena jika pengelolaan hutan hanya difokuskan untuk penyerapan karbon saja tidak mencukupi untuk memperoleh keuntungan yang minimal setara dengan pengelolaan hutan menggunakan sistem TPTI. Untuk itu perlu formula khusus melalui beberapa skenario untuk mengetahui hasil hutan buan kayu yang berpotensi menambah pendapatan perusahaan. Kombinasi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan diantaranya adalah pemanfaatan sarang semut, pemanfaatan minyak lawang, dan pemanfaatan sagu yang memiliki potensi melimpah di sekitar areal kerja perusahaan. 5.4.2 Skenario Pengelolaan Hutan Kombinasi Karbon + Sarang Semut