Sub Model Pendugaan Stok Karbon Sub Model Pendugaan Pengusahaan Karbon

Tabel 5 Skenario perubahan suku bunga Simulasi perubahan suku bunga Suku bunga 5 10 15 NPV Rp 58.356.086,88 17.032.509,69 2.417.058,81 Sumber data : hasil simulasi model.

5.3 Model Simulasi Pengelolaan Hutan Berbasis Karbon

5.3.1 Sub Model Pendugaan Stok Karbon

Pada sub model ini dilakukan pendugaan terhadap jumlah kandungan karbon pada suatu areal. Parameter yang digunakan adalah jumlah pohon dari masing-masing KD yang kemudian dikonversi dalam bentuk biomassa menggunakan persamaan allometrik yang dibuat oleh Brown 1997 pada iklim lembab, yaitu B = EXP-2.134+2.53LnD1000KD dimana D merupakan diameter dan KD merupakan jumlah pohon pada masing-masing kelas diameter. Biomassa dinyatakan dalam ukuran berat kering, dalam kgha atau tonha. Biomassa yang diukur pada simulasi kali ini adalah biomassa atas permukaan tanah pada hutan bekas tebangan. Biomassa yang didapat kemudian dikonversi ke karbon dengan asumsi 50 dari biomassa adalah karbon Brown 1997. Karbon stok yang diperoleh merupakan penjumlahan stok karbon masing-masing KD. Hasil pendugaan stok karbon ini berguna untuk memprediksi serapan emisi yang diserap oleh tegakan melalui proses fotosintesis yang nantinya digunakan untuk perhitungan kompensasi penyerapan karbon. Gambar 12 Sub model pendugaan stok karbon. KD1019 KD2029 KD3039 KD4049 KD5059 KD60up D1019 D2029 D3039 D4049 D5059 C KD1019 C KD2029 C KD3039 C KD4049 C KD5059 D60up C KD60up C tot Pendugaan Stok Karbon

5.3.2 Sub Model Pendugaan Pengusahaan Karbon

Sub model pendugaan pengusahaan karbon mensimulasikan proyeksi pendapatan yang diperoleh dalam skema perdagangan karbon ketika perusahaan melakukan kebijakan moratorium penebangan. Sub model pendapatan karbon terdiri dari komponen harga karbon, stok karbon, pendapatan karbon, biaya tetap, biaya validasi, biaya verifikasi, biaya sertifikasi dan komponen nilai kelayakan usaha. Pendapatan karbon dihasilkan dari kompensasi jasa penyerapan karbon yang diperoleh dari pembeli jasa penyerapan karbon, bisa dalam lingkup nasional maupun internasional atau dalam hal ini negara-ngeara maju. Pendapatan karbon tersebut kemudian dikurangi biaya-biaya pengusahaan karbon. Biaya validasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran pengesahan suatu proyek REDD yang dijalankan antara penjual jasa penyerapan karbon dengan penerima jasa, biaya verifikasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memantau keberlanjutan dan tingkat keberhasilan proyek REDD yang dijalankan, sedangkan biaya sertifikasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sertifikasi pengurangan emisi per karbon yang terjual. Besarnya biaya-biaya tersebut mengacu kepada Plan Vivo Standard yang diadaptasi dari Peraturan Menteri Kehutanan No P. 36Menhut-II2009, dimana biaya validasi diasumsikan sebesar 12500 US, biaya verifikasi sebesar 30.000 US dalam jangka waktu pengusahaan 5 tahun dan biaya sertifikasi karbon sebesar 0,5 US per karbon yang terjual dengan nilai kurs rupiah diasumsikan sebesar US 1 = Rp. 8.500,-. Besarnya jumlah karbon yang dapat dikompensasi ke dalam bentuk pendapatan tambahan dan biaya pengusahaan karbon diakumulasi berdasarkan jumlah stok karbon pada waktu tertentu yang diduga pada sub model pendugaan stok karbon. Biaya tersebut dijumlahkan dengan biaya tetap manajemen yang wajib dikeluarkan setiap tahun. Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya, baik untuk pengelolaan hutan berbasis produksi kayu ataupun pengelolaan hutan berbasis jasa penyerapan karbon. Dalam sub model ini juga menghitung nilai kelayakan usaha pada skenario yang dibuat dengan tingkat suku bunga 10. Gambar 13 Sub model pendugaan biaya pengusahaan karbon.

5.3.3 Skenario Pengelolaan Hutan Berbasis Karbon