Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan Konseptualisasi Model

5.2.1 Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan

Penurunan siklus tebang dan batas diameter minimal pohon layak tebang yang diatur dalam Permenhut No. 11 tahun 2009 menyebabkan besarnya volume tebangan yang tidak diiringi dengan peningkatan riap pertumbuhan tegakan yang mengakibatkan tingkat kelestarian hutan sulit dicapai pada siklus tebang berikutnya. Untuk itu perlu dilakukan suatu simulasi yang bertujuan untuk menduga potensi tegakan dan proyeksi pendapatan yang dihasilkan dari simulasi skenario pengelolaan hutan menggunakan sistem TPTI pada siklus tebang berikutnya . Batasan yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Siklus tebang adalah interval waktu dalam tahun antara dua penebangan yang berurutan di tempat yang sama dalam sistem sivikultur polisiklik. 2. Struktur tegakan adalah banyaknya pohon per satuan luas per hektar pada setiap kelas diameter. 3. Ingrowth didefinisikan sebagai besarnya tambahan jumlah pohon terhadap banyaknya pohon per hektar pada kelas diameter KD terkecil selama periode waktu tertentu. 4. Upgrowth adalah besarnya tambahan jumlah pohon per hektar terhadap kelas diameter tertentu yang berasal dari kelas diameter dibawahnya selama periode waktu tertentu. 5. Mortality adalah banyaknya pohon per hektar yang mati pada setiap kelas diameter dalam periode waktu tertentu akibat penebangan. 6. Hasil tebangan diperoleh dari pemanenan pohon berdiameter 40 cm up. 7. Penerimaan diperoleh dari penjualan kayu hasil produksi. 8. Pengeluaran terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi kayu.

5.2.2 Konseptualisasi Model

Model konseptual yang dikembangkan dapat dideskripsikan melalui stok dan aliran. Sub model akan saling mempengaruhi satu sama lainya. Pemodelan ini menggunakan satuan tahun. Fase konseptual model ini bertujuan mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang model-model yang dibuat, terdiri dari : sub model dinamika struktur tegakan dan sub model pendapatan kayu. Sub model dinamika tegakan mensimulasikan proyeksi tegakan masing- masing kelas diameter yang dipengaruhi oleh jumlah pohon per hektar, luas bidang dasar tegakan, pertumbuhan, dan kematian. Sub model dinamika tegakan merupakan sub model yang paling penting karena dapat mempengaruhi sub model lainya. Sub model pendapatan kayu menggambarkan potensi pendapatan yang akan diperoleh dalam suatu waktu melalui produksi kayu layak tebang setelah dikurangi dengan biaya produksi kayu. Sub model pendapatan kayu dipengaruhi oleh sub model dinamika tegakan karena pendapatan kayu dihasilkan dari panen pohon layak tebang pada kelas diameter 40cm up.

5.2.3 Spesifikasi Model