3.3.3 Pemodelan Sistem
Tahapan pemodelan menurut Grant et al. 1997, sebagai berikut :
1. Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan
Identifikasi isu atau masalah dilakukan untuk mengetahui dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Setelah identifikasi isu dilakukan maka
selanjutnya ditentukan tujuan dari pemodelan tersebut. Batasan dapat berupa batas daerah atau ruang, batas waktu dan batasan isu yang telah diidentifikasi sesuai
dengan tujuan pemodelan.
2. Konseptualisasi Model
Tahap ini bertujuan untuk menentukan suatu konsep dan tujuan model sistem yang akan dianalisis. Penyusunan model konseptual didasarkan pada segala
sistem yang terkait antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, sehingga dapat mendekati keadaan yang sebenarnya. Kenyataan yang ada di alam
dimasukkan dalam simulasi dengan memeperhatikan komponen-komponen yang terkait sesuai dengan konsep dan tujuan melakukan pemodelan simulasi. Konsep
yang dibuat dalam pemodelan ini terdiri dari tujuh sub model, sebagai berikut : 1.
Sub model dinamika struktur tegakan. 2.
Sub model pendapatan kayu. 3.
Sub model pendugaan stok karbon 4.
Sub model pendugaan biaya usaha karbon dengan Plan Vivo Standard. 5.
Sub model usaha sarang semut. 6.
Sub model usaha minyak lawang. 7.
Sub model usaha sagu.
3. Hubungan Antar Sub Model
Sub model dinamika struktur tegakan menjelaskan dinamika jumlah pohon per hektar dan besarnya jumlah tebangan. Sub model Pendapatan menjelaskan
besarnya jumlah pendapatan dari penebangan kayu berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan. Sub model pendugaan stok karbon menjelaskan dinamika besarnya
stok karbon. Sub model pendapatan menjelaskan besarnya nilai ekonomi yang akan didapatkan dari besarnya stok karbon menggunakan plan vivo standart.
Sub model usaha sarang semut menggambarkan potensi pendapatan tambahan dari pengusahaan sarang semut. Sub model minyak lawang
mensimulasikan pendapatan dari pengusahaaan minyak lawang. sedangkan sub model usaha sagu merupakan simulasi tentang pendapatan yang dihasilkan dari
pengusahaan sagu. Alternatif usaha hasil hutan bukan kayu tersebut dilakukan ketika kebijakan moratorium penebangan berlaku dan pengelolaan hutan berbasis
karbon tidak bisa menutupi besarnya biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Gambar 2 Hubungan antar sub model.
4. Spesifikasi Model