Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Individu Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Korporasi

51 1. Harus ada perbuatan yang bertentangan dengan hukum, atau dengan kata lain: harus ada unsur melawan hukum. jadi ada unsur objektif. 2. Terhadap pelakunya ada unsur kesalahan dalam bentuk kesengajaan dan atau kealpaan, sehingga perbuatan yang melawan hukum tersebut dapat di pertanggungjawabkan kepadanya. jadi ada unsur subjektif. Pertanggungjawaban dalam hukum pidana harus dengan adanya kesalahan yang memiliki unsur sebagai berikut : 70 1. Melakukan perbuatan pidana sifat melawan hukum 2. Di atas umur tertentu mampu bertanggungjawab 3. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan. 4. Tidak adanya alasan pemaaf Pelaku tindak pidana perdagangan orang dapat digolongkan menjadi 4 empat kelompok, sebagai berikut : 71 1. Orang perseorangan, yaitu setiap individuperorangan yang secara langsung bertindak melakukan perbuatan pidana perdagangan orang. 2. Kelompok, yaitu kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama melakukan perbuatan pidana perdagangan orang. 3. Korporasi, yaitu perkumpulanorganisasi yang didirikan dan dapat bertindak sebagai subjek hukum yang bergerak di bidang usaha yang dalam pelaksanaannya melakukan penyalahgunaan izin yang diberikan. 4. Aparat, yaitu pegawai negeri atau pejabat pemerintahan yang diberi wewenang tertentu namun melakukan penyalahgunaan dari yang seharusnya dilakukan.

1. Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Individu

70 Moeljatno.Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2008, halaman 177. 71 Farhana. Op.Cit. halaman 121. Universitas Sumatera Utara 52 Setiap individu, baik individu pada umumnya maupun penyelenggara negara yang terlibat dengan tindak pidana perdagangan orang, akan bertanggung jawab secara pidana atas tindak pidana yang dilakukannya. Eksistensi Pasal 2, 3, 4 dan pasal-pasal lainnya yang tidak menyebut secara eksplisit subjek deliknya, hakikatnya ditujukan kepada individu pada umumnya sehingga yang berlaku dalam konteks pertanggungjawaban pidana secara umum telah diterima oleh ahli hukum pidana dan dijadikan sebagai dasar untuk membuktikan apakah ketika pelaku melakukan tindak pidana, pada dirinya memang merupakan orang yang dapat dicela atau memiliki kesalahan. 72 Setiap individu baru akan dimintai pertanggungjawaban pidana apabila terbukti melakukan perbuatan berupa merekrut seseorang dengan ancaman kekerasan atau menggunakan sarana paksaan untuk tujuan eksploitasi. Singkatnya, subjek delik dalam tindak pidana perdagangan orang baru akan dinyatakan bertanggung jawab secara pidana apabila subjek delik dimaksud terbukti melakukan tindak pidana perdagangan orang. Tidak mungkin mempertanggungjawabkan secara pidana jika sebelumnya seseorang tidak melakukan tindak pidana perdagangan orang. 73

2. Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Korporasi

Pertanggungjawaban korporasi dalam pemberantasan tindak pidana perdagangan orang diatur dalam ketentuan Pasal 13 ayat 2 dan Pasal 14. Pasal 13 ayat 2 menyatakan : “Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh suatu korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka penyidikan, penuntutan, dan pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan.atau pengurusnya” Jika diperhatikan, ketentuan Pasal 13 ayat 2 sesungguhnya terkait dengan pertanggungjawaban pidana korporasi. Ketika korporasi melakukan tindak pidana perdagangan orang, pihak yang bertanggung jawab atas tindak pidana tersebut adalah korporasi danatau pengurusnya. Makna “korporasi danatau pengurusnya” mengindikasikan bahwa paling tidak terdapat tiga kemungkinan pertanggungjawaban pidana korporasi dalam perkara pidana perdagangan orang, yaitu : 74 1. Korporasi yang melakukan tindak pidana, yang bertanggung jawab adalah korporasi itu sendiri ; 72 Mahrus Ali dan Bayu Aji Pramono. Op.Cit. halaman 229. 73 Ibid. 74 Ibid. halaman 241. Universitas Sumatera Utara 53 2. Korporasi yang melakukan tindak pidana, yang bertanggung jawab adalah pengurusnya ; dan 3. Korporasi yang melakukan tindak pidana, yang bertanggung jawab adalah korporasi dan pengurusnya. Ketika korporasi dapat dipertanggungjawabkan atas tindak pidana perdagangan orang yang dilakukannya, maka pemanggilan untuk menghadap dan penyerahan surat panggilan disampaikan kepada pengurus di tempat pengurus berkantor, di tempat korporasi itu beroperasi, atau di tempat tinggal pengurus Pasal 14.

3. Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Kelompok Terorganisasi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perdagangan Orang Menurut Konvensi Hak Anak 1989

0 98 86

Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

3 59 100

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Nomor : 1554/Pid. B/2012/PN.Mdn)

3 64 101

Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking) (Studi Di Poltabes Medan)

6 106 124

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi di Pengadilan Negeri Medan)

1 78 149

Hak Restitusi Sebagai Bentuk Perlindungang Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Kasus Nomor 1554/Pid.B/2012/PN.MDN)

1 65 92

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Nomor : 1554/Pid. B/2012/PN.Mdn)

0 0 23

BAB II BENTUK – BENTUK, FAKTOR PENYEBAB DAN AKIBAT DARI TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (HUMAN TRAFFICKING) A. Bentuk – Bentuk Tindak Pidana Perdagangan Orang - Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking)

0 0 20