Pertimbangan Hukum Unsur Setiap Orang ; Unsur Melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,

64 amanat Undang – Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang – Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang.

2. Pertimbangan Hukum

Hakim yang mengadili perkara ini dalam putusan perkara ini mempertimbangkan yang pokoknya menerangkan sebagai berikut : 86 Dari fakta-fakta hukum dengan demikian perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur- unsur sebagaimana yang didakwakan kepadanya, yaitu KESATU melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang RI No.21 Tahun 2007, atau KEDUA melanggar Pasal 82 Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002. Bahwa karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum bersifat alternatif maka kepada Majelis Hakim diberikan kewenangan untuk memilih salah satu dari Dakwaan itu Pertama atau Kedua sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, dan apabila salah satu dari dakwaan itu telah terbukti dan terpenuhi maka untuk dakwaan yang lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan Majelis Hakim akan mempertimbangkan Dakwaan Pertama, melanggar Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007, yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

1. Unsur Setiap Orang ;

Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Pengertian Setiap Orang adalah Orang perseorangan atau koorporasi yang melakukan tindak pidana perdagangan orang. Orang perseorangan dalam hal ini dimaksudkan adalah orang sebagai subjek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum. yang dalam perkara telah di hadapkan di di persidangan terdakwa ANDREAS GINTING alias UCOK, yang identitasnya sesuai dengan identitas terdakwa dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan dibenarkan oleh terdakwa dipersidangan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur “Setiap Orang” telah terpenuhi.

2. Unsur Melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,

pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau 86 Berdasarkan Perimbangan Hakim dalam menjatuhkan Putusan Nomor 1554Pid.B2012PN.MDN Universitas Sumatera Utara 65 manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain : Bahwa dari fakta-fakta yang terungkap dipersidangan benar terdakwa Andreas Ginting alias Ucok ada mengelola sebuah Cafe milik orangtuanya yaitu Cafe Pesona yang terletak di Jalan Sei Indah No. 30 Desa Sunggal Kanan, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dimana Cafe tersebut dibuka mulai dari pukul 20.00 Wib sampai pukul 03.00 Wib dengan mempekerjakan karyawan laki-laki dan perempuan, diantaranya Ela Julaeha, Nyai alias Ai, Deden Wahyu, Minar dan Diana yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat dan Marlan berasal dari Medan. Pada bulan Nopember 2011 terdakwa ada menyampaikan kepada para karyawan termasuk kepada Ela Julaeha agar dicarikan orang untuk bekerja di RestoranCafe Pesona, dan juga sebagai supir dan pembantu untuk mengurus ibu terdakwa, dan atas permintaan terdakwa tersebut Ela Julaeha telah menghubungi saksi Titin Sumartini alias Entin yang berada di Sukabumi Jawa Barat melalui Telepon Seluler Hand Phone dan meminta tolong agar dicarikan orang yang mau bekerja di Restoran di Medan, dan juga sebagai supir dan pembantu sesuai dengan permintaan terdakwa, dan atas permintaan tersebut saksi Titin Sumartini alias Entin menyanggupinya, kemudian hal tersebut diberitahukan oleh Ela Julaeha kepada terdakwa. Selanjutnya terdakwa berhubungan dengan saksi Titin Sumartini alias Entin untuk meminta tolong kepada saksi agar dicarikan orang yang mau bekerja di Restoran di Medan dan juga yang mau dipekerjakan sebagai supir dan pembantu. Terdakwa juga ada menjanjikan akan memberi bonus sebesar Rp. 1.000.000 Satu juta rupiah per orang kepada saksi Titin Sumartini. Terdakwa telah mentransfer uang ke rekening saksi sebanyak dua kali, yaitu yang pertama sebesar Rp.350.000 Tiga ratus lima puluh ribu rupiah dan yang kedua sebesar Rp. 200.000,- Dua ratus ribu rupiah. Untuk memenuhi permintaan terdakwa tersebut, saksi Titin Sumartini telah menawarkan kepada saksi korban Lisna Widiyanti tetangga saksi Titin Sumartini di Sukabumi kalau mau bekerja di Medan sebagai kasir di Restoran dengan gaji sebesar Rp.1.000.000 Satu juta rupiah perbulan, serta kepada Iqbal Salehudin sebagai cleaning service dan tawaran tersebut disanggupi oleh saksi korban dan Iqbal Salehudin, selanjutnya saksi Titin Sumartini menyampaikan hal tersebut kepada Enong Sulyani Ibu kandung Lisna Widiyanti namun saksi Enong Sulyani merasa keberatan dengan mengatakan bahwa Lisna Widiyanti masih anak-anak dan baru berumur 15 lima belas tahun, akan tetapi karena saksi Lisna Widiyanti terus menangis dan tetap ingin bekerja di Medan, akhirnya orangtuanya mengizinkan Lisna Widiyanti untuk bekerja di Medan Pada tanggal 14 Desember 2011 saksi Titin Sumartini, saksi Lisna Widiyanti dan Iqbal Salehudin berangkat dari sukabumi menuju Jakarta dengan menaiki bis dan setelah tiba dirumah terdakwa di Rawamangun Jakarta bertemu dengan isteri terdakwa Asrat Nitawati karena sebelumnya terdakwa telah memberitahukan hal tersebut kepada isterinya melalui pembantunya, dan keesokan harinya saksi Titin Sumartini kembali ke Sukabumi sedangkan saksi Lisna Widiyanti dan Iqbal Salehudin masih tinggal beberapa hari di Rumah terdakwa di Universitas Sumatera Utara 66 Jakarta menunggu diberangkatkan ke Medan. Pekerjaan saksi korban Lisna Widiyanti di Cafen Pesona adalah melayani tamu-tamu yang datang minum ke Cafe tersebut, mulai dari pukul 20.00 Wib sampai dengan pukul 03.00 Wib dengan berpenampilan sexi yaitu pakaian dengan baju tanpa lengan dan celana pendek, dan dari pekerjaan tersebut saksi korban dijanjikan oleh terdakwa dengan gaji Rp.300.000,- Tiga ratus ribu rupiah perbulan, ditambah adanya bonus botol yaitu bonus sebesar Rp. 2000,- Dua ribu rupiah perbotol dari jumlah minimal yang terjual, serta uang tip dari tamu yang minum yang jumlahnya bervariasi. Sekira tanggal 8 Januari 2012 sekira pukul 15.00 Wib terdakwa telah membawa Lisna Widiyanti keluar dari Cafe Pesona dengan alasan untuk melihat rumah baru terdakwa, dan setelah dari rumah baru milik terdakwa ternyata Lisna Widiyanti telah dibawa oleh terdakwa ke Hotel Pardede International Cottage dan didalam kamar Hotel tersebut Lisna Widiyanti telah disetubuhi oleh terdakwa seperti layaknya sebagai suami isteri, dengan janji bahwa terdakwa akan bertanggungjawab atas perbuatannya ; Selama saksi korban bekerja sebagai pelayan di Cafe Pesona belum pernah menerima gaji dari terdakwa, dan malah untuk membeli makanan setiap hari saksi korban terpaksa menggunakan uangnya sendiri yang diperoleh dari bonus botol dan uang tip yang diberikan tamu, sehingga dengan keadaan tersebut makan pada tanggal 16 Janurai 2012 sekira pukul 18.00 Wib saksi korban telah melarikan diri meninggalkan Cafe Pesona yang dibantu oleh saksi Marlan, dan kemudian dengan ditemani oleh Marlan saksi korban Lisna Widiyanti telah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumatera Utara ; Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka unsur “Unsur Melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain”, telah terpenuhi

3. Unsur untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perdagangan Orang Menurut Konvensi Hak Anak 1989

0 98 86

Analisis Juridis Terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Percobaan Tindak Pidana Perdagangan Orang Dikaitkan Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

3 59 100

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Nomor : 1554/Pid. B/2012/PN.Mdn)

3 64 101

Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking) (Studi Di Poltabes Medan)

6 106 124

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi di Pengadilan Negeri Medan)

1 78 149

Hak Restitusi Sebagai Bentuk Perlindungang Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Kasus Nomor 1554/Pid.B/2012/PN.MDN)

1 65 92

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Putusan Nomor : 1554/Pid. B/2012/PN.Mdn)

0 0 23

BAB II BENTUK – BENTUK, FAKTOR PENYEBAB DAN AKIBAT DARI TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (HUMAN TRAFFICKING) A. Bentuk – Bentuk Tindak Pidana Perdagangan Orang - Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking)

0 0 20