50
3. Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan
Orang
Tindak pidana atau
strafbaarfeit
merupakan suatu perbuatan yang mengandung unsur perbuatan yang dapat dipidana dan unsur pertanggungjawaban pidana.
66
Kemampuan bertanggungjawab merupakan salah satu unsur kesalahan yang tidak dapat dipisahkan dengan
dua unsur tindak pidana lain. Pertanggungjawaban yang merupakan inti dari kesalahan yang dimaksud di dalam hukum pidana adalah pertanggungjawaban menurut hukum pidana.
Walaupun sebenarnya menurut etika setiap orang bertangungjawab atas segala perbuatannya, tetapi dalam hukum pidana yang menjadi pokok permasalahan hanyalah tingkah laku yang
mengakibatkan hakim menjatuhkan pidana
67
Dasar adanya tindak pidana adalah asas legalitas, sedangkan dasar dapat di pidananya pembuat adalah asas kesalahan. Ini berarti bahwa pembuat tindak pidana hanya akan di
pidana jika ia mempunyai kesalahan dalam melakukan tindak pidana tersebut. Berdasarkan hal tersebut Sudarto juga mengatakan hal yang sama, bahwa :
68
“Dipidananya seseorang tidaklah cukup apabila orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum. Jadi
meskipun perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik dalam undang-undang dan tidak dibenarkan
an objective breach of a panel provision
, namun hal tersebut belum memenuhi syarat untuk penjatuhan pidana. Untuk pemidanaan masih perlu
adanya syarat, bahwa orang yang melakukan perbuatan itu mempunyai kesalahan atau bersalah
subjective guilt
. Dengan perkataan lain, orang tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya atau jika dilihat dari sudut
perbuatannya, perbuatannya baru dapat dipertanggungjawabkan kepada orang tersebut.”
Kesalahan merupakan masalah pertanggungjawaban pidana. Seseorang melakukan kesalahan, jika pada waktu melakukan delik, dilihat dari segi masyarakat patut dicela.
Dengan demikian seseorang mendapatkan pidana, tergantung pada dua hal, yaitu :
69
66
Mahmud Mulyadi dan Feri Antono Surbakti. Politik Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Korporasi
. Jakarta : PT.Sofmedia, 2010. halaman 34.
67
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011. halaman 85.
68
Teguh Prasetyo. Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana . Bandung : Nusa Media, 2011. halaman 49.
69
Martiman Prodjohamidjojo. Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia . Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1997. halaman 31.
Universitas Sumatera Utara
51
1. Harus ada perbuatan yang bertentangan dengan hukum, atau dengan kata lain: harus ada
unsur melawan hukum. jadi ada unsur objektif. 2.
Terhadap pelakunya ada unsur kesalahan dalam bentuk kesengajaan dan atau kealpaan, sehingga perbuatan yang melawan hukum tersebut dapat di pertanggungjawabkan
kepadanya. jadi ada unsur subjektif. Pertanggungjawaban dalam hukum pidana harus dengan adanya kesalahan yang
memiliki unsur sebagai berikut :
70
1. Melakukan perbuatan pidana sifat melawan hukum
2. Di atas umur tertentu mampu bertanggungjawab
3. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan.
4. Tidak adanya alasan pemaaf
Pelaku tindak pidana perdagangan orang dapat digolongkan menjadi 4 empat kelompok, sebagai berikut :
71
1. Orang perseorangan, yaitu setiap individuperorangan yang secara langsung bertindak
melakukan perbuatan pidana perdagangan orang. 2.
Kelompok, yaitu kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama melakukan perbuatan pidana perdagangan orang.
3. Korporasi, yaitu perkumpulanorganisasi yang didirikan dan dapat bertindak sebagai
subjek hukum yang bergerak di bidang usaha yang dalam pelaksanaannya melakukan penyalahgunaan izin yang diberikan.
4. Aparat, yaitu pegawai negeri atau pejabat pemerintahan yang diberi wewenang tertentu
namun melakukan penyalahgunaan dari yang seharusnya dilakukan.
1. Pertanggungjawaban Pidana Perdagangan Orang Oleh Individu